Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

TEKNOLOGI MOTOR BENSIN

“Sistem Bahan Bakar Konvensional Dan Electronic Fuel Injection (EFI)”

OLEH :

PUTRI ANGGRAINI S

(1823041007)

01 PTO

KELOMPOK 2

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
A. Sistem Konvensional
1. Sistem Bahan Bakar
Sistem bahan bakar dalam teknik otomotif adalah suatu sistem yang
berfungsi untuk menyimpan bahan bakar secara aman, menyalurkan bahan
bakar ke mesin dan mengkabutkan bahan bakar agar bercampur dengan
udara. Menurut (Pratam dan Qiram, 2019) fungsi system bahan bakar yaitu :
a. Sebagai penyuplai bahan bakar
b. Membersihkan bahan bakar dari kotoran
c. Mengubah bahan bakar cair menjadi bahan bakar gas
d. Mengatur suplai bahan bakar sesuai kebutuhan mesin
Komponen Sistem Bahan Bakar

Komponen utama dari sistem bahan bakar terdiri dari tangki, selang
bahan bakar, saringan bahan bakar dan karburator.
a. Tangki bahan bakar
Tangki merupakan tempat persediaan bahan bakar. Pada sepeda
motor biasanya ditempatkan dibagian depan atau di bawah jok. Entah di
bawah jok bagian bagian depan maupun belakang. Tangki bahan bakar
dilengkapi dengan pelampung dan sebuah tahanan geser untuk
keperluan alat pengukur jumlah bahan bakar yang ada di dalam tangki.
Adapun fungsi dari tangki bahan bakar yaitu:
- Penutupan dan pelindung lubang pemasukan dari debu dan air
- Tempat sirkulasi udara atau pernafasan pada aliran bahan bakar
- Menjaga bensin tidak tumpah
b. Selang Bahan Bakar
Selang bahan bakar berfungsi sebagai saluran perpindahan bahan
bakar dari tangki ke karburator.
c. Saringan bahan bakar
Saringan bahan bakar berfungsi sebagai penyaring bahan bakar
yang dialirkan melalui selang bahan bakar. Saringan bahan bakar
menyaring kotoran-kotoran yang mungkin ditimbulkan oleh endapan
bahan bakar pada tangki bahan bakar.
d. Saringan udara
Saringan udara berfungsi untuk menyaring udara yang akan
masuk ke karburator. Apabila udara yang masuk ke karburator tidak
disaring maka karburator akan cepat kotor. Apabila karburator kotor,
maka akan mengurangi kinerja dari karburator.
e. Karburator
Karburator memproses bahan bakar cair menjadi partikel kecil
dan dicampur dengan udara sehingga memudahkan penguapan.
Prosesnya serupa dengan penyemburan (spray).
Fungsi dari karburator adalah:
 Mengatur perbandingan campuran antara udara dan bahan
bakar.
 Mengubah campuran tersebut menjadi kabut.
 Menambah atau mengurangi jumlah campuran tersebut sesuai
dengan kecepatan dan beban mesin yang berubah-ubah.
f. Pompa Bahan Bakar
Letak tangki bensin yang lebih rendah dari karburator
mengakibatkan bensin tidak bisa mengalir dengan sendirinya dari
tangki menuju karburator. Pada pompa bensin karburator menggunakan
diafragma dan dua buah katup, yaitu katup masuk dan katup keluar.
Membuka dan menutupnya katup digerakkan oleh tekanan bensin.
Diafragma digerakkan oleh naik turun cam dan pegas.
2. Tipe-tipe Karburator
Berdasarkan konstruksinya, karburator pada sepeda mesin dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi)
b. Karburator dengan venturi berubah-ubah (slide carburettor or variable
venturi)
c. Karburator dengan kecepatan konstan (constant velocity carburettor)
3. Bagian-Bagian Karburator
a. Sebuah tabung berbentuk silinder.
b. Percik utama (main nozzle).
c. Venturi
d. Katup trotel (throttle valve atau throttle butterfly).
e. Spuyer utama (main jet).
f. Pilot jet / slow jet
g. Jet needle (jarum pengabut)
h. Pilot air jet.
i. Diafragma dan pegas
j. Main air jet
k. Pilot screw
4. Analisis Kerusakan Dan Dampak
a. Pompa bahan bakar
Kerusakan yang sering terjadi pada pompa bensin manual adalah
sistem kevacumannya sudah lembek,sehingga tidak dapat menghisap
atau memompa dengan baik akibatnya bensin tidak dapat teralirkan
dengan sempurna.
Gejala yang ditimbulkan jika pompa bahan bakar manual rusak
biasanya mobil menjadi susah hidup. Untuk mengetesnya coba lepaskan
selang dari pompa bahan bakar yang menuju ke bensin, kemudian
starter mobil (pastikan bensin masih ada/atau tidak habis di dalam
tangki) jika bensin tidak keluar, atau keluar tapi setetes dapat dipastikan
pompa bensin rusak. Tetapi jika bensin keluar dan mengalir dengan
deras mungkin ada kerusakan lain pada sistem bahan bakar atau
pengapian.
b. Karburator
 Kerusakan pada karburator yang mengakibatkan mesin tidak mau
nyala antara lain adalah.: Terlalu banyak udara yang masuk kedalam
ruang bakar, yang biasanya disebabkan oleh terlalu kendornya baut
pengatur udara pada karburasi atau baut yang menghubungkan
antara manipol dan karburasi atau manipol dengan silinder kop
kurang kencang sehingga mengakibatkan kurang rapatnya
sambungan tersebut. sehingga udara bisa masuk melalui sela-sela
sambungan manipol.
c. Jet / Spoeyer
Langsam tersumbat, Bensin tidak mau turun di dalam tangki
karburasi. hal ini bisa disebabkan karena selang bensin tersumbat,
filter pada kran bensin terlalu kotor, atau selang hisapnya terlepas
dari nepel manipol.
Kerusakan yang mengakibatkan suara mesin tidak bisa stasioner
(langsam) antara lain tersumbatnya jet / spoeyer langsam, atau jet
tersebut lepas dari dudukannya karena ulirnya mengalami kerusakan
l. Pelampung
Setelan pelampung kurang tepat, sehingga bensin selalu kurang
pada tampungan bensin yang ada dalam karburasi. Biasanya hal
tersebut terjadi karena disebabkan oleh faktor manusia yang suka
merubah posisi sudut pendorong pada jarum pengapung. sehingga
posisi sudutnya terlalu renggang ke atas atau sudah tidak seperti
semula lagi. Walaupun pengapung dalam posisi kebawah, jarum
pengapung masih tetap menutupi saluran pada bensin. dan
sebaliknya apabila sudut pendorong pada jarum pengapung terlalu ke
bawah maka yang terjadi ketika bensin memasuki tempat
penampungan bensin dan mengangkat pengapung keatas maka,
jarum tidak dapat menutupi saluran bensin dengan rapat sehingga
bensin akan terus menerus mengalir kedalam tampungan bensin dan
mengakibatkan bensin akan luber hingga menetes keluar karburasi.
B. Sistem Injeksi Bahan Bakar Elektronik (EFI System)
1. Pengertian
EFI (Elektronic Fuel Injection) adalah suatu sistem penyemprotan
bahan bakar yang dalam kerjanya dikontrol oleh ECU (Engine Control
Unit) agar didapatkan nilai campuran udara dan bahan bakar sesuai dengan
kebutuhan motor bakar, sehingga didapatkan daya motor yang optimal
dengan pemakaian bahan bakar yang minimal serta mempunyai gas buang
yang ramah lingkungan. ECU (Engine Control Unit) mengatur jumlah
bahan bakar untuk dikirim ke mesin pada saat penginjeksian dengan
perbandingan udara dan bahan bakar yang optimal berdasarkan kepada
karakteristik kerja mesin. Sitem EFI menjamin perbandingan yang ideal
dan efisiensi bahan bakar.
Tujuan EFI (electronic fuel injection) di buat adalah untuk
menutupi kelemahan sistem bahan bakar konvensional dengan
menggunakan karburator. Di mana pada karburator terjadi konsistenan
AFR (Air fuel ratio/perbandingan bahan bakar dengan udara) yang di
hasilkan. Angka AFR yang ideal adalah 14,7 (stoichiometri ) pada setiap
tingkatan putaran mesin (RPM).
2. Klasifikasi Sistem EFI
Sistem dasar EFI diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Sistem Bahan Bakar, berfungsi menyediakan bahan bakar bertekanan
tinggi (2,5- 3 Kg/cm2).
Komponen-komponen sistem bahan bakar EFI sepeda motor adalah
sebagai berikut :
- Fuel Suction Filter
- Fuel Pressure RegulatorFuel Pump
- Throttle Body
- Fuel Injector
- Fuel Feed Hose
- Fuel Tank
b. Sistem Induksi Udara, berfungsi mengatur dan mengukur aliran udara
yang masuk ke dalam silinder.
Komponen-komponen sistem induksi udara (EFI tipe D) terdiri dari :
Saringan udara, Throttle body (yang didalamnya terdapat : Manifold
Absolute Pressure (MAP) Sensor, Throttle Position (THP) Sensor,
Intake Air Temperature (IAT) Sensor), dan Intake Manifold.
c. Sistem Kontrol Injeksi, berfungsi mengontrol jumlah injeksi bahan
bakar yang disesuaikan dengan daya, beban, putaran dan temperatur
mesin serta lingkungan, berdasarkan masukan dari sensor-sensor yang
ada agar diperoleh campuran bahan bakar-udara yang paling tepat.
Sistem kontrol elektronik terdiri dari komponen berikut :
- Bagian input
- Proses
- Output
3. Kelebihan Sistem EFI
Sistem Bahan Bakar Injeksi Dibanding dengan karburator, Engine
Management System mempunyai keuntungan sebagai berikut:
a. Memungkinkan pembentukan campuran yang homogen pada setiap
silinder
b. Perbandingan bahan bakar dan udara diperoleh pada setiap rpm mesin
c. Respon yang baik sesuai dengan perubahan throttle
d. Koreksi campuran bahan bakar dan udara
e. Efisiensi pemasukan campuran bahan bakar dan udara
f. Pembakaran lebih tepat dan sempurna
4. Analisis Kerusakan Dan Dampaknya
a. Mesin tidak dapat hidup, dan starter tidak bermasalah
Mesin susah hidup atau hidup tapi tersendat-sendat memang
merupakan masalah yang sering terjadi pada sistem injeksi, namun hal
ini juga berlaku pada kerusakan bagian yang lainnya. Maka dari itu
sebelum memeriksa bagian sistem injeksi, maka perlu diperiksa terlebih
dahulu apakah sistem pengapian masih optimal. Bagian pada sistem
injeksi yang harus di periksa adalah mulai dari aliran bahan bakar,
sinyal menuju injektor, cek kebocoran udara dari intak trothle, sensor
IAC, ECT, MAP, tekanan kompresi, dan yang terakhir periksa
kemungkinan kerusakan pada ECM.
b. Boros bahan bakar
Jika ada gangguan pada sistem EFI, maka mesin juga bisa menjadi
boros bahan bakar, namun bisa juga disebabkan karena masalah lain.
Untuk itu hal yang perlu juga di periksa selain sistem injeksi adalah
sistem pengapian mulai dari komponen termasuk busi, kabel busi,
hingga setelan timing dan kopling slip. Kerusakan/problem yang bisa
terjadi yang mencangkup sistem injeksi yaitu sensor TPS, ECT/MAP
yang tidak sesuai, kerusakan pada injektor, sistem VVT rusak, dan
kerusakan pada ECM. EGR valve yang tidak sempurna, kompresi
rendah, termostar rusak juga dapat menyebabkan bahan bakar boros
pada mesin sistem injeksi.
c. Mesin tersendat sendat
Hal ini dapat terasa ketika pedal gas dilepas terutama ketika
kendaraan berjalan di semua gigi kecepatan. Kerusakan/problem umum
yang terjadi pada sistem injeksi yaitu, mulai dari elektronik sensor yaitu
TPS, ECT/MAP yang lemah, sistem VVT rusak, masalah pada ECM,
injektor, tekanan bahan bakar yang tidak sesuai, dan katup EGR yang
tidak bekerja. Kerusakan lain juga yang bisa menyebabkan masalah
mesin tersendat adalah kerusakan busi atau celah busi yang tidak sesuai,
serta kompresi yang rendah dan mesin yang kepanasan juga bisa
menjadi kemungkinan penyebab lain yang perlu diperiksa.
d. Mesin tidak bertenaga
Masalah mesin yang tidak bertenaga merupakan masalah umum
pada sistem injeksi. Hal ini memerlukan pemeriksaan yang dilakukan
secara intensif yang tak terbatas pada sistem injeksi. Sama seperti
problem di atas, problem lain di luar masalah injeksi yang bisa menjadi
penyebabnya yaitu kerusakan busi, koil pengapian/ingition coil, kabel
busi rusak, tersumbatnya pipa bahan bakar, kebocoran paking/gasket
pada intake manifold, mesin kepanasan, setelan kabel gas yang salah,
slip kopling, rem macet, kompresi rendah. Untuk sistem injeksi yang
perlu di periksa adalah semua sensor, VVT, ECM, injektor, dan EGR
kalau di lengkapi. Mesin tidak bisa idling/berputar langsam atau
putaran idle tidak sesua spesifikasi terlalu tinggi/rendah. Jika di
lengkapi EGR valve hal ini perlu di periksa kemungkinan terjadi
masalah atau gangguan masalah idling, termasuk injektor, sensor TPS,
ECT/MAP yang lemah, kerusakan VVT, dan kerusakan atau lemahnya
selang vakum. Kompresi lemah, mesin kepanasan juga bisa menjadi
penyebabnya.
e. CO2 pada gas buang berlebihan
Kerusakan pada busi dan kabel busi yang sudah kendor atau bocor,
coil/igniter rusak, kompresi lemah, pencemaran pada cataloic converter,
kerusakan pada sistem control emisi, tekanan bahan bakar tidak sesuai
spek, sistem feedback bermasalah, kerusakan sensor TP, sensor
ECT/MAP, injektor rusak, ECM rusak, suhu mesin tidak normal, filter
udara tersumbat, kebocoran vakum, dan kemungkinan kerusakan pada
sistem VVT.
f. Kandungan nitrogen/NOx berlebihan
Hal ini akan di ketahui ketika dilakukan test gas buang, meskipun
begitu kondisi NOx yang berlebihan dapat menunjukkan adanya
masalah pada mesin khususnya sistem injeksi bahan bakar. Mesin
terlalu panas atau terlalu irit, bisa disebabkan karena injektor bahan
bakar atau sensor oksigen yang bermasalah yang pada akhirnya dapat
menyebabkan NOx berlebihan. Masalah pada pompa bahan bakar juga
bisa terjadi penyebabnya. Konverter katalitik bisa menjadi
penyebabnya, namun hanya khusus untuk sistem konverter katalitik tiga
arah. Penumpukan karbon, dan masalah katup EGR juga bisa menjadi
penyebabnya.
5. Pemeriksaan Tekanan
2 Pemeriksaan tekanan
Kontak ON lalu cek tekanan pada alat ukur harus menunjukaan
3kg/cm2 (Fuel Pump on) kemudian turun menjadi 2.5kg/cm2 (Fuel Pump
OFF). Penujuk jarum harus dengan cepat menujukkan angka 3kg/cm2
setelah kontak ON. Bila kenaikan menuju 3kg/cm2 lambat maka ada
masalah pada sistim Pompa bahan bakar. Kemudian Kontak OFF dan
periksa tekanan yang terbaca Fuel Pressure Tester, Tekanan tidak boleh
terlalu cepat turun atau tekanan harus turun secara perlahan. Bila terlalu
cepat turun maka dipastikan ada permasalahan pada sistim pompa bahan
bakar tersebut.
Penyebab :
a) Tekanan Pompa Lemah.
b) Control Valve didalam unit pompa bermasalah.
c) Suplai daya ke pompa kurang.
d) Kebocoran pada saluran BBM.
e) Nozzle Injector bocor.
1. Pemeriksaan Tekanan Pada Posisi Idle
Nyalakan mesin kemudian lihat jarum penunjuk tekanan tester
pada posisi 3kg/cm2 dan sedikit bergetar. Bila tekana kurang dari
spesifikasi dan jarum penunjuk tekanan terlalu bergetar dipastikan ada
masalah.
Penyebab :
a) Tekanan Pompa Lemah.
b) Control Valve didalam unit pompa bermasalah.
c) Suplai daya ke pompa kurang.
d) Filter Bensin kotor.
e) Bensin dalam tanki terlalu sedikit.
2. Pemeriksaan Tekanan Di Rpm Tinggi
setelah mesin nyala putar gas agak dalam kira-kira 7000-8000 rpm
kemudian lihat tekanan yang ditunjukkan, harus terbaca 3kg/cm2. Bila
yang terbaca dibawah tekanan tersebut dipastikan ada masalah pada
sistim pompa.

Penyebab :
a) Tekanan Pompa Lemah.
b) Control Valve didalam unit pompa bermasalah.
c) Suplai daya ke pompa kurang.
d) Filter Bensin kotor.
e) Bensin dalam tanki terlalu sedikit.
3. Pemeriksaan Volumetrik
Pemeriksaan Volumetrik artinya banyaknya volume (ml) bahan
bakar yang dipompakan persatuan waktu. Pemeriksaan biasanya hanya
melepas fitting selang bensin masuk injector kemudian ujung fitting
tersebut dimasukkan ke gelas ukur, kemudian kontak ON maka bensin
akan keluar menuju ke gelas ukur. Pengukuran ini diperlukan stopwatch
juga. Standart = 48-50cc/5dtk.
Kesimpulan :
- Standart Tekanan BBM Vario125/150 = 3kg/cm2 atau 43 psi atau
294 kpa.
- Dengan Fuel Pressure Tester akan dapat mendeteksi permasalahan
dari Sistim
- pompa BBM, Filter bensin, kebocoran internal pada Injektor atau
control
- valve dalam unit pompa dan lain-lain.
- Performa motor injeksi sangat dipengaruhi oleh kinerja tekanan
bahan bakar.

Anda mungkin juga menyukai