Anda di halaman 1dari 15

Percobaan 1

BESARAN DAN SATUAN MEKANIK

1.1 Tujuan Umum


Tujuan yang diharapkan dari matrikulasi pratikum Fisika Dasar I ini adalah:
1. Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa dapat memahami mengenai besaran dan
satuan, dan dapat mengkonversikan berbagai satuan dan besaran tersebut.
2. Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa dapat menggunakan alat ukur mekanik
untuk mengukur panjang, massa, dan waktu yang nantinya akan digunakan pada
praktikum-praktikum selanjutnya.

1.2 Dasar Teori


Pengukuran dilakukan dengan membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran
sejenis yang dipakai sebagai satuan.

1.2.1 Besaran Pokok Dan Besaran Turunan


Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka-angka. Besaran
ini terbagi menjadi dua macam yaitu:
1. Besaran pokok, yaitu besaran yang satuannya telah ditetapkan lebih dahulu dan dipakai
sebagai dasar besaran yang lain.
Contoh : panjang, massa, waktu, dan suhu.
2. Besaran turunan, yaitu besaran yang diturunkan dari satu atau beberapa besaran pokok.
Contoh:
• Luas diturunkan dengan mengalikan dua besaran pokok panjang.
• Kecepatan, diturunkan dengan membagi besaran pokok panjang dengan besaran
pokok waktu.
1.2.2 Satuan
Satuan adalah ukuran tertentu dari suatu besaran atau patokan yang digunakan untuk
mengukur. Satuan juga dapat dibedakan menjadi dua macam:
a. Satuan baku, yaitu satuan yang sudah diakui secara international.
Contoh: meter, kilogram, gram, liter, atau menit.
b. Satuan tidak baku, yaitu satuan yang tidak diakui secara intenational sehingga hanya
digunakan di suatu daerah atau negara.

1
Contoh: hasta, depa, gayung, atau ember.

1.2.3 Sistem Satuan Internasional (SI)


Sistem Satuan Internasional (SI) adalah sistem satuan yang berlaku untuk seluruh dunia. SI
dibedakan menjadi dua satuan, yaitu:
1. Sistem MKS (meter, kilogram, sekon)
2. Sistem CGS (centimeter, gram, sekon)
Syarat- syarat Satuan Internasional yang baik antara lain:
1. Tetap, tidak mengalami perubahan oleh pengaruh apaun.
2. Harus selalu sama dalam keadaan tetap, di mana pun dan kapan pun.
3. Harus mudah ditiru oleh orang yang menggunakannya.
Beberapa kesukaran apabila kita menggunakan bermacam-macam satuan untuk suatu besaran:
1. Kita memerlukan bermacam-macam alat ukur yang sesuai dengan satuan yang kita
gunakan.
2. Kita mengalami kesukaran jika ingin mengkonversikan suatu satuan ke satuan lain.
Beberapa kemudahan dalam menggunakan satuan SI:
1. Satuan SI didasarkan pada sistem desimal, yaitu perkalian dengan bilangan 10.
2. Hanya ada satu besaran pokok dalam SI untuk setiap besaran. Satuan yang lebih besar
atau yang lebih kecil dihubungkan dengan satuan pokok hanya memberi nama awalan.
Contoh: Satuan Panjang: kilometer, desimeter, atau mimimeter.
Satuan berat: kilogram, centigram, miligram, atau dekagram.
3. Satuan SI dapat diubah ke satuan lain.
Contoh: 1 dm3 = 1 liter; 1 hm2 =1ha(hekto are/hektar); 1kg = 10 ons.

Besaran Pokok Satuan Simbol


Panjang Meter M
Massa Kilogram Kg
Waktu Sekon S
Suhu Kelvin K
Kuat arus Ampere A
Intensitas cahaya Kandela Cd
Jumlah molekul Mol Mol

2
1.2.4 Besaran Pokok Dan Satuannya Dalam SI (Sistem Satuan Internasional)
❖ Besaran Pokok Panjang
Satuan lnternasional (SI) untuk panjang: meter (m). Konversi satuan panjang
(meter) ke satuan lainnya:

Keterangan: km = kilometer; hm = hektometer; dam = dekameter; m = meter; dm


= desimeter; cm = sentimeter; mm = milimeter.

Beberapa standar panjang (meter standard) yang pernah ditetapkan:


a. Pada tahun 1792, satu meter sama dengan sepersepuluh juta jarak permukaan
bumi antara kutub utara dan khatulistiwa melalui kota Paris. Selanjutnya, panjang satu
meter ini ditetapkan sebagai jarak antara 2 goresan pada meter standard yang terbuat dari
logam campuran platina dan iridium pada suhu 0 oC yang disimpan di Serves, Paris.
Kelemahannya:
1. Tidak mudah ditiru
2. Terbuat dari logam, sehingga sangat dipengaruhi oleh suhu.
3. Sudah tidak memada lagi untuk ilmu pengetahuan dan teknologi modern, misalnya
dalam misi perjalanan ruang angkasa
b. Pada tahun 1960, satu meter sama dengan 1.650.763,73 kali panjang gelombang cahaya
merah jingga dari atom atau gas Krypton-86 di dalam ruang hampa pada suatu peristiwa
lucutan listrik.
c. Pada tahun 1983, satu meter sama dengan jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang
hampa selama selang waktu 1/299.792.458 sekon.

❖ Besaran Pokok Massa


Satuan Internasional (SI) untuk massa = kilogram (kg). Konversi satuan massa (kg) ke
satuan lainnya:

3
Keterangan: kg = kilogram; hg = hektogram; dag = dekagram; g = gram; dg = desigram;
cg = sentigrarm: mg = miligram: kw = kuintal.

❖ Standar Massa (kilogram standard)


Satu kilogram adalah massa sebuah silinder platina-Iridium yang disebut kilogram standar,
yang disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional di Serves, dekat Paris.
Jumlah massa kilogram standar setara dengan massa 1 liter air yang suhunya 4oC.

❖ Standar Waktu (second standard)


Satu sekon sama dengan selang waktu yang dibutuhkan oleh atom cesium-133 unruk
melakukan getaran sebanyak 9.192.631.770 kali.

1.2.5 Beberapa Besaran Turunan dengan Sistem Satuan Internasional (SI)


Beberapa besaran turunan dan saruannya dalam SI:
Besaran turunan Satuan Singkatan

Luas m2 -

Volume m3 -

Kecepatan m/s -

Massa jenis kg/m -

Gaya newton N

Percepatan m/s2 -

❖ Besaran Turunan Luas


Satuan Internasional (SI) untuk luas: meter persegi (m2). Satu meter persegi adalah luas sebuah
persegi yang panjang sisinya satu meter.

4
Konversi satuan luas (meter persegi) ke satuan lainnya:

❖ Besaran Turunan Volume


Satuan Internasional (SI) untuk volume: meter kubik (m3). Satuan meter kubik adalah
volume sebuah kubus yang panjang rusuknya satu meter.
Konversi satuan volume (meter kubik) ke satuan volume lainnya.
1 𝑚3 = 103 𝑑𝑚3 = 106 𝑐𝑚3 = 109 𝑚𝑚3
1 𝑚3 = 10−3 𝑑𝑎𝑚3 = 10−6 ℎ𝑚3 = 10−9 𝑘𝑚3
1 𝑑𝑎𝑚3 = 1 liter
1 liter = 1000 𝑐𝑐 (centimeter kubik)

1.2.6 Pengukuran
Pengukuran adalah melakukan perbandingkan besaran yang diukur dengan besaran sejenis
yang ditetapkan sebagai satuan.
Contoh:
a. Tinggi badan. Tinggi badan Amir adalah 150 cm.
Tinggi badan = besaran
150 = kuantitas pengukuran
cm= satuan
b. Massa buku ini adalah 200 gram.
Massa buku = besaran
200 = kuantitas pengukuran
gram = satuan
c. Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan soal itu 90 menit.
Waktu = besaran
90 = kuantitas pengukuran
menit = satuan

❖ Alat Ukur Panjang


Beberapa alat ukur panjang yang biasa digunakan di laboratorium dan dalam kehidupan sehari-
hari:
a) Mistar

5
Mistar ada 2 macam, yaitu:
• Stik meter, yaitu mistar yang memiliki panjang satu meter dan memiliki skala
desimeter, sentimeter, dan milimeter.
• Mistar metrik yaitu mistar yang memiliki panjang 30 cm dan memiliki skala
sentimeter, milimeter, dan inchi.
Ketelitian mistar = 1 mm atau 0,1 cm.
b) Jangka Sorong
Bagian utama jangka sorong:
• Rahang tetap, yaitu bagian yang tetap yang berskala panjang.
• Rahang sorong, yaitu bagian yang dapat digeser-geser.

Skala pada jangka sarong:


• Skala utama
• Nonius atau vernier, yaitu skala pendek yang panjang 9 mm dibagi atas 10 bagian
yang sama.
Ketelitian jangka sorong: 0,1 mm
Contoh pembacaan dengan jangka sorong:

• Angka nol pada skala nonius antara 5,8 dan 5,9.


• Garis nonius yang berimpit dengan skala utama adalah garis ke lima.
• Bacaan jangka sarong adalah 5,8 + 0,05 = 5,85 cm.
Kegunaan jangka sarong antara lain:
• Mengukur diameter bola atau silinder.
• Mengukur diameter dalam tabung.
6
• Mengukur kedalaman lubang.
c) Mikrometer sekrup
Bagian-bagian utama mikrometer sekrup:

a. rahang atas
b. rahang geser
c. kunci
d. skala tetap
e. skala putar
f. pemutar (teromol)
Ketelitian mikrometer sekrup: 0,01 mm, atau 0,002 mm, atau 0,005 mm.
Contoh pembacaan pengukuran dengan mikrometer sekrup:

• Angka pada skala tetap antara 5 mm dan 6 mm


• Skala di bawah menunjukkan nilai tengah antara 5 mm dan 6 mm. Terlihat nilainya
lebih dari 5,5 mm.
• Kelebihan 5,5 milimeter dihitung menggunakan skala putar. Skala putar tepat
menunjuk pada skala 28, yang berarti harus ditambah 0,2 (0,01 x 28 = 0,28).
• Hasilnya 5 + 0,5 + 0,28 = 5,78.
Kegunaan mikrometer sekrup antara lain:
• Mengukur diameter kawat.
• Mengukur ketebalan kertas.

7
d) Mikroskop
Mikroskop sederhana terdiri atas dua lensa positif yang masing-masing disebut lensa
objektif, yaitu lensa yang dekat dengan mata. Lensa okuler pada mikroskop berfungsi
sebagai lup. Jarak fokus lensa objektif lebih kecil daripada jarak fokus lensa okuler.
Berikut merupakan gambar mikroskop.

Bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya:


1. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan benda.
2. Pengaturan kasar berfungsi untuk mencari bayangan awal.
3. Pengaturan halus berfungsi untuk memperjelas bayangan dan mencari titik fokus.
4. Tabung mikroskop berfungsi untuk menghubungkan lensa okuler dan lensa objektif.
5. Objektif kuat berfungsi untuk memperbesar bayangan benda.
6. Engsel inklinasi berfunsi untuk mengubah posisi mikroskop.
7. Diagram berfungsi untuk mengatur cahaya.
8. Cermin berfungsi untuk mengatur sinar.
9. Meja objektif berfungsi untuk meletakkan preparat.
Kegunaan mikroskop sebagai alat ukur adalah untuk mengukur benda-benda yang lunak
yang rusak apabila menggunakan alat ukur mekanik.
Cara pengukuran dengan menggunakan mikroskop:
Untuk mengukur panjang benda adalah dengan mengukur posisi banyangan benda pada
cakram bayangan, langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Tempatkan benda pada posisi tertentu sehingga didapat bayangan sebagai berikut:

8
2. Baca skala ukumya, misalnya didapat:
Yaitu 17,2 mm (sama seperti pembacaan jangka sarong)

3. Kemudian ubah posisi benda sehingga didapat bayangan sebagai berikut:

4. Baca skala ukurnya, misalnya didapat:

yaitu 15,4 mm
5. Hasil ukur merupakan selisih hasil pengukuran pertama dengan pengukuran kedua:
P = |17,2 - 15.4| = 1,8 mm

❖ Alat ukur massa


Beberapa alat ukur massa yang umumnya digunakan:
a. Neraca pasar, yaitu neraca yang banyak digunakan di pasar tradisional untuk menimbang
kebutuhan pokok rumah tangga seperti sayur mayur, minyak, dan gula.
b. Neraca analitis, yaitu neraca yang banyak digunakan penjual emas dan peneliti di
laboratorium.
c. Neraca tiga lengan, yaitu neraca yang banyak digunakan untuk menimbang benda-benda
di laboratorium.
Ketelitian: 10 mg.
Batas ukur: 500 gram-1.000 gram.
d. Neraca surat, yaitu neraca yang banyak dipergunakan kantor-kantor pos, untuk menimbang
surat.

9
e. Neraca elektronik, yaitu neraca yang memiliki tampilan digital untuk menyatakan massa
yang ditimbang.

❖ Alat Ukur Waktu


Beberapa alat ukur waktu:
a. Jam bayangan matahari, yaitu jam yang menggunakan gerakan benda diam yang dibentuk
oleh matahari untuk menentukan waktu.
b. Jam pasir, yaitu jam yang didasarkan pada waktu yang dibutuhkan pasir pada bagian atas
gelas untuk jatuh ke bagian bawah.
c. Jam air, yaitu jam yang didasarkan pada berapa lama waktu yang dipakai un- tuk
mengalirkan air keluar dari suatu tempat melalui sebuah lubang.
d. Jam, misalnya jam dinding atau jam tangan (arloji)
e. Stop watch
f. Jam atom, yaitu jam yang diatur oleh gerakan atom cesium dan diperkirakan hanya akan
membuat kesalahan kira-kira 1 detik dalam waktu 6.000 tahun.

1.2.7 Ketidakpastian Pada Pengukuran


Pada ilmu Fisika hasil pengukuran yang diperoleh biasanya tidak dapat langsung diterima
karena harus dipertangungjawabkan keberhasilan dan kebenarannya. Hasil pengukuran baru
dapat diterima apabila harga besaran yang diukur dilengkapi dengan batas-batas
penyimpangan dari hasil tersebut, yang disebut sesatan (ketidakpastian) yang berupa
kesalahan atau error. Kesalahan atau error dalam suatu percobaan dapat dibagi atas dua
golongan yaitu:

❖ Kesalahan Bersistem (Systematic Error)


Kesalahan yang bersumber pada alat ukur yang dipakai besarannya, kesalahan bi- asanya
konstan sehingga sering sekali dinamakan kesalahan konstan (Constant Error). Kesalahan
bersistem ini dapat terjadi karena:
a. Kesalahan titik nol (Zero Error),
b. Kesalahan pada kalibrasi alat,
c. Kesalahan orangnya (pengamat), kesalahan ini disebabkan oleh kebiasaan seorang
pengamat. Misalnya seorang pengamat sering kali membuat kesalahan karena kedudukan
matanya terlampau rendah atau terlampau tinggi sewaktu membaca titik kolam air di dalam
pipa yang tegak dan kesalahan ini disebut Parallak
10
d. Terjadi gesekan dan fatigue (kelelahan) pada alat karena sering dipakai,
e . Kondisi pengukuran, jika sebuah alat digunakan dengan kondisi pengukuran
yang berbeda dengan kondisi sewaktu kalibrasi maka akan menghasilkan
kesalahan,
f. Gangguan teknis, misalkan pada waktu pengukuran terjadi gangguan seperti adanya
gangguan. Kebocoran yang akan mengganggu sistem dan menyebabkan kesalahan.

❖ Kesalahan Kebetulan (Random Error)


Pengulangan pengukuran selalu memberikan hasil berbeda-beda maka harga tersebut juga akan
berbeda dengan harga sebenarnya, kesalahan ini dinamakan kesalahan kebetulan atau random
error yang terdiri atas :
a. kesalahan penafsiran, kebanyakan alat ukur memerlukan suatu penafsiran pada skala tertentu
dan penafsiran ini dapat berubah dari waktu ke waktu yang lain.
b. keadaan penyimpangan, seperti suhu, tekanan udara, atau tegangan listrik,
c. Gangguan, misalnya : ada getaran mekanis atau opengaruh putaran motor dari alat listrik.
d. Definisi, walaupun proses pengukuran telah sempurna, pengulangan pengukuran yang sama
selalu akan memberikan penyimpangan, besaran yang diamati tidak didefinisikan secara tetap,
misalnya :
Panjang suatu meja bukanlah suatu besaran yang terdefinisi secara eksak. Hal ini
disebabkan bahwa kalau kita teliti, sisi meja tidaklah rata ataupun mungkin tidak tepat
sejajar, sehingga walaupun kita menggunakan alat ukur yang sangat baik untuk mengukur
meja tersebut, harga yang diperoleh selalu berubah-ubah tergantung penampang panjang
yang kita ukur.

❖ Kesalahan lain-lain
Kesalahan lain yang tidak termasuk butir 2.7.1 dan 2.7.2 yang perlu diperhatikan adalah :
a. Kekeliruan membaca alat/skala alat dan mengatur kondisi percobaan kesalahan ini
dapat diatasi dengan cara melakukan percobaan seteliti mungkin atau bila ada
kemungkinan untuk mengulangi percobaan dan perhitungannya.
b. Kesalahan perhitungan, yaitu kesalahan memasukkan harga/angka-angka perhitungan,
menggunakan kalkulator, menggunakan daftar logaritma.

11
1.2.8 Perhitungan Kesalahan
❖ Kesalahan taksiran
Bila pengukuran dilakukan hanya satu kali biasanya sesatan diambil setengah kali skala terkecil
dari pada alat ukur.
Contoh:
Menggunakan mistar yang skala terkecil 1 mm, bila tebal plat diukur menghasilkan 5 cm maka
hasilnya dapat ditulis:
t = (50 ± 0,5) mm
= (5,0 ± 0,05) x 10 mm
∆t = 0,5 adalah sesatan mutlak (absolut), sedangkan sesatan relatifnya dapat dinyatakan dengan
∆𝑡
| | 𝑥 100 %
𝑡
∆𝑡 0,5
|𝑡| = 𝑥 100 % = 1%
50

❖ Menentukan harga rata-rata (nilai terbaik) dan sesatannya untuk data jamak
Misalkan kita melakukan N kali pengukuran didapat hasil sebagai berikut :
𝑋1 , 𝑋2 , … … , 𝑋𝑛
∑ 𝑋𝑁
Nilai rata-rata = 𝑋̅ 𝑁 = 𝑁
|𝑋1 −𝑋̅ |+|𝑋2 −𝑋̅ |+⋯ |𝑋𝑁 −𝑋̅ |
Harga sesatan rata-rata = ∆𝑋 = 𝑁

Untuk mendapatkan nilai terbaik dan sesatannya untuk data yang jumlahnya lebih atau sama
dengan 8 (N≥8) dilakukan dengan cara :

i Xi (Xi)2

1 𝑋1 𝑋12

2 𝑋2 𝑋22

. . .

. . .

N XN XN2

N ∑Xi ∑ (Xi)2

12
∑ 𝑋𝑖
Nilai rata-rata = 𝑋̅ 𝑁 = 𝑁

̅ 𝑁 )2
∑(𝑋𝑖 )2 − 𝑁 (𝑋
Sesatan = ∆𝑋 = 𝑆𝑋𝑁 = √ 𝑁 (𝑁−1)

Nilai Terbaik = X = 𝑋̅ 𝑁 + ∆𝑋

1.3 Prosedur Percobaan


Adapun besaran mekanik yang akan diukur pada percobaan ini adalah panjang, massa, dan
waktu.

1.3.1 Pengukuran Panjang


Alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur besaran mekanik panjang adalah mistar
stik/mistar metrik, jangka sorong, mikrometer sekrup, dan mikroskop.

❖ Prosedur pengukuran menggunakan mistar stik/mistar metrik


Prosedur yang akan dijalankan untuk mendapatkan besaran panjang pada pengukuran panjang:
a. Siapkan benda yang akan diukur berupa diameter kawat
b. Tempatkan sisi mistar berskala ukur tepat ditengah dari diameter yang akan diukur
dengan posisi titik nol berada disalah satu sisi dari sisi benda yang akan diukur, baca
dan masukkan hasil ukur ke data hasil pengukuran.
c. Catat skala terkecil alat ukur, olah data hasil pengukuran menggunakan metode sesatan
taksiran.

❖ Prosedur pengukuran menggunakan jangka sorong


a. Yakinkan rahang sorong dalam keadaan tidak terkunci sehingga rahang sorong dapat
bergerak secara bebas.
b. Buka rahang ukur dengan cara menggeser rahang sorong, tempatkan materi yang akan
diukur diantara rahang tetap dan rahang ukur, yakinkan materi yang diukur terjepit rapat
sempurna, kemudian kunci kembali rahang sorong sehingga hasil ukur tidak berubah.
c. Baca hasil ukur dan olah data menggunakan metode sesatan taksiran.

13
❖ Prosedur pengukuran menggunakan mikrometer sekrup
a. Yakinkan rahang geser dalam keadaan bebas tidak terkunci, kemudian buka rahang
ukur dengan menggeser rahang geser secukupnya.
b. Tempatkan materi yang akan diukur diantara rahang atas dengan rahang geser
kemudian rapatkan kedua rahang dengan cara menggeser rahang geser, perlu diingat
yang hanya boleh diputar adalah tromol. Baca hasil ukur
c. Catat skala terkecil alat ukur, olah data hasil pengukuran menggunakan metode Sesatan
Taksiran.
Materi yang diukur dengan menggunakan ketiga peralatan tersebut sama, maka bandingkanlah
hasil ukur dari masing-masing peralatan, dan analisa peralatan yang mana yang memiliki
tingkat ketelitian yang paling tinggi.

❖ Prosedur pengukuran menggunakan mikroskop


a. Atur pembesaran lensa okuler pada pembesaran 10x dan lensa objektif pada
pembesaran 10x
b. Atur posisi benda sehingga didapat bayangan seperti pada pembahasan 2.6.2 a point 1
catat hasil ukurya, kemudian atur lagi posisi benda sehingga didapat bayangan seperti
poin 3 catat hasil ukurnya.
c. Selisih hasil ukur bayangan pada posisi yang ditunjukan dalam pembahasan. 2.6.2.a
poin 1 dan 2 merupakan besar benda hasil pengukuran.
d. Ulangi langkah a, b, dan c untuk pembesaran lensa okuler tetap 10x lensa objektif
diubah 40x dan 100x.
e. Benda yang digunakan tetap, maka hasil ukurnya diolah menggunakan pengolahan
data menggunakan metode Harga Rata-rata (Nilai Terbaik) dan Sesatannya Untuk
Data Jamak.
Bandingkan pengolahan data antara data tunggal yang menggunakan metode sesatan taksiran
dengan data banyak dengan menggunakan metode harga rata-rata (nilai terbaik) dan sesatan
untuk data jamak.

❖ Prosedur Pengukuran Massa


a. Gunakan neraca Analitis, neraca balance dan neraca tiga lengan untuk mengukur massa
benda yang telah disiapkan.
b. Catat hasil ukur untuk setiap neraca

14
c. Tentukan nilai sesatan alat ukur dengan melihat skala terkecil dari neraca yang
digunakan.
d. Olah data dengan menggunakan sesatan taksiran.
e. Bandingkan tingkat ketelitian dari setiap neraca yang digunakan.
❖ Prosedur Pengukuran Waktu
a. Gunakan stopwatch analog dan digital untuk mengukur waktu yang diperlukan oleh
sebuah benda yang dijatuhkan pada jarak tertentu, masing-masing alat ukur dilakukan
sebanyak 9 (sembilan kali).
b. Olah data dengan menggunakan metode Harga Rata-rata (Nilai Terbaik) dan
Sesatannya Untuk Data Jamak.
c. Bandingkan hasil ukur kedua alat ukur tersebut.

15

Anda mungkin juga menyukai