Anda di halaman 1dari 12

MACAM-MACAM ALAT UKUR

SMK KARYA GUNA 2 KOTA BEKASI

TUGAS IPAS

David Rahmana X TKR 4

X TKR 4
1. JANGKA SORONG

PENGERTIAN ALAT UKUR JANGKA SORONG

Jangka sorong adalah salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui panjang, diameter
luar, dan diameter dalam sebuah bentuk benda tertentu. Jangka sorong juga bisa digunakan untuk
mengukur kedalaman lubang atau bangun ruang tertentu, seperti tabung. Perlu Grameds garis bawahi
bahwa meskipun bisa mengukur diameter bentuk benda namun jangka sorong hanya diperuntukan
untuk mengukur benda-benda yang ukurannya relatif kecil.

Hal ini terjadi karena satuannya yang terbatas dan biasanya benda yang tidak bisa diukur dengan
penggaris. Dibandingkan dengan penggaris, jangka sorong memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi
tinggi. Tingkat ketelitian yang dimaksud adalah bentuk nilai skala terkecil yang bisa diukur oleh jangka
sorong lebih detail atau akurat. Skala terkecil jangka sorong yaitu 0,01 cm atau 0,1 mm, sedangkan pada
penggaris skala terkecilnya 0,1 cm atau 1 mm.

Fungsi Jangka Sorong

 Berfungsi untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit.
 Berfungsi mengukur sisi dalam bentuk benda yang biasanaya berupa lubang seperti pada pipa
dengan cara mengulurnya.
 Berfungsi mengukur kedalaman celah atau lubang suatu bentuk benda dengan cara
menancapkan atau menusukan bagian alat ukur.
 Berfungsi mengukur ketebalan suatu bentuk benda.
 Berfungsi mengukur diameter dalam bentuk benda menggunakan rahang tetap dan rahang
geser atas.
 Berfungsi mengukur kedalaman suatu bentuk benda menggunakan tangkai ukur bagian bawah,
misalnya kedalaman tabung, lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang relatif kecil.
 Memiliki dua skala, yaitu skala utama dan nonius.
1.Rahang Dalam, Terdiri dari rahang geser dan rahang tetap yang berfungsi untuk mengukur bagian
dalam seperti diameter lumang atau celah suatu bentuk benda.

2. Rahang Luar, Terdiri dari dua rahang, rahang geser dan tetap yang berfungsi untuk mengukur bagian
luar, misalnya diameter, lebar, atau panjang bentuk benda tertentu.

3. Tangkai Ukuran Kedalaman, Bagian ini berfungsi untuk mengukur kedalaman lubang suatu benda
tertentu

4. Skala Utama, Bagian ini berfungsi untuk menyatakan hasil ukuran utama yang biasanya dinyatakan
dengan satuan cm atau inci, biasanya panjang skala utama adalah 15 sampai 17 cm.

5. Skala Nonius, Bagian ini pada jangka sorong berfungsi untuk menambahkan tingkat akurasi ekstra
pada pengukuran yang biasanya dinyatakan dalam satuan inchi atau mm.

6. Baut Pengunci, Baut pengunci pada jangka sorong berfungsi untuk menahan agar rahang tetap pada
tempatnya sehingga objek benda yang sedang diukur bisa tertahan atau tidak terlepas dan skalanya pun
tidak bergeser saat sedang diukur

PRINSIP CARA KERJA JANGKA SORONG


Prinsip utama saat menggunakan alat ukur jangka sorong adalah jika kunci yang ada pada jangka sorong
dilonggarkan , maka papan skala nonius bisa bergerak sesuai keperluan saat mengukur bentuk benda
tertentu. Kemudian untuk mengukur objek benda maka akan dijepit diantara dua penjepit atau rahang
yang ada pada jangka sorong seakurat mungkin atau posisi yang pas.

Hasil ukuran objek tersebut dapat ditentukan secara langsung dengan membaca skala utama sampai
sepersepuluh cm atau 0,1 cmm. Setelah itu menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius
sampai seperibu cm atau 0,001 cm. Kalibrasi jangka sorong dilakukan dengan cara mendorong rahang
geser hingga menyentuh rahang atas.

Dikatakan telah terkalibrasi dengan sempurna jika rahang geser ada pada posisi yang tepat di angka nol,
yakni angka nol di skala utama dan angka nol di skala nonius saling berhimpit total pada satu garis lurus.
Maka jangka sorong tersebut sudah siap digunakan untuk mengukur objek. Dalam praktiknya prinsip
kerja, jangka sorong kelebihan dan kekurangan saat digunakan untuk mengukur objek tertentu.

 Cara menggunakan jangka Sorong

Contoh:

Berapa hasil perhitungan akhir dari pengukuran gambar contoh soal 2 di atas
dalam satuan millimeter?

Pembahasan:

Pembacaan skala utama adalah 1,1 cm atau 11 mm (di dapat dari satu garis
setelah angka 1 pada skala utama yang persis berseberangan dengan angka nol
pada skala vernier di kanannya).

Pembacaan skala Vernier atau skala nonius adalah 0,65 mm didapat dari garis
skala vernier yang tepat lurus dengan garis di atasnya, yakni antara6 dan 7. Jadi,
hasil pengukuran pada gambar contoh soal 2 di atas adalah 11 mm + 0,65 mm =
11,65 mm
2. MIKROMETER

Mikrometer atau biasa disebut mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur
benda-benda berukuran kecil/tipis, atau yang berbentuk pelat dengan tingkat presisi yang cukup
tinggi. Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm.

Fungsi Mikrometer Sekrup

Secara umum fungsi mikrometer sekrup ini sering digunakan untuk mengukur diameter atau
ketebalan sebuah benda yang memiliki ukuran kecil. Seperti yang sudah sedikit dijelaskan
sebelumnya, alat mikrometer sekrup ini memiliki kepresisian lebih dari 10 kali lipat dari jangka sorong.
Sehingga tidak heran jika mikrometer dapat dipakai untuk mengukur benda yang lebih kecil atau
tepatnya pada ketelitian 0.01 mm.

 Macam Macam Mikrometer Sekrup :

Perlu diketahui bahwa mikrometer memiliki tiga macam yang secara umum dikelompokkan
berdasarkan pada pengaplikasiannya. Berikut ini macam-macam mikrometer sekrup yang sering
dijumpai, antara lain:

Mikrometer luar, Jenis mikrometer sekrup yang sering digunakan untuk mengukur benda seperti
kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.

Mikrometer dalam , Merupakan salah satu jenis mikrometer yang sedang dipakai untuk mengukur
sebuah garis tengah atau diameter pada lubang suatu benda.

Mikrometer kedalaman, Jenis mikrometer yang dipakai untuk mengukur kedalaman dan juga
ketinggian dalam sebuah benda.
Bagian bagian mikrometer sekrup

 Anvil (Poros Tetap), Anvil merupakan sebuah bagian poros yang tidak bergerak. Objek atau
benda yang ingin Anda ukur ditempelkan pada bagian ini. Selanjutnya bagian poros digeser atau
didekatkan untuk menjepit benda tersebut.
 Spindle (Poros Geser), Sesuai dengan namanya, bagian poros ini bergerak berbentuk komponen
silinder yang digerakkan oleh thimble dari mikrometer sekrup.
 Lock Nut (Pengunci), Merupakan salah satu bagian pada mikrometer sekrup yang berfungsi
untuk penguncian atau pergerakan poros gesernya.
 Sleeve, Merupakan bagian mikrometer sekrup yang mempunyai sebuah bentuk lingkaran yang
mana berupa petunjuk skala pengukuran. Dalam sebuah mikrometer terdapat skala ganda yakni
skala utama (main scale) dan skala nonius.
 Thimble, Merupakan bagian yang dapat digerakkan dengan menggunakan tangan pengguna
mikrometer.
 Ratchet, Rachet adalah bagian yang dapat digunakan untuk membantu menggerakkan bagian
poros gerak. Untuk menggerakkannya pun sangatlah mudah, cukup gerakkan lebih perlahan
dibandingkan dengan menggerakkan thimble.
 Frame (Rangka), Merupakan sebuah komponen pada mikrometer yang berbentuk C yang
berfungsi untuk menyatukan poros tetap dengan komponen-komponen lain pada mikrometer
sekrup. Salah satu alasan mengapa rangka mikrometer ini dibuat tebal yaitu agar mampu
menjaga objek pengukuran tidak bergerak, bergeser, atau berubah bentuk.
Cara menggunakan mikrometer sekrup

cara menggunakan mikrometer sekrup dengan benar.

Letakkan secara menempel objek yang akan diukur pada bagian poros tetap. Selanjutnya, pada
bagian thimble diputar hingga objek benar-benar terjepit oleh bagian poros tetap dan poros geser.

Kemudian putar bagian ratchet untuk mengetahui perhitungan yang lebih presisi dari benda yang
diukur. Pastikan untuk menggerakkan sebuah poros geser dengan perlahan.

Jika Anda yakin bahwa benda benar-benar terjepit dengan sempurna di antara kedua poros, hasil
pengukurannya pun dapat dibaca pada skala utama dan skala nonius.

Cara Membaca Mikrometer Sekrup

Dalam membaca mikrometer sekrup sendiri dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara atau
bagian yaitu di skala nonius dan skala utama. Untuk skala utama dapat dibaca di bagian sleeve
mikrometer sekrup, sedangkan untuk skala nonius dapat dibaca pada bagian thimble. Agar hasil
ukurannya akurat maka pastikan bahwa menjepit benda yang diukur dengan posisi ini yang sesuai
atau pas.

3. Multitester
Pengertian dari alat yang juga dikenal dengan istilah multitester ini adalah sebuah peralatan khusus yang
digunakan untuk mengukur komponen listrik. Mulai dari mengukur hubungan Arus litrik (Ampere),
Tegangan listrik (Voltage), Hambatan listrik (Ohm), hingga Resistansi dari suatu rangkaian listrik.
Berdasarkan fungsi dasarnya tersebut, alat ini sering disebut dengan AVO meter (Ampere, Voltage,
Ohm).
Jenis-jenis multitester

Fungsi multitester
1. Mengukur Arus Listrik. Fungsi utama AVO meter yang pertama adalah mengukur Arus listrik atau
Ampere. Terdapat dua jenis Ampere yang ada di sebuah alat ukur yaitu arus AC (Alternating Current)
dan arus DC (Direct Current). Demi menghindari kerusakan yang terjadi, maka dihimbau untuk
memperhatikan arus listrik yang akan diukur. Jangan sampai diluar jangkauan batas ukur maksimum.
2. Mengukur Tegangan Listrik.
Fungsi utama yang kedua adalah mengukur Tegangan atau tingkat Voltase dari komponen listrik. Pada
setiap Multitester terdapat saklar selector yang nantinya berfungsi untuk menentukan batas ukur
maksimum. Oleh karenanya, prediksi terlebih dahulu level tegangan dari rangkaian listrik yang akan
diukur.
3. Mengukur Hambatan Listrik.
Fungsi yang ketiga yaitu mengukur tingkat Hambatan atau Resistensi dari suatu komponen listrik atau
resistor yang memiliki unsur resistansi. Penting pula untuk memperhatikan batas ukur resistensi saat
akan menggunakannya.
4. Fungsi Hfe. Tidak semua alat ukur memiliki fungsi Hfe. Fungsi tersebut digunakan untuk mengetahui
nilai dari faktor penguatan transistor. Fungsi Hfe ini biasanya digunakan untuk mengukur penguatan
transistor yang terdapat pada tipe NPN dan PNP.
5. Mengukur Nilai Kapasitansi. Fungsi lain yang belum tentu ada pada setiap Multitester adalah
mengukur nilai kapasitansi dari suatu kapasitor. Baik pada tipe Analog maupun Digital, keduanya
memiliki batas ukur tingkat resistansi yang harus diperhatikan.
6. Mengukur Frekuensi Sinyal. Fungsi yang terakhir adalah untuk mengetahui nilai Frekuensi dari suatu
isyarat atau sinyal pada komponen elektronika.
Bagian bagian multitester
Sekrup, Sekrup berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum jam atau dikenal dengan istilah Zero Adjust
Screw. Sekrup ini bisa diputar ke kanan atau kiri mengunakan alat bantu obeng.
Tombol Pengatur Jarum Penunjuk, Tombol ini berfungsi untuk mengatur jarum ukur agar berada di
posisi nol atau zero.
Saklar Selector, Bagian ini berfungsi untuk memilih posisi pengukuran serta batas pengukurannya.
Biasanya alat ukur ini memiliki 4 posisi pilihan yaitu pengukuran resistansi, arus DC, tegangan DC, serta
tegangan AC.
Lubang Kutub Positif (+) dan Negatif (-), Lubang kutub tersebut berfungsi sebagai tempat masuknya test
lead + (warna merah) atau – (warna hitam).
Saklar Selector Polaritas, Saklar ini berfungsi untuk memilih polaritas arus DC atau AC.
Jarum Penunjuk, Jarum ini digunakan untuk menunjukkan besaran yang diukur.
Skala, Bagian yang terakhir yaitu skala yang berfungsi untuk membaca hasil akhir dari komponen listrik
yang diukur.

Cara mengukur
 . Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)
1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV
2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 6 Volt, putar
saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog Multimeter)
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada terminal Positif (+) dan
Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
 Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)
1. Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 220 Volt, putar
saklar selector ke 300 Volt (khusus Analog Multimeter)
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan AC, tidak ada polaritas
Negatif (-) dan Positif (+)
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
 Cara Mengukur Resistor (Ohm)
1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke tanda “X” yang artinya
adalah “Kali”. (khusus Multimeter Analog)
3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

Anda mungkin juga menyukai