Oleh
NAMA : BASYIT AL QISHTHI ISMAIL
NPM : 10070123037
1.1 PENDAHULUAN
Pengukuran suatu besaran dibuat relatif terhadap suatu standar atau satuan
tertentu dan satuan ini harus dinyatakan bersama-sama dengan nilai besaran
yang diukur agar pengukuran tersebut memiliki makna tentang besaran yang
diukur, nilai besaran tersebut dinyatakan dengan standar atau satuan tertentu.
Dalam menyatakan suatu persamaan dalam bentuk model matematis
dibutuhkan notasi (simbol) yang mewakili besaran-besaran yang terlibat
dalam persamaan tersebut dan disertai dengan satuan masing-masing besaran
itu.
Sebagai contoh, x = Vot+ at di mana x menyatakan besaran panjang. Satuan
untuk besaran panjang adalah meter (untuk sistem meter-kilogram sekon,
MKS dalam Satuan Internasional, SI), sentimeter (untuk sistem centimeter-
gram-sekon, CGS dalam Satuan Internasional). V menyatakan besaran
kecepatan dengan satuan meter/sekon (m/s) dalam sistem MKS atau
centimeter/sekon (cm/s) dalam sistem CGS. Indeks 0 menyatakan notasi untuk
kecepatan awal. t menyatakan besaran waktu dengan satuan detik atau sekon
(s) dan a menyatakan besaran percepatan dengan satuan m/s' atau cm/s.
Dalam suatu bentuk persamaan yang perlu diperhatikan adalah bahwa satuan
yang terdapat pada ruas kiri persamaan (sebelah kiri tanda sama dengan) harus
sama dengan satuan masing-masing suku yang terdapat di ruas kanan
persamaan (sebelah kanan tanda sama dengan). Jika tidak sama berarti bahwa
persamaan tersebut tidak benar atau dengan kata lain tidak dapat digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan.
Dalam Fisika dikenal dua macam besaran:
1. Besaran Skalar, yaitu besaran dimana hanya dengan menyatakan nilai
besarannya (magnitude) saja sudah mengandung suatu informasi yang
lengkap dan tentu saja harus dilengkapi dengan satuan (misalnya, suhu,
massa, dan lain-lain).
2. Besaran Vektor, yaitu suatu besaran yang mengandung informasi lengkap
jika di samping menyatakan nilai besarannya juga perlu menyatakan
arahnya (misalnya, gaya, percepatan, dan lain-lain).
Besaran pokok adalah besaran yang tidak bergantung pada besaran yang lain.
Berdasarkan Sistem Internasional 1960, "Bureau of Weight and Measures".
(Paris), ada 7 besaran pokok fisika (Tabel 1.1).
1. Mengukur Panjang
a. Mistar
Untuk mengukur panjang su-atu
benda biasanya digunakan peng- Gbr 2.1 : Pembacaan mistar harus
garis atau mistar. Mistar yang biasa lurus agar terhindar dari
dipakai adalah mistar skala kesalahan paralaks.
terkecilnya 1 mm. Oleh karena itu,
ketelitian mistar ini adalah 1 mm atau 0.1 cm.
b. Jangka Sorong
Untuk mengukur panjang atau ketebalan atau kedalam suatu benda
yang ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm digunakan jangka sorong.
1 2
0 5 10
Gbr. 2.2: Pengukuran diameter dengan jangka sorong
0 1 2 3 4 10
c. Mikrometer Sekrup
Untuk mengukur benda-benda yang kecil dengan ketelitian sampai
dengan 0,01 mm atau 0,001 cm digunakan mikrometer sekrup.
Landasan Poros Silinder Bidal Racent
2. Mengukur Suhu
Untuk mengukur suhu suatu benda digunakan alat ukur termometer.
Macam-macam termometer antara lain : Celcius, Reamur, Fahrenhei dan
Kelvin.
3. Mengukur Massa
Massa sebuah benda dapat diukur dengan neraca tuas atau neraca sama
lengan. Jenis yang sering terdapat di Sekolah adalah neraca empat batang.
2. Metode Analitis
Pada metode analitis, vektor digambarkan dalam sistem sumbu koordinat
dua dimensi (sumbu X-Y) atau tiga dimensi (sumbu X-Y-Z),. A, A, dan
A_{omega} masing-masing disebut komponen vektor ke arah sumbu x,
sumbu y dan sumbu z. Sementara itu i, j dan k, masing-masing disebut
vektor satuan ke arah sumbu-x, sumbu-y dan sumbu-z. Vektor-vektor yang
tidak berada atau sejajar dengan sumbu koordinat harus diuraikan dulu
pada masing-masing sumbu koordinatnya dengan cara menarik garis
proyeksi dari ujung vektor ke sumbu koordinatnya masing- masing.
a. Vektor Dua Dimensi
Vektor dimensi dua adalah vektor yang mempunyai dua unsur
yaitu unsur vertikal (sumbu Y) dan horizontal (sumbu X). Vektor
pada bidang datar (dimensi dua) ditandai dengan sumbu X dan
sumbu Y, yang saling berpotongan di titik pusat O (0, 0).
b. Vektor Tiga Dimensi
Vektor tiga dimensi adalah vektor yang mempunyai dua unsur
yaitu 3 buah sumbu yaitu x, y, z yang saling tegak lurus dan
perpotongan ketiga sumbu sebagai pangkal perhitungan.
Jika v = (v₁, v₂, v₃, ..., vₙ) adalah vektor dalam ruang vektor n-
dimensi, dan a adalah skalar, maka perkalian vektor dengan skalar
a adalah :
Dalam hal ini, setiap komponen vektor v (v₁, v₂, v₃, ...) dikalikan
dengan skalar a untuk menghasilkan vektor baru av. Operasi ini
mengubah panjang (magnitudo) vektor v tetapi tidak mengubah
arahnya. Jika a adalah positif, maka panjang vektor akan
meningkat, sedangkan jika a adalah negatif, maka panjang vektor
akan berkurang, tetapi arahnya tetap sama.
2) Perkalian Titik (dot product)
Perkalian titik adalah operasi matematika yang digunakan untuk
menghitung jumlah dari hasil perkalian komponen-komponen yang
sesuai dari dua vektor. Operasi ini sering digunakan dalam aljabar
linear dan geometri vektor untuk mengukur hubungan antara dua
vektor.
Sifat penting dari perkalian titik antara vektor-vektor v dan w
adalah:
Komutatif: v . w = w . v
Distributif terhadap penjumlahan vektor: (v + u) . w = v . w + u .
w
Distribusi terhadap perkalian dengan skalar: (av) . w = a(v . w )
V . v = dimana ||v|| adalah panjang (magnitudo) vektor v.
3) Perkalian silang (cross product)
Perkalian silang adalah operasi matematika yang digunakan untuk
menghasilkan vektor yang tegak lurus terhadap dua vektor lainnya
dalam ruang tiga dimensi (3D). Operasi ini hanya berlaku untuk
vektor tiga dimensi, dan hasilnya adalah vektor yang juga berada
dalam tiga dimensi.
Sifat penting dari perkalian silang antara vektor-vektor v dan w
adalah:
Tegak lurus: Hasil perkalian silang v x w selalu tegak lurus
terhadap kedua vektor v dan w.
Magnitudo: Maggnitudo (panjang) dari hasil perkalian silang v x
w dapat dihitung dengan rumus:
||v x w|| = ||v|| ||w|| sin (θ)
Adalah panjang (magnitudo) dari vektor v dan w, dan θ adalah
sudut antara kedua vektor tersebut.
Non-kumulatif: Perkalian silang silang tidak bersifat komutatif,
yang berarti v x w tidak selalu sama dengan w x v.
RANGKUMAN
Besaran adalah sifat atau keadaan yang dapat diukur (mempunyai nilai
tertentu) dan dinyatakan dengan angka atau bilangan. Agar suatu pengukuran
memiliki makna tentang besaran yang diukur, nilai besaran tersebut dinyatakan
dengan standar atau satuan tertentu.
Dalam suatu bentuk persamaan yang perlu diperhatikan adalah bahwa
satuan yang terdapat pada ruas kiri persamaan (sebelah kiri tanda sama dengan)
harus sama dengan satuan masing-masing suku yang terdapat di ruas kanan
persamaan (sebelah kanan tanda sama dengan).
Besaran pokok adalah besaran yang tidak bergantung pada besaran yang
lain. Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Sistem
satuan yang umum digunakan pada besaran pokok dan besaran turunan adalah
sistem Satuan Internasional (SI) atau lebih dikenal dengan sistem metrik, yaitu
meter-kilogram-sekon yang disingkat dengan sistem MKS, atau centimeter-gram-
sekon yang disingkat dengan sistem CGS.
Vektor pada umumnya digunakan untuk menyatakan "perpindahan" suatu
partikel atau benda yang bergerak, atau juga digunakan untuk menggambarkan
gaya. Vektor digambarkan sebagai sebuah "anak panah" atau sepotong garis lurus
yang berarah, yang ujung dari anak panahnya menyatakan arah pergeseran dari
vektor tersebut, dan panjang anak panah menyatakan besarnya.
Operasi penjumlahan dan pengurangan dari dua buah vektor atau lebih
biasanya dapat dilakukan jika vektor-vektor tersebut memiliki besaran yang
sejenis. Ada dua metode yang dapat digunakan, yaitu metode geometris dan
metode analitis. Ada tiga jenis perkalian vektor, yaitu perkalian vektor dengan
skalar, perkalian titik, dan perkalian silang.