Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

DIFUSI OSMOSIS

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan

Yang dibimbing oleh Rahmi Masita, S.Si., M. Sc. dan Betty Lukiati, M. S., Dr.

Disusun oleh:

Laela Nisfi Syiami (200341617300)

Neilil Amalia (200341617302)

Safina Wahyuningtiyas (200341617303)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
SEPTEMBER 2020
A. Judul
Praktikum Difusi Osmosis pada Umbi Kentang (Solanum tuberosum)
B. Tujuan
Mengukur Potensial Air Umbi Kentang (Solanum tuberosum)
C. Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat dan Bahan yang Digunakan pada Percobaan
Alat Bahan
Pisau Kentang
Penggaris Air mineral
Gelas bekas air mineral Garam: 0,0; 0,25; 0,50; 0,75;
1,00; 1,25; 1,50; 1,75; 2,00

D. Hasil Analisis Data


Tabel 2. Hasil Pengamatan Rata-Rata Panjang Potongan Kentang
Konsentrasi Panjang Kentang Mula- Panjang Kentang
Larutan Garam mula (cm) Akhir (cm)
(sdt)
0,0 a) 5 cm a) 5 cm
b) 5 cm b) 5 cm
c) 5 cm c) 5 cm
Rata-rata : 5 cm
0,25 a) 5 cm a) 5 cm
b) 5 cm b) 4,9 cm
c) 5 cm c) 5,03 cm
Rata-rata : 4,97 cm
0,50 a) 5 cm a) 4,78 cm
b) 5 cm b) 4,6 cm
c) 5 cm c) 4,93 cm
Rata-rata : 4,8 cm
1,00 a) 5 cm a) 4,7 cm
b) 5 cm b) 4,7 cm
c) 5 cm c) 4,66 cm
Rata-rata : 4,7 cm
1,25 a) 5 cm a) 4,6 cm
b) 5 cm b) 4,6 cm
c) 5 cm c) 4,76 cm
Rata-rata : 4,7 cm
1,50 a) 5 cm a) 4,7 cm
b) 5 cm b) 4,6 cm
c) 5 cm c) 4,5 cm
Rata-rata : 4,6 cm
1,75 a) 5 cm a) 4,5 cm
b) 5 cm b) 4,5 cm
c) 5 cm c) 4,53 cm
Rata-rata : 4,5 cm
2,00 a) 5 cm a) 4,4 cm
b) 5 cm b) 4,4 cm
c) 5 cm c) 4,4 cm
Rata-rata : 4,4 cm

Berdasarkan Tabel Hasil pengamatan, didapatkan hasil rata-rata panjang


kentang dengan konsentrasi larutan garam yang disajikan pada grafik berikut :

Grafik Hubungan Konsentrasi Larutan Garam dan Panjang Umbi


Kentang
5.1
5
4.9
4.8
4.7
4.6
4.5
4.4
4.3
4.2
4.1
0.0 0.25 0.50 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00

Grafik
E. Pembahasan
1. Rata-rata panjang kentang dengan konsentrasi larutan garam 0,0
sendok teh adalah 5 cm. Sedangkan rata-rata panjang kentang dengan
konsentrasi larutan garam sebanyak 0,25 sendok teh adalah 4,97 cm,
dan rata-rata panjang kentang dengan konsentrasi larutan garam
sebanyak 0,5 sendok teh adalah 4,8 cm. Selanjutnya rata-rata panjang
kentang dengan konsentrasi larutan garam sebanyak satu sendok teh
dan 1,25 cm 4,7 cm. Pada konsentrasi garam sebanyak 1,5 sendok teh
panjang rata-rata kentang adalah 4,6 cm dan pada konsentrasi garam
sebanyak 1,75 sendok teh panjang rata-rata kentang adalah 4,5 cm.
Sedangkan rata-rata panjang kentang pada konsentrasi 2 sendok teh
adalah 4,4 cm.
2. Pada grafik hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa
potongan kentang tetap memiliki panjang 5 cm pada konsentrasi 0,0.
Hal ini terjadi karena larutan garam bersifat isotonik terhadap kentang.
Larutan isotonik memiliki konsentrasi zat terlarut yang sama
dibandingkan dengan konsentrasi pada cairan lain, misalnya cairan di
dalam kentang. Selain itu, potongan kentang pada larutan garan
konsentrasi 0,0 tetap bertekstur keras karena sel-sel pada kentang tidak
kehilangan tekanan turgornya. Kita dapat membandingkan hasil
tersebut dengan hasil percobaan pada larutan garam dengan
konsentrasi 2,00. Larutan garam konsentrasi 2,00 bersifat hipertonik
pada kentang. Ketika ditempatkan dalam larutan hipertonik, larutan
yang memiliki konsentrasi zat terlarut lebih besar daripada larutan sel,
sel kehilangan air ke lingkungannya sehingga sel tumbuhan mengalami
plasmolisis (Solomon, 2008). Hal ini dapat dilihat dari ukuran kentang
yang terlihat menyusut pada larutan garam dengan konsentrasi 2,00.
Selain ukuran yang menyusut, tekstur kentang juga menjadi lunak
karena kentang kehilangan tekanan turgor yang menyebabkan kentang
menyusut dan menjadi lunak.
3. Makhluk hidup mengalami poses metabolisme, salah satunya adalah
transportasi. Seperti halnya manusia tumbuhan pun memerlukan zat-
zat dari luar untuk kelangsungan hidupnya. Untuk itu dalam
mewujudkan keserasian dalam tubuh, setiap makhluk hidup perlu
adanya sirkulasi zat. Dimana sirkulasi zat ini terjadi dalam gerakan
sitoplasma atau dalam bentuk diffusi dan osmosis. Proses
pengangkutan zat-zat dari dalam dan keluar sel disebut transportasi,
Pada sel tumbuhan terdapat membran sel yang berfungsi untuk
mengatur keluar masuknya zat. Dengan pengaturan itu sel akan
memperoleh pH yang sesuai. Konsentasi zat-zat akan terkendali, sel
dapat memperoleh masukan zat-zat dari ion-ion yang diperlukan. Serta
membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Perpindahan
molekul atau ion melewati membran disebut tranport lewat membran
(Yahya, 2015). Berdasarkan data hasil praktikum terjadi berubahnya
ukuran, yaitu menjadi berkurang dari ukuran sebelumnya. Hal ini
dikarenakan adanya proses osmosis, yakni perpindahan molekul
pelarut atau air dari suatu daerah dengan konsentrasi rendah melalui
suatu membran semipermeabel hingga tercapai kondisi kesetimbangan.
4. Apabila tidak terjadi perubahan panjang pada kentang maka hal
tersebut berarti konsentrasi di luar dan di dalam kentang sama,
sehingga keadaan seimbang dan konsentrasi zat terkendali.
F. Kesimpulan
Pada percobaan yang dilakukan kelompok kami, kami menggunakan
kentang sebagai bahan uji dan menggunakan larutan garam. Hasil dari
praktikum kami adalah ukuran kentang yang semakin menyusut saat
konsentrasi larutan garam semakin tinggi. Oleh karena itu, semakin tinggi
konsentrasi larutan garam, maka semakin menyusut ukuran kentang. Hal ini
karena adanya proses osmosis, yakni perpindahan molekul pelarut atau air dari
suatu daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah
melalui suatu membran semi permeabel hingga tercapai kondisi
kesetimbangan. Air dalam sel-sel kentang yang bersifat hipotonis keluar
menuju ke larutan garam yang bersifat hipertonis, sehingga terjadi peristiwa
plasmolisis yang menyebabkan terlepasnya sitoplasma dari dinding sel.
Adapun kesulitan yang dialami kelompok kami adalah beberapa kentang
kurang presisi saat memotong sehingga data yang diambil cukup bervariasi
tetapi tetap menunjukkan hasil sesuai literatur.
G. Daftar Rujukan
Solomon, E. P., L. R. Berg., dan D. W. Martin. 2008. Biology. Canada:
Cengage Learning.
Yahya, Y. 2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara Umbi Solenum
tuberosum dan Doucus carota. Jurnal Biology Education, 4(1):196.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai