METODE ILMIAH
IPA KELAS 7 BAB 1
A. APA ITU SAINS ?
Sains adalah imu pengetahuan yang mempelajari tentang alam dan dunia fisik.
Cabang-cabang ilmu sains :
• Biologi : ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup,cabang ilmu biologi :
Cabang ilmu fisika : Mekanika (gerak benda), elektronika (listrik dan magnet), optic geometris (alat optik)
• Kimia : Ilmu yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan materi (komposisi, sifat, dan perubahan dalam reaksi kimia.
Cabang ilmu kimia :
Farmasi (obat-obatan), radiokimia (zat radio aktif), kimia organic (bahan kimia pada makhluk hidup),
kimia an organic (bahan kimia pada benda mati)
• Geologi : ilmu yang mempelajari tentang bumi dan perubahannya. Cabang ilmu geologi :
Tabung reaksi :
wadah untuk menampung cairan kimia
wadah untuk perkembangbiakan mikroorganisme
wadah untuk mencampur bahan kimia dalam jumlah sedikit
Gelas ukur :
mengukur volume larutan/cairan dengan ketelitian rendah
Labu Erlenmeyer :
wadah untuk menampung bahan kimia
wadah mencampur bahan kimia
mengukur volume bahan kimia dengan ketelitian rendah
Cawan porselen : sebagai wadah reaksi bahan yang tidak mudah menguap
Corong : alat bantu dalam penyaringan yaitu sebagai tempat meletakkan kertas saring
Diagram alat laboratorium
(digambarkan dalam bentuk dua dimensi berupa kurva dan garis lurus)
Keselamatan di laboratorium IPA
• Menggunakan alat keselamatan kerja (Jas laboratorium, masker, sarung tangan, kacamata keselamatan, pelindung
muka, sepatu keselamatan, alat pemadam api ringan)
• Dilarang makan dan minum di lab
• Menggunakan alat dan bahan yang sesuai
• Dilarang mencampur bahan-bahan di luar buku petunjuk
• Membersihkan kotoran setelah bekerja di lab
• Membersihkan meja dan merapikan alat
• Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
• Matikan gas dan listrik usai digunakan
Lambang di Laboratorium
C. MERANCANG PERCOBAAN / METODE ILMIAH
Metode ilmiah adalah cara atau pendekatan yang dipakai dalam penelitian suatu ilmu
Langkah-langkah metode ilmiah :
• Melakukan pengamatan atau observasi.
• Membuat hipotesis dan mengidentifikasi variabel.
• Membuat rancangan percobaan.
• Melakukan eksperimen atau percobaan.
• Mengumpulkan dan menyajikan data.
• Menarik kesimpulan.
1. Pengamatan / observasi (hal-hal yang dapat diamati dengan panca indera)
Pengamatan di lingkungan sekitar memunculkan masalah atau pertanyaan yang akan di uji dalam suatu
penelitian, hal ini menjadi tujuan percobaan.
Pengamatan dapat dilakukan dengan dua acara :
Pengamatan kualitatif : menggunakan deskripsi, contoh : tanda air mendidih terlihat ada gelembung
Pengamatan kuantitatif : menggunakan angka, contoh : suhu air setelah 3 menit suhunya 70°C
2. Membuat hipotesis (dugaan sementara) dan identifikasi variabel
Hipotesis yaitu perkiraan sementara dari jawaban terhadap tujuan percobaan yang akan diselidiki.
Hipotesis harus bersifat logis dan berdasarkan data ilmiah
Variabel yaitu faktor, kondisi, unsur , dapat berupa angka atau jenis yang menentukan dalam suatu percobaan
Variabel bebas : variabel yang mempengaruhi variabel terikat
Variabel terikat : varibel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
Variabel kontrol : variabel yang tetap sama selama percobaan
Contoh : Ayu membantu ibunya menanam tomat, cabe, dan bawang. Ayu ingin mengetahui tanaman mana yang
paling cepat tumbuh.
Variabel bebas : tomat, cabe, bawang , variabel terikat : kecepatan pertumbuhan dilihat dari tinggi tanaman,
variable Kontrol : media tanam, frekuensi penyiraman, pupuk, sinar matahari
3. Membuat prosedur percobaan, terdiri dari :
Tujuan percobaan, alat dan bahan, dan langkah kerja
4. Eksperimen/percobaan
Percobaan harus dilakukan sesuai prosedur percobaan
5. Mengumpulkan dan menyajikan data
Dapat disajikan dalam bentuk tabel, bagan, diagram, grafik dan lain-lain
6. Menarik kesimpulan
Kesimpulan harus dapat menjawab tujuan percobaan, dan menguji apakah hasil percobaan
sesuai hipotesis
7. Melaporkan hasil percobaan
Laporan hasil percobaan berisi tujuan percobaan, hipotesis, variabel, alat dan bahan,
prosedur, pengumpulan dan pengolahan data percobaan, kesimpulan
D. PENGUKURAN
Pengukuran yaitu membandingkan nilai suatu BESARAN yang diukur dengan besaran lain yang sejenis
yang telah ditetapkan sebagai SATUAN
Istilah dalam pengukuran :
Besaran : segala sesuatu yang dapat diukur dengan angka
Satuan : segala sesuatu yang digunakan untuk menyatakan hasil pengukuran
Satuan tidak baku : satuan yang tidak standar, karena beda orang akan beda hasilnya
Contoh : jengkal, hasta, depa
Satuan baku/Satuan Internasional (SI): satuan yang telah disepakati, diakui, dan ditetapkan secara
internasional. Contoh : meter, liter
Syarat satuan baku yaitu tidak mengalami perubahan, berlaku di semua tempat dan setiap saat, mudah
ditiru
Besaran pokok adalah besaran yang tidak dapat disusun dari besaran lainnya.
Satuan dari besaran pokok sudah ditetapkan lebih dulu.
Besaran turunan adalah besaran yang bisa dinyatakan oleh beberapa besaran pokok, karena besaran turunan
ini disusun dari beberapa besaran pokok. Satuan dari besaran turunan disusun dari satuan besaran-besaran
pokoknya.
Besaran pokok (JIWA SMP) Besaran turunan
BESARAN POKOK LAMBANG SATUAN SI Besaran turunan Penjabaran dari besaran pokok satuan
Luas Panjang x lebar m2
Jumlah zat N mol
Volume Panjang x lebar x tinggi m3
Intensitas cahaya Iv Candela (cd) Massa jenis Massa : volume Kg/m3
Waktu t Sekon (s) Kecepatan Perpindahan : waktu m/s
Percepatan Kecepatan : waktu m/s2
Arus listrik I Ampere (A)
Gaya Massa : percepatan Kg.m/s2 (Newton)
Suhu T Kelvin (K) Usaha Gaya : perpindahan Kg.m2/s2 (Joule)
1. Membaca Skala Utama Berdasarkan gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah) merupakan angka yang paling
dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang terwujud dalam 21 mm
atau 2,1 cm.
2. Membaca Skala Vernier Berdasarkan gambar diatas, terdapat satu garis skala utama yang tepat bertemu dengan satu
garis pada skala vernier. Dari gambar di atas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala
vernier yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.
3. Untuk hasil pengukuran akhir, cukup tambahkan kedua nilah pengukuran diatas. Dengan demikian,, hasil pengukuran
diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur
benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan onderdil
kendaraan yang berukuran kecil.