Anda di halaman 1dari 13

Pemuaian Benda Padat

I.

Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yang akan dilaksanakan adalah:
1. Mengetahui pemuaian yang terjadi pada benda padat.
2. Mengetahui bagaimana cara benda padat dapat memuai.

II. Landasan Teori


A. Pengertian Pemuaian
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena
pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda
karena menerima kalor. Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada
zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas. Pemuaian pada zat padat ada
3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu demensi), pemuaian luas (dua
dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi). Sedangkan pada zat
cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja, khusus pada zat
gas biasanya diambil nilai koofisien muai volumenya sama dengan 1/273.
Pemuaian yang terjadi pada tiga zat yaitu:
1.

Pemuaian pada zat padat


Dalam Pemuaian pada zat padat terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :

a.
b.
c.
2.

Pemuaian panjang
Pemuaian luas
Pemuaian volume
Pemuaian pada zat cair
Ternyata Pada zat cair, hanya terjadi pemuaian volume. Khusus untuk air,
pemuaian tidak berlaku pada suhu 0C sampai dengan 4C karena pada
selang suhu tersebut volume air mengalami penyusutan. Sifat air itu

dinamakan anomali air.


3. Pemuaian pada zat gas
Seperti halnya zat cair, zat gas pun juga hanya mengalami pemuaian
volume.
1.

Berdasarkan jenisnya pemuaian ada tiga jenis yaitu:


Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu
benda karena menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan
tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut.

Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contoh benda yang hanya
mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang
sekali. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan
suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis
benda atau jenis bahan. Secara matematis persamaan yang digunakan
untuk menentukan pertambahan panjang benda setelah dipanaskan pada
suhu tertentu adalah:

Bila ingin menentukan panjang akhir setelah pemanasan maka


digunakan persamaan sebagai berikut:

2.

Pemuaian Luas
Pemuaian Luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda
karena menerima kalor. Pemuaian luas terjadi pada benda yang
mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan tebalnya sangat kecil
dan dianggap tidak ada. Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas
adalah lempeng besi yang lebar sekali dan tipis. Seperti halnya pada
pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah luas awal,
koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian
luas itu merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka
koefisien muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang.
Untuk menentukan pertambahan luas dan volume akhir digunakan
persamaan sebagai berikut:

3.

Pemuaian volume

Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda


karena menerima kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai
ukuran panjang, lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai
pemuaian volume adalah kubus, air dan udara. Volume merupakan bentuk
lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu untuk menentukan koefisien
muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai panjang. Sebagaimana
yang telah dijelskan diatas bahwa khusus gas koefisien muai volumenya
sama dengan 1/273. Persamaan yang digunakan untuk menentukan
pertambahan volume dan volume akhir suatu benda tidak jauh beda
pada perumusan sebelum. Hanya saja beda pada lambangnya saja.
Perumusannya adalah sebagai berikut:

B.

Manfaat Pemuaian
Dalam kehidupan sehari-hari kita, kita dapat menemukan beberapa
contoh dari manfaat pemuaian tersebut. Berikut ini adalah beberapa
manfaat pemuaian yang ada dalam kehidupan sehari-hari kita yaitu:

1.

Pemasangan Roda Baja


Ban baja yang berdiameter lebih kecil dari pelek roda ketika ingin
dipasang harus dimuaikan lebih dulu untuk mempermudah.

2.

Pengelingan
Pengelingan adalah proses penyambungan dua plat logam menggunakan
palu khusus. Kedua plat yang akan disambung. Paku keling yang sudah
dipanaskan hingga membara kemudian digunakan untuk menyambung,
setelah itu dipukul hingga rata. Pada saat dingin kembali, paku menyusut
dan kedua plat dapat tersambung erat. Pengelingan sering dilakukan pada
pembuatan jembatan, pabrik otomotif, pembuatan badan kapal laut,
mobil, dan pesawat terbang.

3. Membuka tutup botol logam

Botol kaca yang memiliki tutup logam sering kali sukar untuk dibuka.
Untuk membukanya, tutup botol dipanaskan terlebih dahulu dengan api.
Ketika dipanaskan, tutup botol logam akan memuai lebih cepat dari pada
botol kaca sehingga tutup akan longgar dan mudah dibuka.
4.

Keping bimetal
Bimetal artinya dua buah logam. Keping bimetal adalah dua keping logam
yang memiliki koefisien muai panjang berbeda (biasanya kuningan dan
besi) yang dikeling menjadi satu. Keping bimetal sangat peka terhadap
perubahan suhu. Pada suhu normal panjang kedua logam sama, jika
suhunya naik, kedua logam memuai dengan pertambahan panjang yang
berbeda, akibatnya keping bimetal membengkok ke arah logam yang
mempunyai koefisien terkecil. Pembengkokan bimetal dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan misalnya saklar alarm bimetal, atau termometer
bimetal.

C. Gejala Pemuaian dalam Kehidupan Manusia


Pemuaian pada benda-benda memiliki pengaruh yang berbedabeda. Ada yang dampaknya baik bagi manusia, namun ada pula yang
tidak baik. Berikut ini adalah beberapa contoh dari gejala pemuaian dalam
kehidupan manusia seperti:
1.

Pemuaian pada sambungan rel kereta api


Pemasangan sambungan rel kereta api dibuat dengan renggang, agar
terdapat ruang untuk pemuaian rel di siang hari. Hal ini dilakukan untuk
mencegah agar rel kereta tidak melengkung ketika memuai karena dapat
membahayakan perjalanan kereta api.

2.

Sambungan jembatan baja dan konstruksi baja bangunan


Di antara sambungan baja pada jembatan dan konstruksi bangunan selalu
dibuat celah, karena celah itu dipergunakan untuk memberikan ruang
bagi pemuaian disiang hari.

3.

Kabel telepon atau listrik


Kabel telepon atau listrik yang dipasang di antara dua tiang selalu dibuat
kendor, untuk mencegah agar kabel tidak putus ketika terjadi penyusutan
di malam hari karena turunnya suhu.

4.

Pemuaian kaca jendela


Ukuran bingkai jendela selalu dibuat sedikit lebih besar daripada ukuran
kaca. Hal ini terjadi dimaksudkan untuk memberi ruang bagi pemuaian
kaca di siang hari. Jika tidak ada ruang untuk pemuaian maka, kaca bisa
pecah saat terjadi pemuaian.

III. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum ini meliputi:
Moeschen Broke (Alat muai panjang)
Spritus
Lampu Spritus
Penggaris 30 cm
Serbet
Penjepit/ Tang
Batang Aluminium
Batang Besi
Batang Kuningan
Korek api
Air 1 botol sedang
IV. Cara Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan dalam keadaan bersih dan kering.
2. Diukur panjang dari masing-masing logam (Lo) yang ingin dipanaskan dan
3.
4.

diletakkan pada alat Moeschen Broke.


Tuangkan spritus pada tempatnya.
Nyalakan spritus pada rangkaian Moeschen Broke selama kurang lebih 10

menit.
5. Amati perubahan yang terjadi, lihat pertambahan panjang pada jarum
6.
7.

lalu kemudian catat.


Buat hasil pengamatan pada tabel.
Buat kesimpulan.

V. Hasil Pengamatan/ Hasil Kerja


Hasil pengamatan dapat dilihat dalam tabel pengamatan berikut:

TABEL PENGAMATAN
Panjang
N
o.

Nama
Bahan/

awal benda
Waktu

Objek

(Lo)
Derajat
awal

1.

Aluminium

2.

Kuningan

3.

Tembaga

10
menit
10
menit
10
menit

Panjang
benda setelah
dipanaskan
Derajat akhir

20 cm 0o

20,4 cm 15o

20 cm 0o

20, 2 cm 11o

20 cm 0o

20,1 cm 5o

VI. TUGAS
Pertanyaan:
1. Apa yang terjadi ketika benda/ objek dipanaskan?
Jawab:
Ketika benda/ objek berupa aluminium, kuningan, dan tembaga
dipanaskan terjadi proses pemuaian benda padat, yang mana terjadi
perubahan panjang benda karena pengaruh perubahan suhu.
2. Bandingkan ketiga bahan dan amati/ ukuri, benda mana yang
pemuaiannya lebih cepat dan paling lambat?
Jawab:
Berdasarkan pengamatan kami dari ketiga bahan tersebut yaitu
aluminium, kuningan, dan tembaga yang mengalami pemuaian lebih
cepat ialah aluminium. Aluminium dari hasil praktikum kami yang semula
panjang awal benda 20 cm dengan suhu 0o setelah dipanaskan 10 menit
panjang benda berubah menjadi 20,4 cm dengan suhu meningkat 15o.
Sedangkan yang mengalami pemuaian paling lambat ialah besi. Karena
ketika panjang awal benda 20 cm dengan suhu 0o setelah dipanaskan
dengan waktu yang sama pula yaitu 10 menit panjang benda hanya
menjadi 20,1 cm dengan peningkatan suhu 5o.

3.

Diskusikan dengan kelompokmu apa saja fungsi/ kegunaan dari


pemuaian?
Jawab:
Beberapa fungsi/ kegunaan dari pemuaian

1.

Pemasangan roda baja


Ban baja yang berdiameter lebih kecil dari pelek roda ketika ingin dipasang harus dimuaikan

lebih dulu untuk mempermudah.


2. Pengelingan
Pengelingan adalah proses penyambungan dua plat logam menggunakan palu khusus.
Pengelingan sering dilakukan pada pembuatan jembatan, pabrik otomotif, pembuatan badan
kapal laut, mobil, dan pesawat terbang.
3. Membuka tutup botol logam
Botol kaca yang memiliki tutup logam sering kali sukar untuk dibuka. Untuk membukanya,
tutup botol dipanaskan terlebih dahulu dengan api. Ketika dipanaskan, tutup botol logam
4.

akan memuai lebih cepat daripada botol kaca sehingga tutup akan longgar dan mudah dibuka.
Keping bimetal
Keping bimetal adalah dua keping logam berbeda yang dikeling menjadi satu. Ketika
dipanaskan, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang koefisien muainya lebih
kecil, karena logam yang berbeda akan memiliki nilai koefisien muai yang berbeda pula. Saat
di dinginkan, keping akan melengkung ke arah logam yang memiliki koefisien muai lebih
besar.

VII. Pembahasan
Pemuaian Panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu
benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran
suatu benda karena menerima kalor. Praktikum pemuaian kali ini
bertujuan untuk mengetahui pemuaian yang terjadi pada benda padat
dan cara benca padat tersebut dapat memuai. Praktikum pemuaian kali
ini menggunakan logam yaitu aluminium, kuningan dan besi.
Percobaan pada Besi, Kuningan dan Aluminium
Percobaan ini dimulai dengan mengukur setiap panjang awal benda
yaitu ketiga benda tersebut memiliki panjang sama 20 cm dengan derajat
awal sama 0o. Aluminium, kuningan dan besi dipanaskan dengan
menggunakan spiritus selama 10 menit. Berdasarkan hasil pengamatan
dari percobaan ini ternyata masing-masing benda mengalami perubahan
suhu yang berbeda-beda. Hal ini membuktikan adanya penyerapan kalor

atau panas pada logam. Akan tetapi, pertambahan panjang pada logam
besi hanya sedikit yang semula panjang awal benda 20 cm dengan
derajat awal 0o setelah dipanaskan dengan waktu 10 menit panjang benda
hanya menjadi 20,1 cm dengan peningkatan suhu 5o yang mana
perubahan panjangnya hanya 0,1 cm.
Besi merupakan benda yang memiliki molekul yang lebih padat
dibandingkan dengan aluminium dan kuningan, hal ini menyebabkan besi
sulit untuk mengalami pemuaian.
Kuningan merupakan benda yang memiliki molekul yang lebih
renggang dibandingkan dengan besi, hal ini dapat terlihat bahwa yang
semula panjang awal benda 20 cm dengan suhu 0o setelah dipanaskan 10
menit panjang benda berubah menjadi 20,2 cm dengan derajat meningkat
11o .
Namun, Aluminium merupakan benda yang memiliki molekul yang
lebih renggang lagi dibandingkan dengan besi dan kuningan, hal ini
menyebabkan aluminum lebih mudah untuk mengalami pemuaian dari
pada besi dan kuningan. Ini terbukti dari data hasil pengamatan bahwa
yang semula panjang awal benda 20 cm dengan suhu 0o setelah
dipanaskan 10 menit panjang benda berubah menjadi 20,4 cm dengan
derajat meningkat 15o. Lain halnya dengan besi yang mengalami
perubahan panjang hanya 0,1 cm, sementara itu kuningan mengalami
perubahan panjang 0,2 cm, sedangkan aluminium mengalami perubahan
panjang 0,4 cm.
VIII. Kesimpulan
Pemuaian adalah bertambah ukuran suatu benda karena pengaruh
perubahan suhu atau bertambah ukuran suatu benda dikarenakan benda
tersebut menerima kalor.
Berdasarkan dari hasil pengamatan kami, benda dapat mengalami
pemuaian ketika benda tersebut dipanaskan, yang mana pemuaian yang
terjadi pada ketiga benda padat tersebut yaitu aluminium, kuningan, dan
tembaga memiliki taraf perubahan panjang dan derajat suhu yang
berbeda-beda.

Dari ketiga benda padat tersebut, benda yang mengalami pemuaian


lebih cepat ialah aluminium sedangkan yang mengalami pemuaian lebih
lambat adalah besi. Hal ini dikarenakan besi memiliki molekul yang lebih
padat dibandingkan dengan aluminium dan kuningan. Sedangkan
aluminium merupakan benda yang memiliki molekul yang lebih renggang
dibandingkan dengan besi dan kuningan
IX.
Kesan dan Saran
1. Kesan
Kesannya pada saat melaksanakan kegiatan praktikum tentang
proses pemuaian jadi timbul rasa ingin tahu mengenai proses pemuaian
tersebut.
2.

Saran
o ntuk mendapatkan hasil yang sesuai dan memuaskan
lakukanlah percobaan dengan teliti.
o Untuk mencapai praktikum yang lebih baik, waktu harus
dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
o Jika masih ada yang kurang dalam laporan kami, mohon diberi
petunjuk agar pada praktikum selanjutnya bisa lebih baik.

X.

Dokumentasi Hasil Praktikum

Laporan Penggunaan Mikroskop 1. Judul : Penggunaan Mikroskop 2. Tujuan :


Memperkenalkan komponen-komponen mikroskop dan cara penggunaannya Menentukan
luas bidang pandang mikroskop Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan yang akan
diamati di bawah mikroskop 3. Dasar Teori Keterbatasan kemampuan panca indera manusia

dalam melakukan pengamatan terhadap obyek yang sangat halus adalah kemampuan daya
pisah. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu alat bantu yang mampu untuk meningkatkan
kemampuan daya pisah seseorang, sehingga memungkinkan untuk dapat mengamati obyek
yang sangat halus. Mikroskop ialah instrumen yang paling bermanfaat dan paling banyak
digunakan di laboratorium mikroskopi. Panca indra manusia memiliki kemampuan daya
pisah yang terbatas. Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin meningkat,
mengharuskan manusia untuk membuat alat yang dapat membantu dalam mengamati benda
atau organisme yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Salah satu alat bantu yang sering
digunakan dalam pengamatan dalam bidang biologi adalah mikroskop dalam bahasa latin,
mikro berarti kecil, dan scopium yaitu penglihatan. (Ika, 2009) Dengan mikroskop diperoleh
perbesaran sehingga memungkinkan untuk mengamati obyek yang sangat halus yang tidak
tampak jika dilihat dengan mata telanjang. Mkroskop memungkinkan perbesaran dalam
kisaran luas sampai ratusan ribu kali. Perbesaran terbatas oleh daya pisah sautu mikroskop
yaitu kemampuannya. (Faradiaz, 1992, 36) Mikroskop dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis yaitu: Mikroskop Cahaya Mikroskop yang mempunyai perbesaran maksimum 1000x.
Perbesaran terbatas oleh daya pisah suatu mikroskop yaitu kemampuannya untuk
mengahasilkan bayangan berlainan dari dua obyek yang berdekatan. Mikroskop Ultraviolet
Cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek daripoda cahaya yang
dapat dilihat. Penggunaan chaya ultraviolet untuk pencahayaan dapat meningkatkan daya
pisah menjadi dua kali lipat daripada mikroskop biasa. Mikroskop Pendar Mikroskop ini
dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau antigen (seperti bakteri atau virus) dalam
jaringan. Mikroskop Medan Gelap Mikroskop ini digunakan untuk mengamati bakteri
hidup, khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas daya pisah
mikroskop. (Volk, 1993, 26) Mikroskop fase kontras Dilengkapi dengan diafragma yang
khusus yaotu diafagma dengan celah berbentuk cincin dan lensa obyektifnya dilengkapi
lempeng difraksi, sehingga perbedaan indeks bias yang kecil dapat terlihat. Mikroskop
Elektron Mikroskop ini perbesaran yang dapat dicapai sedikitnya 10.000 - 30.000 kali atau
lebih, sehingga dapat dipakai untuk melihat molekul-molekul protein, virus, bakteriophage,
struktur dalam bakteri. (Jutono, 1980, 19) Komponen komponen mikroskop terdiri atas
bagian optik dan bagian mekanis. a) Bagian Optik Cermin : Digunakan untuk menerima
cahaya matahari atau lampu dan memantulkannya pada kondensor Lensa Kondensor :
Terdiri atas lensa kompleks dan digunakan untuk mengumpulkan cahaya yang terpantul atas
terbias dari cermin. Lensa Obyektif : Terdiri atas lensa kompleks dan menerima cahaya
setelah menembus spesimen yang diamati, sehingga terbentuk bayangan dari materi tersebut
Lensa Okuler : Terdiri atas lensa kompleks, menerima bayangan semu dan terbalik.
Diafragma : Mengatur banyaknya cahaya mengenai spesimen (Nasir, 1993,6) Reflektor :
Reflektor terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini
berfungsi untuk memantulkan cahaya daricermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat
di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahayayang di
butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung
karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya. (Ahastaman,2011) b) Bagian Mekanis
Tabung Mikroskop : Berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif
dengan lensa okuler. Kaki Mikroskop : Berfungsi untuk menyangga atau menopang
mikroskop. Makrometer (Pemutar Kasar) : Berfungsi untuk menaik turunkan tabung
mikroskop secara cepat. Mikrometer (Pemutar Halus) : Berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan mikroskop secara lambat, danbentuknya lebih kecil daripada makrometer.
Revolver : Berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
Meja Mikroskop : Sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati. Penjepit Kaca :
Berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser. (Ahastaman,
2011) Agar pengamatan yang kita lakukan dapat memperoleh hasil daya pisah yang

maksimal, maka kita perlu memperhatikan cara menggunakan mikroskop supaya


pencahayaannya maksimal caranya yaitu: 1) Menancapkan kabel pada mikroskop dan sumber
listrik. 2) Menekan tombol "ON" sehingga lampu akan menyala. Terang cahaya lampu dapat
diperbesar dengan menggeser pengatur besar kecil cahaya lampu mikroskop. 3) Menggeser
tuas diafragma dari posisi MIN ke posisi MAX atau mendekati MAX agar diperoleh
pencahayaan yang terang pada obyek yang sedang diamati. 4) Memasang preparat pada meja
benda. 5) Pada saat mengamati obyek, memulai dengan perbesaran lemah (4 x 10) dengan
cara memutar sekrup kasar mikroskop. 6) Obyek dapat diperbesar atau diperjelas dengan
menambah ukuran lensa okuler. Penambahan ukuran lensa okler dilakukan dengan
menggeser revolver. 7) Perubahan lensa okuler menyebabkan obyek yang telah tampak pada
perbesaran lemah akan menjadi kabur. Obyek yang menjadi kabur dapat diperjelas dengan
menggeser sekrup halus. Sekrup kasar mikroskop sebaiknya tidak digunakan ketika
memperjelas obyek. Penggunaan sekrup kasar pada perbesaran kuat dapat menyebabkan
pecahnya kaca benda atau preparat yang sedang diamati. (Shofyan, 2011) Dalam
mengoperasikan mikroskop terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar kondisi
mikroskop tetap aman, antara lain; 1) Memengang erat-erat mikroskop denganm satu tangan
dan tangan yang lain untuk menyangga kaki mikroskop, dan harus dalam posisi tegak 2)
Meja preparat harus tetap horizontal untuk mencegah jatuhnya preparat 3) Membersihkan
lensa hanya dengan kertas/kain khusus untuk lensa 4) Membiasakan kedua mata tetap terbuka
ketika mengamati preparat 5) Seterlah menggunakan mikroskop, memutar pengatur kasar
agar terdapat jarak antara lensa obyektif dengan meja mikroskop 6) Mengatur posisi cermin
dalam posisi tegak. 7) Membersihkan lensa obyektif bila terkena minyak emersi dan
membersihkan pula meja mikroskop dari kotoran atau tumpahan medium dengan
menggunakan tissue 8) Menyimpan mikroskop dalam lemari yang telah diberi pengatur suhu.
(Tim Dosen Pembina, 2012, 3) 4. Alat dan Bahan 4.1 Alat a. Mikroskop b. Gelas Obyek dan
gelas penutup 4.2 Bahan a. Potongan kertas yang bertuliskan huruf p atau b 5. Langkah
Kerja 6. Hasil Pengamatan 6.1 Pengamatan potongan kertas bertuliskan huruf p atau b
Potongan kertas yang bertuliskan huruf p setelah diamati menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 4 x menjadi huruf d dengan sifat bayangan nyata, terbalik, diperbesar. Gambar:
Pengamatan pada huruf p Pengamatan pada huruf b p d b q Perubahan arah bayangan
ketika preparat digerser: Jika preparat digeser ke kanan bayangannya ke kiri Jika prepaat
digeser ke kiri bayangannya ke kanan Jika preparat digeser ke depan bayangannya ke
belakang Jika preparat digeser ke belakang bayangannya ke depan 6.2 Pada pengamatan
mengukur luas bidang pandang Pada saat preparat digeser ke arah kiri hingga bayangan
terletak pada batas akhir, menunjukan skala 142 mm Pada saat preparat digeser ke arah
kanan hingga bayangan terletak pada batas akhir, menunjukan skala 136 mm Pada saat
preparat dieser ke arah belakang hingga bayangan terletak pada batas akhir, menujukan skala
27 mm Pada saat preparat digeser ke arah depan hingga bayangan terletak pada batas akhir,
menunjukan skala 21 mm Sehingga dapat dihitung luas bidang pandangnya dengan rumus:
Pada saat digeser ke arah kiri kanan: d1 = 142mm 136mm r1 = d = 6mm r1 = 6 r1 =
3 mm L = r2 = 3,14 . 32 = 28,26 mm2 Pada saat digeser ke arah depan belakang: d1=
27mm 21mm r1 = d = 6mm r1 = 6 r1 = 3 mm L = r2 = 3,14 . 32 = 28,26 mm2 7.
Pembahasan Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat, atau mengenali bendabenda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Dengan adanya mikroskop
diperoleh perbesaran sehingga memungkinkan untuk mengamati organisme dan struktur yang
tidak dapat tampak dengan mata. Berdasarkan kegiatan pengamatannya mikroskop dibedakan
menjadi, mikroskop diseksi yang mana digunakan untuk mengamati bagian permukaan dan
mikroskop monokuler serta binokuler digunakan untuk melihat bagian dalam sel. Mikroskop
monokuler hanya memiliki satu lensa yaitu lensa okuler sedangkan, mikroskop binokuler
memiliki dua lensa okuler. Pada praktikum kali ini, mengamati sifat-sifat bayangan pada

huruf p adan b, mengetahui komponen komponen pada mikroskop dan mengukur luas
bidang pandang dengan menggunkakan mikroskop binokuler. Dalam hasil pengamatan kali
ini huruf p ketika diamati menggunakan mikroskop terlihat menjadi d dan pada huruf b
terlihat menjadi huruf q. hal ini disebabkan karena kedua lensa yaitu lensa okuler dan lensa
obyektif merupakan lensa cembung. Lensa obyektif mempunyai sifat nyata, terbalik,
diperbesar sedangkan lensa okuler mempunyai sifat maya, terbalik, diperbesar. Hal ini
dipengaruhi oleh perbesaran suatu mikroskop, yang mana merupakan hasil dari dua sistem
lensa yaitu lensa obyektif dan lensa okuler yang terletak dibagian atas didekat mata. Lensa
obyektif bekerja mengatur fokus sinar lampu pada obyek yang ditempatkan dibelakang titik
fokus F1 dan memperbesar obyek sehingga mengahasilkan bayangan nyata yang
diproyeksikan pada bidang fokal dari lensa okuler. Bayangan nyata yang terletak didepan titik
fokal F1 dari lensa okuler diperbesar oleh lensa okuler sehingga membentuk bayangan semu
(maya) yang mana dapat dilihat oleh mata. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa total
pembesaran merupakan hasil dari pembesaran lensa okuler dan lensa obyektif. Sehingga pada
mikroskop cahaya, mempunyai sifat bayangan sementara yaitu semu, terbalik, diperbesar.
Ketika menggeser preparat dari kiri ke kanan pergeseran bayangan menjadi ke arah kiri,
sedangkan saat menggeser preparat dari kanan ke kiri pergeseran bayangannya menjadi ke
arah kanan. Begitu pula apabila kita menggeser preparat dari depan ke belakang
pergeserannya menjadi ke depan dan ketika menggeser preparat dari belakang ke depan
pergeseran bayangan menjadi ke depan. Hal ini membuktikan bahwa pergerakan bayangan
berlawanan dengan arah pergerakan preparat. Mengukur Luas bidang pandang Pada saat
menghitung luas bidang pandang pada mikroskop, kita harus memperhatikan meja obyek atau
meja mikroskop yang mana terdapat skala yang terletak di sisi kiri dan di sisi belakang
dimana skala ini menentukan dua sumbu. Skala tersebut menunjukkan angka yang dihasilkan
oleh bayangan batas terakhir huruf terlihat ketika menggeser meja mikroskop dengan
menggunakan pemutarnya. Dengan menggeser meja preparat ke arah kiri sampai batas
terakhir huruf terlihat, arah bayangannya ke arah kanan dan skala akan menunjukkan angka
yang terbentuk. Apabila kita menggeser meja preparat ke arah kanan, bayangannya ke arah
kiri sehingga didapatkan skala yang ditunjukan oleh terbentuknya bayangan tersebut. Pada
saat menggeser meja preparat ke arah depan, bayangan yang diperoleh yaitu ke arah belakang
sehingga didapatkan skala yang ditunjukan oleh terbentuknya bayangan tersebut. Begitu juga
apabila meja mikroskop digeser ke arah belakang, maka bayangan yang terbentuk berada di
arah depan, sehingga diperoleh skala yang ditunjukan oleh terbentuknya bayanagan tersebut.
Setelah mendapatkan skala dari batas kanan, kiri, depan dan belakang, kita menghitung
selisihnya untuk mendapatkan diameter. Batas kanan dengan kiri dihitung selisihnya yang
mana nantinya akan mendapat d1, begitu pula dengan batas depan dan belakang dihitung pula
selisihnya dan akan mendapatkan d2. Setelah mendapatkan diameter dari arah kanan-kiri dan
depan-belakang, kita dapat mencari jari-jari, yang mana jari-jari akan dibutuhkan untuk
menghitung luas bidang pandang dengan menggunakan rumus: Dimana, sudah menjadi
ketentuan yaitu 3,14. 8. Kesimpulan dan Saran a. Kesimpulan : Dari hasil pengamatan maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Mikroskop merupakan alat bantu yang
memungkinkan kita untuk dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil yang tidak
dapat dilihat dengan mata telajang 2) Berdasarkan jumlah lensa okulernya, mikroskop
dibedakan menjadi dua yaitu mikroskop monokuler, hanya memiliki satu lensa okuler
mikroskop binokuler, memiliki dua lensa okuler 3) Komponen komponen mikroskop terdiri
atas bagian optik dan bagian mekanis. c) Bagian Optik Cermin Lensa Kondensor Lensa
Obyektif Lensa Okuler Diafragma Reflektor d) Bagian Mekanis Tabung Mikroskop
Kaki Mikroskop Makrometer(Pemutar Kasar) Mikrometer(Pemutar Halus) Revolver
Meja Mikroskop Penjepit Kaca 4) Sifat banyangan yang terbentuk: Pada lensa okuler :
Maya, terbalik, diperbesar Pada lensa obyektif : Nyata, terbalik, diperbesar 5) Total

pembesaran merupakan hasil dari pembesaran lensa obyektif dan lensa okuler, sehingga
bayangan yang terbentuk pada mikroskop adalah Maya, terbalik dan diperbesar 6)
Memperhatikan cara menggunakan mikroskop yang sistematis ialah penting agar diperoleh
daya pisah yang maksimal. b. Saran Diperlukannya ketelitian pada saat melakukan
pengamatan Pemahaman cara kerja dan penggunaan mikroskop penting untuk dilakukan
DAFTAR PUSTAKA Ahastaman. 2011. FUNGSI MIKROSKOP.
http://www.slideshare.net/ahastaman/fungsi-mikroskop. (di akses 13 oktober 2012) Faradiaz,
Srikandi, 1992. MIKROBIOLOGI PANGAN 1. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ika,
2009. PENGERTIAN MIKROSKOP. http://ikamada-ipa.blogspot.com/2011/09/laporanpraktiku m-biologi-pertama.html. (di akses 20 oktober 2012) Jutono dkk, 1980. PEDOMAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM (untuk perguruan tinggi). Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Nasir, Mochamad, 1993. PENUNTUN PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM. Fakultas Biologio UGM. Yogyakarta Shofyan.2011. Cara Menggunakan
Mikroskop. http://upile.blogspot.com/2011/11/tata-cara-m enggunakan-mikroskop-yang.html.
(di akses 13 oktober 2012) TIM DOSEN PEMBINA, 2012. PETUNJUK PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR. Fakultas Biologi UNEJ, Jember.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Anda mungkin juga menyukai