Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ANRI SULVIANTO

NIM :15320049

Perbedaan Sistem EFI dan Karburator


Jika anda pernah melihat label PGM-F1 atau YmJet-Fi maka itu tandanya motor
tersebut telah dilengkapi dengan sistem injeksi atau nama lainya EFI (Elektronic Fuel
Injection) sistem yang dibuat untuk mengendalikan efisiensi dan emisi ini sudah dipakai
dihampir kendaraan baru, selain regulasi emisi memang pemakaian bensin juga terbukti lebih
irit.Baik sistem EFI maupun Karburator, itu sama-sama bertindak dalam sistem pemasok
bahan bakar bensin kedalam mesin. Fungsinya untuk menyuplai bensin dengan kadar yang
tepat dari tanki ke intake manifold. Tapi, penciptaan keduanya memiliki perbedaan.Sistem
karburator dibuat terlebih dahulu, sistem ini memakai prinsip perbedaan tekanan untuk
mengalirkan bensin kedalam intake manifold. Perbedaan tekanan ini diperoleh akibat adanya
aliran udara, sesuai dengan hukum yang menyatakan bahwa tekanan pada permukaan yang
mendapatkan aliran udara maka akan turun. Penurunan tekanan ini akan menyedot bensin dari
ruang penampung.Sementara sistem EFI juga menggunakan perbedaan tekanan, hanya saja
tekanan tersebut bukan dibedakan berdasarkan aliran udara intake. Tapi ada komponen pompa
untuk menekan bensin kesaluran bahan bakar. Diujung saluran akan ada komponen injektor
sebagai pintu tempat bensin keluar, kinerja injektor ini dipengaruhi oleh skema kelistrikan
oleh sebab itu dinamakan electronic fuel injection.

Perbedaan Mesin EFI dan Karburator


Secara prinsipnya, sama-sama menggunakan perbedaan tekanan tapi proses kerjanya memiliki
perbedaan. Dan outputnya juga memiliki perbedaan, apa saja ?

1. Sistem Efi memerlukan arus listrik sementara karbu tidak

Perbedaan yang pertama terletak pada cara kerja keduanya, dimana sistem injeksi memerlukan
arus listrik untuk menggerakan pompa bahan bakar dan melakukan pembukaan injektor. Pada
sistem EFI kita mengenal sensor, ECU dan aktuator. Tiga komponen tersebut merupakan
komponen elektrikal yang tidak bisa bekerja tanpa arus listrik, sehingga tanpa listrik mesin
EFI tidak akan bisa bekerja.

Sementara pada karburator, seluruhnya menggunakan skema konvensional. Baik dari pompa
bahan bakar juga bekerja secara mekanis menggunakan nok pada camshaft. Sehingga meski
tidak ada listrik sistem ini akan tetap berjalan.

2. Sistem Efi menggunakan banyak sensor sementara karbu tidak memiliki sensor

Seperti yang kita singgung diatas, skema injeksi ini menggunakan tiga komponen utama yakni
sensor, ECU dan aktuator. Sensor merupakan alat pendeteksi sebuah kondisi pada komponen
mesin. Sensor akan dijadikan sebagai parameter untuk menentukan berapa kadar bensin yang
harus dikeluarkan.

Pada mesin injeksi, ada sekitar 9 sensor utama yakni :

 IAT (Intake air temperature)


 MAF (Mass air flow)
 TPS (throtle position sensor)
 MAPs (manifold absolute pressure sensor)
 CKP (Crankshaft postition sensor)
 CMP (Camshaft position sensor)
 ECT (engine coolant temperature)
 HO2S (Heated oxygen sensor)
 Knock sensor

Masing-masing sensor diatas memiliki tugas yang berbeda, ada yang mendeteksi masa udara
yang masuk ke intake serta suhunya, ada pula yang mendeteksi berapa sudut pembukaan
katup gas. Data yang didapat akan dikirim ke ECU untuk kemudian mengatur pembukaan
injektor agar volume bensin yang disuplai sesuai.

Untuk mesin karbu, kita tidak akan menemukan sensor sebanyak ini. Karena volume bensin
yang keluar ke intake itu hanya dipengaruhi oleh kecepatan udara yang melewati venturi.
Untuk kondisi lain seperti kondisi membawa beban atau kondisi high RPM akan dibantu oleh
sistem power dan sistem speed didalam karburator yang juga bekerja secara mekanis.
3. Karburator dilengkapi dengan sistem choke, sementara sistem injeksi tidak ada

Sistem choke itu berfungsi untuk menghambat aliran udara sebelum masuk kekarburator,
tujuannya agar gaya hisap piston saat langkah hisap bisa menyedot bensin yang ada pada
ruang penampung. Sehingga bensin yang disuplai akan lebih banyak, proses ini biasanya
dilakukan saat mesin dihidupkan pada suhu dingin. Suhu yang rendah akan membuat bensin
mengembun pada dinding manifold sehingga hanya sedikit bensin yang masuk ke ruang
bakar.

Pada sistem EFI kita tidak akan menemukan tuas choke, mengapa ? balik lagi ke pembahasan
awal, dimana waktu pembukaan injektor akan mempengaruhi besar kecilnya volume bensin
yang keluar. Tujuan sistem choke adalah mempebanyak suplai bensin, sehingga pada sistem
elektronik ini injektor secara otomatis membuka lebih lama agar bensin yang keluar lebih
banyak.Kapan injektor akan bekerja seperti ini ? ketika ECT mendeteksi suhu mesin yang
rendah.

4. Campuran bensin sistem EFI lebih ideal, sementara karbu bisa ideal bisa juga tidak

Ini terjadi karena sistem EFI menggunakan perhitungan real time yang datanya diperoleh dari
sensor. Sensor inilah yang mengirimkan data secara akurat, data tersebut kemudian akan
dihitung bersama data-data sensor lain untuk kemudian menyimpulkan timming pembukaan
injektor beserta lamanya injektor membuka untuk menentukan volume bensin yang pas.

Dari skema tersebut, sistem injeksi mampu menyuplai bensin dengan ideal pada segala
kondisi.

Sementara pada karbu, masih ada potensi campuran yang kaya atau kurus. Campuran kaya
adalah kondisi dimana bensin yang terkandung lebih kecil dari 14 : 1. Sementara campuran
miskin terjadi saat bensin yang terkandung lebih besar dari 14:1 (14 molekul bensin banding 1
molekul bensin). Kedua kondisi ini terjadi karena parameter yang dipakai pada karbu hanya
mengandalkan kecepatan aliran udara pada venturi.
5. Sistem EFI lebih irit daripada sistem karburator

Ini masih dalam satu pembahasan point atas, campuran yang kaya akan membuat bensin yang
keluar itu lebih banyak. Sehingga pemakaian bensin total akan lebih cepat habis atau boros.
Hal ini menyebabkan mesin dengan sistem karburator memiliki pemakaian bensin yang boros
meski kapasitas mesinnya kecil.

Untuk sistem EFI, seperti yang kita bahas bahwa sistem ini mampu menyuplai bensin yang
ideal pada segala kondisi. Hasilnya campuran kaya tidak terjadi dan pemborosan pemakaian
bensin juga tidak akan terjadi, inilah yang membuat pemakaian bensin mesin injeksi lebih
ekonomis.

6. Perawatan EFI rumit, sementara karbu sangat sederhana

Tanpa perawatan, sebuah kendaraan pasti akan cepat rusak secanggih apapun teknologi  yang
digunakan. Hal tersebut juga berlaku untuk sistem injeksi pada mesin. Mesin EFI yang
mengusung penyemprotan bahan bakar elektronik perlu perawatan pada interval tertentu. Dari
mulai mengganti filter udara sampai pembersihan injektor dalam interval sekitar 10.000 KM.

Jika tidak, maka kotoran yang mengendap pada saluran bahan bakar akan menghambat kinerja
injektor. Bensin akan tersumbat sehingga mesin akan brebet dan berpotensi mogok.

Namun beda halnya dengan sistem karburator. Skema yang bekerja secara konvensional ini
lebih bandel. Meski kadang ada masalah, tapi cukup dengan membersihkan filter udara dan
melakukan penyetelan sekrup karbu kita sudah merawat kinerja karburator. Apalagi pada
sepeda motor, karburator motor memiliki skema yang sangat mudah dipahami, sehingga
siapapun pasti bisa melakukan bongkar pasang sendiri untuk membersihkannya.
7. Sistem karburator bisa distel dengan mudah, sementara injeksi perlu alat khusus

Mungkin anda pernah melihat dua buah sekrup pada karburator. Sekrup tersebut berfungsi
untuk mengatur perbandingan udara dan bahan bakar yang masuk kedalam mesin, kita bisa
mengaturnya semau kita dengan hanya bermodalkan obeng pipih.

Tapi pada sistem EFI, apa bisa ? kita tidak akan menemui dua sekrup ini. Karena semua pada
sistem efi itu diatur secara otomatis. Namun kita bisa melakan penyetingan, hanya saja perlu
alat khusus atau memodifikasi wiring EFI. Penyetingan ini akan melakuka resetting data ECU
memakai scanner, dan cara kedua dengan menambahkan module khusus pada salah satu kabel
sensor agar sinyalnya berubah.

Tapi melakukan setting ulang tanpa perhitungan sama saja mempercepat kerusakan mesin,
untuk itu percayakan saja settingan pabrikan agar segala aspek baik aspek keawetan mesin
atau keiritan bahan bakar bisa terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai