Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PRAKTIKUM

SUPERPOSISI GETARAN HARMONIK

MUHAMMAD RAFA IHSANUDDIN YAZZAR


1101220011
KELOMPOK TT10B

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS TELKOM
2022/2023
SUB BAB 1 (Kalibrasi)

A. TUJUAN
1. Mengukur frekuensi dan amplitude getaran harmonik yang ditampilkan osiloskop
2. Memahami superposisi getaran harmonik yang sejajar melalui osiloskop
3. Memahami superposisi getaran harmonik yang saling tegak lurus melalui
osiloskop

B. DASAR TEORI
A. Osiloskop
Osiloskop adalah alat ukur elekteronika yang digunakan untuk memproyeksikan
bentuk gelombng yang dihasilkan oleh sumber gelombang.
B. Osilator
Osilator merupakan perangkat elektronika yang dapat menghasilkan sejumlah
getaran atau sinyal listrik secara periodic dengan amplitude yang konstan.
C. Kalibrasi
Kalibrasi adalah suatu cara untuk menentukan kebenaran konvensional nilai yang
ditunjukkan pada alat isnpeksi, alat pengukuran, dan alay pengujian. Kalibrasi
bertujuan untuk memastikan keakuratan dari suatu alat ukur.

C. PENGOLAHAN DATA
AMPLITUDO FREKUENSI
PERCOBAAN
OSILATOR OSILOSKOP OSILATOR OSILOSKOP
1 0,8 0,6 400 400
2 1 1 500 476
3 1,2 1,2 600 588
4 1,4 1,5 700 666
Percobaan 1
A = 1,2 x 0,5 Vpp = 0,6 Vpp
10³
F = 5 x 0,5 = 2,5  F = = 400 Hz
2,5

Percobaan 2
A = 2 x 0,5 Vpp = 1 Vpp
10³
F = 4,2 x 0,5 = 2,1  F = = 476 Hz
2,1

Percobaan 3
A = 2,4 x 0,5 Vpp = 1,2 Vpp
10³
F = 3,4 x 0,5 = 1,7  F = = 588 Hz
1,7

Percobaan 4
A = 3 x 0,5 Vpp = 1,5 Vpp
10³
F = 3 x 0,5 = 1,5  F = = 666 Hz
1,5

a. Regresi Linear Amplitudo


Xi Yi Xi² Yi² XiYi
1 0,8 0,6 0,64 0,36 0,48
2 1 1 1 1 1
3 1,2 1,2 1,44 1,44 1,44
4 1,4 1,5 1,96 2,25 2,1
∑ 4,4 4,3 5,04 5,05 5,02
b = 1,45
∆y² = 0,003499999999996728
∆y = 0,0591607978309685
∆b = 0,1322875655316792
Pelaporan : {b ± ∆b} = {1,45 ± 0,1322875655316792}
TK (Tingkat Ketelitian) = 90,87%
Grafik Regresi Linear Amplitudo

GRAFIK AMPLITUDO
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0,8 1 1,2 1,4

Series 1 Column1 Column2


b. Regresi Linear Frekuensi
Xi Yi Xi² Yi² XiYi
1 400 400 160000 160000 160000
2 500 476 250000 226576 238000
3 600 588 360000 345744 352800
4 700 666 490000 443556 466200
∑ 2200 2130 1260000 1175876 1217000
b = 0,91
∆y² = 123
∆y = 11,09054
∆b = 0,0495
Pelaporan : {b ± ∆b} = {0,91 ± 0,0495}
TK (Tingkat Ketelitian) = 94,55%
Grafik Regresi Linear Amplitudo

GRAFIK FREKUENSI
700
600
500
400
300
200
100
0
400 500 600 700

Series 1 Column1 Column2


D. ANALISIS
Berdasarkan perolehan data yang didapatkan, kami menemukan bahwa kalibrasi
adalah proses verifikasi bahwa suatu alat akurasinya sesuai dengan rancangannya.
Kalibrasi bertujuan untuk memastikan keakuratan dari suatu alat ukur yang akan
dipakai. Adapun tujuan lain dari pengkalibrasian adalah untuk mendapatkan tingkat
ketelitian yang lebih besar dibanding sebelum alat tersebut dikalibrasikan. Tanpa
dikalibrasikan, suatu alat ukur akan memiliki tingkat ketelitian yang rendah dan
berimbas pada perolehan data yang didapatkan. Adapun alat ukur yang akan
dikalibrasikan, yaitu osilator. Osilator adalah perangkat eletronika yang dapat
menghasilkan sejumlah getaran/sinyal listrik secara periodik dengan amplitude yang
konstan. Adapun hal-hal yang memengaruhi proses pengkalibrasian, yaitu
keterbatasan alat yang sudah tidak bisa dikalibrasikan lagi dan keterbatasan
pengamat dalam mengamati suatu alat ukur.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum kalibrasi ini, dapat disimpulkan bahwa kalibrasi adalah
proses verifikasi suatu alat dimana membuat akurasinya kembali sesuai dengan
rancangannya. Serta, alat yang akan dikalibrasikan adalah osilator. Osilator adalah
perangkat eletronika yang dapat menghasilkan sejumlah getaran/sinyal listrik secara
periodik dengan amplitude yang konstan.
SUB BAB 2 (Superposisi Getaran Harmonik Sejajar)

A. TUJUAN
1. Mengukur frekuensi dan amplitude getaran harmonik yang ditampilkan osiloskop
2. Memahami superposisi getaran harmonik yang sejajar melalui osiloskop
3. Memahami superposisi getaran harmonik yang saling tegak lurus melalui
osiloskop

B. DASAR TEORI
Superposisi Getaran Harmonik (SGH) adalah penjumlahan dua atau lebih getaran
harmonic yang dapat melintasi ruang yang sama tanpa adanya keterkaitan antara
gelombang-gelombang. Adapun dua hal yang memengaruhi SGH, yaitu amplitude
pada setiap masing-masing gelombang dan beda fase antara gelombang yang
disuperposisikan. Berdasarkan arah getarnya, SGH dibagi menjadi dua, yaitu SGH
Sejajar dan SGH Tegak Lurus. Prinsip superposisi adalah penjumlahan dari beberapa
gelombang. Suatu gerak gelombang rumit hanya merupakan gabungan dari
gelombang-gelombang sederhana.
A. Superposisi Getaran Harmonik Sejajar
SGH sejajar adalah superposisi yang terjadi antara dua gelombang dalam
satu sumbu. Adapun dua jenis gelombang SGH sejajar, yaitu :
B. Gelombang Pelayangan
Gelombang pelayangan adalah gelombang yang tercipta akibat superposisi
dua gelombang yang memiliki selisih frekuensi yang kecil (masih dalam satu orde)
C. Gelombang Kompleks
Gelombang kompleks adalah gelombang yang tercipta akibat superposisi dua
gelombang yang memiliki selisih frekuensi yang besar (berbeda orde)
C. PENGOLAHAN DATA
GELOMBANG PELAYANGAN :

GELOMBANG KOMPLEKS :
D. ANALISIS
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, SGH adalah penjumlahan dua atau
lebih getaran harmonik yang dapat melintasi ruang yang sama tanpa adanya
keterkaitan antara gelombang-gelombang. Ada 2 hal yang memenagruhi SGH, yaitu
amplitude tiap masing-masing gelombang dan beda fase antar gelombang-
gelombang yang disuperposisikan. Ada dua jenis SGH, yaitu SGH sejajar dan SGH
tegak lurus. Pada praktikum kali ini, kami melakukan praktikum SGH sejajar. SGH
sejajar sendiri memiliki arti sebagai suatu bentuk superposisi yang terjadi antara dua
gelombang dalam satu sumbu. Didalam SGH sejajar ini, terdapat dua jenis gelombang
SGH sejajar, yaitu gelombang pelayangan dan gelombang kompleks. Pada praktikum
ini, adapun hal-hal yang memengaruhi praktikum SGH sejajar ini, yaitu keterbatasan
alat yang sudah tidak bisa dikalibrasikan dan umur alat yang sudah cukup tua, serta
adanya keterbatasan pengamat dalam mengamati alat ukur sehingga berpengaruh
pada perolehan data yang didapat. Dikarenakan adanya faktor-faktor tadi, pastinya
hasil perolehan data setiap percobaan yang dilakukan oleh beberapa orang berbeda.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan perolehan data yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa SGH
sejajar adalah superposisi dua getaran harmonic dalam satu sumbu. Serta ada dua
jenis gelombang didalam SGH sejajar ini, yaitu Gelombang Pelayangan dan
Gelombang Kompleks. Dikarenakan adanya faktor-faktor yang memengaruhi
perolehan data, maka dari itu diharapkan lebih fokus lagi dalam mengamati alat
ukurnya dan juga diharapkan menggunakan alat ukur yang masih memiliki tingkat
ketelitian yang tinggi dan sebelum menggunakan alat ukur dianjurkan untuk
dikalibrasikan terlebih dahulu agar mendapatkan perolehan data yang maksimal dan
akurat.
SUB BAB 3 (Superposisi Getaran Harmonik Tegak Lurus)

A. TUJUAN
1. Mengukur frekuensi dan amplitude getaran harmonik yang ditampilkan osiloskop
2. Memahami superposisi getaran harmonik yang sejajar melalui osiloskop
3. Memahami superposisi getaran harmonik yang saling tegak lurus melalui
osiloskop

B. DASAR TEORI
Superposisi getaran harmonik (SGH) adalah penjumlahan dua atau lebih getaran
harmonik yang dapat melintasi ruang yang sama tanpa adanya keterkaitan antara
gelombang-gelombang. Faktor-faktor yang memengaruhi SGH adalah amplitudo
masing-masing gelombang dan beda fase antar gelombang yang disuperposisikan.
Berdasarkan arah getarnya, SGH dibagi menjadi dua, yaitu sejajar dan tegak lurus.
SGH tegak lurus adalah superposisi yang terjadi antara dua gelombang dalam dua
sumbu yang saling tegak lurus dan membentuk gambar lissajous. Amplitude,
frekuensi, dan beda fase kedua getaran harmonik yang saling bersuperposisi akan
menentukan bentuk gambar lissajous yang diperoleh.
C. PENGOLAHAN DATA
D. ANALISIS
Berdasarkan perolehan data yang didapatkan, SGH tegak lurus adalah
superposisi dua gelombang dalam dua sumbu yang saling tegak lurus dan
membentuk gambar lissajous. Diketahui juga bahwa amplitudo, frekuensi, dan beda
fase antar gelombang yang saling bersuperposisi memengaruhi bentuk gambar
lissajous yang diperoleh. Gambar lissajous juga dapat digambar secara manual dan
secara digital, jika dengan manual maka menggunakan tangan dengan
menggambarnya menggunakan grafik lingkaran. Sedangkan menggambar lissajous
secara digital yaitu dengan mengoperasikan alat osiloskop kemudian menghasilkan
gambar lissajous yang diinginkan. Jika dibandingkan antara kedua cara dalam
menggambar bentuk gelombang lissajous, lebih tepat dan akurat dengan cara
mengoperasikan alat ukur berupa osiloskop. Dikarenakan adanya faktor keterbatasan
seorang pengamat dalam mengukur dan menggambar lissajousnya tadi.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan perolehan data, dapat disimpulkan bahwa SGH tegak lurus adalah
superposisi yang terjadi antara dua gelombang dalam dua sumbu yang saling tegak
lurus dan membentuk gambar lissajous. Ada 3 faktor yang memengaruhi gambar
lissajous, yaitu amplitude, frekuensi, dan beda fase pada masing-masing gelombang
yang disuperposisikan.

Anda mungkin juga menyukai