Anda di halaman 1dari 13

BAB I

KONSEP DASAR PENGUKURAN


A. Definisi Pengukuran
Pengukuran dalam arti yang umum adalah membandingkan suatu besaran
dengan besaran acuan/pembanding/referensi. Pengukuran Teknik merupakan
suatu ilmu untuk melakukan pengukuran karakteristik suatu benda ukur di bidang
teknik dengan alat dan cara yang tepat.
Tujuan mempelajari pengukuran teknik adalah agar mahasiswa mempunyai
pengetahuan secara teoritis tentang pengukuran dan kemudian mampu
mempraktikan pengukuran pada benda kerja. Pengukuran teknik sangat penting
sekali terutama bagi para teknisi yang bekerja di industri permesinan maupun di
bidang perawatan dan perbaikan otomotif.
Proses pengukuran akan menghasilkan angka yang diikuti dengan nama
besaran acuan. Bila tidak diikuti nama besaran acuan, hasil pengukuran menjadi
tidak berarti. Perhatikan dua kalimat ini:
- Tinggi gedung itu tiga
- Tinggi gedung itu tiga kali pohon kelapa
Pada kalimat yang kedua digunakan nama besaran acuan sehingga kalimat
tersebut menjadi bermakna. Akan tetapi, besaran acuannya (pohon kelapa) tidak
menggambarkan suatu hal yang pasti sehingga masih menimbulkan keraguan.
Oleh karena itu diperlukan suatu besaran acuan yang bersifat tetap, diketahui, dan
diterima oleh semua orang. Besaran tersebut harus dibakukan (distandarkan).
Besaran standar yang dipakai sebagai acuan dalam proses pengukuran harus
memenuhi syarat-syarat sebagi berikut: (1) dapat didefinisikan secara fisik; (2)
jelas dan tidak berubah dalam kurun waktu tertentu; (3) dapat digunakan sebagai
pembanding, dimana saja di dunia ini.
Sekarang banyak sekali alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang,
berat, volume, dan lain sebagainya dari suatu benda, maupun alat ukur dari yang
berpresisi rendah sampai yang berpresisi tinggi.

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017 Page 1
Pemilihan dan penggunaan alat ukur disesuaikan dengan faktor ekonomis,
efisiensi, dan kesesuaian dengan keperluan dan kualitas benda kerja yang
diinginkan. Pengukuran merupakan suatu proses yang mencakup tiga bagian: (1)
benda ukur; (2) alat ukur; dan (3) orang/pengukur/operator.
Dengan adanya ketiga bagian di atas maka hasil dari pengukuran tidak ada
satupun yang memberikan ketelitian yang absolut. Kesalahan akan selalu ada, baik
itu yang ditimbulkan oleh alat ukurnya sendiri maupun dari
pengukur/orangnya/operator, sebab tiap-tiap bagian itu dapat menjadi penyebab
kesalahan.
Contoh:
1. Kesalahan dari benda ukur, misalnya: kondisi benda ukur yang mengalami
perubahan bentuk, bisa disebabkan karena pengaruh suhu, kekerasan benda
ukur (lunak atau keras).
2. Kesalahan dari alat ukur, misalnya: alat ukur sudah aus atau bekerja tidak
normal.
3. Kesalahan berasal dari pengukur (operator), misalnya: salah pembacaan pada
alat ukur, cara pengoperasian alat ukur yang salah.
Oleh sebab itu suatu pengukuran sebaiknya dilakukan sampai n kali dengan
pengukuran yang identik (sama), maka hasil setiap pengukuran akan dicari rata-
ratanya. Alat ukur merupakan alat yang dibuat oleh manusia, oleh karena itu
ketidaksempurnaan merupakan ciri utamanya. Meskipun alat ukur direncanakan
dan dibuat dengan cara yang paling seksama, ketidak sempurnaan sama sekali tidak
bisa dihilangkan. Ada 2 sifat utama dari alat ukur yaitu:
1. Validitas
Alat ukur yang berfungsi dengan baik itu akan mampu mengukur dengan tepat
sesuatu obyek yang hendak diukur. Maka alat ukur tersebut dikatakan valid
atau jitu. Misalnya: termometer harus dipakai untuk mengukur suhu, bukan
untuk mengukur panjang suatu benda. Atau sebaliknya mistar digunakan untuk
mengukur panjang suatu benda bukan untuk mengukur suhu.

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017 Page 2
Disamping ketepatan, alat ukur dikatakan valid jika ia mampu memberikan nilai
yang akurat-teliti, yaitu mampu secara cermat menunjukkan ukuran besar-
kecilnya. Misalnya: termometer itu dengan cermat menunjukkan angka 40⁰C
jika suhu seseorang penderita itu benar-benar panasnya setinggi 40⁰C. Meteran
disebut akurat jika panjang benda 5,90 meter dikatakan 5,90 meter, dan bukan
6,00 meter dan seterusnya. Jadi validitas mempunyai dua unsur yaitu: ketepatan
dan ketelitian.
2. Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan keterandalan suatu alat ukur. Hasil pengukuran
yang didapatkan tidak berubah-ubah, atau disebut konsisten/ajeg, artinya bila
pengukuran dilakukan dengan alat ukur yang sama lebih dari satu kali, hasilnya
seharusnya sama, bila tidak maka dikatakan bahwa alat ukur tersebut tidak
reliabel. Apa hubungan antara validitas dengan reliabilitas? Suatu alat ukur bisa
saja konsisten tetapi tidak benar. Ini merupakan alat ukur yang reliabel tetapi
tidak valid. Alat ukur yang reliabel belum tentu valid. Akan tetapi agar alat
ukut dianggap benar ia harus konsisten. Alat ukur yang valid harus reliabel. Dan
alat ukur yang tidak reliabel sudah pasti tidak valid.
B. Besaran Standar
Besaran standar yang digunakan dalam proses pengukuran harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Dapat didefinisikan secara fisik
2. Jelas dan tidak berubah dalam kurun waktu tertentu
3. Dapat digunakan sebagai pembanding dimana saja
Besaran standar yang digunakan dalam setiap proses pengukuran merupakan
salah satu atau gabungan besaran-besaran dasar. Dalam sistem satuan yang telah
disepakati secara internasional (SI) ada tujuh besaran dasar, seperti pada tabel 1.

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017 Page 3
Tabel. 1.
Satuan Standar bagi tujuh besaran dasar menurut
sistem satuan internasional (SI)

Besaran Dasar Nama Satuan Simbol


Dasar
Panjang Meter M
Massa Kilogram Kg
Waktu detik (second) S
Arus listrik Amper (ampere) A
Temperatur Kelvin K
termodinamika
Jumlah zat Mol (mole) Mol
Intesitas cahaya Lilin (candela) Cd

Semua besaran standar bagi setiap pengukuran yang bukan merupakan


besaran dasar tersebut di atas adalah merupakan turunan (gabungan) beberapa
besaran dasar. Contoh besaran turunan ada pada tabel 2, di bawah ini.
Tabel.2.
Besaran Turunan dengan Satuan Standar

Besaran Turunan Nama Satuan Turunan Simbol


Luas bidang Meterpersegi m²
Volume Meterkubik m³
Kecepatan Meterperdetik m/s
Percepatan Meterperdetik kuadrat m/s²
Gaya Newton N; kg.m/s²
Tekanan Pascal Pa; N/m²; kg/(m.s²
Energi (kerja) Joule J; N.m; kg.m²/s²
Daya Watt W; J/s; kg.m²/s²
Potensial listrik Volt V; W/A; kg.m²/
(s³.A)
Tahanan listrik Ohm Ω; V/A;
kg.m²/(s².A²)

Untuk meringkas penulisan angka hasil pengukuran biasanya digunakan nama


depan yang khusus dibuat untuk mengawali nama satuan standar. Pada satuan sistem
internasional dikenal beberapa nama depan yang berfungsi sebagai pernyataan hasil

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017 Page 4
kali dengan bilangan pokok sepuluh bagi nama-nama satuan standar seperti pada
tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3.
Awalan yang digunakan dengan satuan SI

Awalan Lambang Arti Contoh


Tera- T 1.000.000.000.000 atau 1012 1 terameter (Tm)
=1x1012m
Giga- G 1.000.000.000 atau 109 1 gigameter (Gm)
=1x109m
Mega- M 1.000.000 atau 106 1 megameter (Mm)
=1x106m
Kilo- K 1.000 atau 103 1 kilometer (km)
=1x103m
Desi- D 1/10 atau 10-1 1 desimeter (dm)
=0,1m
Senti- C 1/100 atau 10-2 1 sentimeter (cm)
=0,01m
Mili- M 1/1000 atau 10-3 1 milimeter (mm)
=0,001m
Mikro- µ 1/1.000.000 atau 10-6 1 mikrometer (µm)
=1x10-6m
Nano- N 1/1.000.000.000 atau 10-9 1 nanometer
(nm)=1x10-9m
Piko- P 1/1.000.000.000.000 atau 10-12 1 pikometer (pm)
= 1x10-12m

1. Sistem Pengukuran Inggris dan Metrik


Sistem pengukuran yang digunakan pada beberapa negara yang berbahasa
Inggris menggunakan satuan massa baku pon (lb), satuan panjang adalah yard
(yd). Sistem inggris telah didefinisikan dengan tepat untuk digunakan dalam
industri-industri modern dan perdagangan tetapi tidak sesuai digunakan dalam
bidang ilmiah. Hal ini terutama disebabkan oleh tidak adanya keteraturan dalam
satuan yang dapat digunakan untuk menyatakan jumlah yang diukur. Panjang
dapat dinyatakan dalam inci, kaki, yard dan mil; tetapi jumlah inci dalam 1 kaki
tidak sama dengan jumlah kaki dalam 1 yard atau jumlah yard dalam 1 mil.

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017 Page 5
Akibatnya perhitungan yang memerlukan konvensi antara satuan-satuan sulit
dinyatakan.
Tabel.4
Kesetaraan Antara Sistem Metrik dengan Inggris

Besaran Metrik Inggris


Massa 1 kg 2,205
453,6 g 1 pon
Panjang 1,609 km 1 mil
1m 39,37 in
2,54 cm 1 in
Volume 3,785 lt 1 gallon
1 lt 1,057 qt

Sistem pengukuran yang didasarkan atas meter disebut sistem metrik.


2. Besaran Standar Panjang
Besaran standar harus merupakan besaran yang tetap (tidak berubah
dengan berubahnya waktu). Dalam kenyataannya besaran standar panjang ini
berubah sesuai dengan kemajuan teknologi. Pengukuran yang melibatkan benda
ukur dan alat ukur mengalami kemajuan dalam hal kecermatan, ketepatan, dan
ketelitian yang bisa dicapainya. Dengan demikian, besaran panjang yang kita
kenal dengan nama meter ini pun sebenarnya telah mengalami perubahan dari
sejak ia tercipta sampai saat ini baik dalam harganya maupun definisinya. Sejarah
Besaran Panjang
a. Th 4000 SM Mesir kuno, standar panjang diberi nama “lengani” yaitu sesuai
dengan panjang dari siku sampai ujung jari tengah raja yang berkuasa saat
itu; 463,3 mm menurut ukuran sekarang.
b. Th 825 Al-khawarizmi (Baghdad) menulis sistem desimal (pengenalan
angka 0 dan aturan logaritma) yang ia sempurnakan dari sistem hitungan
bangsa India (dengan angka 1 s/d 9). Saat itu telah berkembang ilmu
matematika dengan menggunakan notasi angka seperti yang kita gunakan
sampai saat ini.

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017 Page 6
c. Th 1101 Inggris dikenal satuan panjang yang diberi nama 1 Yard (Henry 1)
yaitu jarak dari ujung hidung ke ujung jempol saat tangan raja Henry
dibentangkan. Sistem desimal belum mereka kenal dalam perhitungan.
d. Abad 15 Al-Kashi (samarkand) memperkenalkan pangkat negatif bagi
sistem bilangan 10 dan juga sistem bilangan 60
e. Th 1528 Jean Fernel (Perancis) mengajukan ide untuk menjadikan bumi
sebagai acuan (jarak pada garis bujur bumi dari Paris sampai Amiens).
f. Th 1661 Christopher Wren (Inggris) mengajukan ide untuk menggunakan
bandul waktu (setengah panjang tali bandul: pendulum dengan periode 0,5
detik) sebagai satuan panjang. Jadi, standar panjang mulai dikaitkan dengan
besaran waktu.
g. Th 1664 Christiaan Huygens (Belanda) mendukung ide panjang bandul
sebagai bergoyang dengan periode 1 detik).
h. Th 1790 Academy of scietist (Paris) mendukung ide bumi sebagai acuan
karena satuan panjang berdasarkan pendulum tidak tepat atau tak mampu
menunjukakan pengulangan yang baik. Mulai saat itu lahirlah nama standar
meter (Yunani: “metron” berarti dimensi) yaitu:
Satu meter adalah seperempat puluh juta keliling bumi yang diukur pada
garis bujur yang melalui Paris dari Dunkirk (pantai utara Perancis) sampai
Barcelona (Spanyol). Berdasarkan definisi meter ini dilakukan pengukuran yang
sebenarnya dari th 1792-1798 yang kemudian diwujudkan dengan batang
platinum berpenampang segi empat 25 X 4,05 mm.
C. Toleransi
Toleransi adalah batas-batas penyimpangan ukuran, bentuk atau posisi dari
suatu produk (hasil) yang diijinkan. Suatu produk dari hasil proses produksi tidaklah
mungkin memiliki bentuk atau posisi sempurna. Oleh sebab itu bentuk atau posisi
dari suatu produk semestinya diijinkan untuk menyimpang dalam batas-batas
tertentu.

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017 Page 7
Toleransi ukuran sesungguhnya dapat membatasi beberapa kesalahan bentuk
dan posisi. Suatu bentuk dan posisi yang kurang teliti dapat menyebabkan kesulitan
dalam perakitan. Toleransi memegang peranan yang vital dalam proses produksi
dikarenakan sangat sulitnya membuat suatu alat atau benda sesuai dengan ukuran
yang tepat, karena menyangkut ketelitian dalam proses pengerjaannya.
Besarnya toleransi ditentukan oleh ISO /R286 (sistem ISO untuk limit dan
suaian) agar sesuai dengan persyaratan fungsional dan untuk keseragaman. ISO
menetapkan 18 toleransi standar, yakni mulai dari IT 01, IT 0, IT 1, IT 2, sampai
dengan IT 16.
Hubungan antara pengelompokan kualitas toleransi ini dengan proses
pengerjaannya adalah sbb:
Kualitas 1 – 4 adalah untuk pengerjaan yang sangat teliti. Misalnya pembuatan alat
ukur, instrumen optik, dll.
Kualitas 5 – 11 untuk proses pengerjaan dengan permesinan biasa, termasuk untuk
komponen-komponen yang mampu tukar.
Kualitas 12 – 16 untuk proses pengerjaan yang kasar, seperti pengecoran,
penempaan, pengerolan, dsb.
Toleransi pada dasarnya dibedakan menjadi tiga macam, yakni toleransi
ukuran, toleransi geometrik, dan konfigurasi kekasaran permukaan.
1. Toleransi Ukuran
Toleransi ukuran adalah dua batas penyimpangan yang diijinkan pada setiap ukuran
elemen. Toleransi memegang peranan yang vital pada proses produksi dikarenakan
sangat sulitnya membuat suatu alat atau benda sesuai dengan ukuran yang tepat,
karena menyangkut ketelitian dalam proses pengerjaannya. Toleransi ukuran
dibedakan lagi menjadi: Toleransi Standar (Toleransi Internasional/IT);
Toleransi Umum dan Toleransi Khusus; Toleransi suaian.
Toleransi umum diberikan untuk ukuran yang tidak memerlukan ketelitian atau
bukan merupakan bagian dari benda berpasangan (suaian). Nilai toleransi umum
selalu memilki batas penyimpangan atas dan batas penyimpangan bawah yang

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017 Page 8
sama. Besarnya toleransi ini ditentukan oleh tingkat kualitas (kekasaran permukaan)
dan ukuran dasar.
Toleransi khusus merupakan suatu toleransi yang nilainya di luar toleransi umum
dan suaian. Nilai toleransinya lebih kecil daripada nilai toleransi umum, namun
lebih besar daripada nilai toleransi suaian.
Toleransi Suaian. Suaian adalah suatu istilah untuk menggambarkan tingkat
kekekatan atau kelonggaran yang mungkin dihasilkan dari penggunaan kelegaan
atau toleransi tertentu pada elemen mesin yang berpasangan. Ada empat macam
suaian pada elemen mesin, yakni: Suaian longgar (clearance fit); Suaian sesak
(interference fit); Suaian pas (transition fit); Suaian garis.
Suaian longgar selalu menghasilkan kelonggaran (celah bebas) dengan daerah
toleransi lubang selalu terletak di atas daerah toleransi poros. Suaian sesak selalu
menghasilkan kesesakan, dengan daerah toleransi lubang selalu terletak di bawah
daerah toleransi poros. Suaian pas dapat menghasilkan celah bebas atau
interferensi, namun poros harus dipaksakan masuk ke dalam lubang dengan
kelegaan negative. Sesuai garis batas–batas ukuran ditentukan sedemikian sehingga
celah bebas atau kontak antar permukaan akan terjadi apabila elemen mesin yang
berpasangan dirakit.
Istilah-istilah dalam Pengukuran:
Garis nol adalah garis dasar atau garis dengan penyimpangan nol.
Ukuran sesungguhnya Ukuran sesungguhnya adalah ukuran jadi atau ukuran yang
didapat setelah benda selesai dibuat, yang dapat diketahui dengan menggunakan alat
ukur.
Kelonggaran (Clearance) adalah selsih kelonggaran antara luna gdengan poros
dimana ukuran lubang lebih besar daripada ukuran poros.
Kelonggaran maksimum adalah seliisih antara lubang terbesar dengan poros
terkecil dalam suatu suaian longgar.
Kelonggaran minimum adalah selisih ukuran lungan terkecil dengan poros
terbesar dalam suatu suaian longgar.

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017 Page 9
Kesesakan (Interference) adalah suatu nilai selisih ukuran antara lubang dengan
poros, dimana ukuran poros lebih besar daripada ukuran lubang.
Kesesakan maksimum adalah selisih ukuran antara lubang terkecil dengan poros
terbesar pada suaian sesak.
Kesesakan minimum adalah selisih ukuran antara lubang terbesar dengan poros
terkecil pada suaian sesak.
Contoh pemberian toleransi pada sebuah lubang dan poros:
a. 30H7 b. 40g6
Keterangan:
a. Suatu lubang denganukuran dasar 30 mm, posisi daerah toleransinya H, dan
kualitasnya 7.
b. Suatu poros dengan ukuran dasar 40 mm, posisi daerah toleransinya g, dan
kualitasnya 6.
2. Toleransi Geometrik
Toleransi geometrik adalah toleransi yang membatasi penyimpangan bentuk,
posisi tempat, dan penyimpangan putar terhadap suatu elemen geometris. Toleransi
geometrik pada dasarnya memberikan kesempatan untuk memperlebar persyaratan
dari toleransi ukuran. Pemakaian toleransi geometrik hanya dianjurkan apabila
memang perlu untuk meyakinkan ketepatan komponen menurut fungsinya.
Sebuah toleransi geometrik dari suatu elemen menentukan daerah di mana elemen
tersebut harus berada. Maka, sesuai dengan sifat dari daerah yang akan diberi
toleransi dan cara memberi ukuran, daerah toleransi dikelompokkan menjadi
berikut.
Luas dalam lingkaran (selanjutnya dilambangkan dengan #1)
Luas antara dua lingkaran sepusat (selanjutnya dilambangkan dengan #2)
Luas antara dua garis yang berjarak sama, atau dua garis lurus sejajar (selanjutnya
dilambangkan dengan #3)
Ruang dalam bola (selanjutnya dilambangkan dengan #4)
Ruang dalam silinder (selanjutnya dilambangkan dengan #5)

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017 Page 10
Ruang antara dua silinder bersumbu sama (selanjutnya dilambangkan dengan #6)
Ruang antara dua permukaan berjarak sama atau dua bidang sejajar (selanjutnya
dilambangkan dengan #7)
Ruang dalam sebuah kubus (selanjutnya dilambangkan dengan #8)
Berikut ini gambaran mengenai hubungan antara sifat yang diberi toleransi dan
daerah toleransi diberikan dalam suatu table
Hubungan antara toleransi geometrik dengan toleransi ukuran ada dua macam
dibedakan menurut :
Menurut Prinsip Ketidakbergantungan
Definisi Prinsip Ketidakbergantungan adalah,“Tiap persyaratan yang diperinci
dalam gambar, seperti misalnya toleransi ukuran dan toleransi bentuk atau posisi
harus ditentukan secaa bebas tanpa menghubungkan pada ukuran, toleransi atau
sifat manapun kecuali ditentukan oleh suatu hubungan khusus.”
Maka bila tidak ditemukan adanya hubungan antara ukuran dan toleransi bentuk
atau posisi, toleransi bentuk atau posisi itu dianggap tidak memiliki hubungan.
Menurut Prinsip Bahan Maksimum
Definisi Prinsip Bahan Maksimum adalah,”Pemberian toleransi yang
memperhitungkan ketergantungan timbal balik antara toleransi ukuran dengan
toleransi bentuk atau posisi serta adanya tambahan harga toleransi dari bentuk atau
posisi pada bagian tertentu yang menyimpang asalkan tidak melanggar batas-batas
maksimum dan minimumnya”
Prinsip bahan maksimum mengsumsikan bahwa terdapat hubungan timbal balik
antara toleransi ukuran dengan toleransi bentuk atau posisi. Kondisi bahan
maksimum pada sebuah poros adalah ukuran batas terbesar dari poros tersebut.
Konfigurasi Kekasaran Permukaan

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017 Page 11
Konfigurasi permukaan yang mencakup antara lain kekasaran permukaan dan bekas
pengerjaan (tekstur), memegaang peranan penting dalam perencanaan suatu elemen
mesin, yakni berhubungan dengan gesekan, keausan, pelumasan, tahanan,
kelelahan, kerekatan, suaian, dan sebagainya.
Nilai kekasaran rata-rata aritmetik (Ra) telah diklasifikasikan oleh ISO menjadi 12
tingkat kekasaran, daari N1 sampai dengan N12

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017 Page 12
Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017 Page 13

Anda mungkin juga menyukai