Jurusan Fisika
Universitas Negeri Manado
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi Geothermal
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Resonansi Gelombang Bunyi
A. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan pada praktikum Fisika Dasar 2 tentang Resonansi Gelombang
Bunyi adalah:
C. DASAR TEORI
Peristiwa resonansi merupakan peristiwa bergetarnya suatu sistem fisis dengan
nilai frekuensi tertentu akibat dipengaruhi oleh sistem fisis lain (sumber) yang bergetar
dengan frekuensi tertentu pula dimana nilai kedua frekuensi ini adalah sama. Peristiwa
ini dapat kita amati dengan menggunakan kolom udara.
Kolom udara dapat dibuat dengan menggunakan tabung yang sebagian diisi air,
sehingga kita dapat mengatur panjang kolom udara dengan menaik-turunkan
pemukaan air pada tabung. Sistem fisis sumber adalah audio generator yang dapat
menghasilkan gelombang bunyi dengan nilai frekuensi bervariasi, sedangkan sistem
fisis yang ikut bergetar adalah molekul-molekul udara yang berada dalam kolom udara
yang bergetar karena variasi tekanan.
Bila garpu penala digetarkan diatas tabung resonansi, maka getaran garpu penala
ini akan menggetarkan kolom udara di dalam tabung resonansi. Dengan mengatur
panjang kolom udara di dalam tabung resonansi, maka akan terdengar dengung garpu
penala lebih keras, ini berarti terjadi resonansi.
Gelombang bunyi yang terbentuk dalam kolom udara memiliki nilai panjang
gelombang tertentu yang memenuhi hubungan:
𝑣
𝜆= ............... (1)
𝑓
di mana:
λ : panjang gelombang
Jika kita mengetahui nilai frekuensi sumber, maka pada saat resonansi tersebut kita
dapat menentukan nilai cepat rambat bunyi di udara.
Peristiwa resonansi yang dapat terjadi lewat alat yang ditunjukkan oleh gambar
1.1 bisa lebih dari satu kali. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengubah ketinggian
kolom udara dengan cara menurunkan permukaan air dalam tabung seperti
ditunjukkan pada gambar 1.2. Syarat terjadinya resonansi untuk sistem ini adalah:
1
𝐿 = (2𝑛 + 1) 𝜆 ............. (2)
4
D. JALANNYA PERCOBAAN
1. Mencatat suhu, tekanan, dan kelembaban ruangan laboratorium tempat
pelaksanaan percobaan.
2. Mengukur diameter bagian dalam tabung dengan jangka sorong
3. Menghidupkan sinyal generator agar speaker menghasilkan bunyi. Pada saat itu
juga posisi tabung reservoir diturunkan
4. Sambil menurunkan tabung reservoir yang telah diisi dengan air agar air di dalam
tabung resonasi mulai turun sejak dari permukaan tabung hingga dihasilkan bunyi
yang diperkeras dalam tabung panjang sebagai tanda resonansi terjadi, kemudian
diamati dan diukur jarak dari permukaan tabung ke tempat resonasi tersebut
5. Menurunkan kembali tabung sehingga terjadi lagi bunyi diperkeras kedua,
kemudian mengukur kembali jarak dari permukaan tabung ke tempat resonasi
tersebut
6. Mengulangi langkah 3 s.d. 5 dengan cara menaikkan tabung reservoir dari posisi
sedikit di bawah tempat resonansi kedua tadi
7. Mengganti speaker dengan garpu tala dan melakukan langkah 4 s.d. 5
F. PENGOLAHAN DATA
Mencari angka koreksi:
e = 0,6 R
Untuk frekuensi f = 70 Hz
v1
L1 = (2n + 1) −e
4f
v1
⟺ 0,07 = (2 ∙ 0 + 1) − 0,021
4 ∙ 70
v1
⟺ 0,07 = − 0,021
280
⟺ 0,091 × 280 = v1
v1 = 25,48 m/s
v2
L2 = (2n + 1) −e
4f
v2
⟺ 0,255 = (2 ∙ 1 + 1) − 0,021
4 ∙ 70
3v2
⟺ 0,255 = − 0,021
280
⟺ 0,276 × 280 = 3v2
⟺ 77,28 = 3v2
v2 = 25,76 m/s
v3
L3 = (2n + 1) −e
4f
v3
⟺ 0,445 = (2 ∙ 2 + 1) − 0,021
4 ∙ 70
5v3
⟺ 0,445 = − 0,021
280
⟺ 0,466 × 56 = v3
v3 = 26,096 m/s
v1 + v2 + v3
v70 =
̅̅̅̅
3
25,48 + 25,76 + 26,096 77,336
v70 =
̅̅̅̅ = = 25,779 m/s
3 3
Untuk frekuensi f = 80 Hz
v1
L1 = (2n + 1) −e
4f
v1
⟺ 0,065 = (2 ∙ 0 + 1) − 0,021
4 ∙ 80
v1
⟺ 0,065 = − 0,021
320
⟺ 0,086 × 320 = v1
v1 = 27,52 m/s
v2
L2 = (2n + 1) −e
4f
v2
⟺ 0,24 = (2 ∙ 1 + 1) − 0,021
4 ∙ 80
3v2
⟺ 0,24 = − 0,021
320
⟺ 0,261 × 320 = 3v2
⟺ 83,52 = 3v2
v2 = 27,84 m/s
v3
L3 = (2n + 1) −e
4f
v3
⟺ 0,425 = (2 ∙ 2 + 1) − 0,021
4 ∙ 80
5v3
⟺ 0,425 = − 0,021
320
⟺ 0,446 × 64 = v3
v3 = 28,544 m/s
v1 + v2 + v3
v80 =
̅̅̅̅
3
27,52 + 27,84 + 28,544 83,904
v80 =
̅̅̅̅ = = 27,968 m/s
3 3
Untuk frekuensi f = 90 Hz
v1
L1 = (2n + 1) −e
4f
v1
⟺ 0,055 = (2 ∙ 0 + 1) − 0,021
4 ∙ 90
v1
⟺ 0,055 = − 0,021
360
⟺ 0,076 × 360 = v1
v1 = 27,36 m/s
v2
L2 = (2n + 1) −e
4f
v2
⟺ 0,225 = (2 ∙ 1 + 1) − 0,021
4 ∙ 90
3v2
⟺ 0,225 = − 0,021
360
⟺ 0,246 × 120 = v2
v2 = 29,52 m/s
v3
L3 = (2n + 1) −e
4f
v3
⟺ 0,39 = (2 ∙ 2 + 1) − 0,021
4 ∙ 90
5v3
⟺ 0,39 = − 0,021
360
⟺ 0,411 × 72 = v3
v3 = 29,592 m/s
v1 + v2 + v3
v90 =
̅̅̅̅
3
27,36 + 29,52 + 29,592 86,472
v90 =
̅̅̅̅ = = 28,824 m/s
3 3
Mencari harga v:
𝛾𝑅𝑇
v=√
𝑀
Mencari harga v:
toC
v = 331√1 +
273
27 300
v = 331√1 + = 331√ = 331√573 = 331 × 23,93 = 7.920,83 m/s
273 273
27,524
⟺ 0,02 = − 0,021
4 ∙ f1
⟺ 0,164 × f1 = 27,524
27,524
⟺ f1 = = 167,82 Hz
0,164
v̅
L2 = (2n + 1) −e
4f2
27,524
⟺ 0,055 = (2 ∙ 1 + 1) − 0,021
4 ∙ f2
3 × 27,524
⟺ 0,055 = − 0,021
4 ∙ f2
⟺ 0,304 × f2 = 82,572
82,572
⟺ f2 = = 271,16 Hz
0,304
v̅
L3 = (2n + 1) −e
4f3
27,524
⟺ 0,075 = (2 ∙ 2 + 1) − 0,021
4 ∙ f3
5 × 27,524
⟺ 0,075 = − 0,021
4 ∙ f3
⟺ 0,384 × f3 = 137,62
137,62
⟺ f3 = = 358,38 Hz
0,384
f1 + f2 + f3
f̅ =
3
167,82 + 271,16 + 358,38 797,36
f̅ = = = 265,79 Hz
3 3
G. PEMBAHASAN
Analisis Data
Sebelum mencari nilai kecepatan rambat bunyi udara, sesuai dengan sifat fisis
yang diketahui pada praktikum ini yaitu ukuran diameter tabung sangat kecil
dibandingkan dengan panjang gelombang dan perut gelombang serta
simpangannya tidak tepat pada ujung tabung, maka kami mencari terlebih dahulu
faktor koreksi e dengan nilai e adalah 0,6 kali jari-jari tabung.
Setelah itu, kami menentukan nilai cepat rambat bunyi di udara pada masing-
masing frekuensi dan pada ketinggian kolom udara yang berbeda pada saat
resonasi terjadi, yakni frekuensi yang timbul dari sinyal generator (dalam
praktikum ini digunakan nilai f1 = 70 Hz, f2 = 80 Hz, dan f3 = 90 Hz) dan
ketinggian kolom udara pada saat resonansi terjadi. Ketinggian kolom udara
diukur pada 3 kali resonansi (L1, L2, dan L3). Kami menentukan nilai cepat rambat
bunyi di udara dengan menggunakan metode aljabar matematis sehingga
didapatkan nilai v untuk masing-masing nilai ketinggian kolom udara pada
masing-masing frekuensi. Nilai v tersebut dirata-ratakan untuk mendapatkan satu
nilai v pada tiap frekuensi. Kemudian, nilai v pada tiap frekuensi tersebut dirata-
rata kembali sehingga mendapatkan nilai v keseluruhan.
Untuk bahan perbandingan, maka kami menghitung nilai cepat rambat bunyi
menggunakan dua rumus, yaitu:
o Untuk L3 atau ketinggian kolom udara pada resonansi ketiga, harga n adalah
2 sehingga:
𝑣 5𝑣
𝐿 = (2 ∙ 2 + 1) −𝑒 = −𝑒
4𝑓 4𝑓
Konsekuensi dalam menentukan cepat rambat bunyi di udara adalah nilai yang
didapat harus bernilai 340 m/s atau mendekati 340 m/s, sehingga dalam praktikum
tentang resonansi gelombang bunyi ini, baik dalam pelaksanaan praktikum
maupun dalam pengolahan data yang telah dikumpul, terdapat kesalahan-
kesalahan tertentu yang mungkin terjadi, yaitu:
H. KESIMPULAN
Setelah kami melakukan percobaan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan:
1. Resonansi adalah peristiwa bergetarnya suatu sistem fisis dengan nilai frekuensi
tertentu akibat dipengaruhi oleh sistem fisis lain (sumber) yang bergetar dengan
frekuensi tertentu pula dimana nilai kedua frekuensi ini adalah sama
2. Peristiwa resonansi dicirikan dengan terdengarnya bunyi (dengungan) yang paling
nyaring
3. Peristiwa resonansi dapat diamati dengan menggunakan kolom udara yang terisi
dengan air
4. Cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh ketinggian kolom udara pada tabung dan
frekuensi gelombang bunyi. Semakin besar ketinggian kolom udara, maka cepat
rambat bunyi di udara semakin besar, dan sebaliknya. Semakin besar frekuensi
gelombang bunyi, maka cepat rambat bunyi di udara semakin besar, dan
sebaliknya.
5. Cepat rambat bunyi juga dapat dipengaruhi oleh suhu ruang dan massa molekul
gas di udara.
6. Untuk mencari nilai cepat rambat bunyi di udara, dapat digunakan:
a. Rumus superposisi gelombang bunyi pada salah satu ujung terbuka
𝑣
𝐿 = (2𝑛 + 1) −𝑒
4𝑓
b. Rumus cepat rambat bunyi dalam medium gas
𝛾𝑅𝑇
v=√
𝑀
c. Rumus hubungan cepat rambat bunyi pada suhu 0oC
ToC
v = 331√1 +
273
7. Perbandingan yang sangat jauh berbeda antara cepat rambat bunyi yang dicari
dengan menggunakan ketiga rumus di atas dengan patokan nilai untuk cepat
rambat bunyi (340 m/s) kemungkinan besar disebabkan oleh nilai frekuensi yang
digunakan dalam praktikum terbilang kecil dan kolom udara yang berukuran
sangat kecil.
I. DAFTAR PUSTAKA
----. 2013. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Tondano: Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Manado
Budiyanto, Joko. 2009. Fisika :Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
5_resonansi.pdf
http://liza-akbar.blogspot.com/2010/04/laporan-gelombang-resonansi-bunyi.html
diakses 7 Maret 2013 jam 13.48
http://coretan-bermanfaat.blogspot.com/2011/10/resonansi-gelombang-bunyi.html
diakses 14 Maret 2013 jam 08.23