Anda di halaman 1dari 9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Fluida dan Sifat sifatnya

Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup
zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat
padat seperti batu dan besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam
fluida.. Zat gas termasuk fluida karena dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat
lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke
tempat lain. Selain zat gas, semua zat cair dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya
yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain (Nasrudin, 2013).

Sifat sifat fluida yaitu :

a. Massa jenis dan gravitasi khusus

Massa jenis merupakan salah satu sifat penting dari fluida, disebut juga dengan
densitas (density). Kerapatan alias massa jenis merupakan perbandingan massa
terhadap volume zat. Secara matematis ditulis :

ρ = m/v
(p dibaca “rho”) merupakan huruf yunani yang biasa digunakan untuk menyatakan
kerapatan, m adalah massa dan v adalah volume. Satuan Sistem Internasional untuk
massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m3). Untuk satuan CGS alias
centimeter, gram dan sekon, satuan Massa jenis dinyatakan dalam gram per
centimeter kubik (gr/cm3). Data massa jenis dapat dilihat pada gambar 2.1 yaitu :
Gambar 2.1 massa jenis zat
Sumber : nsaada75.com

b. Gravitasi Khusus (Specific Gravity)


Gravitasi khusus suatu zat dapat diperoleh dengan membagi kerapatannya dengan
103 kg/m3 (kerapatan air pada suhu 4o C). Gravitasi khusus tidak memiliki satuan dan
dimensi. Apabila kerapatan suatu benda lebih kecil dari kerapatan air, maka benda
akan terapung. Gravitasi khusus benda yang terapung lebih kecil dari 1. Sebaliknya
jika kerapatan suatu benda lebih besar dari kerapatan air, maka gravitasi khususnya
lebih besar dari 1.

c. Tekanan pada Fluida

Tekanan diartikan sebagai gaya per satuan luas, di mana arah gaya tegak lurus
dengan luas permukaan. Secara matematis, tekanan dinyatakan dengan persamaan P =
F/A, di mana P = tekanan, F = gaya dan A = luas permukaan. Satuan gaya (F) adalah
Newton (N), satuan luas adalah meter persegi (m2). Karena tekanan adalah gaya per
satuan luas maka satuan tekanan adalah N/m2. Nama lain dari N/m2 adalah pascal
(Pa). Pascal dipakai sebagai satuan Tekanan untuk menghormati Blaise Pascal.
B. Gaya Angkat Zat Cair

a. Gaya Angkat atau Gaya Apung

Suatu benda jika dimasukkan ke dalam air maka beratnya akan nampak lebih
ringan. Sebagai contoh adalah ketika batu menimpa permukaan air, tampaknya tiba
tiba menjadi jauh lebih berat. Banyak benda seperti kayu dapat mengapung di
permukaan air.contoh tersebut disebut dengan pengapungan. Pada peristiwa tersebut,
gaya gravitasi bekerja ke bawah. Tetapi sebagai tambahan, gaya apung ke atas
dilakukan oleh zat cair tersebut. (Giancoli, 2001)

Gaya apung (buoyancy) adalah gaya tekan ke atas dari fluida/cairan terhadap
suatu benda yg sebahagian atau seluruhnya dicelupkan di dalam fluida/ciran. Hal ini
terjadi karena adanya reaksi dari fluida/cairan terhadap massa/berat benda yg tercelup
ke dalam fluida. Gaya apung sendiri merupakan kemampuan suatu benda yg berada
pada fluida untuk mengapung dengan massanya. Gaya ini diperngaruhi oleh
perbandingan antara massa jenis benda dengan cairan. Massa jenis benda diperoleh
dari total massa benda dibagi dengan total volumenya. Gaya apung sama dengan
berat air yang dipindahkan. Ukuran berat suatu benda hampir sama dengan berat air
yang dipindahkan. Bila tidak sama persis, tentu agak sama. Sebuah benda yang
tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida akan mendapatkan gaya
angkat ke atas yang sama besar dengan berat fluida fluida yang dipindahkan.
Besarnya gaya ke atas menurut Hukum Archimedes ditulis dalam persamaan :

Fa = ρ v g
Untuk melihat efek gaya apung , pada gambar 2.2 sebuah silinder dengan
ketinggian h yang ujung atas bawahnya memiliki luas A terbenam seluruhnya dalam
fluida dengan massa jenis ρ f. Fluida memberikan tekanan P1 = ρ1 h1 g1 di
permukaan atas silinder.
Gambar 2.2 menghitung gaya apung
Sumber : Giancoli

Gaya yang disebbakan oleh tekakan dibagian atas silinder adalah F1 = P1A = ρf
h1 g A , dan menuju ke bawah. Dengan cara yang sama, fluida memberikan gaya
angkat ke atas pada bagian yang sama dengan F2 = P2A = ρf h2 g A. Gaya total yang
disebabkan tekanan fluida, yang merupakan gaya apung, Fb, bekerja ke atas sebesar :
Fb = F2 – F1
= ρf g A (h2 – h1)
= ρf g A h
= ρf g V
Keterangan :
FA = gaya apung ( N)
ρf = massa jenis fluida ( kg/m3)
g = percepatan garvitasi ( m/s2)
V = volume benda yang tercelup (m3) (Giancoli, 2001)
Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang tercelup dalam fluida
bisa diperoleh dengan menggunakan metode menimbang benda di udara dan
menimbang benda setelah dicelupkan dalam fluida, maka gaya apung bisa didapat
menggunakan persamaan berikut, Fa = W – Wa. Dimana W adalah berat benda
saat ditimbang di udara dan Wa adalah berat benda saat ditimbang di dalam fluida.
Berat benda pada saat diudara dan setelah terbenam dalam air tawar. Ketika
suatu benda memiliki berat 40 N jika ditimbang di udara, dan memiliki berat 30 N
jika ditimbang di dalam air. Dalam hal ini masa benda tidak berubah, namun yang
berubah adalah resultan gayanya. Berkurangnya berat benda tersebut diakibatkan
adanya gaya tekan keatas dari air yang dipindahkan oleh bagian benda yang ada
didalam air (force of buoyancy), dengan arah kerja gayanya mengarah keatas, sedang
garis kerja gayanya segaris dengan garis kerja dari gaya berat benda. (Abidin, 2014).

b. Pengaruh kedalaman terhadap besar gaya apung


Ketinggian (h) pada zat cair memengaruhi besar gaya apung yang bekerja. Hal ini
dapat dibuktikan bahwa semakin tinggi kedalam maka tekanan ke atas juga semakin
tingii, sehingga gaya angkat berbanding lurus dengan tekanannya. Hal ini dapat
dilihat di rumus yaitu sebagai berikut :
P = F/A
P = m.g/A = ρ gV/A= ρ gh
Dengan
Keterangan :
P = tekanan (Pa)
ρ = massa jenis fluida ( kg/m3)
g = percepatan garvitasi ( m/s2)
h = tinggi benda yang tercelup (m3)

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

A. Data

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Berat dan Gaya Angkat Zat Cair

Saat benda tercelup ke Penunjuk Neraca Pegas Gaya Angkat Fa = wu -


air se-dalam… (cm) ( wa) wa
2 14,5 0,5
4 14 1
6 13,5 1,5
8 13,5 1,5
10 13 2
Keterangan :

Fa = gaya angkat benda

wu = berat benda diudara = 15 N

wa = berat benda ketika tercelup di air

B. Analisis
Berdasarkan data hasil pengamatan “Gaya Angkat Zat Cair”, diperoleh data untuk
kedalaman 2 cm sampi 10 cm didapatkan gaya angkat (Fa) berturut turut adalah 0,5 N; 1
N; 1,5 N; 1,5 N; dan 2 N. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa berat benda akan
semakin berkurang saat dimasukkan ke dalam air dengan kedalaman yang semakin besar.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan apabila suatu benda yang dicelupkan dalam
zat cair mendapat gaya angkat (ke atas) sehingga benda kehilangan sebagian beratnya.
Gaya angkat zat cair tersebut disebut dengan gaya apung. Gaya apung adalah adalah gaya
tekan ke atas dari fluida/cairan terhadap suatu benda yg sebahagian atau seluruhnya
dicelupkan di dalam fluida/ciran. (Giancoli, 2001)

Faktor yang menyebabkan nilai gaya angkat benda berbanding lurus dengan
kedalaman adalah gaya yang bekerja pada benda tercelup semakin besar. Besarnya gaya
yang bekerja pada benda saat berada di dalam air berhubungan dengan tekanan
hidrostatis . Namun pada data ke-3 dan ke-4 pada kedalaman 6 cm dan 8 cm, hasil
pengamatan tidak sesuai dengan teori yang menyatakan berbanding lurus dengan
kedalaman. Gaya angkat pada kedalaman 6 cm dan 8 cm memiliki nilai yang sama. Hal
ini dikarenakan pada kedalaman tersebut benda sama sama tercelup sebagian besar.
Sehingga gaya angkat yang berhubungan dengan ketinggian benda tercelup tidak berlaku
lagi.

Diskusi
Sebuah batu memiliki berat 30 N jika ditimbang di udara. Jika batu tersebut
ditimbang di dalam air beratnya 21 N. Jika massa jenis air adalah 1 gr/cm3, hitung masaa
jenis batu!

Diketahui :

ρ f = 1 gr/cm3

wu = 30 N

wa = 21 N

Ditanya : ρ b …?

Dijawab :

Fa = wu – wa

= 30 – 21

=9N

Massa benda (m) = w : g = 30 : 10 = 3 kg

Volume air

Fa = ρ.g.V air

9 = 1000. 10. V air

V air = 9 : 10.000 = 0,0009 m3

ρ benda = m/V

=3/0,0009

=3333,3 kg/m3 atau 3,3 gr/cm3


Lampiran Dokumentasi

Gambar 1. Alat dan Gambar 2.


bahan Menimbang berat
benda di udara
Gambar 3. Gambar 4. Mengukur
Mencelupkan benda ke berat benda saat
air tercelup di air

Daftar Pustaka

Abidin, D.K., dkk. 2014. Pengaruh Bentuk Benda dan Kedalaman Terhadap Gaya
Angkat ke Atas (Fa) pada Fluida Statis. Jember : UNEJ Press.

A, Awaludin. 2015. Analisis Aliran Fluida Dua Fase (Udara dan Air) melalui Belokan 45
Derajat. Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5 No.3 Tahun 2014 : 217 – 224.

Giancoli, D. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Nasruddin. 2013. Fisika Dasar (Mekanik, Gelombang, Fluida, dan Panas). Penerbit :
USU Press.

Anda mungkin juga menyukai