2) Kegiatan Belajar
Jika kalian sudah memahami apa yang harus kalian lakukan dalam pembelajaran ini,
selanjutnya ikuti kegiatan belajar berikut dengan penuh semangat dan pantang
menyerah!!!
KEGIATAN BELAJAR 1
Tujuan :
Pada kegiatan belajar 1 ini,siswa mampu mengidentifikasi besaran pokok dan besaran turunan
(Satuan SI), mengkonversi satuan alat ukur.
Ringkasan Materi :
Besaran dan Satuan
A. Besaran pokok, Besaran turunan, dan Dimensi
1. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dalam
satuan Sistem Internasional.
Berdasarkan kesepakatan secara internasional, ditetapkanlah tujuh besaran fisis yang
ditunjuk sebagai besaran pokok bagi sistem satuan internasioanl.
1. Panjang meter m L
2. Massa kilogram kg M
3. Waktu Sekon/detik s T
4. Arus Listrik Ampere A I
5. Temperatur kelvin K Θ
6. Intensitas kandela Cd J
Cahaya
7. Jumlah Zat mol mol N
2. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok.
Besaran-besaran turunan diperoleh dari hasil perkalian atau hasil perbandingan beberapa
besaran pokok dan besaran turunan.
2. Faktor Konversi
Perbandingan satuan panjang Perbandingan satuan luas
1 cm = 1 cm 1 m = 1 m2
2
Selain konversi beberapa satuan besaran di atas, masih terdapat beberapa konversi satuan
lain di antaranya adalah :
1 atm = 1,013 x 105 Pa
1 kalori = 4,2 Joule
1 Joule = 0,24 kalori
1 dyne = 10-5 N
C. Pengukuran
KEGIATAN BELAJAR 2
TUJUAN :
Pada kegiatan belajar 2 ini, siswa mampu melakukan pengukuran dengan berbagai jenis alat
ukur (disesuaikan dengan daerah masing-masing), mampu menyajikan data hasil pengukuran
beberapa besaran pokok dan besaran turunan dengan alat ukur secara lisan ataupun tertulis.
A. PENGUKURAN
Pengukuran adalah kegiatan mengukur suatu benda dengan menggunakan alat ukur. Adapun
pengukuran dilakukan dengan berbagai jenis alat ukur tergantung dengan objek yang akan
diukur.
1. Jenis – Jenis Alat Ukur
a. Alat Ukur Panjang
1). Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur
ketebalan lebar, atau diameter sebuah benda yang berbentuk tabung. Jangka sorong
juga dapat mengukur kedalaman atau tinggi sebuah benda berbentuk tabung.
Alat ini dipakai secara luas pada berbagai bidang industri enjiniring (teknik),
mulai dari proses desain/perancangan, manufaktur/pembuatan, hingga pengecekan
akhir produk. Alat ini dipakai luas karena memiliki tingkat akurasi dan presisi yang
cukup tinggi, mudah digunakan, mudah dibawa-bawa, dan tidak membutuhkan
perawatan khusus. Karena alasan inilah jangka sorong lebih disukai insinyur (enjinir)
dibandingkan alat ukur konvensional seperti penggaris.
Untuk lebih jelasnya, bagian-bagian jangka sorong dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil pengukurannya hanya dibutuhkan dua
langkah pembacaan:
1. Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah) merupakan
angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di sebelah kanannya.
Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
2. Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis skala
utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada gambar diatas,
garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala vernier yang terukur
adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas.
Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.
Contoh Soal 1
Tentukan hasil pengukuran pada gambar di atas dalam satuan centimeter.
Pembahasan :
Pembacaan skala utama = 10 cm (angka 10 persis bersebrangan dengan angka nol pada skala
vernier disebelah kanannya).
Pembacaan skala vernier/ skala nonius = 0,02 cm (garis kedua setelah nol pada skala vernier tepat
lurus dengan garis diatasnya).
Jadi, hasil pengukuran pada gambar di atas = 10 cm + 0,02 cm = 10,02 cm Atau 100,2 mm
Pada contoh pengukuran di atas, cara membaca mikrometer sekrup tersebut adalah :
1. Untuk skala utama, dapat dilihat bahwa posisi thimble telah melewati angka “5” di bagian
atas, dan pada bagian bawah garis horizontal telah melewati 1 strip. 0.5mm. Artinya, pada
bagian ini didapat hasil pengukuran 5 + 0.5 mm = 5.5 mm. Pengukuran juga dapat
dilakukan dengan prinsip bahwa setiap 1 strip menandakan jarak 0.5mm. Dikarenakan
terlewati 5 strip di atas garis horizontal dan 6 strip di bawah garis horizontal, maka total
jarak adalah (5+6) x 0.5mm = 5.5mm
2. Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit dengan angka 28 di
skala nonius. Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan panjang 0.28mm
Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini adalah 5.5 + 0.28 =
5.78mm. Hasil ini memiliki ketelitian sebesar 0.01 mm.
Contoh Soal 1:
Jika pada suatu pengukuran didapatkan gambar skala utama dan skala nonius sebagai berikut,
berapa panjang dari benda yang diukur?
Pembahasan :
Skala utama = 4 mm
Skala nonius = 0,30 mm
Maka, hasil pengukuran = Skala utama + skala
nonius = 4 + 0,3 = 4,30 mm
4. Tebal pelat diukur dengan micrometer sekrup dan terbaca seperti gambar di bawah.
Tugas Diskusi!(Berkelompok)
Buatlah kelompok dengan teman sekelasmu (3-4 orang)!
Amati benda-benda yang ada disekitar kalian, silahkan kalian ukur dengan
menggunakan alat ukur yang ada dan telah tersedia, kemudian kalian tulis
hasil ukur tersebut ke dalam tabel pengamatan berikut!
a. Tabel Pengamatan