Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM IPA 1

PENGUKURAN

DISUSUN OLEH

NAMA : MIFTAQUL JANAH

NIM : 17312241015

KELAS : P.IPA I

KELOMPOK :2

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
A. Judul
Pengukuran

B. Tujuan
1. Pengukuran besaran fisis yang ada pada benda yang hidup dan tidak hidup dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai.
2. Penggunaan satuan baku maupun tidak baku untuk menyatakan hasil ukur dari
pengukuran benda hidup dan tidak hidup.

C. Dasar Teori
Pengukur adalah suatu teknik dalam meningkatkan suatu bilangan pada suatu sifat
fisis dengan membandingkannya dengan suatu besaran standar. Biasa dilakukan di
Laboratorium disederhanakan berupa pengukuran jarak. Dengan suatu pengukuran harus
berhati-hati agar hanya menghasilkan gangguan seminimal mungkin terhadap system yang
diamati. Selain itu juga dapat diamati dengan kesalahan eksperimental karena
kesempurnaan yang tidak terelakan dalam alat ukur atau karena batasan yang ada, yang
terdapat didalam alat indera (Alonso, 2002 : 24).
Pengukuran besaran fisis dapat mencakup berbagai besaran seperti panjang, waktu,
temperatur, kuat arus listrik, kecepatan, percepatan, gaya, dan masih banyak besaran fisis
yang lainnya. Misalnya, apabila kita ingin mengukur lebar sebuah meja kita menggunakan
alat ukur mistar atau penggaris yang memiliki satuan tertentu. Hasil ukur lebar meja yang
kita ukur adalah berupa angka yang terbaca pada mistar. Dalam hal ini, besaran fisis yang
diukur adalah besaran panjang. Secara umum, besaran fisis adalah sesuatu yang dapat
dinyatakan keberadaannya dengan suatu angka atau nilai, Pengukuran adalah proses
mengukur suatu besaran, yaitu membandingkan nilai besaran yang sedang kita ukur dengan
besaran lain sejenis yang dipakai sebagai acuan. Dalam hal pengukuran lebar meja di atas
kita membandingkan lebar meja dengan panjang (besaran sejenis) mistar sebagai acuan
(Paken Pandiangan, 2013: 1).
Mengukur merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan
besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan. Misalnya, kalian melakukan pengukuran
panjang meja dengan jengkalmu.Sekarang bayangkan, apa yang terjadi jika setiap
pengukuran di dunia ini menggunakan satuan yang berbeda-beda, misalnya jengkal. Ketika
kalian memesan baju ke penjahit dengan panjang lengan 3 jengkal, kemungkinan besar
hasilnya tidak akan sesuai dengan keinginanmu karena penjahit itu menggunakan
jengkalnya. Oleh karena itu, diperlukan satuan yang disepakati oleh semua orang. Satuan
yang disepakati ini disebut satuan baku. Satuan baku adalah satuan yang telah ditetapkan
secara internasional sebagai satuan pengukuran ilmiah. Contoh, meter, liter, kg, dan sekon.
Satuan ini dapat digunakan dimana saja diseluruh dunia dan nilainya selalu sama. Satuan
tidak baku adalah satuan yang tidak ditetapkan sebagai satuan pengukuran ilmiah. Contoh,
satuan jengkal, depa, depa, seumur jagung, dan sebagainya (Mukhlis,2017: 33).
Dalam Fisika dikenal berbagai macam besaran. Besaran tersebut dikelompokkan
dalam 2 kategori yakni besaran pokok/dasar dan besaran turunan.
1. Besaran Pokok
Besaran fisika dialam sangat banyak sehingga kita sulit menghafalnya. Untuk
mengatasi kesulitan tersebut, ahli fisika mencoba merumuskan beberapa besaran yang
ditetapkan sebagai besaran pokok. Besaran pokok adalah besaran yang ditetapkan lebih
dulu dan bukan merupakan turunan dari besaran lain Suatu perjanjian internasional
telah menetapkan satuan sistem internasional (Internasional system of units), disingkat
SI. Dalam SI ditetapkan 7 besaran pokok beserta satuannya. (Mukhlis,2017: 33).

Besaran Pokok Satuan Singkatan


Panjang Meter M
Massa Kilogram Kg
Waktu Sekon S
Kuat Arus Listrik Ampere A
Suhu Kelvin K
Intensitas Cahaya Kandela Cd
Jumlah Zat Mol Mol
Tabel 1. Besaran Pokok dan satuannya dalam SI
Sumber : Mukhlis,2017: 34.
2. Besaran Turunan
Menurut Edi Istiyono (2004:22) Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan
dari satu atau lebih besaran pokok. Satuan dari besaran turunan tergantung pada satuan
besaran pokok.
Besaran turunan adalah besaran fisis yang terdiri dari dua atau lebih besaran yang
dapat diturunkan dari beberapa besaran pokok. Misalnya, besaran turunan kecepatan
merupakan hasil bagi antara jarak dan waktu. Besaran turunan lain yang sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari,di antaranya percepatan, gaya, usaha, daya,
momentum (Paken Pandiangan, 2013: 5).
Lambang
Besaran Lambang Satuan
Satuan
Luas A Meter Persegi m2
Volume V Meter Kubik m3
Kecepatan v Meter persekon m/s
Meter persekon
Percepatan a m/s2
kuadrat
Gaya F Newton N= kg.m/s2
Usaha W Joule J=kg.m2/s2
Daya P Watt W=kg.m3/s2

Tabel 2. Besaran Turunan dan satuannya dalam SI


Sumber : Edi Istiyono, 2004:22
Ada tiga macam alat ukur yang sering digunakan dalam pengukuran panjang,
mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Mistar merupakan alat ukur panjang yang
sering kita gunakan. Ada dua jenis mistar, yaitu mistar kayu dan mistar plastik. Skala
terkecil pada mistar kayu adalah 1 cm, sedangkan skala terkecil pada mistar plastik adalah
1mm. Panjang minimal yang dapat diukur dengan teliti oleh mistar kayu adalah 1 cm.
Panjang minimal yang dapat diukur dengan telti oleh mistar plastik adalah 1 mm. Dengan
kata lain, ketelitian mistar kayu adalah 1 cm, sedangkan ketelitian mistar plastik adalah 1
mm. Kemudian jangka sorong, pengukuran besaran panjang yang kurang dari 1 mm dapat
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Jangka sorong sanggup mengukur panjang
hingga ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong terbaru bahkan mampu mengukur dengan
ketelitian kurang dari 0,1 mm (Mukhlis,2017: 34).
Pengukuran besaran panjang yang kurang dari 0,1 mm dapat dilakukan dengan
menggunkaan mikrometer sekrup. Mikrometer sekrup dapat mengukur panjang hingga
ketelitian 0,01 mm.Secara umum, mikrometer sekrup mempunyai dua jenis satuan. Satuan
pertama tertera pada gagang utama mikrometer yang merupakan satuan tetap. Satuan jenis
kedua adalah satuan putar yang terletak yang terletak pada silender yang dapat diukur
(Mukhlis,2017: 35).
1. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam (satuan utama) dan bagian bergerak
(satuan nonius). Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan
ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan
display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk
jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang di atas 30cm (Antika dkk, 2012:23).
Kegunaan jangka sorong adalah untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan
cara diapit; untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada
pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur; untuk mengukur kedalamanan celah/lubang
pada suatu benda dengan cara "menancapkan/menusukkan" bagian pengukur (Antika
dkk, 2012:24).

Gambar 1. Jangka Sorong


Sumber: Zaidan,2009: 17
2. Mikrometer Skrup
Untuk mengukur panjang benda sampai ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm
digunakan mikrometer sekrup. Mikrometer sekrup memiliki dua macam skala, yaitu
skala utama dan skala melingkar. Bagian utama mikrometer sekrup adalah sebuah poros
berulir yang dipasang pada silinder pemutar atau biasa disebut bidal. Pada ujung
silinder pemutar ini terdapat garis-garis satuan yang membagi 50 bagian yang sama.
Jika silinder pemutar diputar satu putaran penuh, maka poros akan bergerak sejauh 0,5
mm. Mengingat silinder pemutar memiliki 50 satuan, maka kalau silinder pemutar
bergerak satu satuan, poros akan bergeser 0,5 mm/50 = 0,01 mm = 0,001 cm (Antika
dkk, 2012:23).
Mikrometer berfungsi untuk mengukur panjang/ketebalan/diameter dari benda-
benda yang cukup kecil seperti lempeng baja, aluminium, diameter kabel, kawat, lebar
kertas, dan masih banyak lagi. Penggunaan mikrometer sekrup sangat luas, intinya
adalah mengukur besaran panjang dengan lebih presisi (Antika dkk, 2012:23).

Gambar 2. Mikrometer Sekrup


Sumber: Zaidan,2009: 17

D. Prosedur Percobaan
1. Alat dan Bahan
a. Alat :
1) Penggaris
2) Meteran
3) Jangka sorong
4) Mikrometer sekrup
5) Jengkal Lita, Mita, dan Sidiq
6) Jari Fina, Sidiq, Dian, dan Lita
b. Bahan :
1) Daging daun Aloe vera
2) Manusia
3) Pipa
4) Papan Tulis
2. Desain Percobaan
3. Prosedur Percobaan
a. Menentukan objek yang akan diukur.
b. Membuat desain pengukuran objek.
c. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
d. Mengukur objek yang telah ditentukan menggunakan alat ukur baku ( penggaris,
jangka sorong, dan/atau mikrometer sekrup) yang sesuai.
e. Mengukur objek yang telah ditentukan menggunakan alat ukur tak baku ( jengkal
dan/ atau jari).
f. Menulis hasil pengukuran pada laporan sementara.

E. Data dan Analisis Hasil Percobaan


1. Data Hasil Percobaaan
a. Benda Hidup
No. Objek Jenis Pengukuran Alat Pengukuran Alat
pengukuran baku (cm) tak baku
1. Daun Panjang 20,2 Meteran 1 jengkal Jengkal
Aloe lita
vera
Lebar 2,7 Meteran 3 lebar jari Jari lita
bawah
Lebar 1,9 Meteran 2 lebar jari Jari lita
tengah
Lebar atas 1,2 Meteran ¼ lebar jari Jari lita

2. Manusia Tinggi 156 Meteran 6,5 jengkal Jengkal


sidiq

8 jengkal Jengkal
lita

b. Benda tak hidup


No. Objek Jenis Pengukuran Alat Pengukuran Alat
pengukuran baku tak baku
1. Papan Panjang 243,5 cm Meteran 12 jengkal Jengkal
tulis lita

10,5 Jengkal
jengkal sidiq

Lebar 122,5 cm Meteran 6 jengkal Jengkal


lita

5 jengkal Jengkal
sidiq

Tebal 13, 9 mm Mikrometer 1 jari manis Jari lita


sekrup
1 jari Jari
kelingkig sidiq

2. Pipa Diameter 2,21 cm Jangka 1,5 jari Jari


dalam sorong fina

Diameter 2,2 cm Penggaris 1,25 jari jari


dalam dian
Diameter 2,86 cm Jangka 2 jari Jari
luar sorong fina

Diameter 2,8 cm Penggaris 1,75 jari Jari


luar dian

2. Analisis Data
a. Benda Hidup
No. Objek Jenis Pengukuran Alat Pengukuran
pengukuran baku (cm) dalam Satuan
Internasional
(SI)

1. Daun Panjang 20,2 cm Meteran 0,202 m


Aloe
Lebar 2,7 cm Meteran 0,027 m
vera
bawah
Lebar 1,9 cm Meteran 0,019 m
tengah
Lebar atas 1,2 cm Meteran 0,012 m

2. Manusia Tinggi 156 cm Meteran 1,56 m

a. Benda tak hidup


No. Objek Jenis Pengukuran Alat Pengukuran
pengukuran baku dalam Satuan
Internasional
(SI)

1. Panjang 243,5 cm Meteran 2,435 m


Papan
tulis
Lebar 122,5 cm Meteran 1,225 m

Tebal 13, 9 mm Mikrometer 0,0139 m


sekrup

2. Pipa Diameter 2,21 cm Jangka 0,0221 m


dalam sorong
Diameter 2,2 cm Penggaris 0,022 m
dalam
Diameter 2,86 cm Jangka 0,0286 m
luar sorong
Diameter 2,8 cm Penggaris 0,028 m
luar

c. Ketidakpastian dari Alat Ukur yang Digunakan


1) Jangka sorong
Skala terkecil 0,05 mm
Ketidakpastian = ½ x nst (Skala terkecil)
Ketidakpastian = ½ x 0,05 mm
Ketidakpastian = 0,025 mm = 0,0025 cm = 0,000025m
2) Mikrometer Skrup
Skala terkecil 0,01 mm
Ketidakpastian = ½ x nst (Skala terkecil )
Ketidakpastian = ½ x 0,01 mm
Ketidakpastian = 0,005 mm = 0,0005cm = 0,000005m
3) Meteran
Skala terkecil 1 mm
Ketidakpastian = ½ x nst (Skala terkecil)
Ketidakpastian = ½ x 1mm
Ketidakpastian = 0,5 mm = 0,05 cm = 0,0005 m

F. Pembahasan
Praktikum IPA 1 yang berjudul “pengukuran” bertujuan untuk mengukur besaran
fisis yang ada pada benda yang hidup dan tidak hidup dengan menggunakan alat ukur yang
sesuai.dan penggunaan satuan baku maupun tidak baku untuk menyatakan hasil ukur dari
pengukuran benda hidup dan tidak hidup. Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 12
September 2018 pukul 07.30-09.10 WIB di Laboratorium IPA FMIPA UNY.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum pengukuran ini adalah penggaris,
meteran, jangka sorong, mikrometer sekrup jengkal Lita, Mita, dan Sidiq serta jari Fina,
Sidiq, Dian, dan Lita. Sedangkan untuk objek pengukuran, praktikan menggunakan dua
benda yaitu benda hidup dan benda tak hidup. Benda hidup yang digunakan adalah Aloe
vera dan manusia. Sedangkan untuk benda yang tidak hidup, praktikan menggunakan papan
tulis dan pipa sebagai objek pengamatan.
Pengukuran besaran fisis dapat mencakup berbagai besaran seperti panjang, waktu,
temperatur, kuat arus listrik, kecepatan, percepatan, gaya, dan masih banyak besaran fisis
yang lainnya. Misalnya, apabila kita ingin mengukur lebar sebuah meja kita menggunakan
alat ukur mistar atau penggaris yang memiliki satuan tertentu. Hasil ukur lebar meja yang
kita ukur adalah berupa angka yang terbaca pada mistar. Dalam hal ini, besaran fisis yang
diukur adalah besaran panjang. Secara umum, besaran fisis adalah sesuatu yang dapat
dinyatakan keberadaannya dengan suatu angka atau nilai, Pengukuran adalah proses
mengukur suatu besaran, yaitu membandingkan nilai besaran yang sedang kita ukur dengan
besaran lain sejenis yang dipakai sebagai acuan. Dalam hal pengukuran misalnya lebar
meja, kita membandingkan lebar meja dengan panjang (besaran sejenis) mistar sebagai
acuan (Paken Pandiangan, 2013: 1).
Pada pengukuran besaran fisis harus menggunakan alat ukur yang sesuai. Alat ukur
yang digunakan untuk mengukur panjang dan lebar objek daun Aloe vera adalah meteran,
untuk pengukuran tinggi manusia adalah meteran, untuk pengukuran tinggi papan tulis
menggunakan meteran dan juga mikrometer untuk mengukur ketebalan, dan untuk
mengukur diameter pipa digunakan alat yaitu jangka sorong dan juga penggaris.
Ada tiga macam alat ukur yang sering digunakan dalam pengukuran panjang,
mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Mistar merupakan alat ukur panjang yang
sering kita gunakan. Ada dua jenis mistar, yaitu mistar kayu dan mistar plastik. Skala
terkecil pada mistar kayu adalah 1 cm, sedangkan skala terkecil pada mistar plastik adalah
1mm. Panjang minimal yang dapat diukur dengan teliti oleh mistar kayu adalah 1 cm.
Panjang minimal yang dapat diukur dengan telti oleh mistar plastik adalah 1 mm. Kemudian
jangka sorong, pengukuran besaran panjang yang kurang dari 1 mm dapat dilakukan dengan
menggunakan jangka sorong. Jangka sorong sanggup mengukur panjang hingga ketelitian
0,1 mm. Jangka sorong terbaru bahkan mampu mengukur dengan ketelitian kurang dari 0,1
mm (Mukhlis,2017: 34).
Pada praktikum pengukuran objek pipa, praktikan menggunakan jangka sorong
untuk mengukur diameter dalam dan diameter luar hal tersebut sesuai dengan fungsi dari
jangka sorong yaitu menurut Antika dkk (2012:24) bahwa kegunaan jangka sorong adalah
untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit; untuk mengukur sisi dalam
suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara "menancapkan/
menusukkan" bagian pengukur.
Pengukuran besaran panjang yang kurang dari 0,1 mm dapat dilakukan dengan
menggunkaan mikrometer sekrup. Mikrometer sekrup dapat mengukur panjang hingga
ketelitian 0,01 mm.Secara umum, mikrometer sekrup mempunyai dua jenis satuan. Satuan
pertama tertera pada gagang utama mikrometer yang merupakan satuan tetap. Satuan jenis
kedua adalah satuan putar yang terletak yang terletak pada silender yang dapat diukur
(Mukhlis,2017: 35).
Pada pengukuran objek papan tulis, praktikan menggunakan mikrometer sekrup
untuk mengukur ketebalan papan tulis tersebut. Penggunaan mikrometer skrup tersebut
sesuai dengan fungsi mikrometer skrup itu sendiri yaitu menurut Antika dkk (2012:23)
Mikrometer berfungsi untuk mengukur panjang/ketebalan/diameter dari benda-benda yang
cukup kecil seperti lempeng baja, aluminium, diameter kabel, kawat, lebar kertas, dan
masih banyak lagi. Penggunaan mikrometer sekrup sangat luas, intinya adalah mengukur
besaran panjang dengan lebih presisi.
1. Pengukuran daging daun Aloe vera

Gambar 3. Desain percobaan dari pengukuran Aloe vera


Sumber : Dokumentasi pribadi

Pengukuran pertama yang dilakukan adalah mengukur daging daun Aloe vera.
Parameter yang digunakan untuk pengukuran adalah panjang, lebar bawah, lebar
tengah dan lebar atas pada daging daun Aloe vera. Pada pengukuran ini digunakan alat
ukur baku berupa meteran dan alat ukur tidak baku yaitu jengkal dan lebar jari
praktikan. Lebar dan jengkal jari yang digunakan adalah jengkal dan jari praktikan
yaitu Lita. Pada pengukuran menggunakan alat ukur meteran praktikan menggunakan
satuan cm, kemudian praktikan mengubah satuan cm tersebut menjadi satuan meter
karena dalam SI satuan dari panjang adalah meter. Berdasarkan hasil pengukuruan
menggunakan satuan baku yaitu satuan internasional (SI) diperoleh panjang Aloe vera
menggunakan meteran adalah 0,202 m sedangkan menggunakan satuan tidak baku
diperoleh panjang Aloe vera yaitu 1 jengkal Lita. Pada pengukuran lebar bawah
menggunakan satuan baku menggunakan meteran yaitu 0,027 m sedangkan
menggunakan satuan tidak baku yaitu 3 lebar jari Lita. Pengukuran lebar tengah
menggunakan satuan baku yaitu meteran diperoleh 0,019 m sedangkan menggunakan
satuan tidak baku yaitu 2 lebar jari Lita. Dan pengukuran lebar atas menggunakan
satuan baku menggunakan meteran diperoleh 0,012 m sedangkan menggunakan satuan
tidak baku yaitu 1/4 lebar jari Lita.
Dari pengukuran baku menggunakan meteran dan pengukuran tidak baku
menggunakan jengkal dan lebar jari, dapat disimpulkan bahwa pentingnya satuan baku
dalam pengukuran karena apabila pengukuran menggunakan satuan tidak baku seperti
jengkal dan lebar jari hal tersebut tidak sesuai karena ukuran jengkal maupun lebar jari
dari setiap orang itu berbeda jadi tidak bisa digunakan sebagai acuan. Sedangkan
penggunaan alat ukur baku seperti meteran tersebut merupakan alat ukur yang sesuai
karena alat tersebut merupakan alat ukur dengan satuan yang pasti.

2. Pengukuran tinggi manusia

Gambar 4. Desain percobaan dari pengukuran tubuh manusia


Sumber : Dokumentasi pribadi

Pengukuran yang kedua yaitu pengukuran tinggi tubuh manusia. Alat ukur baku
yang digunakan adalah meteran dan alat ukur tidak baku yang digunakan adalah
jengkal. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan satuan baku yaitu satuan
internasional (SI) diperoleh tinggi manusia yang diukur menggunakan meteran yaitu
1,56 meter. sedangkan untuk pengukuran tinggi menggunakan jengkal digunakan 2
jengkal dari praktikan yang berbeda yaitu jengkal Sidiq dan jengkal Lita. Pengukuran
tersebut diperoleh tinggi manusia yaitu 6,5 jengkal Lita sedangkan menggunakan
jengkal dari Sidiq yaitu 8 jengkal.
Dari pengukuran baku menggunakan meteran dan pengukuran tidak baku
menggunakan jengkal Sidiq dan jengkal Lita, dapat disimpulkan bahwa pentingnya
satuan baku dalam pengukuran karena apabila pengukuran menggunakan satuan tidak
baku seperti jengkal hal tersebut tidak sesuai karena ukuran jengkal dari setiap orang
itu berbeda jadi tidak bisa digunakan sebagai acuan. Sedangkan penggunaan alat ukur
baku seperti meteran tersebut merupakan alat ukur yang sesuai karena alat tersebut
terdapat satuan ukuran yang pasti.

3. Pengukuran Papan Tulis

Gambar 5. Desain percobaan dari pengukuran papan tulis


Sumber : Dokumentasi pribadi

Pengukuran yang ketiga yaitu pengukuran pada panjang, lebar dan tebal papan tulis.
Alat ukur baku yang digunakan adalah meteran dan mikrometer sekrup sedangkan alat
ukur tidak baku yang digunakan adalah jengkal dan jari dari 2 orang praktikan yaitu
jengkal dan jari dari Lita dan Sidiq. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan satuan
baku yaitu satuan internasional (SI) diperoleh panjang papan tulis yang diukur
menggunakan meteran yaitu 2,435 meter. Sedangkan untuk pengukuran panjang
menggunakan jengkal digunakan 2 jengkal dari praktikan yang berbeda yaitu jengkal
Sidiq dan jengkal Lita. Pengukuran tersebut diperoleh panjang papan tulis yaitu 12
jengkal Lita sedangkan menggunakan jengkal dari Sidiq yaitu 10,5 jengkal. Pada
pengukuran lebar papan tulis yang diukur dengan meteran yaitu 1,225 meter.
Sedangkan menggunakan satuan tidak baku, lebar papan tulis yaitu 6 jengkal Lita dan
5 jengkal Sidiq. Pada pengukuran tebal papan tulis yang diukur dengan alat ukur baku
mikrometer sekrup yaitu 13,9 mm dan apabila dijadikan dalan SI sebesar 0,0139 m.
Sedangkan menggunakan satuan tidak baku, tebal papan tulis yaitu 1 lebar jari manis
Lita dan 1 lebar jari kelingking Sidiq.
Dari pengukuran tinggi, panjang dan tebal menggunakan satuan baku yaitu meteran
dan pengukuran tidak baku menggunakan jengkal dan lebar jari, dapat disimpulkan
bahwa pentingnya satuan baku dalam pengukuran karena apabila pengukuran
menggunakan satuan tidak baku seperti jengkal dan lebar jari hal tersebut tidak sesuai
karena ukuran jengkal maupun lebar jari dari setiap orang itu berbeda, dapat dilihat pada
pengukuran lebar papan tulis dimana apabila diukur menggunakan jengkal Lita
sebanyak 6 jengkal sedangkan apabila diukur menggunakan jengkal Sidiq sebanyak 5
jengkal jadi tidak bisa digunakan sebagai acuan. Sedangkan penggunaan alat ukur
baku seperti meteran dan mikrometer skrup tersebut merupakan alat ukur yang sesuai
karena alat tersebut terdapat satuan ukuran yang pasti.

4. Pengukuran Diameter Pipa

Gambar 6. Desain percobaan dari pengukuran diameter pipa


Sumber : Dokumentasi pribadi
Pengukuran yang keempat yaitu pengukuran diameter dalam dan diameter luar dari
pipa. Alat ukur baku yang digunakan adalah jangka sorong dan penggaris. Sedangkan
alat ukur tidak baku yang digunakan adalah lebar jari dari 2 orang praktikan yaitu jari
dari Fina dan Dian Pada pengukuran menggunakan alat ukur jangka sorong dan
penggaris praktikan menggunakan satuan cm, kemudian praktikan mengubah satuan cm
tersebut menjadi satuan meter karena dalam SI satuan dari panjang (diameter) adalah
meter. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan satuan baku yaitu satuan
internasional (SI) diperoleh diameter dalam pipa yang diukur menggunakan jangka
sorong yaitu 0,0221 meter, apabila menggunakan penggaris sebesar 0,022 meter,
menggunakan jari Fina yaitu 1,25 lebar jari dan menggunakan jari Dian yaitu sebesar
1,25 lebar jari.
Pada diameter luar pipa yang diukur menggunakan jangka sorong yaitu 0,0286
meter, apabila menggunakan penggaris sebesar 0,028 meter, menggunakan jari Fina
yaitu 2 lebar jari dan menggunakan jari Dian yaitu sebesar 1,75 lebar jari.
Dari pengukuran diameter dalam dan diameter luar pipa menggunakan satuan baku
yaitu jangka sorong dan penggaris, sedangkan pengukuran tidak baku menggunakan
lebar jari, dapat disimpulkan bahwa pentingnya satuan baku dalam pengukuran karena
apabila pengukuran menggunakan satuan tidak baku seperti lebar jari hal tersebut tidak
sesuai karena ukuran lebar jari dari setiap orang itu berbeda, dapat dilihat pada
pengukuran diameter dalam dimana apabila diukur menggunakan jari Fina sebesar 1,5
jari sedangkan apabila diukur menggunakan jengkal Dian sebesar 1,25 jengkal jadi
tidak bisa digunakan sebagai acuan. Sedangkan penggunaan alat ukur baku seperti
jangka sorong dan penggaris tersebut merupakan alat ukur yang sesuai karena alat
tersebut terdapat satuan ukuran yang pasti. Misalnya pada diameter dalam pipa yang
diukur menggunakan jangka sorong yaitu 0,0221 meter, apabila menggunakan
penggaris sebesar 0,022 meter. Dri pengukuran tersebut dapat dilihat kesesuaian antara
pengukuran menggunakan penggaris dan juga jangka sorong, hanya pembulatan angka
di belakang koma yang berbeda karena antara penggaris dan jangka sorong mempunyai
ketelitian yang berbeda dimana jangka sorong lebih teliti daripada penggaris. Yaitu
menurut Mukhlis (2017: 34) Bahwa panjang minimal yang dapat diukur dengan telti
oleh mistar plastik adalah 1 mm. Kemudian jangka sorong, pengukuran besaran panjang
yang kurang dari 1 mm dapat dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Jangka
sorong sanggup mengukur panjang hingga ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong terbaru
bahkan mampu mengukur dengan ketelitian kurang dari 0,1 mm.
Jadi Satuan baku sangat diperlukan dalam kegiatan pengukuran karena satuan baku
merupakan acuan yang pasti dapat diterapkan oleh semua orang, sedangkan satuan tidak
baku tidak cocok untuk digunakan dalam pengukuran karena penggunaan satuan tidak
baku oleh setiap orang itu berbeda. Hal tersebut sesuai dengan teori menurut Mukhlis
(2017: 33) yaitu diperlukan satuan yang disepakati oleh semua orang. Satuan yang
disepakati ini disebut satuan baku. Satuan baku adalah satuan yang telah ditetapkan
secara internasional sebagai satuan pengukuran ilmiah. Contoh, meter, liter, kg, dan
sekon. Satuan ini dapat digunakan dimana saja diseluruh dunia dan nilainya selalu sama.
Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak ditetapkan sebagai satuan pengukuran
ilmiah. Contoh, satuan jengkal, depa, depa, seumur jagung, dan sebagainya.

G. Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan pengukuran maka diperoleh kesimpulan jika :
1. Pengukuran besaran fisis yang ada pada benda yang hidup dan tidak hidup dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai yaitu
a. Pada objek Aloe vera, melakukan pengukuran panjang dan lebar yaitu
menggunakan meteran.
b. Pada objek pengukuran tinggi tubuh manusia digunakan meteran.
c. Pada objek papan tulis, melakukan pengukuran panjang dan lebar menggunakan
meteran, serta pengukuran ketebalan menggunakan mikrometer skrup.
d. Pada objek pipa, dilakukan pengukuran diameter luar dan diameter dalam yaitu
menggunakan jangka sorong dan penggaris.
2. Satuan baku yang digunakan dalam pengukuran terhadap benda hidup dan tidak hidup
yaitu meter untuk mengukur panjang, tinggi, lebar dan diameter. Sedangkan satuan
tidak baku yang digunakan yaitu jengkal, dan lebar jari.
H. Daftar Pustaka
Alonso.2002. Fisika Dasar Universitas Mataram. Nusa Tenggara Barat : Duta Pustaka
Ilmu.
Antika dkk. 2012. Pengukuran (Kalibrasi) Volume dan Massa Jenis Alumunium. Jurnal
Fisika dan Aplikasinya. Vol 13 (1) : 23-24.
Edi Istiyono. 2004. Sains Fisika. Jakarta: Intan Parmata.
Mukhlis. 2017. Pembelajaran Model Inquiri Terbimbing pada Materi Besaran dan
Satuan untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Hasil Belajar
Mahasiswa. Jurnal Lantanida. Vol 5 (1) : 34-35.
Paken Pandiangan.2013. Pengukuran dan Sistem Satuan dalam Fisika. Diunduh dari
http://repository.ut.ac.id/4381/3/PEFI4101-M1.pdf pada Sabtu, 15 September
2018 pukul 17.34 WIB.
Zaidan. 2009. Alat Ukur dan Ketelitian. Diunduh dari http://zaidan.unair.ac.id
/files/2009/09/alat-ukur.pdf pada Sabtu, 15 September 2018 pukul 19.20WIB.
I. Lampiran

Gambar 1. Daging Gambar 2. Alat ukur tidak Gambar 3. Meteran


Tumbuhan Aloe Vera baku
Sumber: Dokumentasi
Sumber: Dokumentasi Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pribadi Pribadi

Gambar 4. Mikrometer Gambar 5. Papan Tulis Gambar 6. Pipa

Sekrup
Sumber: Dokumentasi Sumber: Dokumentasi

Sumber: Dokumentasi Pribadi Pribadi

Pribadi
Gambar 7. Jangka Sorong Gambar 8. Manusia (Badan Gambar 9. Mistar
Lita)
Sumber: Dokumentasi Sumber: Dokumentasi
Pribadi Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pribadi

Anda mungkin juga menyukai