Anda di halaman 1dari 73

.

1. PENGGUNAAN ALAT KERJA DAN ALAT UKUR LISTRIK

1.1. PENGERTIAN PENGUKURAN

Pengukuran adalah suatu pembandingan antara suatu besaran dengan besaran


lain yang sejenis secara eksperimen dan salah satu besaran dianggap sebagai
standart.
Dalam pengukuran listrik terjadi juga pembandingan , dalam pembandingan ini
digunakan suatu alat Bantu (alat ukur). Alat ukur ini sudah dikalibrasi, sehingga
dalam pengukuran listrikpun telah terjadi pembandingan. Sebagai contoh
pengukuran tegangan pada jaringan tenaga listrik dalam hal ini tegangan yang
akan diukur diperbandingkan dengan penunjukkan dari Volt meter.
Pada pengukuran listrik dapat dibedakan dua hal :
a. Pengukuran besaran listrik, seperti arus (ampere), tegangan (Volt), daya listrik
(Watt), dll
b. Pengukuran besaran non listrik, seperti suhu, luat cahaya, tekanan, dll.
Dalam melakukan pengukuran , pertama harus ditentukan cara pengukurannya.
Cara dan pelaksanaan pengukuran itu dipilih sedemikian rupa sehingga alat ukur
yang ada dapat digunakan dan diperoleh hasil dengan ketelitian seperti yang
dikehendaki. Juga cara itu harus semudah mungkin, sehingga diperoleh efisiensi
setinggi-tingginya. Jika cara pengukuran dan alatnya sudah ditentukan,
penggunaannya harus dengan baik pula. Setiap alat harus diketahui dan diyakini
cara kerjanya. Dan harus diketahui pula apakah alat-alat yang akan
digunakan dalam keadaan baik dan mempunyai klas ketelitian sesuai dengan
keperluannya.
Jadi jelas pada pengukuran listrik ada tiga unsur penting yang perlu diperhatikan
yaitu :
- cara pengukuran
- orang yang melakukan pengukuran
- alat yang digunakan

Sehubungan dengan ketiga hal yang penting ini sering juga harus diperhatikan
kondisi dimana dilakukan pengukuran, seperti suhu, kelembaban, medan magnet,
dll.
Mengenai alat ukur itu sendiri penting diperhatikan mulai dari pembuatannya
sampai penyimpanannya. Karena sejak pembuatannya, alat itu ditentukan
ketelitiannya sesuai dengan yang dikehendaki. Setelah itu dalam pemakaian,
pemeliharaan dan penyimpanan memerlukan perhatian kita agar ketelitiannya
tetap terpelihara.

1
.

1.1.1 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA PENGUKURAN


LISTRIK :

Cara pengukuran harus benar


Pada pengukuran listrik terdapat beberapa cara Pilih cara yang
ekonomis
Alat ukur, harus dalam keadaan baik :
Secara periodik harus dicek (kalibrasi)
Penyimpanan, transportasi alat harus diperhatikan
Operator (Orang) , Harus teliti
Keadaan dimana dilakukan pengukuran harus diperhatikan
Jika diperlukan laporan , maka pencatatan hasil pengukuran perlu
mendapat perhatian
- Untuk catatan digunakan buku tersendiri
- Gunakan FORMULIR tertentu

1.2. BESARAN, SATUAN DAN DIMENSI


Alat ukur adalah alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan /mengetahui
hasil perbandingan antara suatu besaran / ukuran yang ingin diketahui dengan
standar yang dipakai.

Fungsi penting dari alat ukur baik alat ukur listrik maupun mekanik adalah untuk
mengetahui nilai yang telah ditentukan sebagai batasan laik atau tidaknya
peralatan / jaringan akan dioperasikan.
Dalam pengukuran kita membandingkan suatu besaran dengan besaran standard.
Sehingga dalam pengukuran perlu mengetahui besaran, satuan dan dimensi.

1.2.1. Besaran
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur. Besaran terdiri dari :
Besaran dasar : besaran yang tidak tergantung
pada besaran lain
Besaran turunan : besaran yang diturunkan dari
besaran-besaran dasar.
Besaran pelengkap : besaran yang diperlukan untuk
membentuk besaran turunan.

1.2.2. Satuan
Satuan adalah ukuran dari pada suatu besaran. Sistem satuan dapat
dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Sistem satuan metrik (universal), yaitu :
Satuan Panjang dalam meter (m).

2
.

Satu meter (1 m) didefinisikan sepersepuluh juta bagian dari jarak


antara kutub dan katulistiwa sepanjang meredian yang melewati
Paris.

Pada tahun 1960 satuan panjang meter didefinisikan kembali lebih


teliti dan dinyatakan dalam standard optik yang disebut radiasi
merah jingga dari sebuah atom Krypton. Sehingga Satu (1) meter
sama dengan 1.650.763,73 panjang gelombang radiasi merah
jingga dari atom Krypton-86 dalam ruang hampa.

Satuan Massa dalam gram (g).


Satu gram (1 gram) didefinisikan massa 1 cm kubik air yang telah
disuling dengan suhu 4 derajat Celcius (C) dan pada tekanan udara
normal (760 mm air raksa atau Hg).

Satuan Waktu dalam sekon (s).


Satu sekon (1 sekon) didefinisikan sebagai 1/ 86400 hari matahari
rata-rata.Satuan lainnya dijabarkan dari ketiga satuan dasar diatas
yaitu panjang, massa dan waktu. Semua pengalian dari satuan dasar
diatas adalah dalam sistem desimal (lihat Tabel 1.) Sistem absolut
CGS atau sistem centi gram sekon ini dikembangkan dari sisem
metrik MKS atau meter kilogram sekon.

b. Sistem Internasional
Dalam sistem internasional (SI) digunakan enam sistem satuan
dasar.Keenam besaran dasar SI dan satuan-satuan pengukuran beserta
simbolnya diberikan pada Tabel 2.

Satuan Arus
Nilai ampere Internasional didasarkan pada endapan elektrolit perak dari
larutan perak nitrat.
1 Ampere Internasional didefinisikan sebagai arus yang mengendapkan
perak dengan laja kecepatan sebesar 1,118 miligram per sekon darei statu
larutan perak nitrat Standard.
Nilai Ampere absolut dilakukan dengan menggunakan keseimbangan arus
yakni dengan mengukur gaya-gaya antara dua konduktor yang sejajar.
1 Amper didefinisikan sebagai arus searah konstan, yang jika
dipertahankan dalam konduktor lurus yang sejajar dan konduktor tersebut
ditempatkan pada jarak satu meter di dalam ruang hampa akan
menghasilkan gaya antara kedua konduktor tersebut sebesar 2/
10.000.000 Newton per satuan panjang.
Satuan Temperatur

3
.

Derajat Kelvin (K) telah ditetapkan dengan mendefinisikan temperatur


termodinamik dari titik tripel air pada temperatur tetap sebesar 273,160 0 K.
Ttitik tripel air ialah suhu keseimbangan antara es dan uap air. Skala praktis
internasional untuk temperatur adalah derajat Celcius (0 C) dengan
simbol t.
Skala Celcius mempunyai dua skala dasar yang tetap yaitu :
Titik triple air yang sebenarnya 0,01 derajat C
Titik didih air yang besarnya 100 derajat C, keduanya pada tekanan 1
atmosfer .

T (0 C) = T (0 K) - To

Dimana To = 273,16 derajat

Intensitas Penerangan
Intensitas penerangan disebut lilin (candela).

1 lilin didefinisikan sebagai 1/60 intensitas penerangan setiap centimeter


kuadrat radiator sempurna. Radiator sempurna adalah benda radiator
benda hitam atau Planck Standard Primer untuk intensitas penerangan
adalah sebuah radiator sempurna pada temperatur pembekuan platina
(kira-kira 20240 C).

Tabel 1. Perkalian faktor 10 (Satuan SI)


Faktor Perkalian Sebutan
dari Satuan Nama Simbol
1012 tera T
109 giga G
106 mega M
103 kilo k
102 hecto h
10 deca d
10-1 deci d
10-2 centi c
10-3 milli mm
10-6 micro
10-9 nano n
10-12 pico p
10-15 fento f
10-18 atto a
1.2.3. Dimensi

4
.

Dimensi adalah cara penulisan dari besaran-besaran dengan


menggunakan simbol-simbol (lambang-lambang) besaran dasar.

Tabel 2. Besaran Dasar dan Satuan SI

No. Besaran Simbol Satuan Simbol


Dimensi
1. Panjang L meter m
2. Massa M kilogram kg
3. Waktu T sekon s (det)
4. Kuat Arus I Ampere A
5. Temperatur derajat Kelvin K
6. Intensitas Cahaya J lilin (Kandela) Cd
Besaran Pelengkap
a. Sudut dasar (plane angle) - Radian Rad

b. Sudut ruang (solid angle) - Steradian Sr

Kita mengenal berbagai besaran-besaran listrik antara lain :

Tabel 2. Besaran Dasar dan Satuan SI


BESARAN LISTRIK SATUAN ALAT UKUR

Tegangan volt Voltmeter


Tahanan ohm Ohmmeter
Arus ampere Amperemeter
Daya watt Wattmeter
Energi wattjam (kWh) kWhmeter
Frekuensi hertz Frekuensimeter
Induktansi henry Induktasimeter
Kapasitansi dll farad Kapasitasmeter

1.3. KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI ALAT UKUR

5
.

1.3.1. Karakteristik
Karakteristik dari suatu alat ukur adalah :
Ketelitian
Kepekaan
Resolusi (deskriminasi)
Repeatibility
Efisiensi

Ketelitian
Ketelitian ini didefinisikan sebagai persesuaian antara pembacaan alat ukur
dengan nilai sebenarnya dari besaran yang diukur.
Ketelitian alat ukur diukur dalam derajat kesalahannya.

Kesalahan (Error)
Kesalahan ialah selisih antara nilai pembacaan pada alat ukur dan nilai
sebenarnya .
Dalam rumusan dapat ditulis :
E=IT atau dalam %
I T
E x100%
T

Dimana : E = Kesalahan
I = Nilai pembacaan
T = Nilai sebenarnya

Koreksi ialah selisih antara nilai sebenarnya dari besaran yang diukur dan
nilai pembacaan pada alat ukur.

C=T-I atau dalam %


T I
C x100%
T

Dari kedua rumus diatas yaitu kesalahan dan koreksi dapat dilihat bahwa :
C= - E

Kesalahan pada alat ukur umumnya dinyatakan dalam klas ketelitian yang
dinyatakan dengan klas 0.1; 0.5 ; 1,0 dst. Julat ukur dinyatakan mempunyai
ketelitian klas 0,1 bila kesalahan maksimum ialah 1 % dari skala penuh
efektif. Tergantung dari besar kecilnya ketelitian tersebut alat-alat ukur dibagi
menjadi :

6
.

Alat cermat atau alat presisi, alat ukur dengan ketelitian tinggi
(< 0,5%).
Alat kerja, alat ukur dengan ketelitian menengah ( 1 2 %).
Alat ukur kasar, alat ukur dengan ketelitian rendah ( 3 %).

Alat cermat / alat presisi :


Alat ukur yang mempunyai faktor kesalahan dibawah 0,5% termasuk
golongan alat presisi. Alat ukur ini sangat mahall harganya dan hanya
dipakai untuk pekerjaan yang memerlukan kecermatan yang tinggi,
umpamanya dilaboraturium.
Alat ukur presisi dibuat dalam bentuk transfortable dan untuk menjaga
terhadap perlakuan-perlakuan yang kasar, maka alat tesebut harus disimpan
dalam kotak khusus dan diperlakukan secara hati-hati.
Sebagai persyaratan alat tersebut harus dikalibrasi atau dilakukan peneraan
ulang secara berkala.

Alat Ukur Kasar :


Alat ukur yang mempunyai kesalahan ukur > 3% termasuk golongan alat
kasar.
Pada beberapa alat ukur yang akan ditempatkan pada panel-panel maka
untuk mengurangi kesalahan membaca karena paralaks, jarum petunjuk dan
skala pembacaan ditempatkan pada bidang-bidang yang sama seperti yang
diperlihatkan dalam gambar (b).

Gambar Skala dan Plat skala pada alat ukur

Ketelitian hasil ukur ditentukan oleh 2 ( dua ) hal, yaitu :


Kondisi alat ukur, yaitu ketelitiannya harus sesuai dengan yang
dipersyaratkan untuk pengukuran pada pemeliharaan kubikel.

7
.

Ketelitian alat ukur dapat berkurang disebabkan antara lain, umur alat
ukur yang memang sudah melebihi yang direncanakan sehingga
mengalami kerusakan atau sumber listrik yang harusnya terpasang
dengan kondisi tertentu, sudah tidak memenuhi seperti yang
dipersyaratkan.

Operator atau pengguna alat ukur tidak memahami cara yang benar,
sehingga terjadi kesalahan membaca pada alat ukur.

Tabel 3. Klas ketelitian alat ukur dan penggunaannya.

Klas Kesalahan yang Penggunaan Keterangan


diijinkan (%)
0,1 0,1 Laboratorium Presisi
0,2 0,2 Laboratorium Presisi
0,5 0,5 Laboratorium Menengah
1,0 1,0 Industri Menengah
1,5 1,5 Industri Menengah
2,0 2,0 Industri Menengah
2,5 2,5 Industri Menengah
3,0 3,0 Hanya untuk cek Rendah
5,0 5,0 Hanya untuk cek Rendah

1.4. MACAM MACAM ALAT UKUR DAN PENGGUNAANYA

1.4.1. Menurut macam arus :


Arus searah
Arus bolak balik
Arus searah dan arus bolak balik

1.4.2. Menurut tipe / jenis


- Tipe Jarum Petunjuk
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah yang ditunjuk oleh jarum petunjuk,
harga tersebut adalah harga sesaat pada waktu meter tersebut dialiri arus listrik

- Tipe Recorder
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga yang ditulis / dicatat pada kertas,
pencatat ini dilakukan secara otomatis dan terus menerus selama meter tersebut
dialiri arus listrik.

8
.

- Tipe Integrator
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga dari hasil penjumlahan yang
dicatat pada selang waktu tertentu selama alat tersebut digunakan

- Digital
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga sesaat

1.4.3. Menurut prinsip kerja :

Besi putar, tanda ( S )


Prinsip kerja : gaya elektromagnetik pada suatu inti besi
dalam suatu medan magnet. (kumparan tetap, besi yang
berputar) penggunaan pada rangkaian AC/DC.

Kumparan putar, tanda (M)


Prinsip kerja : gaya elektromagnetik antar medan magnet
suatu tetap dan arus (kumparan berputar magnit tetap),
pengunaan pada rangkaian DC, alat ukur yang
menggunakan sistem ini VA/.

Elektrodinamik, tanda (D)


Prinsip kerja: gaya elektromagnetik antar arus-arus.
(kumparan tetap & kumparan berputar), pemakaian pada
rangkaian AC/DC, alat yang menggunakan system ini V / A
/ W / F.

Induksi, tanda (I)


Prinsip kerja : gaya elektromagnetik yang ditimbulkan oleh
medan magnit bolak-balik dan arus yang terimbas oleh
medan magnet, (arus induksi dalam hantaran).

Kawat panas
Prinsip kerja : gerakan jarum diakibatkan oleh pemuaian panas dan
tarikan pegas, (pemakaian pada rangkaian AC/DC, alat yang
menggunakan sistem ini A/V/.

1.4.4. Menurut sumber tegangan :

= Pengukuran untuk besaran-besaran arus searah DC


Pengukur untuk besaran arus bolak-balik AC

9
.

= Pengukur untuk besaran arus searah dan bolak-balik DC/AC


3 Pengukur phasa tiga AC 3

1.4.5. Menurut tegangan pengujiannya :

Tegangan uji 2 kv
2

Tegangan uji 3 kv
3

Tegangan uji 4 kv
4

1.4.6. Menurut Posisi Pengoperasian

Dipasang untuk posisi mendatar .

Di pasang dengan posisi tegak.

Di pasang dengan posisi miring 60o

Contoh : Posisi penggunaan alat ukur

Gambar Alat Ukur dengan Posisi Mendatar

10
.

Gambar Alat Ukur Dengan Posisi Tegak

Gambar Alat Ukur dengan Posisi Miring

1.5. CARA PENGUKURAN


Untuk mengetahui dan bagaimana memilih alat ukur yang akan dipergunakan
sesuai dengan kebutuhan dilapangan, berikut dijelaskan tentang cara pembacaan
dan pengertian simbol-simbol maupun kode non teknis yang terdapat pada alat
ukur.

Posisi pembacaan
Pembacaan harga pada alat ukur secara cermat harus dilakukan dengan melihat
tepat diatas jarum penunjuk. Dengan demikian dibaca harga pada garis skala yang
tertulis tepat dibawah runcing jarum.
Bila tidak melihat tepat diatas penunjuk akan terbaca harga sebelah kiri atau
disebelah kanan dari garis sebenarnya, kesalahan ini disebut paralaks.

Untuk menghindari paralaks tersebut runcing jarum dari alat cermat dibuat berupa
sayap tipis dan dipasang cermin kecil dibawah runcing jarum skala. Dalam posisi

11
.

baca yang benar, maka jarum runcing dan bayangannya pada cermin harus tepat
satu garis tipis.

Contoh cara membaca skala pada alat ukur :

1.5.1. Menurut sifat penggunaannya


Portable
Alat ini mudah dipergunakan dan dibawa pergi kemana-mana sesuai kehendak
hati kita dalam pengukuran.

Papan hubung/panel
Alat ini dipasang pada panel secara permanent atau tempat-tempat tertentu,
sehingga tidak dapat dibawa pergi untuk mengukur ditempat lain.

1.5.2. Menurut besaran yang diukur

Besaran Tanda Rangkaian


Nama Alat Ukur Keterangan
yang diukur Satuan Penggunaan
Amper Meter Arus A AC & DC V
R

Volt Meter Tegangan E AC & DC I.R

Watt Meter Daya W AC & DC V.I

Ohm Meter Tahanan Ohm DC V


I
kWh Meter Energi kWh AC & DC
V.I.t cos
kVArh Meter Energi kVArh AC & DC
V.I.t sin
Frekwensi Getaran/detik Hz AC
-
Cos Phi Meter Faktor Kerja Cos phi AC

1.5.3. Menurut pengawatannya

12
.

Ampere-meter .
Ampermeter berfungsi untuk mengukur arus listrik. Cara penyambungan dari ampere
meter adalah dengan menghubungkan seri dengan sumber daya lsitrik (power
source).

Amperemeter harus dihubungkan seri dengan rangkaian yang akan diukur karena
mempunyai tahanan dalam (RA) yang kecil , sehingga apabila amperemeter
dihubungkan paralel akan terjadi dua aliran (I1 dan I2 ) , karenanya pengukuran tidak
benar (salah) akan tetapi merusak amperemeter karena dihubung singkat dengan
batere/tegangan sumber alat ukur tersebut.

Tahanan amperemeter harus kecil , agar pengaruh terhadap rangkaian kecil . Juga
harus kecil agar daya yang hilang menjadi kecil

Plosses = I2 RA

13
.

Pada system tegangan tinggi pengukuran arus dilengkapi dengan trafo arus (CT)
sebagai penurun arus sisi tegangan tinggi (tegangan sistem) menjadi arus
pengukuran yg diinginkan.

Volt-meter
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui besarnya tegangan. Cara penyambungan
dari Volt-meter adalah dengan menghubungkan parallel dengan sumber daya lsitrik
(power source )

P
sumber beban V
~ daya

Voltmeter harus dihubungkan paralel dengan rangkaian yang akan diukur karena
mempunyai tahanan dalam ( RA ) yang besar.

Tahanan voltmeter harus besar , agar tidak mempengaruhi sistem pada saat
digunakan, juga agar daya yang hilang pada voltmeter itu kecil.

E2
PLosses
RV

Pada system
tegangan tinggi
pengukuran
tegangan
dilengkapi dengan trafo tegangan (PT) sebagai penurun tegangan dari tegangan
tinggi (tegangan sistem) menjadi tegangan pengukuran yg diinginkan.

14
.

Cosphi meter (Cos ).


Alat ini digunakan untuk mengetahui, besarnya factor kerja (power factor) yang
merupakan beda fase antara tegangan dan arus. Cara penyambungan adalah tidak
berbeda dengan watt meter sebagaiman gambar dibawah ini :

Cos phi meter banyak digunakan dan terpasang pada :


Panel pengukuran mesin pembangkit
Panel gardu hubung gardu induk
Alat pengujian, alat penerangan, dan lain-lain.

Frekwensi Meter
Frekwensi meter digunakan untuk mengetahui frekwensi (berulang) gelombang
sinusoidal arus bolak-balik yang merupakan jumlah siklus sinusoidal tersebut
perdetiknya (cycle / second).

Cara penyambungannya adalah sebagai berikut :

15
.

Frekwensi meter mempunyai peranan cukup penting khususnya dalam


mensinkronisasikan (memparalelkan) 2 unit mesin pembangkit dan stabilnya
frekwensi merupakan petunjuk kestabilan mesin pembangkit.

Watt Meter
Alat ukur ini untuk mengetahui besarnya daya nyata (daya aktif). Pada watt meter
terdapat spoel/belitan arus dan spoel / belitan tegangan, sehingga cara
penyambungan watt pada umumnya merupakan kombinasi cara penyambungan
volt meter dan ampere meter sebagaimana pada gambar dibawah ini :

Jenis lain dari watt meter berdasarkan besarannya adalah :


KW meter (kilo watt meter)
MW meter (mega watt meter)

16
.

Alat untuk mengukur daya pada beban atau pada rangkaian daya itu adalah nilai-
nilai rata-rata dari perkalian e. i , yaitu nilai sesaat dari tegangan dan arus pada
beban atau rangkaian tersebut

Rangkaian potensial wattmeter dibuat bersifat resistip, sehingga arus dan


tegangan pada rangkaian tersebut satu fasa iV satu fasa dengan e karena

Zv = Rv

Watt meter yang didasarkan atas instruments elektro dinamik .

dM
TORSI pada alat ini d K. .i1 .i2
d

dM
Maka d K. .iv .i
d

e e dM e
iv i d K . .
d Rv
dimana
Zv Rv

Nilai rata-rata dalam 1 (satu ) Siklus ( Cycle ) :

T
1 dM e.i
d rata rata
T K . d . R
0 v
.dt

KWH Meter
Kwh meter digunakan untuk mengukur energi arus bolak balik, merupakan alat ukur
yang sangat penting, untuk Kwh yang diproduksi, disalurkan ataupun kWh yang
dipakai konsumen-konsumen listrik.

17
.

Alat ukur ini sangat popular dikalangan masyarakat umum, karena banyak
terpasang pada rumah-rumah penduduk (konsumen listrik A) dan menentukan
besar kecilnya rekening listrik si pemakai.
Mengingat sangat pentingnya arti kWh meter ini baik bagi PLN ataupun sipemakai,
maka agar diperhatikan benar cara penyambungan alat ukur ini.

Gambar penyambungan adalah sebagai berikut :

P : Spoel Arus
~ sumber beban
daya : Spoel Tegangan

Dengan perkembangan teknologi alat pengukur daya (KWH) saat ini telah
diproduksi juga jenis KWH elektronik dan prabayar, sedangkan KWH KTT dipasang
KWH yang bisa merekam besaran ukur gelombang arus, tegangan, KVAR dan bisa
didownload untuk kebutuhan transaksi energi.

1.6. PRINSIP KERJA ALAT UKUR

Prinsip kerja yang paling banyak dari alat alat ukur tersebut adalah :
kWh dan kVArh meter : sistem induksi
kW / kVA maksimum meter : sistem elektro dinamis
Volt meter : sistem elektro magnit, kumparan
putar, besi putar
Amper meter : sistem elektro magnit, kumparan putar

18
.

1.7. MACAM MACAM ALAT UKUR UNTUK KEPERLUAN


PEMELIHARAAN INSTALASI

1.7.1 Alat Ukur Tahanan Isolasi (Megger)

Dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat listrik maupun instalasi-
instalasi, output dari alat ukur ini umumnya adalah tegangan tinggi arus searah,
yang diputar oleh tangan. Besar tegangan tersebut pada umumnya adalah : 500
volt dan batas pengukuran dapat bervariasi antara 0,02 M Ohm sampai 5 M ohm

Dewasa ini telah banyak pula megger yang mengeluarkan tegangan tinggi, yang
didapatkannya dari baterai sebesar 8 12 volt (megger dengan sistem elektronis).
Besar tegangan 20 kV dengan batas pengukuran 10 G Ohm.
Megger dengan bateri umumnya membangkitkan tegangan tinggi yang jauh lebih
stabil dibanding megger dengan generator yang diputar dengan tangan.
Besaran yang diijinkan untuk hasil ukur tahanan isolasi :
1. 1 kV/ 1 M Ohm
2. IP(Index Polaritas) : 10 menit/1menit = harus diatas 1
Gambar rangkaian dasar megger adalah sebagaimana dibawah ini :

Gambar jenis jenis megger

CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR ALAT UKUR TAHANAN ISOLASI


(MEGGER)

Persiapan
1. Persiapkan alat ukur dan dan accessories lainnya serta yakinkan semuanya
dalam kondisi baik

19
.

2. Periksa sumber tegangan / baterenya

3. Persiapkan tool set yang diperlukan


4. Persiapkan blanko pengukuran
5. Catat spesifikasi dan temperatur trafo yang akan diukur
6. Lepaskan konduktor/kabel pada terminal trafo yang akan diukur serta beri tanda
(tagging) pada konduktor/kabel yang dilepas
7. Hubung singkat masing masing terminal fasa dengan netralnya di sisi primer
maupun sekunder.
8. Hubung singkat terminal tersier ( jika terdapat dua buah terminal )

20
.

9. Letakkan alat ukur pada tempat yang aman dan terjangkau.


10. Referensi hasil pengukuran tahanan isolasi adalah 1 M /kV & PI = 1,25 2 (SE
PLN No.032/PST/1984 dan Suplemennya serta Buku Panduan Pemeliharaan
Trafo Tenaga)

Pelaksanaan
1. Masukkan pangkal kabel tester pada terminal alat ukur. ( Kabel / probe untuk
GUARD tidak digunakan untuk pengukuran pada trafo )
2. Hubungkan Kabel LINE dan kabel EARTH ke objek uji seperti pada tabel di bawah
untuk beberapa variasi pengukuran.

3. Pada saat pengukuran yakinkan bahwa semua probe terhubung dengan baik.
4. Pindahkan posisi selector tegangan ke 5000 Volt
5. Setting waktu pengukuran dengan menekan tombol TIME SET:
a. Time 1 = 1 menit
b. Time 2 = 10 menit
6. Tekan dan putar sesuai arah panah tombol PRESS TO TEST hingga posisi LOCK
7. Amati hasil penunjukkan pada alat ukur dan catat pada blanko yang telah
disediakan.
8. Tekan dan putar berlawanan arah panah tombol PRESS TO TEST ke posisi
semula.

21
.

9. Tunggu sejenak untuk memberikan waktu ke alat ukur melakukan self discharge
atau dapat juga dilakukan dengan menghubung singkat terminal ukur ke ground.
10. Pindah selektor tegangan ke posisi OFF

Finishing
1. Lepas rangkaian kabel alat ukur
2. Simpan pada kotak penyimpanan bersama dengan kabel atau accessoriesnya
3. Sambungkan kembali konduktor/kabel pada terminal peralatan yang telah diukur
seperti semula sesuai tanda yang telah diberikan
4. Lakukan pengecekan ulang untuk meyakinkan sambungan konduktor/kabel pada
terminal telah terpasang dengan baik dan benar

Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi pada
Kabel instalasi pada rumah-rumah / bangunan
Kabel tegangan rendah
Kabel tegangan tinggi
Transformator, OCB dan peralatan listrik lainnya.

1.7.2 Alat Ukur Phasa Sequence


Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui benar/tidaknya urutan phasa system
tegangan listrik-3 phasa. Alat ini sangat penting arti khususnya dalam
melaksanakan penyambungan gardu-gardu ataupun konsumen listrik, karena
kesalahan urutan phasa dapat menimbulkan :
Kerusakan pada peralatan/mesin antara lain putaran motor listrik terbalik
Putaran piringan pada meter menjadi lambat ataupun terhenti sama sekali, dll

Cara penyambungannya adalah sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini :

Sumber
Lisrik

Sesuai dengan keterangan diatas alat ukur ini sangat diperlukan petugas dalam
melaksanakan penyambungan listrik pada :

Pusat-pusat pembangkit, gardu hubung, Gardu induk, gardu distribusi,


konsumen listrik lainnya.
1.7.3 Alat Ukur Multi tester

22
.

Disebut multi tester karena Alat ukur ini dapat digunakan untuk berbagai pengukuran
yaitu: Pengukuran Arus, Pengukuran Tegangan, Pengukuran Tahanan, Pengukuran
Capasitor, Pengukuran Transistor, Pengukuran Diode.

Cara penyambungannya adalah sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini :

Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter


- Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang
paling kanan (V/Ohm).
- Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yang
berkapasitas 3,7V.
- Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt -- (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb
(Terdapat Polaritas + dan -)
- AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya.
Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran
ponsel, dll dipilih yg DC Volt.

Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yang tertera pada bagian DC Volt tsb. Contoh:
200mV artinya akan mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt

23
.

2V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 2 Volt


20V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 750V

Gunakan skala yang tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada
20V. Maka hasilnya akan akurat misal terbaca : 3,76 Volt. Jika menggunakan skala 2
V akan muncul angka 1 (pertanda overload/ melebihi skala). Jika menggunakan skala
200V akan terbaca hasilnya namun tidak akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V saja
(1digit belakang koma). Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya akan
terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan lsg tanpa koma). Setelah object pengukuran sudah
ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan pengukuran dengan
menempelkan kab el merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan
muncul hasil pengukurannya. Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun
ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dengan Multitester Analog. Jika kabel
terbalik jarum akan mentok kekiri. NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data
Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze, dan bisa dicatat hasilnya.

Menggunakan Multitester sebagai pengukur kapasitas Condensator


Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam
medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan
listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh Michael
Faraday (1791-1867). Kondensator kini juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata
"kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta
seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan
dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding
komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa
Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", seperti bahasa
Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol
Condensador. Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu
positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak
mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih
berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering
disebut kapasitor (capacitor).

Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada
masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya
menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering
didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun
sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).

24
.

Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm yang artinya
luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad
(F), jadi 1 F = 9 x 105 cm. Satuan-satuan sentimeter persegi (cm) jarang sekali
digunakan karena kurang praktis, satuan yang banyak digunakan adalah:
1 Farad = 1.000.000 F (mikro Farad)
1 F = 1.000.000 pF (piko Farad)
1 F = 1.000 nF (nano Farad)
1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
1 pF = 1.000 F (mikro-mikro Farad)

Langkah pengukuran :
1. Pilih Skala bagian F dan pilih skala yg sesuai.
2. Maka nilai yg tampil adalah nilai kapasitas kondensator tsb dgn satuan Farad
atau Mikro Farad (10 pangkat -6) atau Nano Farad (10 pangkat -9) atau Piko
Farad (10 pangkat -12) Farad.
Menggunakan Multitester Digital sebagai Pengukur Jalur (Kontinuitas)
1. Pilih Skala Buzzer, yang ada icon Sound atau ada LED nya. Jika kabel tester
Merah dan hitam ditempelkan langsung maka Multitester akan berbunyi
pertanda jalur OK. Tanpa hambatan (<50 Ohm).
2. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur Power ON dari IC UEM kaki
P7 ke Switch On off. Tempel salah satu kabel (bebas yg mana aja) ke kaki
Switch ON Off, satu lagi ke kaki IC UEM P7 atau capasitor terdekatnya. Jika
bunyi maka pertanda jalur bagus dan terhubung. Jika tidak bunyi, coba apakah
sudag benar letak pengukurannya. Jika sudah dipastikan jalur putus dan harus
di jumper.

Menggunakan Multitester sebagai pengukur arus rangkaian


1. Pindahkan kabel merah ke 20A. Dan kabel hitam tetap di COM (ground). Dipilih
lobang 20A karena akan mengukur arus yg > 0,2 A. Misalnya akan mengukur arus
pengisian battere. Salah satu cara antara lain salah satu kabel charger dipotong.
Dan masing masing Kabel ditempelkan ke kabel merah & kabel hitam Multitester.
Lakukan pengukuran saat ponsel dicharger. Misalnya nilai yg tertera 0,725 berarti
arus pengisian sebesar 0,725 A alais 725 mA. Atau mencabut Sekring (Fuse) lalu
tempelkan masing kabel ke masing-masing kutub sekring pada PCB. Lalu ukur
hasilnya.

Mengukur Batere Lithium Original atau Palsu :


Kabel Merah tetap di 20A, kabel hitam di GND.
Skala tetap di 20A
Tempel kabel Merah di + batere
Tempel kbl hitam di batere

25
.

lihat hasil yg muncul :Jika secara refleks, menunjuk ke angka tertentu dan kembali
ke Nol, pertanda Batere Lithium asli.

Jika hasilnya menunjuk ke angka tertentu, dan stabil. Pertanda Batere Lithium palsu,
dan segera cabut kabel dari Batere. Karena Batere akan menjadi panas.. karena
didalamya tidak ada rangkaian pengontrolnya.nUntuk Batere lithium asli, walaupun kbl
ditempel terus ke batere, tdk masalah

Makanya sering ponsel panas atau bahkan meledak saat dicharging. Karena
menggunakan Batere Lithium palsu, yang tidak ada rangkaian pengontrolnya.
Sehingga saat batere penuh, sensor BTEMP tidak bekerja. Maka batere yang telah
penuh tersebut akan terus terisi sehingga menjadi panas panas dan akhirnya dapat
mengakibatkan kerusakan pada ponsel, atau bahkan bisa saja batere menjadi
kembung dan dapat meledak.

Oleh karen itu gunakan selalu batere yang asli Lithium yang mengandung IC
Pengontrol short Circuit didalamnya.

1.7.4 Alat Ukur Tang Ampere


Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui besaran arus yang timbul pada kabel/ pada
rangkaian yang tidak memungkinkan untuk dilepas sambungannya, sehingga
diperlukan alat ukur tang ampere.
Cara penyambungannya adalah sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini :

26
.

CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR TANG AMPERE :

PENGUKURAN ARUS
1. Pastikan baterai kondisi baik dan switch power di ON kan
2. Pastikan Arus yang akan kita ukur, sistim AC atau DC dan besaran arus yg
mengalir
3. Rubah selector Switch ke posisi Pengukuran arus dan pada skala diatas arus
yg mengalir
4. Tekan tuas pembuka sesaat fasilitas ring dan masukkan ke kabel yg akan
diukur
5. Baca angka yg tertera di display dan catat, hasilnya adalah besaran arus yg
mengalir saat diukur.
6. Switch power pada alat di OFF kembali

PENGUKURAN TEGANGAN
1. Pastikan baterai kondisi baik dan switch power di ON kan Pastikan Arus yang
akan kita ukur, sistim AC atau DC dan besaran tegangan yg mengalir
2. Rubah selector Switch ke posisi Pengukuran tegangan dan pada skala diatas
tegangan yg mengalir
3. Pasang probe kabel pada lubangnya alat ukur
4. Ukur tegangan pada terminal titik yg akan diukur dengan kabel probe
5. Baca angka yg tertera di display dan catat, hasilnya adalah besaran tegangan
yg mengalir saat diukur.
6. Switch power pada alat di OFF kembali

PENGUKURAN TAHANAN
1. Pastikan baterai kondisi baik dan switch power di ON kan
2. Rubah selector Switch ke posisi Pengukuran tahanan dan pada skala diatas
tahanan yg akan diukur
3. Pasang probe kabel pada lubangnya

27
.

4. Ukur tahan pada terminal titik yg akan diukur dengan kabel probe
5. Baca angka yg tertera di display dan catat, hasilnya adalah besaran arus yg
mengalir saat diukur.
6. Switch power pada alat di OFF kembali

1.7.5 Alat Ukur Tahanan Pentanahan

Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui tahanan pentanahan kaki tower untuk tiang
500 kV, 150 kV maupun 70 kV.
Besaran yang diijinkan
untuk tiang 500 kV = 10 Ohm,
untuk tiang 150 kV = 5 Ohm,
untuk tiang 70 kV = 3 Ohm.
Untuk pentanahan peralatan Gardu Induk = < 1 Ohm

Cara penyambungannya adalah sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini :

CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR TAHANAN PENTANAHAN :

Persiapan
1. Persiapkan alat ukur, kabel dan accessories lainnya serta yakinkan semuanya
dalam kondisi baik.
2. Persiapkan tool set yang diperlukan.
3. Persiapkan blangko pengukuran/pengujian.
4. Catat spesifikasi peralatan yang akan diukur.
5. Letakkan alat ukur pada tempat yang aman dan terjangkau dari batang
elektroda pentanahan yang akan diukur.
6. Atur posisi horisontal alat ukur sehingga jarum meter alat ukur menunjukkan
angka 0.
7. Cek kondisi batere alat ukur.
8. Referensi hasil pengukuran tahanan pentanahan maksimum 10 F.

Pelaksanaan

28
.

1. Untuk pengujian pertama, batang elektroda pentanahan masih tersambung


dengan rangkaian peralatan.
2. Bersihkan ujung kawat/kabel elektroda pentanahan yang akan diukur dari
kotoran atau karat dengan menggunakan amplas atau sikat baja.
3. Hubungkan ujung kabel E (hijau) ke kawat/kabel elektroda pentanahan
peralatan yang akan diukur.
4. Tanamkan kedua elektroda alat ukur pentanahan ujung kabel P(kuning) dan
C(merah) pada dua titik dalam satu garis lurus dengan jarak P dan C dua kali
jarak yang terdekat dari pentanahan peralatan yang akan diukur (misalnya E-P
= y Meter, maka E-C = 2y Meter, jarak y berkisar 5 H 10 meter).

5. Arahkan selector switch ke posisi F


6. Tekan push-button Ohm lalu amati penunjukan jarum pada meter tegangan
sambil memutar slide regulator pengukuran Ohm sampai jarum meter tegangan
menunjuk ke angka 0.
7. Amati dan catat penunjukkan angka pada slide pengukuran Ohm.
8. Untuk pegukuran selanjutnya pindahkan probe C (kuning) sehingga tegak lurus
terhadap kabel probe P dan E.

9. Ulangi langkah 6 dan 7.


10. Untuk pegukuran selanjutnya pindahkan probe C (kuning) sehingga berlawanan
arah dengan kabel probe P.

29
.

11. Ulangi langkah 6 dan 7.


12. Nilai tahanan pentanahan akhir adalah nilai rata-rata dari ketiga konfigurasi
tersebut.
13. Untuk pengukuran kedua lepaskan elektroda pentanahan dari rangkaian
peralatan.
14. Ulangi langkah ke 3 sampai 12.

Finishing
1. Lepas rangkaian kabel alat ukur
2. Kembalikan alat ukur, kabel & accessories-nya pada tempat yang aman
3. Pasang kembali kawat/kabel pentanahan yang telah diukur pada rangkaian
peralatan
4. Lakukan pengecekan ulang untuk meyakinkan sambungan telah terpasang
dengan baik dan benar

1.7.6 Alat Ukur Suhu Klem Sambungan (Thermovisi)

Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui suhu yang terjadi pada titik titik
sambungan / klem-klem pada konduktor di switchyard maupun di penghantar.
Besaran yang diijinkan , nilai T yang diijinkan menurut standart PLN :
3. < 10 C Kondisi normal
4. > 10 C - 25 C Ukur 1 bulan lagi
5. > 25 C - 40 C Rencanakan perbaikan
6. > 40 C - 70 C Perbaiki segera
7. > 70 C Kondisi darurat
Cara penyambungannya adalah sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini :

CARA PENGGUNAAN THERMOVISI :

1). Menghidupkan kamera, tekan tombol ON/OFF.


2). Setting kamera ke modus power safe mode, saat kamera dalam kondisi ON, tekan
tombol ON/OFF.
Saat kamera tidak digunakan, kamera akan memilih modus power safe mode

30
.

untuk beberapa saat. Jika kamera berada pada modus ini pada beberapa jam,
maka secara otomatis kamera akan mati/non aktif.
3). Mengatur focus lensa pada viewfinder.
a) Tarik gagang lensa
b) Putar gagang lensa 180
c) Dorong gagang lensa ke posisi semula
4). Mengatur sudut pengintai pada viewfinder, miringkan viewfinder ke atas/ bawah.
Hal ini bertujuan membuat posisi yang nyaman dalam pengambilan objek.
5). Mengatur koreksi dioptrik viewfinder, lihat tulisan/ gambar yang tampil pada layar
kamera dan putar knob pengatur searah/berlawanan jarum jam sampai menghasilkan
objek yang jelas dan terang.
Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan kondisi dioptrik mata anda,
Maksimum koreksi dioptrik +2
Minimum koreksi dioptrik -2
6). Mengatur pegangan kamera, putar pegangan searah/ berlawanan jarum jam.
Hal ini bertujuan untuk membuat posisi senyaman mungkin saat menggunakan
kamera.
7). Membuka layar display
a) Tekan tombol pada layar ke atas
b) Buka layar display
Viewfinder akan mati secara otomatis saat layar display di buka.
8). Mengatur sudut penglihatan layar display, putar layar display searah/berlawanan arah
jarum jam. Hal ini bertujuan untuk membuat posisi nyaman saat mengambilgambar.
9). Memasang lensa infrared.
a) Sejajarkan lensa dan lingkaran bayonet.
b) Secara perlahan lahan tekan / tangkupkan lensa pada lingkaran bayonet.
c) Putar lensa infrared 180 searah jarum jam (dilihat dari depan lensa).
Saat proses pemasangan kamera, harap permukaan lensa jangan disentuh.
10). Melepas lensa infrared
a) Tekan tombol pada lensa infrared ke depan.
b) Putar lensa infrared 30 berlawanan arah jarum jam (dilihat dari depan lensa).
c) Secara perlahan- lahan tarik lensa dari lingkaran bayonet.
Saat proses pelepasan lensa, jangan sentuh permukaan lensa infrared. Setelah lensa
infrared dilepaskan, simpan di tempat yang telah ada untuk menghindari kontak
dengan jari tangan/debu.
11). Mengatur fokus kamera infrared secara manual.
a) Untuk fokus jauh, putar lingkaran fokus berlawanan arah jarum jam (dilihat dari
depan lensa)
b) Untuk fokus dekat, putar lingkaran fokus searah jarum jam (dilihat dari depan
lensa)
Selama proses ini, jangan sentuh permukaan lensa infrared.
12). Mengatur fokus kamera digital, putar lingkaran fokus searah/berlawanan jarum jam.

31
.

13). Mengatur sudut bidik kamera digital, yaitu untuk mengatur seberapa banyak
intensitas cahaya yang masuk ke kamera digital.
a) Untuk menambah sudut bidik kamera, putar lingkaran bidik searah jarum jam
(dilihat dari depan lensa kamera digital).
b) Untuk mengurangi sudut bidik kamera, putar lingkaran bidik berlawana arah jarum
jam (dilihat dari depan lensa kamera digital).
Hubungan antara sudut bidik dan banyaknya intensitas cahaya yang masuk ke
kamera digital adalah seperti berikut :
Penambahan sudut bidik = pengurangan intensitas cahaya = sudut bidik
bertambah lebar. Dianjurkan untuk kondisi pencahayaan yang redup.
Pengurangan sudut bidik = penambahan intensitas cahaya = sudut bidik
bertambah sempit. Dianjurkan untuk kondisi pencahayaan yang terang.
14). Mengoperasikan pointer laser :
a) Untuk menghidupkan pointer laser, tekan tombol laser.
b) Untuk mematikan pointer laser, tekan kembali tombol laser.
15). Mengatur fokus kamera infrared
a) Yakinkan bahwa anda berada pada modus Live.
b) Atur fokus kamera infrared, tekan tombol fokus ke kanan/kiri.
16). Autofokus kamera digital.
a) Yakinkan bahwa anda berada pada modus Live.
b) Autofokus kamera infrared, tekan tombol tengah fokus.
17). Preview gambar, tekan tombol preview/save.
Gambar infrared / gambar digital dapat di preview dahulu sebelum di simpan di SD
Memory Card. Hal ini dapat memungkinkan untuk melihat jika gambar / foto
mengandung informasi yang diinginkan sebelum disimpan.Gambar infrared dan
gambar digital dapat di preview secara bersamaan.
18). Menyimpan gambar, tekan tombol preview/save selama lebih dari 1 detik. Gambar
akan tersimpan pada SD Memory Card. Folder yang diinginkan untuk menyimpan
dapat ditentukan sendiri dengan menentukan namanya sesuai keinginan kita.
19). Menampilkan gambar.
Gambar akan tersimpan pada SD Memory Card. Untuk menampilkannya kembali, di
buka dari SD Memory Card.
a) Untuk menuju mode selector, tekan tombol mode ke kanan joystick.
b) Pada mode selector, pilih archieve dan tekan joystick.
c) Kemudian, lakukan hal berikut :
Untuk memilih gambar, pilih next image atau previous image pada menu
toolbox.
Untuk melihat keseluruhan gambar, pilih Overview pada menu toolbox :
Untuk memilih gambar yang ingin ditampilkan, pindahkan joystick ke
kanan/kiri atau ke atas/ bawah.
Untuk menampilkan menu, tekan joystick.
Untuk menampilkan gambar, pilih Open pada menu kemudian tekan

32
.

joystick.
20). Menggunakan menu Zoom, dilakukan untuk memperjelas gambar objek.
a) Jika gambar berada pada mode Live, pilih Zoom/pan pada menu toolbox
kemudian tekan joystick ke atas/bawah untk menambah/mengurangi zoom.
b) Jika gambar berada pada mode recall, tekan tombol focus ke kanan/kiri. Dapat
juga dipilih Zoom/pan pada menu toolbox kemudian tekan joystick ke atas/bawah
untk menambah/mengurangi zoom.

1.7.7 PENGUKURAN TEGANGAN TEMBUS MINYAK ISOLASI

Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui breaking Point/ tegangan tembus minyak
pada minyak isolasi, minyak isolasi trafo, dan minyak isolasi PMT. Pengukuran ini
untuk pengukuran awal yang selanjutnya dilakukan pengujian karakteristik minyak dan
Dissolved Gas Analysis (DGA) bila diperlukan.

Besaran yang diijinkan ,menurut standart IEC 60156 :


Untuk tegangan 500 kV
Tegangan tembus >240 kV/1 cm = Good
Tegangan tembus 120~240 kV/1 cm = Fair
Tegangan tembus <120 kV/1 cm = Poor
Untuk tegangan 150 kV
Tegangan tembus >200 kV/1 cm = Good
Tegangan tembus 160~200 kV/1 cm = Fair
Tegangan tembus <160 kV/1 cm = Poor
Untuk tegangan 70 kV
Tegangan tembus >200 kV/1 cm = Good
Tegangan tembus 160~200 kV/1 cm = Fair
Tegangan tembus <160 kV/1 cm = Poor

33
.

1.7.8 LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PENGUKURAN TEGANGAN TEMBUS


MINYAK ISOLASI :

Persiapan
1. Persiapkan alat uji tegangan tembus dan periksa sumber tegangan.
2. Persiapkan oil-flushing unit, bejana uji, dan ember.
3. Persiapkan tool set yang diperlukan.
4. Persiapkan blangko hasil pengukuran/ pengujian.
5. Catat spesifikasi peralatan yang akan diukur.

Pelaksanaan
Bersihkan bejana untuk pengujian tegangan tembus minyak dengan tissue.

Gambar 1.Proses membersihkan bejana uji


Jarak antar kedua bola elektroda 2,5 mm (standar IEC 156), diukur dengan
menggunakan fuller.

Gambar 2.Pengaturan Jarak Bola Elektroda


Pasang selang silicon pada drain valve main tank trafo.

34
.

Gambar 3. Pemasangan Selang Silicon pada Drain Valve

Masukan bejana ke dalam ember.


Buka kran main tank trafo dan kucurkan minyak kedalam ember (jangan kucurkan
tepat diatas bejana).
Penuhi minyak di dalam ember hingga memenuhi bejana (sampai luber).

Gambar 4. Pengisian Minyak ke dalam Bejana


Angkat bejana dari dalam ember, tumpahkan minyak hingga batas merah yang
ada pada bejana, atau langsung tutup bejana.

35
.

Gambar 5. Pengaturan Batas Minyak Pada Bejana Uji

Masukkan bejana berisi minyak ke alat uji.

Gambar 6. Pengaturan Letak Bejana pada Alat Uji

Nyalakan sumber tegangan.


Tunggu selama 5 menit (hingga kondisi steady state).
Tekan MAIN SWITCH pada POSISI ON, tekan UP SWITCH (Led merahUP
LIGHT akan menyala).

36
.

Gambar 7. Pengoperasian Alat


Tunggu hingga elektroda bekerja.
Lihat dan catat penunjukkan pada kV meternya.
Tekan tombol DOWN SWITCH dan kemudian tekan STOP SWITCH untuk
menghentikan pengujian.
Lakukan pengujian sebanyak 6 kali dengan selang waktu 5 menit.
Hitung nilai rata-rata dari 6 kali pengujian.
Hasil uji tegangan tembus minyak isolasi sesuai Standar IEC 156
< 70 kV : E 30 kV/2,5 mm
70 170 kV : E 40 kV/ 2,5 mm
> 170 kV : E 50 kV/ 2,5 mm
Lakukan pengambilan sample dengan proses yang sama untuk sample minyak
main tank atas dan OLTC.

Finishing
1. Matikan alat uji tegangan tembus.
2. Keluarkan minyak dari bejana dan bersihkan bejana.
3. Lepas rangkaian pengujian tegangan tembus.
4. Simpan alat uji pada kotak penyimpanan bersama dengan kabel atau
accessoriesnya.

1.7.9 Alat Ukur Tahanan Kontak

Biasa disebut dengan Micro Ohm meter dan digunakan untuk mengukur tahanan antara
terminal masuk dan terminal keluar pada alat hubung utama kubikel. Nilai yang
dihasilkan adalah dalam besaran micro atau sepersatu juta ohm.

37
.

Dua terminal alat ukur yang dihubungkan ke terminal masuk dan keluar akan
mengalirkan arus searah dengan nilai minimal 200 Amper. Sebenarnya yang terukur
pada alat ukurnya adalah jatuh tegangan antara 2 ( dua ) terminal yang terhubung
dengan alat ukur, tetapi kemudian nilainya dikalibrasikan menjadi satuan micro ohm.

Gambar Alat Ukur Tahanan Kontak

1.7.9.1 Cara Penggunaan Alat Ukur Tahanan Kontak

Alat ukur tahanan kontak merk Programa terdiri dari sumber arus dan alat ukur
tegangan (drop Tegangan pada obyek yang diukur). Dengan system elektronik
maka pembacaan dapat diketahui dengan baik dan ketelitian yang cukup baik pula
(digital).
Digunakanya arus sebesar 100 amp karena pembagi dengan angka 100 akan
memudahkan dalan menentukan nilai tahanan kontak dan lebih cepat.
Harus diperhatikan skala yang digunakan jangan sampai arus yang dibangkitkan
sama dengan batasan skala sehingga kemungkinan akan terjadi overload dan
hasil penunjukan tidak sesuai dengan kenyataannya.

38
.

Kabel
tegangan

Kabel arus

Gambar 1. Alat ukur tahanan kontak merk PROGRAMA

Dihubung
ke tanah

Gambar 2. Terminal pentanahan sebagai langkah utama

Cara Pengukuran
1. Hubungkan obyek yang akan diukur ketanah
2. Hubungkan ketenah alat ukur yang akan digunakan.
3. Sambungkan terminal (+) dan (-) ke terminal kekedua sisi alat yang akan
diukur (obyek).
4. Hubungkan kabel ukur mVolt sedekat mungkin dengan obyek yang akan
diukur.
5. Setelah siap posisikan saklar on/off ke posisi on.
6. Pilih saklar pada skala 200 ampere dan hasilnya 2x.
7. Atur pembangkit arus sehingga display menunjuk angka 100 ampere.
8. Tekan saklar pengubah dari ampere ke ohm.
9. Catat penunjukan dan dikalibrasikan terhadap skala pembatas.

39
.

Gambar 3. Rangkaian pengukuran tahanan kontak paralel

Grounding
lokal
PMT

Micro ohm

Gambar 4. Cara pengamanan pada saat pengukuran tahanan kontak di switchyard

1.7.10 Tester Tegangan 20 kV


Fungsi tester 20 kV untuk memeriksa apakah peralatan yang akan
dipelihara sudah bebas tegangan, sebelum pemeliharaan dilaksanakan
sehingga lebih aman untuk keselamatan orang yang akan melaksanakan
pekerjaan.

40
.

Gambar . Tester Tegangan 20 kV

Cara Penggunaan Tester 20 Kv


1. Sebelum menggunakan Tester 20 kV, petugas yang akan melaksanakan harus
melengkapi diri dengan APD (Alat Pelindung Diri) antara lain sarung tangan
tahan tegangan, sepatu tahan tegangan dan helm.
2. Gunakan tester 20 kV dengan cara menempelkan ujung tester pada terminal
/terminasi kabel 20 kV
3. Periksa lampu indikator apabila menyala maka masih kondisi bertegangan.
Jika tidak menyala sudah bebas tegangan dan aman untuk dikerjakan.

1.7.10.1 Test Keserempakan Kontak Alat Hubung

Alatnya disebut Breaker Analizer , yaitu untuk mengukur waktu pembukaan atau
penutupan Kontak ketiga fasa Alat Hubung.

Cara Pengujian Keserempakan Dan Waktu Kerja PMT


Pengujian keserempakan PMT dilakukan dalam keadaan tidak bertegangan antara
lain:
A. Pentanahan langsung [solid grounding]
Masukkan ( ON ) PMT yang akan diuji.
Pasang pentanahan ( Grounding ) pada sisi atas kontak hal ini untuk
mengurangi resiko arus induksi yang mengalir melalui alat uji.
Pasang pentanahan ( grounding ) untuk alat uji keserempakan.
Buat rangkaian seperti gambar dibawah :

41
.

R S T

R S 110 DC
T

Closing Coil
PMT

O
C C 220
O
O
R S T

TM 1600 PROGRAMMA Trip Coil


PMT

Terminal di Marcelling Kios

Gambar-2.10. Rangkaian uji untuk PMT tanpa closing resistor

Perhatikan Switch ( SW ) pada alat uji ada 3 posisi :


a. Closing Resistor
b. Main Contac
c. Source DC
a. b c.
.

110 V

Switch SW

42
.

R S T

S 110 DC
Closing Coil

O 220 AC
CC C
O O R S T
OC
O

Trip Coil

TM 1600 PROGRAMMA
Terminal di Marcelling Kios

Gambar. Rangkaian uji untuk PMT 2 pole dengan closing resistor

Langkah Pengujian :
1. Closing Time ( Kondisi PMT Off / Open )
(a) Posisikan switch Squence pada ( C / Close )
(b) Nyalakan switch power
(c) Tekan tombol ready hingga lampu LED ready menyala
(d) Putar switch start
(e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak

2. Opening Time ( Kondisi PMT On / Close )


(a) Posisikan switch squence pada ( O / Open )
(b) Nyalakan switch power
(c) Tekan tombol ready hingga lampu LED ready menyala
(d) Putar switch start
(e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak
3. Close Open Time ( Kondisi PMT Off / Open )
(a) Posisikan switch squence pada ( CO / Close Open )
(b) Nyalakan switch power
(c) Tekan tombol ready hingga lampu LED ready menyala
(d) Putar switch start
(e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak

43
.

4. Open Close Time ( Kondisi PMT On / Close )


(a) Posisikan switch squence pada ( OC / Open Close )
(b) Nyalakan switch power
(c) Tekan tombol ready hingga lampu LED ready menyala
(d) Putar switch start
(e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak
5. Open Close Open Time ( Kondisi PMT On / Close )
(a) Posisikan switch squence pada ( OCO / Open Close Open )
(b) Nyalakan switch power
(c) Tekan tombol ready hingga lampu LED ready menyala
(d) Putar switch start
(e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak

Gambar-2.12. Alat uji discrepansi Circuit Breaker

44
.

R S T

110 DC
Closing Coil
PMT

220 VAC
R S T

O
C C
O
OC
Trip Coil

Terminal di Marcelling
Kios

TM 1600 PROGRAMMA

Gambar-2.13. Rangkaian uji PMT dengan 4 chamber


Cara Pengujian :
1) PMT diketanahkan salah satu sisi.
2) Masukkan ON PMT
3) Buat rangkaian seperti gambar.
4) Posisikan selector switch posisi O , C , C O , O C , atau O C O & ON
kan power supply.
5) Tekan tombol trigger sampai lampu LED nyala merah menyala.
6) Putar saklar Start, maka PMT akan bekerja sesuai perintah.
Alat uji akan mencetak hasil pengujian

Catatan :
Apabila hasil pengujian breaker analyzer terjadi perbedaan waktu (t)
waktu ketidak serempakan pada fasa R-S-T (dalam posisi close /open) sebesar 10
ms maka perlu dilakukan penyetelan pada mekanik penggerak kontak PMT.
(Referensi dari alat uji)
1.7.11 Alat Ukur Tekanan Gas SF6 (Manometer)

45
.

Untuk mengukur tekanan Gas SF 6 biasanya dilakukan pada Kompartemen GIS


/ CB konvensional khususnya yang tidak terpasang/ tidak dilengkapi manometer
sesuai desain dari pabriknya. Untuk memastikan kondisi tekanannya maka
dilakukan pengukuran tekanan gas SF6.

Gambar Alat Ukur Tekanan Gas SF6

Cara Penggunaan Alat Ukur Tekanan Gas SF6


1. Pastikan jarum penunjuk manometer pada posisi nol
2. Sambungkan ujung selang pada neple peralatan yang akan diuji (GIS/PMT).
3. Tekan handle pembuka valve gas SF6, kemudian perhatikan / baca penunjukan
tekanan pada manometer.
4. Setelah selesai melakukan pengukuran, lepaskan neple pada peralatan yang telah
diuji.

2. DIAGRAM PENGAWATAN

46
.

2.1. Pengertian Diagram Pengawatan

Yang dimaksud dengan Diagram Pengawatan adalah gambar elektroteknik yang


biasanya dinyatakan dengan symbol - symbol, yang menyatakan hubungan antara
bagian bagian peralatan atau suatu instalasi listrik.

2.2. Manfaat Diagram Pengawatan

a. Mengetahui Prinsip kerja suatu peralatan atau instalasi.


b. Membantu pelaksanaan pemasangan suatu peralatan atau instalasi.
c. Mempermudah dalam menelusuri, mengusut gangguan pada suatu peralatan
atau instalasi.
Macam macam Diagram ;
Diagram Lay Out
Diagram Internal
Diagram Penyambungan
Diagram Terminal
Diagram Garis Tunggal

Diagram Lay Out


Diagram lay out merupakan diagram yang menyatakan tata letak alat atau terminal
atau sejenisnya.

Gambar Diagram Lay Out Terminal

Tata letak pada OK tipe 1

Tutup OK Kotak OK
47
.

LAY OUT PADA APP TIPE KHUSUS 1 C

1 2
1 2 1 2 Ke Terminal
KETERANGAN

3 4 5 6 1. Lampu Panel
2. Saklar pintu
A A A V 3. Ampere meter R
4. Ampere meter S
1 2 1 2 1 2 1 2 5. Ampere meter T
6. Volt meter
7. kWh meter
9 10 8. Kvarh meter
1 2 1 234 53
9. Saklar lampu
7 8 10. Selector Switch
11. Time Switch
kWh kvarh 11

1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 13 15 1234 5 67 89 7 8 2 3

Diagram Internal
Diagram internal adalah diagram yang menyatakan rangkaian internal suatu
alat, misalnya diagram internal alat ukur.

48
.

Gambar Diagram Internal kWh Meter 1 Phasa

Gambar Diagram Internal kWh Meter 3 Phasa

Diagram Penyambungan
Diagram penyambungan adalah diagram yang menyatakan nomor terminal dari
suatu alat yang harus disambungkan ke nomor terminal dari alat yang lain
dengan menggunakan penghantar atau kawat.

49
.

Gambar Diagram Penyambungan Suatu Alat

Diagram Terminal
Diagram terminal adalah diagram yang menyatakan penghantar-penghantar
dengan kode pengawatan tertentu yang tersambung pada suatu terminal.

Gambar Diagram Terminal Suatu Alat

Diagram Garis Tunggal


Merupakan gambaran sederhana dari suatu sirkit yang menunjukkan bagian
bagian pentingnya saja, namun dapat menggambarkan cara operasi dan fungsi
kelompok dari suatu instalasi listrik, sirkit biasanya digambarkan dalam bentuk
garis tunggal dan huruf atau simbol yang sesuai.

Gambar Diagram Garis Tunggal

Diagram garis tunggal sebaiknya disertai informasi sebagai berikut:


Tegangan
Jenis Arus
Frekuensi
Luas Penampang
Jumlah Kawat
Pengenal
Data karakteristik

50
.

Simbol alat

2.3 Pengawatan kWh Meter

Dalam melaksanakan penyambungan kWh meter perlu diperhatikan terminal


terminal yang akan disambung. Terminal input untuk arus harus dibedakan dengan
terminal outputnya, demikian pula terminal untuk tegangan harus dapat dibedakan
menurut ukuran fasa. Sistem pengawatan kWh meter sebagai alat ukur energi listrik,
tergantung dari cara pengukuran yang akan dilakukan,apakah pengukuran langsung
atau pengukuran tidak langsung juga sekaligus tergantung dari konstruksi dari kWh
meter itu sendiri.

Untuk beberapa pengawatan dari kWh dapat diuraikan menurut tabel berikut ini :

No. kWh Meter Pengukuran


Jenis Tegangan
1. 1 fasa 2 kawat Langsung Rendah
2. 3 fasa 4 kawat Langsung Rendah
3. 3 fasa 4 kawat Tidak langsung Rendah
4. 3 fasa 3 kawat Tidak langsung Menengah
5. 3 fasa 4 kawat Tidak langsung Menengah

2.3.1 Pengawatan kWh Meter 1 Fasa

kWh meter 1 fasa biasa digunakan untuk pengukuran tegangan rendah dengan
jenis pengukuran langsung.

GAMBAR PENGAWATAN APP 1 PHASE

kWh
9
F 13
OK tipe 1
N 14
12

1 2 3 4 6 Terminal
9 7 12 11 blok
13 8 6 14
9 10 11 12
1 16 15 4 17 Arde
MCB 51
3 10
10
7 8 F 16 11
N 15
.

Gambar Pengawatan APP 1 Phasa

2.3.2 Pengawatan kWh Meter 3 Fasa 4 Kawat Pengukuran Langsung


Tegangan Rendah

kWh meter 3 fasa 4 kawat pengkuran langsung biasa digunakan untuk pengukuran
energi listrik tegangan rendah dengan sistem tarip tunggal atau tarip ganda.
Gambar skema pengawatannya sebagai berikut :

GAMBAR PENGAWATAN APP 3 PHASE


kWh 3 phase
26 27 28 25
R S T N
18 20 22 24 OK tipe 3

1 3 4 6 7 8 10 11
25 26 13 27 15 28 17 25 11
18 12 20 14 22 16 24

Terminal
Blok
18 19 20 21 22 23 24 25
3 6 9
12 14 16
34
19 21 23
1 30 4 31 7 32 10 33
13 15 17
19 21 23 25
MCB R S T N
30 31 32 33
Gambar Diagram Pengawatan APP 3 Phasa
2.3.3 Pengawatan kWh Meter 3 fasa 4 kawat Pengukuran Tidak langsung

Dalam pengawatan kWh meter pengukuran tidak langsung pada tegangan rendah,
berarti peralatan bantu pengukuran kWh adalah Trafo Arus dan apabila pelanggan
Tarip ganda dipasang Time Switch. Tiga buah trafo arus sehingga dapat mewakili
besaran arus yang mengalir pada saluran utamanya.

52
.

Gambar Pengawatan kWh Meter 3 Fasa 4 Kawa Pengukuran Tidak Langsung

2.4 Pengawatan kVARh Meter

Telah kita ketahui bahwa kVARh meter seperti halnya kWh meter, hanya kVARh
dibuat sedemikian rupa sehingga hasil pengukurannya merupakan energi rektif.
Dalam melaksanakan penyambungan kVARh sama halnya seperti melakukan
penyambungan pada kWh meter.

Untuk beberapa pengawatan dari kVARh meter dapat kita perhatikan sebagai
berikut :

2.4.1 Pengawatan kVARh Meter 3 Fasa 4 Kawat Sambungan Langsung

53
.

Gambar Pengawatan kVARh Meter 3 Fasa 4 Kawat Sambungan Langsung

Dari Gambar pengawatan diatas dapat disusun diagram Vektor kVARh 3 fasa
untuk kawat. Dapat diperhatikan dimana kumparan tegangan mendapat tegangan
phasa phasa sehingga besar kVAR / kVARh diperoleh 3 lebih besar dari daya
reaktif sesungguhnya, karena (ph.ph) = Vph N).3.

Karena itu untuk dapat memperoleh hasil :

kVAR/kVARh = 3 x (Vph-N).I.Sin

Catatan : maka gigi transmisi kealat hitungnya telah dibagi dengan 3

Pengawatan kWh dan kVArh meter

kWh 3 phase kVArh meter

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
R
S
2.4.2 Pengawatan
T kVARh Meter 3 Kawat Sambungan Tidak LangsungKe beban
N

Gambar Pengawatan kWh Meter dan kVArh Meter

2.4.2 Pengawatan kVARh Meter 3 Kawat Sambungan Tidak Langsung

54
.

Gambar Diagram Pengawatan kVARh Meter 3 Kawat Sambungan Langsung

2.4.3 Pengawatan kVARh Meter untuk Mengukur Energi Reaktif Kapasitif 3


Fasa 4 Kawat

Perlu diketahui, bahwa kVARh meter pada umumnya hanya dipergunakan untuk
mengukur pemakaian energi reaktif pada beban yang induktif

Apabila kVARh meter ini dipergubnakan untuk mengukur daya reaktif dari beban
yang kapasitif, maka disc kVARh meter tersebut akan berputar terbalik, sehingga
alat hitungannya akan berputar mundur.

kVARh meter bila dipakai untuk mengukur energi reaktif pada beban kapasitif,
maka polaritas arusnya dibalik. Dibawah ini adalah skematik diagram
pengawatannya.

Gambar Diagram Pengawatan kVARh Meter untuk Mengukur Energi Reaktif


Kapasitif 3 Fasa 4 Kawat
2.4.4 Pengawatan kVARh Meter untuk Mengukur Energi Reaktip-Kapasitip 3
Fasa 3 kawat

55
.

Gambar Pengawatan kVARh Meter 3 Fasa 4 Kawat Pengukuran


Energi Reaktip Kapasitip

DP METER KWH 3 FASA 4 KAWAT DT DAN kVARh 3 FASA 4KAWAT PADA APP
TYPE : III B
R S T N

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 1 15
3

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4

TIME SWITCH
MCB

BEBAN

Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan tidak langsung,
tarip tunggal

56
.

Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan melalui trafo arus dan trafo
tegangan tarip ganda

Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan dengan trafo arus dan trafo
tegangan, tarip ganda

57
.

Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan melalui transformator tegangan
dan tarnsformator arus, tarip tunggal

Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan


melalui transformator tegangan dan tarnsformator arus, tarip ganda

58
.

Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan melalui transformator tegangan
dan tarnsformator arus, tarip tungal

Diagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan melalui transformator tegangan
dan tarnsformator arus, tarip ganda

59
.

3. TEORI DASAR kWh METER

3.1. Prinsip Dasar kWh Meter

kWh meter adalah alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung hasil
kali tegangan, arus factor kerja,kali waktu yang tertentu (UI Cos t) yang bekerja
padanya selama jangka waktu tertentu tersebut. Hal ini berdasarkan bekerjanya
induksi megnetis oleh medan magnit yang dibangkitkan oleh arus melalui kumparan
arus terhadap disc (piring putar) kWh meter, dimana induksi megnetis ini
berpotongan dengan induksi mgnetis yang dibangkitkan oleh arus melewati
kumparan tegangan terhadap disc yang sama.

Koppel putar dapat dibangkitkan terhadap disc karena induksi magnetis kedua
medan magnit tersebut diatas bergeser fasa sebesar 900 satu terhadap lainnya
(azas Ferrari). Hal ini dimungkinkan dengan konstruksi kumparan tegangan dibuat
dalam jumlah besar gulungan sehingga dapat dianggap inductance murni.

Gambar 1A. Prinsip suatu meter penunjuk Gambar 1B Arus arus Eddy pada
Energi listrik arus B-B (jenis induksi) suatu piringan

GAMBAR 1

Keterangan Gambar :

M = Magnit permanent
Cp = inti besi kumparan tegangan
Wp = kumparan tegangan yang dapat dianggap sebagai reaktansi murni,
karena lilitan cukup besar

60
.

Cc = Inti besi kumparan arus


Wc = kumparan arus
Ip = arus yang mengalir melalui Wp
I = Arus beban yang mengalir melalui Wc
F = Kumparan penyesuaian fasa yang diberi tahanan R
RGS = Register
1L & 2S = Terminal sumber daya masuk
2L & 1S = Terminal daya keluar

Prinsip Kerja

1 ditimbulkan oleh arus I mengalir di kumparan Wc


2 ditimbulkan oleh arus Ip mengalir di kumparan Wp dan Ip lagging 900 terhadap
tegangannya
V


Sin = Cos

2
Gambar 2

Dengan mengambil persamaan moment alat ukur type induksi :

T = KW 1. 2 Sin
1 sebanding dengan I
2 sebanding dengan V
W
Sin = Cos

Maka : TD = V W.I Cos = V.I. Cos


W
Dengan demikian maka terhadap piringan logam D terdapat momen gerak TD yang
berbanding lurus terhadap daya beban. Apabila oleh karena pengaruh momen TD.
Piring logam D berputar dengan kecepatan n, maka sambil berputar piringan
tersebut memotong garis garis fluksi magnetic m (akibat adanya magnit
permanen) sehingga menyebabkan terjadinya arus arus putar (arus Foucault)
didalam piringan logam yang berbanding lurus terhadap n m.

61
.

Arus arus putar yang terjadi pada piringan logam D akibat adanya 1, 2 dan
m seperti dalam gambar 1.B
Arus arus putar yang memotong garis garis fluksi m menyebabkan piringan
logam D mengalami momen redaman TD yang berbanding lurus dengan n. m2

Bila momen TD dan Td dalam keadaan seimbang maka :

Kd. V.I. Cos = Km.n. m2

Kd
n= V.I Cos
Km m2

Kd, Km = konstanta

Sehingga didapat kecepatan n dari piringan logam D adalah berbanding lurus


dengan V.I.Cos, maka jumlah putaran piringan D untuk jangka waktu tertentu
sebanding dengan energi yang diukur pada jangka waktu tersebut. Kemudian untuk
mendapat angka hasil pengukuran dari piringan D tadi harus ditransformasikan lagi
kealat register.

kWh meter 1 fasa

kWh meter 3 fasa

3.2. Bagian Bagian kWh


Meter dan Fungsinya

62
.

1. Kumparan Tegangan
2. Kumparan arus
3. Elemen Penggerak/piringan
4. Rem Magnit
5. Register
6. Name Plate
7.Terminal Klemp

Gambar 3

Badan (body) terdiri dari :

a. Bagian atas
b. Bagian bawah

Kumparan arus terdiri dari :

a. Pada kWh meter 1 phasa kumparan arus 1 set


b. Pada kWh meter 3 phasa 3 kawat kumparan arus 2 set
c. Pada kWh meter 3 phasa 4 kawat kumparan 3 set

Pada kumparan arus dilengkapi dengan kawat tahanan atau lempengan besi yang
berfungsi sebagai pengatur Cosinus phi (factor kerja)
Kumparan Tegangan terdiri dari :
Pada kWh meter 1 phasa 1 Set
Pada kWh meter 3 phasa 3 kawat . 2 set
Pada kWh meter 3 phasa 4 kawat . 3 Set

Piringan
Piringan kWh meter ditempatkan dengan dua buah bantalan (atas dan bawah) yang
digunakan agar piringan kWh meter dapat berputar dengan mendapat gesekan
sekecil mungin.

Rem Magnit
Rem magnit adalah terbuat dari magnit permanen, mempunyai satu pasang kutub
(Utara dan selatan) yang gunanya untuk :

63
.

a. Mengatasi akibat adanya gaya berat dari piringan kWh meter


b. Menghilangkan / meredam ayunan perputaran piringan serta alat kalibrasi
semua batas arus.

Roda gigi dan Alat Pencatat (register)


Sebagai transmisi perputaran piringan, sehingga alat pencatat merasakan adanya
perputaran, untuk mencatat jumlah energi yang diukur oleh kWh meter tersebut dan
mempunyai satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan puluh ribuan

Data kWh Meter


Pada papan nama dari meter energi tercantum data sebagai berikut :
- Nama alat / merek pabrik
- Tipe atau jenis meter
- Cara pengawatan : satu fasa, 2 kawat
tiga fasa, 3 kawat
tiga fasa, 4 kawat
- Tegangan
- Arus
- Frekuensi
- Konstanta meter
- Kelas
- Satuan energi listrik

3.3. Prinsip Kerja kVARh Meter

Meter kVARh pada prinsipnya adalah seperti meter kWh. Kalau pada meter kWh
yang diukur adalah daya nyata atau I.E.Cos x t, maka pada kVARh yang diukur
adalah daya buta atau I.E.Sin x t.

Untuk bisa mendapatkan hasil pengukuran E.I.Sin x t, prinsip dasarnya adalah


membalik polaritas kumparan tegangan kWh dengan jalan membalik
pengawatannya.

kWh kVARh

64
.

Gambar 5

kVARh dipergunakan untuk mengukur besarnya pemakaian energi rekatif pada


konsumen konsumen yang mempunyai Cos kurang dari 0,85 atau pada
konsumen konsumen yang mempunyai sudut phasa lebih besar dari 36,860.

Apabila kita perhatikan pada tiga daya dibawah ini (lihat gambar)

kVA c
b kVAR
a

kW
Gambar 6

Apabila pada segi tiga daya tersebut kita coba gambarkan suatu besaran sudut (FI)
yang berubah ubah dengan besaran Kw yang tetap, maka dapat terlihat disini
bahwa :

- Besarnya kVA akan berubah ubah


Semakin besar sudut atau semakin jeleknya Cos maka kVA akan semakin
besar

- Besarnya kVAR akan berubah - ubah


Semakin besar sudut atau semakin jeleknya Cos maka kVAR akan
semakin besar.

Lihat gambar.

D
kVA
C
kVAR
B 65

3 4 5
.

GAMBAR 7

Pada titik A besarnya sudut =0


Maka besar Cos =1
Sehingga kVA = kW
Sedangkan kVAR nya adalah =0

Pada titik B :
Sudut 2 semakin besar sehingga Cos menjadi lebih kecil dari 1kVA akan menjadi
lebih besar dari kW, sedangkan kVARnya menjadi lebih besar dari nol ( 0 ).

3.4. Diagram Rangkaian dan Penandaan Terminal

Diagram rangkaian harus tertera pada bagian disekitar terminal. Diagram rangkaian
dan cara penyambungannya KWh Meter dapat dilihat pada sub bab diagram
pengawatan.

3.4.1. Klasifikasi kWh Meter Dan Batas Kesalahan

Klasifikasi kWh meter dibagi dalam 3 klas :

- kWh meter kelas 0,5 dipakai sebagai meter standard


- Kwh meter kelas 1 dipakai untuk pengukuran skunder (memakai trafo ukur)
- kWh meter kelas 2 dipakai untuk pengukuran primer (tanpa trafo ukur)

Batas batas kesalahan kWh meter yang ditentukan oleh kamar tera PLN (atas
kebijaksanaan PLN Wilayah/Distribusi setempat)

Arus Faktor Kerja Batas kesalahan kWh meter dalam %


Kl 2 Kl 1 Kl 0,5
100% In 11 + 0 .. + 2 + 0 . + 1 +0 .. + 0,5*
100% In 0,5 (ind) + 0 ...+ 2 + 0 . + 1 +0 .+ 0,8*
50% In 1 + 0 + 2 + 0 . + 1 +0 .+ 0,5 +
50% In 0,5 (ind) + 0 + 2 + 0 . + 1 +0 .+ 0,8 +

66
.

10% In 1 + 0 + 2 + 0 . + 1 +0 .+ 0,5 +
5% In 1 + 0 .+ 2,5 + 0 . + 1,5 +0 .+ 1

Keterangan :

Tanda * : Titik 2 kesalahan yang biasa dirobah, bila menyimpang dari batas
yang ditentukan.
Tanda + : Titik 2 kesalahan yang tidak boleh dirubah, bila menyimpang
batas yang ditentukan

3.5. Alat Bantu kWh Meter

Ada tiga alat bantu yang digunakan dalam pengukuran dengan kWh meter :

a. Current transformator (trafo Arus)


b. Potensial transformator (Trafo tegangan)
c. Time switch

Tidak semua alat Bantu tersebut harus dipasang pada suatu pengukuran kWh
meter, hal tersebut tentu tergantung dari kebutuhan untuk pengukuran itu sendiri.
Maksud dari penggunaan alat bantu kWh meter adalah untuk menyederhanakan
disain pemuatan kWh sehingga :

- Dengan satu jenis kWh meter yang tertentu dapat digunakan untuk
pengukuran dari beberapa macam besarnya daya listrik.

- Untuk pengukuran tarif ganda maka didesain dengan coil perubahan register
yang menggunakan relay komando dari luar (Time Switch)

- Supaya kWh meter dapat digunakan untuk pengukuran energi listrik baik pada
sistem tegangan rendah maupun pada sistem tegangan menengah juga pada
sistem tegangan tinggi

- Untuk mempermudah pemasangan dan penempatan kWh meter

3.5.1. Transformator Arus

Transformator arus adalah suatu alat listrik yang berfungsi untuk mengubah besar
arus tertentu (di lilitan primer) ke besaran arus tertentu lainnya (di lilitan sekunder)
melalui suatu kopling elektro megnetis.

67
.

Transformtor arus ini banyak digunakan didalam bidang pengukuran pengukuran


listrik untuk memperoleh besaran ukur bagi ampere meter, kWh meter, watt meter
dan sebagainya

Karena meter meter umumnya hanya dapat dilewati besaran ukur (arus) yang
kecil sedangkan arus yang mengalir ke jaringan distribusi adalah besar, maka
besar arus pada belitan primer transformator arus lebih besar dari pada besar arus
di lilitan sekundernya.

Jadi transformator arus yang dipergunakan pada meter meter akan mengubah
arus primer yang besar menjadi arus sekunder yang lebih kecil sehingga
pengukuran dapat dilakukan.

3.5.1.1 Pemeriksaan Spesifikasi Transformator Arus (CT)

Transformator arus yang digunakan untuk pengukuran tegangan menengah dan


tegangan tinggi adalah kelas 0,5. setiap transformator arus harus mempunyai data
minimal sebagai berikut :

a. Nama pabrik pembuat atau tanda lain yang menunjukkan identitasnya.


b. Tipe dan nomor seri
c. Arus pengenal primer dan sekunder sebagai contoh :
Kn = Ipn/Isn (kn = 100/5 A)
d. Frekuensi pengenal (misalnya 50 Hz)
e. Keluaran pengenal dan kelas ketelitian (misalnya : 1S; 15 VA, kelas 0,5; 2S;
30 VA, kelas 1)
f. Tegangan tertinggi untuk perlengkapan
g. Tingkat isolasi pengenal
h. Arus thermal singkat pengenal (I th) dan arus dinamik pengenal (Idyn)
i. Kelas isolasi bila bukan isolasi kelas A

3.5.1.2 Pengujian Polaritas CT

Transformator arus secara individual harus diuji polaritasnya untuk membuktikan


bahwa penandaan polaritas primer dan sekundernya adalah benar. Pengujian
dilakukan dengan sirkit seperti pada gambar berikut :

P2 P1
_- S2 S1 +
_

Push
Oution
Switch

68
.

Batery
Gambar 8
Pengujian Polaritas

Sebuah ampere meter dengan skala Nol ditengah, tipe permanent magnet moving
coil dihubungkan pada sekunder transformator arus. Battrey tegangan 1,5 Volt
dihubungkan melalui saklar kutub tunggal pada sisi primer, pada saat saklar
dimasukkan maka ampere meter akan menunjuk kearah positip sesaat dan pada
waktu saklar dibuka ampere meter akan menunjuk kearah negatep sesaat.

Pengujian polaritas dapat diukur langsung pada terminal lemari APP (10 tipe II F
Nomor : 1 dan 3; 1 dan 5; 1 dan 7)

3.5.1.3 Pengujian Rasio

Pengujian ini dilakukan dengan menginjeksi sisi primer, arus dialirkan dan diukur
dengan A 1 melalui transformator arus standar seperti pada gambar berikut.

Tegangan
Arus Sekunder

69
.

AC Supply

Gambar 9. Pengujian Rasio

Arus sekunder diukur dengan ampere meter A2 dan nilai perbandingannya antara
A1 dan A2 adalah merupakan rasio yang tertulis pada nama transformator arus.
Kesalahan arus dinyatakan dalam (%) dengan rumus :

(kn Is Ip)
Kesalahan arus (%) = X 100%
Ip

Is = arus sisi sekunder


Ip = arus sisi primer
Kn = rasio transformasi transformator arus

3.5.1.4 Batas - Batas Kesalahan

70
.

Persentasi kesalahan Pergeseran fasa pada persentase


Kelas Arus (rasio) pada arus pengenalnya
ketelitian persentase arus
pengenalnya Menit Centi Radian

5 20 100 120 5 20 100 120 5 20 100 120


0,1 0,4 0,2 0,1 0,1 15 8 5 5 0,45 0,24 0,15 0,15
0,2 0,75 0,35 0,2 0,2 30 15 10 10 0,9 0,45 0,3 0,3
0,5 1,5 0,75 0,5 0,5 90 30 30 30 2,7 0,35 0,9 0,9
1,0 3,0 1,5 1,0 1,0 180 90 60 600 5,4 2,7 1,8 1,8

Batas kesalahan transformator arus penggunaan khusus.


Tabel ini hanya berlaku untuk transformator dengan arus sekunder pengenal 5A
Persentasi kesalahan arus
Kelas Pergeseran fasa pada persentase arus pengenalnya
(rasio) pada
ketelitian Menit Centi Radian
persentase arus pengenalnya
5 20 100 120 5 20 100 120 5 20 100 120
0,25 0,75 0,35 0,2 0,2 30 15 10 10 0,9 0,45 0,3 0,3
0,35 1,5 0,75 0,5 0,5 90 45 30 30 0,7 0,35 0,9 0,9

3.5.2 Transformator Tegangan

Transformator tegangan adalah alat pengubah besaran listrik (tegangan) dari suatu
harga ke harga yang lain yang tertentu besarnya.

Transformator tegangan merupakan salah satu dari beberapa jenis transformator


yang ada, yang berfungsi sebagai alat pembantu dalam pengukuran tegangan. Alat
ini biasa digunakan untuk memberi tegangan kepada meter meter dan peralatan
pengaman yang memerlukannya, dan biasa dipasang pada sisi tegangan tinggi dari
suatu jaringan listrik (6 kV ke atas)

Faktor ketelitian yang harus diperhatikan pada transformator alat pengukuran


(termasuk juga transformator tegangan). Hal ini disebabkan karena besaran
ukurannya yang lebih diperhatikan dari pada rugi-rugi yang terjadi pada alat
tersebut.

3.5.2.1 Pemeriksaan Spesifikasi Transformator Tegangan (PT)

Transformator yang digunakan adalah kelas 0,5 setiap Transformator tegangan


minimal harus diberi penandaan sebagai berikut :

71
.

a. Nama pabrik pembuat atau tanda lain yang menunjukkan identitasnya


b. Tipe dan nomor serie
c. Tagangan pengenal primer dan sekunder
d. Frekuensi pengenal
e. Keluaran pengenal dan kelas ketelitian yang bersesuaian (missal 50 VA kelas
0,5)
f. Tegangan sistem tertinggi
g. Tingkat isolasi pengenal

3.5.2.2 Pengujian Polaritas PT

Polaritas transformator tegangan dapat dilaksanakan sama seperti transformator


arus. Perlu diperhatikan pada waktu menghubungkan suplai tegangan baterai pada
sisi primer PT (bila PT sudah terpasang pada sirkit)

3.5.2.3 Pengujian Rasio Transformator Tegangan

Metode yang digunakan adalah metode pembanding yakni dengan


membandingkan standar, lihat gambar rangkaian sebagai berikut :

250 V Hight
AC Voltage Test
Supply Set

PT STANDAR PT YANG DIUJI

V V
1 2

GAMBAR 10

Kesalahan trafo tegangan dinyatakan dalam (%)

(Kn Us Up)
% = x 100%
Up
Us = Tegangan sisi sekunder
Up = Tegangan sisi primer
Kn = Rasio transformasi transformator tegangan

72
.

3.5.2.4 Batas Kesalahan Tegangan dan Pergeseran Fasa

Kelas Persentase kesalahan Pergeseran fasa ()


tegangan (ratio) Menit Centiradian
()
0,1 0,1 5 0,15
0,2 0,2 10 0,3
0,5 0,5 20 0,6
1,0 1,0 40 1,2
3,0 3,0 Tidak disyaratkan

3.5.3 Time Swich


Meter kWh yang menggunakan tarip ganda harus dilengkapi dengan saklar waktu
(time switch) guna menunjukan pemakaian kwh pada WBP dan LWBP. Waktu
beban puncak (wbp) adalah pukul 18.00 s/d 22.00 dan Luar waktu beban puncak
(lwbp) adalah pukul 22.00 s/d 18.00 waktu setempat. Jamnyala perbulan adalah
jumlah pemakaian kwh dibagi dengan daya tersambung (kVA).

73

Anda mungkin juga menyukai