NIM : 160513609645
Offering : B2 S1 Pendidikan Teknik Otomotif
Dosen Pengampu : Drs. Sumarli, M.Pd, M.T
EFI dapat berupa mekanikal, elektronik atau campuran dari keduanya.Sistem awal berupa
mekanikal, namun sekitar tahun 1980-an mulai banyak menggunakan sistem elektronik. Sistem
elektronik modern menggunakan banyak sensor untuk memonitor kondisi mesin, dan sebuah unit
kontrol elektronik menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu, injeksi bahan
bakar dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi, dan juga memberikan tenaga
keluaran yang lebih.
2. Tujuan System Electronic Fuel Injection (EFI)
Tujuan System Electronic Fuel Injection (EFI) dibuat adalah untuk menutupi kelemahan
system bahan bakar konvensional dengan menggunakan karburator. Dimana pada karbuarator terjadi
ketidak konsistenan AFR (Air FuelRatio/Perbandingan Bahan bakar dengan Udara) yg dihasilkan.
Angka AFR ygideal adalah 14,7 (stoichiometri) pada setiap tingkatan putaran mesin (RPM).
Padakarburator biasanya terjadi saat rpm rendah AFR cenderung kaya (rich) sedangkan
pada rpm tinggi malah terjadi campuran miskin (lean) atau bisa juga terjadi hal-hal
sebaliknya. Kelemahan lain pada karburator adalah proses jalannya hasil pengkabutan bahan bakar +
udara dari karburator menuju ruang bakar mengalami kesulitan, karena harus melalui lekukan dan
sudut sudut yg tajam pada saluran masuk (intake manifold), dan hasil pengkabutan bahan bakar tsb
adalah tidak merata pada setiap silindernya bagi mesin yg menganut multi silinder, tetapi bagi yg
menganut single silinder tentu hal tsb tidak menjadi masalah. Karena keterbatasan peran karburator
tsb maka para tukang insinyur menciptakan system bahan bakar pada sebuah mesin dengan
menggunakan bantuan perangkat elektronik agar hasilnya lebih efisien terutama adalah menutupi
kelemahan2 pada karburator.
Dengan demikian tujuan dari EFI adalah :
Keluaran tenaga kendaraan
Efisiensi bahan bakar
Performa
Kemampuan untuk memakai bahan bakar alternative
Daya tahan
Penggunaan kendaraan yang halus
Biaya awal
Biaya perawatan
Kemampuan untuk didiagnosa
Kemampuan dioperasikan di mana dan kapan saja
Kepraktisan penyetelan mesin
3. Kontruksi Dasar System EFI dan Fungsi Komponen
Mesin dengan sistem EFI dapat dibagi dalam 3 sub sistem yaitu :
1. Sistem pengiriman bahan bakar (fuel delivery system).
2. Sistem induksi udara (air induction system).
3. Sistem kontrol elektronik dan sensor (Electronic control & sensor system).
Berikut ini adalah Skema gambar susunan dasar dari system EFI, Seperti pada gambar :
Gambar 3 Sistem Electronic Fuel Injection
4. Komponen-Komponen Sistem Bahan Bakar Pada Mesin EFI (fuel delivery system)
Antara Lain :
Gambar 6. ECT
ECT terbuat dari thermistor, yaitu sebuah variable resistor yang dipengaruhi oleh temperatur.
Kerja ECT sama dengan IAT, hanya fungsi pendeteksiannya yang berbeda. ECT berfungsi
mendeteksi temperatur air pendingin mesin sebagai input ECM untuk mengoreksi besar penginjeksian
bensin pada injector. ECT juga berfungsi sebagai kontrol temperatur air pendingin
mesin kepada pengemudi melalui temperature gauge pada instrument panel.
2) TPS (Throttle Position Sensor)
Throttle Position Sensor (TPS) dihubungkan dengan throttle valve shaft pada throttle
bodyuntuk mendeteksi pembukaan throttle valve.
Gambar 7. TPS (Throttle Position Sensor)
Sensor ini terletak setelah saringan udara, fungsinya untuk mendeteksi suhu udara yang
masuk ke intake manifold.
8) MAF
MAF juga terletak setelah saringan udara, sensor ini berfungsi untuk menghitung masa udara
yang masuk ke intake berdasarkan aliran udara.
9) Knock Sensor
Knock sensor berfungsi untuk mendeteksi ketukan atau knocking yang terjadi pada mesin.
Knocking terjadi karena pembakaran yang tidak sempurna.
10) MAPS
MAPS (Manifold Absolute Pressure Sensor) berfungsi untuk mendeteksi tingkat kevakuman di intake
manifold setelah throtle body.
ECU/M adalah pusat pengendalian elektronik pada sistem kelistrikan mesin. ECU/M akan
mengendalikan berbagai rangkaian elektrical mesin dari mulai sistem pengapian, sistem pendingin,
dan sistem EFI. ECU/M menerima signal dan memberi perintah menggunakan besaran tegangan.
ECU mendapat suplay tegangan listrik dari baterai, yang selanjutnya tegangan listrik tersebut akan
dialirkan ke sensor dan actuator yang besar kecilnya teganngan disesuaikan dengan kapasitas sensor
ataupun actuator.
Bahan bakar mengalir dari tanki ke delivery pipe sampai tekanan bahan bakar maksimal tercapai. Saat
tekanan bahan bakar maksimal tercapai, pressure regulator selaku penjaga tekanan bahan bakar akan
membuka saluran return feed. Yang akan mengembalikan bahan bakar kembali ke tanki.
Saat Engine Start dan Run
Saat kunci kontak diputar pada posisi START, motor starter akan memutar flywheel dan
mengakibatkan engine berputar atau cranking. Sehingga sensor-sensor yang terkait dengan sistem EFI
akan bekerja untuk mendeteksi keadaan masing-masing. Sensor CKP dan CMP akan
menginformasikan ke ECM bahwa mesin sedang berputar. Sehingga ECM akan memberi tegangan
ke pompa bahan bakar agar tetap hidup selama mesin berputar.
Bahan-bakar kembali dipompa dari tanki menuju delivery pipe sehingga didalam sistem
bahan bakar timbul tekanan mencapai 315-340 KPa. ECM akan memberikan tegangan ke tiap
injector dengan waktu sesuai dengan perhitungan ECM sesuai dengan berbagai informasi yang
masuk kedalam ECM.Sehingga, bahan bakar dapat keluar dari lubang injector karena didalam
delivery pipe, bahan bakar tersebut memiliki tekanan. Sensor seperti MAF, IAT, MAP, O2, TPS,
akan menjadi acuan ECM dalam menentukan banyaknya bahan bakar yang akan diinjeksikan
kedalam intake manifold. Untuk mengatur jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan, ECM
menggunakan pengaturan waktu pembukaan injector. Misal saat injector membuka selama 0,5
detik, maka bahan bakar yang diinjeksikan sedikit. Namun saat injector membuka lebih lama
misal 1,0 detik, otomatis bahan bakar yang diinjeksikan juga lebih lama.
ISC bekerja secara otomatis yang dikendalikan oleh ECM. ISC berfungsi sebagai katup yang akan
mengatur aliran udara melalui idle port pada throtle body. ISC terdapat pada sistem EFI yang masih
menggunakan katup gas pengendali manual atau kawat.
8. Trouble Shooting Electric Fuel Injection (EFI)
Walaupun system pada bahan bakar sudah memakai system EFI tetapi problem yang terjadi
tidak dapat terhidar, tetap ada problem yang di alami oleh system tersebut, Berikut beberapa contoh
troble shooting dari system EFI :
1) Mesin sulit / tidak dapat distart
Cek Komponen :
Immobilizer
Koneksi kelistrikan-mesin/batteray
Ignition system
Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
Jumlah bahan bakar/kondisi filter bensin
Koneksi/pompa bahan bakar
Kebocoran/kondisi air intake-vacuum system
ECT/engine coolant temperatur sensor
CKP/Crankshaft position sensor
MAP/manifold absolute sensor
Injectors
CMP/camshaft position sensor
Konektor/kabel/relay ECM
ECM
2) Mesin hidup lalu mati
Cek Komponen :
Kebocoran- air intake/vacuum sistem
IAC – Idle Air control valve
Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
Kebocoran/kerusakan/tersumbat- saluran bensin
TPS/ throttle position sensor
MAP/manifold absolute sensor
Jumlah bahan bakar/kondisi filter bensin
Konektor/kabel/relay ECM
ECM
3) Mesin dingin Sulit Idle
Cek Komponen :
Kebocoran- air intake/vacuum sistem
IAC – Idle Air control valve
Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
Kebocoran/kerusakan/tersumbat- saluran bensin
ECT/engine coolant temperatur sensor
Injectors
MAP/manifold absolute sensor Konektor/kabel/relay ECM
ECM
4) Putaran mesin tersendat-sendat
Cek Komponen :
Kebocoran- air intake/vacuum sistem
IAC – Idle Air control valve
Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
Kebocoran/kerusakan/tersumbat- saluran bensin
Pompa bahan bakar/konektor
O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor
Injektor
MAP/manifold absolute sensor
TP/Throttle position sensor
Konektor/kabel/relay ECM
5) Putaran idle terlalu rendah
Cek Komponen :
IAC/idle air kontrol valve
TP/throttle position sensor
ECM
6) Putaran idle terlalu tinggi
Cek Komponen :
IAC/idle air kontrol valve
Throttle valve- tersangkut/ macet
TP/throttle position sensor
Injektor
7) Acceleration terlambat
Cek Komponen :
Bocor/tersumbat – air intake/vacuum sistem
Throttle valve- tersangkut/ macet
IAC/idle air kontrol valve
Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
Injektor
Konektor/kabel/relay ECM
8) Backfiring (pengapian balik)
Cek Komponen :
Ignition sistem
Air intake/vakum sistem bocor
CO level
MAP/ Manfold absolute pressure
Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
Injektor
Konektor/kabel/relay ECM
O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor
9) Misfire (Pengapian tidak tepat)
Cek Komponen :
Ignition sistem
Air intake/vakum sistem bocor
IAC/idle air kontrol valve
ECT/ engine Coolant Temperature sensor
Intake air temperature/IAT sensor
Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
Injektor
O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor
10) CO level terlalu rendah
Cek Komponen :
Air intake/vakum sistem bocor
O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor
ECM
11) CO level terlalu tinggi
Cek Komponen :
O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor
IAT/ Intake air Temperature
ECT/Engine coolant temperature sensor
Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
Injektor
ECM
12) Konsumsi bahan bakar terlalu berlebih
Cek Komponen :
Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
Injektor
Throttle valve tersangkut/ macet
Daftar Pustaka
Hidayat Wahyu.2002. Motor Bensin Modern. jakarta:Rineka cipta.
https://www.autoexpose.org/2017/01/sistem-efi.html
New Step 1 Training Manual .1995. jakarta: PT Toyota Astra Motor.