Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2

Judul Percobaan : Resonansi Gelombang Bunyi

NAMA : YONATHAN ANDRIANTO SUROSO


NIM : 12300041

Jurusan Fisika
Universitas Negeri Manado
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi Geothermal
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Resonansi Gelombang Bunyi

A. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan pada praktikum Fisika Dasar 2 tentang Resonansi Gelombang
Bunyi adalah:

1. Menggunakan peralatan untuk percobaan Resonansi Gelombang Bunyi


2. Menentukan kecepatan rambat gelombang bunyi yang melewati udara
3. Menentukan frekuensi garpu tala

B. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang kami gunakan dalam praktikum ini adalah:

1. Tabung resonansi dengan 1 buah reservoir


2. Sinyal generator
3. Garpu tala 3 buah dengan frekuensi yang berbeda
4. Speaker
5. Kabel dua ujung
6. Pengetuk garpu tala
7. Kotak bunyi tempat garpu tala
8. Jangka sorong

C. DASAR TEORI
Peristiwa resonansi merupakan peristiwa bergetarnya suatu sistem fisis dengan
nilai frekuensi tertentu akibat dipengaruhi oleh sistem fisis lain (sumber) yang bergetar
dengan frekuensi tertentu pula dimana nilai kedua frekuensi ini adalah sama. Peristiwa
ini dapat kita amati dengan menggunakan kolom udara.

Kolom udara dapat dibuat dengan menggunakan tabung yang sebagian diisi air,
sehingga kita dapat mengatur panjang kolom udara dengan menaik-turunkan
pemukaan air pada tabung. Sistem fisis sumber adalah audio generator yang dapat
menghasilkan gelombang bunyi dengan nilai frekuensi bervariasi, sedangkan sistem
fisis yang ikut bergetar adalah molekul-molekul udara yang berada dalam kolom udara
yang bergetar karena variasi tekanan.

Gelombang yang terbentuk dalam kolom udara merupakan gelombang bunyi


berdiri. Peristiwa resonansi terjadi saat frekuensi sumber nilainya sama dengan
frekuensi gelombang bunyi pada kolom udara yang dicirikan dengan terdengarnya
bunyi yang paling nyaring (amplitudo maksimum).

Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado


Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Resonansi Gelombang Bunyi

Bila garpu penala digetarkan diatas tabung resonansi, maka getaran garpu penala
ini akan menggetarkan kolom udara di dalam tabung resonansi. Dengan mengatur
panjang kolom udara di dalam tabung resonansi, maka akan terdengar dengung garpu
penala lebih keras, ini berarti terjadi resonansi.

Di dalam tabung resonansi terjadi gelombang longitudinal diam (stasioner),


dengan sasarannya yaitu permukaan air sebagai simpul gelombang dan untuk mulut
tabung sebagai perut gelombang. Sebenarnya letak perut berada di sedikit di atas
tabung. Jaraknya kira-kira 0,3 kali diameter tabung. Resonansi terjadi jika frekuensi
nada dasar atau nada atas dari kolom udara sama dengan frekuensi garpu penala.

Gambar 1.1 ALAT PEMBANGKIT RESONANSI

Gelombang bunyi yang terbentuk dalam kolom udara memiliki nilai panjang
gelombang tertentu yang memenuhi hubungan:
𝑣
𝜆= ............... (1)
𝑓

di mana:

λ : panjang gelombang

v : cepat rambat bunyi di (kolom) udara

f : frekuensi gelombang bunyi (frekuensi sumber)

Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado


Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Resonansi Gelombang Bunyi

Jika kita mengetahui nilai frekuensi sumber, maka pada saat resonansi tersebut kita
dapat menentukan nilai cepat rambat bunyi di udara.

Gambar 1.2 PERBEDAAN KETINGGIAN KOLOM PADA SAAT RESONANSI

Peristiwa resonansi yang dapat terjadi lewat alat yang ditunjukkan oleh gambar
1.1 bisa lebih dari satu kali. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengubah ketinggian
kolom udara dengan cara menurunkan permukaan air dalam tabung seperti
ditunjukkan pada gambar 1.2. Syarat terjadinya resonansi untuk sistem ini adalah:
1
𝐿 = (2𝑛 + 1) 𝜆 ............. (2)
4

di mana n = 0, 1, 2, 3, dan seterusnya

Karena ukuran diameter tabung sangat kecil dibandingkan dengan panjang


gelombang dan perut gelombang serta simpangannya tidak tepat pada ujung tabung,
maka diperlukan angka koreksi e dengan syarat e = ± 0,6 R di mana R adalah jari-jari
tabung.

Dengan memperhatikan faktor koreksi tersebut, maka persamaan (2) ditulis


sebagai berikut:
1
𝐿 = (2𝑛 + 1) 𝜆 − 𝑒
4

Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado


Substitusikan persamaan (1) ke dalam rumus di atas sehingga mendapatkan:
𝑣
𝐿 = (2𝑛 + 1) −𝑒
4𝑓

D. JALANNYA PERCOBAAN
1. Mencatat suhu, tekanan, dan kelembaban ruangan laboratorium tempat
pelaksanaan percobaan.
2. Mengukur diameter bagian dalam tabung dengan jangka sorong
3. Menghidupkan sinyal generator agar speaker menghasilkan bunyi. Pada saat itu
juga posisi tabung reservoir diturunkan
4. Sambil menurunkan tabung reservoir yang telah diisi dengan air agar air di dalam
tabung resonasi mulai turun sejak dari permukaan tabung hingga dihasilkan bunyi
yang diperkeras dalam tabung panjang sebagai tanda resonansi terjadi, kemudian
diamati dan diukur jarak dari permukaan tabung ke tempat resonasi tersebut
5. Menurunkan kembali tabung sehingga terjadi lagi bunyi diperkeras kedua,
kemudian mengukur kembali jarak dari permukaan tabung ke tempat resonasi
tersebut
6. Mengulangi langkah 3 s.d. 5 dengan cara menaikkan tabung reservoir dari posisi
sedikit di bawah tempat resonansi kedua tadi
7. Mengganti speaker dengan garpu tala dan melakukan langkah 4 s.d. 5

E. DATA HASIL PENGAMATAN


Suhu ruangan : 270C  300 K
Tekanan udara : 78,5 mmHg
Kelembaban : 53% rel
Diameter tabung : 35,55 mm  0,035 m
Frekuensi pada
Frekuensi pada sinyal generator
garpu tala
f1 : 70 Hz f2 : 80 Hz f3 : 90 Hz f
L1 : 7 cm  0,07 m L1 : 6,5 cm  L1 : 5,5 cm  L1 : 2 cm  0,02 m
0,065 m 0,055 m
L2 : 25,5 cm  L2 : 24 cm  0,24 L2 : 22,5 cm  L2 : 5,5 cm 
0,255 m m 0,225 m 0,055 m
L3 : 44,5 cm  L3 : 42,5 cm  L3 : 39 cm  0,39 L3 : 7,5 cm 
0,445 m 0,425 m m 0,075 m
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Resonansi Gelombang Bunyi

F. PENGOLAHAN DATA
Mencari angka koreksi:

e = 0,6 R

e = 0,6 × 0,035 = 0,021

 Untuk frekuensi f = 70 Hz
v1
L1 = (2n + 1) −e
4f
v1
⟺ 0,07 = (2 ∙ 0 + 1) − 0,021
4 ∙ 70
v1
⟺ 0,07 = − 0,021
280
⟺ 0,091 × 280 = v1

v1 = 25,48 m/s

v2
L2 = (2n + 1) −e
4f
v2
⟺ 0,255 = (2 ∙ 1 + 1) − 0,021
4 ∙ 70
3v2
⟺ 0,255 = − 0,021
280
⟺ 0,276 × 280 = 3v2

⟺ 77,28 = 3v2

v2 = 25,76 m/s

v3
L3 = (2n + 1) −e
4f
v3
⟺ 0,445 = (2 ∙ 2 + 1) − 0,021
4 ∙ 70
5v3
⟺ 0,445 = − 0,021
280
⟺ 0,466 × 56 = v3

Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado


Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Resonansi Gelombang Bunyi

v3 = 26,096 m/s

v1 + v2 + v3
v70 =
̅̅̅̅
3
25,48 + 25,76 + 26,096 77,336
v70 =
̅̅̅̅ = = 25,779 m/s
3 3

 Untuk frekuensi f = 80 Hz
v1
L1 = (2n + 1) −e
4f
v1
⟺ 0,065 = (2 ∙ 0 + 1) − 0,021
4 ∙ 80
v1
⟺ 0,065 = − 0,021
320
⟺ 0,086 × 320 = v1

v1 = 27,52 m/s

v2
L2 = (2n + 1) −e
4f
v2
⟺ 0,24 = (2 ∙ 1 + 1) − 0,021
4 ∙ 80
3v2
⟺ 0,24 = − 0,021
320
⟺ 0,261 × 320 = 3v2

⟺ 83,52 = 3v2

v2 = 27,84 m/s

v3
L3 = (2n + 1) −e
4f
v3
⟺ 0,425 = (2 ∙ 2 + 1) − 0,021
4 ∙ 80
5v3
⟺ 0,425 = − 0,021
320

Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado


Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Resonansi Gelombang Bunyi

⟺ 0,446 × 64 = v3

v3 = 28,544 m/s

v1 + v2 + v3
v80 =
̅̅̅̅
3
27,52 + 27,84 + 28,544 83,904
v80 =
̅̅̅̅ = = 27,968 m/s
3 3
 Untuk frekuensi f = 90 Hz
v1
L1 = (2n + 1) −e
4f
v1
⟺ 0,055 = (2 ∙ 0 + 1) − 0,021
4 ∙ 90
v1
⟺ 0,055 = − 0,021
360
⟺ 0,076 × 360 = v1

v1 = 27,36 m/s

v2
L2 = (2n + 1) −e
4f
v2
⟺ 0,225 = (2 ∙ 1 + 1) − 0,021
4 ∙ 90
3v2
⟺ 0,225 = − 0,021
360
⟺ 0,246 × 120 = v2

v2 = 29,52 m/s

v3
L3 = (2n + 1) −e
4f
v3
⟺ 0,39 = (2 ∙ 2 + 1) − 0,021
4 ∙ 90
5v3
⟺ 0,39 = − 0,021
360
⟺ 0,411 × 72 = v3

Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado


Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Resonansi Gelombang Bunyi

v3 = 29,592 m/s

v1 + v2 + v3
v90 =
̅̅̅̅
3
27,36 + 29,52 + 29,592 86,472
v90 =
̅̅̅̅ = = 28,824 m/s
3 3

Mencari v rata-rata keseluruhan:


v̅̅̅̅
70 + v
̅̅̅̅
80 + ̅̅̅̅
v90
v̅ =
3
25,779 + 27,968 + 28,824 82,571
v̅ = = = 27,524 m/s
3 3

Mencari harga v:

𝛾𝑅𝑇
v=√
𝑀

1,4 ∙ 8,314 ∙ 300 3491,88


v=√ =√ = √1,204 ∙ 107 = 3.469,87 m/s
0,00029 0,00029

Mencari harga v:

toC
v = 331√1 +
273

27 300
v = 331√1 + = 331√ = 331√573 = 331 × 23,93 = 7.920,83 m/s
273 273

Mencari harga frekuensi garpu tala:



L1 = (2n + 1) −e
4f1
27,524
⟺ 0,02 = (2 ∙ 0 + 1) − 0,021
4 ∙ f1

Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado


Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Resonansi Gelombang Bunyi

27,524
⟺ 0,02 = − 0,021
4 ∙ f1

⟺ 0,041 × 4f1 = 27,524

⟺ 0,164 × f1 = 27,524
27,524
⟺ f1 = = 167,82 Hz
0,164


L2 = (2n + 1) −e
4f2
27,524
⟺ 0,055 = (2 ∙ 1 + 1) − 0,021
4 ∙ f2
3 × 27,524
⟺ 0,055 = − 0,021
4 ∙ f2

⟺ 0,076 × 4f2 = 82,572

⟺ 0,304 × f2 = 82,572
82,572
⟺ f2 = = 271,16 Hz
0,304


L3 = (2n + 1) −e
4f3
27,524
⟺ 0,075 = (2 ∙ 2 + 1) − 0,021
4 ∙ f3
5 × 27,524
⟺ 0,075 = − 0,021
4 ∙ f3

⟺ 0,096 × 4f3 = 137,62

⟺ 0,384 × f3 = 137,62
137,62
⟺ f3 = = 358,38 Hz
0,384

Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado


Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Resonansi Gelombang Bunyi

f1 + f2 + f3
f̅ =
3
167,82 + 271,16 + 358,38 797,36
f̅ = = = 265,79 Hz
3 3

G. PEMBAHASAN
 Analisis Data

Kami melakukan perhitungan dan pengolahan data mengenai penentuan cepat


rambat bunyi yang melewati udara pada beberapa frekuensi tertentu serta
penentuan nilai frekuensi garpu tala yang digunakan dalam praktikum Fisika Dasar
II ini.

Sebelum mencari nilai kecepatan rambat bunyi udara, sesuai dengan sifat fisis
yang diketahui pada praktikum ini yaitu ukuran diameter tabung sangat kecil
dibandingkan dengan panjang gelombang dan perut gelombang serta
simpangannya tidak tepat pada ujung tabung, maka kami mencari terlebih dahulu
faktor koreksi e dengan nilai e adalah 0,6 kali jari-jari tabung.

Setelah itu, kami menentukan nilai cepat rambat bunyi di udara pada masing-
masing frekuensi dan pada ketinggian kolom udara yang berbeda pada saat
resonasi terjadi, yakni frekuensi yang timbul dari sinyal generator (dalam
praktikum ini digunakan nilai f1 = 70 Hz, f2 = 80 Hz, dan f3 = 90 Hz) dan
ketinggian kolom udara pada saat resonansi terjadi. Ketinggian kolom udara
diukur pada 3 kali resonansi (L1, L2, dan L3). Kami menentukan nilai cepat rambat
bunyi di udara dengan menggunakan metode aljabar matematis sehingga
didapatkan nilai v untuk masing-masing nilai ketinggian kolom udara pada
masing-masing frekuensi. Nilai v tersebut dirata-ratakan untuk mendapatkan satu
nilai v pada tiap frekuensi. Kemudian, nilai v pada tiap frekuensi tersebut dirata-
rata kembali sehingga mendapatkan nilai v keseluruhan.

Untuk bahan perbandingan, maka kami menghitung nilai cepat rambat bunyi
menggunakan dua rumus, yaitu:

o Rumus cepat rambat bunyi pada medium gas:


𝛾𝑅𝑇
v=√
𝑀
dengan:

Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado


Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Resonansi Gelombang Bunyi

R : tetapan molar gas (J/mol K)


M : massa satu mol gas (kg/mol)  untuk udara bernilai 2,9 x 10-4 kg/mol
T : suhu termodinamika (K)
v : cepat rambat bunyi (m/s)
Sementara itu, γ merupakan konstanta yang bergantung pada jenis gas, untuk
udara mempunyai nilai 1,4.
o Rumus lainnya:
ToC
v = 331√1 +
273
dengan konstanta 331 adalah nilai kecepatan rambat bunyi di udara pada suhu
0oC dan T adalah suhu dalam derajat Celcius.
Kami menemukan bahwa perbandingan antara nilai cepat rambat bunyi dari
pengolahan data frekuensi resonansi dengan kedua rumus di atas menunjukkan
hasil yang sangat jauh berbeda satu sama lain. Dalam literatur-literatur lainnya,
kecepatan rambat bunyi di udara diketahui adalah 340 m/s. Perbedaan hasil yang
sangat jauh berbeda dengan patokan nilai untuk cepat rambat bunyi, yakni 340
m/s, kemungkinan besar disebabkan oleh nilai frekuensi yang digunakan dalam
praktikum terbilang kecil dan kolom udara yang berukuran sangat kecil. Untuk
mendapatka nilai seperti itu, membutuhkan frekuensi yang besar dengan kolom
udara yang besar pula.

Untuk mencari frekuensi garpu tala, kami menggunakan rumus superposisi


pada salah satu ujung tabung yang terbuka, sama dengan metode untuk mencari
cepat rambat bunyi di udara, yaitu:
𝑣
𝐿 = (2𝑛 + 1) −𝑒
4𝑓
Harga n dalam rumus itu terkait kepada jumlah resonansi bunyi yang muncul
dalam percobaan. Oleh karena kami mendapatkan 3 kali resonansi dengan
ketinggian kolom udara L1, L2, dan L3, maka:
o Untuk L1 atau ketinggian kolom udara pada resonansi pertama, harga n
adalah 0 sehingga:
𝑣 𝑣
𝐿 = (2 ∙ 0 + 1) −𝑒 = −𝑒
4𝑓 4𝑓
o Untuk L2 atau ketinggian kolom udara pada resonansi kedua, harga n adalah 1
sehingga:
𝑣 3𝑣
𝐿 = ( 2 ∙ 1 + 1) −𝑒 = −𝑒
4𝑓 4𝑓

Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado


Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Resonansi Gelombang Bunyi

o Untuk L3 atau ketinggian kolom udara pada resonansi ketiga, harga n adalah
2 sehingga:
𝑣 5𝑣
𝐿 = (2 ∙ 2 + 1) −𝑒 = −𝑒
4𝑓 4𝑓

 Kesalahan Dalam Percobaan

Konsekuensi dalam menentukan cepat rambat bunyi di udara adalah nilai yang
didapat harus bernilai 340 m/s atau mendekati 340 m/s, sehingga dalam praktikum
tentang resonansi gelombang bunyi ini, baik dalam pelaksanaan praktikum
maupun dalam pengolahan data yang telah dikumpul, terdapat kesalahan-
kesalahan tertentu yang mungkin terjadi, yaitu:

o Ketidakjelian dalam menentukan ketinggian kolom udara pada saat gelombang


bunyi yang keluar baik dari sinyal generator maupun garpu tala menimbulkan
resonansi, yang dicirikan oleh dengungan yang terdengar paling keras.
o Kesalahan pada saat menurunkan atau menaikkan permukaan air dalam tabung
resonansi, umumnya karena cara menurunkan/menaikkan tabung reservoir
tidak dengan perlahan.
o Kerusakan pada alat pembangkit bunyi, dalam hal ini adalah sinyal generator
dan/atau speaker.
o Penempatan garpu tala yang salah serta cara membunyikan garpu tala yang
salah. Garpu tala seharusnya ditempatkan pada kotak bunyi tempat garpu tala
dengan salah satu sisi yang terbuka sebagai tempat keluarnya bunyi. Sisi yang
terbuka itulah yang ditempatkan sedikit di atas bibir tabung resonansi dan
garpu tala dibunyikan dengan menggunakan pengetuk. Kesalahan yang umum
dalam hal ini adalah garpu tala yang dibunyikan tidak menggunakan pengetuk
dan/atau garpu tala yang dibunyikan langsung pada bibir tabung resonansi,
tidak ditempatkan terlebih dahulu pada kotak bunyi tempat garpu tala.
o Ketidaktelitian dalam pengukuran diameter tabung dengan menggunakan
jangka sorong.
o Ketidaktelitian dalam membaca data pengamatan dan menghitung cepat
rambat bunyi serta frekuensi garpu tala.

H. KESIMPULAN
Setelah kami melakukan percobaan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan:

Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado


Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Resonansi Gelombang Bunyi

1. Resonansi adalah peristiwa bergetarnya suatu sistem fisis dengan nilai frekuensi
tertentu akibat dipengaruhi oleh sistem fisis lain (sumber) yang bergetar dengan
frekuensi tertentu pula dimana nilai kedua frekuensi ini adalah sama
2. Peristiwa resonansi dicirikan dengan terdengarnya bunyi (dengungan) yang paling
nyaring
3. Peristiwa resonansi dapat diamati dengan menggunakan kolom udara yang terisi
dengan air
4. Cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh ketinggian kolom udara pada tabung dan
frekuensi gelombang bunyi. Semakin besar ketinggian kolom udara, maka cepat
rambat bunyi di udara semakin besar, dan sebaliknya. Semakin besar frekuensi
gelombang bunyi, maka cepat rambat bunyi di udara semakin besar, dan
sebaliknya.
5. Cepat rambat bunyi juga dapat dipengaruhi oleh suhu ruang dan massa molekul
gas di udara.
6. Untuk mencari nilai cepat rambat bunyi di udara, dapat digunakan:
a. Rumus superposisi gelombang bunyi pada salah satu ujung terbuka
𝑣
𝐿 = (2𝑛 + 1) −𝑒
4𝑓
b. Rumus cepat rambat bunyi dalam medium gas
𝛾𝑅𝑇
v=√
𝑀
c. Rumus hubungan cepat rambat bunyi pada suhu 0oC
ToC
v = 331√1 +
273
7. Perbandingan yang sangat jauh berbeda antara cepat rambat bunyi yang dicari
dengan menggunakan ketiga rumus di atas dengan patokan nilai untuk cepat
rambat bunyi (340 m/s) kemungkinan besar disebabkan oleh nilai frekuensi yang
digunakan dalam praktikum terbilang kecil dan kolom udara yang berukuran
sangat kecil.

I. DAFTAR PUSTAKA

Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado


Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Resonansi Gelombang Bunyi

----. 2013. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Tondano: Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Manado

Budiyanto, Joko. 2009. Fisika :Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

5_resonansi.pdf

http://liza-akbar.blogspot.com/2010/04/laporan-gelombang-resonansi-bunyi.html
diakses 7 Maret 2013 jam 13.48

http://coretan-bermanfaat.blogspot.com/2011/10/resonansi-gelombang-bunyi.html
diakses 14 Maret 2013 jam 08.23

Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado

Anda mungkin juga menyukai