Anda di halaman 1dari 7

ALAT UKUR

Standar Pengukuran

Sesuai dengan Undang-Undang No. 2 tahun 1981 tentang Metrologi Legal, Indonesia
menganut sistem satuan SI. Sistem satuan SI terdiri dari 7 satuan dasar dan 2 satuan
tambahan. Sau meter adalah 1650 763,73 x panjang gelombang (garis jingga) radiasi atom
Krypton 86. Definisi ini menggambarkan ketelitian dalam metrologi akan tetapi untuk
pengukuran sehari-hari diperlukan adanya suatu standar di perusahaan. Untuk hal tersebut
digunakan seperangkat blok ukur presisi yang dipakai sebagai standar pembanding.

Blok Ukur Presisi

Blok ukur berbentuk persegi panjang, bulat atau persegi empat mempunyai dua sisi sejajar
dengan ukuran yang tepat. Blok ukur dapat dibuat dari baja perkakas, baja khrom, baja tahan
karat, khrom karbida atau karbida tungsten. Karbida tungsten merupakan yang paling keras
dan mahal. Dapat diperoleh blok ukur laboratorium dengan jaminan ketelitian +0,050 atau
-0,025 μm untuk panjang nominal1,5 sampai 25 mm. Blok-blok ini terurama digunakan
sebagai pembanding pengukur teliti untuk mengukur perkakas, pengkur dan die, dan sebagai
standar laboratorium induk untuk mengontrol ukuran selama produksi. Ketelitiannya hanya
berlaku pada 20oC. Dengan menggunakan suatu set yang terdiri dari 88 blok, hampir semua
dimensi antara 1,001 sampai 700 mm dapat diukur dengan langkah imbuh sebesar 0,001 mm.

Mikrometer dan instrumen jangka sorong dapat digunakan untuk mengecek toleransi lila
brkisar antara 0,001 dan 0,0005 mm. Bila diperlukan ketelitian sampai mikron, diperlukan
laboratorium dengan suhu tetap, perlengkapan ukur optik atau elektronik untuk kalibrasi dan
pembanding blok ukur. Dapat diperoleh pula blok ukur sudut dengan ketelitian yang
menyamai blok ukur presisi. Suatu set yang terdiri dari 16 blok sudah memungkinkan
pengukuran sudut dengan ketelitian satu detik.

Blok ukur teliti dirakit dengan proses putar. Mula-mula blok dibersihkan dengan cermat.
Blok yang satu diletakkan tepat di atas lainnya kemudian diosilasikan sedikit, kemudian
digeser dan diputar sedikit di bawah pengaruh tekanan. Selaput cairan antara permukaan blok
menyebabkan blok tersebut melekat erat-erat. Blok baja perkakas akan mengalami keausan
sebesar 0,001 mm setiap 1000 putaran oleh karena itu bila sering digunakan , harus dipilih
blok dari bahan yang lebih keras. Blok ukur yang dirangkai dengan cara seperti telah
dijelaskan tadi harus dilepaskan kembali setelah beberapa jam.

Dalam set blok ukur karbida terdapat 88 blok dengan dimensi berikut :

3 blok ; 0,5, 1,00, 1,0005 mm

9 blok dengan imbuan sebesar 0,001 mm mulai dari 1,001 hingga 1,009 mm

49 blok dengan imbuan sebesar 0,01 mm mulai dari 1,01 hingga 1,49 mm

17 blok dengan imbuan sebesar 0,5 mm mulai dari 1,5 hingga 9,5 mm
10 blok dengan imbuan sebesar 10 mm mulai dari 10 hingga 100 mm

Bila diperlukan standar dimensi sebesar 91.658 maka prosedur untuk memperoleh kombinasi
yang sesuai adalah dengan cara pengurangan seperti pada tabel di bawah ini

Tabel ............

Blok yang digunakan


Dimensi yang dikehendaki = 91.658 mm 1.008 mm
Ribuan = 1.008 mm
Sisa = 90.658 mm
Ratusan = 1.15 mm 1.15
Sisa = 89.5 mm
Puluhan = 9.5 mm 9.5
Sisa = 80 mm
Satuan = 80 mm
Sisa =0 80 mm
91.658

Gambar Susunan blok ukur hingga mencapai 91.658 mm

Klasifikasi Alat Ukur

Alat uku adalah perangkat yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi atau sudut.
Beberapa jenis instrumen seperti mistar ukur dapat dibaca langsung; lainnya seperti kapiler,
digunakan untuk memindahkan atau membandingkan ukuran. Untuk mengukur digunakan
berbagai prinsip. Suatu mikrometer misalnya menggunakan prinsip yang berbeda dengan
mistar baja atau kapiler vernir.

Dibawah ini terdaftar berbagai alat ukur :

Alat ukur

I. Pengukuran linear
A. Pembacaan lansung
1. Penggaris
2. Perangkat kombinasi
3. Pengukur kedalaman
4. Kapiler Vernir
5. Mikrometer
6. Mesin ukur
a. Mekanik
b. Optik
B. Instrumen pengukur pembanding
1. Kaliper dan pembagi
2. Pengukur teleskop
II. Pengukuran sudut
A. Protaktor
B. Batang sinus
C. Perangkat kombinasi
D. Blok pengukur sudut
E. Kepala bagi
III. Pengukur kerataan permukaan
A. Sipat
B. Perangkat kombinasi
C. Alat ukur permukaan’
D. Meterprofil
E. Optimal plat
IV. Pengukur serbaguna khusus
A. Pneumatik
B. Listrik
C. Elektronik
D. Laser

Mengingat banyaknya, alat-alat ukur di atas tidak dapat dibahas satu persatu. Di sini hanya
akan diuraikan beberapa alat ukur yang penting dalam metrologi.

Alat Ukur Panjang

Kapiler Vernir

Vernir terdiri dari bilah utama atau bila yang dibagi dalam milimeter dan suatu bilah
pembantu yang dibagi 100. 100 garis pada bila pembantu sama dengan 49 mm pada bilah
utama sehingga setiap garis = 100/49 mm. Bila suatu garis bilah pembantu berimpit dengan
suatu tanda pada skala utama, maka harga ukurnya adalah jumlah skala dihitung dari angka 0
x 0,02 mm.

Pada pengukuran, mula-mula kita baca skala pada bilaj utama. Harga vernir diperoleh dengan
memperhatikan garis yang berimpit dengan garis pada skala utama. Andaikan merupakan
garis keempat, maka ditambahkan 4 x 0,002 pada pembacaan skala utama.

Ukuran dalam :

Skala utama = 70 + 8 = 78,00 mm

Vernir = 4 garis x 0.02 = 0,08 mm

Ukuran dalam = 78,08 mm

Ukuran luar :

Skala utama = 70 + 0 = 70,00 mm

Vernir = 4 garis x 0.02 = 70,08 mm


Ukuran dalam = 70,08 mm

Cara pengukurannya tidak secepat mikrometer akan tetapi mempunyai keuntungan bahwa
dapat digunakan untuk jarak yang lebih besar dengan ketelitian yang sama. Selain itu dapat
pula digunakan pada protaktor untuk pengukuran sudut.

Mikrometer

Mikrometer digunakan untuk mengukur dengan cepat dan dengan ketelitian 0,002 mm. Pada
mikrometer terdapat sekrup dengan ulir yang teliti. Sekrup ini dihubungkan ke spindel dan
diputar pada pemutar atau knop di ujungnya. Ulir sektup dibuat dengan teliti dan mempunyai
pit sebesar 0,05 mm. Sekrup bergerak sebanyak 0,05 mm setiap putaran. Pada barrel terdapat
garis-garis yang diberi tanda skala milimeter, dan garis di atasnya menunjukkan setengah
milimeter. Skala lingkaran berjumlah 50(pembagian yang sama) diberi nilai 0, 5, 10 dan
seterusnya sampai 50. Oleh karena itu setiap skala adalah 1/50 dari ½ mm, 1/100 atau 0,01
mm.

Pertama-tama perhatikanlah bilangan bulat pada skala utama barrel, lalu peratikanlah apakah
terbaca skala setengah milimeter di atas (ada kalanya di bawah) skala utama, dan akhirnya
bacalah skala perseratusan pada lingkaran. Nilai pad agmabar mikrometer di bawah harus
dibaca sebagai berikut :

Skala utama = 10 x 1,00 mm = 10,00 mm

Skala minor = 1 x 0,50 mm = 0,50 mm

Skala pemutar = 16 x 0,01 mm = 0,16 mm

Nilai = 10,66 mm

Karena daya ukur mikrometer umunya adalah 25 mm, dibuat beberapa ukuran mikrometer
untuk berbagai julat. Prinsip mikrometer juga diterapkan untuk pengukur diameter dalam,
ukuran kedalaman dan mengukur ulir. Untuk memperhalus pembacaan mikrometer hingga
0,002 mm, barrel dilengkapi dengan vernir. Setiap garis vernir mewakili dua perseribuan
milimeter (0,002 mm) dan setiap garis diberi tanda 0,2,4,5,8 dan 0. Untuk membaca
mikrometer vernir perlu diperhatikan skala utama, skala miror dan skala pemutar. Kemudian
perhatikan garis vernir mana yang berimpit dengan garis skala pemutar.

Skala utama = 10 x 1,00 mm = 10,00 mm

Skala minor = 1 x 0,50 mm = 0,50 mm

Skala pemutar = 16 x 0,01 mm = 0,16 mm

Skala vernir = 3 x 0,002mm= 0,006 mm

Nilai = 10,666 mm
Bila garis vernir berimpit dengan nilai 8, tidak perlu ditambahkan dengan perseribuan
milimeter. Untuk pengukuran di bengkel sampai ketelitian 0,001 mm, digunakan mikrometer
bangku. Mesin ini disetel dengan menggunakan blok ukur presisi, dan nilai dibaca langsung
pada kepala diam. Tekanan pada bendan yang akan diukur diusahakan sama dan dapat
dicapai keelitian hingga 0,0005 mm. Mesin pengukur presisi menggunakan kombinasi antara
prinsip penggunaan eletronika dan mekanik dan dpaat mencapai ketelitian hingga 0,000001
m.

Alat Optik

Karena ketelitiannya yang tinggi dan kemampuannya untuk mengukur bagian-bagian tanpa
tekanan atau kontak, telah diciptakan berbagai alat optik ntuk inspeksi dan pengukuran.
Sebuah mikroskop untuk mengukur alat perkakas dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Obejek diperbesar dan bayangan tidak terbalik (bandingkan dengan mikroskop biasa!).

Bagian yang akan diukur diletakkan pada meja sorong, mikroskop difokuskan dan benda
yang akan diukur diletakkan di bawah garis silang mikroskop. Ulir mikroskop kemudian
diputar hingga ujung lainnya berada dibawah garis silang. Selisih antara kedua nilai
pembacaan adalah besara yang hendak diukur. Ulir mikroskop bergerak dalam dua arah dan
ketelitian pembacaan mencapai 1 per 10,000.

Alat ukur optik dapat digunakan untuk mengukur perbedaan ketinggian sebesar 1 per 10,000.
Alat tersebut dilengkapi dengan spindel yang dapat dipertukarkan sehingga dapat diukur
berbagai ketinggian. Spindel diturunkan dengan motor listrik samapi terjadi kontak dengan
benda kerja d bawah pengaruh tekanan 2 sampai 3N. Dimensi sesungguhnya dapat dibaca
pada skala vernir yang diatur dengan tombol.

Kalpiler dan Pembagi

Kapiler digunakan untuk pengukuran kasar, baik untuk bagian luar maupun dalam. Alat
tersebut tidak dapat mengukur langsung dan harus dicocokkan dengan penggaris baja atau
alat ukur lainnya. Kapiler yang digunakan dibengkel disebut kapiler pegas, terdiri dari dua
kaki dengan pegas yang dilengakapi mur dan baut untuk mengencangkannya. Pembagi terdiri
dari dua kaki yang lurus dengan ujung yang tajam dan keras. Alat ini digunakan untuk
mentransfer dimensi, membuat lingkaran dan menggambar bagan.

Pengkuran Sudut

Cara yang lazim digunakan untuk mengukur sudut adalah dengan busur derajat. Ada pula alat
jenis lain yang memerlukan tambahan

Bilah Sinus

Bilah sinus merupakan alat sederhana yang digunakan untuk mengukur sudut dengan teliti
atau untuk menyetel kedudukan benda kerja. Pada garis poros pusat terdapat dua silinder
berdiameter sama yang terletak pada jarak yang telah ditentukan. Agar pengukuran teliti,
harus digunakan permukaan yang datar sekali.
Pengukuran berlandaskan hubungan trigonometri. Sinus suatu sudut adalah sama dengan sisi
yang berhadapan dibagi hipotenusa. Siis yang tidak diketahui panjangnya diukur dengan
menggunakan pengukur tinggi atau balok ukur presisi.

Pada gambar di atas Sinθ = h1-h2 / L . L diketahui, tergantng pada ukuran bilah biasanya 100
mm atau 200 mm. Tinggi h1 dan h2 diukur dengan balok ukur, bila selisiihnya di bagi L
diperoleh harga sudut.

Pengukuran Permukaan

Instrumen untuk mengukur keadaan permukaan dipakai untuk mengukur ketepatan


kedataran/kerataan atau keadaan penyelesaian permukaan. Pekerjaan ini dilakukan di atas
bidang datar, terdiri dari benda cor yang diratakan dengan teliti atau suatu balok granit yang
dipoles yang disebut pelat datar. Kerataannya dalam batas 0,003 mm terhadap bidang rata-
rata melalui setiap titik permukaan. Pelat kecil-kecil yang disebut pelat perkakas hanya
digunakan untuk mengukur benda kerja yang kecil da biasnaya digunakan bersama-sama
balok pengukur presisi.

Pengukur Permukaan

Pengukur Permukaan atau pengukur tinggi digunakan untuk menentukan kesejajaran


permukaan dan untuk menggores ukuran pada bidang vertkal. Mula-mula jarum disetel pada
posisi rata-rata dan dikunci. Kemudian dengan mengatur kenop dapat diatur ketinggian
dengan teliti. Selain jarum penggores dapat pula digunakan jarum ukur atau tranduser
sehingga diperoleh alat pengukur yang teliti untuk mengecek permukaan.

Pelat Rata Optik

Untuk jangkau pengkuran hingga 25 nm digunakan cara interfereometri. Disini digunakan


pelat rata optik, yang terdiri dari lensa datar yang mempunyai kualitas tembus cahaya yang
tinggi dengan permukaan yang dipolis denga teliti. Pelat rata optik ini dibuat dari kwarsa
(alam) jadi keras, koefisien muainya rendah dan tahan korosi. Pelat rata optik dibuat dengan
ukuran 25 sampai 300 mm dan ketebalan ±1/6 diameternya. Kedua permukaannya tidak perlu
betul-betul sejajar.

Salah satu kegunaannya ialah untuk pengetesan kerataan permukaan. Pelat tersebut
diletakkan di atas permukaan yang akan diuji kerataannya, dan berkas cahaya dipantulkan
baik dari pelat optik maupun permukaan yang diuji melalui lapisan udara tipis di antara kedua
permukaan tadi. Bila gelombang cahaya sefasa, tampak pita terang; bila terdapat perbedaan
fasa, tampak pita yang gelap. Bila tebal lapisan udara adalah ½ panjang gelombang atau
lebih, terjadi efek interferensi. Interferensi antara berkas sinar yang dipantulkan oleh alas pela
optik dan permukaan benda kerja menyebabkan terjadinya cincin Newton.

Bila permukaannya tak teratur, pola interferensi menyerupai kontur. Bila pita lurus dan jarak
satu dengan lainnya sama, serta sejajar dengan garis singgung, maka permukaan benda ujia
sangat rata. Bila pita lurus akan tetapi jarak anatar tidak sama atau bila pita melengkung,
permukaan benda uji tidak rata. Jika panjang gelombang cahaya diketahui, besar
penyimpangan dapat dihitung. Biasanya digunakan cahay monokromatik, seperti helium
flouresen, sehingga dapat dihasilkan pita yang jelas dan tajam. Setiap pita menunjukkan
perbedaan tinggi sebesar 295 nm atau setetngah panjang gelombang helium. Bentuk pola
interferensi dipengaruhi oleh tekanan dan terbentuknya sudut pada permukaan seperti
ditunjukkan A dan B.

Karena sukar menafsirkan garis kontak, biasanya diterapkan metoda sudut. Jumlah pita yang
terjadi tergantung pada sudut, akan tetapi bentuk lengkungan menjadi petunjuk kerataan
permukaan. Hal ini berarti bahwa benda uji lebih tinggi ditengah sebanya 2,2 x 295 nm= 650
nm, karena lengkungan pita mengarah ke bagian yang tipis, ini berarti bentuk permukaan
adalah cekung. Lengkungan empat pita berarti bahwa permukaan 4 x 295 = 1168 nm lebih
renda di bagian tengahnya.

Anda mungkin juga menyukai