Anda di halaman 1dari 8

BAB

BESARAN DAN PENGUKURAN


3
1) Petunjuk Belajar
a. Baca dan pahami materi pembelajaran yang tersedia pada modul, dan BTP (Buku Teks
Pembelajaran) sebagai referensi tambahan kalian dapat dilihat pada Erlangga,
2018.FISIKA SMK Kelas X; atau buku pegangan lainnya yang relevan.
b. Setelah memahami bacaan, berlatihlah memperluas pengalaman belajar melalui tugas-
tugas atau kegiatan-kegiatan belajar1, 2 dan 3 baik yang harus kalian kerjakan sendiri
atau berkelompok dengan teman lainnya sesuai instruksi guru.
c. Satu kegiatan belajar dikerjakan pada setiap jam pembelajaran IPAS sesuai jadwal.
d. Kerjakan tugas-tugas di buku kerja yang sudah kalian siapkan sebelumnya.

2) Kegiatan Belajar
Jika kalian sudah memahami apa yang harus kalian lakukan dalam pembelajaran ini,
selanjutnya ikuti kegiatan belajar berikut dengan penuh semangat dan pantang
menyerah!!!

KEGIATAN BELAJAR 1

Tujuan :
Pada kegiatan belajar 1 ini,siswa mampu mengidentifikasi besaran pokok dan besaran turunan
(Satuan SI), mengkonversi satuan alat ukur.

Ringkasan Materi :
Besaran dan Satuan
A. Besaran pokok, Besaran turunan, dan Dimensi
1. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dalam
satuan Sistem Internasional.
Berdasarkan kesepakatan secara internasional, ditetapkanlah tujuh besaran fisis yang
ditunjuk sebagai besaran pokok bagi sistem satuan internasioanl.

Tabel 1.1 Besaran pokok dan satuan dalam Sistem Internasional.

No. Besaran Satuan Simbol Satuan Dimensi

1. Panjang meter m L
2. Massa kilogram kg M
3. Waktu Sekon/detik s T
4. Arus Listrik Ampere A I
5. Temperatur kelvin K Θ
6. Intensitas kandela Cd J
Cahaya
7. Jumlah Zat mol mol N
2. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok.
Besaran-besaran turunan diperoleh dari hasil perkalian atau hasil perbandingan beberapa
besaran pokok dan besaran turunan.

Tabel 1.2 Besaran turunan dan satuan


Simbol
No. Besaran Satuan Dimensi
Satuan
1. Luas Meter persegi m2 L2
2. Volume Meter kubik M3 L3
3. Massa Jenis Kilogram per meter kg/m3 ML-3
kubik
4. Kecepatan Meter per detik m/s LT-1
5. Percepatan Meter per detik m/s2 LT-2
kuadrat
6. Gaya newton N = kg m/s2 MLT-2
7. Usaha Newton meter J = Nm ML2T-2
8. Tekanan pascal Pa = N/m2 ML-1T-2
9. Daya watt W = J/s ML2T-3

10. Frekuensi hertz Hz = s T-1

11. Muatan Listrik coulomb C = As IT

12. Potensial volt V = J/C ML2T-3I-1


Listrik
13. Hambatan ohm Ω = V/A ML2T-3I-2

14. Kapasitansi joule per kilogram J/kg L2T-2


Panas Spesifik

B. Satuan dan Konversi


1. Awalan Satuan
Untuk mempermudah atau menyederhanakan penulisan sekaligus pembanding nilai
satuan dalam suatu besaran yang sama, selalu digunakan keliatan 10 atau 1/10 dari
satuan dasarnya. Misalnya 1 km = 1.000 m, dalam notasi eksponensialnya ditulis
1.000 m = 103 m.
Kemudian, 1 cm = 0,01 atau 1/100 m dalam notasi eksponensialnya ditulis
1 cm = 10-2 m.
Perhatikan penggunaan awalan satuan dengan seksama. Penggunaan huruf besar yang
salah akan menghasilkan nilai yang salah, misalnya : 1 mm = 1 milimeter sedangkan
1 Mm = 1 megameter.

2. Faktor Konversi
Perbandingan satuan panjang Perbandingan satuan luas
1 cm = 1 cm 1 m = 1 m2
2

1 cm = 10-2 m 1 m2 = 104 cm2 / 10.000 cm2


1 cm = 10-5 km 1 cm2 = 10-4 m2
1 m = 100 cm 1 cm2 = 1 cm2
1m=1m
1 m = 10-3 km
1 km = 105 cm / 100.000 cm
1 km = 1.000 m / 103 m
1 km = 1 km
Perbandingan satuan volume Perbandingan satuan massa
m3 = 1 m3 1 gram = 1 gram
m3 = 106 cm3 1 gram = 10-3 kg
m3 = 103 liter 1 kg = 103 gram
cm3 = 10-6 m3 1 kg = 1 kg
cm3 = 1 cm3 1 ton = 106 gram
cm3 = 10-3 liter 1 ton = 103 kg
liter = 10-3 m3 1 ton = 1 ton
liter = 103 cm3
liter = 1 liter

Selain konversi beberapa satuan besaran di atas, masih terdapat beberapa konversi satuan
lain di antaranya adalah :
1 atm = 1,013 x 105 Pa
1 kalori = 4,2 Joule
1 Joule = 0,24 kalori
1 dyne = 10-5 N

Ayo Berlatih (Individual)


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan besaran pokok dan besaran turunan dengan bahasa
anda sendiri ! sebutkan contohnya masing-masing 3 !
2. Konversikan satuan besaran-besaran berikut.
a. 20 L = . . . . cm3
b. 40 joule = . . . . kalori
c. 800 kg = . . . . ton
d. 500 m = . . . . cm
e. 250 dyne = . . . . N

C. Pengukuran
KEGIATAN BELAJAR 2

TUJUAN :
Pada kegiatan belajar 2 ini, siswa mampu melakukan pengukuran dengan berbagai jenis alat
ukur (disesuaikan dengan daerah masing-masing), mampu menyajikan data hasil pengukuran
beberapa besaran pokok dan besaran turunan dengan alat ukur secara lisan ataupun tertulis.

A. PENGUKURAN
Pengukuran adalah kegiatan mengukur suatu benda dengan menggunakan alat ukur. Adapun
pengukuran dilakukan dengan berbagai jenis alat ukur tergantung dengan objek yang akan
diukur.
1. Jenis – Jenis Alat Ukur
a. Alat Ukur Panjang
1). Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur
ketebalan lebar, atau diameter sebuah benda yang berbentuk tabung. Jangka sorong
juga dapat mengukur kedalaman atau tinggi sebuah benda berbentuk tabung.
Alat ini dipakai secara luas pada berbagai bidang industri enjiniring (teknik),
mulai dari proses desain/perancangan, manufaktur/pembuatan, hingga pengecekan
akhir produk. Alat ini dipakai luas karena memiliki tingkat akurasi dan presisi yang
cukup tinggi, mudah digunakan, mudah dibawa-bawa, dan tidak membutuhkan
perawatan khusus. Karena alasan inilah jangka sorong lebih disukai insinyur (enjinir)
dibandingkan alat ukur konvensional seperti penggaris.

Bagian-bagian Jangka Sorong


Bagian-bagian jangka sorong terdiri dari skala baca yang tercetak pada badan alat ini
(sama seperti skala baca/angka-angka di penggaris) yang dapat diatur berdasarkan letak
“rahang” jangka sorong; terdapat dua pasang rahang, yakni sepasang rahang luar (atau
rahang bawah) untuk mengukur jarak (pengukur utama) dan sepasang rahang dalam (atau
rahang atas) untuk mengukur ‘diameter dalam’ (contohnya mengukur diameter dalam pada
cincin). Kedua pasang rahang tersebut dapat digerakkan untuk pengukuran, jarak antar
rahang untuk kedua pasang rahang tersebut dapat dibaca dengan cara yang sama.
Selain itu pula, terdapat tangkai ukur kedalaman yang pergerakannya diatur dengan
cara menggerakkan rahang. Karena ketiga bagian-bagian jangka sorong tersebut saling
bergerak bersamaan, maka ketiga fungsi tersebut pengukurannya dibaca/dihitung dengan
cara yang sama.

Untuk lebih jelasnya, bagian-bagian jangka sorong dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Cara membaca jangka sorong

Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil pengukurannya hanya dibutuhkan dua
langkah pembacaan:
1. Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah) merupakan
angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di sebelah kanannya.
Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
2. Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis skala
utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada gambar diatas,
garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala vernier yang terukur
adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas.
Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.

Contoh Soal 1
Tentukan hasil pengukuran pada gambar di atas dalam satuan centimeter.

Pembahasan :
Pembacaan skala utama = 10 cm (angka 10 persis bersebrangan dengan angka nol pada skala
vernier disebelah kanannya).
Pembacaan skala vernier/ skala nonius = 0,02 cm (garis kedua setelah nol pada skala vernier tepat
lurus dengan garis diatasnya).
Jadi, hasil pengukuran pada gambar di atas = 10 cm + 0,02 cm = 10,02 cm Atau 100,2 mm

2). Mikrometer Sekrup


Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan memiliki
tingkat kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan pertama kali oleh Willaim
Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari jangka sorong.
Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut antar bintang-bintang dan ukuran
benda-benda luar angkasa dari teleskop.
Meskipun mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk menghitung benda
dengan skala mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari Bahasa Yunani micros yang
berarti “kecil”, bukan skala mikro yang berarti 10-6.

Bagian-Bagian Mikrometer Sekrup

Keterangan untuk bagian-bagian dari mikrometer sekrup, yaitu sebagai berikut :


1. Poros Tetap (Anvil) : Bagian poros yang tidak bergerak. Objek yang ingin diukur
ditempelkan di bagian ini dan bagian poros geser didekatkan untuk menjepit objek tersebut.
2. Poros Geser (Spindle) : Poros bergerak berbentuk komponen silindris yang digerakkan
oleh thimble.
3. Pengunci (Lock Nut) : Bagian yang dapat digunakan untuk mengunci pergerakan poros
geser.
4. Sleeve : Bagian statis berbentuk lingkaran yang merupakan tempat ditulisnya skala
pengukuran. Terdapat dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.
5. Thimble : Bagian yang dapat digerakkan oleh tangan penggunanya.
6. Ratchet : Bagian yang dapat membantu menggerakkan poros geser dengan pergerakan
lebih perlahan dibanding menggerakkan thimble.
7. Rangka (Frame) : Komponen berbentuk C yang menyatukan poros tetap dan komponen-
komponen lain mikrometer sekrup. Rangka mikrometer sekrup dibuat tebal agar kokoh dan
mampu menjaga objek pengukuran tidak bergerak, bergesar, atau berubah bentuk.

Cara menggunakan mikrometer sekrup adalah:


1. Objek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian poros tetap.
2. Setelah itu, bagian thimble diputar hingga objek terjepit oleh poros tetap dan poros geser.
3. Bagian ratchet dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih presisi dengan
menggerakkan poros geser secara perlahan.
4. Setelah yakin bahwa objek benar-benar terjepit diantara kedua poros, hasil pengukuran
dapat dibaca di skala utama dan skala nonius.

Cara Membaca Mikrometer Sekrup :


Pembacaan mikrometer sekrup dilakukan pada dua bagian, yaitu di skala utama dan di skala
nonius atau Vernier. Skala utama dapat dibaca di bagian sleeve dan skala nonius dapat dibaca
di bagian thimble.

Pada contoh pengukuran di atas, cara membaca mikrometer sekrup tersebut adalah :
1. Untuk skala utama, dapat dilihat bahwa posisi thimble telah melewati angka “5” di bagian
atas, dan pada bagian bawah garis horizontal telah melewati 1 strip. 0.5mm. Artinya, pada
bagian ini didapat hasil pengukuran 5 + 0.5 mm = 5.5 mm. Pengukuran juga dapat
dilakukan dengan prinsip bahwa setiap 1 strip menandakan jarak 0.5mm. Dikarenakan
terlewati 5 strip di atas garis horizontal dan 6 strip di bawah garis horizontal, maka total
jarak adalah (5+6) x 0.5mm = 5.5mm
2. Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit dengan angka 28 di
skala nonius. Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan panjang 0.28mm
Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini adalah 5.5 + 0.28 =
5.78mm. Hasil ini memiliki ketelitian sebesar 0.01 mm.

Fungsi Mikrometer Sekrup :


Mikrometer sekrup pada umumnya digunakan untuk mengukur diameter atau ketebalan suatu
benda yang ukurannya kecil. Seperti dijelaskan sebelumnya, alat ini memiliki kepresisian 10x
lipat dari jangka sorong sehingga dapat mengukur benda yang lebih kecil tepatnya pada
ketelitian 0,01 mm.Penggunaan alat ini untuk mengukur panjang benda kurang umum
digunakan, karena umumnya panjang benda masih dapat diukur dengan baik di tingkat
kepresisian 1 mm dan 0,1 mm, dimana masing-masing tingkat kepresisian dimiliki oleh
penggaris dan jangka sorong.

Contoh Soal Mikrometer Sekrup dan Pembahasan

Contoh Soal 1:
Jika pada suatu pengukuran didapatkan gambar skala utama dan skala nonius sebagai berikut,
berapa panjang dari benda yang diukur?
Pembahasan :
Skala utama = 4 mm
Skala nonius = 0,30 mm
Maka, hasil pengukuran = Skala utama + skala
nonius = 4 + 0,3 = 4,30 mm

Ayo Berlatih (Individual)


1. Suatu baut panjangnya diukur dengan menggunakan jangka sorong dengan skala utama
centimeter seperti yang dapat dilihat pada gambar diatas. Tentukan hasil perhitungan akhir
dari pengukuran diatas dalam satuan milimeter.
2. Perhatikan gambar jangka sorong berikut

Hasil pengukurannya adalah ….


3. Berapa ketebalan kawat tembaga yang diukur dengan mikrometer sekrup berikut?

4. Tebal pelat diukur dengan micrometer sekrup dan terbaca seperti gambar di bawah.

Tugas Diskusi!(Berkelompok)
Buatlah kelompok dengan teman sekelasmu (3-4 orang)!
Amati benda-benda yang ada disekitar kalian, silahkan kalian ukur dengan
menggunakan alat ukur yang ada dan telah tersedia, kemudian kalian tulis
hasil ukur tersebut ke dalam tabel pengamatan berikut!

a. Tabel Pengamatan

Nama benda yang Alat ukur yang Hasil pengukuran


diukur digunakan
Setelah melakukan pengamatan pengukuran secara berkelompok, jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Sebutkan jenis-jenis alat ukur panjang!
2. Jangka sorong dapat diaplikasikan untuk mengukur apa saja? Sebutkan minimal 3
benda yang ada disekitar kalian!
3. Mikrometer sekrup dapat diaplikasikan untuk mengukur benda apa saja? Sebutkan
minimal 3 benda yg ada disekitar kalian !

Anda mungkin juga menyukai