Anda di halaman 1dari 21

ABSTRAK

SUHU DAN VISKOSITAS


Pada percobaan suhu dan viskositas yang dilaksanakan pada tanggal  5 Maret 2019 di ruang
laboratorium  jurusan IPA  FMIPA  Unesa  ini  bertujuan untuk  mengetahui  pengaruh  suhu terhadap
viskositas. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah metode pengamatan, dikarenakan pada
percobaan ini ditemukan adanya variabel manipulasi. Dimana percobaan kali ini memanipulasi suhu,
sehingga didapatkan respon berupa waktu dan kecepatan. Pada percobaan ini didapatkan hasil bahwa
pembuluh arteri merupakan pembuluh terbesar dikarenakan memiliki dinding pembuluh yang tebal
dan elastis, tekanan aliran darah paling besar, dan kecepatan aliran darah paling cepat. Pembuluh vena
sendiri   merupakan  pembuluh  dengan  diameter   terbesar   dibandingkan  dengan  pembuluh­pembuluh
lain. Arteriol dan venula yang masing­masing merupakan percabangan dari arteri dan vena memiliki
kecepatan aliran  darah  yang  lebih  lambat  dibandingkan  dengan  arteri  dan  vena.  Untuk  pembuluh
kapiler   sendiri   merupakan   pembuluh   dengan   dinding   pembuluh   yang   tipis,   tekanan   aliran   darah
sedang,   diameter  terkecil,  dan kecepatan  aliran  darah sangat   lambat.  Sehingga   dapat  disimpulkan
bahwa masing­masing pembuluh darah memiliki struktur, karakteristik, serta fungsi yang berbeda­
beda.  Sedangkan   adapun  saran   untuk   percobaan  selanjutnya   adalah  sebaiknya   menggunakan  ikan
kepala timah dengan ukuran lebih besar, sehingga dapat dengan mudah mengamati peredaran darah
ikan tersebut; menggunakan alkohol dengan konsentrasi yang lebih besar sehingga dapat membuat
ikan kepala  timah  lebih cepat   tidak sadar;   dan  menggunakan  mikroskop  dengan  perbesaran  yang
maksimal sehingga peredaran darah pada ikan akan tampak sangat jelas.
Kata kunci: Suhu, viskositas
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................................i
ABSTRAK ...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori................................................................................................................2
B. Hipotesis ....................................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Praktikum..........................................................................................................
B. Tempat dan Tanggal...................................................................................................
C. Alat dan Bahan...........................................................................................................
D. Rancangan Percobaan................................................................................................
E. Definisi Operasional Variabel....................................................................................
F. Langkah Kerja............................................................................................................
G. Alur ...........................................................................................................................
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan.......................................................................................................
B. Pembahasan................................................................................................................
C. Diskusi ......................................................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................................
Daftar Pustaka
Lampiran Dokumentasi
Lampiran Perhitungan
LKM
Lapsem
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya
gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida, maka akan semakin sulit bagi
fluida tersebut untuk mengalir dan juga semakin sulit suatu benda untuk bergerak di
dalam fluida tersebut. Setiap jenis fluida memiliki besar viskositas yang berbeda-
beda. Namun, viskositas fluida dapat berubah-ubah bergantung pada pengaruh dari
lingkungannya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas fluida
diantaranya adalah suhu. Suhu sendiri adalah besaran yang menyatakan derajat panas
dingin suatu benda. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah
termometer. Untuk menguji kebenaran dari pernyataan tersebut maka dilakukanlah
percobaan suhu dan viskositas ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada percobaan kali ini adalah
bagaimana pengaruh suhu terhadap viskositas fluida?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pada percobaan kali ini adalah untuk
mengetahui pengaruh suhu terhadap viskositas fluida.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
a. Viskositas Zat Cair
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi. Viskositas pada zat cairdisebabkan oleh adanya gaya kohesi yaitu gaya
tarik menarik antara molekul sejenis (Sarojo, 2009).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak
goreng, oli, madu. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak
goreng di atas lantai yang permukaannya miring. Pasti air ngalir lebih cepat
daripada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung
pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut.
Misalnya ketika ibu menggoreng paha ikan di dapur, minyak goreng yang
awalnya kental menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi
suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut ( Rosiana, 2005).
Benda yang jatuh mempunyai kecepatan yang makin lama makin besar, tetapi
dalam medium ada gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makin
besar. Menurut hukum Stokes :

Keterangan:
ŋ = Koefisien Viscositas (centipoise)
R = Jari-jari bola (cm)

= Massa jenis bola peluru

= Massa jenis zat cair

v = Kecepatan (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Adapun jenis fluida yang sering digunakan dalam percobaan mencari
koefisien viskositas yakni air, minyak, oli, Gliserin, dll. Berikut adalah tabel massa
jenis fluida zat cair.

Selain itu, zat padat yang sering digunakan diantaranya adalah gotri. Untuk
mencari massa jenis gotri tersebut perlu diketahui massa dan jari jari bola tersebut
agar dapat diketahui pula volumenya. Berikut rumus volume bola (gotri) yakni :

b. Faktor – faktor yang Memengaruhi Zat Cair


Fluida (zat cair) dapat memiliki nilai viskositas yang berbeda beda. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan sedangkan pada gas tidak
dipengaruhi oleh tekanan. Tekanan pada viskositas fluida akan memberikan
pengaruh pada ikatan partikel – partikel pada zat cair.
2. Temperature
Viskositas zat cair akan turun dengan naiknya temperatur. Pemanasan zat
cair menyebabkan molekul molekulnya mendapatkan energi. Molekul molekul
zat cair akan bergerak sehingga gaya interaksi antarmolekul melemah. Dengan
demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.
3. Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul.misalnya laju aliran alcohol
cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi. Larutan
minyak, misalnya CPO, memiliki kekentalan tinggi serta laju lambat sehingga
viskositas juga tinggi.
4. Kekuatan antarmolekul
Semakin besar ikatan antarmolekul suatu zat cair maka nilai viskositasyang
dimiliki akan semakin tinggi.
(dalam Jurnal Teknik ITS Vol. 1 No. 1)
c. Hubungan Viskositas dan Suhu
Viskositas (kekentalan) suatu zat fluida sangat erat hubungannya dengan suhu
atau temperatur. Naik atau turunnya nilai temperatur pada zat fluida akan
mempengaruhi suatu viskositas zat fluida tersebut. Viskositas zat fluida akan
turun atau semakin encer jika terjadi naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik
dengan seiring dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair (fluida) akan
menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan
bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian
viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur. Sebaliknya, jika terjadi
penurunan temperatur, maka viskositas cairan akan meningkat atau semakin
kental, sehingga Pendinginan zat cair (fluida) akan menyebabkan molekul-
molekulnya tidak memperoleh energi. Akibatnya Molekul-molekul cairan
tersebut tidak bergerak sehingga tidak ada gaya interaksi antar molekul melemah.
(Bird, 1987)
B. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis pada percobaan kali ini adalah
semakin tinggi suhu maka semakin rendah viskositas fluida.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Praktikum
Jenis praktikum yang digunakan pada percobaan kali ini adalah metode
eksperimen. Mana pada percobaan kali ini memanipulasi suhu, sehingga didapatkan
viskositas fluida sebagai responnya.
B. Tempat dan Tanggal
Percobaan kali ini dilaksanakan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 5 Maret 2019
Pukul : 09.30-12.00 WIB
Tempat: Ruang laboratorium jurusan IPA FMIPA Unesa
C. Alat dan Bahan
1. Alat:
a. Gelas beaker 500 ml 1 buah
b. Gotri atau kelereng 5 buah
c. Stopwatch 1 buah
d. Kompor 1 buah
e. Panci 1 buah
f. Mistar 1 buah
g. Termometer 1 buah
h. Tabung viskositas 1 buah
i. Jangka sorong 1 buah
2. Bahan:
a. Minyak goreng 300 ml

D. Rancangan Percobaan

Gambar 1. Mengukur kecepatan dan waktu gotri pada tabung ukur.


www.mansyla.ub.ac.id

E. Definisi Operasional Variabel


1. Variabel Manipulasi : Suhu
Definisi Operasional : Pada percobaan kali ini memanipulasi suhu minyak
goreng sebanyak 3 kali, yaitu: 200 c, 280 c, dan 400 c.
2. Variabel Kontrol : Jenis fluida, gotri, jarak fluida
Definisi Operasional : Pada percobaan kali ini jenis fluida yang digunakan
adalah sama yaitu minyak goreng, gotri yang digunakan adalah sama sehingga
diameter, massa, dan volume gotri adalah sama, dan jarak fluida yang digunakan
adalah sama yaitu 19,4 cm.
3. Variabel Respon : Waktu dan Kecepatan
Definisi Operasional : Respon yang didapatkan pada percobaan kali ini
berupa waktu dan kecepatan.
F. Langkah Kerja
1. Memanaskan minyak goreng pada panci di atas kompor hingga mencapai suhu
40℃.
2. Menuangkan minyak goreng yang telah dipanaskan pada gelas beaker sebanyak
300 ml.
3. Memindahkan minyak goreng yang telah diukur suhunya ke dalam tabung
viskositas.
4. Memasukkan gotri ke dalam tabung viskositas dan mencatat waktu menggunakan
stopwatch dan menghitung kecepatannya.
5. Mencatat hasil yang diperoleh ke dalam tabel.
6. Mengulangi langkah 2-5 dengan minyak goreng suhu 20℃ (di freezer) dan 28℃.
(lanngsung tanpa dipanaskan ataupun di freezer)
G. Alur
1. Minyak Goreng pada Suhu Normal

Minyak Goreng suhu 28◦ C

Diukur volume sebanyak 300 ml


Dicek suhunya menggunakan thermometer
Dimasukkan ke dalam tabung viskositas
Diukur ketinggian minyak di dalam tabung
Dimasukkan gotri sebanyak 3 kali

Hasil : lama waktu gotri


sampai ke dasar

2. Minyak Goreng pada Suhu di bawah Normal


Minyak Goreng suhu 20◦ C

Diukur volume sebanyak 300 ml


Dimasukkan pendingin kurang lebih 5 menit
Dicek suhunya menggunakan termometer
Dimasukkan ke dalam tabung viskositas
Diukur ketinggian minyak di dalam tabung
Dimasukkan gotri sebanyak 3 kali

Hasil : lama waktu gotri sampai


ke dasar

3. Minyak Goreng pada Suhu di atas Normal

Minyak Goreng suhu 40◦ C

Diukur volume sebanyak 300 ml


Dipanaskan sampai mencapai suhu 40◦ C
Dicek suhunya menggunakan thermometer
Dimasukkan ke dalam tabung viskositas
Diukur ketinggian minyak di dalam tabung
Dimasukkan gotri sebanyak 3 kali

Hasil : lama waktu gotri


sampai ke dasar
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Data hasil percobaan suhu dan viskositas
Kecepatan
Jarak Volume Suhu Waktu Kecepatan
Rata-rata
(s±0,1)cm (ml) (T±1)o c (t±0,01)s (m/s)
(m/s)
0,47 0,412
o
19,4 300 20 c 0,47 0,412 0,386
0,53 0,366
0,40 0,485
19,4 300 28o c 0,47 0,412 0,421
0,53 0,366
0,40 0,485
19,4 300 40o c 0,40 0,485 0,519
0,33 0,587
Keterangan:
d gotri = 0,076 cm = 0,076 x 10-2 m
r gotri = 0,038 cm = 0,038 x 10-2 m
m gotri = 2,04 gr = 2,04 x 10-3 kg

Vgotri = Πr3 = 22,9 x 10-8 m3

Vfluida = 300 ml
g = 9,8 m/s2
B. Pembahasan
Viskositas (kekentalan) fluida (dalam praktikum ini adalah minyak goreng)
dapat dilihat dari kecepatan (jarak per lama waktu) suatu benda mencapai dasar
tempat fluida apabila benda tersebut masuk ke dalamnya. Berdasarkan hasil
percobaan yang telah dilakukan, didapatkan kecepatan gotri saat mencapai dasar
tabung viskositas. Pada suhu di bawah normal (20 derajat celcius) diperoleh
kecepatan rata rata 0,386 m/s. Pada suhu normal (28 derajat celcius) diperoleh
kecepatan rata rata 0,421 m/s. Sedangkan pada suhu di atas normal (40 derajat
celcius) diiperoleh kecepatan rata rata 0,519 m/s. Hal ini memerlihatkan bahwa
semakin besar suhu, maka kecepatan gotri untuk mencapai dasar tabung semakin
cepat. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan antara viskositas zat fluida (cairan)
terhadap suhu atau temperatur yakni suhu dapat mempengaruhi viskositas
(kekentalan) suatu cairan. Menurut Bird (1987) Viskositas zat fluida akan turun atau
semakin encer jika terjadi naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik dengan seiring
dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair (fluida) akan menyebabkan molekul-
molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya
interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun
dengan kenaikan temperatur. Sebaliknya, jika terjadi penurunan temperatur, maka
viskositas cairan akan meningkat atau semakin kental, sehingga Pendinginan zat cair
(fluida) akan menyebabkan molekul-molekulnya tidak memperoleh energi. Akibatnya
Molekul-molekul cairan tersebut tidak bergerak sehingga tidak ada gaya interaksi
antar molekul melemah. Pada percobaan dapat dibuktikan bahwa kekentalan minyak
goreng pada suhu paling besar (40 derajat celcius) memiliki viskositas (kekentalan)
yang paling rendah, kekentalan minyak goreng pada suhu paling kecil (20 derajat
celcius) memiliki viskositas (kekentalan) yang paling besar (paling kental), dan pada
suhu normal (28 derajat celcius) memiliki viskositas (kekentalan) diantara suhu di
atas normal dan di bawah normal. Menurut Olson (1993:21), pada zat cair, jarak
antarmolekul jauh lebih kecil daripada fluida jenis gas, sehingga kohesi (gaya tarik
menarik antarmolekul yang sama) molekuler zat cair sangat kuat. Peningkatan
temperatur mengurangi kohesi molekul dan diwujudkan berupa berkurangnya
viskositas fluida Berdasarkan teori yang ada, semakin besar suhu fluida maka
kecepatan benda sampai ke dasar tempat fluida berada akan semakin cepat, sehingga
viskositas atau kekentalannya rendah. Sebaliknya , semakin rendah suhu fluida maka
kecepatan benda sampai ke dasar tempat fluida berada akan semakin lambat, sehingga
viskositas atau kekentalannya tinggi. Percobaan yang telah dilakukan dapat dikatan
sesuai dengan teori yang ada serta hipotesi yang telah dirumusakan dapat dibenarkan.
Percobaan suhu dan viskositas ini dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali
percobaan pada masing-masing suhu. Pada suhu 20oC dan 40oC terdapat kesamaan
waktu dan kecepatan pada percobaan pertama dan kedua, sedangkan pada percobaan
yang lainya memiliki kecepatan dan waktuy yang berbeda. Percobaan ini seharusnya
pada suhu yang sama akan menghasilkan waktu dan kecepatan yang sama pula,
karena pada suhu yang sama molekul-molekul yang ada pada minyak memiliki
viskositas yang sama, sehingga gotri yang di masukkan ke minyak memiliki waktu
dan kecepatan yang sama untuk mencapai dasar tabung viskositas. Kecepatan rata-
rata pada percobaan kali ini sesuai dengan teori dimana semakin tunggi suhu maka
semakin rendah viskositas minyak. Namun, pada saat melakukan 3 kali pengulangan
percobaan disetiap suhu yang sama mengahasilakan waktu dan kecepatan yang sama
dan juga sebaliknya. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh kenaikan temperatur pada
setiap percobaan sehingga pada percobaan pertama, kedua, dan ketiga menghasilkan
viskositas yang berbeda.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi suhu minyak menyebabkan molekul-molekul minyak memperoleh
energi yang menyebabkan cairan bergerak, sehingga gaya interaksi antar molekul
melemah yang menyebabkan menurunnya nilai viskositas.
B. Saran
Setelah melakukan percobaan viskositas , maka saran yang dapat diberikan untuk
praktikan selanjutnya adalah :
1. Menggunakan minyak yang baru. Artinya saat tes viskositas sebaiknya tidak
menggunakan minyak kedua atau minyak bekas.
2. Memperhitungkan ketinggian awal gotri sebelum jatuh. Usahakan ketinggian
jatuhnya sama pada suhu berbeda beda karena dapat memengaruhi lama waktu
gotri untuk mencapai dasar tabung.
DAFTAR PUSTAKA
Bird, Tony. 1987. Penuntun Praktikum Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta:
Gramedia.
Juhantoro, N., dkk. 2012. Penentuan Properties Bahan Bakar Batubara Cair untuk
Bahan Bakar Marine Diesel Engine. Jurnal Teknik ITS Vol. 1 No. 1 ISSN:2301-
9271.
Rosiana, H. 2005. “ Analisis Viskositas Sukardjo. 2003. “Kimia Fisika”. Rineka
Cipta. Jakarta.
Sarojo, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Salemba Teknika.
Jakarta. Sudarjo,
Olson , R. 1993. Dasar dasar Mekanika Fluida Teknik Edisi Kelima. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Lampiran Dokumentasi

Gambar 1. Alat dan Bahan Gambar 2. Pengukuran diameter gotri

Gambar 3. Minyak goreng dengan suhu Gambar 4. Minyak goreng dengan suhu
di atas normal normal
Gambar 3. Minyak goreng dengan suhu Gambar 4. Pengukuran ketinggian dan
di bawah normal lama waktu gotri sampai ke dasar
tabung
Lampiran Perhitungan
Diketahui :

Massa gotri

Diameter kelereng =

Jari-jari kelereng

0,8 g/cm3 = 800 kg/m3

Volume gotri

Vb = r3

= . 3,14 . (0.38 . 10-2)3

= . 3,14 . 0,054 . 10-6

= 0,229 . 10-6 = 22,9 x 10-8 m3

gotri

= = = 0,089 . 105 kg/m3 = 0,09 . 105 kg/m3

= 9000 kg/m3

A. Perhitungan Viskositas
1. Suhu 20⁰C
a) Percobaan pertama
Kecepatan rata-rata 0,412 m/s

η =

= 7,7 . 10-5 . (8200)


= 0,631
b) Percobaan kedua
Kecepatan rata-rata 0,412 m/s

η =

= 7,7 . 10-5 . (8200)


= 0,631
c) Percobaan ketiga
Kecepatan rata-rata 0,366 m/s

η =

= 8,7 . 10-5 . (8200)


= 0,713
2. Suhu 28⁰C
a) Percobaan pertama
Kecepatan rata-rata 0,485 m/s
η =

= 6,6 . 10-5 . (8200)


= 0,541
b) Percobaan kedua
Kecepatan rata-rata 0,412 m/s

η =

= 7,7 . 10-5 . (8200)


= 0,631

c) Percobaan ketiga
Kecepatan rata-rata 0,366 m/s

η =

= 8,7 . 10-5 . (8200)


= 0,713

3. Suhu 40⁰C
a) Percobaan pertama
Kecepatan rata-rata 0,485 m/s
η =

= 6,6 . 10-5 . (8200)


= 0,541
b) Percobaan kedua
Kecepatan rata-rata 0,485 m/s

η =

= 6,6 . 10-5 . (8200)


= 0,541
c) Percobaan ketiga
Kecepatan 0,587 m/s

η =

= 5,4 . 10-5 . (8200)


= 0,442

2. Perhitungan Ketidakpastian Dan Taraf Ketelitian


a. Viskositsas Suhu 20⁰C

Percobaan ke -… η D d2
1 0,631 0,027 0,00072
2 0,631 0,027 0,00072
3 0,713 -0,055 0,00302
Rata-rata η = Rata- rata d2=
0,658 0,0014

x=

Keterangan :

x = nilai ketidakpastian

n = banyaknya pengulangan
D = Rata-rata η - η
d2 = hasil pengukuran yang mendekati nilai benar / D2
Ketidakpastian yang didapat = 0.006%
Ketelitian yang didapat = 100% - 0.006% = 99.994 %
b. Viskositsas Suhu 28⁰C

Percobaan ke -… η D d2
1 0,541 0,087 0,0075
2 0,631 -0,003 9 x 10-6
3 0,713 -0,085 0,0072
Rata-rata η = Rata- rata d2=
0,628 0,014

x=

Keterangan :

x = nilai ketidakpastian

n = banyaknya pengulangan
D = Rata-rata η - η
d2 = hasil pengukuran yang mendekati nilai benar / D2
Ketidakpastian yang didapat = 0.03%
Ketelitian yang didapat = 100% - 0.03% = 99.97 %
c. Viskositsas Suhu 40⁰C

Percobaan ke -… η D d2
1 0,541 -0,033 0,00108
2 0,541 -0,033 0,000108
3 0,442 0,066 0,00435
Rata-rata η = Rata- rata d2=
0,508 0,0015

x=

Keterangan :

x = nilai ketidakpastian

n = banyaknya pengulangan
D = Rata-rata η - η
d2 = hasil pengukuran yang mendekati nilai benar / D2
Ketidakpastian yang didapat = 0.006%
Ketelitian yang didapat = 100% - 0.006% = 99.994 %

Anda mungkin juga menyukai