Resonansi Bunyi
(PERCOBAAN-GB2)
NIM : 205090100111016
Fak/Jurusan : MIPA/Biologi
Kelompok : 01
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Resonansi Bunyi
NIM : 205090100111016
Fak/Jurusan : MIPA/Biologi
Kelompok : 01
Catatan :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
PENDAHULUAN
n = 0,1,2,.... .
Dapat dipahami dari persamaan diatas bahwa resonansi pertama terdapat pada titik dengan panjang
kolom L1 = ¼ 𝜆, dan resonansi berikutnya dapat dilihat seperti gambar 1.2.1 diatas.
BAB II
METODOLOGI
Pengukuran diameter dalam dari tabung degan jangka sorong, dicatat hasil
pengukuran sebagai D, dilakukan sebanyak 3 kali dengan posisi berbeda
Langkah 4-6 diulangi beberapa kali guna ditentukan titik resonansi berikutnya
sejauh panjang pipa resonansi memungkinkan
Ulangi 4-7 untuk garputala yang lain, baik yang diketahui
frekuensinya maupun yang belum
3.2 Perhitungan
3.2.1 Garputala dengan frekuensi 512 Hz
n f (Hz) L (m) 𝝀 (m) [𝝀 − 𝛌̅ ]2 m2 v (m/s) [v - 𝐯̅ ]2 m2/s4
1 3,50 x 10-2 6,33 x 10-2 1,69 x 10-4 32,427 44,411
2 512 7,50 x 10-2 7,00 x 10-2 4,03 x 10-5 35,840 10,568
3 1,55 x 10-1 9,57 x 10-2 3,75 x 10-4 49,006 98,306
4(𝐿𝑛 + 𝐾)
𝜆𝑛 = = (𝑚 )
2𝑛 + 1
4 𝑥 (3,50 𝑥 10−2 + 1,25 𝑥 10−2 )
𝜆1 = = 6,33 𝑥 10−2 (𝑚)
2𝑥 1+1
4 𝑥 (7,50 𝑥 10−2 + 1,25 𝑥 10−2 )
𝜆2 = = 7,00 𝑥 10−2 (𝑚)
2𝑥2+1
4 𝑥 (1,55 𝑥 10−1 + 1,25 𝑥 10−2 )
𝜆3 = = 9,57 𝑥 10−2 (𝑚)
2𝑥3+1
𝛴𝜆
𝜆̅ = = (𝑚 )
𝑁
(6,33 𝑥 10−2 + 7,00 𝑥 10−2 + 9,57 𝑥 10−2 )
𝜆̅ = = 7,63 𝑥 10−2 (𝑚)
3
𝛴[ 𝜆 − 𝜆̅ ]2
𝛿𝜆 = √ = (𝑚 )
𝑛−1
(1,69 𝑥 10−4 + 4,03 𝑥 10−5 + 3,75 𝑥 10−4 )
𝛿𝜆 = √ = 0,0171 𝑚
3−1
𝛿ƛ
𝐾𝑟 𝜆 = ̅ × 100% = (%)
𝝀
0,0171
𝐾𝑟 𝜆 = × 100% = 22,4%
0,0763
𝜆 = (𝜆̅ ± 𝛿𝜆) (𝑚)
𝜆 = (0,0763 ± 0,0171) (𝑚)
4𝑓 (𝐿𝑛 + 𝐾 )
𝑣𝑛 = (𝑚/𝑠)
2𝑛 + 1
4 𝑥 512 𝑥 (3,50 𝑥 10−2 + 1,25 𝑥 10−2 )
𝑣1 = = 32,427 𝑚/𝑠
2𝑥1+1
𝑣2 = 35,840 𝑚/𝑠
𝑣3 = 49,006 𝑚/𝑠
𝛴𝑣
𝑣̅ = = (𝑚 ⁄𝑠 )
𝑁
(32,427 + 35,840 + 49,006)
𝑣̅ = = 39,091 𝑚/𝑠
3
𝛴[ 𝑣 − 𝑣̅ ]𝟐
𝛿𝑣 = √ = (𝑚 )
𝑛−1
𝛿𝑣
𝐾𝑟 𝑣 = 𝑥 100% = (%)
𝑣̅
8,755
𝐾𝑟 𝑣 = 𝑥 100% = 22,40%
39,091
𝑣 = (𝑣̅ ± 𝛿𝑣) 𝑚/𝑠
𝑣 = (39,091 ± 8,755) 𝑚/𝑠
3.2.2 Garputala dengan frekuensi X (belum diketahui)
𝑣 = 340 𝑚/𝑠
n L(m) λ (m) [𝝀 − 𝛌̅ ]2 m2 f (Hz) [ f − 𝐟 ̅ ]2 Hz
1 6,17 x 10-2 9,89 x 10-2 2,93 x 10-4 3438 221050
2 1,48 x 10-1 1,29 x 10-1 1,60 x 10-4 2643 105529
3 1,98 x 10-1 1,20 x 10-1 1,99 x 10-5 2823 21114
𝛴[ 𝜆 − 𝜆̅ ]2
𝛿𝜆 = √ = 0,0154 𝑚
𝑛−1
𝛿ƛ
𝐾𝑟 𝜆 = ̅ × 100% = 13,25%
𝝀
𝜆 = (0,116 ± 0,0154) 𝑚
(2𝑛 + 1)
𝑓𝑛 = 𝑣 = (𝐻𝑧)
4(𝐿𝑛 + 𝑘)
(2 𝑥 1 + 1)
𝑓1 = 𝑥 340 = 3438 𝐻𝑧
4 𝑥 (6,17 𝑥 10−2 + 1,25 𝑥 10−2 )
𝑓2 = 2643 𝐻𝑧
𝑓3 = 2823 𝐻𝑧
𝛴𝑓
𝑓̅ = = 2968 𝐻𝑧
𝑁
𝛴[ 𝑓 − 𝑓 ̅ ]𝟐
𝛿𝑓 = √ = 417 𝐻𝑧
𝑛−1
𝛿𝑓
𝐾𝑟 𝑓 = 𝑥 100% = 14,05%
𝑓̅
𝑓 = (𝑓 ̅ ± 𝛿𝑓) 𝐻𝑧 = (2968 ± 417) 𝐻𝑧
3.3 Pembahasan
3.3.1 Analisa Prosedur
3.3.1.1 Fungsi Alat
Diperlukan alat dan bahan saat percobaan untuk pengukuran diantaranya
pipa/tabung resonansi yang berfungsi sebagai tempat terjadinya resonansi. Air
yang dimasukkan ke dalam tabung resonansi, berfungsi sebagai penentu panjang
kolom udara pada tabung (L). Wadah air berfungsi sebagai pengatur ketinggian
permukaan air dalam tabung resonansi. Selang sebagai penyambung sekaligus
saluran air antara tabung dengan wadah air. Meteran berfungsi sebagai alat ukur
panjang kolom udara pada tabung. Jangka sorong berfungsi sebagai alat ukur
diameter lubang tabung resonansi. Garputala diketahui frekuensi berfungsi untuk
penentuan kecepatan gelombang suara (v), sedangkan garputala X (belum
diketahui frekuensi) sebagai objek yang akan dicari frekuensinya. Terakhir
pemukul garputala sebagai alat pukul garputala.
Pada percobaan kali ini, didapatkan data perhitungan kecepatan rambat bunyi
diudara (v) yaitu sebesar 39,091 𝑚/𝑠. Data tersebut sangat jauh perbedaannya jika
dibandingkan dengan ketetapan v seharusnya yang sebesar 340 m/s. Sehingga terdapat
dua kemungkinan yang dapat disimpulkan, yaitu antara cepat rambat bunyi diudara
memang dapat berbeda-beda pada setiap tempat atau terdapat kesalahan perhitungan
maupun pengambilan data. Jika memang terdapat kesalahan pengambilan data, maka
terdapat banyak faktor yang menyebabkannya. Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu
faktor kondisi lingkungan percobaan, faktor human error, atau juga faktor alat yang
digunakan. Kondisi lingkungan percobaan berpengaruh terhadap hasil yang didapatkan,
kesalahan data dapat disebabkan karena tingkat kebisingan pada lingkungan terlalu besar
sehingga berpengaruh terhadap peristiwa resonansi. Faktor human error seperti ketidak
fokusan praktikan dalam penggambilan data atau kesalahan dalam perhitungan juga
berpengaruh terhadap hasil. Alat yang digunakan merupakan buatan manusia, sehinnga
mungkin juga dalam penggunaannya dapat timbul kesalahan.
Untuk ditentukannya frekuensi dari garputala X (belum diketahui frekuensi).
Pertama dilakukan pencarian panjang kolom udara (L) pada saat terjadi resonansi
pertama hingga ketiga. Dari data tersebut dilakuakan perhitungan 𝜆 dengan rumus yang
telah ditentukan, maka akan didapatkan data 𝜆1 , 𝜆2 , 𝜆3 . Data tersebut kemudian dirata-
rata, setelah itu dapat dicari frekuensi garputala X dengan rumus yang telah ditentukan.
Aplikasi penggunaan analisis resonansi dalam kehidupan sehari-hari dapat
dijumpai pada kegiatan sebagai berikut. Pertama, pembangunan jembatan dan gedung,
analisis resonansi berguna untuk penentuan kekokohan bangunan tersebut, agar nantinya
jika terdapat getaran seperti gempa bumi atau faktor lain bangunan tersebut dapat tetap
bertahan. Kedua, rancangan ruangan auditorium atau sejenisnya juga diperlukan analisis
resonansi, agar kualitas suara dalam ruangan tersebut baik dan tidak terdapat gema dsb.
Ketiga pada pembuatan gitar, resonansi merupakan faktor kuat yang menyebabkan gitar
dapat berbunyi nyaring, resonansi terjadi pada kolom udara yang terdapat pada tubuh
gitar tersebut.
Terdapat banyak fungsi garputala selain sebagai alat dalam percobaan kali ini.
Seperti digunakan dalam bidang kesehatan, garputala digunakan oleh dokter sebagai alat
uji pendengaran pada lansia. Garputala juga digunakan sebagai alat musik, garputala
dengan frekuensi berbeda-beda tentunya dapat menghasilkan nada yang berbeda pula.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, dapat dikatakan resonansi adalah peristiwa penguatan
gelombang bunyi oleh gelombang bunyi lain yang sefasa. Selain itu, praktikan dapat
menentukan cepat rambat bunyi di udara dan frekuensi sebuah garputala dengan prinsip tabung
resonansi, didapatkan nilai v sebesar 39,091 𝑚/𝑠. Juga dapat disimpulkan bahwa cepat rambat
udara dapat dipengaruhi oleh fakor lingungan seperti tingkat kebisingan, dll. Selain itu dapat
disimpulkan juga jika frekuensi setiap benda berbeda-beda, didapatkan frekuensi garputala
sebesar 2968 Hz dengan cara mengukur L tabung dan 𝜆 gelombang.
4.2 Saran
Pada saat percobaan dilakukan, masih terdapat pandemi covid-19 yang menyebabkan
percobaan dilakukan secara daring. Hal ini menyebabkan praktikan tidak dapat melihat
gamabran secara langsung. Juga pada video percobaan penjelasan masih terlalu singkat. Saran
saya sebaiknya video percobaan diproduksi ulang dengan langkah-langkah yang lebih rinci
lagi.
Daftar Pustaka
Giancoli, Douglas C. 2014. Physics Principles with Applications. Pearson Education, Inc. New
York
Lambaga, Ilham A. 2019. Tinjauan Umum Konsep Fisika Dasar. Deepublish. Yogyakarta
Serway, Raymond A. & Chris Vuille. 2007. Essentials of College Physics. Thomson Learning,
Inc. Belmond
Lampiran
(Giancoli, 2014)
(Serway & Vuille, 2007)
(Serway & Vuille, 2007)
(Lambaga, 2019)
Gambar 1.0 Simulasi tabung resonansi dengan garpu tala f = 440 Hz, L = 57 cm, untuk posisi
perut gelombang resonansi tabung ke-2
Tugas Pendahuluan