Anda di halaman 1dari 6

JURNAL PRAKTIKUM

RESONANSI GELOMBANG BUNYI

MUHAMMAD RAFA IHSANUDDIN YAZZAR


1101220011
KELOMPOK TT10B

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS TELKOM
2022/2023
A. TUJUAN
 Memahami peristiwa resonansi gelombang bunyi
 Menentukan kecepatan rambat bunyi dalam udara
 Memahami pengaruh perubahan suhu terhadap cepat rambat bunyi

B. DASAR TEORI
Resonansi sendiri adalah peristiwa bergetarnya suatu benda yang disebabkan karena
pengaruh benda lain yang bergetar dengan frekuensi sama dengan sumbernya. Sedangkan
resonansi gelombang bunyi (RGB) adalah ikut bergetarnya molekul udara dengan frekuensi sama
dengan sumber bunyi, secara fisik perisiwa ini dapat diketahui dengan bertambah kerasnya suara
sumber. Bunyi berasal dari sesuatu yang bergetar, sumber getaran tersebut dapat berasal dari
dawai dan tabung udara seperti pada pipa organa. Panjang gelombang berbanding lurus dengan
cepat rambat gelombang, semakin panjang suatu gelombang maka semakin besar juga cepat
rambat suatu gelombang. Adapun alat ukur yang dipakai adalah Audio Frequency Generator
(AFG), yaitu sebuah alat untuk menghasilkan gelombang dengan amplitude (A), frekuensi (f), dan
bentuk gelombang yang bisa kita atur.

C. PENGOLAHAN DATA
a. Secara Grafis

Tabel data 1 dengan frekuensi (f1) = 650 Hz


Panjang Resonansi ke- Permukaan Diturunkan Permukaan Dinaikkan Lm (rata-rata)
m (m) (m)
L1 0,175 0,175 0,175
L2 0,545 0,545 0,545
L3 0,92 0,92 0,92

Tabel data 2 dengan frekuensi (f2) = 750 Hz


Panjang Resonansi ke- Permukaan Diturunkan Permukaan Dinaikkan Lm (rata-rata)
m (m) (m)
L1 0,105 0,105 0,105
L2 0,34 0,34 0,34
L3 0,57 0,57 0,57
Tabel data 3 dengan frekuensi (f3) = 850Hz
Panjang Resonansi ke- Permukaan Diturunkan Permukaan Dinaikkan Lm (rata-rata)
m (m) (m)
L1 0,09 0,09 0,09
L2 0,295 0,295 0,295
L3 0,495 0,495 0,495

b. Regresi Linear
Data 1 (f1) = 650Hz

NO Xi Yi Xi² Yi² XiYi


1. 1 0,175 1 0,030625 0,175
2. 2 0,545 4 0,297025 1,09
3. 3 0,92 9 0,8464 2,76
∑ 6 1,64 14 1,17405 4,025
b = 0,3725
∆y² = 0,00000416667
∆y = 0,00204124
∆b = 0,00144337
Pelaporan : {b ± ∆b} = {0,3725 ± 0,00144337}
TK (Tingkat Ketelitian) = 99,61%

c. Analitis
V32 = 487,5 m/s
V21 = 0,37 m/s
V (rata-rata) = 243,935 m/s
∆V1 = |V (rata-rata) – V32| = 243,565
∆V2 = |V (rata-rata) – V21| = 487,13
Pelaporan : {V(rata-rata) ± ∆Vmax} = {243,935 ± 487,13}
TK (Tingkat Ketelitian} =99,696%
d. Empiris (t = 25oC)
V = 345,82374 m/s

Data 2 (f2) = 750Hz

NO Xi Yi Xi² Yi² XiYi


1. 1 0,105 1 0,011025 0,105
2. 2 0,34 4 0,1156 0,68
3. 3 0,57 9 0,3249 1,71
∑ 6 1,015 14 0,451525 2,495
b = 0,2325
∆y² = 0,00000416667
∆y = 0,00204124
∆b = 0,00144337
Pelaporan : {b ± ∆b} = {0,2325 ± 0,00144337}
TK (Tingkat Ketelitian) = 99,37%

c. Analitis
V32 = 345 m/s
V21 = 352,5 m/s
V (rata-rata) = 348,75 m/s
∆V1 = |V (rata-rata) – V32| = 3,75
∆V2 = |V (rata-rata) – V21| = 3,75
Pelaporan : {V(rata-rata) ± ∆Vmax} = {348,75 ± 3,75}
TK (Tingkat Ketelitian} =99,92%

d. Empiris (t = 25oC)
V = 345,82374 m/s
Data 3 (f3) = 850Hz

NO Xi Yi Xi² Yi² XiYi


1. 1 0,09 1 0,0081 0,09
2. 2 0,295 4 0,087025 0,59
3. 3 0,495 9 0,245025 1,485
∑ 6 0,88 14 0,34015 2,165
b = 0,9945
∆y² = 0,00000416667
∆y = 0,00204124
∆b = 0,00144337
Pelaporan : {b ± ∆b} = {0,9945 ± 0,00144337}
TK (Tingkat Ketelitian) = 99,85%

c. Analitis
V32 = 340 m/s
V21 = 348,5 m/s
V (rata-rata) = 344,25 m/s
∆V1 = |V (rata-rata) – V32| = 4,25
∆V2 = |V (rata-rata) – V21| = 4,25
Pelaporan : {V(rata-rata) ± ∆Vmax} = {344,25 ± 4,25}
TK (Tingkat Ketelitian} =98,76%

d. Empiris (t = 25oC)
V = 345,82374 m/s
D. ANALISIS
Berdasarkan perolehan data dari praktikum Resonansi Gelombang Bunyi (RGB) ini, kami
menemukan bahwa ada beberapa beberapa perbedaan resonansi disetiap frekuensinya.
Semakin besar frekuensi, maka semakin kecil juga selisih resonansi pada setiap permukaannya.
Pada percobaan frekuensi pertama hingga frekuensi ketiga, nilai pada data empiris selalu sama,
ini dikarenakan suhu ruangannya tetep dan percobaan dilakukan didalam ruangan tidak diluar
ruangan yang dimana suhunya dapat berubah-ubah setiap saat. Meskipun suhu berubah naik
turun, ini tidak merubah besar kecilnya suatu frekuensi dikarenakan tidak adanya pengaruh suhu
terhadap frekuensi. Pada praktikum ini, besar kecilnya frekuensi sangatlah berpengaruh.
Semakin besar suatu frekuensi yang dihasilkan oleh sumber bunyi, maka semakin besar juga
cepat rambat suatu bunyi merambat diudara. Air didalam tabung resonansi menggunakan cairan
air (H2O) tanpa adanya campuran zat-zat lain. Apabila air didalam tabung tadi diganti dengan zat
cair yang lebih kental, maka cepat rambat suatu bunyi resonansi akan semakin cepat akibat
partiket-partikel nya lebih padat.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan perolehan data yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa resonansi
gelombang bunyi adalah ikut bergetarnya molekul-molekul udara dengan frekuensi sama dengan
sumber bunyinya. Kecepatan rambat suatu bunyi dalam udara dapat dicari menggunakan rumus
Empiris, karena rumus ini sangatlah akurat dalam mencari cepat rambat suatu bunyi. Adapun
hokum didalam praktikum resonansi gelombang bunyi ini, yaitu semakin tinggi suhu disuatu
ruangan, maka semakin cepat rambat getaran-getaran partikel-partikel dalam medium.

Anda mungkin juga menyukai