Anda di halaman 1dari 9

TUGAS FISIKA I

BESARAN DAN SATUAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Fisika I
Fakultas Teknik Pertambangan
Tahun Akademik 2023/2024

Oleh
NAMA : BASYIT AL QISHTHI ISMAIL
NPM : 10070123037

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2023 M/1445 H
NAMA : BASYIT AL QISHTHI ISMAIL
NPM : 10070123037
JUDUL BUKU : FISIKA DASAR
PENERBIT : ANDI
BESARAN DAN SATUAN
Besaran, adalah sifat/keadaan yang dapat diukur (mempunyai nilai tertentu) dan
dinyatakan dengan angka/bilangan. Untuk melengkapi nilai besaran, dibutuhkan
satuan sehingga informasi hasil pengukuran lebih bermakna. Suatu besaran dapat
dihubungkan dengan besaran lain dalam bentuk model matematis atau persamaan,
yang simbol-simbol atau notasinya menyatakan besaran-besaran yang terlibat
didalamnya.

1.1 PENDAHULUAN
Pengukuran suatu besaran dibuat relatif terhadap suatu standar atau satuan
tertentu dan satuan ini harus dinyatakan bersama-sama dengan nilai besaran
yang diukur agar pengukuran tersebut memiliki makna tentang besaran yang
diukur, nilai besaran tersebut dinyatakan dengan standar atau satuan tertentu.
Dalam menyatakan suatu persamaan dalam bentuk model matematis
dibutuhkan notasi (simbol) yang mewakili besaran-besaran yang terlibat
dalam persamaan tersebut dan disertai dengan satuan masing-masing besaran
itu.
Sebagai contoh, x = Vot+ at di mana x menyatakan besaran panjang. Satuan
untuk besaran panjang adalah meter (untuk sistem meter-kilogram sekon,
MKS dalam Satuan Internasional, SI), sentimeter (untuk sistem centimeter-
gram-sekon, CGS dalam Satuan Internasional). V menyatakan besaran
kecepatan dengan satuan meter/sekon (m/s) dalam sistem MKS atau
centimeter/sekon (cm/s) dalam sistem CGS. Indeks 0 menyatakan notasi untuk
kecepatan awal. t menyatakan besaran waktu dengan satuan detik atau sekon
(s) dan a menyatakan besaran percepatan dengan satuan m/s' atau cm/s.

Dalam suatu bentuk persamaan yang perlu diperhatikan adalah bahwa satuan
yang terdapat pada ruas kiri persamaan (sebelah kiri tanda sama dengan) harus
sama dengan satuan masing-masing suku yang terdapat di ruas kanan
persamaan (sebelah kanan tanda sama dengan). Jika tidak sama berarti bahwa
persamaan tersebut tidak benar atau dengan kata lain tidak dapat digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan.
Dalam Fisika dikenal dua macam besaran:
1. Besaran Skalar, yaitu besaran dimana hanya dengan menyatakan nilai
besarannya (magnitude) saja sudah mengandung suatu informasi yang
lengkap dan tentu saja harus dilengkapi dengan satuan (misalnya, suhu,
massa, dan lain-lain).
2. Besaran Vektor, yaitu suatu besaran yang mengandung informasi lengkap
jika di samping menyatakan nilai besarannya juga perlu menyatakan
arahnya (misalnya, gaya, percepatan, dan lain-lain).

1.2 BESARAN POKOK, TURUNAN, DAN SATUANNYA


1.2.1 Besaran Pokok

Besaran pokok adalah besaran yang tidak bergantung pada besaran yang lain.
Berdasarkan Sistem Internasional 1960, "Bureau of Weight and Measures".
(Paris), ada 7 besaran pokok fisika (Tabel 1.1).

TABEL 1.1 BESARAN POKOK, NOTASI, DAN SATUAN


BESARAN NOTASI SATUAN
Panjang l Meter (m)
Massa m Kilogram (kg)
Waktu I Detik/sekon (s)
Arus Listrik I Amper (A)
Suhu termodinamik T Kelvin/°C
Jumlah molekul N Mol
Kuat Penerangan L/C Lilin/ candella (Cd)

Beberapa alat ukur yang sering dipakai antara lain

1. Mengukur Panjang
a. Mistar
Untuk mengukur panjang su-atu
benda biasanya digunakan peng- Gbr 2.1 : Pembacaan mistar harus
garis atau mistar. Mistar yang biasa lurus agar terhindar dari
dipakai adalah mistar skala kesalahan paralaks.
terkecilnya 1 mm. Oleh karena itu,
ketelitian mistar ini adalah 1 mm atau 0.1 cm.

b. Jangka Sorong
Untuk mengukur panjang atau ketebalan atau kedalam suatu benda
yang ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm digunakan jangka sorong.

1 2

0 5 10
Gbr. 2.2: Pengukuran diameter dengan jangka sorong

0 1 2 3 4 10
c. Mikrometer Sekrup
Untuk mengukur benda-benda yang kecil dengan ketelitian sampai
dengan 0,01 mm atau 0,001 cm digunakan mikrometer sekrup.
Landasan Poros Silinder Bidal Racent

Gbr.2.3: Mikrometer memp


unyai ketelitian lebih disba
ndingkan jangka sorong

2. Mengukur Suhu
Untuk mengukur suhu suatu benda digunakan alat ukur termometer.
Macam-macam termometer antara lain : Celcius, Reamur, Fahrenhei dan
Kelvin.

3. Mengukur Massa
Massa sebuah benda dapat diukur dengan neraca tuas atau neraca sama
lengan. Jenis yang sering terdapat di Sekolah adalah neraca empat batang.

4. Mengukur kuat Arus .


Untuk mengukur besarnya kuat arus listrik yang mengalir dalam suatu
rangkaian listrik digunakan Ampere-meter.

1.2.2 Besaran Turunan


Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok (Tabel
1.2). Misalnya, luas diturunkan dari hasil perkalian dua buah besaran panjang
(panjang x lebar). Apabila satuan untuk panjang dan lebar masing-masing
adalah meter, maka besaran luas adalah besaran turunan yang memiliki satuan
m². Contoh lainnya adalah besaran kecepatan yang diperoleh dari hasil bagi
jarak terhadap waktu. Jarak adalah besaran panjang dengan satuan meter,
sedangkan waktu memiliki satuan sekon. Oleh karena itu, besaran kecepatan
merupakan turunan dari besaran pokok panjang dibagi besaran pokok waktu,
sehingga satuannya meter per sekon atau m/s

TABEL 1.2 VESARAN TURUNAN DAN SATUANNYA


BESARAN
NOTASI RUMUS SATUAN
TURUNAN
Luas A Panjang x Lebar Meter persegi (m²)
Panjang x Lebar x
Volume V Meter kubik (m³)
Tinggi
Kecepatan v Jarak/waktu Meter per sekon (m/s)
Meter per sekon kuadrat
Percepatan a Kecepatan/waktu
(m/s²)
Kilogram-meter per sekon
Gaya F Massa x Percepatan kuadrat (kg m/s²).
Newton
Usaha dan Gaya x Newton-meter (Nm).
W/E
Energi Perpindahan Joule
Daya P Usaha/waktu Joule/sekon (j/s). Watt
Newton per meter persegi
Tekanan P Gaya/luas
(N/m²). Paskal (Pa)

1.2.3 Sistem Satuan


Sistem satuan yang umum digunakan pada besaran pokok dan besaran turunan
adalah sistem Satuan Internasional (SI) atau lebih dikenal dengan sistem
metrik, yaitu meter- kilogram-sekon yang disingkat dengan sistem MKS, atau
centimeter-gram-sekon yang disingkat dengan sistem CGS.

1.3 OPERASIONAL VEKTOR


Vektor pada umumnya digunakan untuk menyatakan "perpindahan" suatu
partikel atau benda yang bergerak atau juga digunakan untuk menggambarkan
gaya. Vektor digambarkan sebagai sebuah "anak panah" atau sepotong garis
lurus yang berarah, di mana ujung dari anak panah menyatakan arah
pergeseran dari vektor tersebut dan panjang anak panah menyatakan besarnya.
Sebagaimana halnya pada besaran skalar dapat dilakukan operasi
penjumlahan, pengurangan dan perkalian, demikian pula halnya dengan
besaran vektor.
1.3.1 Operasi Penjumlahan dan Pengurangan
Operasi penjumlahan dan pengurangan dari dua buah vektor atau lebih
biasanya dapat dilakukan jika vektor-vektor tersebut memiliki besaran yang
sejenis. Ada dua metode yang dapat digunakan, yaitu metode geometris dan
metode analitis.
1. Metode Geometris
a) Metode Jajaran Genjang
Jika terdapat dua buah vektor, A dan B, yang masing-masingnya
memiliki besar dan arah, maka vektor C merupakan resultan atau
hasil penjumlahan kedua vektor tersebut, dengan cara membuat
bentuk jajaran genjang yang melalui vektor A dan vektor B.
b) Metode Segitiga
Jika terdapat dua buah vektor, A dan B, yang masing-masing
memiliki besar dan arah, maka vektor C merupakan resultan atau
hasil penjumlahan kedua vektor tersebut, dengan cara
menghubungkan ujung vektor A dengan pangkal vektor B.
Resultan atau jumlah kedua vektor ini digambarkan dengan
menghubungkan pangkal vektor pertama (vektor A) dengan ujung
vektor terakhir (vektor B), sehingga diperoleh vektor C.
c) Metode Poligon
Metode ini digunakan jika terdapat lebih dari dua buah vektor yang
akan dijumlahkan. Metode ini merupakan perluasan dari metode
segitiga, yaitu dengan cara menghubungkan ujung vektor pertama
(vektor A) dengan pangkal vektor berikutnya secara berurutan
sampai vektor terakhir. Resultan atau jumlah keempat vektor ini
digambarkan dengan menghubungkan pangkal vektor pertama
(vektor A) dengan ujung vektor terakhir (vektor D), sehingga
diperoleh vektor P.

Operasi pengurangan vektor dapat dilakukan dengan operasional penjumlahan


biasa, tetapi arah vektor pengurangnya berlawanan.

2. Metode Analitis
Pada metode analitis, vektor digambarkan dalam sistem sumbu koordinat
dua dimensi (sumbu X-Y) atau tiga dimensi (sumbu X-Y-Z),. A, A, dan
A_{omega} masing-masing disebut komponen vektor ke arah sumbu x,
sumbu y dan sumbu z. Sementara itu i, j dan k, masing-masing disebut
vektor satuan ke arah sumbu-x, sumbu-y dan sumbu-z. Vektor-vektor yang
tidak berada atau sejajar dengan sumbu koordinat harus diuraikan dulu
pada masing-masing sumbu koordinatnya dengan cara menarik garis
proyeksi dari ujung vektor ke sumbu koordinatnya masing- masing.
a. Vektor Dua Dimensi
Vektor dimensi dua adalah vektor yang mempunyai dua unsur
yaitu unsur vertikal (sumbu Y) dan horizontal (sumbu X). Vektor
pada bidang datar (dimensi dua) ditandai dengan sumbu X dan
sumbu Y, yang saling berpotongan di titik pusat O (0, 0).
b. Vektor Tiga Dimensi
Vektor tiga dimensi adalah vektor yang mempunyai dua unsur
yaitu 3 buah sumbu yaitu x, y, z yang saling tegak lurus dan
perpotongan ketiga sumbu sebagai pangkal perhitungan.

1.3.2 Operasi Perkalian Vektor


Ada tiga jenis perkalian vektor
1) Perkalian vektor dengan skalar
Perkalian vektor dengan skalar adalah operasi matematika yang
menghasilkan vektor baru dengan mengalihkan setipa komponen
(koordinat) dari vektor tersebut dengan skalar (bilangan rill atau
kompleks). Operasi ini umumnya digunakan dalam aljabar linear
dan memiliki beberapa sifat yang penting. Jika v adalah vektor dan
a adlah skalar, maka hasil perkalian vektor dengan skalar a, sering
kali disebut sebagai “a kaliv”, dan dilambangkan sebagai av,
didefinisikan sebagai berikut :

Jika v = (v₁, v₂, v₃, ..., vₙ) adalah vektor dalam ruang vektor n-
dimensi, dan a adalah skalar, maka perkalian vektor dengan skalar
a adalah :

av = (av₁, av₂, av₃, ..., avₙ)

Dalam hal ini, setiap komponen vektor v (v₁, v₂, v₃, ...) dikalikan
dengan skalar a untuk menghasilkan vektor baru av. Operasi ini
mengubah panjang (magnitudo) vektor v tetapi tidak mengubah
arahnya. Jika a adalah positif, maka panjang vektor akan
meningkat, sedangkan jika a adalah negatif, maka panjang vektor
akan berkurang, tetapi arahnya tetap sama.
2) Perkalian Titik (dot product)
Perkalian titik adalah operasi matematika yang digunakan untuk
menghitung jumlah dari hasil perkalian komponen-komponen yang
sesuai dari dua vektor. Operasi ini sering digunakan dalam aljabar
linear dan geometri vektor untuk mengukur hubungan antara dua
vektor.
Sifat penting dari perkalian titik antara vektor-vektor v dan w
adalah:
 Komutatif: v . w = w . v
 Distributif terhadap penjumlahan vektor: (v + u) . w = v . w + u .
w
 Distribusi terhadap perkalian dengan skalar: (av) . w = a(v . w )
 V . v = dimana ||v|| adalah panjang (magnitudo) vektor v.
3) Perkalian silang (cross product)
Perkalian silang adalah operasi matematika yang digunakan untuk
menghasilkan vektor yang tegak lurus terhadap dua vektor lainnya
dalam ruang tiga dimensi (3D). Operasi ini hanya berlaku untuk
vektor tiga dimensi, dan hasilnya adalah vektor yang juga berada
dalam tiga dimensi.
Sifat penting dari perkalian silang antara vektor-vektor v dan w
adalah:
 Tegak lurus: Hasil perkalian silang v x w selalu tegak lurus
terhadap kedua vektor v dan w.
 Magnitudo: Maggnitudo (panjang) dari hasil perkalian silang v x
w dapat dihitung dengan rumus:
||v x w|| = ||v|| ||w|| sin (θ)
Adalah panjang (magnitudo) dari vektor v dan w, dan θ adalah
sudut antara kedua vektor tersebut.
 Non-kumulatif: Perkalian silang silang tidak bersifat komutatif,
yang berarti v x w tidak selalu sama dengan w x v.

RANGKUMAN
Besaran adalah sifat atau keadaan yang dapat diukur (mempunyai nilai
tertentu) dan dinyatakan dengan angka atau bilangan. Agar suatu pengukuran
memiliki makna tentang besaran yang diukur, nilai besaran tersebut dinyatakan
dengan standar atau satuan tertentu.
Dalam suatu bentuk persamaan yang perlu diperhatikan adalah bahwa
satuan yang terdapat pada ruas kiri persamaan (sebelah kiri tanda sama dengan)
harus sama dengan satuan masing-masing suku yang terdapat di ruas kanan
persamaan (sebelah kanan tanda sama dengan).
Besaran pokok adalah besaran yang tidak bergantung pada besaran yang
lain. Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Sistem
satuan yang umum digunakan pada besaran pokok dan besaran turunan adalah
sistem Satuan Internasional (SI) atau lebih dikenal dengan sistem metrik, yaitu
meter-kilogram-sekon yang disingkat dengan sistem MKS, atau centimeter-gram-
sekon yang disingkat dengan sistem CGS.
Vektor pada umumnya digunakan untuk menyatakan "perpindahan" suatu
partikel atau benda yang bergerak, atau juga digunakan untuk menggambarkan
gaya. Vektor digambarkan sebagai sebuah "anak panah" atau sepotong garis lurus
yang berarah, yang ujung dari anak panahnya menyatakan arah pergeseran dari
vektor tersebut, dan panjang anak panah menyatakan besarnya.
Operasi penjumlahan dan pengurangan dari dua buah vektor atau lebih
biasanya dapat dilakukan jika vektor-vektor tersebut memiliki besaran yang
sejenis. Ada dua metode yang dapat digunakan, yaitu metode geometris dan
metode analitis. Ada tiga jenis perkalian vektor, yaitu perkalian vektor dengan
skalar, perkalian titik, dan perkalian silang.

Anda mungkin juga menyukai