Anda di halaman 1dari 15

Nama: Edwin

Bagian: Final Inspection / QA

RESUME TEKNIK PENGUKURAN


I. Sejarah Besaran Satuan
Awal mula diberlakukannya sistem satuan internasional adalah pada tahun 1790.
Dimana pemerintah Perancis menyampaikan pengarahan kepada Akademi Ilmu
pengetahuan Perancis untuk menggantikan semua system yang telah ada. Pada mulanya
satuan-satuan pengukuran hanya dinyatakan dengan perasaan atau organ tubuh manusia.
Pada tahun 1795 usulan akademi prancis ini dikabulkan dan diperkenalkan sebagai
system satuan metrik. System metrik ini tersebar secara tepat kemana-mana dan akhirnya
pada tahun 1875, tujuh belas Negara menandatangani apa yang disebut perjanjian meter
(metre convention) yang membuat system satuan-satuan metrik menjadi system yang
resmi.
Para ilmuwan Perancis memutuskan tiga dasar utama dalam membuat sistem satuan
matrik ini :
a) Dasar pertama : para ilmuwan memutuskan bahwa sebuah sistem yang umum dari
berat dan ukuran tidak harus bergantung pada standar – standar acuan yang dibuat oleh
manusia, akan tetapi sebaliknya didasarkan pada ukuran-ukuran permanent yang
diberikan oleh alam.
b) Dasar kedua  :  diputuskan bahwa semua satuan-satuan lainnya akan dijabarkan dari
ketiga satuan dasar, yaitu panjang, massa dan waktu.
c) Dasar ketiga  :  semua pengalian dan pengalian tambahan dari satuan-satuan dasar
adalah dalam sistem decimal

II. Besaran dan Satuan


Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur, memiliki nilai yang dapat
dinyatakan dengan angka dan memiliki satuan tertentu.
Contoh besaran : panjang, massa, waktu, suhu, dll

Satuan adalah pernyataan yang menjelaskan arti dari suatu besaran atau sesuatu yang
dikadikan perbandingan dalam pengukuran yang menjadi acuan.
Contoh satuan : - meter, kilometer  satuan panjang
- detik, menit, jam  satuan waktu
- gram, kilogram  satuan berat
- dll
Ada 2 jenis besaran:
a) Besaran pokok adalah besaran utama yang menurunkan besaran-besaran lainnya.
Besaran pokok Satuan
Panjang Meter
Massa Kilogram
Waktu Detik
Suhu Kelvin
Kuat Arus Listrik Ampere
Kuat Cahaya Candela
Jumlah Zat Mol

b) Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok.


Besaran Turunan Rumus Satuan
Volume panjang x lebar x tinggi m3, cm3, liter
Massa jenis massa / volume kg/m3
Percepatan kecepatan / waktu m/s2
Gaya massa x percepatan kg.m/s2, newton
Usaha dan energy gaya x perpindahan kg.m2/s2, joule
Daya usaha / waktu kg.m2/s3, watt
Tekanan gaya / luas kg/(m.s2), pascal
Muatan Listrik kuat arus x waktu Ampere.secon, coulomb
Konversi satuan:
1. Satuan panjang
1 km = 1000 meter
1 m = 3,281 kaki
1 m = 39,370 inch
1 inch = 25,4 mm
1 kaki = 12 inch
2. Satuan berat
1 kg = 1000 gram
1 kg = 2,204 pound (lb)
1 kg = 32,690 ons
1 kg = 0,001 ton
3. Satuan tekanan
Bar Pa Psi Kg/cm2 InHg atm
1 bar 1 105 14,5037 1,0197 29,5299 0,9869
4. Satuan suhu
Suhu o
C o
R o
F K
0oC 0oC 0oR 32 oF 273,15 oK
30 oC 30 oC 24 oR 86 oF 303,15 oK
100 oC 100 oC 80 oR 212 oF 373,15 oK

III. Jenis-jenis Alat Ukur


Pengukuran berfungsi untuk mendapatkan hasil perbandingan / nilai yang diperoleh
ketika pengukuran tersebut selesai dilakukan dan membandingkan nilai tersebut dengan
satu ukuran.
Salah satu yang sangat penting dilakukan dalam produksi adalah pengukuran
dimensional, alat ukur harus memberikan hasil ukur yang terpercaya. Setiap alat ukur
perlu dikalibrasi secara periodik untuk memberikan kepercayaan kepada pemakainya.
Jenis – jenis peralatan presisi:
a) Jangka sorong i) Square angle
b) Mikrometer j) Gauge (mal)
c) Depth gauge k) Spc system
d) Height gauge l) Form measuring
e) Bore gauge m) Coordinate measuring machines
f) Indicator n) Video measuring machines
g) Dial thickness o) Optical measuring machines
h) Calibration tools

Jenis – jenis peralatan pengujian:


a) Mikroskop h) Moisture meter, weight balance
b) Metallography i) Coating dan colour test
c) Hardness tester j) Spectrometer
d) Concrete test k) Mall thickness
e) Vibration, speed, sound level
f) Anemometer,
barometer,manometer
g) Thermometer, pH, conductivity,
thermohygrometer

IV. Vernier Caliper


Jangka sorong (Vernier Caliper) merupakan alat ukur yang digunakan untuk
mengukur panjang dan ketebalan sebuah benda dengan tingkat ketelitian mencapai 0,1
milimeter. Di dalam penggunaannya, alat ukur ini banyak dipakai untuk mengukur
besaran panjang, ketebalan benda, diameter dalam sebuah benda, serta mengukur
kedalaman dengan presisi yang sangat baik.
Jenis-jenis jangka sorong:
a) Jangka Sorong Analog (Manual)
b) Jangka Sorong Digital
Bagian-bagian jangka sorong:

Cara membaca hasil pengukuran jangka sorong:

Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil pengukurannya hanya dibutuhkan dua
langkah pembacaan:
1. Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah)
merupakan angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di
sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
2. Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis skala
utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada gambar
diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala vernier
yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.
V. Mikrometer
Mikrometer sekrup merupakan alat yang digunakan untuk mengukur diameter atau
ketebalan suatu benda. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur benda yang memiliki
diameter sangat kecil, yaitu ukuran mikro. Alat ini dinilai mempunyai ukuran yang akurat
dengan presisi 10 kali lipat dibandingkan jangka sorong. Bahkan ketelitiannya pun
mencapai besaran 0.01 mm.
Bagian-bagian mikrometer:

 Poros Tetap (Anvil)


Bagian poros yang tidak bergerak. Objek yang ingin diukur ditempelkan di bagian ini dan
bagian poros geser didekatkan untuk menjepit objek tersebut.
 Poros Geser (Spindle)
Poros bergerak berbentuk komponen silindris yang digerakkan oleh thimble.
 Pengunci (Lock Nut)
Bagian yang dapat digunakan untuk mengunci pergerakan poros geser.
 Sleeve
Bagian statis berbentuk lingkaran yang merupakan tempat ditulisnya skala pengukuran.
Terdapat dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.
 Thimble
Bagian yang dapat digerakkan oleh tangan penggunanya.
 Ratchet
Bagian yang dapat membantu menggerakkan poros geser dengan pergerakan lebih
perlahan dibanding menggerakkan thimble.
 Rangka (Frame)
Komponen berbentuk C yang menyatukan poros tetap dan komponen-komponen lain
mikrometer sekrup. Rangka mikrometer sekrup dibuat tebal agar kokoh dan mampu
menjaga objek pengukuran tidak bergerak, bergesar, atau berubah bentuk.
Cara membaca mikrometer
 Pada skala utama, pastikan posisi thimble yang telah melewati angka 5 di bagian atas.
 Kemudian lihat bagian bawah garis horizontal, pastikan telah melewati 1 strip.
 Dalam pengukuran mikrometer sekrup, untuk 0,5 mm sama dengan 5 + 0,5 = 5,5 mm.
Kemudian setiap 1 strip menandakan jarak 0,5 mm. Prinsip ini berlaku ketika benda
melewati 5 strip di atas garis horizontal.
 Ketika benda melewati angka 6 strip di bahwa garis horizontal, yang digabung dengan 5
strip bisa dibaca dengan total jarak (5+6) x 0.5mm = 5.5 mm.
 Pada skala nonius, jika terlihat ada garis horizontal di kala utama berhimpit dengan angka
28 di skala nonius. Ini dapat dibaca dengan menambahkan panjang 0,28 mm.
 Pada hasil akhir cara membaca mikrometer sekrup dari contoh ini didapat angka 5.5 +
0.28 = 5.78 mm. Untuk hasil ini memiliki ketelitian sebesar 0.01 mm.

VI. Dial Indicator


Dial indikator adalah alat pembanding yang banyak digunakan di industri pemesinan.
Terutama pada bagian pengukuran. Dial indikator digunakan untuk mengetes
penyimpangan-penyimpangan kecil pada bidang datar, bulat, atau permukaan lengkung.
Fungsi dial indicator :
1. Untuk memeriksa kesejajaran permukaan.
2. Menyetel kesentrisan benda kerja pada pencekam mesin bubut.
3. Memeriksa penyimpangan eksentris.
4. Memeriksa kebulatan diameter poros.
5. Menyetel plat siku.
6. Memeriksa penyimpangan putaran beberapa bantalan atau bearing seperti pada
poros engkol.
7. Memeriksa penyimpangan aksial dari drum roda mobil.
Bagian utama dial indicator:

1. Piringan jam yang dapat diatur


Piringan ini dapat diputar sesuai kebutuhan. Contohnya untuk menentukan titik nol.
2. Jarum penunjuk
Jarum ini akan bergerak apabila sensor menyentuh permukaan benda kerja. Umumnya
memiliki dua jarum. yaitu jarum besar dan kecil. Satu putaran penuh jarum besar sama
dengan satu strip jarum kecil.
3. Pengunci
Berfungsi untuk mengunci jarum pada posisi tertentu saat membaca hasil pengukuran.
4. Body/Badan
Berfungsi sebagai tempat transmisi roda gigi dan poros bergigi yang terdapat pada dial
indikator.
5. Sensor
Bagian dial indikator yang bersentuhan langsung dengan permukaan benda kerja.
Panjangnya sensor dapat diganti sesuai kebutuhan pengukuran.
VII. Toleransi Ukuran
Toleransi ukuran adalah ketidasamaan ukuran diantara ke-2 harga batasan (two
permissible limits) dimana ukuran atau jarak permukaan / batasan geometri elemen harus
berada.
Macam-macam toleransi gambar teknik
Ada 4 jenis toleransi yang dipakai di gambar teknik yaitu:
a. Toleransi umum
Toleransi umum adalah toleransi yang mengikat ukuran dasar. Toleransi umum
terdiri dari 3 yaitu teliti, sedang, kasar.

b. Toleransi khusus
Toleransi khusus dipakai pada beberapa status atau letak dari sebuah objek atau
benda pada gambar teknik. Pengertian toleransi khusus ialah toleransi yang berada
diluar toleransi umum dan diletakkan langsung setelah angka nominalnya.
Toleransi khusus hanya mewakili ukuran dasar dengan toleransi tersebut
dicantumkan.
c. Toleransi suaian

Posisi toleransi menunjukkan batas penyimpangan atas atau batas penimpangan


bawah suatu ukuran terhadap ukuran dasarnya.
Penulisan huruf besar dipakai untuk menandai posisi toleransi lubang, dan huruf
kecil untuk menandai posisi toleransi poros. (kecuali huruf I,L,O,Q,W dan
i,l,o,q,w)

Cara menentukan besarnya toleransi


Ada dua cara dalam menentukan besarnya toleransi yang dikehendaki, yaitu dengan
sistem basis lubang dan sistem basis poros. Kedua cara ini bisa dipakai dalam
menentukan toleransi ukuran. Pada sistem basis lubang, semua lubang diseragamkan
pembuatannya dengan toleransi H sebagai dasar, sedangkan ukuran poros berubah-ubah
menurut macam suaian. Pada sistem basis poros, ukuran poros sebagai dasar dengan
toleransi "h" dan ukuran lubang berubah-ubah.
1. Sistem Basis Lubang
Suaian yang dikehendaki dapat dibuat dengan jalan mengubah-ubah ukuran poros,
dalam hal ini ukuran batas terkecil dari lubang tetap sama dengan ukuran nominal.
Dalam basis lubang ini akan didapatkan keadaan suaian sebagai berikut.
a. Suaian longgar : dengan pasangan daerah toleransi untuk lubang adalah H dan
daerah toleransi poros dari a sampai h.
b. Suaian transisi dengan pasangan daerah toleransi lubang H dan daerah-daerah
toleransi poros dari j sampai n.
c. Suaian sesak : dengan pasangan daerah toleransi lubang H dan daerah toleransi
poros dari p sampai z.
Tingkatan suaian dari masing-masing keadaan suaian untuk basis Lubang
1. Suaian Longgar
a) Suaian sangat luas
Suaian yang sangat longgar merupakan hasil pasangan dari H11-c11; H9d10;
dan H9-e9. Tingkatan suaian ini digunakan untuk bagian-bagian yang mudah
berputar, mudah dipasang dan dibongkar tanpa paksa, misalnya dipakai pada
poros roda gigi, poros hubungan, dan bantalan dengan kelonggaran yang
pasti.
b) Suaian luas
Suaian H8-f7 dan H7-g6. Suaian ini biasanya dipakai pada peralatan yang
berputar terus-menerus, misalnya dipakai pada bantalan yang mempunyai
kelonggaran biasa, yaitu bantalan jurnal.
c) Suaian geser
Suaian H7h6. Suaian ini banyak dipakai pada peralatan yang tidak berputar,
misalnya senter kepala lepas, sarung senter, dan poros spindle.

2. Suaian Transisi
Suaian ini merupakan hasil gabungan antara lubang dan poros yang akan
menghasilkan suatu keadaan kemungkinan longgar dan sesak, hal ini tergantung
dari daerah toleransi yang dipakai yang termasuk dalam suaian transisi adalah
sebagai berikut.
a) Suaian puntir
Suaian H7-k6. Suaian ini digunakan apabila pasangannya memerlukan
kesesakan dan dengan jalan dipuntir waktu melepas maupun memasang,
misalnya sebuah metal dengan tempat duduknya.
b) Suaian paksa
Suaian H7-n6. Pada suaian ini akan terjadi kesesakan permukaan yang
dipasang agak panjang. Contoh pemakaiannya pada plat pembawa dalam
mesin bubut, kopling, dan sebagainya.
3. Suaian sesak
a) Suaian kempa ringan
Suaian H7-p6. Pasangan dalam suaian ini harus ditekan atau dipukui dengan
menggunakan palu plastik atau palu kulit. Pengunaan suaian ini misalnya
pada bus-bus bantalan dan pelak roda gigi.
b) Suaian kempa berat
Suaian H7-p6. Pemasangan suaian ini harus ditekan dengan gaya yang agak
berat dan suatu ketika harus menggunakan mesin penekan. Suaian ini
digunakan pada kopling atau pada gelang tekan.
d. Toleransi Geometri
Toleransi geometrik mencakup toleransi bentuk, posisi, tempat dan
penyimpangan putar. Dalam tabel ini jenis-jenis toleransi diperlihatkan dengan
lambangnya masing-masing. Toleransi bentuk membatasi penyimpangan diri
sebuah elemen (titik, garis, sumbu, permukaan, atau bidang meridian) dari bentuk
geometrik ideal. Posisi, tempat dan penyimpanan putar membatasi penyimpangan
posisi atau tempat bersama dari dua atau lebih elemen.
Tabel lambang toleransi geometri:

VIII. Profil Proyektor


Profil proyektor adalah alat ukur yang bekerja dengan cara optic dan dapat mengukur
besaran panjang, radius dan sudut. Benda ukur diletakan pada meja kaca (stage) yang
diberi cahaya sehingga membentuk bayangan pada kaca buram dari proyektor.
Pengukuran besaran panjang dilakukan dengan alat ukur panjang yang ada pada stage,
sedangkan pengukuran sudut dilakukan dengan piringan skala sudut yang ada pada layar.
Pada umumnya pembesaran objek ukur yang dapat dilakukan adalah 10x, 20x, 30x, 50x,
dan 100x. Resolusi ukuran linier 0,001 mm dan resolusi sudut 5 menit.
Cara Penggunaan dan Pemeliharaan Profil Proyektor.
 Profil proyektor dibersihkan dari kotoran / debu yang menempel dengan kain halus
atau tissue.
 Periksa peralatan listriknya, pastikan semua berfungsi.
 Meja ukur harus dibersihkan hati-hati, jangan sampai ada goresan.
 Benda ukur harus dibersihkan dari kotoran, debu, beram bekas proses permesinan,
kesalahan ukur akan timbul jika tidak dibersihkan, atau akan menimbulkan goresan
pada kaca meja ukur.
 Untuk mesin yang memakai system mekanik pada arah maju mundur, kekiri dan
kekanan, pertama-tama mikrimeter kepala harus di set nol dahulu.

IX. Kekerasan Bahan


Tujuan pengujian kekerasan bahan adalah untuk mengetahui kekerasan bahan, yang mana data
ini sangat penting dalam perlakuan bahan tersebut. Seperti perlakuan panas (heat treatment), roll
forming, bending, cutting dan sebagainya.
Satuan kekerasan:
 Brinell (HB)
 Rockwell (HRB), (HRC)
 Vickers (HRV)
 Shore (HS)

X. Pengukuran Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas
F
P=
A
Dimana P= tekanan
F = gaya yang bekerja
A = luas bidang
Satuan tekanan:
 Psi (pon per inci persegi)
 InHg (inci mercuri), cmHg (centimeter mercuri)
 Pa (pascal)
 Kgf / m2 (kilogram force per meter persegi)
 Bar (105 Pa)
 Atm (atmosfir)

Tekanan dibagi menjadi 2 yaitu tekanan statis dan tekanan dinamis.


 Tekanan atmosfir (statis) adalah hasil dari berat semua molekul udara di atas luas
permukaan. Tekanan atmosfir diberikan sama ke segala arah
 Tekanan dinamis adalah tekanan yang dihasilkan oleh karena adanya gerakan
udara atau aliran udara.

Pengukuran tekanan terbagi 3 kategori:


 Tekanan ukur / gauge
 Tekanan absolut
 Tekanan vakum

 Tekanan mutlak (absolut) adalah tekanan fluidea yang sebenarnya pada posisi
tertentu diukur secara relative terhadap tekanan vakum, yaitu tekanan nol mutlak.
 Tekanan gauge adalah besar tekanan lebih tinggi dari tekanan udara luar atau
atmosfir.
 Tekanan vakum adalah tekanan lebih rendah dari tekanan udara luar atau atmosfir

Anda mungkin juga menyukai