Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DASAR PENGUKURAN

1
DEFINISI ISTILAH
• Kemampuan bacaan (readability) instrumen. Istilah ini menunjukkan berapa
ketelitian skala yang dapat dibaca. Misal perbandingan timbangan emas dan beras.
• Kepekaan (sensitivity) instrumen ialah perbandingan antara gerakan linear jarum-
petunjuk pada instrumen dengan variable terukur yang menyebabkan gerakan.
Misal skala nano atau mikro yang ditetapkan pabrik pembuat instrumen.
• Instrumen dikatakan menunjukkan histerisis apabila terdapat perbedaan bacaan
bila nilai besaran yang diukur didekati dari atas atau dari bawah. Histerisis
kemungkinan disebabkan oleh gesekan mekanik, efek magnetik, deformasi elastis,
atau efek termal.

• Ketelitian (accuracy) instrumen menunjukkan deviasi atau penyimpangan


(deviation) terhadap masukkan yang diketahui. Ketelitian dinyatakan dalam
presentase bacaan skala penuh. Jadi pengukuran tekanan 100 kPa yang
mempunyai ketelitian 1 % artinya teliti disekitar ± 1 kPa dalam keseluruhan
jangkauan bacaan pengkuran tsb.
• Ketepatan atau presisi menunjukkan kemampuan instrumen menghasilkan bacaan
tertentu dengan ketelitian yang diketahui.
KALIBRASI
• Kalibrasi atau peneraan (calibration) adalah pemeriksaan instrumen terhadap
standar yang telah ditetapkan (diketahui), untuk selanjutnya mengurangi
kesalahan dalam ketelitian. Prosedur kalibrasi melibatkan perbandingan instrumen
dengan:
a. standar primer, atau
b. standar sekunder yang mempunyai ketelitian yang lebih baik dari instrumen yang
dikalibrasi, atau
c. dengan sumber masukkan yang diketahui.

Contoh: sebuah pengukur aliran (flowmeter) mungkin dikalibrasi dengan (1)


membandingkan alat pengukuran-aliran standar di National Bureau of Standards
(USA). (2) dibandingkan dengan alat ukur lain yang ketelitainnya sudah diketahui, atau
(3) melakukan kalibrasi langsung dengan pengukuran primer seperti menimbang
sejumlah air tertentu dalam tangki dan mencatat waktu yang digunakan untuk
mengalirkan air.
STANDAR
• Penetapan standar (baku) panjang; bobot; waktu; suhu dan kualitas listrik
dilakukan untuk memudahkan peneliti dunia dapat membandingkan hasil
eksperimen.
Contoh : Faktor konversi antara sistem Inggris dan system metrik Amerika ditetapkan
dengan undang-undang (perjanjian) berikut:
1 meter = 39,37 in
1 pon-massa = 453,59237 gram
• Satuan standar waktu ditetapkan atas dasar pengetahuan atas frekuensi osilasi
piranti tertentu. Piranti yang paling sederhana ialah bandul. Garputala tentu saja
merupakan sumber frekuensi yang baik, demikian pula kristal piezoelektrik.
• Satuan standar besaran listrik diturunkan dari mekanika gaya, massa; panjang;
dan waktu. Satuan-satuan ini menunjukkan satuan listrik absolute dan agak
berbeda dari satuan listrik system international yang ditetapkan tahun 1948.
Konversi system international dilakukan dengan menggunakan hubungan berikut:
1 ohm international = 1, 00049 ohm absolute
1 Volt international = 1, 000330 volt absolute
1 Ampere international = 0,99835 ampere absolute
• Skala suhu absolut diusulkan oleh Lord Kelvin 1854. Skala ini menjadi dasar
perhitungan-perhitungan termodinamika. Skala suhu Farenheit (oF) dan Celsius
(oC) banyak digunakan para peneliti dan keduanya saling dapat digunakan. Skala
Fahrenheit absolut disebut skala Rankine (oR) dan Celsius absolut dinamakan skala
Kelvin (oK). Hubungan antara skala-skala tersebut tersebut adalah sebagai berikut:

oK = oC + 273,15

oR = oF + 459,67
DIMENSI DAN SATUAN
• Dimensi ialah variable fisik yang digunakan untuk menyatakkan sifat atau peringai suatu system
tertentu. Dimensi-dimensi yang digunakan:
L = panjang
M = massa
F = gaya
t = waktu
T = suhu
• Semua besaran fisik yang dapat dinyatakan dengan dimensi fundamental diatas. Satuan yang
digunakan untuk dimensi tertentu dipilih menurut definisi yang biasanya berhubungan dengan
suatu fenomena atau hukum fisika. Misalnya, hukum kedua Newton tentang gerakan:
• Gaya ~ laju perubahan momentum menurut waktu

di mana: k = konstanta proposionalitas (tetapan kesebandingan). Jika massa tetap,

(1)
di mana percepatan . Persamaam diatas lazim ditulis sebagai
(2)

Dengan 1/gc = k.
• Persamaan ini digunakan untuk mendefinisikan sistem satuan massa; gaya;
panjang; dan waktu yang digunakan. Beberapa sistem satuan yang sering
digunakkan:
a) 1 pound-gaya (lbf) akan mempercepat 1 pound-mass (lbm) 32,174 feet per second
kuadrat
b) 1 pound-gaya (lbf) akan mempercepat 1 slug-mass 1 feet per second kuadrat
c) 1 dyne-gaya akan mempercepat 1 gram-massa 1 centimeter per sekon kuadrat,
d) 1 kilogram-gaya akan mempercepat 1 kilogram-massa 1meter per second kuadrat,
e) 1 kilogram-gaya akan mempercepat 1 kilogram-massa 9,80665 meter per second
kuadrat.
Oleh karena persamaan (2) harus homogen dalam dimensinya, maka nilai konstanta gc
pada sistem 1 sampai dengan 5 di atas berbeda-beda. Nilai itu adalah
1.gc = 32,174 lbm·ft/lbf·s2
2.gc = 1 slug·ft/lbf·s2
3.gc = 1 g·cm/dyn·s2
4.gc = 1 kg·m/N·s2
Tidak masalah system satuan mana yang akan dipakai, asalkan konsisten dengan
definisi di atas.
• Satuan SI merupakan satuan standar dunia. Dalam sistem ini satuan foundamental
adalah: meter; Newton; kilogram-masa; second (detik); dan derajat Celsius.
Tabel-1. Satuan-satuan dasar dan tambahan
Besaran Satuan Lambang
Satuan dasar
Panjang meter m
Masa kilogram kg
Waktu Second (detik) s
Arus listrik Ampere A
o
Suhu Kelvin K
Intesitas Cahaya Candela cd
Satuan tambahan
Sudut bidang radian rad
Satuan ruang steradian sr

Tabel-2. Awalan baku dan faktor perkalian dalam satuan SI


Faktor Awalan Simbol
1012 tera T
109 giga G
106 mega M
103 kilo k
102 hekto h
10 deka da
10-1 desi (deci) d
10-2 senti (centi) c
10-3 mili (milli) m
10-6 mikro (micro) μ
10-9 nano n
10-12 Piko (pico) p
10-15 femto f
10-18 ato (atto) a
BENTUK UMUM SISTEM PENGUKURAN
• Mengukur adalah membandingkan parameter pada obyek yang diukur terhadap
besaran yang telah distandarkan, sedangkan pengukuran merupakan suatu usaha
untuk mendapatkan informasi deskriptif-kuantitatif dari variabel-variabel fisika dan
kimia suatu zat atau benda yang diukur, misalnya panjang 1m atau massa 1 kg dan
sebagainya. Secara umum sistem pengukuran dapat dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu :
 Tahap detektor - transduser
 Tahap intermediat, pengkondisian sinyal
 Tahap pembacaan, untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.1
• Tahap pertama data dari obyek dibaca oleh sensor, kemudian dikondisikan pada
tahap intermediat dan akhirnya data tersebut memasuki tahap akhir seperti
tampilan hasil, kendali dan sebagainya
• Tahap Detektor – Transduser
Fungsi utama tahap ini adalah mendeteksi atau merasakan adanya perubahan besaran
fisik pada obyek yang diukur. Tahap ini harus kebal terhadap pengaruh lain yang tidak
dikehendaki, misalnya sensor gaya tidak boleh terpengaruh oleh percepatan atau
sensor percepatan linier, tidak boleh berubah oleh perubahan percepatan sudut.
Tetapi hal tersebut tidak pernah didapati secara ideal, perubahan-perubahan kecil
oleh variabel lain tersebut masih dapat diterima selama masih berada dalam batasan-
batasan yang diizinkan.

• Tahap Intermediate
Tahap ini adalah tahap penkondisian sinyal yang dihasilkan pada tahap pertama agar
dapat dinyatakan ke tahap terakhir. Perlakuan yang dilakukan pada tahap ini biasanya
penyaringan, penguatan dan transformasi sinyal. Fungsi umum tahap ini adalah
meningkatkan kemampuan sinyal ke level yang mampu mengaktifkan tahap akhir.
Peralatan pada tahap ini harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan kondisi
antara tahap pertama dan tahap terakhir
• Tahap ini mengandung informasi dalam level yang dapat disensor oleh manusia
dan/atau perangkat kendali. Jika keluaran diharapkan dapat dibaca oleh manusia,
maka lebih sering berbentuk :
 gerakan relatif, misalnya jarum penunjuk skala atau gerakan gelombang pada
osiloskop,
 digital, bentuk ini mempresentasikan angka-angka, misalnya odometer mobil,
termometer digital dan sebagainya.
Berikut ini akan diberikan beberapa contoh peralatan menyangkut ketiga tahap diatas.
Table 1-1 Berbagai Macam Peralatan Pengukuran sumber (Beckwith, 1981)
Tahap I Tahap II Tahap III
Sensor-Transduser Pengkondisian Sinyal Pembacaan
Mekanik : Mekanik : Indikator :
pegas, diafragma, tabung rodagigi, peluncur, cam, skala, kolom likuid, dsb.
bourdon dsb. dsb.
Hidrolik : Hidrolik : Digital :
orifice, venturi pelambung, dsb. pipa, katup, dsb. layar numerik

Optik : Optik : Rekorder :


Fotoelektrik fotovoltaik, dsb. Lensa, serat - optik dsb. Pencetak, perekam, dsb.

Elektrik : Elektrik : Kendali :


Tahanan, kapasitif, dsb. Penguat, filter, dsb. relay, katup pengaman,
dsb.

Anda mungkin juga menyukai