Diagram Kelistrikan
Sistem EFI - Pada mesin bensin
(http://www.autoexpose.org/2017/01/mesin-bensin.html), bahan bakar
akan dicampurkan terlebih dahulu sebelum udara masuk ke silinder
pada langkah hisap. Untuk melakukan proses ini kita mengenal
komponen bernama karburator. Fungsi karburator adalah untuk
menuangkan bahan bakar sesuai dengan pembukaan katup gas.
Dilihat dari bentuk fisik dan performa, tentu kedua sistem ini memiliki
perbedaan. Perbedaan itu antara lain,
1. Cara kerja
2. Bentuk
4. Fuel Pipe
Fuel pipe berfungsi sebagai selang tempat untuk menyalurkan
bahan
bakar dari tanki ke rangkaian EFI. Fuel pipe ini berbahan plastik dan
bersifat getas. Sehingga akan tahan terhadap benturan ringan namun
dapat pecah
ketika dibengkokan.
5. Fuel Filter
Komponen selanjutnya, dinamai fuel filter karena komponen
ini akan
menyaring bahan bakar dari debu dan partikel kotoran yang ikut
terbawa
ke dalam sistem. Fuel filter pada EFI, harus memiliki
kemampuan yang cukup
baik. Karena jika terdapat kotoran masuk ke
rangkaian EFI, akan menyumbat
injector dan sistem kerja mesin akan
terganggu.
Untuk itu, terdapat dua macam filter pada sistem EFI. Saringan
kasar
terletak menyatu dengan pompa bahan bakar. Komponen ini akan
menyaring
bahan bakar dari kotoran dan partikel berukuran besar.
Saringan kasar tidak
perlu dilakukan penggantian sebab saringan ini
berbahan baja yang awet.
Saringan kedua terletak didalam line bahan bakar yang akan
menuju
rangkaian EFI. Saringan kedua bersifat lebih halus karena akan
menyaring
kotoran berukuran nano dan menyaring air yang terbawa
didalam bahan bakar.
6. Delivery Pipe
Delivery pipe adalah komponen EFI yang berbentuk seperti pipa
yang
terletak diatas injector. Komponen ini akan menampung bahan bakar
dari
tanki yang dikirimkan melalui fuel pipe. Bahan-bakar didalam
delivery pipe
memiliki tekanan tertentu dan saat injector terbuka maka
bahan bakar akan
keluar akibat tekanan tersebut.
7. Sensor
Sistem EFI tidak dapat terlepas dari komponen elektronika. Salah
satu
komponen elektronika dalam sistem EFI adalah sensor. Secara umum,
sensor
berfungsi untuk mendeteksi suatu kondisi atau keadaan.
Beberapa sensor yang ada
pada mesin EFI yaitu
IAT
Sensor ini terletak setelah saringan udara, fungsinya untuk
mendeteksi
suhu udara yang masuk ke intake manifold.
MAF
MAF juga terletak setelah saringan udara, sensor ini
berfungsi untuk
menghitung masa udara yang masuk ke intake berdasarkan aliran
udara.
MAPS
MAPS (Manifold Absolute Pressure Sensor) berfungsi untuk
mendeteksi tingkat kevakuman di intake manifold setelah throtle body.
ECT
ECT (Engine Coolant Temperature) berfungsi untuk mendeteksi
temperature air pendingin pada mesin.
CKP dan CMP
CKP dan CMP merupakan signal sensor yanng berfungsi untuk
mendeteksi RPM mesin dan mendeteksi posisi TOP silinder 1.
TPS
Throtle Position Sensor (TPS) berfungsi untuk mendeteksi
posisi sudut
pembukaan katup gas, yang akan dijadikan patokan untuk menentukan
bahan bakar yang diinjeksikan berdasarkan RPM yang diinginkan.
O2S
O2 sensor atau oksigen sensor berfungsi untuk mengukur kadar
oksigen pada gas buang mesin. Kadar oksigen ini akan menunjukan
tingkat emisi
yang dihasilkan mesin.
Knock Sensor
Knock sensor berfungsi untuk mendeteksi ketukan atau
knocking yang
terjadi pada mesin. Knocking terjadi karena pembakaran yang tidak
sempurna pada mesin.
Saat kunci kontak berada pada posisi "ON", sistem elektrikal pada mobil
akan aktif melalui terhubungnya main relay. Saat ini, ECM akan
mengaktifkan fuel pump sehingga saat kunci kontak on, pompa bahan
bakar menyala.
Pompa akan otomatis mati saat jelang waktu tertentu. ECM akan
mengatur pompa agar dapat mati di sela waktu tertentu. Biasanya
digunakan komponen semi konduktor seperti condenser didalam ECM
untuk mengatur hal ini.
Bahan bakar mengalir dari tanki ke delivery pipe sampai tekanan bahan
bakar maksimal tercapai. Saat tekanan bahan bakar maksimal tercapai,
pressure regulator selaku penjaga tekanan bahan bakar akan membuka
saluran return feed. Yang akan mengembalikan bahan bakar kembali ke
tanki.
Saat kunci kontak diputar pada posisi START, motor starter akan
memutar flywheel dan mengakibatkan engine berputar atau cranking.
Sehingga sensor-sensor yang terkait dengan sistem EFI akan bekerja
untuk mendeteksi keadaan masing-masing.
Sehingga, bahan bakar dapat keluar dari lubang injector karena didalam
delivery pipe, bahan bakar tersebut memiliki tekanan.
Sensor seperti MAF, IAT, MAP, O2, TPS, akan menjadi acuan ECM dalam
menentukan banyaknya bahan bakar yang akan diinjeksikan kedalam
intake manifold.
Pada sistem karburator, kita mengenal sekrup ISAS dan IMAS untuk
mengatur RPM idle mesin. Di sistem EFI, hal itu sudah tidak diperlukan,
karena sistem EFI menggunakan komponen ISC(idle speed control),
atau disebut juga IAC (Idle Actuator Control)
ISC bekerja secara otomatis yang dikendalikan oleh ECM. ISC berfungsi
sebagai katup yang akan mengatur aliran udara melalui idle port pada
throtle body. ISC terdapat pada sistem EFI yang masih menggunakan
katup gas pengendali manual atau kawat.
Lebih irit, ECM akan mencegah pemakaian bahan bakar yang berlebih
selain itu, sistem EFI lebih tertutup sehingga kerugian bahan bakar akan
ditekan.
Tenaga lebih terasa, sistem EFI memiliki berbagai macam sensor yang
akan mendeteksi kondisi mesin di berbagai RPM, sehingga perhitungan
ECM akurat yang menyebabkan tenaga mesin maksimal.
Bisa masuk angin, masuk angin terjadi saat terdapat gelembung udara
didalam sistem EFI. Gelembung ini bisa masuk saat bahan bakar
kosong atau penggantian filter. Sehingga mesin akan susah start.
Baca Juga :
Itulah Cara kerja Sistem EFI pada mesin Mobil Dan motor yang
membuat tingkat efisiensi dan emisi semakin terjaga.