KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
SISTEM PENGALIRAN BAHAN BAKAR BENSIN
A. Tujuan
Setelah mengikuti menyelesaikan materi sistem pengaliran bahan bakar bensin
ini, peserta diharapkan dapat:
1. Memahami fungsi bagian bagian utama sistem pengaliran bahan bakar bensin
pada karbutaror.
2. Memahami kegunaan sistem pengaliran bahan bakar bensin.
3. Memahami persyaratan sistem pembentukan campuran.
4. Memahami macam-macam prinsip pembentukan campuran.
5. Memahami fungsi kelengkapan sistem pengaliran bahan bakar bensin pada
karburator.
6. Memahami fungsi separator dalam tangki.
7. Memahami mengapa dalam tangki kadang – kadang terdapat air.
8. Memahami macam – macam konsturksi ventilasi tangki.
9. Memahami konstruksi arah aliran bahan bakar dalam saringan bensin.
10. Memahami macam – macam konstruksi pompa bensin.
13
10. Mampu menjelaskan macam macam konstruksi pompa bensin.
C. Uraian Materi
Sistem pengaliran bahan bakar bensin merupakan materi yang terdiri dari:
1) pengantar, yang membahas tentang fungsi bagian bagian utama pada sistem
pengaliran, kegunaan sistem bahan bakar bensin, persyaratan sistem
pembentukan campuran, macam-macam prinsip pembentukan campuran serta
2) kelengkapan sistem pengaliran bahan bakar bensin pada karburator yang
membahas tentang tangki, ventilasi udara dalam tangki, saringan bahan bakar,
pompa bensin, sistem pelampung, saluran pengembali ke tangki, separator
dalam tangki, arah aliran saluran bahan bakar dalam saringan bahan bakar serta
prinsip konstruksi pompa bensin mekanis dan elektris.
1. Pengantar
14
3) Katup pembatas tekanan untuk mencegah timbulnya tekanan yang berlebihan
akibat kerja pompa dan tercukupinya jumlah bensin di karburator.
15
2. Kelengkapan Sistem Pengaliran Bahan Bakar Bensin pada
Karburator
16
Separator
Ventilasi
17
Jika ujung saluran ventilasi tidak dipasang pada tempat yang bersih, kotoran
dapat masuk pada tangki
Katup tekan
Katup hisap
18
3) Saringan bensin
a) Arah aliran
Pengaliran bensin dalam saringan selalu menuju dari luar elemen ke bagian
dalam
Perhatikan waktu memasang dan mengganti baru saringan bensin, lihat tanda
arah aliran pada rumah saringan bensin
b) Rumah saringan bensin terbuat dari :
Plastik
Plat
c) Bahan elemen saringan terbuat dari :
Kasa kawat
Kertas Kasa
plastik
4) Pompa bensin
a) Macam – macam konstruksi pompa bensin
19
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: KARBURATOR
A. Tujuan
Setelah mengikuti menyelesaikan materi karburator ini, peserta
diharapkan dapat:
1. Memahami materi bagian bagian utama pada karburator
2. Memahami materi perbandingan campuran
3. Memahami materi dasar karburator
4. Mamahami materi sistem pelampung
5. Mamahami materi ventilasi ruang pelampung
6. Memahami materi sistem idle dan perpindahan
7. Memahami materi sistem sistem tambahan pada idle
8. Melaksanakan pekerjaan pemeriksaan & penyetelan pelampung
9. Melaksanakan pekerjaan pemeriksaan & over haul karburator
C. Uraian Materi
Pembahasan materi karburator dalam modul ini meliputi materi yang terdiri dari :
1) bagian bagian utama pada karburator, 2) perbandingan campuran bahan
bakar & udara, 3) dasar karburator, 4) sistem pelampung, 5) ventilasi ruang
23
pelampung, 6) sistem idle & perpindahan, 7) sistem sistem tambahan pada idle,
serta 1) praktik melaksanakan pekerjaan pemeriksaan & penyetelan pelampung,
2) praktik melaksanakan pekerjaan pemeriksaan & overhaul karburator.
a. Prinsip kerja :
Pada saat torak/piston langkah hisap, maka terjadi aliran udara yang cepat pada
venturi sehingga bensin akan terhisap oleh turunnya tekanan ( vakum ) dan
bercampur dengan udara masuk kedalam silinder mesin.
b.Kelebihan dan kekurangan karburator dibandingkan dengan sistem
injeksi:
Relatif sederhana.
Harga relatif murah.
Campuran yang dihasilkan tidak sebaik sistem injeksi.
Jarang ada gangguan yang berat.
c. Tugas dan jenis jenis karburator
1) Tugas karburator
Tugas Bagian Karburator
Mengatur jumlah campuran yang masuk Katup gas ( throtle
pada motor valve )
24
Mencampur bensin dan udara sehingga Ruang pencampur
terjadi pengabutan yang halus Venturi
Pipa pengabut / Nozle
25
2) Arah aliran udara
26
3) Jenis – jenis venturi
a) Venturi tetap
(1) Satu venturi (2) Satu venturi dengan venturi –
venturi sekunder
Venturi – venturi
sekunder
Venturi
Venturi
primer
b) Venturi variabel
Celah torak sebagai ruang
venturi.Gerak turun naik torak
diatur secara automatis agar
kecepatan udara pada celah
torak konstan
Celah
27
4) Jumlah ruang pencampur
a) Satu ruang pencampur b) Dua ruang pencampur
Untuk motor kecil / sederhana Untuk kebanyakan motor mobil.
Ruang pencampur
Ruang
pencampur
Ruang pencampur
28
5) Urutan pembukaan katup gas
a) Karburator ganda
Katup gas kanan dan kiri
membuka secara
bersamaan dalam waktu
yang sama ( sinkron )
b) Karburator bertingkat
Katup gas tingat II mulai
Membukapada saat katup
gas tingkat I terbuka penuh.
Cara pembukaan katup
gas tingkat II ;
Mekanis
Pneumatis
29
2. Perbandingan Campuran
a. Kegunaan :
Pembakaran dapat terjadi bila terdapat bahan bakar, udara, dan api ( panas )
Tetapi tiga syarat tersebut, tidak menjamin terjadinya pembakaran sempurna
b. Percobaan perbandingan campuran
Udara = 1 liter
Bensin = 20 ml
Hasil :
Tidak meledak karena
campuran udara atau
bensin terlalu kaya
Udara = 1 liter
Bensin = 1,5 ml
Hasil :
Meledak karena campuran
udara / bensin sesuai
Udara = 1 liter
Bensin = 0,5 ml
Hasil :
Tidak meledak karena
campuran udara / bensin
terlalu miskin
30
Kesimpulan :
Perbandingan campuran udara / bensin yang dapat terbakar mempunyai batas
batas perbandingan campuran.
Jika terlalu kaya atau terlalu miskin tidak dapat terbakar.
c. Perbandingan massa & volume campuran udara dan bensin yang ideal
Pembakaran dapat sempurna apabila udara & bensin dalam perbandingan
campuran yang sesuai, sehingga campuran mudah terbakar oleh nyala api,
akibatnya semua oksigen & bensin terbakar habis
UDARA
Bensin
31
Pembakaran motor tidak pernah sempurna, maka pada gas hasil pembakaran
selalu terdapat sisa oksigen dan bahan bakar
Pada praktek perbandingan campuran akan disesuaikan dengan keadaan
motor, yaitu :
Campuran sedikit kaya untuk menghasilkan daya motor tinggi pada beban penuh
( katup gas terbuka penuh )
Campuran sedikit kurus untuk menghasilkan pemakaian bensin yang irit pada
beban rendah ( katup gas terbuka sedikit )
Y = daya maksimal
Y
Daerah terlalu kurus
Daerah terlalu kaya
32
3. Dasar Karburator
1) Mengapa bensin
dapat tersemprot ?
Karena pada udara
yang mengalir dengan
cepat tekanannya turun
2) Sistem utama
Bensin dapat dihisap pada pipa pengabut sesuai kecepatan udara yang
mengalir ke motor.
33
3) Venturi
Kabel gas
Venturi
34
c. Penambahan udara pada pipa pengabut ( nosel )
Kabel
gas
Lubang
udara
4. Sistem Pelampung
a. Kegunaan : Mengatur batas permukaan bensin dalam ruang pelampung agar
relatif te tap ( konstan )
b. Cara kerja sistem pelampung
35
Tinggi permukaan bensin berkurang Tinggi permukaan bensin sesuai
Katup
Pelampung
Kesalahan besar :
Bensin langsung mengalir
pada nosel, bisa mengakibatkan
banjir
36
Lidah
2) Terlalu rendah
Kesalahan kecil :
Campuran pada sistem
utama menjadi lebih kurus
Kesalahan besar :
Bensin tidak terhisap pada
sistem utama, maka mesin bisa
mati
(gambar bawah)
Catatan :
Perbedaan tinggi permukaan bensin terhadap tinggi nosel umummnya 5 – 10 mm
37
Potongan katup jarum
1. Rumah jarum
2. Katup jarum
3. Pegas
4. Peluru
5. Celah untuk aliran bensin
38
Ventilasi ekstern Ventilasi intern
39
Gambar 2. 21 Ventilasi
Gambar 2. 22 Ventilasi
Ekstern Saat Motor Panas
Intern Saat Motor Panas
Bila karburator panas, bensin dalam Uap bensin mengalir pada ruang
ruang pelampung menguap dan Pencampur, sehingga campuran kaya
uap bensin akan mengalir keluar, sehingga dan motor sukar dihidupkan, tetapi
motor mudah dihidupkan tetapi timbul polusi tidak timbul polusi
40
Gambar 2. 23 Ventilasi Ekstern
Gambar 2. 24 Ventilasi Intern
Saat Saringan Udara Kotor
Saat Saringan Udara Kotor
41
Gambar 2. 25 Katup Gas pada Posisi Idle
b. Sistem perpindahan
Kegunaan : katup gas terbuka sedikit, aliran udara pada venturi masih
lambat sehingga pengabutan kurang pada nosel utama.
Untuk mencegah campuran kurus diperbaiki dengan sistem perpindahan
42
Gambar 2. 27 Saluran tanpa Jet Udara
Bensin terus mengalir tanpa ada hisapan, maka bisa terjadi banjir (efek sifon)
2) Saluran dengan jet udara
43
Jumlah aliran bensin / campuran
dapat diatur dengan sekrup penyetel
44
Gambar 2. 31 Karburator dengan Katup Selenoid
Cara kerja :
Kunci kontak on, maka katup selenoid terbuka
Kunci kontak off, maka katup selenoid tertutup
b. Katup termostatik
Masalah : jika karburator panas, bensin dalam ruang pelampung menguap,
akibatnya campuran bertambah kaya (pada ventilasi intern) , sehingga motor
bisa mati.
Perbaikan : memberi tambahan udara pada saluran masuk ( intake manifold )
sesuai temperatur pada karburator.
45
Karburator panas Karburator dingin
Pegas bimetal
Jika mobil diperlambat dengan cara melepas gas, masih terjadi penghisapan
bensin melalui sistem idle , sehingga bisa terjadi pemborosan bensin.
Perbaikan :
Memutuskan saluran idle pada saat terjadi perlambatan , sehingga pemakaian
bensin bisa menjadi lebih irit 10%.
46
Gambar 2. 34 Karburator dengan Sistem Pemutus Perlambatan
Cara kerja :
Jika katup gas tertutup ( sakelar vakum menerima vakum ) bersamaan dengan
putaran motor lebih dari 2500 rpm, berarti perlambatan, maka unit pengontrol
memutuskan selenoid , sehingga saluran idle tertutup.
d. Sistem idle up
Masalah : jika mobil dilengkapi AC, putaran idle turun bila AC dihidupkan
Perbaikan : untuk mencegah motor mati karena penggunaan AC, dengan
cara katup gas di buka sedikit dengan idle – up.
47
Cara kerja :
AC ON katup pengatur terbuka.
Membran terhisap oleh vakum pada saluran masuk, sehingga batang
penghubung membuka katup gas lebih besar.
Penyetelan Pelampung
Tujuan pembelajaran
Memeriksa kondisi jarum pelampung
Memeriksa kondisi pelampung
Menyetel posisi pelampung paling tinggi
Menyetel posisi pelampung paling rendah
Alat: Bahan :
Kotak alat Motor hidup
Mistar Kain lap
Ragum Air panas
Set mata bor
( pengetes pompa )
Keselamatan kerja:
Siapkan pemadam kebakaran
Hindarkan tumpahan bensin selama bekerja
Langkah kerja:
Memeriksa kondisi jarum pelampung
Lepas tutup karburator Keluarkan jarum pelampung dan periksa keausannya.
Jika keausan besar, jarum pelampung serta dudukannya harus diganti baru
Perkisa ketidak rapatan jarum pelampung
48
Motor distart, sehingga pompa
bekerja
Dorong ke atas
( jangan keras !
Periksa, apabila
ada kebocoran
49
Lihat, apabila retak
kocak
Mata bor
50
Bila ukurannya tidak benar, stel dengan membengkokkan bagian tengah lidah
pelampung. Gunakan 2 buah tang untuk mencegah pelampung retak. Jangan
memegang/menahan pada badan pelampung !
Pasang tutup karburator pada ragum ( posisi tutup vertikal dan poros pelampung
di bawah ).
Ukur jarak paling jauh pelampung dengan permukaan tutup karburator. Ukuran
yang diperbolehkan lihat buku data.
Bila ukurannnya tidak benar, stel dengan membengkokkan kedua bagian tepi
lidah pelampung.
Gunakan 2 (dua) tang untuk membengkokkan.
Gambar 2. 41 Penyetelan Pelampung pada Posisi Paling Rendah (lihat gambar atas &
bawah)
51
Pasang kembali tutup karburator.
Perhatikan kedudukan paking !
Hal- hal yang perlu diperhatikan
Ada juga rumah pelampung yang dilengkapi dengan kaca pengintai, untuk
melihat tinggi permukaan bensin dalam ruang pelampung
52
Posisi paling bawah :
Langkah jarum pelampung minimal 1 mm
Pelampung tidak boleh tenggelam pada dasar ruang pelampung
Min. 1
Alat : Bahan :
Kotak alat Karburator (AISAN / NIKI)
Pistol udara Solar
lampu kerja Kain lap
Mistar
Ragum
Termometer
53
Panci
Slang ø 6 mm
Mata bor ø 11 mm
Kompor
Fuler
Langkah kerja:
Pemeriksaan awal
Periksa saat mulai penyemprotan, Keausan katup gas dan bekerjanya tingkat ke
dua.
Overhaul karburator
Lepas satu persatu : tutup karburator, bodi karburator dan rumah katup gas.
Jagalah : jangan sampai paking-paking robek.
Keluarkan katup buang pompa percepatan.
Peluru Pemberat
54
Bersihkan semua bagian dengan solar dan pistol udara.
Kontrol ketidak rataan permukaan yang berpaking (misalnya : dengan mistar
geser). Ketidak rataan maksimum 0,2 mm.
Periksa mekanisme katup cuk Pasang kembali torak pengaya, periksa apakah
dapat bergeser kembali atau tidak.
Periksa dan stel kelengkapan pelampung.
55
Jet idle &
Jet tingkat II
Jet tingkat I
Katup pengaya
Gambar 2. 46 Jet Utama, Katup Pengaya serta Jet Idle & Perpindahan
56
Plat-plat
penyetel
( Shim )
Baik Jelek
1. Bodi karburator Kerataan permukaan ( 0,2
mm )
2. Venturi-venturi Kelonggaaran
3. Torak pompa Kondisi sil
percepatan
4. Silinderpompa Kondisi permukaan
percepatan
5. Katup hisap pompa Ketidak rapatan, karatan
Percepatan
6. Katup buang pompa Ketidak rapatan, karatan
Percepatan
57
7. Saluran tekan pompa Tersumbat/kotor
Percepatan
8. Saluran tekan pompa Tersumbat/kotor
Percepatan
9. Katup pengaya Ketidak rapatan/macet
10. Katup termostik Ketidak rapaatan, temperatur
buka ( 500 C )
11. Jet idle ( perpindahan ) Tersumbat/kotor
12. Jet udara sistem idle Tersumbat/kotor
13. Saluran idle Tersumbat/kotor
14. Nosel tingkat I Tersumbat/kotor pada jet
koreksi udara
Kondisi paking
15. Nosel tingkaat II Tersumbat/kotor pada jet
koreksi udara
Kondisi paking
16. Paking bodi ( bawah ) Kondisi robek
58
Gambar 2. 48 Pemeriksaan Poros Katup Gas
Jika katup-katup gas tidak terbuka 900,, bengkokan tuas pembatas pada tingkat I
dan II, jika perlu bengkokkan batang penghubung pada tingkat II
Kontrol pegas-pegas katup gas, keausan dan kedudukan pengunci-pengunci
pada batang pengerak tingkat II
59
Daftar Pengecekan Kelengkapaan Rumah Katup Gas
No. Bagian Kriteria pemeriksaan Keadaan
Baik Jelek
1. Sekrup penyetel idle Keausan
2. Permukaan flens Kerataan permukaan
( maksimum 0,2 mm)
3. Poros katup gas tingkat I dan Kelonggaran
II
4. Katup gas tingkat I dan II Pembukaan katup gas
5. Pegas-pegas katup gas Kondisi,pemasangan
6. Batang penggerak Kedudukan pengunci-
pengunci
60
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: SISTEM INJEKSI
BENSIN
A. Tujuan
Setelah mengikuti menyelesaikan materi sistem injeksi bensin ini, peserta
diharapkan dapat:
1. Memahami materi pengantar sistem injeksi bensin
2. Memahami materi sistem aliran bahan bakar injeksi bensin
3. Melaksanakan pekerjaan pemeriksaan sistem bahan bakar injeksi bensin
C. Uraian Materi
Pembahasan materi sistem injeksi bensin dalam modul ini meliputi materi yang
terdiri dari : 1) pengantar sistem injeksi bensin, 2) sistem aliran bahan bakar
injeksi bensin, 3) pemeriksaan sistem bahan bakar injeksi bensin.
63
Dari tahun 1973 sampai saat ini sistem injeksi K (K-Jetronik) & L-Jetronik serta
Mono-Jetronik sudah dipakai pada mobil secara meluas.
Pengertian EFI
EFI singkatan dari Electronic Fuel Injection, maksudnya adalah sebuah sistem
penyemprotan (injeksi) bahan bakar yang dalam kerjanya dikendalikan secara
elektronik (oleh ECU) agar didapatkan nilai perbandingan campuran bahan bakar
yang sesuai dengan kebutuhan motor.
Keistimewaan EFI
Dibandingkan dengan sistem karburator, beberapa kelebihan dari sistem
EFI antara lain :
a. Perbandingan udara dan bahan bakar yang tepat dapat diperoleh pada
semua tingkat putaran mesin sehingga daya optimal dan gas buang
ramah lingkungan (dikontrol secara elektronik)
b. Efisiensi pemasukan campuran bahan bakar lebih baik (desain intake
manifold)
c. Respon yang baik sesuai dengan perubahan katup gas (injektor dekat
silinder)
d. Sistem koreksi campuran (saat start dingin lebih mudah dan penghentian
bahan bakar saat deselerasi) dan lain-lain.
Nama EFI dipakai oleh merk Toyota, sedangkan merk lain mempunyai nama
yang berbeda, tetapi secara garis besar prinsip kerja dan tujuannya sama,
hanya beda konstruksi / letak pada mesin.
Contoh nama-nama selain EFI antara lain::
HONDA : PGMFI MITSUBHISI : MPI
MAZDA : EGI BOSCH : JETRONIC, dan lain-lain
Penggolongan sistem injeksi
Ditinjau dari tempat penyemprotan bahan bakarnya sistem injeksi bensin dibagi
dua, yakni:
(1) Injeksi langsung dan
(2) Injeksi tak langsung
64
a. Injeksi langsung (GDI : Gasoline Direct Injection)
65
1) Sistem injeksi tak langsung
Ditinjau dari pelayanan/jumlah injektornya, sistem injeksi tak langsung dibagi
dalam dua kelompok yaitu :
a) Single Point Injection(SPI)
Satu injektor untuk semua silinder.
66
Di tinjau dari sistem kontrolnya,sistem injeksi tak langsung dikelompokkan sbb :
Injeksi Bensin
Keterangan :
K = Berasal dari kata “Kontinuierlich” (Germany) artinya kontinyu
L = Berasal dari kata “Luft” artinya “udara”.
Ada juga yang mengartikan “limitiren” yang artinya dibatasi.
D = Berasal dari kata ”Druck” artinya tekanan
EMS= Engine Managament Systems ( ECU mengendalikan kerja dari sistem
injeksi , sistem pengapian, sistem pengaturan putaran idle dll)
67
2. Sistem Aliran Bahan Bakar
Filter
bensin
68
1. Macam - macam sistem pengaliran bahan bakar
a. Sistem pengaliran bahan bakar dengan saluran pengembali
Keterangan Gambar:
1. Tangki 5. Regulator bahan bakar
2. Pompa 6. Saluran pengembali
3. Filter 7. Saluran ke injektor
4. Pipa pembagi
Pada sistem ini regulator bahan bakar ada di ujung reil/pipa pembagi bahan
bakar ke injektor. Bahan bakar kembali ke tangki melalui salah satu saluran pada
regulator.
b. Sistem aliran bahan bakar tanpa saluran pengembali (returnless system)
Pada sistem ini semua komponen dari pompa sampai regulator berada di dalam
tangki, bahan bakar yang ke rel injektortidak kembali ke tangki.
69
Keterangan gambar
1. Tangki bahan bakar
2. Pompa bahan bakar
3. Filter
4. Pipa tekanan
5. Regulator tekanan
6. Injektor
7. Rel bahan bakar
70
Apa fungsi tangki kecil ?
Tangki kecil berfungsi menghindari
terjadinya kehilangan bahan bakar
saat belok (bahan bakar
mengalami gaya ke samping)
Pada model ini diperlukan pompa tambahan (jet pump) untuk mengalirkan bensin
dari tangki B ke tangki A.
Keuntungan:
Posisi tangki menyesuaikan kondisi kendaraan
71
b. Pompa bensin listrik.
Berfungsi mengalirkan bahan bakar dengan tekanan tertentu (2,2 – 3,4
bar) Letak pompa ada yang di dalam tangki dan ada yang di luat tangki.
Rangkaian listrik pompa bensin direncanakan agar pada waktu kunci kontak
“ON” pompa bekerja beberapa detik, selama start dan selama mesin hidup
pompa akan bekerja terus menerus. Bila mobil terjadi kecelakaan, dan mesin
mati , maka meskipun kunci kontak “ON” pompa harus tidakbekerja.
Besar arus listrik yang mengalir pada pompa saat beban penuh 8 -10 A dan
tegangan 12 Volt ,oleh karena itu pada mesin - mesin injeksi bensin alternator
dibuat lebih besar.
72
Gambar 3. 14 Bagian Bagian Pompa Bensin Listrik
73
Keterangan:
1. Kertas elemen saringan
2,3. Penyaring kasar
74
Untuk meredam terjadinya fluktuasi tekanan bahan bakar pada pipa pembagi
(reil) akibat bekerjanya injektor saat membuka dan menutup
Pada sistem aliran bahan bakar tanpa saluran pengembali tekanan bahan bakar
dibuat tetap (tidak dipengaruhi tekanan intake manifold). Kompensasi dari variasi
tekanan pada intake manifold dilakukan oleh ECU dengan menambah atau
mengurangi durasi injeksi.
f. Injektor
Gambar 3. 18 Injektor
75
Pemeriksaan Sistem Bahan Bakar
Tujuan pembelajaran :
Peserta dapat :
Memeriksa kerja pompa bahan bakar
Memeriksa tekanan bahan bakar
Mengontrol kebocoran sistem bahan bakar
Memeriksa debit pemompaan bahan bakar
Memeriksa tahanan injektor
Alat: Bahan:
Kotak alat Mobil / Motor hidup
Pressure gauge Bensin
Avo Meter Sekering
Gelas ukuran Klem slang 3/8”
Kain lap
Keselamata kerja
Hati – hati saat melepas slang bensin karena bertekanan 2 – 3 bar
Hindari terjadinya percikan bunga api
Dilarang merokok!
Siapkan /pastikan tersedia alat pemadam kebakaran.
Langkah kerja
1. Pemeriksaan kerja pompa bahan bakar
Sebelum memeriksa kerja pompa bahan bakar pastikan kondisi selang bahan
bakar, klem dan pipa dalam keadaan baik.
Putar kunci kontak pada posisi ON beberapa saat lalu OFF-kan secara berulang-
ulang dan dengarkan kerja pompa bensin (biasanya pompa bekerja ±3 detik) Jika
pompa tidak bekerja cek ada tidaknya tegangan yang masuk ke pompa
( Tegangan kerja pompa : 12 – 14 V)
Hasil Pemeriksaan :..................................................................................
Jika tegangan kerja pompa tidak sesuai cek sekering / relay pompa bensin.
76
2. Memeriksa relay pompa bensin.
Lepas sekrup / klip, penahan cover ( ada di ruang kemudi)
Hubungkan terminal B dan L pada kotak fuse (jangan sampai salah) dan
pastikan pompa bekerja. Jika tidak bekerja kemungkinan kelainan ada pada :
Fuse-fuse
ECM
Hubungan wiring
77
Gambar 3. 21 Terminal B & L pada Kotak Fuse
78
b. Periksa tekanan bahan bakar dengan manometer.
Pasang pressure gauge pada sistem melalui pipa T atau dengan nipel (setelah
filter bensin).
Start engine
Baca tekanan pada manometer saat mesin berputar idle
Besar tekanan secara umum adalah 2,2 – 3,4 bar.
HasilPengukuran :…………………………,
Kesimpulan :……………………………
79
Periksa kondisi filter bahan bakar. Bersihkan atau ganti bila terlalu kotor.
Pada kendaraan Avanza/Xenia, filter bahan bakar ada di dalam tangki dan
dirangkai satu unit dengan pompa bensin. Unit pompa bensin bisa dilepas dari
atas tangki dengan terlebih dahulu melepas jok / bangku penumpang yang
menutupinya.
Pada model lain letak filter ada luar tangki bahan bakar atau di ruang mesin
Bersihkan filter yang masih bisa digunakan dengan cara
Isi filter dengan bensin
Berikan ketukan ringan pada rumah filter dengan palu karet
Semprot dengan udara bertekanan rendah dari arah out ke in
Pastikan saat pemasangan filter saluran in-outnya tidak terbalik
Biasanya filter diganti setiap 20.000km
80
Gambar 3. 26 Tanda pada Filter Bahan Bakar
81
c. pompa bahan bakar lemah.
Apa yang terjadi jika debit minimum tidak tercapai?
d. Tes kebocoran
Start mesin beberapa saat kemudian matikan.
Lihat manometer
Tekanan bahan bakar tidak boleh turun lebih dari 0,5 Bar dalam 30 menit
Hasil pemeriksaan : …………………………………
Penyebab kebocoran al :
Regulator tekanan bahan bakar rusak
Katup anti balik pompa rusak
Injektor bocor.
Keterangan :
Regulator tekanan bahan bakar rusak
Jika rusak, ganti dengan yang baru. Biasanya rusaknya regulator tekanan bahan
bakar disebabkan oleh membran yang bocor.
Katup anti balik pompa rusak
Jika katup anti balik pompa rusak, ganti pompa dengan yang baru.
Injektor bocor.
Ciri-ciri injektor bocor adalah putaran idle kurang stabil dan HC nya akan tinggi.
Injektor yang bocor sebaiknya langsung diganti. Terkadang bisa juga dibersihkan
dahulu dengan injector cleaner.
Untuk perawatan sebaiknya injektor di carbon clean setiap 50.000 km
e. Memeriksa tahanan injektor
Lepas soket pada injektor
Periksa dengan ohm meter tahanan masing-masing injektor
82
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: SISTEM INJEKSI
DIESEL
A. Tujuan
Setelah mengikuti menyelesaikan materi sistem injeksi diesel ini, peserta
diharapkan dapat:
1. Memahami pendahuluan sistem injeksi diesel
2. Memahami proses kerja motor diesel dibanding dengan motor otto 4 tak
3. Memahami sistem injeksi langsung dan tak langsung
4. Memahami bagian bagian khusus motor diesel
5. Memahami pompa pengalir dan saringan solar
6. Memahami sistem aliran solar
7. Memahami sistem common rail
C. Uraian Materi
Pembahasan materi sistem injeksi diesel dalam modul ini merupakan materi
yang terdiri dari : pendahuluan sistem injeksi diesel, proses kerja motor diesel
dibanding dengan motor otto 4 tak, persyaratan sistem pembentukan campuran,
bagian bagian khusus motor diesel, pompa pengalir dan saringan solar, sistem
common rail.
85
1. Pendahuluan
Penemu motor diesel adalah seorang ahli dari Jerman, bernama Rudolf Diesel.
Ia mendapat hak paten untuk mesin diesel pada tahun 1892, tetapi mesin diesel
tersebut baru dapat dioperasikan dengan baik pada tahun 1897.
86
Gambar 4. 2 Motor Diesel Injeksi Langsung
87
Gambar 4. 3 Sistem Bahan Bakar Diesel
88
Bagian – bagian :
Cara kerja :
Bahan bakar disemprotkan langsung ke dalam silinder. Nosel injeksi biasanya
mempunyai beberapa lubang
Penggunaan :
Kebanyakan digunakan pada motor diesel besar
Keuntungan :
Efisiensi dan daya tinggi
Dapat dihidupkan tanpa pemanas mula
Kerugian :
Suara keras
Pompa injeksi dan injektor lebih mahal, karena tekanan penyemprotan tinggi.
b) Injeksi tak langsung ( contoh : kamar pusar )
89
Bagian – bagian :
Injektor
Busi Pijar
Ruang bakar
Saluran penghubung
Cara kerja:
Udara dikompresikan kedalam ruang bakar . Karena saluran penghubung
menuju ke ruang bakar berkontruksi miring / tangensial, maka udara menerima
olakan yang mempermudah pembentukan campuran pada saat bahan bakar di
semprotkan oleh karena itu tekanan injektor bisa lebih rendah dan nosel cukup
dengan satu lubang.
Penggunaan :
Pada motor kecil dan sedang
Keuntungan :
Suara lebih halus dibandingkan dengan motor injeksi langsung Perlengkapan
injeksi lebih murah karena tekanan penyemprotan lebih rendah
Kerugian :
Efisiensi dan daya kurang dibandingkan dengan injeksi langsung
Memerlukan sistem pemanas mula
i. Proses kerja
1) Motor diesel 4 tak
Kebanyakan motor diesel adalah motor 4 tak
Prinsip 2 tak hanya digunakan pada motor besar, misalnya pada kereta api,
kapal laut dst.
90
2) Motor diesel 2 tak
Perbedaan dengan motor bensin 2 tak adalah :
a) Pembilasan memanjang yang memerlukan katup buang
b) Penghisapan dan pembilasan dijalankan dengan kompresor yang
langsung menekan udara ke dalam silinder.
3 1
Keterangan :
2
1. Injektor / nozel
2. Katup buang
4 3. Kompresor
4. Piston
5. Poros engkol
5
Keuntungan :
Daya motor besar, motor dilengkapi sistem pelumasan tekan seperti pada motor
4 tak
Kerugian :
Kompresor mahal, berisik dan sensitif dengan udara kotor
91
Injekto Karburat
Busi
r/
udar Bb +
udar
Gambar 4. 7 Langkah Hisap Motor Diesel (kiri) & Motor Otto (kanan)
92
b. Langkah kompersi
Gambar 4. 8 Langkah Kompresi Motor Diesel (kiri) & Motor Otto (kanan)
93
c. Langkah usaha
Motor diesel
Bahan bakar terbakar dengan sendirinya
akibat temperatur udara yang panas.
Tekanan pembakaran 4 – 12 Mpa
Motor otto
Bahan bakar terbakar akibat loncatan
bunga api pada busi
Tekanan pembakaran 3 – 6 Mpa
d. Langkah buang
Motor diesel
Temperatur gas buang
500 – 600 oC
Motor otto
Temperatur gas buang
700 – 1000 oC
94
Diagram indikator tekanan motor otto 4 tak
A = Saat pengapian
B = Tekanan maksimum
C = Akhir pembakaran
D = Katup buang membuka
95
Kesimpulan :
Perbedaan pembentukan campuran
Gambar 4. 13 Prinsip Pembentukan Campuran Motor Diesel (kiri) & Motor Otto (kanan)
Gambar 4. 14 Prinsip Penyalaan Motor Diesel (kiri) & Motor Otto (kanan)
96
Motor diesel Motor otto
A = Mulai penyemprotan
B = Mulai penyalaan
B` = Saat pengapian
C = Tekanan maksimum
C` = Tekanan maksimum
D = Akhir penyemprotan
E = Akhir pembakaran
E` = Akhir pembakaran
F = Katup buang membuka
F` = Katup buang membuka
Gambar 4. 15 Diagram Proses Pembakaran Motor Diesel (luar) & Motor Otto (dalam)
97
Motor diesel Motor otto
Tekanan pembakaran maksimum jauh Tekanan pembakaran maksimum
lebih tinggi dari pada motor otto. lebih rendah dari pada motor diesel.
Proses pembakaran dapat dikendalikan Proses pembakaran tidak dapat
oleh sistem injeksi (misalnya: lama dikendalikan
penyemprotan menentukan lama
pembakaran )
Perbedaan momen putar, putaran, daya & efisiensi ( motor hisapan biasa )
Pemakaian bahan bakar motor diesel lebih hemat dari pada motor otto
karena:
a. Perbandingan kompresi yang tinggi
b. Perbandingan campuran selalu kurus
Daya motor diesel lebih rendah dari pada motor otto, karena:
Putarannya lebih rendah
98
3. Injeksi Langsung dan Tak
Langsung a. Injeksi langsung
nosel
Ruang bakar
1) Cara kerja :
Pada akhir langkah kompresi, torak mendekati kepala silinder, udara
akan tertekan kedalam ruang bakar dan menerima pusaran yang cepat.
Kemudian bahan bakar disemprotkan melalui lubang-lubang nosel injeksi
dan akan dibagikan dalam ruang bakar. Akibat temperatur tinggi dan
pusaran bahan bakar cepat menguap dan menyala dengan sendirinya.
Catatan:
a) Kebanyakan motor besar menggunakan sistem ini
b) Memerlukan injektor jenis lubang banyak (2,3,4,5,6) dengan tekanan
pembukaan yang tinggi (175-250 bar)
c) Tidak memerlukan sistem pemanas mula (daerah tropis), pada saat
motor dingin temperatur akhir langkah kompresi masih cukup tinggi untuk
penyalaan diri
d) Perbandingan kompresi tinggi (21 : 1 – 25:1)
99
Bentuk bak Bentuk setengah bola
100
b. Injeksi tak langsung
1) Kamar muka
Injektor
Kamar muka
Busi pemanas
Bola penyala
Saluran
penghubung
a) Cara kerja:
Pada langkah kompresi, sebagian besar udara ditekan kedalam kamar
muka,kemudian bahan bakar disemprotkan terhadap bola penyala. Bagian
tersebut.terikat dengan jembatan yang relatif tipis, maka menjadi sangat
panas selama motor hidup. Oleh karena itu, dengan cepat. akibat
pembakaran, sebagian bahan bakar ditiup keluar dar ikamar muka dan ikut
terbakar dengan udara yang masih didalam silinder.
b) Catatan
(1) Saat ini sistem tersebut hanya digunakan Mercedes – Benz
(2) Memerlukan injektor jenis Nozel pasak dengan bentuk penyemprotan
khusus, tekanan pembukaan Nozel 110 – 150 bar / 11 – 15 Mpa
(3) Memerlukan sistem pemanas mula untuk menghidupkan motor, bila
101
2) Kamar pusar
Injektor
Busi pijar
Saluran
penghubung
a) Cara kerja:
Pada langkah kompresi, sebagian besar udara ditekan kedalam kamar pusar.
Udara menerima pusaran yang sangat cepat, karena saluran penghubung
yang menuju secara kedalam kamar pusar dikontruksi miring / tangensial.
Akibatnya bahan bakar yang disemprotkan cepat menguap dan menyalakan
diri. Dari hasil pembakaran sebagian bahan bakar ditiup keluar dari kamar
pusar dan ikut terbakar dengan sisa udara yang masih didalam silinder.
b) Catatan
(1) Kebanyakan motor kecil – sedang menggunakan sistem ini
(2) Menggunakan injektor nozel pasak dengan tekanan pembukaan nozel
110 – 150 bar / 11 – 15 Mpa
(3) Jika kondisi motor baik, sistem pemanas mula hanya perlu pada
102
c. Sistem pemanas mula ( busi pijar )
1) Fungsi :
Untuk memanasi ruang bakar kamar muka/pusar dengan aliran listrik untuk
memungkinkan bahan bakar mudah menyala terbakar, sehingga motor
bisa hidup pada saat dingin.
103
3) Rangkaian sistem pemanas mula
Beri warna jalannya arus saat kunci kontak pada posisi G !
Kontrol glow
Kunci kontak
Motor starter
85 80
Fuse
Relay
busi pijar
Bat 86 87
Arus pengatur
Arus pemakai untuk busi pijar
Motor stater
104
4. Bagian - Bagian Khusus Motor
Diesel a. Persyaratan dan tuntutan
Persyaratan Tuntutan
1. Perbandingan kompresi tinggi 1. Ruang bakar harus kecil
b. Kepala silinder
Motor-motor dengan injeksi tak langsung diperlengkapi dengan kamar
muka atau kamar pusar, yang terbuat dari baja atau keramik.
Kamar pusar
Kamar ini selalu dipres waktu
pemasangan supaya tidak
bergeser posisinya, dijamin
dengan alur dan pasak / peluru.
Kamar muka
Kamar ini ditahan dengan
menggunakan cincin sekrup.
Posisinya juga dijamin dengan alur
/ pasak
1. Kamar muka
2. Dudukan injektor
105
3. Dudukan busi pijar
4. Cincin sekrup
5. Cincin perapat
106
d. Kepala silinder sendiri-sendiri
107
2) Tabung silinder basah
Supaya pendinginan merata dan over houl dapat dilaksanakan dengan
mudah, pada motor diesel sering digunakan tabung silinder basah.
Tabung silinder
Air pendingin
Blok motor
Cincin perapat / Oring
Lubang pelepas
108
f. Kontruksi torak ( contoh : injeksi langsung )
Digunakan pada motor diesel yang memakai turbo ( kadang juga dipakai
pada motor diesel tanpa turbo ).
Pendinginan dengan semprotan oli menahan torak menjadi lunak, cincin
atau pena torak macet.
109
5. Pompa Pengalir dan Saringan Solar
a. Pompa pengalir sistem torak
110
b) Langkah hisap dan tekan Cara kerja :
Eksentrik tidak menekan penumbuk
rol, torak ditekan keatas oleh pegas,
Volume dibawah torak menjadi
besar katup hisap membuka
Solar dihisap dari tangki lewat saringan
kasa, volume diatas torak menjadi lebih
kecil, katup tekan menutup, solar ditekan
kesaringan halus
Gambar 4. 30 Langkah Antara (a) & Langkah Hisap dan Tekan (b)
Cara kerja :
Penumbuk rol ditekan oleh
eksentrik Volume dibawah torak
menjadi lebih kecil,solar mengalir
keluar melalui KT1 volume diatas
torak menjadi lebih besar.
Solar mengalir melalui KI2
kedalam ruang atas torak.
KT = katup tekan
KI = katup hisap
111
b) Langkah pengembali
Cara kerja :
Torak bergerak keatas karena
tekanan pegas, volume diatas torak
menjadi lebih kecil, solar mengalir
keluar melalui KT2 volume dibawah
torak menjadi lebih besar, solar
mengalir dari tangki melalui KI1
keruang dibawah torak
112
Keterangan:
1. Tuas
2. Pegas
3. Katup masuk / hisap
4. Katup buang / tekan
5. Membran
a) Langkah hisap
Cara kerja :
Tuas ditekan oleh eksentrik.
Membran turun kebawah,
volume diatas membran menjadi
besar, katup hisap membuka,
solar masuk keruang diatas
membran
b) Langkah tekan
Cara kerja :
Membran bergerak keatas karena
tekanan pegas volume diatas
membran menjadi kecil, katup
tekan akan membuka, solar
ditekan keluar melalui katup tekan
113
b.Saringan solar
1) Saringan kasa dalam tangki
114
3) Saringan halus
Saringan ini adalah saringan terakhir yang dipasang antara pompa pengalir dan
pompa injeksi, pada pompa injeksi model distributor digunakan saringan yang
mempunyai pori-pori sebesar 0,004 - 0,005 mm. Untuk pompa jenis lain sebesar
0,008 - 0,010 mm. Saringan halus ini harus diganti apabila kendaraan sudah
berjalan 30.000 km, atau sekitar 300 - 400 jam kerja. Interval penggatian
tergantung besar filter, kwalitas solar dan jumlah solar yang disaring.
Keterangan:
1. Rumah saringan
2. Saringan halus
3. Tutup saringan
4. Katup pengalir
5. Nipel keluar
6. Nipel masuk
7. Sekrup pembuang
udara
115
4) Sistem dengan dua saringan
a) Sistem seri
Sistem ini digunakan pada motor
diesel ukuran besar.
Bahan kedua saringan ini biasanya
berbeda yang satu dari kain sebagai
saringan pertama dan yang lain dari
bahan kertas sebagai saringan
kedua.
b) Sistem pararel
Keuntungan :
Interval penggantian saringan
Gambar 4. 38 Saringan Sistem Paralel lebih panjang karena
menggunakan dua saringan
116
6. Sistem Aliran Solar
bersih
Keterangan gambar:
1. Tangki solar 3. Pompa tangan 5. Pompa injeksi
2. Saringan pada pompa 4. Saringan halus 6. Pipa tekanan tinggi
pengalir 7. Nozel
117
a. Sistem aliran tanpa pompa pengalir`
Keterangan :
Tangki solar terletak diatas pompa
injeksi. Solar masuk ke ruang pompa
injeksi karena pengaruh gravitasi.
Tekanan solar tergantung tinggi tangki
dan besar saluran solar.
Sistem ini digunakan pada motor
diesel ukuran kecil dengan tangki
diatas.
118
Keterangan :
Kelebihan solar yang mengandung
udara keluar melalui katup pengalir
pada saringan menuju ke tangki.
Sistem ini pompa injeksi tidak
didinginkan.
Temperatur pompa injeksi tidak boleh
lebih dari 80 oC, karena dapat berakibat
:
Pembentukan gas.
Penyemprotan tidak teratur.
Keterangan :
Katup pengalir dipasang pada pompa
injeksi dengan tujuan :
a) Menghindari pembentukan
gas atau gelembung udara.
b) Sebagai pendingin pompa
injeksi.
c) Sirkulasi solar dapat lebih
lancer.
d) Tekanan solar dapat stabil
Gambar 4. 42 Pompa Injeksi dengan Sistem Bilas
119
Keterangan :
Pada tutup saringan dipasang sebuah
spuyer dengan tujuan :
a) Menghindari tekanan uap yang
ditimbulkan dari pompa pengalir
b) Membuang udara secara otomatis
c) Mengalirkan gas atau semprotan
uap ke tangki.
Untuk menghindari adanya
pembentukan gas yang terjadi didalam
pompa injeksi, maka dipasang katup
pengalir.
Gambar 4. 43 Spuyer pada Saringan Solar
Pompa selalu mendapat pendinginan
1. Spuyer
Karena adanya sirkulasi solar
2. Katup pengalir
Keterangan :
Sistem ini digunakan pada motor
diesel ukuran kecildan sedang
karena volume bahan bakar yang
disalurkan tidak terlalu banyak.
Saringan yang digunakan biasanya
model filter box. Saringan terbuat
dari kertas yang digulung atau
dibentuk model bintang.
120
Keterangan :
121
f. Katup pengalir
Keterangan gambar :
1. Rumah
2. Katup
3. Pegas katup
4. Penahan pegas katup
122
Gambar 4. 48 Kendaraan dengan Sistem Common Rail
Pada sistem ini, bahan bakar bertekanan tinggi yang dikirim oleh supply pump di
simpan pada common rail, dan ECU mesin mengirim signal ke injektor melalui
EDU (Elektronik Driver Unit) untuk mengontrol injection timing dan volumenya.
b. Supply Pump
Supply pump ini (HP3) dibuat lebih pendek dibanding tipe HP2 yang digunakan
pada model lain. Ini dicapai dengan pemakaian konfigurasi pluger berlawanan
(dan mengurangi jumlah pluger dari 4 menjadi 2). Sehingga bentuknya kompak
dan ringan.
123
Gambar 4. 49 Supply Pump Tipe HP 3 & HP 2
c. Konstruksi
Supply pump terdiri dari camshaft eksentrik, ring cam, empat buah check valve,
SCV (Suction Control Valve), fuel temperature sensor dan feed pump.
Dua plunger ditempatkan berlawanan satu sama lain diluar ring cam.
124
Gambar 4. 50 Konstruksi Supply Pump
d. Cara kerja:
Karena putaran eccentric cam menekan plunger “A” keatas. Gaya pegas menarik
plunger “B” (berlawanan plunger “A”) keatas. Hasilnya, plunger B menghisap
bahan bakar, dan plunger “A” memompakan bahan bakar pada waktu yang
bersamaan.
SCV mengontrol volume bahan bakar yang dihisap ke dalam plunger sesuai
dengan signal ECU mesin.
125
Gambar 4. 51 Diagram Alir Kerja Supply Pump
e. Fungsi:
Common rail adalah untuk menyimpan bahan bakar bertekanan yang dikirim
oleh supply pump. Common rail memiliki fuel pressure sensor yang mendeteksi
tekanan didalam common rail, dan sebuah pressure limiter yang secara
mekanikal melepaskan tekanan jika tekanan didalam common rail naik secara
tidak normal.
Didalamnya, common rail memiliki sebuah main hole lima branch holes (cabang
lubang) yang tegak lurus terhadap main hole. Setiap branch hole bertindak
sebagai orifice yang menahan fluktuasi tekanan bahan bakar.
126
Gambar 4. 52 Komponen Common Rail
f. Injector
Gambar 4. 53 Injektor
127
Cara Kerja:
(a) Saat arus listrik diberikan pada coil solenoid, solenoid valve akan naik.
(b) Orifice dari control chamber akan terbuka, bahan bakar akan mengalir
keluar.
(c) Tekanan bahan bakar pada control chamber akan turun.
(d) Bahan bakar akan mengalir dari orifice ke bagian bawah piston dan
mengangkat piston (untuk menambah respon).
(e) Hasilnya, piston akan mengangkat nozzle neddle untuk menginjeksikan
bahan bakar.
128
Gambar 4. 55 Saringan Bahan Bakar
129
i. Engine control system
System Outline
130
Ketika ECU mendeteksi malafungsi, ECU mendiaknosis
Diagnosis
dan mengingat bagian yang malafungsi.
Ketika ECU mendeteksi malafungsi, ECU mengkentikan
Fail Safe atau mengontrol mesin sesuai dengan data yang sudah
disimpan di memory.
Keterangan:
*1 : Models dengan Air Conditioner
*2 : Models dengan Engine Immobilizer System
131
A. Tujuan
Melalui pembelajaran secara mandiri, diharapkan guru mampu:
← Menelaah prinsip kerja mekanisme katup
← Merawat berkala mekanisme katup
10. Indikator Pencapaian Kompetensi
← Menelaah prinsip kerja mekanisme katup
← Merawat berkala mekanisme katup
7
3) Mekanisme Katup dengan Poros Kam Di Bawah
8
3. Mekanisme Katup Dengan Poros Kam Di Atas
3) Satu Poros Kam di Kepala (Single Over Head Camshaft atau SOHC) Pada
konstruksi SOHC atau OHC, poros kam berada di kepala silinder dan
langsung menggerakkan tuas katup (A) atau tuas ayun katup (B).
Keuntungannya sedikit komponen/ bagian-bagian yang bergerak, berarti
kelembaman massa kecil, sehingga baik untuk putaran tinggi.
Kerugiannya adalah konstruksi motor menjadi tinggi karena ada mekanisme tuas
ayun
4) Dua Poros Kam Di Kepala (Double Over Head Camsaft atau DOHC)
9
3. Celah Katup dan Penyetelnya
a. Fungsi celah katup
Agar supaya katup-katup dapat menutup dengan sempurna pada semua
keadaan temperature mesin.
10
c)Pembakaran dapat merambat ke karburator
d) Katup-katup dapat terbakar karena pemindahan panas pada daun katup
tidak sempurna.
11
diperlukan satu set plat penyetel dan alat khusus untuk menekan mangkok
penekan katup
d) Fuler
e) Mur penyetel ( mur stop yang mengunci sendiri )
f) Tuas katup dari pelat yang di pres
12
b) Pengencangan Kepala Silinder Dan Penyetelan Celah Katup
a. Peralatan
Peralatan yang dipergunakan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran
yang baik dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
10.Peralatan servis dalam kotak alat
11.Kunci sok 3/8”
12.Kunci momen
b. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik
dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
10.Kendaraan atau stan motor/mesin hidup
11.Paking tutup kepala silinder
12.Kain lap
c. Langkah kerja
2) Cari besar celah katup di dalam buku data / manual. Besarnya celah katup
pada mesin panas / dingin biasanya tidak sama.
3) Lepas tutup kepala silinder.
4) Kencangkan baut atau mur unit tuas penekan katup dengan kunci momen
sesuai dengan urutan pengencangan yang benar seperti gambar.
13
(3) Pengencangan jangan terlalu keras. Data kekuatan pengencangan baut lihat
di buku manual.
(3) Putar motor searah dengan putarannya sampai tanda TMA tepat. Tanda TMA
terletak pada puli motor (gambar) atau pada roda gaya.
Ketika tanda TMA tepat maka torak silinder 1 (silinder yang posisinya terjauh
dari roda gaya) pada posisi TMA, namun terdapat 2 kemungkinan
langkah/proses yang terjadi, yaitu akhir langkah kompresi atau akhir langkah
buang/awal langkah isap (katup overlaping). Akhir langkah kompresi dapat
diketahui dari adanya celah pada kedua katupnya, karena posisi kedua katup
tertutup atau tidak ada penekanan pada komponen penekan katup.
Sementara untuk akhir langkah buang/awal langkah isap dapat diketahui dari
adanya penekanan pada komponen penekan katup isap dan buang atau
adanya pergerakan katup isap dan buang (overlaping) jika puli digerakkan
bolak-balik pada daerah sekitar TMA.
14
1). Penyetelan Katup Motor 4 dan 6
Silinder a). Motor 4 Silinder Sebaris
Jika silinder pertama pada saat akhir langkah kompresi, maka
katup yang dapat disetel ( X ) adalah :
M Katup masuk
B Katup buang
X Katup yang dapat
distel
1...6 = Nomor urut
Gambar 1. 15 Katup Motor 4 Silinder Yang Dapat silinder
Disetel
4. Kemudian penyetelan setengah dari jumlah katup yang belum distel dilakukan
dengan cara yang sama, yaitu setelah puli motor diputar satu putaran lagi /
tanda TMA tepat.
5. Pasang tutup kepala silinder.
6. Hidupkan motor dan kontrol dudukan/kebocoran paking tutup kepala silinder
serta sambungan-sambungan ventilasi karter.
15
Gambar 1. 17 Cara Menyetel Katup Yang Benar
plat penyetel
16
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: PERAWATAN
BERKALA SISTEM PENDINGINAN DAN SISTEM
PELUMASAN
A. Tujuan
Melalui pembelajaran secara mandiri, diharapkan guru mampu:
← Menelaah sistem pelumasan dan sistem pendinginan
← Menelaah minyak pelumas
← Merawat berkala sistem pelumasan dan sistem pendinginan
f. Uraian Materi
(3)Fungsi Pelumasan
Pelumasan berfungsi untuk:
← Memperkecil gesekan sehingga mengurangi keausan
← Mendinginkan komponen (panas komponen berpindah ke oli)
← Sebagai perapat, misal antara ring piston dengan dinding silinder
← Sebagai pembersih dari keausan bidang lumas
21
c) Kandungan oli 2 ÷ 4 % dari bensin ( menurut spesifikasi pabrik )
d) Pelumasan campur digunakan hanya untuk motor 2 Tak.
3. Oli Mesin/Motor
Di pasaran banyak oli motor yang ditawarkan pabrik. Bagaimana menentukan oli
yang sesuai untuk kebutuhan motor / engine ? Hal iItu dapat ditentukan melalui
spesifikasi oli yang dapat dibaca pada tulisan yang menempel pada kaleng oli.
22
a. Spesifikasi Kekentalan (viskositas)
Spesifikasi ini mengikuti standar SAE (Society of Automotive Engineering )
SAE 20 .... SAE 30 .... SAE 50 ....
b. Spesifikasi Kualitas
Spesifikasi ini mengikuti standar API (American Petrolium Institute).
1). Motor bensin : SA, SB .... SF
23
d. Interval penggantian oli motor
Motor bensin, oli diganti setiap 10’000 km
Motor Diesel, oli diganti setiap 5’000 km (lebih cepat kotor)
24
baik pegas terpasang salah, maka oli tidak
melewati saringan
4. Sistem Pendinginan
a. Kegunaan Pendinginan
← Menyerap panas pada bagian-bagian mesin/motor sehingga
mengurangi keausan dan kerusakan.
← Untuk mendapatkan temperatur kerja mesin/motor yang tepat
Panas
Panas
25
pendinginan, maka permukaan bidang pendinginan diperluas melalui konstruksi
sirip-sirip.
26
Mesin/motor dihidupkan, maka terjadi proses pembakaran di dalam silinder yang
berulang-ulang, temperatur mesin dan air pendingin semakin meningkat.
Bersamaan dengan itu, pompa air (6) berputar, maka terjadi sirkulasi air hanya di
dalam rongga blok motor dan kepala silinder (1). Air tidak dapat bersirkulasi
melewati radiator (3), karena termostat (7) masih tertutup. Oleh karena sirkulasi
air hanya di dalam mesin/motor dan air tidak didinginkan radiaitor, maka
mesin/motor dan air menjadi cepat panas, cepat mencapai temperatur kerja
c. Termostat
1). Cara Kerja
Saat termostat tertutup Saat termostat terbuka
27
Bila suhu air pendingin rendah, aliran air ke radiator ditutup termostat / terputus.
Jika suhu air pendingin mencapai mulai 80°C s.d 1000 C, termostat terbuka dan
air mengalir ke radiator.
d. Tutup Radiator
Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan tekanan air didalam sistem
pendinginan. Pada temperatur kerja, air sistem pendinginan bertekanan 80-
8. kPa (0.8-1.2bar). Dengan tekanan air melebihi tekanan atmosfir, lebih 80-
120kPa (0.8-1.2bar), maka titik didih air pendingin dapat naik mencapai 120
derajat Celcius, maka sistem pendinginan menjadi lebih aman, karena air tidak
cepat mendidih.
28
Saat mesin/motor hidup dan menjadi panas (mencapai temperatur kerja), maka
temperatur dan tekanan air pendinginan akan naik dan volume air mengembang,
maka katup pelepas hermostat akan membuka pada tekanan ‘teknik’ 80-120kPa
(0.8-1.2bar), maka air akan mengalir ke tangki reservoir sampai berhenti ketika
katup pelepas tutup kembali pada tekanan air dalam radiator turun dibawah 80-
120kPa (0.8-1.2bar).
Katup pelepas terbuka dan katup Katup vakum terbuka dan katup
vakum tertutup pelepas tertutup
29
Peralatan yang dipergunakan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran
yang baik dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
← Bak Oli
← Alat pelepas
← Saringan oli
← Kain lap
← Corong
← Kan pengisi oli
Langkah Kerja
d) Pilih saringan oli dengan mencocokkan ulir sarigan dan diameter paking
karet.
e) Kontrol apakah saringan oli lama dilengkapi dengan katup “by -pass “ atau
tidak. Lihat gambar.
30
Katup “ by -pass “
9. Kontrol perlu tidaknya katup anti balik di dalam saringan oli dengan melihat
posisi pengikatan saringan oli terhadap motor. Jika posisi pengikatan
saringan oli horisontal atau sambungan saringan di bawah, maka saringan oli
harus dilengkapi dengan katup anti balik.
10. Pasang kembali baut pembuang oli. Jangan lupa gunakan paking baru.
11. Periksa dan bersihkan tempat dudukan saringan oli. Beri oli atau vet pada
paking saringan oli baru.
2) Pasang saringan oli baru dan keraskan dengan kekuatan tangan saja.
31
c) Isi oli pada motor. Gunakan corong supaya oli tidak tumpah. Perhatikan
jumlah oli yang sesuai spesifikasi. Ada perbedaan jumlah oli dengan/tanpa
mengganti saringan oli.
4. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik
dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
2 Kendaraan / motor hidup
32
3) Keselamatan Kerja
Pada saat motor panas, air pendingin di dalam sistem pendinginan
temperaturnya panas dan bertekanan. Janganlah membuka tutup radiator
dengan tiba-tiba, karena air pendingin yang temperaturnya panas dan
bertekanan dapat menyembur ke luar dan dapat melukai seseorang.
d. Langkah Kerja
1). Pemeriksaan Kebocoran Radiator
(4) Sebelum memasang alat pengetes pada radiator, lihat kedalaman leher
pengisi.
c) Jika kedalaman leher pengisi pendek, gunakan karet pada pengetes seperti
pada gambar berikut. Jika kedalaman leher pengisi panjang, karet pengetes
harus dipasang terbalik.
Tuas pompa
Karet adaptor
90 kPa
0,9 bar
33
c) Periksa kebocoran pada radiator, slang-slang dan paking-paking pada pompa,
kepala silinder dan rumah termostat.
d) Periksa kebocoran sil pompa air pada saat motor hidup. Jika pompa bocor, air
pendingin akan keluar melalui lubang pelepas.
3) Slang yang retak harus diganti. Pemasangan klem dan slang juga harus
diperiksa.
Pengunci
34
4) Pompalah alat pengetes sehingga terdapat tekanan pada tutup radiator
sampai katup pelepas mulai membuka. Bersamaan dengan membukanya
katup pelepas, bacalah tekanan pada alat dan bandingkan tekanan alat
tersebut dengan tekanan yang tertulis pada tutup.
Jika tekanan untuk membuka katup pelepas lebih rendah atau lebih tinggi dari
yang tertulis pada tutup radiator, maka tutup radiator harus diganti baru.
8. Isi / tambah air pendingin pada reservoir sampai level maksimum (max).
Jangan lupa memeriksa kondisi selang air dari leher pengisi air radiator
sampai reservoir dan sambungan-sambungannya. Selang yang retak harus
diganti baru.
35
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: PERAWATAN
BERKALA SISTEM PENGAPIAN
A. Tujuan
Melalui pembelajaran secara mandiri, diharapkan guru mampu:
← Menjelaskan cara kerja sistem pengapian baterai
← Menelaah kontak pemutus
← Menelaah busi
← Merawat berkala baterai, kontak pemutus, kondensator, busi dan
rangkaian pengapian
← Menjelaskan macam-macam koil dan rangkaian tahanan ballast
← Menjelaskan saat pengapian dan pengaruhnya terhadap pembakaran
← Merawat berkala koil dan rangkaian tahanan ballast
← Menjelaskan cara kerja sistem advans sentrifugal dan advans vakum
← Memeriksa fungsi kerja advans sentrifugal dan advans vakum
← Merawat berkala advans sentrifugal dan advans vakum.
C. Uraian Materi
1. Cara Kerja Sistem Pengapian Baterai
Pada saat mesin atau motor hidup, poros engkol dan poros kam distributor
berputar yang mengakibatkan kam distributor tidak menekan tumit ebonit kontak
pemutus sehingga kontak pemutus menutup dan selanjutnya kam distributor
menekan tumit ebonit kontak pemutus sehingga kontak pemutus membuka.
Peristiwa tersebut akan berulang-ulang selama mesin/motor hidup.
40
ke minus baterai dan seterusnya. Dengan mengalirnya arus primer, maka terjadi
pembentukan medan magnet pada inti koil (yang sebelumnya tidak ada medan
magnet). Akibat perubahan medan magnet tersebut (dari tidak ada menjadi ada
magnet), maka terjadi tegangan induksi diri pada rangkaian primer dan tegangan
induksi pada rangkaian sekunder. Oleh karena tegangan induksi pada rangkaian
sekunder rendah, maka tidak terjadi loncatan bunga api pada busi.
41
Dengan terjadinya perubahan medan magnet yang cepat dan sesaat pada koil
tersebut, maka akan timbul tegangan induksi diri sesaat pada rangkaian primer
sekitar 400 Volt dan timbul tegangan induksi yang tinggi sesaat pada rangkaian
sekunder sekitar 5.000 s.d 25.000 Volt. Teganagn induksi diri pada rangkaian
primer akan terserap oleh kondensator dan tegangan induksi yang tinggi pada
sirkuit sekunder akan menghasilkan loncatan bunga api di antara elektroda busi.
Jadi loncatan bunga api listrik sesaat pada celah elektroda busi terjadi saat
kontak pemutus (platina) mulai membuka.
Nama Komponen
1. Kam distributor 6. Sekrup pengikat
2. Kontak tetap ( wolfram ) 7. Tumit ebonit
3. Kontak lepas ( wolfram ) 8. Kabel ( dari koil )
4. Pegas kontak pemutus 9. Alur penyetel celah
5. Lengan kontak pemutus
42
a. Sudut Pengapian
Sudut putar kam distributor mulai dari saat kontak pemutus membuka (A) sampai
kontak pemutus mulai membuka pada tonjolan kam berikutnya (C)
Kesimpulan :
Sudut dwell atau sudut tutup adalah sudut putar kam distributor mulai dari saat
kontak pemutus mulai menutup (B) sampai dengan kontak pemutus mulai
membuka (C) pada tonjolan kam berikutnya, dalam satuan derajat poros kam (o
p.k).
43
c. Hubungan Sudut Dwell Dengan Celah Kontak Pemutus
Jika celah kontak kecil, maka : sudut buka kecil () dan sudut Dwell besar ( )
Jika celah kontak besar, maka : sudut buka besar () dan sudut Dwell kecil ( )
0 0
Sudut pengapian = 360 360 90 p.k
0
z 4
0 0 0
Sudut dwell = 60% x 90 = 54 (toleransi ± 2 )
0
Besar sudut dwell = 54 ± 2
0 0
Jadi, sudut dwell = 52 – 56 p.k.
Satuan sudut dwell adalah dalam derajat poros kam distributor (op.k).
(2o p.e = 1o p.k, oleh karena 2 putaran poros engkol = 1 putaran poros kam).
44
f. Besar Sudut Dwell dan Kemampuan Pengapian
Kemampuan pengapian ditentukan oleh kuat arus primer. Untuk mencapai arus
primer maksimum, diperlukan waktu pemutusan kontak pemutus yang cukup,
dan hal itu sangat ditentukan oleh waktu menutup kontak pemutus yang cukup.
1). Sudut dwell terlalu kecil
Dengan sudut dwell terlalu kecil, maka waktu penutupan kontak pemutus
pendek, akibatnya arus primer tidak mencapai maksimum yang seharusnya
dan kemampuan pengapian menjadi kurang (bunga api pada busi lemah).
Dengan sudut dwel terlalu besar, maka waktu penutupan kontak pemutus
lama, akibatnya arus primer dapat mencapai maksimum yang seharusnya dan
kemampuan pengapian menjadi baik (bunga api pada busi kuat).
Kelemahannya karena waktu mengalir arus terlalu lama, maka kontak
pemutus menjadi panas dan konntak pemutus cepat aus.
45
4. Kondensator
Pada sistem pengapian, kondensator dihubungkan secara paralel dengan kontak
pemutus.
Isolator
Plat penghantar
46
Gambar 3. 11 Penyimpanan Muatan Listrik
Jika kedua penghantar yang berisi muatan listrik tersebut dihubungkan, maka
akan terjadi penyeimbangan arus, lampu akan menyala sesaat lalu padam
karena arus sudah seimbang.
47
5. Busi
Gambar 3. 14 Busi
a. Nilai Panas
Nilai panas busi adalah suatu indeks yang menunjukkan jumlah panas yang
dapat dipindahkan oleh busi
Kemampuan busi menyerap panas dari pembakaran dan memindahkan panas
ke air pendingin yang ada pada rongga-rongga kepala silinder tergantung pada
bentuk kaki isolator / luas permukaan isolator busi.
Busi yang dipasang pada motor / engine nilai panasnya harus sesuai dengan
kondisi kerja / operasi mesin
48
2). Busi dingin
Luas permukaan kaki isolator kecil, sehingga sedikit menyerap panas. Lintasan
pemindahan panas pada pada daerah kaki isolator pendek, akibatnya cepat
memindahkan panas
49
3). Berkerak karena oli
Kaki isolator dan elektroda sangat kotor. Warna kotoran
coklat
Penyebab :
Cincin torak aus / oli bocor
Penghantar katup aus / oli bocor
Pengisapan oli melalui sistem ventilasi karter
4). Berkerak karbon / jelaga
Kaki isolator, elektroda-elektroda, rumah busi berkerak
jelaga
Penyebab :
Campuran bahan baker – udara terlalu kaya
Tipe busi yang terlalu dingin
5). Isolator retak
Bunga api dapat meloncat dari isolator langsung ke
massa, akibatnya bunga api diantara celah busi lemah
atau tidak ada.
Penyebab :
Jatuh
Kelemahan bahan
50
b. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik
dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Bensin cuci
Lap
Kendaraan / motor hidup
c. Langkah Kerja
Lepas tutup distributor, rotor dan kabel-kabel tegangan tinggi. Untuk
melepaskan steker busi, jangan menarik pada kabel busi, karena kabel
tersebut berinti arang sehingga mudah rusak.
Penghantar / kabel tegangan tinggi dengan tahanan yang terlalu besar ( lebih
dari 20 kilo Ohm ) mengakibatkan mesin sukar dihidupkan, maka kabel harus
diganti.
51
Lepas semua bagian dan bersihkan dengan bensin, kemudian keringkan
dengan baik. Jika membersihkan dengan menggunakan angin, doronglah
arang di dalam pusat distributor, untuk mencegah arang terlempar keluar
waktu disemprot.
Periksa kondisi isolator pada koil, rotor, tutup distributor dan steker busi. Jika
terdapat bagian yang terbakar, maka harus diganti baru.
Tutup distributor harus diperiksa juga kondisi arangnya. Jenis tutup distributor
terlihat seperti gambar dibawah ini.
Periksa kondisi isolator kabel pengapian. Kabel yang retak atau terbakar
harus diganti baru, tidak boleh diisolasi, karena isolasi biasa tidak mampu
mengisolasi tegangan tinggi.
52
Pasang rotor pada poros governor. Rotor yang mempunyai kelonggaran harus
diganti baru.
Pasang tutup distributor kembali.
Pasang / hubungkan kembali kabel-kabel tegangan tinggi ke busi
Hidupkan mesin sebagai kontrol.
kontak b. Bahan
Pemeriksaan awal
53
b. Kondisi terbakar, maka kontak pemutus perlu diganti.
baik
miring
miring
tergeser
54
Jika tidak ada vet pada tumit ebonit, bagian tsb. cepat aus, maka celah kontak
menjadi lebih kecil, akhirnya kontak tidak dapat dibuka dan motor berhenti.
Putar motor dengan tangan sampai kam dengan tumit ebonit dalam posisi
seperti pada gambar.
Pilih fuler yang sesuai dengan besar celah kontak.
Perhatian
Besar celah kontak pemutus untuk kendaraan biasanya 0,4-0,5mm. Kontak
pemutus biasanya diganti baru setiap 20’000 km. Kontak lama dapat diratakan
dengan kikir kontak atau kertas gosok, dan selanjutnya dibersihkan dengan
kertas yang bersih. Tetapi, kalau ketidakrataan kontak besar, sebaiknya kontak
pemutus diganti baru.
Jika kontak pemutus dalam waktu singkat aus, kondensator pengapian harus
diperiksa. Penyetelan baru kontak pemutus mengakibatkan perubahan saat
pengapian. Maka setelah penyetelan kontak pemutus, pekerjaan berikutnya
adalah penyetelan saat pengapaian.
55
b. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik
dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Kendaraan / mesin hidup
c. Langkah Kerja
Lepas tutup distributor, rotor dan piringan tutup.
Periksa celah kontak secara visual. Untuk kendaraan biasanya 0,4-0,5mm.
Jika celah kontak lebih besar atau lebih kecil, stel menurut metode yang
sudah dijelaskan pada penyetelan dengan fuler.
Pasang pengetes dwell
d. Hal-hal penting
56
kebebasan poros governor. Kalau perubahannya lebih dari 50, distributor
harus dioverhaul, kecuali distributor buatan Delco (GM) dan Ducellier
(Renault). Distributor tersebut mengalami perubahan sudut dwel pada saat
advans vakum bekerja. Perubahan itu dikarenakan oleh konstruksinya.
Perhatikan : Jangan menstarter mesin terlalu lama!
Starter menjadi sangat panas, dan baterai akhirnya kosong.
Perhatikan : Jangan lupa mematikan kunci kontak (OFF) saat mesin mati.
Pada saat motor mati biasanya kontak pemutus dalam kondisi tertutup. Jika
kunci kontak ternyata masih pada posisi “ON”, maka arus listrik akan selalu
mengalir melalui koil, akibatnya koil menjadi sangat panas dan kemungkinan
koil bisa meledak.
b. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik
dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Modul manual / katalog busi
Bermacam jenis busi
Kendaraan/stan mesin/motor bensin
c. Langkah kerja
Lepaskan steker busi. Jangan menarik pada kabel busi, karena hubungan inti
arang kabel mudah terlepas dari steker.
57
Bersihkan sekeliling busi dengan semprotan udara tekan atau kuas, untuk
mencegah kotoran masuk ke dalam silinder sewaktu busi dilepas.
Lepaskan busi dengan menggunakan kunci busi. Perhatikan bahwa kunci busi
tidak miring. Kemiringan kunci busi dapat mengakibatkan isolator busi pecah.
Untuk busi yang posisinya dalam, gunakan kunci busi yang ada magnetnya
atau ada karet untuk memegang isolator, sehingga busi tidak jatuh sendiri
waktu diangkat.
Periksa kondisi ulir dan lubang busi. Jika ulir busi rusak, maka busi harus
diganti baru. Sedangkan jika ulir lubang busi yang rusak, dapat diperbaiki.
Periksa muka busi! ( Bila perlu pakai kaca pembesar ). Keadaan muka busi
dapat menunjukkan kondisi motor.
Bandingkan busi yang diperiksa dengan gambar-gambar dan keterang-an-
keterangan berikut.
Ukurlah celah elektroda dengan batang pengukur atau fuler. Jika celah tidak
sesuai spesifikasi, stel dengan membengkokkan pada elektroda massa.
Pasang busi pada motor. Mulailah menyekrupkan dengan tangan secara
maksimum, kemudian keraskan dengan kunci momen, tetapi jangan terlalu
keras atau kendor. Jika posisi busi tidak terjangkau tangan, pastikan bahwa
kunci sok yang memegang busi dapat menjamin busi tidak dapat jatuh sendiri.
Didalam kunci sok biasanya terdapat magnet atau karet yang menahan busi.
Momen pengerasan busi
Pada kepala silinder aluminium : 15-20 Nm
Pada kepala silinder besi tuang : 20-25 Nm
Pasang kabel-kabel busi sesuai dengan urutan pengapian (F.O). Pastikan
bahwa kabel sudah tersambung dengan baik, oleh karena sering terjadi tutup
pelindung sambungan kabel (cap) sudah terpasang, sementara kabelnya
busi belum tersambung dengan baik.
Hidupkan motor sebagai kontrol bahwa penggantian busi telah berhasil
dengan baik..
58
Celah elektroda terlalu besar, akibatnya :
Kebutuhan tegangan untuk meloncat-kan bunga api lebih
tinggi. Jika sistem pengapian tidak dapat memenuhi
kebutuhan tersebut, motor akan hidup tersendat-sendat
pada beban penuh.
Isolator-isolator bagian tegangan tinggi cepat rusak
karena dibebani tegangan pengapian yang lebih tinggi.
Motor agak sulit dihidupkan.
Bila terdapat kerusakan ulir pada lubang busi, perbaiki dengan tap lubang busi
yang sesuai. Sebelum lubang busi ditap lagi, berilah vet pada tap agar beram-
beram tidak banyak jatuh ke dalam silinder. Untuk membersihkan sisa-sisa
beram yang jatuh ke dalam silinder digunakan magnet atau dengan menstarter
motor sehingga beram-beram akan terlempar keluar. Pada ulir lubang busi yang
rusak berat, dapat dipasang sebuah bos reparasi (bushing) yang sudah berulir.
Ulir busi yang paling umum : M14 x 1.25mm
59
Gambar 3. 24 Tap Lubang Busi
1). Keuntungan :
Garis gaya magnet selalu mengalir dalam inti besi sehingga daya magnet kuat
dan mengakibatkan hasil induksi besar
2).Kerugian :
Sering terjadi gangguan interferensi pada radio, tape dan TV yang dipasang
pada kendaraan / juga di rumah (TV).
60
2). Rangkaian
Jadi jika tahanan sirkiut primer koil kurang dari 3 , misalnya 1,5 Ohm, maka koil
harus dirangkai dengan tahanan ballast 1,5 Ohm, sehingga tahanan total pada
rangkaian primer menjadi naik sekitar 3 Ohm. Dengan demikian maka arus
primer maksimum :
I = U/R = 12/3 = 4 A (Amper)
61
Contoh :
Dari gambar diatas,
Diketahui : U = 12 V ; I = 4 A ; R2 = 1,5 Ohm
Ditanya : R1 = ……Ohm
Jawaban :
U 12
R I maks 4 3
R1 dan R2 dirangkaikan seri, maka : R = R1 + R2
R1=R–R2=3–1,5=1,5
Diketahui :
Kuat arus yang mengalir pada koil I = 4 A
Tahanan primer koil A ( R2A ) = 1,5 dan tahanan ballast ( R1 ) = 1,5
62
Tahanan primer koil B ( R2B ) = 3
Ditanya :
a. Daya panas pada koil A
b. Daya panas pada tahanan ballast
c. Daya panas pada koil B jika tahanan primer koil R2=3 (tanpa tahanan
balast)
Jawaban :
a. Daya panas koil A (rangkaian dengan tahanan balast, karena R2A=1,5 ) :
P koil A = I2 R2 = 42 . 1,5 = 24 watt
b. Daya panas pada tahanan ballast :
Pballast = I2 .R1 = 42 . 1,5 = 24 watt
c. Daya panas pada koil B (rangkaian tanpa tahanan balast, karena R2B=3 ) :
P koil B= I2 R2 = 42 . 3 = 48 watt
Kesimpulan :
Dengan kuat arus primer yang sama I = 4 A, maka daya panas pada koil dengan
tahanan primer R2 = 1,5 (rangkaian dengan tahanan ballast) akan lebih kecil
daripada daya panas pada koil dengan tahanan primer R2 = 3 (rangkaian
tanpa tahanan ballast). P koil A = 24 watt < P koil B = 48 watt.
63
(bukan 3 Ohm) karena tidak melewati tahanan ballast. Misalnya saat starter
tegangan baterai turun menjadi 10 volt, maka arus primer saat starter :
I=U/R=10/1,5=6,67A
ke motor stater
15
30
KP
- +
12 V
Gambar 3. 27 Rangkaian Penambahan Start Melalui Terminal ST 2
Besarnya arus primer saat starter lebih besar dari 4 A, maka motor mudah
dihidupkan saat starter.
50
ST
15
Saat starter, arus mengalir dari : Baterai +, kunci kontak (30 B dan 50 ST), motor
starter ( selain untuk starter juga untuk ke rangkaian primer koil ), kumparan
primer koil, kontak pemutus, massa dan kembali ke baterai., dst. Arus primer
tidak melewati tahanan ballast. Sehingga tahanan sirkuit primer saat starter
64
bukan 3 Ohm, tetapi 1,5 Ohm, sehingga meskipun tegangan baterai turun saat
starter, arus primer masih cukup baik untuk pengapian.
Saat starter, arus mengalir dari Baterai +, kunci kontak (30 B dan ST2), kumparan
primer koil (+), kontak pemutus (kp), massa dan kembali ke baterai, dst.
-
4). Penambahan Start dengan Menggunakan Relai
Cara kerja relai :
Jika kumparan relai dilewati arus, maka timbul magnet, akibatnya akan menarik
kontak, sehingga kontak dapat mengalirkan arus. Saat starter :
Arus mengalir dari baterai + ke kunci kontak ( B dan ST ), ke kumparan relai dan
ke massa. Maka kumparan relai menjadi magnet, sehingga mampu menarik /
menghubungkan kontak relai. Akibatnya arus dari baterai + mengalir melewati
kontak relai, kumparan primer koil, kontak pemutus, massa dan kembali ke
baterai, dst. Jadi pada saat starter arus primer tidak melewati tahanan ballast.
65
Gambar 3. 30 Penambahan Start dengan Menggunakan Relai
Saat pengapian adalah saat busi meloncatkan bunga api untuk memulai
pembakaran campuran bahan bakar dan udara. Saat pengapian diukur dalam
derajat poros engkol ( 0p.e ) dan terjadi sebelum atau sesudah TMA.
66
Keterangan :
1. Saat pengapian
2. Tekanan pembakaran maksimum
3. Akhir pembakaran
67
c. Saat Pengapian dan Daya Motor
68
maksimum jauh sesudah TMA, sehingga daya motor berkurang, dan boros
bahan baker.
2). Aliran gas dalam silinder pelan, sehingga olakan (turbulensi) campuran bahan
bakar dan udara kurang. Akibat dari hal tersebut diatas, maka pembentukan
campuran setelah langkah kompresi masih kurang homogen, sehingga waktu
bakar campuran menjadi lebih lama dari pada waktu bakar ketika beban
penuh.
Analog dengan perhitungan yang ada pada halaman sebelumnya, jika waktu
bakar campuran bahan bakar dan udara semakin lama, dan putaran motor /
engine tetap, maka sudut putar poros engkol yang ditempuh semakin panjang.
Artinya jika pada beban rendah tidak ada perubahan saat pengapian atau saat
pengapian tetap, akibatnya akhir pembakaran akan berada jauh setelah TMA,
karena waktu bakar semakin lama, sehingga langkah usaha (power) yang
dihasilkan tidak optimal.
Kesimpulan
Agar tekanan maksimum pembakaran tetap dekat sesudah TMA, maka pada
beban rendah saat pengapian harus lebih awal / lebih cepat daripada saat
pengapian waktu beban penuh.
69
Informasi
Saluran Saluran
vakum vakum
Katup gas
Beban rendah adalah beban motor Beban penuh adalah beban motor
ketika katup gas pada karburator ketika katup gas pada karburator
tertutup penuh sampai terbuka terbuka penuh.
sedikit.
70
b. Bagian-bagian
c. Prinsip kerja
Semakin cepat putaran mesin/motor, maka semakin cepat putaran poros
distributor dengan plat pembawa pemberat sentrifugal, sehingga bobot-bobot
sentrifugal semakin mengembang keluar. Akibatnya sisi lain dari kedua bobot
sentrifugal akan menekan dua sisi plat berkurva sehingga poros governor (kam)
diputar lebih maju dari kedudukan semula, maka tumit ebonit kontak pemutus
ditekan lebih awal sehingga kontak pemutus terbuka lebih awal daripada saat
putaran mesin lebih rendah atau saat pengapian menjadi lebih maju.
71
Gambar 3. 35 Advans Sentrifugal Pada Putaran Idel
72
pembatas maksimum, akibatnya plat kurva bersama poros governor ditekan
sehingga poros distributor diputar lebih dulu daripada poros distributor (α), maka
advans sentrifugal bekerja maksimum (kedua pegas pengembali bekerja).
motor
73
15. Advans Vakum
a. Fungsi
Pada beban rendah atau menengah, kecepatan bakar campuran bahan bakar
dan udara rendah karena olakan rendah, temperatur rendah, campuran kurus.
Oleh karena itu waktu pembakaran menjadi lebih lama, Agar mendapatkan
tekanan pembakaran maksimum tetap dekat sesudah TMA, saat pengapian
harus dimajukan, yaitu oleh advans vakum.
b. Bagian – bagian
1). Plat dudukan kontak pemutus yang bergerak radial
2). Batang penarik
3). Diafragma
4). Pegas
5). Langkah maksimum
6). Sambungan slang vakum
74
Gambar 3. 40 Advans Vakum Belum Bekerja
2). Advans vakum bekerja (terjadi pada beban rendah dan menengah)
Vakum yang terjadi pada daerah dekat katup gas karburator tinggi, maka
membran advans vakum tertarik, sehingga plat dudukan kontak pemutus diputar
maju berlawanan arah dengan putaran kam governor, akibatnya saat pengapian
semakin di majukan.
75
d. Kondisi Vakum Pada Sambungan Advans Vakum
Idle
Vakum yang besar terjadi di bawah
katup gas.
Vakum belum mencapai daerah
sambungan advans, sehingga tidak
ada vakum yang menuju ke
membran advans vakum, maka
advans vakum belum bekerja.
Beban penuh
Vakum pada daerah sambungan
advans kecil, sehingga vakum
tidakmampu menarik membran
advans vakum, maka advans vakum
tidak bekerja.
76
16. Penyetelan Saat Pengapian Dengan Lampu Timing
a. Peralatan
Peralatan yang dipergunakan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran
yang baik dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Peralatan servis dalam kotak alat
Lampu timing
b. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik
dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Kendaraan / motor hidup
ditepatkan pada posisi “OFF” atau 0. Saat pengapian dalam idle biasanya 5o –
77
10o p.e sebelum TMA. Penyetelan saat pengapian kebanyakan harus pada
putaran idle yang seharusnya. Bila putaran idle terlalu tinggi, saat pengapian
akan otomatis dimajukan oleh sistem advans pengapian, akibatnya penyetelan
menjadi salah.Putaran idle untuk motor 4 silinder biasanya 750-850 rpm, untuk
motor 6 silinder 600-750 rpm. Pada beberapa kendaraan-kendaraan buatan
Jerman, Italia, kadang-kadang penyetelan saat pengapian tidak pada putaran
idle, lihat cara menyetel saat pengapian dalam Modul manual. Saat pengapian
perlu dikontrol setiap 10’000km. Pada distributor yang dilengkapi dengan oktan
selektor (Toyota), penyetelan saat pengapian dapat dilakukan melalui oktan
selektor, dengan memutar baut penyetel.
f. Tanda Pengapian
Tanda pengapian ada bermacam-macam : terletak pada puli atau pada roda
gaya dan dengan memakai angka atau hanya tanda.
78
1).Satu tanda (pada roda gaya atau puli)
Kalau ada hanya satu tanda (pada roda gaya
atau puli), tanda tersebut menunjukkan tanda
saat pengapian, bukan tanda TMA.
b. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik
dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Kendaraan / motor hidup
79
Saat kunci kontak “ON” dan kontak pemutus terbuka lampu akan menyala,
karena arus primer akan mengalir melalui lampu kontrol ke massa, tidak
mengalir melewati kontak pemutus.
Saat kontak pemutus tertutup, maka lampu akan mati, karena arus primer
akan mengalir melalui kontak pemutus ke massa, tidak mengalir melewati
lampu.
Saat pengapian = saat kontak pemutus mulai membuka = saat lampu kontrol
mulai menyala
Pasang lampu kontrol seperti terlihat pada gambar dibawah. Satu sambungan
dihubungkan ke koil (-) atau ke kontak pemutus dan sambungan yang lain
dihubungkan ke massa.
Kunci kontak “On” dan putar poros engkol motor dengan tangan sesuai
dengan arahnya. Kalau tanda pengapian sudah dekat (yang terletak pada puli
atau roda gaya), putar motor pelan dan lihat lampu. Hentikan putaran poros
engkol motor begitu lampu mulai menyala. Kemudian lihat saat pengapian
pada tanda. Saat pengapian ialah tepat pada saat lampu mulai menyala.
Tepatkan tanda pengapian, yaitu dengan memutar poros engkol motor sesuai
dengan arahnya. Jangan memutar motor berlawanan arah, karena akan
mengakibatkan penyetelan saat pengapian salah, karena adanya kebebasan
di dalam penggerak distributor.
Kendorkan sekrup pengikat distributor, sehingga distributor dapat diputar.
80
Kunci kontak “On” dan putar rumah distributor searah putaran poros
distributor, sampai lampu mati. Arah putaran poros distributor dapat dilihat dari
posisi pengikat advans vakum. Lihat gambar.
81
18. Pemeriksaan Advans Sentrifugal
a. Peralatan
Peralatan yang dipergunakan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran
yang baik dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Peralatan servis dalam kotak alat
Lampu kerja
Lampu timing
Tachometer
b. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik
dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Kendaraan atau motor hidup
82
2). Antara 900-1500 rpm, governor harus mulai bekerja. Untuk itu dapat dilihat
pada tanda pengapian yang mulai bergeser ke saat pengapian yang lebih
awal / bergerak berlawanan arah putaran motor.
3). Tambah putaran motor sampai 4500 rpm. Sekarang saat pengapian harus
Jangan menambah putaran motor lebih dari 4500 rpm, karena dapat
menimbulkan kerusakan motor.
Setelah pemeriksaan advans sentrifugal selesai, jangan lupa memasang kembali
slang vakum.
83
Saat pengapian
semakin maju lagi
.....sampai.....
tanda saat pengapian
bergeser / tepat seperti saat
idle.
.....kemudian.....
baca penunjukan pada lampu
timing
Perubahan saat pengapian yang dapat dilihat pada skala, adalah sama dengan
sudut pengatur advans sentrifugal.
Contoh
84
Idle (mis : 750rpm)
Pada 4500rpm
Perubahan saat pengapian yang dapat dilihat pada skala, tepat sama dengan
sudut pengatur advans sentrifugal.
g. Pelumasan Governor Sentrifugal
85
Kadang-kadang governor dapat dilumasi, misalnya pada distributor Toyota, ujung
luar pada poros governor ditutup dengan karet. Karet tersebut dapat dilepas,
lubang poros diisi dengan vet, karet dipasang kembali, kemudian ditekan
beberapa detik, sehingga vet akan tertekan ke dalam celah antara poros
governor dan poros distributor.
86
b. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik
dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Kendaraan/motor hidup
c. Langkah Kerja
Pemeriksaan sederhana :
Lepas tutup distributor
Lepas slang vakum yang menuju ke distributor pada karburator. Isap slang
dengan mulut dan perhatikan plat dudukan kontak pemutus harus bergerak.
Slang vakum tidak boleh retak atau longgar pada sambungannya.
Lepas slang vakum pada distributor, kemudian lihat kembali saat pengapian
dengan tepat 3500 rpm. Perbedaan saat pengapian dengan/ tanpa advans
vakum harus 10o-20o p.e.
87
d. Advans Vakum Ganda
Advans vakum idle (untuk memajukan saat pengapian saat idle) disambung pada
manifold isap ( 2 ). Advans vakum biasa (untuk memajukan saat pengapian saat
beban rendah) disambung pada karburator ( 1 ).
Advans vakum idle memajukan saat pengapian dalam idle 50. Untuk
mengontrol fungsi kerjanya dengan cara melepas/memasang slang vakum
,
dan bersamaan dengan itu perhatikan perubahan saat pengapian dengan lampu
timing. Jika ada perubahan saat pengapian berarti advans vakum idle kondisinya
baik. Pada advans vakum biasa
, cara mengontrolnya sama dengan advans
vakum tunggal.
88
16. Pemeriksaan Keausan Distributor
a. Peralatan
Peralatan yang dipergunakan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran
yang baik dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Peralatan servis dalam kotak alat
Lampu kerja
Lampu timing
Tachometer
b. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik
dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Distributror
Kain lap
c. Langkah Kerja
Keausan pada plat dudukan kontak pemutus, poros governor dan kam governor
mengakibatkan celah kontak/sudut dwel tidak tetap. Akibatnya, saat pengapian
tidak tetap dan kurang tepat.
Periksa kelonggaran plat dudukan kontak pemutus.
Gunakan obeng, seperti gambar berikut. Plat dudukan tidak perlu dilepas dari
distributor.
Kebebasan maksimal :
radial 0.02 mm
aksial 0.2 mm
89
Kebebasan maksimal :
radial 0.02mm
radial
aksial 1mm
aksial
a. Keselamatan kerja :
Pada semua sistem pengapian elektronis, kemampuan daya listriknya mencapai
tingkat yang berbahaya. Jagalah badan saudara tidak bersinggungan dengan
tegangan tinggi sirkuit sekunder (kabel busi, steker, koil dsb) maupun sirkuit
primer (kabel antara koil dan unit pengontrol.
90
Jangan menggunakan lampu kontrol biasa untuk penyetelan dan pengetesan,
elektronik pada unit kontrol dapat menjadi rusak !
Kontak pemutus mengatur saat pengapian dengan arus pengatur yang kecil,
maka tidak terjadi keausan pada kontak. Tapi, karena keausan pada tumit ebonit
tetap ada, celah kontak pemutus dan saat pengapian perlu distel setiap
10’000km.
c. Langkah penyetelan
Stel celah kontak pemutus dengan fuler atau pengetes dwel
Stel saat pengapian dengan lampu timing atau tanpa
alat Pengapian elektronis dengan pemberi sinyal (pick-up)
Pada sistem ini, kontak pemutus diganti dengan sistem pemberi sinyal yang tidak
perlu dirawat.
91
Macam-macam pemberi sinyal :
Jika motor sulit dihidupkan, kontrol penyetelan dasar koil pick-up (celah udara
antara pick-up dan gigi).
Untuk semua pengapian dengan pemberi sinyal berlaku : saat pengapian hanya
dapat dikontrol dengan lampu timing, penyetelannya dilakukan seperti pada
pengapian konvensional. Sudut dwel diatur secara automatis oleh unit kontrol
dan tidak dapat distel.
Pengapian komputer
92
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: PERAWATAN
BERKALA SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN
A.Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan materi, guru mampu :
1. Menjelaskan fungsi sistem bahan bakar bensin pada motor (engine).
2. Menjelaskan nama dan fungsi komponen sistem pengaliran bahan bakar.
3. Menjelaskan nama dan fungsi komponen karburator.
4. Merawat berkala sistem pemasukan/filter udara
5. Memeriksa dan merawat sistem pengaliran bahan bakar bensin.
6. Memeriksa dan merawat karburator
7. Mengetes gas buang motor diesel.
8. Merawat berkala sistem pembuangan/knalpot
C. Uraian Materi
97
Gambar diatas menjelaskan bahwa motor atau mesin mengisap campuran bahan
bakar dan udara masuk ke dalam silinder, kemudian campuran dikompresikan.
Setelah dicapai temperatur yang cukup, bunga api busi meletik dan terjadilah
pembakaran. Pembakaran selain menghasilkan tekanan yang mendorong torak
bergerak juga menghasilkan gas bekas.
98
a. Daerah penguapan macam-macam bahan bakar
-200 -100 0 100 200 300 400 °C
LNG
LPG
Bensin
Minyak tanah
Solar
Jika udara ditiup, maka udara akan mengalir cepat diatas ujung saluran vertikal,
akibatnya pada ujung saluran terjadi vakum, maka terjadi perbedaan tekanan
antara ujung saluran yang vakum dan tekanan atmosfir yang menekan cairan,
akibatnya cairan akan terisap/bergerak keatas sendiri (pada saluran vertikal), dan
akan ikut terbawa dan bercampur dengan udara tiupan yang mengalir. Peristiwa
tersebut sering dilihat sehari-hari yaitu pada semprotan obat nyamuk dan proses
pengecatan.
99
Pada motor bensin prinsip tersebut digunakan pada karburator, dimana bahan
bakar dikabutkan oleh aliran udara yang cepat pada daerah venturi karburator.
100
6). Saluran pengembali, untuk mencegah timbulnya gelembung uap bensin
(sistem ini tidak dipasang pada setiap kendaraan).
Separator
101
Ventilasi Dengan Katup
Jenis ventilasi ini lebih aman terhadap kebocoran saat
kendaraan posisi miring sekali bahkan terbalik
Penguapan bensin berkurang, pemakaian bensin irit
Slang pada katup tekan kadang-kadang dihubungkan ke karburator supaya
uap bensin terbakar dan menghindarkan polusi udara jika uap bensin dari
tangki langsung terbuang ke atmosfir.
Arah aliran
Pengaliran bensin dalam saringan selalu menuju dari luar elemen ke bagian
dalam, karena pada elemen yang berbentuk bintang permukaan luarnya yang
dipakai untuk menyaring luasannya lebih besar daripada permukaan dalam.
Perhatikan waktu memasang dan mengganti saringan bensin yang baru, lihat
tanda arah aliran pada rumah saringan bensin
102
Tuas pompa bensin mekanis digerakkan oleh putaran eksenter yang terdapat
pada poros kam, sehingga membran dapat naik-turun untuk menghasilkan
isapan bensin dan menekannya.
4. Karburator
a. Prinsip Kerja :
Saat piston bergerak pada langkah isap, maka terjadi aliran udara yang semakin
cepat pada venturi karburator, karena diameter venturi yang menyempit.
Akibatnya pada venturi terjadi vakum. Dengan adanya perbedaan dengan
tekanan bensin pada ruang pelampung, maka bensin akan terhisap dan keluar
103
melalui ujung nosel dan akan bercampur dengan udara masuk kedalam silinder
mesin.
c. Jenis Venturi
1). Venturi Tetap
Satu venturi Satu venturi dengan venturi
sekunder
Venturi
Venturi primer
104
Venturi – venturi sekunder dapat memperbaiki kualitas pengabutan, homogenitas
campuran semakin baik.
105
2). Karburator bertingkat
Pada karburator jenis ini, katup gas tingkat II mulai membuka pada saat katup
gas tingkat I terbuka tiga per empat. Pembukaan katup gas tingkat II dilakukan
dengan cara mekanis dan pneumatis.
106
5. Perawatan Berkala Saringan Udara dan Sistem Ventilasi Karter
a. Peralatan
Peralatan yang dipergunakan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran
yang baik dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Peralatan servis dalam kotak alat
Pistol udara
Alat cuci
b. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik
dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Kendaraan/motor
Oli kendaraan
Lap
c. Langkah Kerja
1). Pembersihan saringan udara jenis tandon oli
Lepas saringan udara
Cuci saringan udara dengan bensin
Keluarkan oli bekas dari rumah saringan udara dan bersihkan rumah saringan
udara dengan bensin dan keringkan dengan lap.
Isi oli baru pada rumah saringan udara sampai tanda batas permukaan.
Beri sedikit oli ke dalam elemen saringan udara dan pasang kembali saringan
udara pada dudukannya.
Pasang kembali rumah saringan dan pastikan kedudukan paking-pakingnya.
107
Perhatian
Saringan udara jenis tandon oli perlu dibersihkan setiap 10.000 km.
Ketokkan saringan/filter udara beberapa kali dan semprotkan angin dari sisi
dalam keseluruhan merata sampai bersih.
Pasang kembali rumah saringan udara. Pada waktu pemasangan, pastikan
kedudukan paking-pakingnya.
Perhatian
Saringan udara jenis kering harus diganti baru setiap 20’000 - 40’000 km.
Jika saringan/filter udara terlihat basah oleh oli, oli tersebut berasal dari sistem
ventilasi karter. Oleh karena itu bersihkan sistem ventilasi karter dan kontrol :
108
dibuang. Pada motor lama, uap/gas bahan bakar yang ada pada ruang karter
dibuang ke udara luar, akibatnya akan timbul polusi udara luar. Pada
mesin/motor modern gas yang masuk ke karter tersebut dialirkan kembali melalui
sistem ventilasi karter ke saluran masuk (intake manifold) dan selanjutnya masuk
ke dalam silinder, sehingga dapat terbakar lagi di dalam ruang bakar motor.
Katup PCV
109
b). Sistem ventilasi yang sederhana:
Bersihkan jet kalibrasi pada saluran masuk dengan bensin dan pistol
udara.
b. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran dan harus
dipersiapkan sebelumnya adalah :
Kendaraan/stan mesin/motor hidup
Oli dan vet
Lap
c. Langkah Kerja
Lepas rumah saringan/filter udara, kemudian kontrol pengikatan karburator
dengan cara menggoyang-goyangkan karburator dengan tangan.
Jika mur/baut pengikat kendor, keraskan baut-baut pada tutup karburator,
bagian katup gas, flens dan pada manifold masuk.
Periksa fungsi mekanisme pedal gas. Gerakan pedal tidak boleh berat, dan
pedal harus dapat kembali ke posisi idle dengan sendirinya. Kontrol kondisi
ujung-ujung kabel dan pegas-pegas pengembali.
110
Bila kendaraan dilengkapi mekanisme penggerak katup gas yang
menggunakan batang-batang, lumasi pada engsel-engselnya.
Periksa keausan pada poros-poros katup gas. Goyangkan dengan tangan
pada ujung poros. Jika kebebasan radial besar, unit katup gas harus dioverhol
atau diganti.
111
Gambar 4. 22 Pemeriksaan Dan Penyetelan Kabel Gas
Pada saat idle (pedal gas pada ruang kemudi dilepas), katup gas pada
karburator harus dapat kembali dengan sendirinya sampai tertahan pada
pembatasnya, tetapi harus ada sedikit kelonggaran pada kabel gas, supaya
posisi katup gas dapat terjamin tertahan pada pembatas sekrup penyetel idle
dengan aman / katup gas tidak tertarik kabel.
Kembalikan tombol cuk kembali dan kontrol apakah katup cuk membuka
penuh (B). Jika tidak, kabel cuk harus disetel.
Untuk menyetel kabel cuk, kendorkan klem kabel, kemudian setel kendor atau
kencangnya kabel, selanjutnya kencangkan klem kabel kembali.
Cek dan kontrol kembali fungsi kabel cuk dan katup cuk.
112
3). Penyetelan Putaran Start Dingin
Tarik tombol cuk setengah langkah, dan hidupkan mesin/motor. Kontrol apakah
putaran idle dapat bertambah sendiri, yaitu putaran bertambah menjadi antara
1.000-1.500 rpm. Bila diluar putaran motor tersebut, stel sekrup penyetel yang
memiliki hubungan antara mekanisme katup gas dan mekanisme katup cuk.
d. Keselamatan kerja
Dilarang menghidupkan mesin/motor di dalam ruang tertutup, karena gas
buangnya beracun, berbahaya bagi manusia.
113
e. Persyaratan penyetelan idle
Sebelum menyetel idle, pastikan dahulu bahwa saat pengapian, celah katup,
sistem ventilasi karter dan saringan udara sudah dalam keadaan baik.
Sewaktu penyetelan, mesin/motor harus pada temperatur kerja, tetapi jangan
terlalu panas. Penyetelan campuran idle harus dilaksanakan saat saringan udara
terpasang.
f. Langkah Kerja
Stel campuran idle (campuran bensin dan udara) dengan sekrup penyetel
yang terletak pada daerah rumah katup gas. Cara menyetel seperti
berikut.
1). Cara menyetel campuran idle tanpa alat pengetes gas buang
Perbandingan campuran yang dihasilkan dari penyetelan campuran idle akan
mempengaruhi putaran idle.
114
a). Langkah penyetelan (lihat gambar karburator diatas) :
Putar sekrup penyetel kearah kiri (sekrup bergerak kearah luar), sampai
putaran motor mulai turun (titik 1 pada diagram dibawah).
Kemudian, putar kembali sekrup penyetel kearah kanan (sekrup bergerak
kearah dalam) secara bertahap, sampai putaran motor mulai turun (titik 2
pada diagram dibawah). Selanjutnya putar kembali sekrup penyetel kearah
kiri (sekrup bergerak kearah luar) ¼ sampai dengan ½ putaran dan
berhenti.
Perhatian
Jangan menyetel idle pada saat mesin/motor masih dingin atau sangat panas.
115
Karburator sering dilengkapi dengan katup termostatik, yang terbuka saat
Campuran idle yang terlalu kaya akan mengakibatkan pemakaian bahan bakar
menjadi boros. Sebaliknya dengan campuran idle yang terlalu kurus akan
mengakibatkan motor hidup tersendat-sendat pada idle dan pada beban rendah.
Bila sistem cuk dan campuran idle telah di stel dengan baik, maka saat motor
dingin perlu menggunakan cuk selama sekitar 1 menit untuk mencapai putaran
idle/stasioner dengan baik. Namun jika cuk tidak ditarik tetapi putaran motor saat
dingin sudah baik, berarti pada mesin/motor tersebut campuran idle telah disetel
terlalu kaya.
116
Lampu kerja
Takhometer
Pengetes CO
c. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik
dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Kendaraan/stan mesin bensin hidup
d. Keselamatan Kerja
Dilarang menghidupkan motor di dalam ruang tertutup, karena gas buangnya
beracun.
f. Langkah Kerja
117
1. Skala pengukur
2. Lampu diode
3. Pengontrol aliran gas
4. Rumah saringan gas
5. Sambungan baterai
6. Tombol kalibrasi
7. Sambungan gas buang
Gambar 4. 28 Pengetes CO
Masukkan nosel pengukur gas buang pada ujung saluran gas buang
(minimal 30 cm ke dalam).
Stel rpm idle dan campuran idle. Penyetelan yang benar menghasilkan
jumlah CO 2-3,5%. Data yang tepat lihat di Modul manual kendaraan yang
sesuai.
Perhatian
Penunjukkan alat pengetes CO akan salah jika terdapat kesalahan pada alat
tersebut, yaitu :
* Saluran isapnya bocor (udara palsu).
* Rumah saringan gasnya tidak ditutup dengan rapat (udara palsu).
* Saringan gasnya tersumbat.
* Pemisah air penuh.
* Temperatur kerja belum tercapai dan kalibrasi alat salah.
Supaya alat pengetes CO selalu dalam keadaan standar sesuai spesifikasi,
maka alat tersebut harus dirawat, dikontrol dan dikalibrasi secara periodis.
118
Poros katup gas
Ke solenoid AC
Persiapan
Sebelum pengetesan dilakukan perhatikan hal-hal sebagai berikut:
119
1. Motor harus dijalankan dengan beban sampai mencapai temperatur kerja
mesin
2. Elemen saringan udara telah diservis
3. Gerakan maksimum pedal gas harus menghasilkan gerak maksimum pada rak
kontrol pompa injeksi
4. Sebelum tes tekan 3 kali pedal gas sampai motor mencapai putaran
maksimum
Langkah Kerja
Pasangkan pengetes gas buang ujung slang diklem pada ujung knalpot
seperti gambar dibawah:
Hidupkan motor
Tekan bola karet sampai tuas pompa bergerak ke atas sambil menekan
pedal gas maksimum(penekanan pedal gas dihentikan bila tuas pompa tidak
naik lagi)
Tekan tuas pompa kembali ke bawah sampai tuas tidak bergerak lagi
Keluarkan kertas bekas penekanan gas buang dari pompa. Lakukan
pengetesan dua kali lagi agar diperoleh hasil kekotoran gas buang yang rata-
rata pada kertas
Cocokan hasil kekotoran gas buang pada kertas dengan daftar evaluasi
kekotoran gas buang
Supaya tingkat kekotoran gas buang pada kertas dapat dinyatakan dalam
angka pasti gunakan tester evaluasi elektronik.
120
PERAWATAN MESIN
A. Tujuan
← Blok Silinder
Blok silinder dan ruang engkol merupakan bagian pokok sebuah motor.
Bentuk dan konstruksi blok silinder tergantung pada beberapa faktor,
antara lain :
Sifat luncur yang baik pada permukaan luncurnya dan tahan aus.
Kuat terhadap tekanan tinggi. Tidak boleh mengalami perubahan
bentuk akibat waktu pemakaian yang lama. Konstruksi silinder harus
memperoleh pendinginan yang merata. Mudah di overhaul atau
diganti .
6) Jenis Konstruksi
← Berdasarkan susunan silinder :
← Bentuk sebaris
Konstruksi sederhana,
baik untuk motor 2 s.d 6
silinder
10
4) Bentuk “ V “
Konstruksi pendek,
kompak dan kaku .
Baik untuk motor 6
s.d 12 silinder.
Sifat getaran paling
buruk oleh karena itu
jarang digunakan
untuk motor 2 atau 4
silinder
c) Boxer (Tidur)
Konstruksi rendah
tetapi lebar.
Baik untuk 2 s.d 12
silinder.
Sifat getaran paling
baik
11
5) Konstruksi blok silinder
Pendinginan air.
Konstruksi sederhana
Overhaul silinder perlu
pengerjaan khusus
(mengebor, menghoning,
memasang torak “Over
size“)
12
3) Blok Tunggal (lubang bor sebagai silinder)
Sifat-sifatnya:
Konstruksi kuat dan
sederhana
Bahan sama untuk blok dan
silinder
Paling umum pada
motor/mobil
Boring/liner jadi satu dengan
blok
4) Torak
a Fungsi torak :
Menghisap, mengkompresi gas baru dan membuang gas bekas.
Merubah tekanan hasil pembakaran menjadi gaya dorong pada
batang torak.
Mengatur pemasukan dan pembuangan gas pada motor 2 tak.
← Puncak torak
← Bidang api
← Bidang cincin
← Pinggang torak
D = Diameter torak (diukur
melintang terhadap
pena)
Tk = Tinggi kompresi
Dp = Diameter mata pena
tora
13
5) Pembebanan torak :
7) Pelumasan torak
14
Lubang semprot khusus
pada pangkal batang torak,
diarahkan ke sisi torak yang
menerima gaya samping
pada langkah usaha
f Pendinginan torak
15
Kedudukan sumbu pena torak
Untuk memperkecil gesekan dan tamparan torak pada posisi TMA
dan TMB serta langkah usaha, sumbu pena torak sering digeser ke
arah samping (0,3 s/d 1 mm), ke sisi yang menerima gaya samping
pada langkah usaha.
Gambar 1.12 Kedudukan Sumbu Pena Torak pada Saat Mendekati TMA,
Tepat di TMA dan setelah TMA
16
4. Penafsiran kerusakan torak
1) Keausan biasa/normal
17
8) Temperatur terlalu tinggi
18
e) Masalah pemuaian torak
Temperatur tinggi yang terjadi pada torak dari bahan logam ringan
akan mengakibatkan muai panas yang besar.
Pemecahan :
Bentuk torak
Saat dingin:
Tirus ( A < B )
Lonjong (C < D )
Saat panas:
Silindris, karena muai panas puncak torak lebih besar dari pada
pinggang torak
Bulat, karena pemuaian diarahkan ke sumbu pena torak .
19
a) Torak dengan pinggang bercelah
Macam-macam celah:
Celah melintang
Celah memanjang
Celah “ u “
Celah “ T “
Celah kombinasi
Keterangan :
Fungsi celah : untuk membatasi pemuaian panas pada
pinggang torak dengan cara memperkecil perpindahan panas
dari puncak ke pinggang torak ( pada bagian melintang sumbu
pena torak )
20
g) Torak Bimetal
c) Perlengkapan Torak
a Cincin torak
Fungsi:
← Sebagai perapat antara torak dengan silinder, agar tidak
terjadi kebocoran gas dari ruang bakar ke rumah poros
engkol
← Sebagai penyekat oli, agar tidak masuk ke ruang bakar
← Memindahkan panas torak ke dinding silinder
21
Tabel 1. 1 Bentuk Cincin Kompresi
22
13. Cincin Oli
Cara kerja
23
5) Pena Torak
← Fungsi :
Pena torak berfungsi sebagai penghubung antara torak dan
batang torak, serta meneruskan gaya dari torak ke batang
torak.
Yang bergerak
bebas adalah :
Pena torak dengan
batang torak
Pena torak dengan
torak
24
5) Batang Torak
← Fungsi :
← Menghubungkan torak dan poros engkol
← Merubah gerak lurus torak menjadi gerak putar pada poros
engkol
← Memindahkan gaya torak keporos engkol; dan
← membangkitkan momen putar pada poros engkol.
25
(4)Poros Engkol :
1.) Fungsi :
Merubah gerak lurus bolak-balik torak (translasi) menjadi gerak
putar, dengan perantaraan batang torak.
26
Pelumasan bantalan batang torak berlangsung melalui
saluran-saluran oli pada poros engkol.
Aliran oli : dari saluran utama menuju alur pelumas pada
bantalan poros engkol kemudian menuju saluran
penghubung selanjutnya bantalan pangkal
batang torak
4) Roda Gaya
27
4. Peredam Getaran Puntir
Fungsi :
Akibat dari gaya dorong torak melalui batang torak akan
menimbulkan momen puntir pada poros engkol. Poros engkol
akan mengalami puntiran berulang-ulang sesuai dengan gaya
dorong yang terjadi hal ini mengakibatkan terjadinya getaran
puntir
Contoh konstruksi :
28
7. Bantalan Poros Engkol
← Fungsi
Bantalan poros engkol berfungsi melindungi dan
menghantarkan poros engkol..
8. Bantalan luncur
1. Persyaratan :
Pada konstruksi bantalan luncur dituntut adanya celah oli yang
merata pada sekeliling poros, tahan aus dan sifat luncur yang
baik
2. Prinsip kerja
Apabila dua bagian logam yang bersinggungan saling bergeser
satu sama lain, akan timbul panas dan keausan Berdasarkan
efek pelumasan, gesekan dibedakan menjadi 3 macam:
a. Gesekan kering
Titik kontak antara bantalan
dan poros terjadi di banyak
tempat. Kondisi ini tidak pernah
terjadi pada motor dengan
sistem pelumasan yang baik.
Tingkat keausan tinggi
b. Gesekan setengah cair
29
c. Gesekan cair
Fungsi:
Mendukung gaya radial
dalam hubungan antara
batang torak dan poros
engkol
Konstruksi:
Terbagi menjadi 2 bagian,
agar bisa dipasang pada
poros engkol utuh
30
(2) Bantalan luncur aksial
Fungsi :
Mengantarkan poros engkol
saat menerima gaya aksial,
yaitu pada saat terjadi
hubungan/pelepasan kopling
Konstruksi:
Terbagi dalama dua bagian
yang menyatu atau terpisah dari
bantalan luncur radial
Terpasang pada bagian tengah
dari panjang poros engkol
Untuk mendapatkan
tekanan bidang kontak
yang sesuai antara
Gambar 1.32 Pengencangan
Pendahuluan bantalan dan
dudukannya, diukur
melalui pengencangan
pendahuluan (pre - load).
Besarnya momen
pengencangan serta
ukuran celah, lihat
spesifikasi pada buku
manual
31
a. Pemeriksaan celah minyak bantalan poros engkol dengan
plastik pengukur (Plastic gauge)
g. Lepas tutup bantalan pada blok dan pasang poros engkol
dalam keadaan bersih
h. Pilih ukuran plastik pengukur yang tepat dengan celah
Kotak warna merah 0,05 – 0,15 mm
Kotak warna biru 0,025 – 0,075 mm
(5) Potong plastik pengukur sedikit lebih pendek dari pada
lebar bantalan
(6) Tempelkan plastik pengukur di tengah pen poros engkol.
(7) Perhatikan jangan sampai menutup lubang oli
32
Lepas tutup bantalan dan ukur plastik pengukur yang pipih
pada bagian yang terlebar dengan alat pengukur pada bungkus
plastik pengukur. Hasil pengukuran merupakan celah oli.
33
Pemeriksaan awal
34
Periksa secara visual goresan-goresan pada tabung silinder, bila
goresan terlalu dalam, silinder harus dioverhaul.
Pemeriksaan kerataan permukaan blok silinder (menggunakan
mistar baja dan fuler)
35
Pemeriksaan Cincin Torak
Memeriksa celah sisi cincin torak
F Pasangkan cincin torak ke dalam alur cincin torak yang
semestinya
G Ukur celah sisinya dengan fuler
36
Gambar 1.40 Memasukkan Cincin Torak ke dalam Silinder
dengan Dorongan Torak
Lakukan pengukuran celah ujung cincin torak ( seperti gambar ) satu per satu
37
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: PERBAIKAN
KEPALA SILINDER DAN MEKANISME KATUP
A. Tujuan
h. Uraian Materi
← Kepala Silinder
Kegunaan
Untuk menutup blok silinder dan sebagai ruang bakar
Sebagai dudukan dari katup-katup, busi, injektor, poros kam, saluran gas
masuk dan keluar, saluran air pendinginan dan pelumasan
43
Bagian-bagiannya :
9. Pegas katup
10. Batang katup
11. Pengatur katup
12. Ruang pendingin (air)
13. Busi
14. Saluran masuk
15. Dudukan katup
16. Ruang bakar
17. Paking kepala silinder
9. Campuran aluminium
← Pemuaian besar
Masalah :
kerapatan paking kepala silinder berkurang.
Dudukan dan penghantar katup harus dibuat dari logam yang
keras, untuk mengatasi keausan, Ringan .
44
4) Macam-macam pendingin kepala silinder
Kepala silinder harus didinginkan, karena kepala silinder langsung
bersinggungan dengan pembakaran motor.
45
7) Mekanisme Katup
Bagian-bagian mekanisme katup standar
46
a. Mekanisme katup dengan poros kam di bawah
Katup di samping (Side Valve)
Katup berdiri
Poros kam terletak di bawah
Katup di samping blok motor
Keuntungan
Tidak berisik
Konstruksi sederhana
Tinggi motor menjadi pendek
Kerugian
Bentuk ruang bakar kurang
menguntungkan
Penyetelan celah katup sulit
Keuntungan
Bentuk ruang bakar baik
Kerugian
Banyak bagian-bagian yang
bergerak, kelembaman massa
besar, tidak ideal untuk putaran
tinggi
47
b. Mekanisme katup dengan poros kam di atas
Satu poros kam di kepala
( Over Head Camshaft )
Poros kam langsung menggerakkan
tuas katup (Gb A) atau tuas ayun
katup (Gb B)
Keuntungan
Kerugian
Konstruksi motor menjadi tinggi (ada
mekanisme tuas ayun)
48
Diagram Sudut Pengantar Katup Motor 4 Tak
Kesimpulan:
Maka :
3) Sudut pengatur katup melebihi sudut langkah kerja motor
4) Akibat kelebihan sudut pembukaan katup, terjadi 2 katup yang
membuka secara bersamaan itu dinamakan overlap/gerak
gunting
49
Besar sudut pengatur katup (contoh)
50
c. Poros Kam
Kedudukan bantalan
Karena diameter bantalan dibuat bertingkat, maka cara
memasukkan hanya dari satu sisi saja (khusus OHV)
51
4. Jenis-jenis penggerak poros
kam 1) Penggerak roda gigi
Jarak antara poros kam dengan poros engkol harus pendek maka
poros kam terletak di blok motor.
52
2) Penggerak rantai
53
3) Penggerak sabuk timing bergigi
Tensioner perlu disetel setiap 40.000 km, jika tidak disetel sabuk
timing menjadi kendor dan dapat melompat, maka penyetelan
timing menjadi salah dan kemungkinan katup akan bertumbukan
dengan torak motor.
54
Bagian-bagian Sistem Pengatur Katup
← Sistem standar
Gerakan poros kam dipindahkan ke katup melalui penumbuk,
batang penumbuk dan tuas katup.
Pada kebanyakan motor letak kam sedikit tergeser dari arah pusat
penumbuk (offset). Supaya penumbuk akan ikut berputar, sehingga
keausan kecil dan merata.
55
2) Batang penekan :
Konstruksi umum
56
3) Tuas katup
57
Keuntungan
Ringan dan kuat
Kam tergeser dari arah pusat penumbuk (seperti motor OHV)
sehingga mangkok ikut berputar.
Celah katup tidak berubah untuk waktu yang lama (Keausan kecil)
Kerugian
Penyetelan celah katup sulit, waktu lama
Keuntungan
3 Sedikit bagian-bagian yang bergerak
4 Kelembaman massa kecil, baik untuk motor putaran tinggi
58
4) Penggerak katup OHC dengan tuas ayun (Mercedes, Opel,
Nissan)
Keuntungan
(5) Sedikit bagian-bagian yang
bergerak o Kelembaman massa kecil
o Konstruksi terbaik untuk penyetelan celah katup
Kerugian
d) Konstruksi motor lebih tinggi
59
3. Katup dengan Perlengkapannya
60
7. Katup
Kegunaan katup: Untuk mengatur pemasukan gas baru ke dalam
silinder dan pengeluaran gas bekas.
Bagian-bagiannya :
1. Batang katup
2. Pengunci
3. Dudukan daun katup
4. Daun katup
gesek
Margin / Ketebalan
Pembebanan
← Pada daun katup, terjadi tumbukan dengan dudukannya
← Keausan pada batang katup karena gesekan
a Pembebanan panas pada katup buang sampai 8000 C
4) Kontruksi katup
Katup hisap
61
Katup buang
e) Terbuat dari dua logam :
Batang katup dari baja yang mempunyai sifat luncur yang baik
Daun katup dari baja yang tahan panas (temperatur sampai
8000 C)
Kegunaan
Isi natrium menurunkan
temperatur kerja katup.
Cara kerja
Pada temperatur kerja,
natrium mencair dan akan
dikocak – kocak.
Dengan demikian, natrium
memindahkan panas dari
daun katup ke
batangnya
Untuk memperbaiki
pemindahan panas,
pengantar katup tersebut
dari brons (tembaga)
62
(f) Pegas Katup
Kegunaan : Getaran teredam karena terdapat daun pegas dengan
frekuensi getaran diri yang berbeda
63
D. Sil katup
Kegunaan : Untuk mencegah minyak pelumas mengalir ke saluran
masuk atau buang
Konstruksi umum
Jalan oli
b Penghantar katup
Kegunaan :
Mengantar batang katup pada kepala silinder
Memindahkan panas dari katup ke kepala silinder
Bahan :
Besi tuang khusus atau campuran
tembaga (brons)
Keausan pada batang dan pengantar
katup menyebabkan :
Daun katup tidak rapat lagi (kocak)
Pemakian oli boros (oli akan terisap
melalui pengantar katup)
64
f. Bentuk Daun Katup dan Cincin Dudukannya
Daun katup
Sudut daun katup : 450, jarang 300
Cincin dudukan katup
Sudut cincin dudukan : sesuai sudut daun katup
Lebar dudukan katup : 1 – 2 mm pada sedan
2 – 3 mm pada truk
65
6. Celah Katup dan Penyetelnya
Fungsi celah katup
Agar supaya katup-katup dapat menutup dengan sempurna pada
semua keadaan temperatur
66
1) Celah katup terlalu besar
67
(a) Penyetel Celah Katup Automatis
Bagian-bagiannya
1. Badan penumbuk
2. Plunyer (torak)
3. Dudukan batang penumbuk
4. Cincin pengunci
5. Batang penekan
6. Pegas plunyer pada ruang tekan
7. Katup peluru
Keuntungan Kerugian
Celah katup kostan Lebih berat dari pada penumbuk
Tidak berisik biasa, kelembaman massa
bertambah sehingga kemampuan
motor berkurang
68
Gambar 2.30 Prinsip Kerja Penekan Hidrolis
Gambar 1
Selama penumbuk tidak tertekan, oli mengalir melalui lubang
badan penumbuk ke bagian dalam plunyer. Tekanan oli
tersebut menekan katup peluru dan mengalir ke ruang tekan
sehingga celah katup mendekati nol
Gambar 2 & 3
Selama penumbuk tertekan, maka plunyer menerima gaya
reaksi dari batang penekan. Akibatnya tekanan oli pada ruang
tekan melebihi tekanan oli motor dan katup peluru menutup.
Dengan demikian posisi plunyer dalam badan penekan tidak
dapat bergerak lagi dan katup akan di buka seperti pada
penekan biasa.
69
b. Macam-macam Bentuk
Kam a. Kam lancip
b. Kam cembung
70
c. Besar sudut pengatur
katup Masalah :
Pada umumnya besar sudut pengatur pembukaan katup hisap dan
buang adalah 2400 – 2700 tetapi sudut langkah hisap dan buang
adalah 1800. Mengapa demikian ?
Kesimpulan:
Untuk mendapat daya motor yang tinggi, pengisian silinder harus baik,
oleh karena itu katup hisap mulai membuka beberapa derajat sebelum
TMA dan akan menutup beberapa derajat setelah TMB .
71
5. Pekerjaan pada Mekanisme Katup,
Saat memasang rantai, luruskan tanda yang ada (contoh pada Toyota kijang)
Gambar 2.33 Tanda Timing pada Poros Kam, Poros Engkol dan
Rantai Timing
72
E. Latihan/Kasus/Tugas
Rangkuman
Rangkuman Perbaikan Kepala Silinder dan Mekanisme katup
Kegunaan mekanisme katup
Mengatur pemasukan gas baru ke dalam silinder
Mengatur pembuangan gas bekas ke saluran buang
Ditinjau dari letak poros kamnya ada 2 macam jenis, yaitu OHV dan
OHC. Untuk OHC dibagi lagi menjadi 2 macam yaitu SOHC dan
DOHC
Overlapping adalah suatu kondisi dimana katup isap dalam kondisi
mulai membuka sedang katup buang dalam kondisi mau menutup
Penggerak poros kam ada 3 macam: penggerak gigi, penggerak
rantai dan penggerak belt/timing belt
Pada kebanyakan motor letak kam sedikit tergeser dari arah pusat
penumbuk (offset) hal ini dimaksudkan supaya penumbuk akan ikut
berputar sehingga keausan kecil dan merata.
Diameter daun katup masuk dibuat lebih besar daripada katup buang
untuk memperbaiki pengisian silinder . sedangkan Katup buang
karena beban panasnya tinggi terbuat dari dua logam : Batang katup
dari baja yang mempunyai sifat luncur yang baik dan Daun katup dari
75
Fungsi celah katup adalah Agar supaya katup-katup dapat menutup
dengan sempurna pada semua keadaan temperature.
jika celah katup terlalu besar maka mesin akan berisik, sedang jika
celah katup terlalu kecil maka mesin akan bergetar karena waktu
pembukaan katup lebih lama dari waktu semestinya.
Pada celah katup otomatis, celah akan menyesuaikan dengan
keausan yang terjadi dan tekanan oil mesin
Sudut koreksi katup dibentuk agar katup bisa duduk ditengah-tengah
dudukan katup dan lebar celahnya tidak boleh terlalu besar/terlalu
kecil (sekitar 1.5 mm)
Macam-macam bahan kepala silinder :
← Besi tuang : Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, Keras, Dapat
meredam getaran dan suara, Pemuaian kecil
← Campuran aluminium : Dapat memindahkan panas dengan baik,
sehinnga Kecenderungan knoking berkurang, Perbandingan
kompresi dapat ditinggikan dan Daya motor bisa lebih besar
76
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: SISTEM
PEMASUKAN DAN PEMBUANGAN
A. Tujuan
8. Uraian Materi
79
Pembersih awal (Pre-cleaner)
80
Pembersihan awal (precleaning)
Dalam tahap ini udara digiring masuk ke dalam cleaner dengan
kecepatan tinggi sehingga menimbulkan putaran sentrifugal (gaya
silkon) memutari elemen filter. Udara mengalir langsung menuju
pre-cleaner sehingga menghantam salah satu sisi pelindung
logamnya (metal shield).
Penyaringan (filtering)
Ketika proses pembersihan awal telah selesai, udara yang sudah
bersih kemudian masuk ke dalam lubang-lubang di dalam metal
jacket yang mengelilingi pleated-paper filter. Penyaringan
dilakukan ketika udara melewati paper filter. Filter ini menyaring
hampir semua partikel kecil yang masih tertinggal.
81
Petunjuk umum untuk membersihkan sistem air saringan
udara:
← Servis Pre-cleaner dan Pre-screener
← Lepaskanlah pre-screener
← Bersihkan dengan semprotan udara atau sikatlah timbunan
kotoran, endapan atau benda asing lainnnya.
Bila kotoran sampai terkumpul terlalu banyak pre-cleaner
bisa tersumbat dan main cleaner bekerja lebih berat.
82
(2) Servis pada Dry type air cleaner
(a) Lepaskanlah elemen filter pada saat sinyal indicator
memberitahukan bahwa terjadi ketidakberesan atau saat
jangka waktu servis telah sampai.
Hentak-hentakkan air cleaner elemn secara pelan-pelan
untuk menghilangkan sebagian besar debu yang
terkandung.
83
Gambar 3.6 Penyemprotan Elemen Filter
84
(a) Integral Intake Manifold
85
Gambar 3.8 Sistem Pemasukan Ruang Engkol (Crankcase
Intake System)
86
Manifold pada Engine Diesel
Sistem Pembuangan
Sistem pembuangan adalah menyalurkan gas sisa pembakaran dari
engine ke udara luar.
Sistem ini berfungsi untuk Menghilangkan panas, Memperhalus bunyi
engine, dan Membuang gas sisa pembakaran dari dalam silinder.
a. Komponen sistem pembuangan :
← Exhaust Valve
Exhaust valve berfungsi menutup gas yang terbakar supaya tidak
keluar dari silinder hingga hampir semua energi mengembang dan
kemudian mengarahkan gas sisa pembakaran keluar dari silinder
engine, sehingga silinder engine dalam keadaan bersih pada
pemasukan bahan bakar berikutnya.
87
b Exhaust Manifold
Fungsi dari exhaust manifold adalah mengarahkn gas sisa
pembakaran dari setiap silinder dan kemudian membuangnya keluar
dari engine.
d Muffler
Muffler berfungsi membuang gas buang dan panas serta meredam
suara engine.
88
b Turbocharger
Dua komponen utama sebuah turbo-charger adalah kompresor dan
turbin. Kompresor biasanya diletakkan di antara air cleaner dan
engine intake manifold sedangkan turbin terletak antara exhaust
manifold dan knalpot.
89
Supercharger
Supercharger adalah semacam pompa udara (air pump) terletak di
depan atau di belakang karburator. Supercharger membantu engine
melakukan seluruh kompresi udara yang jauh lebih kuat
dibandingkan dengan mesin biasa yang tidak memakai supercharger.
Alat ini bekerja dengan cara mengambil udara atmosfir,
memampatkannya dan memasukkannya ke dalam silinder-silinder
mesin.
90
Centrifugal–type Supercharger
Supercharger jenis ini mempunyai sebuah impeller yang berputar
dengan kecepatan tinggi di dalam sebuah housing. Kecepatan
normalnya adalah 30 kali kecepatan engine.
Supercharger jenis ini bisa digerakkan oleh mesin atau gas buang
pada saluran buang, atau oleh motor yang terpisah. Keuntungan
dari supercharger yang mempunyai penggerak yang terpisah
adalah tidak digunakannya tenaga mesin. Supercharger jenis ini
harganya lebih murah, membutuhkan perawatan lebih mudah dan
tidak menimbulkan bunyi sekeras supercharger tipe Root.
Knalpot (Muffler)
Ada dua jenis knalpot, yaitu:
91
Aliran Maju Mundur (Reverse Flow)
Knalpot (muffler) jenis ini berupa ruang-ruang berongga yang
mempunyai pipa-pipa berukuran pendek dan baffles untuk
mendesak gas buang agar mengalir melalui saluran maju dan
mundur sebelum dibuang keluar.
92
9. Aftercoolers
Aftercooler menurunkan suhu udara yang termampatkan hingga
mencapai 800 sampai 900F (44 sampai 500C). Dengan demikian
udara menjadi lebih padat sehingga bisa memasukkan jumlah
udara yang lebih banyak ke dalam combustion chamber. Hasilnya
adalah tenaga yang dihasilkan lebih besar, lebih hemat dan
pembakaran lebih sempurna.
Kegiatan Praktek
Mintalah trainer untuk mengalokasikan sebuah kendaraan engine Disel
untuk Anda.
← Kenalilah setiap komponen kendaraan berikut ini:
← Exhaust Valves
← Exhaust Manifold
← Turbocharger
← Muffler
93
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: PERBAIKAN
SISTEM PELUMASAN
A. Tujuan
Uraian Materi
1. Pelumasan
a. Fungsi pelumasan
Pelumas Pendingin
98
Perapat Pembersih
99
Cara kerja
Oli dari karter dipompakan ke saluran bagian motor yang
memerlukan pelumasan dan turun dengan sendirinya kembali ke
karter
Sifat-sifat
Pelumasan teratur dan merata
Memberi pendinginan dan pembersihan pada tiap-tiap bagian yang
diakhiri
Karena pompa digerakkan oleh motor, hasil pemompaaannya
tergantung pada putaran motor
Digunakan pada kebanyakan motor 4 Tak dan motor Diesel 2 Tak
Oli perlu diganti Setiap 5.000 km pada motor bensin (Oli
Pertamina)
Setiap 3000 km pada motor Diesel (Oli Pertamina)
100
Fungsi bagian-bagian :
101
Masing-masing bantalan poros engkol
Mekanisme katup
Tempat lain memerlukan pelumasan (misal : pompa injeksi motor
Diesel), atau pendinginan misal: bagian bawah torak atau
tekanan, misal: tensioner rantai, pengatur celah katup automatis
102
Pompa oli bentuk
rotor Bagian–bagian
Cara kerja
Rotor berputar menghisap oli kedalam ruangan yang dibentuk
antara dua roda gigi rotor. Oli terdesak kearah putaran roda gigi
rotor dan ditekan keluar menuju pemakai.
103
Saringan Oli
Keterangan
Penggantian mudah dan sederhana
Ada tiruan yang jelek/kwalitas rendah
Oli mengalir selalu dari lubang bagian luar menuju lubang bagian
dalam (konstruksi model bintang/V)
104
Katup by-pass
Fungsi : Untuk mencegah keausan motor pada saat saringan oli
tersumbat (sebagai saluran pintas oli ke pemakai)
105
Katup anti balik
Fungsi : Mencegah oli dalam saringan tidak mengalir kembali dalam
karter saat motor mati
Diperlukan katup anti balik,bila sambungan saringan oli menghadap ke
bawah/miring kebawah (seperti gambar)
Cara kerja:
Saat motor hidup
106
a) Pengukur tekanan
(1) Persyaratan dan fungsi
Tekanan oli minimum dalam idle = 50 kpa / 0,5 bar
Tekanan oli minimum pada beban penuh =150 kpa / 1,5 bar
Jika tekanan oli kurang dari yang tercantum diatas, motor menjadi
rusak oleh karena itu, motor dilengkapi sistem kontrol untuk
tekanan oli.
Pengirim
Penerima
107
(3) Sistem kontrol dengan lampu isyarat
Catatan penting
Bila lampu isyarat mulai menyala berarti tekanan oli lebih rendah
dari tekanan minimum yang diperbolehkan hal ini menyebabkan
motor menjadi rusak karena kurangnya pelumasan pada sistem
Tekanan sakelar dipilih begitu rendah, karena tekanan oli dalam
saat idle dapat menjadi kurang dari 100 kpa, dan tidak dinginkan
lampu nyala pada kondisi tersebut.
Oli Motor
108
Bahan-bahan tambahan
Anti karat
Untuk melindungi motor dari karatan
Detergen
Untuk melepas kerak-kerak sisa pembakaran
Anti oksidasi (pelindung hangus)
Untuk memperpanjang umur oli
Penahan tekanan tinggi
Untuk mencegah lapisan oli menjadi pecah akibat tekanan tinggi
Pengental
Untuk menahan oli menjadi encer akibat suhu yang tinggi
109
b. Klaksifikasi oli
Pada oli motor tercantum dua klaksifikasi yang diukur menurut standar
tertentu, yaitu :
1) Klaksifikasi SAE : Viskositas ( kekentalan )
Contoh : SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE
20W/50
Semakin tinggi SAE, semakin kental oli
tersebut. Oli dengan dua batas indeks disebut
“Oli Multigrade”
110
Tabel 4.1 Klasifikasi Viskositas SAE (SAE : Society of Automotiv
Engineers)
Indeks Keterangan
SAE 10
Encer sekali, digunakan untuk sistem hidrolis
SAE 20
SAE 30
Umumnya digunakan untuk kendaraan
SAE 40
Oli Multigrade
Viskositas oli bukan tetap, semakin tinggi temperatur semakin encer oli
motor.
Pada oli multigrade diberi zat tambahan yang mengatasi efek ini
111
Klaksifikasi mutu API ( API: American Proteleum Institute )
Indeks mutu API merupakan petunjuk penggunaan oli motor
Indeks Keterangan
Indeks Keterangan
Contoh penggunaan
Toyota Corrola GL ’84 : SE-SF Dyna Diesel : CC - CD
Colt L 300 ’90 : SF–SG Colt Diesel : CB-CD
BMW – MERCEDES : SH-SJ Bus : CE-CF
Truk Besar : CE–CF
Catatan
112
Penggantian oli
Alasan
Dalam waktu pemakaian yang sedikit lama, mutu oli akan berkurang,
hal tersebut disebabkan:
Oksidasi
Di timbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang
tergantung dalam minyak pelumas timbul lumpur / endapan
Kelemahan bahan tambahan
Bahan tambahan tidak menambah daya pelumasan secara
permanen, tapi hanya memberi bahan tambahan dalam kurun
waktu pemakaian tertentu.
Kotoran
Interval Penggantian Oli Motor
Motor bensin : 5.000 – 10.000 km (tergantung kualitas oli )
Motor Diesel : 3.000 – 6.000 km (tergantung kualitas oli )
Pemakaian oli
Dinding silinder, cincin torak dan pengantar katup juga perlu
dilumasi !
Akibatnya, sebagian kecil oli dapat masuk ruang bakar dan ikut
terbakar.
113
13. Rangkuman
← Fungsi oli ada 4 yaitu sebagai pelumas, pendingin, pembersih dan perapat
← Bagian system pelumasan al :
← Karter - sebagai tempat persediaan minyak pelumas
← Saringan kasar - mencegah pompa dari kotoran kasar
← Pompa oli - menghisap dan menekan oli ke pemakai
← Katup pelepas - mencegah kelebihan tekanan oli
← Saringan - untuk menyaring oli sebelum pemakai
← Katup by pass - untuk menjamin pelumasan sewaktu saringan halus
tersumbat
← Sakelar tekanan - untuk mengaktifkan lampu kontrol, jika tekanan oli
kurang
← Pada filter sering terdapat Katup anti balik yang berfungsi untuk mencegah
oli dalam saringan tidak mengalir kembali dalam karter saat motor mati
← Saat memasang filter sebaiknya diberi oli terlebih dahulu dan
pengencangannya hanya menggunakan tangan/tidak pakai alat.
← Pompa oli ada 3 jenis yaitu : model rotor. Model roda gigi dalam dan model
roda gigi luar
← Oli pelumas murni tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan motor.
Oleh karena itu ditambah zat-zat yang memperbaiki prestasinya antara lain:
Anti karat, detergen, anti oksidasi ( pelindung hangus ),penahan
tekanan tinggi, pengental
← Pada oli motor tercantum dua klaksifikasi yang diukur menurut
standar tertentu, yaitu :
← Klaksifikasi SAE : Viskositas ( kekentalan ) Contoh : SAE 40
Semakin tinggi SAE, semakin kental oli tersebut. Oli dengan dua batas
indeks disebut “ Oli Multigrade “
← Klaksifikasi API : Mutu . Contoh : SG, ....SJ, .....CG,CB,….CJ
← S (Spark) = motor bensin dan C (Compression) = Motor Diesel
115
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5: PERBAIKAN
SISTEM PENDINGINAN
A. Tujuan
K Uraian Materi
← Sistem Pendinginan
Pendahuluan
Perlunya pendinginan
Untuk mengurangi panas yang diserap oleh bagian-bagian motor sehingga
tidak terjadi kerusakan
Fungsi sistempendinginan
Untuk memperoleh temperatur kerja motor yang tetap ( 90 0 C)
117
Sistem Pendinginan Air Sirkulasi Pompa
← Nama-nama bagian
118
2) Peredaran air saat temperatur kerja motor belum tercapai
Gambar 5.2 Peredaran Air Saat Temperatur Kerja Motor Belum Tercapai
119
- Temperatur air mencapai temperatur buka termostat, air mengalir dari
kepala silinder ke radiator melalui slang atas, air dingin dipindahkan
dari radiator ke blok motor melalui slang bawah
4. Peredaran air diatur oleh katup termostat supaya temperatur air
mencapai temperatur kerja
Temperatur kerja motor 70 – 1000C
17. Tujuannya agar air pendingin motor dalam keadaan temperatur kerja
120
← Saluran masuk ( dari bagian bawah radiator )
← Saluran buang ( ke blok motor )
← Sil pompa air
← Lubang pelepas
← Flens puli penggerak
Sil pompa
121
Fungsi radiator
122
b. Termostat
Fungsi :
Untuk mempercepat temperatur kerja air pendingin pada saat motor
masih dingin, serta mengatur peredaraan air pendingin yang menuju
ke radiator (pada saat motor panas
Pembukaan berdasarkan
pengembangan lilin
(pengembangan lilin sesuai
dengan temperatur air
pendingin)
Motor dingin
123
Motor pada temperatur
kerja
Termostat mulai membuka
bila temperatur air pendingin
antara 75 – 900 C air
pendingin mulai mengalir
menuju radiator
Motor panas
124
Cara kerja
Motor dingin
Termostat tertutup katup
pengatur by pass terbuka
sehingga air mengalir
melalui saluran by pass
kembali ke blok silinder
(sirkulasi tertutup)
Motor panas
Termostat terbuka penuh
katup pengatur by pass
menutup saluran by pass
sehingga semua air mengalir
menuju radiator
125
Gangguan–gangguan pada termostat
a. Motor tidak mencapai temperatur kerja 750 – 900 C
Alasan
Tanpa termostat
Termostat, macet
(keadaan terbuka)
Membuka terlalu awal
Akibat
Temperatur air pendingin
terlalu rendah
Keausan pada dinding
silinder lebih cepat
Bahan bakar boros
Alasan
Termostat tidak membuka
Termostat membuka terlambat
Pemasangan terbalik
Akibat
Air pendingin mendidih dan
keluar
Kepala silinder retak/
melengkung
Piston macet
126
Tutup Radiator dan Reservoir Air
Fungsi :
Menutup radiator
Mengatur dan menaikkan tekanan dalam sistem pendinginan
127
Fungsi katup pelepas
128
Sistem Ventilator
129
Kopling fluida dengan pengatur bimetal
Pada kopling fluida jenis ini aliran oli diatur oleh katup bimetal
yang bekerja berdasarkan temperatur angin yang lewat
radiator.Pada temperatur rendah putaran kipas mengalami
slip, pada temperatur tinggi kipas bekerja hampir sama seperti
rigid.
Temperatur tinggi kipas bekerja hampir seperti yang rigid.
130
c. Kipas listrik
Keuntungan :
Kipas ini hanya hanya
bekerja pada saat dibutuhkan
saja
Pendingin lebih efisien
Informasi :
Pembukaan dan penutupan saklar temperatur tergantung pada
konstruksi mobil yang bersangkutan
Kipas listrik model ini digunakan pada mobil penggerak roda
depan
131
Pembersihan Sistem Pendinginan
Keselamatan Kerja :
Pada waktu motor masih panas, perhatikan waktu membuka tutup radiator!
Langkah Kerja :
Membongkar radiator
Keluarkan air pendingin dari radiator dengan membuka kran bawah dan
pasangkan bak penampung
132
PENUTUP/KESIMPULAN
Engine pada teknik kendaraan ringan umumnya terdiri dari beberapa mekanisme
antara lain :
f. Mekanisme Katup dan Kepala Silinder
Mekanisme ini berfungsi untuk :
Mengatur pemasukan gas baru ke dalam silinder
Mengatur pembuangan gas bekas ke saluran buang
Ditinjau dari letak poros kamnya ada 2 macam jenis yaitu :
Jenis OHV (Over Head Valve). Jenis ini posisi poros kam terletak pada
blok motor
OHC (Over Head Camshaft). Untuk jenis OHC dibagi lagi menjadi 2
macam yaitu SOHC (Single Over Head Camshaft) dan DOHC (Double
Over Head Camshaft).
Pada pembelajaran system mekanisme katup suatu hal yang sangat
penting diingat adalah Overlapping adalah suatu kondisi dimana katup
isap dalam kondisi mulai membuka sedang katup buang dalam kondisi
mau menutup. Dengan memahami overlapping dengan baik maka
pemasangan gigi timing tidak akan terjadi kekeliruan.
Pada kebanyakan motor letak seperti kam, katup dan lain-lain selalu
dibuat sedikit tergeser dari arah pusat penumbuk (offset ) hal ini
dimaksudkan supaya penumbuk akan ikut berputar sehingga keausan
kecil dan merata.
141
Saat memasang katup tidak boleh tertukar karena tingkat
keausan/kerapatannya tidak sama antara katup yang satu dengan yang
lainnya.
Memasang ring piston celah ujungnya tidak boleh sejajar, agar kompresi
tidak bocor.
Memasang piston tidak boleh terbalik posisi arah depan/belakangnya
karena posisi pena torak tidak berada di tengah-tengah.
Memasang tutup bantalan tidak boleh terbalik karena sudah diseting
silindris, sehingga jika pemasangannya terbalik akan terjadi keovalan
pada diameternya yang dapat menyebabkan macet karena celahnya
terlalu kecil pada salah satu sisinya atau terjadi kerusakan bantalan yang
terlalu cepat karena celahnya terlalu besar pada salah satu sisinya.
142
Sistem pelumasan.
Agar engine tidak terjadi macet saat bekerja , maka peran dari system
pelumasan menjadi sangat vital karenanya oli harus berfungsi sebagai
pelumas, pendingin, pembersih dan perapat
Sistem pendinginan
Sistem pendinginan berfungsi untuk mempercepat temperature kerja mesin
dan mempertahankan termperatur kerja.
Tindak Lanjut
Selanjutnya Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan
mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk
dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas
keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji
kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%.
143
TUGAS MODUL PEMELIHARAAN MESIN SEMESTER GANJIL KELAS XI