Anda di halaman 1dari 11

B.

Memahami alat ukur mekanik presisi


Alat ukur mekanik presisi merupakan alat ukur yang mempunyai kemampuan
mengukur sampai ukuran terkecil sesuai kebutuhan pemakainya. Dalam bidang ilmu teknik
pemesinan, alat ukur merupakan salah satu hal utama yang harus dipahami. Proses
manufaktur saat ini memproduksi komponen-komponen yang presisi dan sudah diuji dengan
alat ukur dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Agar tuntutan dunia industri terpenuhi maka
ilmu pengetahuan tentang alat ukur mekanik presisi wajib dilakukan oleh orang yang
mempunyai keinginan bekerja di bidang pemesinan (industri manufaktur).

1. Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi
benda dengan tingkat  ketelitian yang beragam. Pada kenyataannya jangka sorong lebih
teliti daripada mistar ukur. Alat ukur ini memiliki penyebutan yang cukup banyak
diantaranya mistar sorong, mistar geser, sigmat atau vernier calipers. Pada batang
ukurnya jangka sorong memiliki pembacaan skala utama yang sama dengan mistar
ukur. Selain skala utama, jangka sorong juga memiliki skala nonius yang perannya
sangat penting dalam proses pengukuran. Skala nonius inilah yang membedakan tingkat
ketelitian jangka sorong. Kelebihan dalam penggunaan jangka sorong yaitu dapat
digunakan untuk mengukur ketebalan, diameter luar, diameter dalam, kedalaman lubang,
tingkat/step, dan panjang suatu benda.
 Jenis-jenis jangka sorong
Terdapat tiga jenis jangka sorong yang akan dibahas kali ini diantarannya
adalah jangka sorong analog (vernier caliper), jangka sorong jam ukur (dial
caliper), dan jangka sorong digital (digital calipers). Pada jangka sorong
analog dilengkapi skala nonius yang berfungsi untuk mengukur tingkat
ketelitian suatu benda. Maksimal ketelitian yang dapat diukur adalah 1/50
atau 0,02 mm untuk skala metrik dan 0,001 inch untuk skala imperial. Berikut
gambaran konstruksi jangka sorong secara umum.  

Ada jangka sorong yang tidak dilengkapi skala nonius sehingga diganti dengan jam
ukur dan alat ukur digital. Tingkat ketelitian pada jangka sorong ini yaitu 0,05 sampai 0,01
mm dan 1/128 inchi sampai 0,001 inchi.

Terakhir ada jangka sorong yang tidak dilengkapi skala nonius dan diganti dengan
tampilan digital. Pada jangka sorong ini pengukuran ditampilkan melalui LCD (Liquid
Crystal Display). Tingkat ketelitian pada jangka sorong ini lebih teliti yaitu 0,01 mm dan
0,001 inch. Konstruksi dari jangka sorong digital dapat dilihat pada gambar 3. 

 Konstruksi dan bagian-bagian utama jangka sorong

1. Rahang luar (Outside jaws) digunakan untuk mengukur diameter luar,


panjang dan lebar suatu benda. Terdiri atas rahang tetap dan rahang geser.
2. Rahang dalam (Inside jaws) digunakan untuk mengukur diameter dalam atau
panjang sisi dalam dari suatu benda. Terdiri atas rahang tetap dan rahang
geser. 
3. Pengukur kedalaman (Depth probe) Depth probe digunakan untuk mengukur
kedalaman lubang atau langkah dari suatu benda.
4. Skala utama (dalam mm) skala utama berfungsi untuk menunjukan
skala ukuran dalam mm setiap strip atau garisnya pada satuan SI.
5. Skala vernier/nonius (dalam mm) skala nonius berfungsi untuk menunjukan
ukuran tingkat ketelitian suatu benda. Dalam vernier metrik dibagi ke dalam
10 sampai 50 bagian skala vernier.
6. Skala utama (dalam mm) skala utama berfungsi untuk menunjukan
skala ukuran dalam inch setiap bagiannya pada system imperial.
7. Skala vernier/nonius (dalam mm) dalam vernier skala inch dibagi ke dalam
1/128 inch sampai 0,001 bagian skala vernier.
8. Thumb screw digunakan untuk memberikan pegangan untuk menggeser
rahang dengan mudah.
9. Pengunci (Lock Screw) digunakan untuk menahan bagian rahang geser yang
bergerak ketika pengukuran.

 Fungsi jangka sorong


Jangka sorong mempunyai 4 fungsi yang tertera pada gambar 5 diatas. Lebih
lanjut fungsi pengukuran pada jangka sorong terdapat pada gambar di bawah ini.

 Prinsip kerja dan tingkat ketelitian jangka sorong

Ada dua jenis ukuran yang digunakan untuk mengukur dan membaca skala
pada jangka sorong yaitu satuan mm dan satuan inchi. Kedua jenis ukuran tersebut
memiliki tingkat ketelitian yang berbeda – beda. Berikut adalah contoh prinsip kerja
dan tingkat ketelitian jangka sorong baik dalam skala mm maupun inch yang tertera
pada gambar dibawah. 

 Jangka sorong ketelitian 0,02 mm

Untuk menghitung tingkat ketelitian dapat menggunakan rumus


berikut ini:
Setelah kita pahami tingkat ketelitian jangka sorong selanjutnya adalah
cara membaca pengukuran. Prinsip kerja dalam membaca ukuran pada jangka
sorong dapat dilihat pada gambar dibawah.

 Jangka sorong ketelitian 0,05 mm

Jangka sorong dengan tingkat ketelitian 0,05 memiliki jumlah strip


pada skala nonius sebanyak 20 strip. Pada dasarnya semua tingkat ketelitian
jangka sorong adalah sama, yang membedakan adalah hasil kali garis skala
nonius dengan tingkat jangka sorong itu sendiri. Dibawah ini terdapat
gambar dari prinsip kerja pembacaan ukuran pada jangka sorong ketelitian
0,05 mm.
 

Penjelasan

1. Pertama lihat posisi skala utama (bagian atas) sebelum titik nol skala nonius menunjukkan
pada strip ke – 4. Maka ukuran skala utama adalah 4 mm.
2. Lihat dengan teliti skala nonius (bagian bawah). Pada gambar terlihat nilai ukuran 0,75
mm.
3. Hitung jumlah strip yang segaris dari skala nonius dikalikan dengan tingkat ketelitian
jangka sorong. Pada gambar terlihat garis yang segaris dengan skala utama adalah garis
skala nonius ke – 15 kemudian dikalikan dengan ketelitian 0,05 setiap stripnya. Maka
didapat nilai 0,75 hasil dari 15 x 0,05.
4. Jumlahkan pengukuran skala utama dan skala nonius. Ukuran presisi didapat 4,75 mm.

 Jangka sorong ketelitian 1/128 inch

Jangka sorong inch mempunyai beberapa tingkatan ketelitian.


Diantaranya adalah jangka sorong dengan tingkat ketelitian 1/128 inch. Pada
jangka sorong ini skala utamanya setiap 1 inci dibagi menjadi 16 bagian,
berarti satu bagian skala utama (x) nilainya sama dengan 1/16 inci.
Sedangkan Pada skala noniusnya dibagi dalam 8 bagian. Jangka sorong
dengan tingkat ketelitian 1/128 inch mempunyai selisih antara x dan n
sebesar 1/128 inch. Besarnya x = 1/16 inch, n dapat dicari dengan rumus: n =
panjang skala utama (SU) pada posisi rapat dibagi dengan jumlah strip pada
skala nonius atau skala vernier (SV). Panjang skala utama dihitung mulai
dari garis nol sampai garis pada skala nonius yang segaris yaitu 7/16 inch.
 Jangka sorong 0,001 inch

Selanjutnya ada jangka sorong dengan tingkat ketelitian 0,001 inci,


pada skala utamanya setiap 1 inch dibagi menjadi 40 bagian, berarti satu
bagian skala utama (x) nilainya = 1/40 inch atau 0,025 inch. Pada skala
noniusnya dibagi dalam 25 bagian. Jangka sorong dengan tingkat ketelitian
0,001 inci mempunyai selisih antara x dan n sebesar 0,001 inch. Besarnya x
= 1/40 inch, sedangkan n dapat dicari dengan rumus: n = panjang skala
utama (SU) pada posisi nol dibagi dengan jumlah strip pada skala nonius.
Panjang skala utama dihitung mulai garis nol sampai garis terakhir pada
skala nonius, diperoleh angka 0,6 inci. Dengan demikian n dapat dicari
dengan cara sebagai berikut:
 

2. Mikrometer
Kali ini kita akan membahas mikrometer, alat ukur yang mempunyai ketelitian
lebih tinggi daripada mistar ingsut. Umumnya mempunyai tingkat  ketelitian sebesar
0,01 mm. Terdapat juga jenis khusus yang mempunyai tingkat ketelitian sebesar 0,005
mm, 0,002 mm, 0,001 mm dan bahkan 0,0005 mm. Khsusus pada tinkat ketelitian
0,0005 dibantu dengan skala nonius. Mikrometer memang dirancang untuk pemakaian
praktis,  yang sering dimanfaatkan oleh operator mesin perkakas dalam rangka
pembuatan beragam komponen yang dibuat berdasarkan acuan toleransi geometrik
dengan tingkat kualitas sedang sampai menengah. Jadi, ketelitian sebesar 0,001 mm
dianggap sesuai karena semakin teliti alat ukur memerlukan kesamaan yang tinggi saat
pengukuran dilangsungkan. Berikut akan dijelaskan beberapa jenis-jenis jangka
mikrometer.

 Jenis-jenis mikrometer
a. Mikrometer luar (Outside micrometer) adalah alat ukur presisi yang digunakan
untuk mengukur dimensi luar benda kerja. Dipasaran biasanya beredar dengan
ukuran 0-25 mm, 25-50 mm, 50-75 mm, 75-100 mm, dan seterusnya dengan
kelipatan 25 mm.

b. Mikrometer dalam (Inside micrometer) adalah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur dimensi dalam yang mempunyai ketelitian tinggi.

c. Mikrometer kedalaman (Depth micrometer) adalah alat ukur presisi yang


digunakan untuk mengukur kedalaman dan ketinggian suatu objek.

 Konstrruksi dan bagian-bagian utama mikrometer


1. Bingkai (Frame) Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang
tahan panas serta dibuat agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk
meminimalkan peregangan dan pengerutan yang mengganggu pengukuran.
2. Landasan (Anvil) Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda
diletakan diantara anvil dan spindle.
3. Poros gerak (Spindle) Spindle atau poros gerak adalah merupakan sebuah
silinder yang bisa digerakan secara maju dan mundur menjauh dan menuju
anvil.
4. Pengunci (Lock Nut) Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak
bergerak ketika mengukur benda.
5. Sleeve merupakan batang logam tempat dimana skala utama berada.
6. Thimble merupakan batang logam yang dapat diputar dan ukurannya lebih
besar dari sleeve serta merupakan tempat dimana skala nonius atau skala putar
berada.
7. Ratchet berfungsi untuk memutar Spindle atau poros gerak saat ujung dari
Spindle telah dekat dengan benda yang akan di ukur dan kemudian untuk
mengencang-kan Spindle atau poros gerak sampai terdengar suara bunyi.

 Fungsi mikrometer
Mikrometer berfungsi untuk mengukur diameter, ketebalan, dan panjang
dari benda-benda yang kecil seperti kawat, lempeng baja, alumunium dan
sebagainya.

 Mikrometer ketelitian 0,01 mm


1. Jarak tiap strip diatas garis horizontal pada outer sleeve adalah 1 mm.
2. Jarak tiap strip dibawah garis adalah 0,5 mm.
3. Pada skala nonius/skala putar terdapat 50 strip maka tiap strip nilainya
0,5/50 = 0,01mm sehingga. Setiap thumble diputar satu kali, spindle akan
bergerak 0,01 mm.
4. Hasil pengukuran pada mikrometer adalah jumlah pembacaan ketiga
skala tersebut.
 Mikrometer ketelitian 0,001 mm

Mikrometer ketelitian 0,001  memiliki 10 bagian garis mendatar, sehingga


jarak garisnya 0,01/10 = 0,001 mm

Penjelasan

1. Jarak tiap strip pada skala utama adalah 0,5 mm.


2. Pada skala nonius/skala putar terdapat 50 strip maka tiap strip nilainya 0,5/50 = 0,01 mm.
3. Mikrometer ketelitian 0,001 memiliki 10 bagian garis mendatar, sehingga jarak garisnya
0,01/10 = 0,001 mm.
4. Hasil pengukuran pada mikrometer adalah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.
5. Untuk mempermudah penjelasan tentang cara membaca mikrometer ini, saya tampilkan
sebuah video agar kalian lebih memahami dan bisa menerapkan dalam praktik di bengkel
maupun lapangan.

 
Daftar Pustaka

Flack, D. (2014). Good Practical Guide No. 40 Calipers and Micrometers. Middlesex: National
Measurement System.

Mitutoyo. (2015). Measuring Instrument Catalog. Catalog No. US-1003-DR1. Aurora: Mitutoyo


America Corporation.

Stefanelli, E.J. (2017). Virtual Vernier Caliper. Diakses di alamat


website http://www.stefanelli.eng.br/en/category/simulator/ pada 21 Februari 2018.

Wagiran. (2013). Penggunaan Alat – Alat Ukur Metrologi Industri. Yogyakarta: Deepublish.

Widarto, S. (2008). Teknik Permesinan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


Kejuruan.

Video dari youtube dengan sumber :


https://www.youtube.com/watch?v=7Y-FTLNeCUc
https://www.youtube.com/watch?v=_wYHpDNwAfY

Anda mungkin juga menyukai