Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(RESONANSI BUNYI)

(PERCOBAAN-GB 2)

Nama : Fahra Khairani

NIM : 205090101111024

Fak/Jurusan : FMIPA/BIOLOGI

Kelompok :4

Tgl.Praktikum : 12 Oktober 2020

Nama Asisten : Dinda Ega Fajarwati

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2020
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(RESONANSI BUNYI)

Nama : Fahra Khairani

NIM : 205090101111024

Fak/Jurusan : FMIPA/BIOLOGI

Kelompok :4

Tgl. Praktikum : 12 Oktober 2020

Nama Asisten : Dinda Ega Fajarwati

Catatan :

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Paraf Paraf Nilai


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan percobaan ini adalah dapat diketahuinya fenomena resonansi bunyi di dalam suatu
tabung, serta didapatkan nilai cepat rambat bunyi di udara dan frekuensi dari garputala.

1.2 Dasar Teori


Bunyi merupakan salah satu gelombang longitudinal, seperti yang disebutkan oleh Marcus
Vitruvins, bunyi dapat terjadi ketika suatu benda bergetar dan udara disekitarnya itu bergerak,
bunyi dapat didengarkan oleh manusia dengan frekuensi 15 hz -15 khz. intensitas bunyi yang
dimiliki manusia sekitar 10-12 watt/𝑚2 , Bunyi yang dapat didengarkan oleh manusia terjadi
ketika adanya perambatan energi dan kemudian energi tersebut di olah oleh membran timpani
lalu di sampaikan ke otak oleh saraf auditori (Vepa,2010).

Garpu tala jika digetarkan dengan getaran lemah, maka akan menghasilkan simpangan yang
lemah sehingga amplitude yang dihasilkan juga rendah, sama seperti prinsip pada gitar jika
gitar dipetikan secara keras, maka simpangan yang dihasilkan besar dan amplitudonya pun
besar, maka kuat lemahnya bunyi yang dihasilkan tergantung oleh amplitude (Jumini ,2018).

Keadaan dimana digetarkannya suatu benda disebut resonansi, dari digetarkannya benda
akan dihasilkan suatu bunyi. Seberapa kuat bunyi itu ditentukan oleh seberapa keras benda
tersebut digetarkan, gelombang udara bergerak di udara dengan kecepatan terbatas yaitu 331
m/s, Oksigen murni dengan kecepatan 316 m/s, Kecepatan gelombang udara di air adalah 1498
m/s, hydrogen sebesar 1284 m/s , dan kecepatan yang jauh lebih tinggi yaitu kecepatan
gelombang udara pada di logam adalah alumunium sebesar 5100 m/s, dan pada besi sebesar
5000 m/s. dalam gelombang bunyi dibutuhkan media rambat, kecepatan gelombang tergantung
pada kepadatan dan elastisitas zat atau media yang dilaluinya (Vepa,2010).
Hubungan antara panjang, dan kecepatan gelombang dan frekuensi dapat dituliskan dengan
rumus
𝑎 1 𝑣
𝑓= 𝑑= .
𝜆 2𝜋 𝑓

Dimana 𝑓 untuk Frekuensi yang dihasilkan gelombang suara dikutip dengan satuan Hz atau
siklus perdetiknya adalah CPS, 1000 Hz dapat di tuliskan dengan 1kHz, jarak antara dua puncak
dan lembah suatu gelombang udara adalah panjang gelombang atau 𝜆 , panjang gelombang
dipengaruhi oleh seberapa cepat gelombang tersebut bergerak (Rumsey,2012).
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini adalah, jangka sorong, pemukul,
garputala, garputala tanpa frekuensi, tabung resonansi, air, teko, mistar , dan selang kecil.

2.2 Tata Laksana Percobaan


2.2.1 Percobaan dengan frekuensi diketahui

Diukur bagian diameter atas tabung dengan jangka sorong untuk didapatkannya ukuran
diameter dari tabung yang digunakan

Diisikan tabung dengan air hingga bibir permukaan tabung resonansi terisi air, tetapi
jangan sampai tumpah dengan diaturnya teko dan selang kecil pada tabung.

Digetarkannya garputala yang telah diketahui frekuensinya yaitu 512 hz, dengan pemukul
garputala

Garputala yang digetarkan kemudian didekatkan ke tabung resonansi

Garputala yang sudah digetarkan kemudian didekatkan ke tabung resonansi.

Dengan pertolongan media selang dan teko, diturunkannya permukaan air perlahan-lahan
sehingga pada suatu tinggi tertentu akan terjadi dengungan suara. Ini merupakan
resonansi ordo pertama
Setelah diketahui suara dengungan, kemudian dicatatnya data yang telah diperoleh

Kemudian diturunkan kembali permukaan air, hingga terjadi ordo kedua, lalu dicatatnya
data yang telah diperoleh.

Diulanginya percobaan ini sebanyak tiga kali.

2.2.1 Percobaan dengan frekuensi tidak diketahui

Diukur bagian diameter atas tabung dengan jangka sorong untuk didapatkannya ukuran
diameter dari tabung yang digunakan

Diisikan tabung dengan air hingga bibir permukaan tabung resonansi terisi air, tetapi
jangan sampai tumpah dengan diaturnya teko dan selang kecil yang terhubung pada
tabung.

Digetarkannya garputala yang tidak diketahui frekuensinya dengan pemukul garputala

Garputala yang digetarkan kemudian didekatkan ke tabung resonansi


Dengan pertolongan media selang dan teko, diturunkannya permukaan air perlahan-lahan
sehingga pada suatu titik tertentu akan terjadi dengungan suara. Ini merupakan resonansi
ordo pertama

Garputala yang sudah digetarkan kemudian didekatkan ke tabung resonansi.

Setelah diketahui suara dengungan, kemudian dicatatnya data yang telah diperoleh.

Diulanginya percobaan ini sebanyak tiga kali


BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Percobaan

3.2 Perhitungan
3.2.1 Garputala dengan frekuensi 512 Hz
n f (Hz) L (m) 𝝀 (m) [𝝀 − 𝛌̅ ]2 m2 v (m/s) [v - 𝐯̅ ]2 m2/s4
1 0.07 0.11 [0.11 − 0.14]2 m2 57.54 [57.54 − 72.75]2 m2/s4
2 512 0.18 0.16 [0.16 − 0.14]2 m2 79.58 [79.58 − 72.75]2 m2/s4
3 0.263 0.16 [0.16 − 0.14]2 m2 81.13 [81.13 − 72.75]2 m2/s4

4(𝐿𝑛 + 𝐾; )
𝜆𝑛 = = (𝑚)
2𝑛 + 1
4(0,07 + 0,0143)
𝜆1 = = 0,11 (𝑚)
2+1
𝜆2 = 0.16 𝑚
𝜆3 = 0.16 𝑚
𝛴𝜆
̅𝜆 = = (𝑚)
𝑁
0.11 + 0.16 + 0.16 0.43
𝜆̅ = = = 0.14 (𝑚)
3 3
2
√ 𝛴[ 𝜆 − 𝜆̅ ]
𝛿𝜆 =
𝑛−1

(|0.11 − 0.14 |)2 + ( |0.16 − 0.14|)2 + (|0.16 − 0.14|)2


=√
2

=0.025 m
𝛿ƛ
𝐾𝑟 𝜆 = × 100% = (%)
𝝀̅
0.025
𝐾𝑟 𝜆 = × 100% = 18 (%)
0.14
𝜆 = (0.14 ± 0.025) (𝑚)

4(512)(0.07 + 0.0143)
𝑣1 = = 57.54 (𝑚/𝑠)
2+ 1
𝑣2 = 79.58 𝑚/𝑠
𝑣3 = 81.13 𝑚/𝑠
𝛴𝑣
𝑣̅ = = (𝑚⁄𝑠)
𝑁
57.54 + 79.58 + 81.13
𝑣̅ = = 72.75(𝑚⁄𝑠)
3
𝛴[ 𝑣 − 𝑣̅ ]𝟐
𝛿𝑣 = √ = (𝑚)
𝑛−1

= 13.20 m/s
13.20
𝐾𝑟 𝑣 = 𝑥 100% = 18 (%)
̅̅̅̅̅̅̅
72.75
𝑣 = (72.75 ± 13.20) (𝑚/𝑠)

3.2.2 Garputala dengan frekuensi X (Belum diketahui)


v = 340 m/s
n L(m) λ (m) [𝝀 − 𝛌̅ ]2 m2 f (Hz) [ f − 𝐟 ̅ ]2 Hz
1 0.0267 0.05 2 2
[0.05-0.04] m 6219.512 [6219.512-7939]2 Hz
2 0.04067 0.04 2 2
[0.04-0.04] m 7731.49 [6219.512-7939]2 Hz
3 0.046 0.03 2 2
[0.03-0.04] m 9867.33 [6219.512-7939]2 Hz

4(0.0267 + 0.0143)
𝜆1 = = 0.05 (𝑚)
2+1
𝜆2 = 0.04 m
𝜆3 = 0.03 m

0.05 + 0.04 + 0.03 0.12


𝜆̅ = = = 0.04 (𝑚)
3 3
𝛴[ 𝜆 − 𝜆̅ ]2
𝛿𝜆 = √ = (𝑚)
𝑛−1

(|0.05 − 0.04 |)2 + ( |0.04 − 0.04|)2 + (|0.03 − 0.04|)2


= √
2

= 0.01 m
0.01
𝐾𝑟 𝜆 = 𝑥 100% = 25 (%)
̅̅̅̅̅̅
0.04

𝜆 = (0.04 ± 0.01) (𝑚/𝑠)


(2 + 1) 1020
𝑓1 = 340 = = 6219.512 𝐻𝑧
4(0.0267 + 0.0143) 0.164

𝑓2 = 7731.49 𝐻𝑧

𝑓3 = 9867.33 𝐻𝑧

𝛴𝑓
𝑓̅ = = (𝐻𝑧)
𝑁

6219.512 + 7731.49 + 9867.33


𝑓̅ = = 7939 (𝐻𝑧)
3

𝛴[ 𝑓 − 𝑓 ̅ ]𝟐
𝛿𝑓 = √ = (𝐻𝑧)
𝑛−1

(|6219.512 − 7939 |)2 + ( |7731.49 − 7939|)2 + (| 9867.33 − 7939|)2


= √
2

= 1832.78 𝐻𝑧
1832.78
𝐾𝑟 𝑓 = 𝑥 100% = 23%
7939
𝑓 = (7939 ± 1832.78) 𝐻𝑧
3.3. Pembahasan
3.3.1 Analisa Prosedur
Dalam melakukan kegiatan praktikum resonansi bunyi diperlukan alat dan bahan,
diantaranya adalah tabung resonansi, garputala dengan frekuensi dan tanpa frekuensi
untuk dikeluarkannya bunyi getaran (resonansi) jangka sorong untuk diukurnya diameter
tabung, pemukul garputala untuk dipukulnya garputala agar terjadi resonansi ditabung
resonansi, tabung resonansi untuk diukurnya kecepatan rambat gelombang, air,
digunakan untuk media rambat gelombang, teko untuk ditampungnya air, mistar untuk
diukurnya panjang resonansi yang terjadi dan selang kecil agar air ditabung berkurang.

Dalam melakukan kegiatan praktikum resonansi bunyi, terlebih dahulu siapkan alat
dan bahan yang dibutuhkan, lalu diukurnya diameter tabung resonansi dengan jangka
sorong agar diperoleh nilai D, lalu dimasukan air kedalam tabung resonansi sampai
penuh namun jangan tumpah, teko dan selang yang sudah dihubungkan dengan tabung,
diangkat perlahan, disiapkan garpu tala dan pemukul garputala, dan dipukulnya
garputala kemudian didekatkan ke tabung resonansi agar terjadinya peristiwa resonansi
bunyi dalam tabung, air pada tabung diturunkannya secara perlahan dengan cara
diturunkannya teko secara perlahan untuk diketahuinya dimana titik resonansi, diamati
permukaan resonansi agar diketahui bunyi yang terdengar paling keras , dan dicatat
sebagai nilai , kemudian langkah tersebut diulangi agar frekuensi garputala dapat
diketahui.

3.3.2 Analisa Hasil

Dalam percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data dari garputala yang diketahui
frekuensinya sebesar 512 Hz, dari perhitungan tersebut didapatkan data berupa nilai
panjang gelombang, rata-rata panjang gelombang, simpangan ,koefisien ralat, serta cepat
rambat , rata rata cepat rambat, simpangan dan koefisien ralat, untuk cepat rambat hasil
yang didapat dari v1 adalah 57.54 m/s v2 adalah 79.58 m/s dan v3 sebesar 81.13 m/s.
Nilai cepat rambat di udara adalah 340 m/s, maka dari data yang telah dihitung didapatkan
ketidaksesuaian dengan besar cepat rambat bunyi di udara. Faktor resonansi bunyi
dipengaruhi oleh suhu, karena semakin tinggi suhu maka cepat rambat bunyi semakin
cepat, sedangkan jika suhu rendah maka cepat rambat akan semakin lambat, lalu ada
frekuensi yang digetarkan oleh suatu benda, semakin kencang benda digetarkan maka
resonansi yang terjadi akan semakin sering, dan jika digetarkan secara lambat maka
resonansi yang terjadi akan semakin jarang, sehingga membuat suara yang dihasilkan
kurang didengar.

Prinsip kerja resonansi bunyi adalah ketika adanya suara lebih nyaring saat di tabung
resonansi, ditandai dengan suara akan semakin kuat jika pipa yang tertutup ada pada
simpul gelombang dan yang terbuka ada pada perut gelombang, sehingga menghasilkan
gelombang yang sefasa di dalam pipa dan dapat memperkuat resonansi bunyi, dari hal
tersebut dapat ditentukan berapa panjang gelombang, dan dapat ditentukan frekuensi dari
garputala dengan menggunakan rumus

(2𝑛 + 1)
𝑓𝑛 = 𝑣 = (𝐻𝑧)
4(𝐿𝑛 + 𝑘)

Resonansi bunyi digunakan dalam berbagai bidang, seperti bidang industri, dibidang
industri diantaranya resonansi bunyi dapat dimanfaatkan untuk kacamata tunanetra, alat
untuk dideteksinya kerusakan organ, dibidang medis digunakan untuk ultrasonografi atau
USG berfungsi untuk mendeteksi bagian dalam tubuh, dimanfaatkan untuk dideteksinya
kerusakan pada logam, lalu untuk diukurnya kedalaman laut, dibidang musik atau seni
resonansi bunyi digunakan pada alat musik petik seperti gitar, tiup seperti suling, dan alat
musik pukul seperti gendang.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Keadaan dimana digetarkannya suatu benda disebut resonansi, dari digetarkannya


benda akan dihasilkan suatu bunyi. Seberapa kuat bunyi itu ditentukan oleh seberapa
keras benda tersebut digetarkan, gelombang udara tergerak di udara dengan kecepatan
terbatas yaitu 340 m/s, untuk cepat rambat hasil yang didapat dari v1 adalah 57.54 m/s v2
adalah 79.58 m/s dan v3 sebesar 81.13 m/s. Nilai cepat rambat di udara adalah 340 m/s,
maka dari data yang telah dihitung didapatkan ketidaksesuaian dengan besar cepat rambat
bunyi di udara, factor yang bisa dipengaruhinya ketidaksesuaian adalah suhu, dan
frekuensi dari garputala. Cara diketahuinya frekuensi garputala dan dapat ditentukan
frekuensi dari garputala dengan menggunakan rumus

(2𝑛 + 1)
𝑓𝑛 = 𝑣 = (𝐻𝑧)
4(𝐿𝑛 + 𝑘)
Dari perhitungan data yang diperoleh didapatkan hasil frekuensi garputala tanpa
diketahuinya frekuensi dengan f1 sebesar 6219.512 Hz, f2 sebesar 7731.49 Hz, dan f3
sebesar 9867.33 Hz

4.2 Saran

Dalam melakukan praktikum resonansi bunyi usahakan untuk teliti membaca alat
dan gunakan alat yang berfungsi dengan baik dan hindari keramaian sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam diukurnya data praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Francis Rumsey, T. M. (2012). Sound And Recording An Introduction. Oxford: Focal Press.
Jumini, S. (2018). Fisika Kedokteran . Wonosobo: Mangkubumi.
Vepa, R. (2010). Dynamics Of Smart Structure. First Edition. UK: John Wiley & Sons Lid.
LAMPIRAN

(Jumini,2018).
(Jumini,2018).

(Vepa,2010).
(Rumsey,2012).
.PRE TEST
TUGAS PENDAHULUAN
(Gambar1 : Praktikum Resonansi Bunyi Fisika Dasar).

Anda mungkin juga menyukai