Anda di halaman 1dari 8

2017 U

LEMBAR KERJA MAHASISWA


KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN
L6 – TRANSFORMATOR

DisusunOleh:
KELOMPOK 5
1. HASNA MUHANDISAH 17030654051
2. NAQIYYATU DHIHNI 17030654076
3. VENNA YULIA RACHMAWATI 17030654080
4. RHEINANDA ARUM PURBOSARI 17030654082

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SAINS
2019
A. JUDUL : Transformator

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh jumlah lilitan terhadap rugi teras (core losses)
transformator ?
2. Bagaimana pengaruh jumlah lilitan terhadap efisiensi transformator ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh jumlah lilitan terhadap rugi teras (core losses)
transformator.
2. Mengetahui pengaruh jumlah lilitan terhadap efisiensi transformator.
D. KAJIAN TEORI
Transformator (trafo) terdiri atas dua kumparan. Tranformator adalah
suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari
satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet.
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik
maupun elektronika Kedua kumparan ini dihubungkan secara induktif dengan
meletakkan kedua kumparan berdekatan seperti tampak pada Gambar 1.

Gambar 1. Transformator
Sumber : googlegambar.com

Sebuah kumparan yang dialiri arus akan memiliki sifat kemagnetan. Sifat
ini semakin kuat jika kedalamnya dimasukkan besi lunak sebagai intinya
(terastrafo). Prinsip kerja transformator adalah jika yang mengalir kedalam
kumparan arus bolak-balik, maka letak kutub-kutub utara dan selatan akan
berubah bergantian. Akibatnya, medan magnet di sekitar kumparan selalu
berubah-ubah.
Pada transformator kumparan pertama yang dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik, kita sebut kumparan primer. Sedangkan yang
dihubungkan dengan beban (resistor, lampu, dan sebagainya) disebut
kumparan sekunder. Karena kumparan primer dihubungkan dengan tegangan
bolak-balik, maka oleh kumparan primer ditimbulkan medan magnet yang
selalu berubah-ubah. Medan magnet yang sebagian besar masuk ke dalam
kumparan sekunder berubah-ubah pula. Berdasarkan hukum Faraday, akan
timbul GGL induksi yang arahnya bolak-balik.
Apa yang terjadi jika kumparan primer dihubungkan dengan tegangan
tetap, misalnya tegangan kutub-kutub aki? Pada kumparan primer timbul
medan magnet yang tetap. Sebagian medan magnet ini masuk ke dalam
kumparan sekunder dan besarnya juga tetap. Oleh sebab itu, pada kumparan
sekunder tidak akan terjadi GGL induksi.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa transformator dapat
digunakan pada tegangan bolak-balik. Berdasarkan jumlah lilitan primer dan
skunder ada dua jenis transformator:
a. Transformator step-up
Jika jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak dari pada kumparan
primer, maka akan dihasilkan tegangan sekunder yang lebih besar daripada
tegangan primer. Transformator step-up merupakan transformator untuk
menaikkan tegangan.
b. Transformator step-down
Jika jumlah lilitan kumparan sekunder lebih sedikit daripada kumparan
primer, maka akan dihasilkan tegangan sekunder yang lebih kecil daripada
tegangan primer. Transformator step-down merupakan transformator
untuk menurunkan tegangan.
Besar GGL induksi sebanding dengan jumlah lilitan sehingga kalau
tegangan kumparan primer VP dan tegangan kumparan sekunder VS, maka
secara ideal berlaku persamaan:
VS N
 S
VP N P
Keterangan:
Vp = Tegangan Primer (Volt)
Vs = Tegangan Sekunder (Volt)
Np = Jumlah lilitan primer
Ns = Jumlah lilitan sekunder (Riyadi, 2013)
Berdasarkan hukum kekekalan energi bahwa jumlah energi listrik yang
masuk ke dalam kumparan primer sama besar dengan jumlah energi listrik
yang keluar dari kumparan sekunder. Trafo yang ideal adalah trafo yang
hampir tidak mempunyai kerugian daya, hal ini berarti bahwa daya yang
diberikan pada kumparan primer akan sama besar dengan daya yang
dikeluarkan pada kumparan sekunder, dirumuskan:
V P I P  VS I S

Keterangan:
Vp = Tegangan Primer (Volt)
Vs = Tegangan Sekunder (Volt)
Ip = Arus Primer (Ampere)
Is = Arus Sekunder (Ampere) (Riyadi, 2013)
Pada trafo ideal, jika rangkaian output (sekunder) terbuka kumparan
primer hanya berfungsi sebagai induktor. Arus input (arus primer) yang kecil
mengikuti tegangan input (tegangan primer) dengan sudut fase 90o yang
disebut arus magnetisasi. Daya input pada transformator dalam rangkai output
terbuka tersebut akan sama dengan nol, yang berarti tidak ada arus yang
mengalir pada input.
Dalam kenyataannya selalu P1 lebih besar dari P2. Hal ini disebabkan
adanya kerugian atau hilangnya tenaga dalam bentuk kebocoran fluks dan
dalam bentuk panas baik pada teras maupun pada kumparan. Kebocoran pada
teras (core losses) disebabkan oleh adanya hysterisis dan arus Edy. Kerugian
kumparan atau tembaga, disebabkan oleh adanya tahanan murni dari kawat
tembaga dan adanya skin efect, yaitu adanya kecenderungan arus hanya lewat
pada bagian tepi dari penampang kawat. Kerugian teras, kerugian tembaga
dan adanya kebocoran fluks merupakan kerugian total dari transformator.

Kerugian total transformator:


∆P = P1 – P2
Dalam prosen dapat dihitung dengan:
 = ∆P/P1 x 100%
Efisiensi (randemen) trafo adalah :
 = P2/P1 x 100 %
Jika tegangan AC (bolak-balik) diberikan pada kumparan primer sebuah
transformator, perubahan medan magnet yang dihasilkannya akan
menginduksi tegangan AC yang berfrekuensi sama pada kumparan
sekundernya. Namun, tegangan yang timbul akan berbeda sesuai dengan
jumlah lilitan pada setiap kumparan. (Giancoli, 2001)
Pada transformator, jika jumlah lilitan pada kumparan primer sama dengan
jumlah lilitan sekunder, maka tegangan yang diinduksikan pada kumparan
sekunder sama besar dengan tegangan yang diberikan pada kumparan primer.
Jika jumlah lilitan sekunder dua kali lebih banyak daripada lilitan primer,
maka tegangan pada kumparan sekunder dua kali lebih tinggi dibandingkan
dengan tegangan pada kumparan primer. Hal ini disebabkan tegangan total
yang diinduksikan pada kumparan sekunder merupakan jumlah dari tegangan
tiap-tiap lilitan. Jadi, semakin banyak lilitan sekunder, semakin besar
tegangan sekundernya. Secara umum, dapat dikatakan bahwa perbandingan
tegangan kumparan sekunder Vs dengan kumparan primer Vp sama dengan
perbandingan jumlah lilitan kedua kumparan, yaitu Ns dan Np.
Transformator yang sedang kita gunakan terasa hangat bahkan kadang-
kadang cukup panas jika kita sentuh dengan tangan. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian dari energi listrik ada yang terbuang menjadi kalor. Jadi,
energi listrik yang keluar dari transformator lebih kecil daripada energi listrik
yang masuk kedalam transformator. Jika energi listrik yang masuk ke dalam
.transformator kita nyatakan dengan WP dan energi listrik yang keluar dari
transformator kita nyatakan dengan WS; maka WS lebih kecil daripada WP.
Efisiensi transformator (  ) dinyatakan dalam prosentase sebagai berikut:

Energi listrik yang keluar tramsformator


 100%
Energi listrik yang masuk tramsformator
WS P V I
 100%  S 100%  S S 100%
WP PP VP I P
Untuk transfomator idel mempunyai efisiensi 100%, tetapi pada
kenyataannya kurang dari 100%, sebab ada sebagian energi yang
terdisipasi dalam bentuk panas ke lingkungan, panas ini ditimbulkan oleh
arus Eddy yang disebut arus pusar.

E. HIPOTESIS
1. Jika jumlah lilitan lebih banyak, maka rugi terasnya (core losses) akan
semakin kecil.
2. Jika jumlah lilitan lebih banyak, maka efisiensinya akan semakin besar.

F. ALAT DAN BAHAN


No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
a. Lilitan 1000 1
b. Lilitan 500 1
c. Lilitan 250 1
d. Basicmeter - 1
e. Multimeter - 1
f. Lampu mobil 12 V / 24 W 1
g. Papan Penghubung - 1
h. Power Suplay - 1
g Induk besi - 1
h Pengunci - 1
G. RANCANGAN PERCOBAAN

N1 N2
A1 A2
~ V1 V2 X

Gambar 2. Rancangan Percobaan Transformator


Sumber : Panduan Praktikum Kelistrikan & Kemagnetan

H. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL


1. Variabel Manipulasi : Jumlah Lilitan
Definisi Operasional : Jumlah Lilitan dimanipulasi 3 kali dengan
transformator step up dan step down
2. Variabel Kontrol : Hambatan
Definisi Operasional : Hambatan dalam praktikum ini adalah lampu
mobil
3. Variabel Respon : Tegangan dan kuat arus.
Definisi Operasional : Hasil dari jumlah lilitan dan transformator step up
dan stepdown yaitu tengangan dan kuat arus listrik yang ditunjukkan
pada voltmeter dan amperemeter.

I. LANGKAH PERCOBAAN
1. Merangkai alat seperti gambar 2 rancangan percobaan transformator.
2. Menggunakan miliampere AC pada A1.
3. Mengukur tegangan dan kuat arus sesuai pembacaan A1, V1, A2, dan V2.
4. Mengatur tegangan input dengan memvariasi trafo regulator 6 kali
sehingga diperoleh nilai I1, I2, V1, dan V2 yang berbeda-beda
5. Mengamati dan mencatat hasil yang diperoleh pada tebel data.

J. ALUR
Kit
Transformator

- Dirangkai sesuai dengan percobaan yang akan


dilakukan seperti pada gambar 2.
- Gunakan miliampere AC pada A1.
- Diukur tegangan dan kuat arus sesuai
pembacaan A1, V1, A2, dan V2.
- Diatur tegangan input dengan memvariasi trafo
regulator 6 kali sehingga diperoleh nilai I1, I2, V1,
dan V2 yang berbeda-beda.
- Diamati dan dicatat hasil yang ditunjukkan pada
tabel data

Nilai I1, I2, V1,


dan V2

K. TABEL

Percobaan Np Ns Vp Ip Pp Vs Is Ps Rt Μ
ke-

L. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Riyadi. 2013. Belajar Transformator : Pengertian, Fungsi dan
Prinsip Kerja. (Online). (http://belajarlistrik.com/transformator/,
diakses pada 26 September 2018).
Tim. 2018. Panduan Praktikum Kelistrikan. Surabaya: Unipress.
Giancoli. 2001. Fisika Ed.5 Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai