Anda di halaman 1dari 69

TUGAS FISIKA SEKOLAH

FLUIDA STATIS

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

DIAN MENTARI (4121121005)

VERONICAWATY SINAGA (4122121022)

DOSEN PENGAMPU: Dr. Sondang R. Manurung, M.Pd

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013
SILABUS MATA PELAJARAN : FISIKA

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas /Semester :X/2

Materi : Fluida Statis


Kompetensi Inti:

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

1.1 Menyadari kebesaran Fluida statik Mengamati Tugas 12 JP Sumber


Tuhan yang menciptakan
 Hukum utama  Peragaan: Memecahkan (4 x 3 JP)  PHYSICS: Principles
dan mengatur alam jagad
hidrostatis - simulasi kapal selam masalah sehari- with Aplication /
raya melalui pengamatan
 Hukum Pascall dalam botol minuman sehari berkaitan Douglas C. Giancoli –
fenomena alam fisis dan
 Hukum - keadaan air dalam dengan fluida statik 6th ed. Pearson
pengukurannya
Archimedes sedotan minuman dalam Prentice Hall
1.2 Menunjukkan perilaku Observasi
 Gejala kapilaritas berbagai keadaan  FISIKA SMA Jilid 1,
ilmiah (memiliki rasa
- Membaca artikel tentang Ceklist lembar Pusat Perbukuan
ingin tahu; objektif; jujur;  Viskositas dan
penggunaan sistem pengamatan kegiatan  Panduan Praktikum
teliti; cermat; tekun; hati- Hukum Stokes
hidrolik dan sistem kerja eksperimen Fisika SMA, Erlangga
hati; bertanggung jawab;
kapal selam  e-dukasi.net
terbuka; kritis; kreatif; Portofolio
Menanya Alat
inovatif dan peduli
Laporan tertulis
lingkungan) dalam  Mempertanyakan tentang kelompok  tangki air atau ember
aktivitas sehari-hari hukum-hukum fluida statik dan hidrometer
sebagai wujud
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

implementasi sikap dalam dan penerapannya Tes  bejana berhubungan


melakukan percobaan , Eksperimen/explore  balon karet dalam
Tes tertulis bentuk
melaporkan, dan botol minuman
 Membuat alat peraga uraian dan/atau
berdiskusi (simulasi kapal
sistem hidrolik secara pilihan ganda hukum
1.3 Menerapkan hukum- selam)
berkelompok Archimedes, hukum
hukum pada fluida statik  alat suntik bekas
Pascal, kapilaritas
dalam kehidupan sehari- Asosiasi
dan hukum Stokes  neraca pegas
hari  gelas ukur
 Menerapkan konsep
1.4 Menyajikan hasil
tekanan hidrostatis, prinsip  beban
pengukuran besaran fisis
hukum Archimedes dan
dengan menggunakan
hukum Pascall melalui
peralatan dan teknik yang
percobaan
tepat untuk penyelidikan
Komunikasi
ilmiah
1.5 Merencanakan dan  Mempresentasikan
melaksanakan percobaan penerapan hukum-hukum
yang memanfaatkan sifat- fluida statik
sifat fluida untuk  Membuat laporan hasil
mempermudah suatu percobaan
pekerjaan
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

Memberikan contoh
penerapan sifat-sifat fluida
statik dalam kehidupan sehari-
hari
Deskripsi materi

Fluida Statis

Kita telah mengetahui penggolongan secara umum tiga jenis zat, yaitu zat
padat, zat cair, dan gas, kita dapat membedakan tiga jenis zat ini sebagai berikut.
Benda padat mempertahankan bentuk dan ukuran yang tetap; bahkan jika sebuah
gaya yang besar diberikan pada sebuah benda padat, benda tersebut tidak
langsung berubah bentuk atau volumenya. Benda cair tidak mempertahankan
bentuk yang tetap melainkan mengambil bentuk tempat yang ditempatinya, tetapi
seperti benda padat, benda cair tidak dapat langsung ditekan, dan perubahan
volume yang cukup signifikan terjadi jika diberikan gaya yang besar. Gas tidak
memiliki bentuk dan volume yang tetap, gas akan menyebar untuk memenuhi
tempatnya. Sebagai contoh, ketika udara dipompa ke dalam ban mobil, udara
tersebut tidak seluruhnya mengalir ke bagian bawah ban seperti zat cair,
melainkan menyebar untuk memenuhi seluruh volume ban. Karena zat cair dan
gas tidak mempertahankan bentuk yang tetap, keduanya memiliki kemampuan
untuk mengalir dengan demikian kedua-duanya sering disebut sebagai fluida.

1.1. Massa Jenis dan Gravitasi Khusus

Kadang-kadang dikatakan bahwa besi “lebih berat” dari kayu. Hal ini
belum tentu benar karena sau batnag kayu yang besar labih berat dari sebuah paku
besi. Yang seharusnya kita katakan adalah besi lebih rapat dari kayu.
Massa jenis (ρ), sebuah benda (ρ adalah huruf kecil dari abjad Yunani
“rho”) didefinisikan sebagai massa per satuan volume.

(1.1)
Dimana m adalah massa benda dan v merupakan volumenya. Massa jenis
merupakan sifat khas dari suatu zat murni. Benda-benda yang terbuat dari unsur
murni. Benda-benda yang terbuat dari unsur murni, seperti emas murni, bisa
memiliki berbagai ukuran atau massa, tetapi massa jenis akan sama untuk
seluruhnya. (Kadang-kadang kita akan menyadari bahwa Persamaan (1.1)
berguna untuk menuliskan massa benda sabagai m=ρv, dan berat benda, mg,
sebagai ρvg.)

Satuan SI untuik massa jenis adalah kg / m3. Kadang-kadang massa jenis


dinyatakan dalam g/cm3. Perhatikan bahwa karena 1 kg / m 3 = 1000 g / (100 cm) 3
= 10-3 g / cm3, maka massa jenis yang dinyatakan dalam g / cm3 harus dikalikan
1000

untuk memberi hasil dalam kg / m3. Dengan demikian massa jenis aluminium
adalah ρ = 2,70 g / cm3, yang sama dengan 2700 kg / m3. Massa jenis berbagai zat
diberikan pada tabel (1.1). Tabel tersebut juga mencantumkan temperatur dan
tekanan karena besaran-besaran ini mempengaruhi massa jenis zat (walaupun
efeknya kecil untu zat cair dan padat).

Tabel (1.1)
Massa Jenis Beberapa Zat
Zat Massa Jenis, ρ
(kg / m3)
Padat
Aluminium 2,70 x 103
Besi dan baja 7,8 x 103
Tembaga 8,9 x 103
Timah 11,3 x 103
Emas 19,3 x 103
Beton 2,3 x 103
Granit 2,7 x 103
Kayu (biasa) 0,3-0,9 x 103
Gelas, umum 2,4-2,8 x 103
Es 0,917 x 103
Tulang 1,7-2,0 x 103
Cair
Air (4ͦ C) 1,00 x 103
Darah, plasma 1,03 x 103
Darah, keseluruhan 1,05 x 103
Air laut 1,025 x 103
Air raksa 13,6 x 103
Alkohol, ethyl 0,79 x 103
Bensin 0,68 x 103
Gas
Udara 1,29
Helium 0,179
Karbondioksida 1,98
Air (uap) (100ͦ C) 0,598
*Massa jenis dinyatakan pada 0ͦ C dan tekanan 1 atm kecuali
dinyatakan lain.

1.2. Tekanan Hidrostatika

Dalam fluida, konsep tekanan memegang peranan yang penting. Gaya ke


atas yang timbul pada benda yang tercelup disebabkan adanya tekanan dalam
fluida. Demikian pula, fluida akan bergerak atau mengalir karena adanya
perbedaan tekanan pada dua bagian yang berbeda dalam fluida. Sekarang marilah
kita pahami konsep tekanan secara umum. Mengapa orang membuat paku atau
pasak dengan bentuk ujungnya yang runcing? Karena diharapkan, dengan gaya
yang relatif kecil, paku atau pasak dapat menembus atau menancap pada
permukaan benda lain. Demikian pula untuk memotong suatu benda dengan
mudah, kita memerlukan pisau yang tajam. Dari kenyataan tersebut kita dapat
mengatakan bahwa semakinkecil luas permukaan benda dimana gaya bekerja
akan menyebabkan tekanan yang semakin besar. Oleh karena itu, tekanan
didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Jika gaya sebesar F bekerja secara
merata dan tegak lurus pada suatu permukaan yang luasnya A, maka tekanan P
pada permukaan itu dirumuskan sebagai

(1.2)
Dengan :
P = tekanan (N/m2)
F = gaya pada permukaan (N)
A = luas permukaan (m2)
Nilai tekanan sebesar 1 N/m2 dapat dinyatakan sebagai 1 pascal (Pa),
sehingga satuan SI untuk tekanan dapat dinyatakan dalam N/m 2 atau dalam
pascal. Untu kepentingan praktis, satuan tekanan biasanya dinyatakan dalam
atmosfer (atm), cmHg, atau bar.
1 atm = 76 cmHg = 1,013 x 105 Pa = 1,013 bar

Bagaimana dengan tekanan yang dihasilkan oleh fluida? Sedikit berbeda


dengan tekanan pada zat padat, tekanan yang dihasilkan oleh fluida menyebar ke
segala arah. Sementara pada zat padat, tekanan yang dihasilkan hanya ke arah
bawah (jika pada zat padat tidak diberikan gaya luar lain, pada zat padat hanya
bekerja gaya gravitasi).

Fluida yang ada disekitar kita selalu mengalami pengaruh gaya gravitasi.
Pada setiap bagiannya bekerja gaya gravitasi yang arahnya ke bawah. Marilah kita
tinjau gaya gravitasi ini dengan menggunakan penalaran. Untuk mudahnya,
marilah kita tinjau zat cair di dalam suatu wadah yang terbuka seperti pada
Gambar 3.4. Kita dapat membayangkan bahwa zat cair itu terdiri dari lapisan-
lapisan, mulai dari lapisan terbawah pada dasr wadah samapi lapisan teratas pada
permukaan zat cair. Setiap bagian lapisan mengalami gaya gravitasi yang arahnya
ke bawah. Oleh karena itu, setiap lapisan menekan (mengadakan tekanan) pada
lapisan yang ada di bawahnya. Akibatnya, lapisan terbawah mengalami tekanan
terbesar, sebab lapisan terbawah harus menahan semua lapisan yang lain. Lapisan
teratas mengalami tekanan terkecil, sebab di atasnya tidak ada lagi lapisan zat
cair. Yang ada hanyalah atmosfer, yang memberikan tekanan yang disebut
tekanan atmosfer. Dari penalaran ini kita dapat menyimpulkan bahwa tekanan di
dalam zat cair disebabkan oleh adanya gaya gravitasi yang bekerja pada tiap
bagian zat cair; besar tekanan itu bergantung pada kedalaman; makin dalam
letak suatu bagian zat cair, makin besar tekanan pada bagian itu.
Tekanan di dalam fluida tak bergerak yang diakibatkan oleh adanya gaya
gravitasi disebut tekanan hidrostatika. Sifat zat cair yang dapat mengalir
menyebabkan tekanan hidrostatika tidak hanya terjadi pada bidang mendatar,
melainkan pada setiap bidang. Setiap titik pada dinding wadah mendapat tekanan
dari zat cair yang di wadah itu. Tekanan pada dinding wadah haruslah berarah
tegak luarus pada dinding tersebut. Seandainya tekanan itu arahnya miring, maka
gaya yang menyebabkan tekanan itu dapat diuraikan menjadi komponen tegak
lurus dan komponen sejajar dinding yang dimaksud. Komponen sejajar dinding
akan menyebabkan adanya aliran di sepanjang dinding wadah zat cair, padahal zat
cair dalam keadaan tidak mengalir. Hadi, arah tekanan haruslah tegak lurus
dinding wadah.

Tekanan hidrostatika yang semakin besar di tempat yang lebih dalam


dapat kita rasakan ketika kita sedang menyelam. Untuk mencapai kedalaman yang
cukup besar, seorang penyelam memerlukan gaya yang lebih besar karena tekanan
hidrostatika yang menekan penyelam itu semakin besar pada tempat yang lebih
dalam. Ingat, tekanan hidrostatika menekan ke segala arah, termasuk menekan ke
atas.

Sekarang marilah kita hitung besar tekanan hidrostatika secara kuantitatif


disembarang titik di dalam fluida. Bayangkan kita bisa membuat sebuah silinder
vertikal yang memiliki luas penampang A, dan menempatkannya sedimikian rupa
sehingga titik pusat penampang alas tepat bersentuhan dengan titik X yang berada
pada kedalaman h di bawah permukaan fluida.

Tekanan hidrostatika yang bekerja pada alas silinder dihasilkan oleh berat
silinder itu sendiri. Berat silinder dapat kita hitung dengan cara berikut.
Berat Silinder = mg = ρvg = ρAhg

Dengan :

ρ = massa jenis (kg/m3)

A = luas penampang (m2)

h = kedalaman (m)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

Berdasarkan Persamaan (1.1), besar tekanan hidrostatika di dasar silinder


sama dengan

berat silinder ρA h g
Ph = = = ρg h (1.2)
luasalas silinder A

Dengan :

Ph = tekanan hidrostatika (N/m2 = Pa)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

h = kedalaman pada fluida (m)

Pada Gambar 3.5 ditunjukkan suatu fluida yang berada di dalam suatu
bejana berhubungan. Kita lihat bahwa tinggi permukaan fluida pada keempat
bejana adalah sama, yang menunjukkan bahwa tekanan hanya bergantung pada
kedalaman, bukan pada bentuk wadah. Fenomena ini dinyatakan dalam hukum
pokok hidrostatika, yang berbunyi: semua titik yang terletak pada suatu bidang
datar di dalam zat cair yang sejenis memiliki tekanan yang sama.

Gambar (3.5)
Perlu ditekankan bahwa tekanan yang kita tentukan dengan Persamaan
(1.2) merupakan tekanan hidrostatika, di mana kita belum memperhitungkan
tekanan atmosfer. Tekanan di suatu titik di dalam suatu fluida yang sebenarnya
disebut tekanan absolut, dapat dihitung dengan rumus:

P = Po + Ph = Po + ρgh
(1.3)

Dengan Po = tekanan atmofer atau tekanan udara luar.

1.3. Hukum Pascal

Blaise Pascal, seorang ilmuwan Perancis menyatakan bahwa ketika


perubahan tekanan diberikan pada suatu fluida pada ruang tertutup, perubahan
tersebut akan diteruskan sama besar ke segala arah, seperti yang terjadi pada
percobaan dengan menggunakan penyemprotan Pascal (Gambar 3.6). Pernyataan
ini akhirnya dikenal sebagai hukum Pascal.

tekanan (p)

Air

Gambar (3.6)

Celupkan tabung yang sudah di lubangi di beberapa titik itu ke dalam air.
Tarik piston ke atas agar tabung tersebut penuh dengan air. Setelah itu, angkatlah
tabung dari air, dan tekan kuat pistonnya untuk memberikan tekanan yang kuat
pada air. Akan kita amati bahwa air dari dalam tabung akan memancar keluar dari
dalam tabung melalui lubang-lubangnya dengan gaya pancaran yang sama besar.
Tekanan pada penyemprot Pascal diadakan dari luar. Semburan zat cair yang
keluar dari bola penyemprot menunjukkan bahwa tekanan itu diteruskan ke segala
arah dengan sama besar.

Jika misalnya zat cair diberi tekanan sebesar P, maka setiap bagian zat cair
dan dinding bejana mengalami tekanan sebesar P. Jadi, hukum Pascal dapat
dinyatakan sebagai berikut: tekanan yang diadakan dari luar kepada zat cair
yang ada di dalam ruangan tertutup akan diteruskan oleh zat cair itu ke segala
arah dengan sama rata. Sejumlah alat praktis menggunakan prinsip Pascal. Dua
contoh, rem hidrolik dan lift hidrolik. Pada kasus lift hidrolik, sebuah gaya kecil
dapat digunakan untuk memberikan gaya besar dengan membuat luas satu piston
(keluaran) lebih besar dari luas piston yang lainnya (masukan).

Untuk mendapatkan hukum Pascal ini dengan lebih baik, marilah kita
tinjau hukum Pascal ini secar kuantitatif, yaitu dengan menggunakan angka-angka
atau besaran-besaran. Untuk itu tinjau sebuah alat yang bentuknya seperti pada
Gambar (3.7). Alat itu berupa bejana tertutup yang dilengkapi dengan dua buah
torak (pengisap) yang luas penampangnya berbeda, yaitu A 1 dan A2 (A1 < A2).
Untuk menyederhanakan kita menganggap bahwa antara torak dan dinding tak
ada gesekan. Di dalam bejana terdapat zat cair. Umpamakan pada torak yang yang
luasnya A1 dikerjakan gaya sebesar F1 yang arahnya ke bawah. Karena itu, zat cair
di dalam bejana mengalami tekanan.

F1
P= (1.4)
A1

Tekanan P ini diteruskan sama rata ke segala arah di dalam bejana seperti
yang digambarkan pada Gambar (3.7), termasuk ditorak yang luasnya A2 (torak di
sebelah kanan). Kita dapat menghitung gaya yang dialami oleh torak di sebelah
kanan dengan mengalikan tekanan P dengan luas penampang torak A2. Jika gaya
itu kita sebut F2 , maka

F1
F2 = P A 2 = A2
A1

Dari persamaan ini diperoleh


F1 F 2
= (1.5)
A1 A2

Hukum Pascal banyak dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan manusia.


Contoh alat yang prinsip kerjanya berdasarkan hukum Pascal adalah dongkrak
hidrolik, pompa hidrolik, mesin hidrolik pengangkat mobil, alat pengepres
hidrolik, dan rem hidrolik pada motor atau mobil.

1.4. Hukum Archiemedes

Masih ingatkah Anda dengan gaya apung yang dialami oleh benda
yang dicelupkan dalam suatu zat cair? Di SMP Anda telah mengetahui bahwa
suatu benda yang dicelupkan dalam zat cair mendapat gaya ke atas sehingga
benda kehilangan sebagian beratnya (beratnya menjadi berat semu). Gaya ke atas
ini disebut sebagai gaya apung (buoyancy), yaitu gaya ke atas yang dikerjakan
oleh zat cair pada benda. Munculnya gaya apung adalah konsekuensi dari tekanan
zat cair yang meningkat dengan kedalaman. Dengan demikian berlaku

Gambar (3.7)
(1.6) Gaya apung = berat benda di udara – berat benda dalam zat cair

Gambar
(3.8)

Untuk memahami gaya apung, mari kita ikuti bagaimana Archiemedes


mula-mula menemukan hukumnya. Pertama, sebaiknya kita memahami arti dari
“volum air yang dipindahkan”. Jika kita celupkan batu ke dalam sebuah bejana
berisi air, permukaan air akan naik (Gambar 3.7). Ini karena batu menggantikan
volum air. Jika batu Anda celupkan pada bejana yang penuh berisi air, sebagian
air akan tumpah dari bejana (Gambar 3.8). Volum air tumpah yang ditampung
tetap sama dengan volum batu yang menggantikan air. Teknik ini telah Anda
gunakan di SMP untuk mengukur volum benda padat yang bentuknya tidak
teratur (misalnya, batu dan gunting). Jadi,
Suatu benda yang dicelupkan seluruhnya dalam zat cair selalu
menggantikan volum zat cair yang sama dengan volum benda itu
sendiri.

Kedua, Archiemedes mengaitkan antara gaya apung yang


dirasakannya dengan volum zat cair yang dipindahkan benda. Dari sinilah
Archiemedes (287-212 SM), ilmuwan Yunani Kuno, berhasil menemukan
hukumnya, yaitu hukum Archiemedes yang berbunyi:
Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan
Hukum Archiemedes sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan
berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.
Di SMP Anda telah mengetahui cara menentukan volum benda dengan
menggunakan sebuah gelas berpancuran yang dilengkapi dengan gelas ukur. Anda
juga telah mengetahui cara mengukur berat dengan menggunakan neraca pegas
dan timbangan. Nah, dengan menggunakan kedua pengukuran ini.

a. Penurunan Matematis Hukum Archiemedes

Apakah penyebab munculnya gaya apung yang dikerjakan oleh


suatu fluida kepada benda yang tercelup dalam fluida? Ternyata gaya apung ini
muncul karena selisih antara gaya hidrostatis yang dikerjakan fluida terhadap
permukaan bawah dengan permukaan atas benda. Kita akan menurunkan rumus
gaya apung Fa secara teoritis berdasarkan pemahaman tekanan hidrostatis yang
telah Anda pelajari sebelumnya. Seperti telah Anda ketahui bahwa gaya apung
terjadi akibat konsekuensi dari tekanan hidrostatis yang makin meningkat dengan
kedalaman. Dengan kata lain, gaya apung terjadi karena makin dalam zat cair,
makin besar tekanan hidrostatisnya. Ini menyebabkan tekanan pada bagian bawah
benda lebih besar daripada tekanan pada bagian atasnya.s

Gambar (3.9)
Perhatikan sebuah balok dengan tinggi h dan luas A, yang tercelup
seluruhnya di dalam zat cair dengan massa jenis ρ f (Gambar 3.9). Fluida
melakukan tekanan hidrostatis p1= ρ f gh1 pada bagian atas baloknya. Gaya yang
berhubungan dengan tekanan ini adalah F1 = p1 A = ρ f gh1 A berarah ke bawah.
Dengan cara yang sama, fluida melakukan tekanan hidrostatis F2 = p2 A = ρ f gh2 A
dengan arah ke atas. Resultan kedua gaya ini adalah gaya apung Fa.
Jadi, Fa = F 2−F1 karena F 2> F 1

= ρ f g h2 A− ρf g h1 A

= ρ f g A ( h2 −h1 )

= ρf g A h sebab h2 – h1 = h

= ρ f g V bf sebab A h = V bf adalah volum balok yang tercelup dalam


fluida

Perhatikan ρ f V bf = M f adalah massa fluida yang dipindahkan oleh benda;


ρ f V bf g=¿ M f gadalah berat fluida yang dipindahkan oleh benda. Jadi, gaya
apung Fa yang dikerjakan fluida pada benda sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda. Pernyataan ini berlaku untuk sembarang bentuk benda,
dan telah dinyatakan sebelumnya sebagai hukum Archiemedes. Jadi, gaya apung
dapat dirumuskan sebagai

Fa = M f g (1.7)

Fa = ρ f V bf g (1.8)

Dengan ρ f adalah massa jenis fluida dan V bf adalah volum benda yang
tercelup dalam fluida.

Perhatian:

 Hukum Archiemedes berlaku untuk semua fluida (zat cair dan gas)
 V bf adalah volum benda yang tercelup dalam fluida. Jika benda tercelup
seluruhnya, V bf = volum benda. Tetapi jika volum benda hanya tercelup
sebagian, V bf =¿volum benda yang tercelup dalam fluida saja. Tentu saja
untuk kasus ini, V bf < volum benda.
b. Mengapung, Tenggelam, dan Melayang

Masih ingatkah Anda dengan peristiwa mengapung, tenggelam,


dan melayang ketika suatu benda dicelupkan dalam zat cair? Suatu benda
mengapung, tenggelam, atau melayang hanya ditentukan oleh massa jenis rata-
rata benda dan massa jenis zat cair. Jika massa jenis rata-rata benda lebih kecil
daripada massa jenis zat cair, benda akan mengapung di permukaan zat cair. Jika
massa jenis rata-rata benda lebih besar daripada massa jenis zat cair, benda akan
tenggelam di dasar wadah zat cair. Jika massa jenis rata-rata benda sama dengan
massa jenis zat cair, benda akan melayang dalam zat cair di antara permukaan dan
dasar wadah zat cair. Jadi,
Syarat mengapung
ρb , rata−rata < ρ f (1.9)
Syarat tenggelam
ρb , rata−rata > ρ f (1.10)
Syarat melayang
ρb , rata−rata = ρ f (1.11)

Peristiwa mengapung, tenggelam, dan melayang juga dapat dijelaskan


berdasarkan konsep gaya apung dan berat benda. Pada suatu benda yang tercelup
sebagian atau seluruhnya dalam zat cair,bekerja gaya apung ( F ¿¿ a)¿. Dengan
demikian, pada benda yang tercelup dalam zat cair bekerja du buah gaya: gaya
barat w dan gaya apung F a (Gambar 3.10).

Gambar (3.10)
Pada benda yang mengapung dan melayang terjadi keseimbangan antara
berat benda w dan gaya apung Fa, sehingga berlaku
ΣF=0
Fa – w = 0 atau w = Fa
Pada benda yang tenggelam, berat w lebih besar daripada gaya
apung Fa. Jadi,
Syarat mengapung atau melayang
w = Fa (1.12)
Syarat tenggelam w > Fa
Perhatian:
Syarat mengapung sama dengan syarat melayang, yaitu berat benda sama
dengan gaya apung ( w = Fa ). Perbedaan keduanya terletak pada volum benda
yang tercelup dalam zat cair (Vbf). Pada peristiwa mengapung, hanya sebagian
benda yang tercelup dalam zat cair, sehingga Vbf < Vb.

Masalah kuantitatif peristiwa mengapung

Berdasarkan konsep gaya apung, syarat benda mengapung dinyatakan oleh


Persamaan (1.12) di mana pada peristiwa mengapung, volum benda yang tercelup
dalam zat cair lebih kecil daripada volum benda seluruhnya (Vbf < Vb). Secara
matematis,
w = Fa
( ρb V b ) g = ρ f V bf g
Massa jenis benda yang mengapung
Σ ρf V bf
ρb = (1.13)
Vb

Persamaan (1.13) berlaku untuk benda yang mengapung dalam satu jenis
fluida. Bagaimana untuk benda yang mengapung dalam dua jenis fluida atau
lebih? Untuk kasus seperti ini, rumusnya mirip dengan Persamaan (1.13), hanya
pembilang ρ f V bf diperoleh dari penjumlahan
Σ ρfi V bfi
ρb =
Vb

ρf V b f + ρ f V b f + ρf V b f +…
ρb = 1 1 2 2 3 3
(1.14)
Vb

c. Penerapan Hukum Archiemedes dalam Kehidupan Sehari-hari


Dalam bagian ini kita akan mempelajari penerapan hukum Archiemedes
pada hidrometer, kapal laut, kapal selam, dan balon udara.
(1) Hidrometer
Hidrometer adalah alat untuk mengukur massa jenis cairan. Nilai massa
jenis cairan dapat diketahui dengan membaca skala pada hidrometer yang
ditempatkan mengapung pada zat cair. Misalnya, dengan mengetahui massa jenis
susu, dapat ditentukan kadar lemak dalam susu. Dengan mengetahui massa jenis
cairan anggur, dapat diketahui kadar alkohol dalam cairan anggur. Hidrometer
hjuga umum digunakan untuk memeriksa muatan aki mobil. Massa jenis asam
untuk muatan aki penuh adalah 1,25 dan mendekati 1 untuk muatan aki kosong.
Hidrometer terbuat dari tabung kaca. Supaya tabung kaca terapung tegak
di dalam zat cair, bagian bawah tabung dibebani dengan butiran timbal. Diameter
bagian bawah diameter tabung kaca dibuat lebih besar supaya volum zat cair yang
dipindahkan hidrometer lebih besar. Dengan demikian, dihasilkan gaya apung
yang lebih besar hingga hidrometer dapat mengapung di dalam zat cair.
Tangkai tabung kaca didesain supaya perubahan kecil dalam berat benda
yang dipindahkan (berkaitan dengan perubahan kecil dalam massa jenis cairan)
menghasilkan perubahan besar pada kedalaman tangkai yang tercelup di dalam
cairan. Ini berarti perbedaan bacaan pada skala untuk berbagai jenis cairan
menjadi lebih jelas.

Dengan matematis prinsip krja hidrometer adalah sebagai berikut.

Hidrometer terapung di dalam cairan, sehingga berlaku


Gaya ke atas = berat hidrometer
V bf ρf g = w, dengan berat hidrometer w tetap
(Ahbf ) ρ f g = mg, sebab V bf = Ahbf

Persamaan hidrometer
m
hbf = (1.15)
A ρf

Massa hidrometer m dan luas tangkai A adalah tetap, sehingga tinggi


tangkai yang tercelup di dalam cairan hbf berbanding terbalik dengan massa jenis
cairan ρ f . Jika massa jenis cairan kecil ( ρ f kecil), tinggi hidrometer yang tercelup
di dalam cairan besar (hbf besar). Akan didapat bacaan skala yang menunjukkan
angka yang lebih kecil.
Jika massa jenis cairan besar ( ρ f besar), tinggi hidrometer yang tercelup di
dalam cairan kecil (hbf kecil). Akan didapat bacaan skala yang menunjukkan
angka yang lebih besar.
(2) Kapal laut
Massa jenis besi lebih besar daripada massa jenis air laut, tetapi mengapa
kapal laut yang terbuat dari besi mengapung di atas air?
Badan kapal yang terbuat dari besi dibuat berongga. Ini menyebabkan
volum air laut yang dipindahkan oleh badan kapal menjadi samgat besar. Gaya
apung sebanding dengan volum air yang dipindahkan, sehingga gaya apung
menjadi sangat bear. Gaya apung ini mampu mengatasi berat total kapal sehingga
kapal laut mengapung di permukaan laut. Jika dijelaskan berdasarkan konsep
massa jenis, maka massa jenis rata-rata besi berongga dan udara yang menempati
rongga masih lebih kecil daripada massa jenis air laut. Itulah sebabnya kapal
mengapung.
(3) Kapal selam
Sebuah kapal selam memiliki tangki pemberat yang terletak di antara
lambung sebelah dalam dan lambung sebelah luar. Tangki ini dapat diisi udara
atau air. Tentu saja udara lebih ringan daripada air. Mengatur isi tangki pemberat
berarti mengatur berat total kapal. Sesuai dengan konsep gaya apung, maka berat
total kapal selam akan menentukan apakah kapal akan mengapung atau
menyelam.
(4) Balon udara
Seperti halnya zat cair, udara (trmasuk fluida) juga melakukan gaya apung
pada benda. Gaya apung yang dilakukan udara pada benda sama dengan berat
udara yang dipindahkan oleh benda. Rumus gaya apung yang dilakukan udara
tetap seperti pada Persamaan (1.12), hanya di sini ρ f adalah massa jenis udara.
Prinsip gaya apung yang dikerjakan udara inilah yang dimanfaatkan pada balon
udara.

(Gambar 3.11)
Pada (Gambar 3.11) ditunjukkan sebuah balom udara yang diisi dengan
gas panas. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut. Mula-mula balon diisi dengan
gas panas sehingga balon menggelembung dan volumnya bertambah.
Bertambahnya voluym balon berarti bertambah pula volum udara yang
dipindahkan oleh balon. Suatu saat gaya apung sudah lebih berat daripada berat
total balon (berat balon dan muatan) sehingga balon mulai bergerak naik.
Awak balon udara terus menambah gas panas sampai balon itu mencapai
ketinggian tertentu. Setelah ketinggian yang diinginkan tercapai, awak balon
mengurangi gas panas sampai tercapai gaya apung sama dengan berat balon. Pada
saat itu balon melayang di udara. Sewaktu awak balon ingin menurunkan
ketinggian, sebagian isi gas panas dikeluarkan dari balon. Ini menyebabkan volum
balon berkurang, yang berarti gaya apung berkurang. Akibatnya, gaya apung
lebih kecil daripada berat balon, dan balon bergerak turun.

Perhatian:
 Dalam cairan bisa terjadi hanya sebagian benda yang tercelup dalam
cairan, hingga Vbf belum tentu sama dengan Vb. Dalam udara, volum
benda yang tercelup selalu sama dengan volum benda (Vbf=Vb).
 Massa jenis gas panas lebih kecil daripada massa jenis udara.

TEGANGAN PERMUKAAN DAN KAPILARITAS

Kita mempelajari apa yang terjadi terhadap fluida sebagai satu kesatuan.
Tetapi permukaan zat cair alam keadaan diam juga berperilaku dengan cara yang
menarik. Sejumlah observasi umum menunjukkan bahwa permukaan zat cair
berperilaku seperti membrane yang terengang karena tegangan. Sebagai contoh,
setates air di ujung keran yang menetes, atau tergantung dari dahan kecil pada
embun pagi hari, membuat bentuk yang hamper bulat seperti balon kecil yang
berisi air. Jarum baja dapat di apungkan di permukaan air walaupun massa
jenisnya lebih besar daripada air. Permukaan zat cair berperilaku seakan-akan
mengalami tegangan ,dan tegangan ini, yang bekerja sejajar engan permukaan,
muncul dari gaya tarik antar molekul. Efek ini disebut tegangan permukaan.
Lebih khusus lagi, suatu besaran yang isebut tegangan permukaan, γ (huruf
yunani gamma), didefenisikan sebagai gaya F per satuan panjang L yang bekerja
melintasi semua garis pada permukaan , dengan kecenderungan menarik
permukaan agar tertutup.

F
γ= 1-1
L
Untuk memahami ini, lihat peralatan berbentuk U yang ditunjukkan pada
gambar 7.17 yang berisi lapisan tipis zat cair. Dengan adanya tegangan
permukaan, dibutuhkan gaya F untuk menarik kawat yang bisa digerakkan dan
dengan demikian menambah luas permukaan zat cair. Zat cair yang berada di
dalam peralatan kawat merupakan lapisan tipis yang mempunyai permukaan atas
dan bawah. Dengan demikian panjang permukaan yang ditambah adalah 2l, dan
tegangan adalah γ=F/2l. peralatan kecil seperti ini dapat digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan berbagai macam zat cair. Tegangan permukaan air
adalah 0,072 N/m pada 20oC. Tabel 7.2 memberikan nilai-nilai untuk zat cair
lainnya.Temperature mempunyai efek yang besar pada tegangan permukaan.
Kita dapat melihat bagaimana tegangan permukaan muncul dengan
meneliti proses dari sudut pandangan molekuler. Molekul-molekul zat cair
memberikan gaya tarik satu sama lain,gayatarik ini digambarkan pada Gb 7.16,
sedang bekerja pada molekul yang berada jauh di dalam zat cair dan pada molekul
kedua di permukaan.
Gaya tarik-menarik yang terjadi pada partikel-partikel sejenis disebut gaya
kohesi. A mewakili partikel di dalam zat cair, sedangkan B mewakili partikel di
permukaan cat cair. Partikel A di tarik oleh gaya yang sama besar ke segala arah
oleh partikel-partikel di dekatnya. Sebagai hasilnya, resultan gaya pada partikel-
partikel di dalam zat cair(diwakili oleh A) adalah sama dengan nol, dan di dalam
zat cair tidak ada tegangan permukaan.

Bagaimana denagn partikel-partikel di permukaan zat cair (diwakili oleh


B) ? Partikel B ditarik oleh partikel- partikel yang ada di samping dan di
bawahnya dengan gaya-gaya yangsama besar, tetapi B tidak ditarik oleh partikel-
partikel di atasnya ( karena di atas B tidak ada partikel zat cair). Sebagai
hasilnya,terdapat resultan gaya yang berarah kebawah yang bekerja pada
permukaan zat cair. Resultan gaya ini menyebabkan lapisan-lapisan atas seakan-
akan tertutup oleh hamparan selaput elastic yang ketat. Selaput ini cenderung
menyusut sekuat mungkin. Oleh karena itu, sejumlah tertentu cairan mengambil
bentuk dengan permukaan sesempit mungkin. Inilah yang kita sebut dengan
tegangan permukaan.

Tarikan pada permukaan cairan membentuk semacam kulit penutup yang


tipis. Nyamuk dapat berjalan diatas air karena berat nyamuk dapat diatasi oleh
kulit ini. Peristiwa yang sama terjadi pada klip kertas yang perlahan-lahan kita
letakkan di permukaan air. Ketika memambahkan detergen pada larutan sabun ke
dalam air, kita menurunkan tegangan permukaan air. Sebagai hasilnya, berat klip
kertas tidak lagi dapat ditopang oleh tegangan permukaan air, dan klip kertas
segera tenggelam.

Molekul alam zat cair beraa alam kesetimbangan karena gaya-gaya


molekul lain yang bekerja kesemua arah. Molekul di permukaan normalnya juga
dalam kesetmbangan (zat cair tersebut diam). Hal ini benar walaupun gaya pada
molekul di permukaan dapat diberikan hanya oleh molekul-molekul di bawahnya
(atau disampingnya). Dengan demikian ada gaya tarik total ke bawah, yang
cenderung menekan lapisan permukaan sedikit— tetapi hanya sampai batas di
mana gaya ke bawah ini diimbangi oleh gaya (tolak) ke atas yang disebabkan oleh
kontak yang dekat atau tumbukan dengan molekul-molekul di bawahnya.
Penekanan permukaan ini berarti bahwa, intinya, zat cair meminimalkan luas
permukaannya. Inilah sebab mengapa air cenderung membentuk tetesan bola,
karena sebuah bola mempresentasikan luas permukaan minimum untuk volume
tertentu.

Untuk menambah luas permukaan zat cair, dibutuhkan gaya dan kerja
untuk menarik molekul-molekul dari dalam ke permukaan. Kerja ini menambah
energi potensial molekul dan kadang-kadang disebut energy permukaan. Makin
besar luas permukaan, makin besar energy permukaan. Besar kerja yang
dibutuhkan untuk menambah luas permukaan dapat dihitung dari Gb 7.17 dan
persamaan 1-1:

W = F ∆x

= γL∆x

=γ∆A,

Dimana ∆x adalah perubahan jarak dan ∆A(=L∆x) adalah total


penambahan luas ( pada kedua permukaan di Gb 7.17. Jadi kita menuliskan:

W
γ=
∆A

Dengan demikian, tegangan permukaan γ tidak hanya sama dengan gaya


per satuan panjang; melainkan juga sama dengan kerja yang dilakukan per satuan
waktu penambahan luas permukaan. Berarti, γ dapat dinyatakan dalan N/m atau
J/m2, yang sebenarnya sama saja.

Karena adanya tegangan permukaan,serangga dapat berjalan di atas air;


dan benda-benda dengan massa jenis lebih besar dari air, seperti jarum baja, dapat
terapung di permukaan. Menunjukkan bagaimana tegangan permukaan dapat
menopang berat w sebuah benda. Sebenarnya, benda tersebut terbenam sedikit ke
dalam fluida, sehingga w merupakan “berat efektif” benda— berat sebenarnya
memperkecil gaya apung. Jika benda berbentuk bola, tegangan permukaan bekerja
di semua titik di sekitar lingkaran horizontal dengan radius sekitar r. Hanya
komponen vertikal γ cosθ yang bekerja untuk mengimbangi w. Kita tentukan
panjang L sama dengan keliling lingkaran, L=2πr, sehingga gaya total ke atas
yang disebabkan oleh tegangan F = ( γ cosθ)L =2πrγ cosθ.

Penerapan fisika.

Sabun dan detergen mempunyai efek menurunkan tegangan permukaan


air. Hal ini diinginkan untuk mencuci dan membersihkan karena tegangan
permukaan air murni yang tinggi mencegahnya masuk dengan mudah di antara
serat materi dan lekuk- lekuk yang kecil. Zat- zat yang memperkecil tengangan
permukaan zat cair disebut surfactant.

KAPILARITAS

Tegangan permukaan memainkan peranan penting pada fenomena


menarik lainnya, kapilaritas. Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat
cair dialam pipa kapiler (pipa sempit. Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya
kohesi dan adhesi antara zat cair dengan dinding kapiler. Karena alam pipa kapiler
gaya adhesi antara partikel air dan kaca lebih besar daripada gaya kohesi antara
partikel-partikel air, maka air akan naik dalam pipa kapiler. Sebaliknya raksa
cenderung turun dalam pipa kapiler, jika gaya kohesi lebih besar daripada gaya
adhesinya. Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh
tegangan permukaan (γ) yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan
pipa.
Gb 7.18(a) air membasahi dinding kaca (b) air raksa tidak membasahi dinding
kaca.

Merupakan hal yang umum terlihat bahwa air didalam gelas naik sedikit di
tempatnya menyentuh gelas,Gb 7.18 (a). Air dikatakan “membasahi” gelas. Di
pihak lain, air raksa, turun turun ditempatnya menyentuh gelas, Gb 7.18 (b) air
raksa tidak membasahi gelas. Apakah zat cair membasahi permukaan yang padat
atau tidak ditentukan oleh kekuatan relative gaya kohesi antara molekul zat cair
tersebut dibandingkan dengan gaya adhesi antara molekulzat cair dengan molekul
tempatnya. (Kohesi adalah gaya di antara molekul-molekul dengan jenis yang
sama dan adhesi adalah gaya antara molekul yang jenisnya berbeda.) Air
membasahi gelas karena molekul-molekul air lebih kuat tertarik ke molekul-
molekul gelas daripada dengan molekul-molekul air lainnya. Hal yang sebaliknya
berlaku untuk air raksa: gaya kohesi lebih kuat dari gaya adhesi.
Pada tabung dengan diameter yang sangat kecil,zat cair tampak naik atau
turun relative
terhadap tingkat zat cair yang mengelilinginya. Fenomena ini disebut kapilaritas,
dan tabung-tabung tipis seperti ini disebut tabung kapiler. Apakah zat cair naik
atau turun bergantung pada kekuatan relative gaya adhesi an kohesi. Dengan
demikian air naik dalam tabung gelas, sementara air raksa turun. Besar naiknya
(atau turunya) bergantung pada tegangan permukaan— yang menjaga agar
permukaan zat cair tidak pecah.

Kenaikan/penurunan zat cair


2 γ cos θ
Dalam pipa kapiler h=
ρgr
 Untuk zat cair meniscus cekung (misalnya air), sudut kontak θ adalah
lancip. Nilai cosθ bernilai positif, sehingga h bernilai positif, dan ini
berarti zat cair naik.
 Untuk zat cair meniscus cembung ( misalnya air raksa), sudut kontak θ
adalah tumpul. Nilai cosθ bernilai negatif, sehingga h bernilai negatif, dan
ini berarti zat cair turun.
Manfaat gejala kapilaritas dalam keseharian
Gejala kapilaritas banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor, penghisapan air oleh
tanaman (naiknya air dari akar menuju daun-daunan melalui pembuluh kayu pada
batang) dan peristiwa pengisapan air oleh kertas isap atau kain. Selain
menguntungkan gejala kapilaritas ada juga yang merugikan misalnya ketika hari
hujan, air akan merambat naik melalui pori-pori dinding sehingga menjadi
lembab. Dinding yang lembab hari hujan tidak baik untuk kesehatan.

Penerapan Tegangan Permukaan


Tegangan permukaan air berhubungan dengan kemampuan air membasahi
benda. Makin kecil tegangan permukaan air, makin baik kemampuan air untuk
membasahi benda, dan ini berarti kotoran-kotoran pada benda lebih mudah larut
dalam air. Prinsip inilah yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan fisika
sehari- hari.
Mengapa mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan
cucian yang lebih bersih? Tegangan permukaan air dipengaruhi oleh suhu. Makin
tinggi suhu air, makin kecil tegangan permukaan air, dan ini berarti makin baik
kemampuan air membasahi benda. Karena itu, mencuci dengan air panas
menyebabkan kotoran pada pakaian lebih mudah larut dan cucian lebih bersih.
Detergen sintetis modern juga didesain untuk meningkatkan kemampuan
air membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan
tegangan permukaan air. Banyak kotoran pakaian yang tidak larut di dalam air
segar, tetapi larut didalam air yang di beri detergen. Pengaruh detergen dapat
dilihat dengan meneteskan air segar dan air yang mengandung detergen keatas
lilin yang bersih. Air bersih tidak membasahi lilin dan bentuk butirannya tidak
banyak berubah. Akan tetapi, tetes air yang mengandung detergen membasahi
lilin, dan butir air menyebar. Tampak bahwa detergen memperkecil tegangan
permukaan air sehingga air mampu membasahi lilin.
Contoh dalam keseharian dapat di lihat pada itik yang berenang di air. Itik
dapat berenang di air karena bulu-bulunya tidak basah oleh air. Jika air diberi
detergen, tegangan permukaan air berkurang dan itik yang berusaha berenang
bulu –bulunya akan basah oleh air. Akibatnya, itik akan tenggelam.
Antiseptik yang dipakai untuk mengobati luka, selain memiliki daya
bunuh kuman yang baik, juga memiliki tegangan permukaan yang rendah
sehingga antiseptik dapat membasahi seluruh luka. Jadi, alcohol dan hampir
semua antiseptic memiliki tegangan permukaan yang rendah.
Dalam suatu fluida ideal (fluida tidak kental) tidak ada viskositas
(kekentalan) yang meng hambat lapisan-lapisan fluida ketika lapisan-lapisan
tersebut menggeser satu diatas lainnya Dalam suatu pipa dengan luas penampang
seragam (serba sama), setiap lapisan fluida ideal bergerak dengan kecepatan yang
sama; demikian juga lapisan fluida yang dekat dengan dinding pipa seperti pada
gambar 7.25

Ketika viskositas( kekentalan)hadir, kecepatan lapisan-lapisan fluida tidak


seluruhnya sama. Lapisan fluida yang terdekat dengan dinding pipa bahkan sama
sekali tidak bergerak (v =0), sedangkan lapisan fluida pada pusat pipa memiliki
kecepatan tersebar.
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, fluida yang rill memiliki
gesekan internal yang besarnya tertentu yang disebut viskositas. Viskositas ada
pada zat cair maupun gas, dan pada intinya merupakan gaya gesekan antara
lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut
bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama
disebabkan oleh gaya kohesi antara molekul. Pada gas, viskositas muncul dari
tumbukan antar molekul.
Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang berbeda: sirup lebih
kental ( lebih viskos) dari air; minyak lemak lebih kental dari minyak mesin; zat
cair pada umumnya jauh lebih kental dari gas. Viskositas fluida yang berbeda
dapat dinyatakan secara kuatitatif oleh koefisien viskositas,η (huruf kecil dari
abjad yunani eta), yang didefinisikan sebagai berikut. Satu lapisan tipis fluida
ditempatkan antara dua lempeng yang rata. Satu lempeng diam dan yang lainnya
bergerak dengan kelajuan konstan,Gb 7.19. Fluida yang langsung bersentuhan
dengan setiap lempeng ditahan pada permukaan oleh gaya adhesi antara molekul
cair dan lempeng.

Lempeng bergerak à àà
Gb 7.19. Penentuan viskositas.
Fluida àà gradien
kecepatan

Lempeng diam

Dengan demikian,permukaan atas fluida bergerak dengan laju v yang sama


seperti lempeng yang atas, sementara fluida yang bersentuhan dengan lempeng
yang diam tetap diam. Lapisan fluida yang diam menahan aliran lapisan yang
persis di atasnya, yang juga menahan lapisan berikutnya, dan seterusnya. Berarti
kecepatan bervariasi secara kontiniu dari 0 sampai v, seperti digambarkan.
Perubahan kecepatan dibagi dengan jarak terjadinya perubahan ini—sama dengan
v/l—disebut gradient kecepatan. Untuk menggerakkan lempeng yang atas
dibutuhkan gaya, yang bisa anda buktikan dengan menggerakkan lempeng rata di
atas tumpahan sirup di atas meja. Untuk fluida tertentu,ternyata gaya yang
dibutuhkan,F, sebanding dengan luas fluida yang bersentuhan dengan setiap
lempeng, A, dan dengan laju, v, dan berbanding terbalik dengan jarak, l, antar
lempeng F∝ vA /l. Untuk fluida yang berbeda, makin kental fluida tersebut, makin
besar gaya yang diperlukan. Konstanta pembanding untuk persamaan ini
didefinisikan sebagai koefisien viskositas;η:

v
F=ηA
l

Dengan menyelesaikan untuk η, kita dapatkan η = Fl/vA. Satuan SI untuk


η adalah N.s/m2= Pa s (pascal sekon). Pada satuan cgs, satuan tersebut adalah
dyne.s/cm2 dan satuan ini disebut poise (P). Viskositas sering dinyatakan dalam
sentripoise (cP), yang besarnya seperseratus poise. Tabel 7.3 memberikan
koefisien viskositas untuk berbagai fluida. Temperatur juga, dicantumkan karena
mempunyai efek yang kuat; viskositas zat cair seperti minyak motor ,misalnya,
menurun dengan cepat terhadap naiknya temperature.

Tabel 7.3

Koefisien viskositas untuk berbagai fluida

Fluida Temperature (oC) Koefisien viskositas,η (Pa


s)
Air 0 1,8×10 -3
20 1,0×10 -3
100 0,3×10 -3
Darah utuh 37 ≈ 4 ×10-3
Plasma darah 37 ≈1,5×10 -3
Ethyl alcohol 20 1,2×10 -3
Oli mesin (SAE 10) 30 200×10 -3
Gliserin 20 1500×10 -3
Udara 20 0,018×10 -3
Hydrogen 0 0,009×10 -3
Uap air 100 0,013×10 -3
1(Pa s) = 10P =1000 cP
Viskositas dalam aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada gerak
benda padat. Untuk fluida ideal, viskositas η = 0, sehingga kita selalu
menganggap bahwa benda yang bergerak dalam fluida ideal tidak mengalami
gesekan yang disebabkan oleh fluida. Akan tetapi, bila benda tersebut bergerak
dengan kelajuan tertentu dalam fluida kental, gerak benda tersebut akan dihambat
oleh gaya gesekan fluida pada benda tersebut. Besar gaya gesekan fluida telah
dirumuskan oleh:
Ff = kηv ...... (1-1)

Koefisien k bergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda yang memiliki
bentuk geometris berupa bola dengan jari-jari r, maka dari perhitungan
laboratorium ditunjukan bahwa:
k = 6πr …….. (1-2)

Dengan memasukkan nilai k ini ke dalam persamaan (1-2) kita peroleh:


Hukum stokes
Ff = 6kηrv
Dengan η adalah koefisien viskositas yang menyatakan dalam kg m -1 s -1 atau Pa s.
sebagai contoh, pada suhu 20oC,ηair = 1,00 × 10-3 Pa s, sedang ηoli motor = 30×10-3 Pa
s. Persamaan ini pertama kali dinyatakan oleh Sir George Stokes pada tahun 1845,
sehingga persamaan ini dikenal sebagai hukum stokes.
Kecepatan Terminal

Perhatikan sebuah kelereng yang dilepaskan jatuh bebas dalam suatu


fluida kental. Jika hanya harga gravitasi yang bekerja pada kelereng,kelereng akan
bergerak dipercepat dengan percepatan sama dengan percepatan gravitasi g. Ini
berarti, jarak antara dua kedudukan kelereng dalam selang waktu yang sama
haruslah semakin besar. Hasil eksperimen menunjukkan hasil yang berbeda.
Mula-mula jarak antara dua kedudukan kelereng dalam selang waktu yang sama
makin besar, tetapi mulai saat tertentu, jarak antara dua kedudukan kelereng
dalam selang waktu yang sama adalah sama besar. Dari hasil eksperimen ini
disimpulkan bahwa suatu benda yang dijatuhkan bebas dalam suatu fluida kental,
kecepatannya makin membesar sampai mencapai suatu kecepatan terbesar yang
tetap. Kecepatan terbesar yang tetap ini dinamakan kecepatan terminal.

Pada suatu benda yang jatuh bebas dalam fluida kental, selama geraknya,
pada benda tersebut bekerja tiga buah gaya, yaitu gaya berat, w =mg, gaya keatas
yang dikerjakan fluida, Fa, dan gesekan yang dikerjakan fluida, Ff, seperti pada
gambar 7.13. Setelah dinyatakan, benda akan bergerak makin cepat sampai
mencapai kecepatan terminal yang konstan. Pada saat kecepatan terminal VT
tercapai, gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah seimbang:

ΣF = 0

+mg – Fa - Ff = 0

Ff = mg - Fa

Jika massa jenis benda =ρb, massa jenis fluida = ρf, dan volume benda = Vb, maka
gaya keatas :

Fa = Vb ρf,g

Berat benda mg =( ρb Vb ) g

Gaya gesekan Ff = 6πηrVT(benda dianggap berbentuk bola)


Dengan memasukkan besar ketiga gaya kedalam persamaan maka kita peroleh:

6πηrVT = ρb Vb g - Vb ρf,g
6πηrVT = g Vb(ρb - ρf,)
Kecepatan terminal
Dalam fluida kental

gV b ( ρ b− ρ f ,)
VT =
6 πηr
4 3
Untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r , maka volume benda Vb = πr,
3
sehingga:

VT =
g ( 43 π r 3)(ρ b−ρ f )
6 πηr
Sehingga :
2 r2 g
VT = (ρ b – ρ f )
9 η
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli,douglas c.2001.fisika JILID 1 edisi ke 5.jakarta:erlangga
Kanginan, marthen.FISIKA Untuk Sma Kelas XII.jakarta:Erlangga
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA
Kelas / Semester : X/2
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Fluida
Sub Materi : Fluida Statis
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Standar Kompetensi

1. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam


menyelesaikan masalah
2. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
3. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
4. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
5. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
II. Kompetensi Dasar

2.1. Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik


serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
2.2. Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam
jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan
pengukurannya
2.3. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan ,
melaporkan, dan berdiskusi
2.4. Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-
hari
2.5. Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan
peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah
2.6. Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-
sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan

III. Indikator
1. Kognitif
a. Menjelaskan tekanan hidrostatik
b. Menjelaskan Hukum Pascal
c. Menerapkan prinsip kerja Hukum Pascal dalam kehidupan sehari-
hari
d. Menjelaskan Hukum Archimedes
e. Menerapkan prinsip kerja Hukum Archimedes dalam kehidupan
sehari-hari
f. Menjelaskan prinsip tegangan permukaan
g. Menjelaskan teori gejala Gejala Meniskus
h. Menerangkan Gejala Kapilaritas
i. Menerangkan Viskositas
j. Menjelaskan Hukum Stokes

2. Psikomotor
Melakukan kegiatan untuk menjelaskan Hukum Archimedes
3. Afektif
a. Karakter : Berpikir kreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur,
dan bertanggung jawab, peduli, serta berperilaku santun
b. Keterampilan sosial : bekerjasama, menyampaikan pendapat,
menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang
lain

IV. Tujuan Pembelajaran


1. Kognitif
a. Siswa dapat menjelaskan tekanan hidrostatik
b. Siswa dapat menjelaskan Hukum Pascal
c. Siswa dapat menerapkan prinsip kerja Hukum Pascal dalam
kehidupan sehari-hari
d. Siswa dapat menjelaskan Hukum Archimedes
e. Siswa dapat menerapkan prinsip kerja Hukum Archimedes dalam
kehidupan sehari-hari
k. Siswa dapat menjelaskan prinsip tegangan permukaan
l. Siswa dapat menjelaskan teori gejala Gejala Meniskus
m. Siswa dapat menerangkan Gejala Kapilaritas
n. Siswa dapat menerangkan Viskositas
o. Siswa dapat menjelaskan Hukum Stokes

2. Psikomotor
Siswa dapat melakukan kegiatan untuk menjelaskan Hukum
Archimedes
3. Afektif
a. Karakter : Berpikir kreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur,
dan bertanggung jawab, peduli, serta berperilaku santun
b. Keterampilan sosial : bekerjasama, menyampaikan pendapat,
menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang
lain

V. Materi Pembelajaran

1. Massa Jenis dan Gravitasi Khusus


2. Tekanan Hidrostatistika
3. Hukum Pascal
4. Hukum Archiemedes
5. Tegangan Permukaan
6. Gejala Meniskus
7. Gejala Kapilaritas
8. Viskositas
9. Hukum Stokes

VI. Metode Pembelajaran


1. Model : Direct Instruction (DI) / Pembelajaran Langsung
2. Metode : Informasi, demonstrasi, tanya jawab, diskusi, percobaan.

VII. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Alat dan Bahan


Alat suntik bekas, neraca pegas, gelas ukur, beban
2. Sumber Belajar
a. Hand Out
- Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
- Supiyanto. 2006. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Bandung: Phibeta.
- Douglas C, Giancoli.2001.Fisika Edisi kelima Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
b. LKS

VIII. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

1. Kegiatan Awal   (± 10 menit)


Motivasi Awal
a. Mengucapkan salam, mengecek kehadiran dan mempersiapkan
siswa.
b. Memotivasi siswa dengan menanyakan kepada siswa dengan
menanyakan tentang pembelajaran minggu lalu.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai materi hukum
Pascal dan hukum Archimedes dengan menuliskannya di papan
tulis
d. Mengingatkan kembali pelajaran yang lalu dengan cara tanya
jawab

2. Kegiatan Inti (± 25 menit)


Deklaratif
a. Menyampaikan informasi tentang tekanan hidrostatis
b. Mendemonstrasikan prinsip kerja Hukum Pascal menggunakan
alat suntikan bekas
c. Menyampaikan informasi tentang Hukum Pascal
d. Menjelaskan prinsip kerja dari dongkrak hidrolik
e. Menyuruh siswa untuk memberikan contoh lain yang berkaitan
dengan penerapan prinsip kerja Hukum Pascal dalam kehidupan
sehari-hari
Prosedural
a. Membagikan LKS kemudian mendemonstrasikan prinsip kerja
Hukum Archimedes melalui percobaan sederhana berikut ini:
1) Menyiapkan gelas ukur, neraca pegas, dan beban (batu)
2) Mengisi gelas ukur dengan air dan mengusahakan tepat pada
skala sehingga volume air mula-mula diketahui
3) Mengukur berat beban dengan mengaitkan pada ujung neraca
pegas di udara
4) Mengukur berat beban di dalam zat cair dengan memasukkan
beban yang dikaitkan dengan neraca pegas ke dalam gelas
ukur yang berisi air tadi
5) Mengukur volume air setelah beban dimasukkan kedalam air
6) Menulis data hasil percobaan dalam tabel berikut.

No. Pengamatan Wub(N) Wab(N) V’ (m3) W’ = Wub - W’ =


ke- Wab ρgV’
1. I

2. II

3. III

Keterangan : Wub = berat di udara


Wab = berat di air
V’ = volume air yang dipindahkan (Vakhir -
Vawal)
W’ = selisih antara berat benda di udara
dengan di air yang selanjutnya disebut
sebagai gaya apung

b. Meminta siswa untuk berkelompok dan mengikuti langkah-


langkah yang dimodelkan oleh guru
c. Berkeliling untuk membimbing kegiatan siswa ketika melakukan
percobaan dan memberikan umpan balik bila ada aktivitas siswa
yang kurang tepat
d. Meminta siswa untuk mempresentasikan hasil percobaan
e. Memberikan informasi tentang peristiwa mengapung, melayang,
dan tenggelam.
f. Meminta siswa untuk memberikan contoh lain penerapan prinsip
dari Hukum Archimedes

3. Kegiatan Akhir (± 10 menit)


a. Membuat kesimpulan atau rangkuman materi pembelajaran yang
telah disajikan bersama siswa
b. Memberikan LES untuk dikerjakan dan dikumpulkan
c. Memberi tugas di rumah untuk membaca materi selanjutnya

Pertemuan II

1. Kegiatan Awal   (± 10 menit)


Motivasi Awal
a. Mengucapkan salam, mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
b. Memotivasi siswa dengan menanyakan kepada siswa dengan menanyakan
tentang pembelajaran minggu lalu.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai materi tegangan
permukaan, gejala meniskus, gejala kapilaritas, viskositas dan Hukum
Stokes dengan menuliskannya di papan tulis
d. Mengingatkan kembali pelajaran yang lalu dengan cara tanya jawab

2. Kegiatan Inti (± 25 menit)


Deklaratif
a. Menyampaikan informasi tentang tegangan permukaan
b. Mendemonstrasikan prinsip gejala meniskus
c. Menyampaikan informasi tentang gejala kapilaritas
d. Menjelaskan prinsip kerja dari viskositas
e. Menjelaskan prinsip Hukum Stokes
f. Menyuruh siswa untuk memberikan contoh lain yang berkaitan dengan
penerapan prinsip kerja Hukum Stokes dalam kehidupan sehari-hari
3. Kegiatan Akhir (± 10 menit)
a. Membuat kesimpulan atau rangkuman materi pembelajaran yang telah
disajikan bersama siswa
b. Memberikan LES untuk dikerjakan dan dikumpulkan
c. Memberi tugas di rumah untuk membaca materi selanjutnya
IX. Penilaian

1. Teknik Penilaian
a. Tes tertulis
b. Tes kinerja :
Melakukan percobaan untuk membuktikan kebenaran Hukum
Archimedes
2. Instrumen Penilaian

Keterangan
No. Aspek yang dinilai
(√/X)
1. Mengukur volume awal air
2. Mengukur berat beban di udara
3. Mengukur berat beban di air
4. Mengukur volume akhir air setelah beban
5. dimasukkan
Mengumpulkan hasil percobaan

a. Tes paper and pencil


b. Penilaian Psikomotor

Keterangan : Bila aspek yang dinilai muncul mendapatkan tanda √ , bila aspek
yang dinilai tidak muncul mendapatkan tanda X

a. Penilaian Sikap
No. Aspek Yang Dinilai 3 2 1 Keterangan
1. Mengagumi fenomena-
fenomena alam yang berkaitan
dengan fluida baik tekanan
maupun tegangan permukaan
sebagai ciptaan Tuhan
2. Memiliki rasa ingin tahu
(curiosity)

3. Menunjukkan ketekunan dan


tanggung jawab dalam belajar
dan bekerja baik secara
individu maupun berkelompok

Rubrik Penilaian Sikap


No. Aspek Yang Dinilai Rubrik
1. Mengagumi fenomena-fenomena alam yang 3: Menunjukkan ekspresi
berkaitan dengan fluida baik tekanan maupun kekaguman terhadap
tegangan permukaan sebagai ciptaan Tuhan fenomena-fenomena
alam yang berkaitan
dengan fluida baik
tekanan maupun
tegangan permukaan
yang menunjukkan rasa
syukur terhadap Tuhan
2: Belum secara
eksplisit menunjukkan
ekspresi kekaguman atau
ungkapan syukur, namun
menaruh minat terhadap
mekanisme fluida statis.
1: Belum menun jukkan
ekspresi kekaguman atau
menaruh minat terhadap
mekanisme fluida statis.
2. Memiliki rasa ingin tahu (curiosity) 3: menunjukkan rasa
ingin tahu yang besar,
antusias, terlibat aktif
dalam kegiatan kelompok
2: menunjukkan rasa
ingin tahu, namun tidak
terlalu antusias, dan baru
terlibat aktif dalam
kegiatan kelompok
ketika disuruh.
1: tidak menunjuk- kan
antusias dalam
pengamatan, sulit
terlibat aktif dalam
kegiatan kelompok
walaupun telah didorong
untuk terlibat
3. Menunjukkan ketekunan dan tanggung jawab 3: tekun dalam
dalam belajar dan bekerja baik secara menyelesaikan tugas
individu maupun berkelompok dengan hasil terbaik
yang bisa dilakukan,
berupaya tepat waktu.
2: berupaya tepat
waktu dalam me-
nyelesaikan tugas,
namun belum
menunjukkan upaya
terbaiknya.
1: tidak berupaya
sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas,
dan tugasnya tidak
selesai.

Medan, Desember 2013

Mengetahui

Kepala SMA Guru Mata


Pelajaran

......................... ..............................

NIP/NIK. NIP/NIK.

Matriks Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)


NO TUJUAN KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA EVAL
PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat - Menyampaikan - Mengingat kembali - Bagaima


menjelaskan tekanan informasi tentang pelajaran yang lalu prinsip te
hidrostatik tekanan hidrostatis hidrostat
dalam
kehidupa
sehari-ha
2. Siswa dapat - Menyampaikan - Memberikan tanggapan - Apakah
menjelaskan Hukum informasi tentang atau pertanyaan tentang penerapa
Pascal Hukum Pascal hukum Pascal hukum P
- Menjelaskan prinsip dan penj
kerja dari dongkrak hukum P
hidrolik
3. Siswa dapat - Mendemonstrasikan - Memberikan contoh lain - Bagaimana
menerapkan prinsip prinsip kerja Hukum yang berkaitan dengan kerja Hu
kerja Hukum Pascal Pascal menggunakan penerapan prinsip kerja Pascal ya
dalam kehidupan alat suntikan bekas Hukum Pascal dalam terjadi di
sehari-hari - Menyuruh siswa kehidupan sehari-hari penggun
untuk memberikan alat-alat
contoh lain yang berhubun
berkaitan dengan dengan k
penerapan prinsip sehari-ha
kerja Hukum Pascal
dalam kehidupan
sehari-hari
4. Siswa dapat - Menjelaskan teoti - Memberikan pertanyaan - Mengap
menjelaskan Hukum tentang hukum kepada guru tentang benda d
Archimedes Archiemedes teori hukum mengal
- Memberikan archiemedes proses
informasi tentang melayan
peristiwa terapun
mengapung, tenggel
melayang, dan air ?
tenggelam.
- Meminta siswa
untuk memberikan
contoh lain
penerapan prinsip
dari Hukum
Archimedes
5. Siswa dapat - Membagikan LKS - Mengisi LKS yang - Apaka
menerapkan prinsip kemudian dibagikan guru hubung
kerja Hukum mendemonstrasikan - Membuat kelompok dan antara
Archimedes dalam prinsip kerja melakukan percobaan jenis z
kehidupan sehari-hari Hukum Archimedes yang telah dengan
- Berkeliling untuk didemonstrasikan oleh peristiw
membimbing guru melaya
kegiatan siswa - Mengisi lembar data terapun
ketika melakukan hasil percobaan tengge
percobaan dan - Mempresentasikan hasil dalam
memberikan umpan percobaan cair? J
balik bila ada - Membuat kesimpulan Jelaska
aktivitas siswa yang atau rangkuman materi
kurang tepat pembelajaran yang telah
- Meminta siswa disajikan bersama guru
untuk
mempresentasikan
hasil percobaan
- Membuat
kesimpulan atau
rangkuman materi
pembelajaran yang
telah disajikan
bersama siswa
6. Siswa dapat - Menyampaikan - Memberikan pertanyaan - Apaka
menjelaskan prinsip informasi tentang kepada guru tentang dimaks
tegangan permukaan tegangan tegangan permukaan dengan
permukaan tegang
permuk
dan
bagaim
aplikas
dalam
kehidu
sehari-
7. Siswa dapat - Mendemonstrasikan - Membuat kesimpulan - Jelaska
menjelaskan teori prinsip gejala dari gejala meniskus yang d
gejala Gejala meniskus maksu
Meniskus tentang
menisk
8. Siswa dapat - Menyampaikan - Memberikan tanggapan - Sebutk
menerangkan Gejala informasi tentang atau umpan balik penera
Kapilaritas gejala kapilaritas kepada guru tentang gejala
teori gejala kapilaritas kapilar
dalam
kehidu
sehari-
19. Siswa dapat - Menjelaskan prinsip - Mengetahui prinsip - Jelaska
menerangkan kerja dari viskositas kerja dari viskositas tentang
Viskositas viskosi
10. Siswa dapat - Menjelaskan prinsip - Memberikan contoh - Sebutk
menjelaskan Hukum Hukum Stokes lain yang berkaitan contoh
Stokes - Menyuruh siswa dengan penerapan penera
untuk memberikan prinsip kerja Hukum hukum
contoh lain yang Stokes dalam dan jug
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari penger
penerapan prinsip - Membuat kesimpulan !
kerja Hukum atau rangkuman materi
Stokes dalam pembelajaran yang
kehidupan sehari- telah disajikan bersama
hari guru.
- Membuat
kesimpulan atau
rangkuman materi
pembelajaran yang
telah disajikan
bersama siswa

LEMBAR KERJA SISWA ( LKS )

Mata Pelajaran : FISIKA


Materi Pokok : Fluida Statik
Kelas/smester : XI( Sepuluh) / Semester 1
Sub materi pokok : fluida statis
Alokasi waktu : 12JP (3×4 jam pelajaran)

I. Petunjuk Belajar :
1. Baca secara cermat petunjuk percobaan sebelum Anda melakuka kegiatan
2. Baca buku-buku Fisika kelas XII SMA dan buku lain yang relevan
berkaitan dengan materi pengukuran untuk memperkuat konsep dan
pemahaman Anda.
3. Lakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah yang telah disajikan

II. Kompetensi Yang Akan Dicapai


Menyelidiki peristiwa tekanan hidrostatik melalui percobaan.
Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan
dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari .

III. Indikator
Menjelaskan gejala-gejala dan tekanan hidrostatis
Memformulasikan konsep tekanan hidrostatika
IV. Informasi Pendukung
Besar tekanan didefinisikan = gaya tiap satuan luas .
Apabila gaya F bekerja secara tegak lurus dan merata pada permukaan
bidang seluas A , maka tekanan pada
permukaan itu dpt dirumuskan sebagai :
P = tekanan ( N/m2 )
F
F = gaya ( Newton )
P = A
A = luas penampang ( m2 )

Satuan lain dari tekanan adalah : atmosfir  1 atm =76 cm Hg =1,013 x 105
Pa = 1,013 bar

Ketika anda sedang menyelam di kedalaman air, maka anda akan merasakan
adanya tekanan pada telinga anda .
Semakin dalam menyelam maka semakin besar tekanan yang dirasakan,
tekanan tersebut adalah tekanan fluida .

Besarnya gaya tekan zat cair dalam keadaan diam yang dialami
bagian zat cair tiap satuan luas , disebut tekanan hidrostatis .

Po

Besar tekanan hidrostatis dirumuskan secara matematis : Ph

F mg ( ρV )g
P
Ph = A = A = A =
( ρ hA )g
A
A

Ph = tekanan hidrostatis ( N/m2 )


ρ = massa jenis zat cair (kg/m3 )
g = percepatan gravitasi ( m/s2 )
h = kedalaman zat cair ( m )

Tekanan hidrostatis Ph dinamakan juga Tekanan fluida .


Tekanan di suatu titik didalam zat fluida yang sebenarnya , tekanan yang
terukur disebut Tekanan absolut
atau tekanan mutlak dapat dihitung dgn rumus :

P = P o + Ph = Po +  g h
P = tekanan mutlak
Po = tekanan atmosfir / tekanan udara luar .
P = Po +  g h

P = Patm + Pgaug

Pgaug = P - Patm

Persamaan tekanan absolute di atas biasanya digunakan untuk mengukur tekanan


fluida / gas dgn menggunakan barometer atau manometer .
Cara kerja alat tsb untuk mengukur tekanan yang tak diketahui .
Tekanan yg tak diketahui / yang akan diukur merupakan perbedaan antara
tekanan absolute dgn tekanan atmosfir saat itu .
Tekanan yang akan diukur tsb dinamakan : tekanan gaug ( P gaug )
Besar tekanan fluida mengikuti “ Hukum Utama Hidrostatika “ :

 semua titik yang terletak pada suatu bidang datar didalam zat cair ( bejana
berhubungan ) yang sejenis memiliki tekanan yang sama .

- Untuk merangkum pengertian “ Tekanan Hidrostatis “ , kerjakan soal –


soal di bawah ini .

1. Sebuah tangki berisi air yang massa jenisnya  a dan ketinggian air dari
dasar tangki adalah h .
Bila percepatan gravitasi di tempat itu adalah go dan besarnya gaya
tekan yang dihasilkan air terhadap dasar tangki adalah F , maka
besarnya tekanan hidrostatis yang dialami dasar tangki
adalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.......................
...........................................................
.......................
2. Besar tekanan hidrostatis didalam zat cair disebabkan
oleh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
dan besarnya
tergantung . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. Tabung reaksi yang luas permukaannya 5 cm2 berisi air setinggi 100
mm .
Jika percepatan gravitasi adalah 10 m/s2 .
Tentukan tekanan yang dialami dasar tabung akibat desakan air ?
100
Berapa gaya yang bekerja pada tekanan fluida tersebut ?
...........................................................
...........................................................
......................
4. Suatu tempat di dasar danau memiliki kedalaman 10 m . Jika massa jenis
air danau 1 gr/cm3 dan percepatan gravitasi tempat adalah 10 m/s 2 serta
tekanan udara di atas permukaan danau saat itu sebesar 1 atmosfir ,
maka tekanan hidrostatis di dasar danau adalah . . . . . . . . . . . . . . . . . .
...........................................................
.......................
dan tekanan total yang dialami dasar danau adalah . . . . . . . . . . . . . . . . .
....................
...........................................................
.......................
5. Diantara alat ukur tekanan fluida adalah Barometer dan Manometer
yang digunakan untuk me – ngukur tekanan gas . Sebutkan perbedaan
kedua alat ukur tersebut ?
...........................................................
.......................
6. Sebuah ban mobil kempes dan terbaca oleh alat ukur – tekanannya
sebesar 1 atm . Setelah itu di isi angin dengan pompa mesin, kemudian
pada ban terbaca tekanannya menjadi 36 atm .
Maka tekanan gauge yang diberikan pompa mesin tsb
adalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
...........................................................
.......................
LEMBAR KERJA SISWA (UNTUK ANIMASI 1)

NAMA :......................... KELOMPOK : .................................


KELAS : ......................... HARI / TANGGAL : .......................

I. FENOMENA/MASALAH
Dalam sehari-hari, Anda sering mendengar istilah tekanan hidrostasistika,
apakah densitas fluida setiap zat sama ?kita ingin mengetahui kecepatan air
mengalir dan tekanan air yang keluar dari lubang yang paling bawah. Kita tahu air
akan lebih cepat mengalir jika lubang berada atau hampir dekat dengan dasar
permukaan.
Bagaimana kita dapat menentukan hal itu mari kita lakukan praktikum ini.
II. Tujuan
1) Mengamati kecepatan aliran air dalam tekanan hidrostatika?
2) Mengamati tekanan air dari setiap masing masing zat?
III. Alat dan bahan
1. Air
2. Madu
3. Bensin
4. Wadah
IV. Langkah  Percobaan
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Letakkan wadah di atas lantai yang tinggi atau tangga dan isilah wadah
tersebut dengan zat yang berbeda misalnya :air, madu dan bensin.
3) Bukalah lubang penutup wadah tersebut.
4) Amati kecepatan jatuhnya air dan tekanan air. 
V. Pertanyaan
1. Berapakah kecepatan air jika massa zatnya atau densitas fluida adalah air?
Jawab:.........................................................................................................................
2. Berapakah kecepatannya jika massa zatnya atau densitas fluida adalah bensin?
Jawab:.........................................................................................................................
3. Berapakah kecepatannyajika massa zatnya atau densitas fluida adalah madu?
Jawab :........................................................................................................................
4. Berapakah tekanannya jika massa zatnya atau densitas fluida adalah madu,air
dan bensin?
Jawab :........................................................................................................................
VI. Tugas mandiri
Siapkan wadah atau tong dan isilah dengan air dan berilah lubang di sisinya
sebanyak 5 titik. Sumbatlah ke lima lubang setelah semua air penuh lalu bukalah
sumbatnya. Nyatakanlah kecepatannya dan bagian titik manakah yang
mempunyai paling besar dan jarak terjauhnya?, kembangkanlah kesimpulan Anda.
LEMBAR KERJA SISWA (UNTUK ANIMASI 2)

NAMA :......................... KELOMPOK : .................................


KELAS : ......................... HARI / TANGGAL : .......................

I. FENOMENA/MASALAH
Merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya
gesekan didalam fluida . Semakin besar
viskositas fluida maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga
menunjukkan semakin sulit suatu ben da bergerak didalam fluida . Didalam
zat cair , viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antar molekul zat cair ,
sedangkan dalam gas – viskositas timbul akibat tumbukan antar molekul gas .
Fluida kental seperti oli memiliki koefisien viskositas besar sedangkan fluida
tidak kental seperti air memiliki koefisien viskositas kecil y= 1,0 x
-3
10 Pa s. Bagaimana kita dapat menentukan hal tersebut mari kita lakukan
praktikum tersebut.
II. Tujuan

1) Mengamati kecepatan aliran air dalam viskositas fluida ?

2) Mengamatipengaruh kecepatan aliran air terhadap kekentalan aliran


berbagai zat?

III. Alat dan bahan


1. Air
2. Madu
3. Bensin
4. Wadah berbentuk pipa

IV. Langkah  Percobaan


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Letakkan wadah di atas lantai dan isilah wadah tersebut dengan zat yang
berbeda misalnya :air, madu dan bensin.
3. Aliri lah air terhadap wadah tersebut.
4. Amati kecepatan jatuhnya air dan tekanan air. 

V. Pertanyaan
1. Berapakah kecepatan air jika luas permukaan nya diperbesar ?
Jawab:.........................................................................................................................
2. Berapakah kecepatannya jika luas permukaannya diperkecil?
Jawab:.........................................................................................................................
3. Bagaimanakah pengaruh kecepatannya tehadap berbagai jenis zat?
Jawab :........................................................................................................................
4. Berapakah tekanannya jika luas permukaannya diperbesar?
Jawab :........................................................................................................................
5. Berapakah tekanannya jika luas permukaannya diperkecil?
Jawab :........................................................................................................................
 

LEMBAR KERJA SISWA (UNTUK ANIMASI 3)

NAMA :......................... KELOMPOK : .................................


KELAS : ......................... HARI / TANGGAL : .......................

I. FENOMENA/MASALAH
Anda mungkin pernah mengalami bahwa benda yang berada dalam air terasa
lebih ringan disbandingkan berat nya ketika di udara padahal benda itu
beratnya tidak berkurang . Mengapa demikian ?
Keadaan di atas dapat dijelaskan dengan “ Hukum Archimedes “ yang
dinnyatakan sebagai berikut :

“ Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair
akan mengalami gaya ke atas , yang besarnya sama dengan berat zat cair
yang dipindahkan “ .
Mari kita tinjau dari praktikum berikut ini?

II. Tujuan
1. Menemukan hubungan antara gaya ke atas oleh zat cair dengan berat
zat cair yang dipindahkan.
2. Siswa memahami pengertian gaya angkat ke atas fluida.
3. Siswa memahami pengertian gaya angkat benda.

4. Siswa memahami faktor-faktor yang mempengaruhi gaya angkat/gaya


apung.

5. Siswa menghubungan formulasi gaya angkat dengan faktor-faktor


yang mempengaruhi gaya angkat.

6. Siswa memahami hukum archimedes.

III. Alat dan bahan


1. Air
2. Oli
3. Neraca pegas
4. Balok kayu
5. Balok besi
IV. Langkah  Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Letakkan kedua benda yang memiliki massa yang sama dalam air
3. Mengukur berat beban pada neraca pegas di udara
4. Catat hasil pengukuran sebagai Wub
5. Mengukur berat beban di dalam zat cair dengan memasukkan beban yang
dengan neraca pegas yang berisi air tadi
6. Catat hasil pengukuran sebagai Wab
7. Mengukur volume air setelah beban dimasukkan kedalam air
8. Catat hasil pengukuran sebagai V’ (m3)
9. Lakukan pengukuran (poin 2, 3 dan 4) berulang kali minimal 3 kali.
10. Catatlah hasil pengukuran pada lembar pengamatan.

V. Pertanyaan
1. Apakah batu yang ditimbang di udara dengan yang di timbang di
dalam air mempunyai berat yang sama?
2. Apakah berat air yang tumpah dengan gaya angkat batu ke atas
hasilnya sama ?
3. Bagaimana hubungan antara gaya angkat ke atas batu dengan air yang
tumpah saat batu dimasukkan ke dalam air?

Hipotesis

……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
A. DATA PENGAMATAN
…….…………………………………………………………………………………………………………………………….
Jenis zat cair :

No. Pengamatan Wub(N) Wab(N) V’ (m3) W’ = Wub - W’ =


ke- Wab ρgV’
1. I

2. II

3. III

Keterangan :

Wub : Berat batu di udara

Wab : Berat batu di air

V’ : Volume air yang dipindahkan (Vakhir - Vawal)

W’ : Selisih antara berat benda di udara dengan di air yang


selanjutnya disebut sebagai gaya apung
B. DISKUSI KELOMPOK

1. Apakah batu yang ditimbang di udara dengan yang di timbang di dalam air
mempunyai berat yang sama?

……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…….…………………………………………………………………………………………………………………………….

2. Mengapa benda yang mempunyai massa jenis seperti kayu mengapung ?

……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…….…………………………………………………………………………………………………………………………….

3. Mengapa terjadi perbedaan berat batu di udara dan di air?

……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…….………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………….
…………………………………………………………………………………………………………………………....

Kesimpulan :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…….…………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………….…………………………………………………………………………………………………………………………….

\
LEMBAR KERJA SISWA ( LKS )

Mata Pelajaran : FISIKA


Materi Pokok : Fluida Statis
a. kognitif
Kompetensi Dasar 
· Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan
dinamik  serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari .

  Indikator
à Memformulasikan konsep fluida statik

à Memformulasikan konsep tekanan hidrostatika

Soal No. 1
Seekor ikan berada pada kedalaman 15 meter di bawah permukaan air.

Jika massa jenis air 1000 kg/m3 , percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 dan
tekanan udara luar 105 N/m, tentukan :
a) tekanan hidrostatis yang dialami ikan
b) tekanan total yang dialami ikan

Soal No. 2
Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti
gambar berikut!

Jika luas penampang pipa besar adalah 250 kali luas penampang pipa kecil
dan tekanan cairan pengisi pipa diabaikan, tentukan gaya minimal yang harus
diberikan anak agar batu bisa terangkat!

Soal No. 3
Pipa U diisi dengan air raksa dan cairan minyak seperti terlihat pada gambar!

Jika ketinggian minyak h2 adalah 27,2 cm, massa jenis minyak 0,8 gr/cm3 dan
massa jenis Hg adalah 13,6 gr/cm3 tentukan ketinggian air raksa (h1)!
Soal No. 4
Sebuah benda tercelup sebagian dalam cairan yang memiliki massa jenis 0,75
gr/cm3 seperti ditunjukkan oleh gambar berikut!

Jika volume benda yang tercelup adalah 0,8 dari volume totalnya, tentukan massa
jenis benda tersebut!

SoalNo.5
Seorang anak memasukkan benda M bermassa 500 gram ke dalam sebuah gelas
berpancuran berisi air, air yang tumpah ditampung dengan sebuah gelas ukur
seperti terlihat pada gambar berikut:

B. Afektif

Nama Siswa : ____________________


Kelas/Semester: ____________________
No Pernyataan/Indikator 5 4 3 2 1 Skor
1 Kehadiran di Lab
Ketepatan waktu
2
mengumpulkan tugas
Kelengkapan buku
3
refensi
Partisipasi dalam
4
kegiatan praktikum
Kerapian laporan
5
praktikum
6 Etika dalam
menyampaikan
pendapat
Jumlah skor

Keterangan :
5 = sangat baik / sangat sering
4 = baik/sering
3 = cukup
2 = kurang/jarang
1 = sangat kurang/sangat jarang

Kriteria penilaian :
26 – 30 = sangat baik
21 – 25 = Baik
16 – 20 = Cukup
10 – 15 = kurang
6 – 9 = sangat kurang

C. Psikomotorik

Menggunakan alat Membaca Hasil Jumla


N praktikum percobaan h Skor
o 5 37, 2 12, 5 37, 2 12,
0 5 5 5 0 5 5 5
1.
2.
3

65-75 Cukup;
76-90 Baik;
91-100 Amat Baik

Anda mungkin juga menyukai