Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR KERJA MAHASISWA

ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

ABSISI DAUN

Oleh :
Kelompok 3
Pendidikan Sains 2017 U
1. Eggy Wahyu Ristanti (17030654036)

2. Adinda Arlin Husniyyah (17030654038)

3. Aisya Intan Pertiwi (17030654041)

4. Dyah Puspita Ningrum (17030654046)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI S1 PENDIDIKAN SAINS
2018
A. JUDUL
Absisi Daun

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari praktikum ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh AIA terhadap proses absisi pada daun?

C. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh AIA terhadap proses absisi pada daun.

D. KAJIAN TEORI
Secara etimologis, absisi berasal dari “ab” yang artinya jauh, dan
“scindere” yang artinya memotong. Proses absisiini mengacu pada gugurnya
satu atau lebih bagian organ tanaman, sepertidaun, buah, bunga, atau biji.
Tumbuhan akan mengalami absisi pada organyang tidak lagi dibutuhkan untuk
membantunya bertahan hidup secaraefektif sekaligus meningkatkan
produktifitas (Salisbury, 1995). Misalnyaabsisi daun saat musim gugur, absisi
bunga untuk kepentingan polinasiataupun absisi buah untuk pemencaran biji.

Pengaruh auksin terhadap absisi ditentukan oleh konsentrasi auksin itu


sendiri. Konsentrasi auksin yang tinggi akan menghambat terjadinya absisi,
sedangkan auksin dengan konsentrasi rendah akan mempercepat terjadinya
absisi.Auksin bukan hanya terbentuk pada pucuk yang sedang tumbuh tetapi
juga pada daerah lain termasuk beberapa yang terlibat pada tahap reproduksi,
misalnya serbuk sari, buah, dan biji. Salah satu gejala yang terkenal yang
diperantarai, setidak-tidaknya sebagian oleh auksin ialah dormansi ujung.
Akar lateral seperti halnya kuncup lateral juga dipengaruhi oleh auksin dan
pemakaian zat-zat ini dari luar sangat mendorong pembentukan akar lateral.
Penggunaan praktis yang sangat penting gejala ini adalah dalam menggalakkan
pembentukan akar pada perbanyakan tanaman dengan setek. Salah satu hasil
utama penyerbukan bunga adalah peningkatan kandungan auksin dalam bakal
buah. Pemberian auksin sintetik telah lama dikenal untuk mendorong proses
yang sama tanpa penyerbukan dan menghasilkan buah tanpa biji (Loveless,
1991).

Pengaruh auksin terhadap berbagai aspek perkembangan tumbuhan


(Heddy, 1989), yaitu:

a. Pemanjangan sel

AIA atau auksin lain merangsang pemanjangan sel, dan juga akan
berakibat pada pemanjangan koleoptil dan batang. Distribusi IAA yang
tidak merata dalam batang dan akar menimbulkan pembesaran sel yang
tidak sama disertai dengan pembengkokan organ. Sel-sel meristem dalam
kultur kalus dan kultur organ juga tumbuh berkat pengaruh IAA. Auksin
pada umumnya menghambat pemanjangan sel-sel jaringan akar.

b. Tunas ketiak

AIA yang dibentuk pada meristem apikal dan ditranspor ke bawah


menghambat perkembangan tunas ketiak (lateral). Jika meristem apikal
dipotong, tunas lateral akan berkembang.

c. Absisidaun

Daun akan terpisah dari batang jika sel-sel pada daerah absisi
mengalami perubahan kimia dan fisik. Proses absisi dikontrol oleh
konsentrasi AIA dalam sel-sel sekitar atau pada daerah absisi.

d. Aktivitas cambium

Auksin merangsang pembelahan sel dalam daerah kambium.

e. Tumbuh akar

Dalam akar, pengaruh IAA biasanya mengahambat pemanjangan sel,


kecuali pada konsentrasi yang sangat rendah.

Peranan etilen dalam memacu gugurnya daun lebih banyak diketahui


daripada peranannya dalam hal perubahan warna daun yang rontok dan
pengeringan daun. Pada saat daun rontok, bagian pangkal tangkai daunnya
terlepas dari batang. Daerah yang terpisah ini disebut lapisan absisi yang
merupakan areal sempit yang tersusun dari sel-sel parenkima berukuran kecil
dengan dinding sel yang tipis dan lemah. Setelah daun rontok, daerah absisi
membentuk parut/luka pada batang. Sel-sel yang mati menutupi parut untuk
membantu melindungi tumbuhan terhadap patogen.

Gugurnya daun dipacu juga oleh faktor lingkungan, termasuk panjang


hari yang pendek pada musim gugur dan suhu yang rendah. Rangsangan dari
faktor lingkungan ini menyebabkan perubahan keseimbangan antara etilen dan
auksin. Auksin mencegah absisi dan tetap mempertahankan proses
metabolisme daun, tetapi dengan bertambahnya umur daun jumlah etilen yang
dihasilkan juga akan meningkat. Sementara itu, sel-sel yang mulai
menghasilkan etilen akan mendorong pembentukan lapisan absisi. Selanjutnya
etilen merangsang lapisan absisi yang terpisah dengan memacu sintesis enzim
yang merusak dinding-dinding sel pada lapisan absisi.

E. HIPOTESIS
Hipotesis dari praktikum ini adalah :
1. Tanaman yang diberi 1 ppm AIA dalam lanolin pada bekas potongannya
akan mengalami absisi lebih lama daripada tanaman yang hanya diberi
lanolin pada bekas potongannya.

F. ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
a. Pisau 1 buah
2. Bahan:
a. Tanaman Coleus sp. 2 pot
b. Lanolin secukupnya
c. AIA 1 ppm dalam lanolin secukupnya
d. Kertas label 2 buah

G. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL


1. Variabel Kontrol : jenis tanaman
Definis Operasional : jenis tanaman yang digunakan adalah tanaman
Coleus sp. sebanyak 2 pot dengan kondisi yang
sama.
2. Variabel Manipulasi : potongan lamina dan olesan pada bekas potongan
Definisi Operasional :potongan lamina pada pot pertama yaitu pada
sepasang lamina yang terletak paling bawah lalu
diolesi lanolin pada bekas potongannya, sedangkan
potongan lamina pada pot keduayaitu pada sepasang
lamina yang terletak tepat diatas lamina yang paling
bawah lalu diolesi 1 ppm AIA dalam lanolin pada
bekas potongannya
3. Variabel Respon : waktu gugurnya tangkai daun
Definisi Operasional : mengamati dan mencatat waktu gugurnya tangkai-
tangkai daun
H. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengambil dua buah pot tanaman Coleus Sp. kemudian lakukan kegiatan
sebagai berikut:
Pot 1: potong satu pasang lamina yang terletak paling bawah.
Pot 2: potong satu pasang lamina yang terletak tepat di atas lamina yang
paling bawah.
3. Mengolesi bekas potongan tersebut, yang satu dengan lanolin, sedang yang
lain dengan 1 ppm AIA dalam lanolin.
4. Memberi tanda agar tidak tertukar.
5. Mengamati tiap hari dan mencatat waktu gugurnya tangkai-tangkai daun
tersebut.
I. ALUR

Potongan lamina

Diletakkan di pot 1 dan pot 2

Diolesi dengan lanolin pada pot 1

Diolesi dengan 1 ppm AIA dalam lanolin pada pot 2


Diberi tanda agar tidak tertukar

Diamati tiap hari

Dicatat waktu gugurnya tangkai tangkai daunnya

Hasil

J. TABEL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil pengamatan pengaruh AIA tehadap proses Absisi daun
Hari Ke -
Jenis Pot
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

AIA dalam
Pot A Lanolin
Lanolin

AIA dalam
Pot B Lanolin
Lanolin

H. Daftar Pustaka
Salisbury, Frank B dan Ross, Cleon W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3.
Bandung: ITB
Lovelles, A. R. 1999. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik.
Jakarta: PT. Gramedia Indonesia.
Heddy, S. 1989. Hormon Tumbuh . Jakarta: CV. Rajawali.

Anda mungkin juga menyukai