Anda di halaman 1dari 17

Nama : Havid Deni Lumban Gaol

NIM : 160513609645
Offering : B2 S1 Pendidikan Teknik Otomotif
Dosen Pengampu : Drs. Sumarli, M.Pd, M.T

Tugas Dasar Ototronik

Sistem Bahan Bakar Electronic Fuel Injection (EFI)

1. Electronic Fuel Injection (EFI)


Electronic Fuel Injection (EFI) adalah sebuah teknologi yang digunakan dalam mesin
pembakaran dalam untuk mencampur bahan bakar dengan udara sebelum dibakar. Penggunaan EFI
akan meningkatkan tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan karburator, karena injektor
membuat bahan bakar tercampur secara homogen. Hal ini, menjadikan injeksi bahan bakar dapat
mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang lebih tepat, baik dalam proporsi dan
keseragaman.

Gambar 1. Diagram Electronik Fuel Injection (EFI)

EFI dapat berupa mekanikal, elektronik atau campuran dari keduanya.Sistem awal berupa
mekanikal, namun sekitar tahun 1980-an mulai banyak menggunakan sistem elektronik. Sistem
elektronik modern menggunakan banyak sensor untuk memonitor kondisi mesin, dan sebuah unit
kontrol elektronik menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu, injeksi bahan
bakar dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi, dan juga memberikan tenaga
keluaran yang lebih.
2. Tujuan System Electronic Fuel Injection (EFI)
Tujuan System Electronic Fuel Injection (EFI) dibuat adalah untuk menutupi kelemahan
system bahan bakar konvensional dengan menggunakan karburator. Dimana pada karbuarator terjadi
ketidak konsistenan AFR (Air FuelRatio/Perbandingan Bahan bakar dengan Udara) yg dihasilkan.
Angka AFR ygideal adalah 14,7 (stoichiometri) pada setiap tingkatan putaran mesin (RPM).
Padakarburator biasanya terjadi saat rpm rendah AFR cenderung kaya (rich) sedangkan
pada rpm tinggi malah terjadi campuran miskin (lean) atau bisa juga terjadi hal-hal
sebaliknya. Kelemahan lain pada karburator adalah proses jalannya hasil pengkabutan bahan bakar +
udara dari karburator menuju ruang bakar mengalami kesulitan, karena harus melalui lekukan dan
sudut sudut yg tajam pada saluran masuk (intake manifold), dan hasil pengkabutan bahan bakar tsb
adalah tidak merata pada setiap silindernya bagi mesin yg menganut multi silinder, tetapi bagi yg
menganut single silinder tentu hal tsb tidak menjadi masalah. Karena keterbatasan peran karburator
tsb maka para tukang insinyur menciptakan system bahan bakar pada sebuah mesin dengan
menggunakan bantuan perangkat elektronik agar hasilnya lebih efisien terutama adalah menutupi
kelemahan2 pada karburator.
Dengan demikian tujuan dari EFI adalah :
 Keluaran tenaga kendaraan
 Efisiensi bahan bakar
 Performa
 Kemampuan untuk memakai bahan bakar alternative
 Daya tahan
 Penggunaan kendaraan yang halus
 Biaya awal
 Biaya perawatan
 Kemampuan untuk didiagnosa
 Kemampuan dioperasikan di mana dan kapan saja
 Kepraktisan penyetelan mesin
3. Kontruksi Dasar System EFI dan Fungsi Komponen
Mesin dengan sistem EFI dapat dibagi dalam 3 sub sistem yaitu :
1. Sistem pengiriman bahan bakar (fuel delivery system).
2. Sistem induksi udara (air induction system).
3. Sistem kontrol elektronik dan sensor (Electronic control & sensor system).

Berikut ini adalah Skema gambar susunan dasar dari system EFI, Seperti pada gambar :
Gambar 3 Sistem Electronic Fuel Injection

4. Komponen-Komponen Sistem Bahan Bakar Pada Mesin EFI (fuel delivery system)
Antara Lain :

1) Tangki bahan bakar (Fuel tank)


Tangki bahan bakar atau fuel tank berfungsi untuk menyimpan/ menyediakan bahan
bakar di dalam kendaraan sebagai sumber tenaga yang akan di gunakan saat kendaraan
bekerja.
2) Saringan bahan bakar (Fuel filter)
Saringan bahan bakar atau fuel filter berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang
ada di dalam bahan bakar sehingga kotoran-kotoran ini tidak menyumbat komponen-
komponen lainnya pada sistem bahan bakar.
3) Pompa bahan bakar (Fuel pump)
Pompa bahan bakar atau fuel pump berfungsi untuk memompa bahan bakar agar dapat
bersirkulasi atau mengalirkan bahan bakar pada sistem bahan bakar.
4) Selang/ pipa bahan bakar (Fuel line)
Selang atau pipa bahan bakar berfungsi sebagai tempat untuk lewatnya bahan bakar
dari komponen-komponen sistem bahan bakar.
5) Pipa pembagi/ penyalur (Fuel delivery pipe)
Pipa pembagi atau fuel delivery pipe merupakan komponen pada sistem bahan bakar
yang berhubungan dengan injektor. Pipa pembagi bahan bakar berfungsi untuk
menyalurkan bahan bakar ke injektor.
6) Pressure regulator
Pressure regulator pada sistem bahan bakar EFI berfungsi untuk menjaga tekanan pada
pipa pembagi agar tekanannya tetap stabil. Besar tekanan bahan bakarnya pada pipa
pembagi ini diatur sebesar 2,55-2,9 kg/cm2. Apabila tekanan bahan bakarnya melebihi
spesifikasi yang telah ditentukan maka katup (valve) pada regulator tekanan akan
membuka sehingga bahan bakar akan dialirkan kembali ke dalam tangki.
7) Pultation damper
Pulsation damper berfungsi untuk mencegah terjadinya fluktuasi (menyerap kejutan
dari variasi tekanan bahan bakar yang terjadi) tekanan dari bahan bakar di pipa
pembagi. Pultation damper ini tidak terdapat pada semua mesin EFI, hanya beberapa
mesin EFI yang menggunakan komponen ini.
8) Pipa pengembali bahan bakar (Return pipe)
Pipa pengembali bahan bakar berfungsi sebagai tempat menyalurkan kelebihan tekanan
bakan bakar pada pipa pembagi untuk kembali ke dalam tangki bahan bakar
5. Klasifikasi Mesin EFI Berdasarkan Sistem Induksi Udara (air induction system).
1) Mesin EFI tipe Manifold Pressure Control (tipe D-EFI )
Udara masuk dapat dideteksi dengan cara menafsirkan perubahan tekanan intake manifold kemudian
diubah menjadi signal tegangan (Pressure Intake Manifold/PIM) yang dikirim ke Engine Electronic
Computer Unit ( Engine ECU).

2) Mesin EFI tipe Air Flow Meter (tipe L-EFI)


Air flow meter berfungsimentera jumlah udara yangmengalir ke dalam intake manifold.
6. Sistem Pengontrol Elektronik (Electronic Control System)
Selain ECU yang berfungsi untuk mengontrol besar penginjeksian bensin dan seluruh
aktivitas elektronik, pada mesin terdapat pula sensor – sensor selain yang sudah dijelaskan di atas
yang berfungsi sebagai sistem koreksi air fuel ratio dan juga sebagai ignition control system. Sensor –
sensor yang dimaksud akan dijelaskan bersama dengan electronic control system yang juga akan
membahas lebih detail kerja daripada ECU. Sensor-sensor itu adalah :
1) ECT ( Electronic Control Temperature )

Gambar 6. ECT
ECT terbuat dari thermistor, yaitu sebuah variable resistor yang dipengaruhi oleh temperatur.
Kerja ECT sama dengan IAT, hanya fungsi pendeteksiannya yang berbeda. ECT berfungsi
mendeteksi temperatur air pendingin mesin sebagai input ECM untuk mengoreksi besar penginjeksian
bensin pada injector. ECT juga berfungsi sebagai kontrol temperatur air pendingin
mesin kepada pengemudi melalui temperature gauge pada instrument panel.
2) TPS (Throttle Position Sensor)
Throttle Position Sensor (TPS) dihubungkan dengan throttle valve shaft pada throttle
bodyuntuk mendeteksi pembukaan throttle valve.
Gambar 7. TPS (Throttle Position Sensor)

3) VSS (Vehicle Speed Sensor)

Gambar 8. VSS (Vehicle Speed Sensor)


Sensor ini dipasangkan pada transmisi dan digerakkan oleh driver gear poros output. Jenis VSS yang
digunakan adalah tipe MRE ( Magnetic Resistance Element ). Signal yang dihasilkan oleh VSS
berupa gelombang bolak – balik, oleh komparator (yang terdapat di speed sensor pada panel
instrument) gelombang bolak – balik tersebut dirubah menjadi sinyal digital yang kemudian dikirim
ke ECU.

4) CMP (Camshaft Position Sensor)


Gambar 9. CMP (Camshaft Position Sensor)
CMP sensor terdiri atas komponen elektronik yang terdapat di dalam sensor case dan tidak dapat
distel maupun diperbaiki. Sensor ini mendeteksi posisi piston pada langkah kompresi melalui putaran.
signal rotor yang diputar langsung oleh camshaft untuk mengetahui posisi pembukaan dan penutupan
intake dan exhaust valve. Signal digital dari CMP ini, oleh ECU digunakan untuk memproses kerja
dari sistem EFI bersama-sama dengan signal dari sensor CKP.
5) CKP ( Crankshaft Position Sensor )
CKP terdiri dari magnit dan coil yang ditempatkan di bagian bawah timing belt pulley atau
dibelakang V-belt pulley. Saat mesin berputar CKP menghasilkan pulsa tegangan listrik. Sensor CKP
digunakan sebagai sensor utama untuk mendeteksi putaran mesin, output signal dari CKP sensor
dikirim ke ECU untuk menentukan besar basic injection volume. Selain digunakan untuk mendeteksi
putaran mesin, sensor CKP juga digunakan sebagai sensor utama sistem pengapian. Output signal dari
sensor CKP digunakan ECU untuk menentukan ignition timing.

Gambar 10. CKP ( Crankshaft Position Sensor )


6) Oxygen Sensor
Sensor O2 dipasangkan di exhaust manifold yang berfungsi untuk mendeteksi konsentrasi oksigen
pada gas buang kendaraan, menghitung perbandingan udara dan bensin, dan menginformasikan
hasilnya pada ECU.

Gambar 11. Oxygen Sensor


7) IAT

Sensor ini terletak setelah saringan udara, fungsinya untuk mendeteksi suhu udara yang
masuk ke intake manifold.
8) MAF
MAF juga terletak setelah saringan udara, sensor ini berfungsi untuk menghitung masa udara
yang masuk ke intake berdasarkan aliran udara.

9) Knock Sensor

Knock sensor berfungsi untuk mendeteksi ketukan atau knocking yang terjadi pada mesin.
Knocking terjadi karena pembakaran yang tidak sempurna.
10) MAPS

MAPS (Manifold Absolute Pressure Sensor) berfungsi untuk mendeteksi tingkat kevakuman di intake
manifold setelah throtle body.

11) Engine Control Unit/Module (ECU/M)

ECU/M adalah pusat pengendalian elektronik pada sistem kelistrikan mesin. ECU/M akan
mengendalikan berbagai rangkaian elektrical mesin dari mulai sistem pengapian, sistem pendingin,
dan sistem EFI. ECU/M menerima signal dan memberi perintah menggunakan besaran tegangan.
ECU mendapat suplay tegangan listrik dari baterai, yang selanjutnya tegangan listrik tersebut akan
dialirkan ke sensor dan actuator yang besar kecilnya teganngan disesuaikan dengan kapasitas sensor
ataupun actuator.

7. Prinsip Kerja System Electronic Fuel Injection (EFI)


System yang digunakan pada electronic fuel injection terbagi atas sensor-sensor dan actuator.
Sensor-sensor merupakan informan atau pemberi informasi tentang kondisi-kondisi yang berkaitan
dengan penentuan jumlah bahan bakar yang harus diinjeksikan. Pemberian informasi dapat berupa
sinyal analog ataupun digital. Sensor-sensor yang mengirim informasi dalam bentuk analog seperti
misalnya TPS (Throttle Position Sensor dan mass air flow). Sedangkan actuator merupakan
bagian/komponen yang akan diperintah oleh ECU dan perintah dapat berupa analog ataupun digital.
Pemberian perintah berupa analog diberikan pada pompa bensin elektrik dan lampu engine kontrol.
Sedangkan pemberian perintah berupa sinyal digital diberikan pada injector, coil pengapian, katup
pernapasan tangki, pengatur idle, pemanas sensor lamda dan steeker diagnosa.

Gambar 2. Komponen Electronic Fuel Injection (EFI)


Cara Kerja Sistem Bahan Bakar Efi Antara Lain :

 Saat mesin dalam kondisi dingin


suplay bahan bakar saat mesin dalam kondisi dingin akan ditentukan atau diatur oleh ECU (Electronic
Control Unit) yang didasarkan pada informasi dari kondisi suhu kerja mesin dan besarnya tekanan
udara pada intake manifold. Dari informasi atau data-data tersebut ECU akan memerintahkan injector
untuk menyemprotkan bahan bakar lebih banyak

 Pada Saat Kunci Kontak ON


Saat kunci kontak berada pada posisi "ON", sistem elektrikal pada mobil akan aktif melalui
terhubungnya main relay. Saat ini, ECM akan mengaktifkan fuel pump sehingga saat kunci kontak on,
pompa bahan bakar menyala. Namun, pompa bahan bakar akan menyala dalam selang waktu tertentu.
Tujuannya, untuk
membangkitkan tekanan bahan bakar didalam rangkaian sistem EFI mencapai 315 - 340 KPa.
Pompa akan otomatis mati saat jelang waktu tertentu. ECM akan mengatur pompa agar dapat mati di
sela waktu tertentu. Biasanya digunakan komponen semi konduktor seperti condenser didalam ECM
untuk mengatur hal ini.

Bahan bakar mengalir dari tanki ke delivery pipe sampai tekanan bahan bakar maksimal tercapai. Saat
tekanan bahan bakar maksimal tercapai, pressure regulator selaku penjaga tekanan bahan bakar akan
membuka saluran return feed. Yang akan mengembalikan bahan bakar kembali ke tanki.
 Saat Engine Start dan Run
Saat kunci kontak diputar pada posisi START, motor starter akan memutar flywheel dan
mengakibatkan engine berputar atau cranking. Sehingga sensor-sensor yang terkait dengan sistem EFI
akan bekerja untuk mendeteksi keadaan masing-masing. Sensor CKP dan CMP akan
menginformasikan ke ECM bahwa mesin sedang berputar. Sehingga ECM akan memberi tegangan
ke pompa bahan bakar agar tetap hidup selama mesin berputar.

Bahan-bakar kembali dipompa dari tanki menuju delivery pipe sehingga didalam sistem
bahan bakar timbul tekanan mencapai 315-340 KPa. ECM akan memberikan tegangan ke tiap
injector dengan waktu sesuai dengan perhitungan ECM sesuai dengan berbagai informasi yang
masuk kedalam ECM.Sehingga, bahan bakar dapat keluar dari lubang injector karena didalam
delivery pipe, bahan bakar tersebut memiliki tekanan. Sensor seperti MAF, IAT, MAP, O2, TPS,
akan menjadi acuan ECM dalam menentukan banyaknya bahan bakar yang akan diinjeksikan
kedalam intake manifold. Untuk mengatur jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan, ECM
menggunakan pengaturan waktu pembukaan injector. Misal saat injector membuka selama 0,5
detik, maka bahan bakar yang diinjeksikan sedikit. Namun saat injector membuka lebih lama
misal 1,0 detik, otomatis bahan bakar yang diinjeksikan juga lebih lama.

 Pengendaraan dengan beban tinggi


tingkat beban mesin ditentukanberdasarkan sudut p (Throttle Valve) yang dideteksi oleh
sebuah sensor (throttle position sensor). Sensor ini mendeteksi nilai tahanan sesuai kemudian
merubah menjadi signal listrik yang dikirim ke ECU . Apabila sudut bukanya bertambah , maka
volume injeksi bahan bakar akan bertambah, dan power air fuel ratio yang tepat pun dapat diperoleh.

 Pengaturan Percepatan Iddle.


Pengaturan percepatan Iddle Pada sistem karburator, kita mengenal sekrup ISAS dan IMAS
untuk mengatur RPM idle mesin. Di sistem EFI, hal itu sudah tidak diperlukan, karena sistem EFI
menggunakan komponen ISC(idle speed control), atau disebut juga IAC (Idle Actuator Control)

ISC bekerja secara otomatis yang dikendalikan oleh ECM. ISC berfungsi sebagai katup yang akan
mengatur aliran udara melalui idle port pada throtle body. ISC terdapat pada sistem EFI yang masih
menggunakan katup gas pengendali manual atau kawat.
8. Trouble Shooting Electric Fuel Injection (EFI)
Walaupun system pada bahan bakar sudah memakai system EFI tetapi problem yang terjadi
tidak dapat terhidar, tetap ada problem yang di alami oleh system tersebut, Berikut beberapa contoh
troble shooting dari system EFI :
1) Mesin sulit / tidak dapat distart
Cek Komponen :
 Immobilizer
 Koneksi kelistrikan-mesin/batteray
 Ignition system
 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
 Jumlah bahan bakar/kondisi filter bensin
 Koneksi/pompa bahan bakar
 Kebocoran/kondisi air intake-vacuum system
 ECT/engine coolant temperatur sensor
 CKP/Crankshaft position sensor
 MAP/manifold absolute sensor
 Injectors
 CMP/camshaft position sensor
 Konektor/kabel/relay ECM
 ECM
2) Mesin hidup lalu mati
Cek Komponen :
 Kebocoran- air intake/vacuum sistem
 IAC – Idle Air control valve
 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
 Kebocoran/kerusakan/tersumbat- saluran bensin
 TPS/ throttle position sensor
 MAP/manifold absolute sensor
 Jumlah bahan bakar/kondisi filter bensin
 Konektor/kabel/relay ECM
 ECM
3) Mesin dingin Sulit Idle
Cek Komponen :
 Kebocoran- air intake/vacuum sistem
 IAC – Idle Air control valve
 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
 Kebocoran/kerusakan/tersumbat- saluran bensin
 ECT/engine coolant temperatur sensor
 Injectors
 MAP/manifold absolute sensor Konektor/kabel/relay ECM
 ECM
4) Putaran mesin tersendat-sendat
Cek Komponen :
 Kebocoran- air intake/vacuum sistem
 IAC – Idle Air control valve
 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
 Kebocoran/kerusakan/tersumbat- saluran bensin
 Pompa bahan bakar/konektor
 O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor
 Injektor
 MAP/manifold absolute sensor
 TP/Throttle position sensor
 Konektor/kabel/relay ECM
5) Putaran idle terlalu rendah
Cek Komponen :
 IAC/idle air kontrol valve
 TP/throttle position sensor
 ECM
6) Putaran idle terlalu tinggi
Cek Komponen :
 IAC/idle air kontrol valve
 Throttle valve- tersangkut/ macet
 TP/throttle position sensor
 Injektor

7) Acceleration terlambat
Cek Komponen :
 Bocor/tersumbat – air intake/vacuum sistem
 Throttle valve- tersangkut/ macet
 IAC/idle air kontrol valve
 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
 Injektor
 Konektor/kabel/relay ECM
8) Backfiring (pengapian balik)
Cek Komponen :
Ignition sistem
 Air intake/vakum sistem bocor
 CO level
 MAP/ Manfold absolute pressure
 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
 Injektor
 Konektor/kabel/relay ECM
 O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor
9) Misfire (Pengapian tidak tepat)
Cek Komponen :
 Ignition sistem
 Air intake/vakum sistem bocor
 IAC/idle air kontrol valve
 ECT/ engine Coolant Temperature sensor
 Intake air temperature/IAT sensor
 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
 Injektor
 O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor
10) CO level terlalu rendah
Cek Komponen :
 Air intake/vakum sistem bocor
 O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor
 ECM
11) CO level terlalu tinggi
Cek Komponen :
 O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor
 IAT/ Intake air Temperature
 ECT/Engine coolant temperature sensor
 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
 Injektor
 ECM
12) Konsumsi bahan bakar terlalu berlebih
Cek Komponen :
 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
 Injektor
 Throttle valve tersangkut/ macet

9. Diagnotic Electronic Fuel Injection (EFI)


Kendaraan yang diopersikan secara terus menerus dalam kehidupan transportasi darat tidak
terlepas dari kemungkinan adanya gangguan gangguan pada system kerja yang terdapat dalam
kendaraan dimana akan memperngaruhi performance yang dihasilkan oleh mesin. Gangguan-
gangguan tersebut bisa datang dari system bahan bakar ataupun system yang lain. Gangguan –
gangguantersebut jelas harus dicari sumber permasalahannya. Dalam pencarian masalah dibagi
menjadi 2 yakni: Pertama, dengan cara Trial End Error (mencoba dengan kesalahan) artinya dalam
mencari gangguan dengan cara coba-coba sehingga ditemukan sumber kerusakan yang sebenarnya.
Kedua, dengan cara Diagnostic baik induktif ataupun deduktif. Artinya pencarian sumber
kerusakan dengan cara induktif adalah dengan cara model pencarian sumber kerusakan dari mudah ke
hal yang lebih rumit. Sedangkan cara deduktif adalah dengan cara model pencarian sumber kerusakan
dari yang sulit ke hal yang mudah. Penggunaan metode Diagnostic dapat dilakukan dengan cara
manual ataupun dengan menggunakan alat ukur khusus. Pemeriksaan dengan secara manual
dilakukan dengan menggunakan kabel jamper. Hasil penjamperan akan memunculkan sinyal kedipan
lampu pada engine check lamp dengan dengan demikian tinggal menghitung jumlah kedipan pada
lampu. Diagnostic dengan cara manual dilakukan dengan cara menghubungkan kabel jamper pada 2
terminal tertentu yang terdapat pada kotak diagnostic sesuai dengan merk kendaraan yang akan
dilakukan pengecekan kerusakan.
Cara Merawat Electronic Fuel Injection
 Check selang bahan bakar
Injektor berfungsi menyemprotkan kabut bahan bakar dengan tekanan tinggi ke mesin yang
takaran dan waktunya diatur oleh peranti Electronic Control Unit (ECU). Selain berperan penting
dalam menentukan proses pembakaran di ruang bakar mesin, peranti ini juga sangat menentukan
boros tidaknya konsumsi bahan bakar sebuah motor. Namun, ketepatan sistem kerja itu juga
tergantung komponen lain, termasuk selang dan pompa bahan bakar. Bila selang kotor atau bocor,
maka kerja injektor tidak akan maksimal. Oleh karena itu, selang wajib diperiksa setelah motor
menempuh jarak 2.000 kilometer.
 Check pompa bahan bakar
Bila sepeda motor telah lebih dari 50 ribu kilometer atau kelipatannya, maka sebaiknya
dilakukan pemeriksaan pompa bahan bakar. Mendeteksi gejala masalah di peranti ini cukup mudah.
Caranya, hidupkan mesin motor di tempat yang tidak bising, kemudian dengarkan di bagian tangki
apakah ada suara mendenging atau mendesing. Bila hal itu terjadi, maka Anda harus
membersihkannya dan sekaligus menguras tangki bahan bakar. Melalui cara itu, Anda akan
mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
 Check posisi klep injector
Meski waktu dan tekanan ke klep diatur oleh ECU yang telah diprogramoleh pabrikan.
Namun, tak jarang posisi klep mengalami perubahan karena berbagai penyebab. Oleh karena itu, agar
kerja injektor benar-benar tepat, maka pastikan klep berada posisi yang tepat. Artinya, tidak terlalu
renggang dan juga tidak terlampau rapat. Bila terlalu renggang maka asupan bahan bakar ke peranti
itu berlebih dan sebaliknya bila terlalu rapat. Akibatnya, semprotan kabut bahan bakar ke ruang bakar
juga tidak ideal seperti takaran dari pabrik. Walhasil, proses pembakaran tidak sempurna dan tenaga
mesin loyo atau motor boros bahan bakar.
 Check busi dan filter udara
Busi merupakan pemantik api yang dibutuhkan saat proses pembakaran di ruang bakar.
Ketepatan pantikan api dari busi dengan semburan bahan bakar yang bercampur udara di ruang bakar
sangat menentukan sempurna tidaknya proses pembakaran. Proses pembakaran yang tidak sempurna
selain menjadikan bahan bakar mubazir, tenaga dari mesin pun loyo. Oleh karena itu bersihkan busi,
atur ulang tingkat kerenggangan sumbu dan kutub busi. Begitu pun dengan filter udara. Bila kotor
segera bersihkan, sedangkan bila sel-sel kertas telah sangat kotor atau rusak lebih baik segera
menggantinya. Pasalnya, filter yang rusak atau kotor menjadikan hembusan udara ke ruang bakar juga
terhambat. Padahal, kesempurnaan proses pembakaran di ruang bakar mesin sangat ditentukan oleh
komposisi yang ideal antara udara dan bahan bakar
 Check ECU
ECU merupakan otak yang mengatur keseluruhan unit injektor, baik takaran bahan bakar
yang disemprotkan maupun buka tutup klep injektor. Sehingga, bila peranti ini terganggu maka kerja
injektor juga tidak akan berjalan sebagaimanamestinya. Satu di antaranya, semburan bahan bakar
yang tidak sesuai dengan takaran. Akibatnya, stasioner mesin juga tidak stabil. Bila tingkat kerusakan
di ECU telah parah, maka kendaraan tidak akan bisa dijalankan alias mogok. Ada beberapa penyebab
kerusakan ECU, di antaranya adalah gangguan kelistrikan karena over supply, voltase sumber
kelistrikan rendah, korsleting akibat terkena air dan lain-lain. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk
secara rutin memeriksa kabel kelistrikan. Bila Anda melakukan modifikasi yang memerlukan
tambahan asupan tenaga listrik, sebaiknya dipikir ulang efeknya ke sistem kelistrikan. Pastikan
keberadaan aksesoris tambahan itu tidak berpengaruh ke sistem kelistrikan dan mengganggu ECU
Gunakan bahan bakar yang berkualitas
Kualitas bahan bakar sangat berpengaruh terhadap mesin injeksi. Oleh karena itu sebaiknya
anda gunakan bahan bakar berkualitas yang oktannya sesuai
dengan standar pabrik pembuatnya. Pemakaian bahan bakar berkualitas buruk serta oktan booster
dengan spesifikasi yang tidak sesuai dapat menyebabkan
tersumbatnya lubang injektor. Sehingga berakibat spray quality atau kemampuan menyemprotkabut
gas pada injektor jadi kurang sempurna.
 Perhatikan kondisi aki
Motor injeksi memanfaatkan kontrol elektrik sebagai penghidup mesin, penyuplai bahan
bakar ke dalam mesin. Maka jelas sekali injeksi memiliki konsumsi listrik, dalam hal ini adalah Aki.
Oleh karena itu perhatikan kondisi aki secara rutin, segera ganti aki motor injeksi anda jika sudah
tidak menghasilkan arus listrik yang maksimal. Jangan tunggu sampai aki benar benar soak.
 Check kondisi injector
Dalam membersihkan komponen injector anda sebaiknya jangan asal semprot dengan cairan
pembersih injector. Hal ini bisa mengakibatkan kinerja injektor menjadi kurang sempurna. Biasanya
untuk meningkatkan performa mesin motor injeksi, pemiliknya kerap melepas filter udara standar atau
menggantinya dengan produk aftermarket. Akibatnya, udara kotor masuk ke dalam throttle body(TB),
lalu menempel di dinding-dindingnya. Debu dan kotoran tersebut lama-lama akan mengerak.

Daftar Pustaka
Hidayat Wahyu.2002. Motor Bensin Modern. jakarta:Rineka cipta.
https://www.autoexpose.org/2017/01/sistem-efi.html
New Step 1 Training Manual .1995. jakarta: PT Toyota Astra Motor.

Anda mungkin juga menyukai