1. Bensin
Unsur utamanya adalah Carbon (C) dan Hydrogen (H). Bensin terdiri
dari Octane (C8 H18) dan Heptane (C7 H16). Apabila nilai Octane rendah, maka
bensin mudah terbakar sehingga mudah sekali terjadi knocking. Bila octanenya
tinggi, bensinnya tahan panas, tidak mudah terbakar, sehingga knocking dapat
diatasi. Contoh bensin yang nilai octanenya tinggi adalah bensin super.
Sedangkan premium nilai octanenya cukup.
a. Tetra ethyl lead
Fungsinya adalah sebagai bahan pencampur bensin untuk menaikkan
nilai octane. Tetra ethyl lead terdiri dari :
> Lead tetra ethide > Halowax oil
> Ethyl dibromide > Red dye.
b. Mixture ratio
Mixture ratio adalah perbandingan berat antara udara dan bensin.
Perbandingan yang ideal adalah kira-kira Ga : Gf = 15 : 1.
Ga = Grafity of air (berat jenis udara)
Gf = Grafity of fuel (berat jenis bahan bakar)
Perbandingan campuran yang masih dapat terbakar adalah 1 : 8, dan 1 : 20.
1 : 8, campuran yang gemuk / pekat / rich.
1 : 20, campuran yang kurus / tipis / lean.
Syarat-syarat campuran yang diperlukan engine adalah sebagai berikut :
a. Pada waktu yang sudah ditentukan harus terbakar semua.
b. Efisiensi panasnya baik.
c. Tenaga yang dihasilkan kuat.
d. Ekonomis
b. Electrical Type
Kebaikannya :
> Dapat dipasang di mana saja
> Pada waktu start, bensin dapat langsung di kirim ke karburator
> Jarak pengiriman dan bensin dapat diperpen dek sehingga vapor lock sulit
terjadi.
Keburukannya :
> Harganya mahal
> Bahaya kebakaran lebih besar.
Gambar 6.7. Electrical Type
D. KARBURATOR
2. Komponen Karburator
a. Venturi
Merupakan suatu saluran tempat aliran campuran udara + bahan bakar ke luar
karburator. Venturi dihubungkan dengan intake manifold dan aliran bahan bakar,
sehingga udara pada venturi dapat mempercepat dan menurunkan tekanan.
b. Pelampung
Pelampung berfungsi mengatur tinggi bahan bakar yang tepat. Jika bahan bakar
naik, maka pelampung ikut naik. Jika ketinggian telah tercapai, maka pelampung
akan menutup katup jarum. Jika bahan bakar berkurang maka katup akan
membuka kembali.
c. Cuk
Berfungsi untuk mempermudah engine hidup waktu masih dalam keadaan dingin
dengan memberikan campuran kaya atau menutup aliran udara. Tekanan udara
dalam venturi menurun menyebabkan lebih banyak bahan bakar masuk ke
venturi.
d. Pengatur Beban dan Kecepatan
Pengatur beban berfungsi untuk mengatur banyaknya bahan bakar masuk ke
pipa saluran bahan bakar. Sedangkan pengatur kecepatan berfungsi untuk
mengatur katup kecepatan, sehingga campuran banyak masuk lebih besar.
3. Jenis karburator
Menurut cara aliran bahan bakar dan cara penghisapan udara, karburator
dibagi tiga yaitu: karburator arus naik, karburator arus mendatar, dan karburator
arus turun.
a Karburator Arus Naik
Pada karburator ini, aliran gas dari karburator ke silinder arahnya ke atas
(naik). Daya guna jenis ini kurang baik karena laju aliran gas akan berkurang
akibat gaya gravitasi. Biasanya jenis ini dipasang menggantung pada intake
manifold.
c. Power system, yaitu sistem yang menyuplai campuran bahan bakar dan udara
waktu engine bekerja pada momen yang besar. Sistem ini dimaksudkan untuk
menghindari campuran yang kurus dengan menggunakan sistem tenaga
diafragma dan plunger. Di bawah ini ditunjukkan diagram alir power system tipe
plunger.
Keterangan:
1. Tangki bahan bakar 6. Pompa injeksi
2. Pipa penyalur 7. Injektor
3. Penyaring bahan bakar 8. Saluran udara
4. Pompa penyalur 9. Penyaring udara.
5. Saringan bahan bakar
b. Injector
Gambar 6.20. Macam Injektor
Sistem penyaluran bahan bakar dari tangki bahan bakar sampai masuk
ke dalam silinder, memiliki mekanisme yang berbeda pada sistem motor diesel.
Ada tiga sistem penyaluran bahan bakar diesel, yaitu : 1) Sistem pompa pribadi
(in line), 2) Sistem pompa distribusi (distributor), dan 3) Sistem akumulator.
1. Sistem pompa pribadi (in line)
Sistem pompa in line menggunakan pompa tekanan tinggi setiap
silindernya. Setiap penyemprot dilayani satu pompa tekanan tinggi. Pompa ini
adalah pompa plunyer yang dilengkapi dengan peralatan pengatur kapasitas.
Daya untuk menggerakan pompa diambil dari daya yang dihasilkan oleh mesin
itu sendiri.
Prinsip sistem in line adalah sebagai berikut : Pada saat pompa menghisap
bahan bakar, dimana plunger akan bergerak lurus, bahan bakar tertekan dan
mengalirkannya ke injection nozzle melalui delivery valve. Delivery valve
berfungsi bisa mencegah injeksi secara cepat dan mencegah agar bahan bakar
tidak kembali lagi ke plunger.
Pada sistem pribadi (in line) merupakan sistem yang kompak, tetapi
secara ekonomis harganya mahal. Hal ini disebabkan menggunakan satu pompa
untuk setiap silinder dan semua pompa harus bekerja dalam susunan yang
serasi.
Melalui water sedimenter bahan bakar dibersihkan dan ditekan oleh feed pump.
Dengan adanya gerak bolak-balik dari plunger, maka tekanan akan naik dan
menekan bahan bakar melalui delivery valve. Sedangkan sistem governur
mengatur bahan bakar masuk yang disemprotkan nozzle. Fuel injection timing
diatur oleh pressure timer. Keadaan engine mati pada saat starter switch off,
sedangkãn arus yang mengalir ke fuel cut-off selenoid dan saluran bahan bakar
tertutup oleh selenoid plunger, sehingga mesin mati akibat penginjeksian bahan
bakar terputus.
Seperti kita ketahui bahwa bahan bakar yang digunakan pada motor
diesel menggunakan bahan bakar jenis solar. Sebagai bahan bakar harus
memiliki performa yang baik, sehingga dari pembakaran mampu menghasilkan
energi termis sebesar mungkin melalui proses pembakaran sempurna.
Angka cetane mempengaruhi daya tahan dari bahan bakar terhadap
detonasi. Dalam penentuan angka cetane, bahan bakar pembandingnya dibuat
dari campuran normal cetane dan alpha methyl napphthalene (C10H7 — CH3)
dalam berbagai macam volume. Normal cetane mempunyai kelambatan
pengapian yang kecil. Jadi penentuan angka cetane yang diuji sebagai berikut :
Angka = Cetane (isi) x 100
Cetane Cetane (isi) + α . methylnaphthalen
Pada motor diesel bahan bakar diinjeksikan melalui injektor yang telah
memiliki tekanan tinggi. Proses pembakaran berlangsung apabila kondisi
campuran dan suhu di ruang bakar memenuhi syarat. Proses pembakaran pada
motor ditunjukkan melalui grafik hubungan antara tekanan dan putaran engkol.
1. Periode pertama (A - B)
Periode yang merupakan phase persiapan pembakaran dimana udara + bahan
bakar tercam pur dan mudah terbakar, karena adanya kenaikan tekanan
yang diakibatkan oleh gerakan poros engkol
2. Periode kedua (B - C)
Pembakaran cepat (diikuti kenaikan tekanan sangat cepat) (B—C). Campuran
bahan bakar dan udara yang mudah terbakar tadi mulai terbakar, dan api akan
menyebar ke seluruh ruang pembakaran dengan cepat, sehingga timbul letupan
dalam silinder dan tekanan maupun suhunya naik secara cepat pula.
3. Periode ketiga berupa pembakaran langsung (C - D)
Bahan bakar segera terbakar setelah disemprotkan pada periode ini,
diakibatkan tidak adanya proses keterlambatan nyala (delay). Pembakaran dapat
dikontrol dengan sejumlah bahan bakar yang disemprotkan pada periode ini.
Oleh karenanya periode ini dapat juga disebut periode kontrol pembakaran dan
daya guna menjadi turun.
4. Periode keempat berupa pembakaran lanjutan (D - E)
Bahan bakar disemprotkan sampai pada titik D. Periode ini dilanjutkan
untuk membakar sisa-sisa bahan bakar yang belum terbakar pada proses C—D
dan berfungsi untuk memperpanjang pembakarannya sampai titik E.
E. RUANG BAKAR
Pada ruang bakar ini terbagi dua bagian yaitu : ruang bakar utama dan kamar
muka. Pada ruang bakar ini, bahan bakar yang telah diinjeksikan masuk ke
ruang pembakaran muka,
1. Nozzle
Nozzle merupakan komponen injektor yang dapat mempertinggi
kecepatan penyemprotan dan bentuk pancaran. Nozzle pada motor diesel ada
dua, yaitu model lubang dan model pin. Jenis ini banyak dipergunakan untuk
motor diesel dengan penyemprotan langsung. Model lubang terdiri dari dua tipe,
diantaranya : tipe satu lubang dan
Untuk itu pada motor diesel dipakai penyaringan ganda, yaitu saringan pertama
kasar sedangkan saringan kedua disebut saringan lembut. Saringan kasar
menyaring bahan bakar dari tangki yang masuk ke pompa penyalur. Sedang
saringan halus menyaring bahan bakar dari pompa penyalur yang masuk ke
injektor. Pada motor diesel biasanya dipasang water sedimenter yang berfungsi
memisahkan air dengan bahan bakar. Water sedimenter menampung air dan
pada saat tertentu air harus dibuang dengan adanya relay peringatan.
Jika volume air di atas 2000 cc water level defecting switch berhubungan dengan
massa. Sehingga arus mengalir dari baterai —> lampu filter -> massa. Indikator
yang bisa dilihat lampu filter menyala yang menunjukkan kondisi air perlu di
periksa dan dikuras.
I. Governor
1. Governor Mekanis
Pada putaran tinggi dan mesin dikontrol oleh adanya gaya sentrifugal yang
dihasilkan flyweight (steel ball) dan governor mekanis. Pada kecepatan tinggi
dan mesin flyweight (steel ball) bergerak keluar pada alurnya karena
adanya gaya sentrifugal dan mendorong silinder ke arah kanan. Gerakan silinder
ini menyebabkan rack control lever terungkit pada tangkainya dan gaya bagian
atas meng- gerakkan control rack ke arah kiri atau ke arah mengurangi bahan
bakar, akibatnya kecepatan berkurang dan kevakuman di vacuum camber juga
berkurang.
2. Governor pneumatis
Mesin pada putaran rendah sampai menengah kecepatannya diatur oleh
governor pneumatis yang didapat dari perubahan harga vacuum di ventury yang
ada pada saluran masuk manifold. Vacuum yang dihasilkan pada ventury
ditentukan oleh terbukanya katup kupu-kupu dan kecepatan mesin, ruang
vacuum yang dihubungkan dengan ventury dengan memakai
Gambar 6.31. Cara Kerja Governor Pneumatis
pipa udara yang tertutup rapat. Diafragma ditekan oleh pegas utama,
berdasarkan harga vacuum sehingga menggerakkan rack pengontrol bahan
bakar. Jika tekanan vacuum seimbang dengan tekanan pegas utama, maka
disitulah kedudukan dari control rack.
3. Governor gabungan
J. AUTOMATIC TIMER
Fungsi automatic timer untuk memajukan saat penginjeksian sesuai
dengan kecepatan mesin. Berdasarkan penggeraknya terbagi dua yaitu : timer
digerakkan dengan mekanik atau tangan dan yang otomatis (automatic timer).
Sekarang jenis automatic timer yang sering digunakan. Pada automatic timer
bekerja berdasarkan gaya sentrifugal dan putaran mesin yang mengatur saat
injeksi secara automatis.
Cara kerja automatic timer :
Saat kecepatan bertambah, gaya sentrifugal (N) bertambah, dan timer weigt (E)
bergeser ke luar. Permukaan (D) dari timer weight meluncur sesuai dengan
advance flange pada sisi sepanjang journal (A) dan driving flange. Pada saat ini,
jarak (L) antara journal (A) dan dowel (B) pada timer hub akan berkurang. Driving
flange, timer hub tetap pada drive shaft dan cam shaf pompa dapat berubah
relatif terhadap posisi putarannya sebesar sudut advance. Timer weight keluar
sesuai dengan gaya pegas sehingga dengan bertambahnya kecepatan maka
sudut advance bertambah.
Keterangan :
N = gaya sentrifugal
A = journal
B = dowel
C = teganganpegas
D = permukaan timer weight
E = timer
L = jarak journal dan dowel.