Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT. LANCARJAYA MANDIRI ABADI
DEPOK – JAWA BARAT
(Proyek Pembangunan Jalan Tol Cijago Section 3)

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

DISUSUN OLEH
M MALIK ABDUL AZIZ

PENYELENGGARA
PT MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
20 JUNI – 6 JULI 2022
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan
PKL. Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah terlibat yaitu: Perusahaan pelaksana kunjungan lapang,
para pembina dari Kementerian Ketenagakerjaan, Praktisi, Panitia, dan teman-
teman pelatihan calon Ahli K3 Umum yang telah memberikan dukungan dalam
penyelesaian laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa masih terdapat
ketidaksempurnaan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Besar harapan kami
bahwa laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca sebagai bahan
referensi dalam mengembangkan pengetahuan.

Depok, 1 Juli 2022

M Malik Abdul Aziz

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ...................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 4
1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan ........................................................ 2
1.3 Ruang Lingkup .................................................................................................... 3
1.4 Landasan Hukum ................................................................................................. 4
BAB II........................................................................................................................................ 8
KONDISI PERUSAHAAN ........................................................................................................ 8
2.1 Profil Perusahaan ................................................................................................. 8
2.2 Lokasi .......................................................................................................................... 9
2.3 Stuktur Organisasi Perusahaan ..................................................................................... 9
2.4 Struktur Organisasii P2K3 .......................................................................................... 10
2.5 Produk dan Jasa ......................................................................................................... 10
2.6 Visi dan Misi.............................................................................................................. 11
2.7 Penerapan Norma K3 Secara Umum .......................................................................... 11
2.8 Temuan Hasil Observasi ............................................................................................ 12
BAB III .................................................................................................................................... 15
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH ......................................................................... 15
3.1 Temuan Hasil Observasi ............................................................................................ 15
3.1.1 Temuan Positif .................................................................................................... 15
3.1.2 Temuan Negatif .................................................................................................. 15
3.1 Temuan Negatif Hasil Observasi PT LMA ......................................................... 25
Tabel 3. 2 Temuan Negatif Hasil Observasi PT LMA ...................................................... 25
3.1 Temuan Negatif ............................................................................................................... 45
3.1 Tabel Temuan Negatif PT. Lancarjaya Mandiri Abadi ..................................................... 57
BAB IV .................................................................................................................................... 64

ii
PENUTUP................................................................................................................................ 64
4.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 64
4.2 Saran ................................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 68

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan kesehatan kerja masuk kedalam salah satu aspek
perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 13
Tahun 2003. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala daya upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, produktif, tidak terjadi
penyakit akibat kerja, tidak terjadi accident, tidak terjadi penyakit akibat kerja,
tidak terjadi pencemaran lingkungan ketika proses produksi barang dan jasa.
Menurut ILO, setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan ditempat kerja
dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya ditempat kerja.
Pekerja meniggal akibat kecelakaan dan sakit ditempat kerja berjumlah 1,2
juta. Angka menunjukkan biaya manusia dan sosial dari produksi terlalu
tinggi. Menurut data dari BPJS Ketenagakerjaan pada tahun 2020 terjadi
peningkatan kasus kecelakaan kerja yang berjumlah 221,740 kasus
kecelakaan kerja dan peningkatan kecelakaan kerja pada tahun 2021
sebanyak 234.270 kasus, jumlah tersebut naik 5,65% dari tahun sebelumnya.
Upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja tersebut dapat
dilakukan briefing atau toolbox meeting di tempat kerja, dan memberikan juga
mengingatkan para pekerja untuk selalu menggunakan APD yang sesuai
dengan jenis pekerjaan agar pekerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman.
Salah satunya perlu dilakukannya briefing K3 yaitu pada konstruksi
bangunan, instalasi listrik, dan kebakaran.

Usaha jasa konstruksi memegang peranan yang sangat penting dalam


kegiatan perekonomian khususnya dalam kegiatan pembangunan. Baik itu
pembangunan fasilitas umum maupun pembangunan gedung. Dengan
berkembangnya industri jasa konstruksi akan memberikan peluang yang
sangat besar untuk menyerap tenaga kerja yang memiliki keahlian di industri
jasa konstruksi dan bangunan, dan dengan meningkatnya kesempatan kerja
akan menghasilkan pendapatan bagi tenaga kerja dan mengurangi
pengangguran.

iv
Selain memiliki peluang untuk menyerap tenaga kerja, jasa konstruksi
juga tidak lepas dari potensi atau resiko-resiko bahaya yang dapat terjadi
dalam kegiatan pembangunan. Hal ini membuat jasa konstruksi tidak dapat
lepas dari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dalam pembangunan
konstruksi. Pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dalam bidang
konstruksi sangat mempengaruhi kinerja, kelancaran, dan keberhasilan
pembangunan. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik dibidang
konstruksi akan membantu melindungi pekerja dari potensi dan resiko bahaya
yang ditimbulkan dari proses pembangunan.
Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi adalah PT.
Lancarjaya Mandiri Abadi. PT. Lancarjaya Mandiri Abadi adalah perusahaan
anakan dari perusahaan PT. PP sebagai induknya. PT (LMA, 2015).
Lancarjaya Mandiri Abadi adalah perusahaan yang bergerak dibidang
konstruksi jalan, pematangan tanah, pengadaan tanah, dan rental alat-alat
berat. Beberapa pekerjaan yang sudah dilakukan PT. Lancarjaya Mandiri
Abadi sejak dari awal berdiri adalah pematangan tanah, cut & fill,
infrastruktur, penggalian tanah merah, saluran air, jalan perumahan dan lain-
lain diwilayah pulau jawa, pulau kalimantandan pulau sumatera (LMA, 2015).

Pada awal tahun 2021, PT. Lancarjaya Mandiri Abadi memulai


pembangunan projek jalan tol Cinere-Jagorawi Seksi 3 dengan bekerja sama
dengan PT. PP Presisi yang juga merupakan perusahaan anakan dari PT. PP.
Panjang tol Cijago Seksi 3 ini pun diketehaui memiliki panjang 5,5 kilometer
yang menghubungkan Kukusan – Cinere Depok (PPPre, 2021).
Berdasarkan pernyataan di atas, sehingga laporan ini membahas seputar
keselamatan dan kesehatan kerja PT. Lancarjaya Abadi Mandiri, antara lain
pengawasan K3: bidang kelembagaan, keahlian, dan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), pengawasan K3 bidang: konstruksi
bangunan, penanggulangan kebakaran dan listrik, pengawasan K3 bidang:
pesawat uap, bejana tekanan dan mekanik pembinaan calon ahli k3 umum,
observasi k3: bidang kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan bahan berbahaya.

1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Maksud dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) ke PT.
2
Lancarjaya Mandiri Abadi adalah untuk memenuhi tugas akhir dalam
pelaksanaan sertifikasi calon Ahli K3 Umum dari Kementerian Tenaga Kerja
RI yang diselenggarakan oleh PT. Mutiara Mutu Sertifikasi. Kegiatan
tersebut juga untuk menambah pengalaman dan pengetahuan bagi peserta
untuk menjadi seorang calon Ahli K3 Umum.

Adapun tujuan dari laporan Praktik Kerja Lapangan tersebut antara lain:
1. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Kelembagaan, Keahlian
dan SMK3 di PT. Lancarjaya Mandiri Abadi.
2. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Konstruksi Bangunan,
Penanggulangan Kebakaran dan Listrik di PT. Lancarjaya Mandiri
Abadi.
3. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Mekanik, Pesawat Uap
danBejana Tekanan di PT. Lancarjaya Mandiri Abadi.
4. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Kesehatan Kerja,
Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya di PT. Lancarjaya
MandiriAbadi.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup akan sangat membantu keefektifan berjalannya Praktik
Kerja Lapangan. Adapun yang menjadi objek pengawasan kami yakni
mengenai kelembagaan dan keahlian K3 serta penerapan SMK3 di PT.
Lancarjaya Mandiri Abadi, yang dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Juni 2022
pukul 09.00 - 12.00 WIB.

Ruang lingkup Praktik Lapangan Kerja yang dilakukan di PT. Lancarjaya


MandiriAbadi, antara lain:
1. Gambaran Umum PT. Lancarjaya Mandiri Abadi.
2. Struktur Organisasi Perusahaan.
3. Struktur organisasi P2K3 PT. Lancarjaya Mandiri Abadi.
4. Aspek-aspek umum yang berkaitan dengan K3.
5. Temuan hasil observasi yang berkaitan dengan kelembagaan K3, keahlian

3
K3, dan SMK3.
6. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) pada PT. Lancarjaya Mandiri Abadi.
7. Penerapan Norma K3 bidang Konstruksi Bangunan,
PenanggulanganKebakaran dan Listrik di PT. Lancarjaya Mandiri Abadi.
8. Penerapan Norma K3 bidang Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana
Tekanan diPT. Lancarjaya Mandiri Abadi.
9. Penerapan Norma K3 bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan
BahanKimia Berbahaya di PT. Lancarjaya Mandiri Abadi.

1.4 Landasan Hukum


Hasil laporan Praktik Kerja Lapangan kami terkait pada dasar hukum dan
peraturan perundang-undangan sebagai acuan topik pembahasan. Adapun
dasar hokum yang kami gunakan sebagai acuan adalah sebagai berikut (
himpunan peraturan perundang undangan keselamatan dan kesehatan kerja,
2019):
a. Bidang Kelembagaan, Keahlian dan SMK3
1. UU RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. UU RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
SistemManajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Permenakertrans RI No. Per-01/MEN/1976 tentang Wajib Latihan
Hyperkes bagi Dokter Perusahaan.
5. Permenakertrans RI No. Per-04/MEN/1980 tentang Syarat-
syarat pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
6. Permenakertrans RI No. Per-03/MEN/1982 tentang Pelayanan
KesehatanTenaga Kerja.
7. Permenaker RI No. Per-05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan
Angkut.
8. Permenakertrans RI No. Per-02/MEN/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
9. Permenkertrans RI No. Per-09/MEN/VII/2010 tentang Operator dan

4
Petugas Pesawat Angkat dan Angkut.
10.Permenakertrans RI No. PER.18/MEN/XI/2008 tentang
Penyelenggara Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

b. Bidang Konstruksi Bangunan, Penanggulangan Kebakaran dan Listrik


1. Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. Per.
01/MEN/Tahun 1980 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi

3. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. 1 Tahun 1992 Tentang


Pemeriksaan Keberadaan Unit Organisasi K3.
4. SKB Menaker dan MenPU ke-174/1986 dan No. 104/KPTS/1986
Tentang K3 pada Tempat Kerja dan Konstruksi beserta Pedoman
Pelaksanaan K3 pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
5. Surat Edaran Dirjen Binawas No. 13/BW/1998 Tentang Akte
PengawasanProyek Konstruksi Bangunan.
6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2015 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di
Tempat Kerja.
7. Keputusan Dirjen Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan dan
K3 No: KEP.47/PPK&K3/VIII/2015 Tentang Pembinaan Calon Ahli
K3 Bidang Listrik.
8. Keputusan Dirjen No.KEP. 48/PPK & K3/VIII/2015 Tentang
KompetensiAhli K3 Listrik.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-02/MEN/1989 Tentang
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
10. Peraturan Menteri No. 3 Tahun 1995 Tenang Syarat-syarat K3
Listrik untuk Pengangkatan Orang dan Barang.
11. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 33 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun
2015 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat
Kerja.
5
12. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Nomor PER.02/MEN/1989 Tentang Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir.
13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-02/Men/1983 Tentang
Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.
14. Instruksi Menteri Tenaga Kerja RI No. Ins. 11/M/B/1997 Tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakarn.

15. Keputusan Menteri No. 186 Tahun 1999 Tentang Unit


PenanggulanganKebakaran di Tempat Kerja.

c. Bidang Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekanan


1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No.
PER.04/MEN/1985 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan Dan
KesehatanKerja.

d. Bidang Lingkungan Kerja, Kesehatan Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya


1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 187 tahun 1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya.
2. Peraturan Menteri Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 05 tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 08 tahun 2010 tentang
Alat Pelindung Diri (APD).
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 02 Tahun 1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja.
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

6
7
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan

Gambar 2. 1 Logo PT. Lancarjaya Mandiri Abadi

Nama Perusahaan : PT. Lancarjaya Mandiri Abadi

Jenis Badan Usaha : BUMN


Bidang Usaha :Konstruksi Jalan, Pematangan Tanah
Pengadaan Tanah Serta Rental Alat-alat Berat.

Website : https://www.lmacontractor.com/

Jumlah Tenaga Kerja : 820 Karyawan yang terdiri dari


1. Staff : 155 Pekerja
2. Driver : 33 Orang
3. Operator AB : 50 Orang
4. Security : 16 Orang
5. Pekerja Subkon : 545 Orang
6. Mandor LMA : 3 Orang

PT. Lancarjaya Mandiri Abadi merupakan Perusahaan General Contractor


yang bergerak di bidang Konstruksi Jalan, Pematangan Tanah, Pengadaan
Tanah serta Rental Alat-alat Berat (LMA, 2015).
Sejak didirikan, PT. Lancarjaya Mandiri Abadi telah melaksanakan
pekerjaan- pekerjaan seperti: Pematangan Tanah, Cut & Fill, Infrastruktur,

8
Penggalian Tanah Merah, Saluran Air, Jalan Perumahan dan lain-lain
diwilayah Pulau Jawa, Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera (LMA, 2015).

2.2 Lokasi
Jl. K.H.M. Usman No. 133, RW.6, kukusan, kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa
Barat 16425

2.3 Stuktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

9
2.4 Struktur Organisasii P2K3

Gambar 2.3 Struktur Organisasi P2K3

2.5 Produk dan Jasa


Bidang yang diakukan oleh PT. LAncarcaya Mandiri Abadi adalah sebagi berikut :
1. kontruksi jalan
2. Pematangan Tanah
3. Pengadaan Tanah
4. Rental Alat-alat Berat

10
2.6 Visi dan Misi

Gambar 2.4 Visi dan Misi

2.7 Penerapan Norma K3 Secara Umum


secara keseluruhan PT. Lancarjaya Abadi sudah menerapkan norma k3 berikut
norma-norma k3 yang sudah ditetapkan :
1. Melakuka Perawataan Mesin
2. Mengatur Regulasi Terkait K3
3. Evaluasi Berkala Terkait Penerapan K3

11
2.8 Temuan Hasil Observasi

Berikut ini merupakan hasil temuan selama observasi di PT. Lancarjaya


Mandiri Abadi pada tanggal 29 Juni 2022.
Tabel 2. 1 Temuan Hasil Observasi di PT. Lancarjaya Mandiri Abadi
1. Sudah terbentuk tim P2K3 1. Tidak ada rapat rutin P2K3
2. Sudah terbentuk tim Dan belum melaporkan kegiatan
penanggulangan tanggap darurat K3 pertiga bulan ke Intansi terkait
3. Sudah ada program kerja K3
2. Tidak ada SKP Ahli K3 Umum
4. Terdapat Ahli K3 Umum dan
Ahli K3 Pesawat Angkat dan
3. Tidak ada Ahli K3 Konstruksi
Angkut
5. Terdapat kebijakan K3 yang 4. Tidak ada IK dan SOP tertulis
sudah ditandatangan oleh
5. Tidak adanya sarana proteksi
pimpinan perusahaan
6. Sudah melakukan audit internal kebakaran di lapangan
2 bulan sekali
6. Tidak adanya Dokter Perusahaan
7. Adanya safety induction untuk
para visitors 7. Tidak ada audit eksternal
8. Sudah ada permit to work
Sudah adanya Job Safety 8. Scaffolding berkarat
Analysis
9. Sudah adanya pengecekean alat 9. Tidak terlihat penggunaan APD
berat setiap minggu dan setiap
bekerja diketinggian
bulan, dan terdapat buku laporan
P2H pengoperasian ekskavator
10. Prinsip 5 R belum dilaksanakan
10. Terdapat safety sign jalurevakuasi
pada office Tidak terdapat personil K3 Konstruksi
11. Disediakannya APD untuk para
pekerja dan menerapkan sistem 11. Tidak terdapat hydrant
sanksi jika tidak menggunakan
APD 12. Tidak terdapat personil AK3
12. Sudah bekerjasama dengan 2 Kebakaran
klinik terdekat dan 1 RS
13. Sudah memberikan jaminan 13. Tidak Terdapat fire detection
14. kesehatan melaluiBPJS
Ketenagakerjaan dan Kesehatan 14. Tidak pernah melakukan simulasi
15. Terdapat scaffolding
16. Terdapat personil inspector kebakaran (fire drill)
Scaffolding
15. Tidak terdapat penyalur petir
17. Terdapat dokumen ijin kerja
(PTW)
16. Tidak terdapat personil AK3
18. Tersedia APD
19. Terdapat Dokumen HIRADC listrik
pekerjaan konstruksi
20. Terdapat Dokumen JSA pekerjaan 17. Tidak terdapat rambu K3 listrik
konstruksi

12
21. Terdapat Dokumen JSA pekerjaan
18. Tidak terdapat penggunaan sistem
konstruksi
22. Terdapat alat berat dan terdapat LOTO pada perbaikan kelistrikan
dokumen pemeriksaan rutinnya
23. Tersedia alat pemadam api ringan 19. Kabel tidak SNI
(APAR)
24. Terdapat checklist APAR 20. Kabel terlihat berserakan
25. Terdapat Tim Tanggap Darurat
26. Terdapat alarm kebakaran 21. Terdapat beberapa Lisensi
27. Tersedia jalur evakuasi (Office)
operatoryang sudah kardaluarsa,
28. Terdapat alarm kebakaran
29. Tersedia jalur evakuasi (Office) namun sedang dalam proses
30. Pernah melakukan pelatihan fire
perpanjangan.
fighting
31. Dilakukan pemeriksaan rutin
22. Dalam hal bejana transport yang
genset setiap hari
32. Terdapat lampu penerangan untuk adadi area proyek tidak sesuai
pekerjaan malam
dengan aturan yang berlaku.
33. Lisensi AK3U semuanya masih
23. Tidak menerapkan prinsip 5R
dalam periode aktif
(resik, rawat,rapih, ringkas, dan
34. Lisensi Operator Pesawat Angkat
dan Pesawat Angkut sebagian rajin)
besar dalam periodeaktif.
35. Terdapat Uji Riksa Disnakertrans 24. Safety line tidak ada/tidak terawat
Wil.I Bogor untuk Excavator dan
alat lainnya 25. Terdapat warga berlalu lalang
36. Perusahaan sudah menyediakan
secara bebas di area kerja.
APD untuk semua pekerja.
37. HSE melakukan monitoring Surat 26. Tidak ada program
Izin Bekerja dan Job Safety pemeriksaan Kesehatanbaik
Analysist terkait operasional alat awal, berkala, maupun
berat. khusus pada pekerja
38. Terdapat rambu-rambu K3 di 27. Tidak ada checklist inspeksi
tempat kerja maupunperawatan pada
39. Sudah dilakukan safety induction, kotak P3K
toolboxmeeting, dan general 28. Tidak terdapat dokumen
safety talk untuk pekerja dan tamu MSDS di Gudang
40. Telah dilakukan Pemantauan penyimpanan B3
Lingkungan Hidup (RPL) di 29. Tabung oksigen untuk
seluruh area kerja (fisik dan pengelasan tidakdiberikan
kimia) penutup
41. Tersedia truk air untuk penyiraman 30. Tidak dilakukan inspeksi
jalan dan pencucian dump truck secara berkala pada APAR
42. Perusahaan telah bekerjasama yang ada di mobil
dengan klinikdan rumah sakit pengangkut solar
sebagai upaya pelayanan
kesehatan pekerja
43. Tersedia ambulans perusahaan
44. Penyediaan pemenuhan nutrisi

13
pekerja serta kegiatan senam
kebugaran setiap 1x/bulan
45. Tangki solar sudah diberikan
secondarycontainment
46. Terdapat APAR di gudang B3 dan
telahdiinspeksi secara berkala
47. Adanya label B3 pada tangki solar
(flameable)
48. Terdapat rambu larangan merokok
49. Pengangkutan limbah telah
terjadwal (3-4bulan/sekali)

14
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN
MASALAH

3.1 Temuan Hasil Observasi


Berdasarkan obsrvasi lapangan yang telat dilakukan pada tanggal 29 Juni 2022,
diperoleh beberapa temuan positif dan temuan negatif di PT. Lancarjaya Mandiri
Abadi.

3.1.1 Temuan Positif


Beberapa temuan positif yang ditemukan pada PT. Lancarjaya Mandiri Abadi
dapat dilihat pada table 3.1.

3.1.2 Temuan Negatif


Beberapa temuan negatif yang ditemukan pada PT. Lancarjaya Mandiri Abadi
dapat dilihat pada table 3.2.

15
Tabel 3. 1 Penjelasan Temuan Positif Hasil Observasi di PT. Lancarjaya Mandiri Abadi

No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan Hukum

KELEMBAGAAN
1 Sudah terbentuk tim Dengan adanya tim Meningkatkan kinerja tim - UU No. 1 Tahun
P2K3 di PT LMA P2K3, dapat menjadi P2K3 agar lebih aktif dan 1970 tentang
proyek tol Cijago wadah dan sarana lebih baik. Keselamatan Kerja
Section 3 komunikasi antara BAB VI Pasal 10
manajemen dengan ayat (1) dan (2)
pekerja mengenai - Permenaker No. 4
permasalahan K3 Tahun 1987
tentang P2K3,
Pasal 2 ayat (1)
dan (2), Pasal 3
ayat (1)

16
2 Sudah terbentuk tim Dengan adanya tim Meningkatkan kinerja tim - PP No. 50 Tahun
tanggap darurat
penanggulangan tanggap darurat melalui 2012 Tentang
perusahaan dapat
tanggap darurat meminimalisir kerugian kegiatan evaluasi Penereapan
bila terjadi kedadaan
SMK3, Lampiran
darurat.
II, Elemen 6, Sub
elemen 6.7,
Kriteria 6.7.3,
6.7.4

3 Sudah ada program kerja K3 Sudah ada program Meningkatkan Tetap dilakukan program - UU No. 1 Tahun
kerja K3 seperti, kemampuan para K3 agar K3 berjalan lancar 1970 Tentang
pelatihan, donordarah, pekerja mengenai K3 dan sesuai dengan norma Keselamatan
dsb K3 Kerja Pasal 9 ayat
(3)

17
KEAHLIAN K3

4 Perusahaan telah Dengan adanya Ahli K3 Mempertahankan kualitas - UU RI No. 1


memiliki Ahli K3 dibeberapa bidang SDM ahli K3 untuk Tahun 1970
dan Ahli K3 Pesawat maka pelaksanaan K3 di menjaga norma K3 berjalan Tentang
ANgkat dan Angkut masing-masing dengan baik. Keselamatan
bidang dapat terpantau Kerja Pasal 1 butir
dan berjalan secara baik. d
Selain itu, dapat - Permenaker No.
memberikan contoh dan 02 Tahun 1992
pengawasan yang baik Tentang Tata Cara
dalam penerapan norma Penunjukan
K3 di perusahaan Kewajiban dan
Wewenang Ahli
K3 Pasal 5 ayat
(1)
- Permenaker No. 8
Tahun 2020
Tentang Pesawat
Angkat dan
Pesawat Angkut
Pasal 1 Ayat 18

18
SMK3

5 Terdapat kebijakan K3 Dengan adanya Selalu menjalankan PP No. 50 Tahun 2012


tertulis, kebijakan K3 pekerja kebijakan K3 dalam Tentang Penerapan
bertanggal, dan dapat bekerja secara proses bekerja sesuai SMK3, Pasal 7 ayat
sudah ditandatangan aman dan nyaman dengan landasan hukum (1), dan Pasal 8
oleh pimpinan sehingga dapat untuk mencegah dan
perusahaan dan meningkatkan mengurangi terjadinya
sudah disebarluaskan produktifitas pekerja kecelakaan kerja
kepada seluruh
pekerja.

6 Sudah melakukan audit internal 2 Sudah melakukan Dengan dilakukannya Tetap memperthankan PP No. 50 Tahun 2012
bulan sekali audit internal 2 bulan audit internal penerapan pelaksanaan audit internal Tentang Penerapan
sekali SMK3 dapat lebih SMK3 SMK3, Lampiran II,
terkontrol Elemen 11, Sub
elemen 11.1.1

19
7 Safety induction Sudah melakukan Dengan adanya safety Tetap menerapkan safety UU No. 1 Tahun 1970
safety induction induction dapat induction kepada pekerja Tentang Keselamatan
kepada seluruh orang digunakan sebagai baru atau tamu yang ingin Kerja, Pasal 9 ayat (1)
yang ingin langkah pencegahan memasuki area kerja
memasuki area kerja untuk melindungi tamu
dari potensi bahaya
yang ada di lingkungan
kerja
8 Perusahaan sudah Dengan adanya permit to Perusahaan melakukan PP No. 50 Tahun 2012
work pekerja yang
mengeluarkan surat pemantauan terhadap masa Tentang Penerapan
ditugaskan benar-benar
izin bekerja atau mengetahui risiko berlaku surat izin bekerja SMK3, Lampiran II
bahayanya dan
permit to work Elemen 6, Sub elemen
melaksanakan pekerjaan
dengan amansesuai 6.1, Kriteria 6.1.5
prosedur kerja
yang telah ditentukan.

20
9 Perusahaan sudah Dengan adanya job Selalu membuat JSA PP No. 50 Tahun 2012
membuat Job Safety safety analysis dapat sebelum melakukan suatu Tentang Penerapan
Analysis mengurangi angka pekerjaan baru dan SMK3 Pasal 9 ayat (3)
insiden dan kerugian mendokumentasikan hasil
yang dapat ditimbulkan, JSA.
serta memperlihatkan
kepedulian pimpinan
perusahaan terhadap
perlindungan
keselamatan kerja. serta
dapat meningkatkan
produktivitas kerja.

10 Perusahaan sudah Dengan adanya Tetap melakukan PP 50 Tahun 2012


melakukan pengecekan alat berat pengecekan alat berat Tentang Penerapan
pengecekean alat yang dilakukan dapat berkala dan SMK3, Lampiran II,
berat setiap minggu menjaga kondisi alat mendokumentasikan hasil Elemen 6, Sub elemen
dan setiap bulan, berat sehingga risiko pengecekan 6.5, Kriteria 6.5.1, dan
dan terdapat buku kecelakaan kerja yang Elemen 7,Sub elemen
laporan pengecekan disebabkan oleh alat berat 7.3
P2H dapat
diminimalisir

21
11 Sudah terdapat Dengan adanya sign jalur Mensosialisasi kepada PP 50 Tahun 2012
safety sign jalur evakuasi dapat tenaga kerja pentingnya Tentang Penerapan
evakuasi pada office memudahkan para jalur evakuasi ketika terjadi SMK3, Lampiran II,
pekerja dalam proses keadaan darurat. Elemen 6, Sub elemen
evakuasi pada saat 6.7, Kriteria 6.7.6
terjadi keadaan darurat

22
12 Penyediaan APD Perusahaan sudah Dengan adanya Melakukan pemantauan - Permenaker No.
menyediakan APD penyediaan APD bagi atau inspeksi penggunaan 08 Tahun 2010
sesuai dengan pekerja, dapat APD agar pekerja selalu Tentang Alat
pekerjaan yang melindungi pekerja dari taat menggunakan APD Pelindung Diri
dilakukan dan potensi bahaya yang ada saat bekerja Pasal 2 ayat (1)
menerapkan sistem disekitar - PP No. 50 Tahun
sanksi jika tidak lingkungan kerja 2012 Tentang
menggunakan APD Penerapan SMK3,
Lampiran II,
Elemen 6, Sub
elemen 6.1,
Kriteria 6.1.6
13 Kerjasama mengenai kesehatan kerja Perusahaan sudah Dengan menjalin Menyediakan dokter - Permenaker No.
bekerjasama dengan kerjasama dapat perusahaan 03 Tahun 1982,
2 klinik dan 1 RS mempermudah pekerja Tentang
disekitar lokasi kerja jika terjadi kecelakaan Pelayanan
kerja Kesehatan, Pasal
3 Ayat (2), Pasal 4
Ayat (1) butir b

23
- PP No. 50 Tahun
2012 Tentang
Penerapan SMK3,
Lampiran II,
Elemen 7, Sub
elemen 7.4,
Kriteria 7.4.4
14 Pemberian BPJS Ketenagakerjaan & Perusahaan Dengan adanya jaminan Perusahaan wajib - UU RI No. 13
Kesehatan memberikan jaminan kesehatan pekerja mengikutsertakan seluruh Tahun 2003
kesehatan melalui merasa aman dan pekerjanya dalam program Tentang
BPJS terlindungi pada saat jaminan sosial Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan dan bekerja, sehingga Pasal 99, dan
Kesehatan produktivitas kerja Pasal 100
meningkat

24
3.1 Temuan Negatif Hasil Observasi PT LMA

Tabel 3. 2 Temuan Negatif Hasil Observasi


PT LMA

No Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Rekomendasi Landasan Hukum

KELEMBAGAAN
1 Rapat rutin P2K3 dan Tidak adanya rapat rutin Tidak adanya Diadakannya rapat secara - Permenaker No. 4
pelaporannya P2K3 dan pelaporan komunikasi antara ahli rutin serta melaporkannya Tahun 1987
kegiatannya K3 dengan pekerja agar fungsi P2K3 berjalan tentang P2K3 serta
terkait penerapan dengan baik di perusahaan tata cara
dan/atau masalah K3 penunjukan Ahli
K3, Pasal 12

KEAHLIAN K3
2 SKP Ahli K3 Umum Tidak terdapat SKP untuk - Belum terpenuhinya Perusahaan wajib - Permenaker No.
Ahli K3 Umum persyaratan undang- mengurus SKP dan lisensi 02 Tahun 1992
undang Ahli K3 Umum Tentang Tata cara
- Tidak adanya Penujukan,
pengawasan Kewajiban, dan
pemerintah melaui Wewenang Ahli
ahli K3 yang ditunjuk K3, Pasal 4 Ayat
di Perusahaan (1)
tersebut

25
3 Ahli K3 Konstruksi Tidak terdapat ahli K3 - Belum terpenuhinya Perusahaan wajib - Permenker No. 01
Konstruksi di area kerja persyaratan undang- memperkerjakan minimal Tahun 1980
undang 1 tenaga ahli K3 Tentang K3
- Tidak adanya konstruksi Konstruksi
pengawasan Bangunan, Pasal 3
pemerintah melaui
ahli K3 yang ditunjuk
di Perusahaan
tersebut

SMK3
4 Instruksi Kerja dan Standar Belum memiliki instruksi Proses pekerjaan tidak Perusahaan wajib PP No. 50 Tahun 2012
Operasional Prosedur kerja dan SOP secara berjalan dengan efektif membuat instruksi kerja Tentang Penerapan
tertulis atau SOP agar pekerjaan SMK3, Lampiran II,
berjalan dengan efektif Elemen 2, Subelemen
2.3, Kriteria 2.3.1

5 Proteksi Kebakaran di lapangan Tidak adanya sarana Jika terjadi kebakaran Perusahaan wajib PP No. 50 Tahun 2012
proteksi kebakaran di tidak tertanggulangi menyediakan APAR di Tentang Penerapan
lapangan dengan cepat lapangan SMK3, Lampiran II,
Elemen 6, Subelemen
6.7, Kriteria 6.7.2

26
6 Dokter Perusahaan Perusaaahan tidak Tidak terkontrolnya Perushaan wajib Permenaker
No. 03
menyediakan Dokter kondisi kesehatan menyediakan 1 dokter
Tahun 1982
Perusahaan pekerja perusahaan
Tentang
Pelayanan
Kesehatan
Kerja, Pasal 4
Ayat (1)
a
7 Audit Eksternal Perusahaan belum Tidak terukurnya Perusahaan wajib PP No. 50
melakukan audit eksternal kinerja penerapan melakukan eksternal Tahun 2012
SMK3 di Perusahaan dilakukan oleh Lembaga Tentang
audit independen yang Penerapan
ditunjuk oleh Menteri atas SMK3, Pasal
permohonan perusahaan. 15

27
Potensi bahaya
yang
No Gambar Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum
A. Konstruksi
timbul
Safety sign Bangunan Dilakukan safety UU no 1 tahun
kecelakaan kerja 1970 pasal 14
sudah induction, safety talk,
point b
terpasang briefing, dan
monitoring berkala

1.

Terdapat Pekerja tidak Dilakukan briefing Peraturan Direktur


personil memahami bahaya atau mengenai bahaya dari Jenderal Pembinaan
Pengawasan
inspector ancaman yang akan scaffholding kepada Keternagakerjaan No.
Gambar 3.1 Safety Sign
Scaffolding terjadi dari operator Kep. 74/PPK/XII/2013
scaffholding
Tidak tersdapat foto
2.

28
Terdapat Kecelakaan kerja Seluruh jenis
dokumen ijin pekerjaan pekerja PP No 50 tahun
kerja (PTW)
diwajibkan mengisi 2012 tentang
3. Penerapan
form ijin kerja
SMK3 Pasal 11
(PTW) Ayat (2)

Tersedia Kecelakaan kerja Para pekerja Permenakertran


APD menggunakan alat s No. Per
08/Men/VII/20
pelindung diri 10 tentang
4. berupa helmet, APD pasal 2
ayat (1)
Gambar 3.2 Dok. Ijin Kerja sepatu safety, rompi
safety

Terdapat Kecelakaan kerja Seluruh proses Undang undang


Dokumen pengerjaan No 1 tahun 1970
HIRADC tentang
konstruksi Keselamatan
pekerjaan
5. Tidak Ada Foto dibuatkan kerja Pasal Bab
konstruksi
III Pasal 3
Gambar 3.3 Penggunaan APD identifikasi bahaya
dan
pengendaliannya

29
Terdapat Kecelakaan kerja Pekerjaan high risk Undang undang
Dokumen dibuatkan job safety No 1 tahun 1970
JSA tentang
analisis Keselamatan
pekerjaan
6. kerja Pasal Bab
konstruksi
III Pasal 3

Terdapat alat Kerusakan alat Dilakukan Permen No. 08


berat dan berat pemeriksaan rutin tahun 2020
terdapat tentang pesawat
berupa inspeksi 1 angkat dan
dokumen
bulan satu kali pesawat angkut
pemeriksaan
Gambar 3.4 Dok JSA rutinnya
7.

B. Penanggulangan
Gambar 3.5 Dok. Pemeriksaan
Kebakaran
Rutin alat berat

30
Peletakan APAR sulit terlihat Dilakukan pelatihan Peraturan
APAR sudah oleh para pekerja atau atau drill mengenai Menteri
Tenaga Kerja
sesuai yaitu visitor cara penggunaan dan
minimal 15 APAR yang benar Transmigrasi
No 04 Tahun
cm diatas
1980 Pasal 4
lantai ayat (1)
8.

Rutin APAR tidak dalam Dilakukan Peraturan


dilakukan kondisi baik atau pengecekan berkala Menteri
Tenaga
inspeksi sudah expired mengenai tanggal Kerja dan
APAR di expired dan kondisi Transmig
rasi No
Office APAR
Gambar 3.6 APAR 04 Tahun
1980
9. Pasal 12

Tersedia jalur Tidak terdapat jalur Dilakukan briefing atau Peraturan Pemerintah
evakuasi yang aman dan cepat safety induction kepada Nomor 50 Tahun
2012 Pasal 18 ayat
(Office) untuk keluar pekerja atau tamu yang (2)
Gambar 3.7 Ceklis Pemeriksaan berada dalam area
APAR
office
10.

31
Gambar 3.6 Denah Evakuasi
Tersedia Kepanikan saat Dilakukan briefing Peraturan
rambu terjadinya atau safety induction Pemerintah Nomor
evakuasi 50 Tahun 2012
(Office) bencana/bahaya kepada pekerja atau Pasal 12 ayat (1)
tamu yang berada
dalam area office

11.

Pernah Akan terjadi kebakaran Dilakukan pelatihan Keputusan menteri


melakukan dikarenakan tidak mengenai tenaga kerja RI
NO:KEP-
pelatihan fire mengetahui cara penanggulangan 186/MEN/1999
Tidak Ada Foto
fighting menggunakan APAR kebakaran dengan pasal 8 ayat (1)
menggunakan APAR
12. Gambar 3.7 Denah Evakuasi

Sudah Pada saat terjadi Penyediaan instalasi Peraturan Menteri


terinstalasika kebakaran pekerja atau proteksi kebakaran Tenaga Kerja R.I
No:
n alarm visitor tidak yang mampu PER.02/MEN/1983
13.
kebakaran mengetahui, dan mendeteksi kebakaran tentang Instalasi
Alarm Kebakaran
non terlambat melakukan secara automatik
Automatik
automatik proses evakuasi sesuai ketentuan
standar

Gambar 3.8 Tombol A. Kebakaran

32
Terdapat tim Pekerja tidak Perlu dilakukan Keputusan Menteri
tanggap memahami cara pelatihan atau simulasi Tenaga Kerja R.I
No. 186/MEN/1999
darurat dan menanggulangi bahaya / drill kepada seluruh tentang unit
14
tim pemadam baik bencana alam pekerja penanggulangan
kebakaran ditempat
kebakaran maupun bencana
kerja pasal 3
kebakaran

Gambar 3.9 Tim Tanggap D.

33
C.
Dilakukan Listrik
Konsleting listrik Dilakukan cek rutin Peraturan Menteri
pemeriksaa dan disediakan APAR Ketenagakerjaan
N0.12 Tahun 2015
n rutin disekitar lokasi ganset Pasal 9 ayat (1)
Tidak Ada Foto genset
setiap hari

15.

Terdapat Jarak pandang pekerja Diberikan penerangan Peraturan Menteri


lampu terbatas menggunakan lampu Ketenagakerjaan No.
5 tahun 2018 tentang
penerangan sorot keselamatan dan
16. Tidak Ada Foto untuk kesehatan kerja
lingkungan kerja
pekerjaan
pasal 16 dan lampiran
malam 2

34
Tabel 3. 1 Temuan Negatif

Potensi bahaya
No Gambar Temuan Analisa yang timbul Rekomendasi Landasan Hukum
A. Konstruksi
Scaffolding Bangunan
Pekerja dapat terjatuh Scaffolding diberi tanda Peraturan Menteri
berkarat saat menggunakan cat merah. Hal tersebut Tenaga Kerja dan
1. Transmigrasi No. 01
scaffolding yang menandakan bahwa
tahun 1980 Pasal 12
rapuh scaffolding sudah tidak
layak pakai.

Tidak terlihat Terjatuh saat Diberikan arahan dan Peraturan Menteri


penggunaan melakukan pekerjaan APD mengenai Ketenagakerjaan R.I
APD bekerja pada ketinggian bekerja pada No. 9 Tahun 2016 pasal
Gambar 3.9 Scaffolding
diketinggian ketinggian 3 dan pasal 21

2.

Gambar 3.10 Pek.Tanpa APD Jatuh

35
Prinsip 5 R Terjatuh, Diberikan safety Peraturan Menteri
belum tersandung, induction mengenai Tenaga Kerja Dan
dilaksanakan house kepping bahaya Transmigrasi No.
lingkungan kerja yang PER.01/MEN/1980
tidak baik tentang keselamatan
dan kesehatan kerja
3.
pada konstruksi
Tidak Belum Menambah personil Peraturan
bangunan Menteri
pasal 6
terdapat terpenuhinya acuan AK3 spesialis Tenaga Kerja R.I
personil atau standar dalam konstruksi No:
Gambar 3.10 Perkakas Berserakan K3 melakukan sebagaimana PER.02/MEN/1983
Tidak Ada Foto
Konstruksi pemenuhan spesifikasi bidang tentang Instalasi
kualifikasi tenaga pekerjaan yang akan Alarm Kebakaran
4.
kerja ahli dilakukan Automatik

B. Penanggulangan
Tidak Kebakaran
Belum terpenuhinya Merekrut personil Keputusan Menteri
Tenaga Kerja R.I
terdapat acuan atau standar AK3 spesialis pen.
No.KEP.186/MEN/
personil AK3 dalam melakukan kebakaran atau 1999 tentang Unit
5. Tidak Ada Foto Kebakaran pemenuhan pelatihan sertifikasi Penanggulangan
Kebakaran ditempat
kualifikasi tenaga AK3 kebakaran
kerja pasal 6 ayat
kerja ahli (2)

36
Tidak Pada saat terjadi Penyediaan instalasi Peraturan Menteri
Terdapat fire kebakaran pekerja atau proteksi kebakaran Tenaga Kerja R.I
6. Tidak Ada Foto No:
detection visitor tidak yang mampu PER.02/MEN/1983
mengetahui, dan mendeteksi kebakaran tentang Instalasi
terlambat melakukan secara dini sesuai Alarm Kebakaran
Tidak pernah Ketika terjadi Perlu dilakukan Keputusan menteri
Automatik
proses evakuasi ketentuan standar
melakukan kebakaran pekerja / pelatihan atau simulasi tenaga kerja RI
7. Tidak Ada Foto NO:KEP-
simulasi visitor tidak / drill kepada seluruh 186/MEN/1999
kebakaran mengetahui cara pekerja pasal 8 ayat (1)
(fire drill) melakukan proses
C.
evakuasi
Listrik

Genset Terjadi korsleting Menempatkan genset SNI 0225 : 2011 /


dalam ketika kondisi cuaca pada tempat yang PUIL 2011

keadaan sedang hujan tertutup atau membuat


terbuka ruang khusus

8.

Tidak Pekerja tidak Merekrut personil AK3 Peraturan Menteri


terdapat memahami bahaya spesialis listrik atau Ketenagakerjaan No 12
tahun 2015 pasal 6 ayat
personil dan cara pelatihan sertifikasi (3)
Ahli K3 penanggulangan AK3 listrik
TidakGenset
Gambar 3.10 Ada Foto
Terbuka listrik bahaya listrik

9.

37
Tidak Sambaran petir Dilakukan pemasangan Peraturan Menteri
terdapat dapat mengenai penyalur petir dan Tenaga Kerja R.I No
:
penyalur peralatan pekerjaan pengaturan PER..02/MEN/1989
petir dan para pekerja pemberhentian pekerjaan tentang pengawasan
Tidak Ada Foto
instalasi penyalur
disaat kondisi hujan
petir pasal 9 ayat (1)
10.

Kabel tidak Kondisi kabel Menggunakan atau SNI 0225 : 2011 /


SNI mudah mengalami mengganti kabel PUIL 2011

kerusakan dan yang sesuai dengan


mengalami SNI
11. korsleting listrik

Kabel terlihat Kabel mudah Menempatkan kabel SNI 0225 : 2011 /


berserakan mengalami kerusakan, yang pada tempat PUIL 2011

dan akan korsleting penyimpanan yang


12.
Gambar 3.10 Kabel ketika hujan tertutup

Gambar 3.10 Kabel Berserakan

38
Gambar TEMUAN POTENSI BAHAYA LANDASAN
No. ANALISA REKOMENDASI
Temuan POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
1. Terdapat Uji Riksa Dengan adanya Uji Jika tidak dapat HSE memonitoring masa 1. Undang-undang
Disnakertrans Riksa Eskavator yang memberikan Uji Riksa berlaku Uji Riksa atau No. 13 Tahun 2003
Wil.I Bogor untuk dikeluarkan oleh Alat, perusahaan tidak Surat Izin Layak Operasi Tentang
Excavator Disnakertrans Wilayah dapat memastikan alat dan memperpanjang Ketenagakerjaan
setempat dapat keamanan dan masa berlaku jika 2. Permen 08 Tahun
memberikan kepastian kelayakan alat yang mendekati waktu 2020 Pasal 7 Ayat
layak operasi eskavator. akan digunakan oleh kardaluarsa. 1 poin C:
Sehingga Tenaga Kerja Tenaga Kerja. Memiliki tanda
yang menggunakan alat hasil pengujian
tersebut berada dalam dan/atau sertifikat
kondisi yang aman bahan yang
terkait kegunaan alat diterbitkan
yang berfungsi dengan lembaga yang
baik dan sesuai dengan berwenang.
aturan yang berlaku.

39
2. Penerapan SMK3 Dengan adanya SMK3 Tidak ada tim yang - UU no.1 tahun 1970
yang telah berjalan tersebut,yang ditandai membantu antara pasal 10 ayat 1
dengan jobsafety analis pengusaha dan pekerja
sebelum memulai dalam partisipasi
Gambar 3.1 Job Safety Analysis pekerjan sehingga para efektifitas penerapan
pekerja dapat bekerja keselamatan kerja
sesuai dengan peraturan
yang telah di tetapkan

1. No Image Memiliki safety Dengan adanya safety terjadinya kerusakan HSE harus selalu PP No. 50 Tahun
sign di area yang sign pada area yang pada pipa serta potensi memastikan safety sign 2012 Tentang
berpotensi bahaya dilalui pipa gas bawah bahaya peledakan yang selalu terpasang dan Penerapan Sistem
tekanan pipa gas. tanah dapat ditimbulkan jika pipa tidak terhalang agar Manajemen K3
memberikan kepastian gas terlindas alat berat. operator atau pekerja Lampiran I
dimana saja area area dapat mengetahui Pedoman
krusial yang tidak dimana area yang dilalui Penerapan Sistem
diperbolehkan ada pipa gas tersebut. Manajemen K3
aktifitas pengerjaan
serta memastikan agar
area tersebut tidak
dilalui oleh alat berat.

40
2. Terdapat 2 Menunjukkan bahwa Jika tidak ada yang HSE harus selalu Permen 08 Tahun
flagman yang pengoperasian alat mengawasi pergerakan memastikan bahwa 2020 Pasal 169
ditempatkan di berat berada dalam alat berat dalam flagman yang bertugas Ayat 1 Poin C:
setiap lintas pantauan petugas melintasi jalan umum dalam lintasan alat berat Tidak
pengoperasian alat (flagman). Flagman atau bagian alatnya harus selalu dalam posisi meninggalkan
berat yang erat yang berada dalam berada di lintasan jalan standby. tempat atau ruang
singgungannya lintasan alat berat umum maka potensi kerja
dengan warga bertugas untuk bahaya kecelakaan pengoperasian
sekitar. memastikan keamanan akan tinggi karena pesawat angkat
di sekitar area lintasan operator alat berat dan pesawat
angkut selama
alat berat memiliki banyak blind
tenaga penggerak
spot sehingga butuh bekerja
pengawasan petugas
lain.

41
3. Memiliki lisensi Menunjukkan bahwa Jika tidak memiliki Operator bertanggung Permenaker RI No.
K3 pesawat operator pesawat lisensi k3 pesawat jawab atas pesawat Per-08/MEN/2020
angkat angkut angkat angkut angkat angkut angkat angkut yang Pasal 1 Ayat (6)
pada operator memiliki perusahaan dapat di digunakan
keahlian,keterampilan, tegur oleh pihak
dan kompetensi K3. depnaker
Selain itu dapat
Gambar 3.2 Lisensi K3 Pesawat menunjukkan bahwa
Angkat-Angkut
perusahaan
berkomitmen terhadap
pemberdayaan tenaga
kerja

42
4. Maintenance alat Menunjukan bahwa Bahaya yang dapat Aktifitas pemeriksaan Permenaker 8/2020
sudah dilakukan operator pesawat timbul jika tidak pemeliharaan harian dan - Pasal 169 Ayat (1)
dengan baik. angkat pesawat angkut dilakukan pemeriksaan pengisian checklist poin (e) Tentang
Dilakukan secara sudah mematuhi secara harian dan pemeriksaan Kewajiban
berkala melalui ketentuan K3 (e), mengisi checklist pemeliharaan harian Operator Pesawat
pengecekan ditandai dengan pemeriksa pemelihara harus konsisten berjalan. Angkat Angkut
harian oleh adanya pemeriksaan harian adalah tidak Apabila jika terdapat alat - Pasal 165 Ayat (1)
operator dan harian oleh operator dapat mengetahui atau perlengkapan yang poin (d) Tentang
dikaji secara dan di kelayakan operasi tidak berfungsi dengan Tugas dan
mingguan oleh dokumentasaikan pesawat angkat angkut baik maka segera Kewenangan
HSE Team. dengan checklist yang dapat berpotensi laporkan kepada atasan Operator.
Pengawasan pemeriksaan membahayakan langsung.
maintenance alat pemeliharaan harian. keselamatan dan
dilakukan oleh Kesehatan pekerja
HSE per 6 bulan
sekali. Dan
dilakukan
pengujian berkala
setiap 6 bulan
sekali oleh HSE,
operator dan
mekanik

43
7. Perusahaan sudah Menunjukan bahwa Penyakit Akibat Kerja HSE harus terus PP No. 50 Tahun 2012
menyediakan perusahaan telah mengawasi pekerja agar Tentang Penerapan
APD untuk menerapkan SMK3 selalu memakai APD saat Sistem Manajemen K3
semua pekerja. dalam rangka bekerja serta membangun Lampiran II Pedoman
pengendalian resiko safety culture. Penilaian Sistem
guna terciptanya Manajemen K3
tempat kerja yang
aman, efisien dan
produktif

8. Memiliki Dengan adanya Jika tidak ada Jembatan bailey sudah Permenaker Per-
jembatan bailley jembatan bailey agar jembatan bailey dapat sesuai untuk 05/MEN/2018 Pasal 10
untuk akses drum tidak terjadi getaran terjadi getaran menghindari getaran Ayat (3) Tentang
truk pada aliran pipa gas langsung ke pipa gas yang disebabkan akses Pengendalian Bahaya
yang dapat sehingga gas tersebut jalan dari dump truck Getaran pada
mengakibatkan bisa meledak. dan alat berat lainnya. Lingkungan Kerja
ledakan.

44
Gambar 3.4 Jembatan Memiliki fomulir Untuk mengetahui Jika tidak memiliki P2H harus konsisten Telah sesuai dengan
Bailey.
P2H secara dini atau awal fomulir P2H alat berat dilakukan setiap hari Permenaker
9. apabila ada bagian- tidak memiliki evaluasi sebelum pengoperasian 08/MEN/2020 Pasal 5
bagian alat atau untuk mengetahui alat/pesawat agar Ayat (4) Tentang
kendaraan yang adanya kerusakan atau kerusakan dapat Pemeliharaan Pesawat
mengalami kerusakan tidak. terdeteksi sejak dini serta angkat dan Angkut
sehingga dapat menjamin alat/pesawat
dilakukan perbaikan layak beroperasi
secapatnya.

3.1 Temuan Negatif


Tabel 3.2 Temuan Negatif di PT. Lancarjaya Mandiri Abadi (Tol Cijago Section 3).

BAHAYA LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
YANG TIMBUL HUKUM

45
1 No Image Terdapat beberapa lisensi Jika operator tidak segera - Sebaiknya lisensi 1. Permen No. 08 Tahun
operator yang sudah memperpanjang lisensi diperpanjang 2020 tentang K3 pesawat
kadaluarsa, namun sedang maka bahaya yang timbul sebelum habis masa angkat dan pesawat
dalam proses adalah perusahaan bisa berlakunya. angkut pasal 146 tentang
perpanjangan. dianggap tidak mematuhi - Admin HSE harus persayaratanpenujukan
regulasi yang sudah selalu memonitoring operator pesawat angkut
diatur. seluruh lisensi yang yaitu memiliki lisensi K3
dimiliki. 2. PP No.5 Tahun 2012
tentang penerapan
SMK3 Pasal 10 Ayat 3
SDM harus memiliki
kompetensi yang
dibuktikan dengan
sertifikat
3. UU No. 13 Tahun
2013 tentang
Ketenagakerjaan pasal
87 ayat 1 setiap
perusahaan wajib
menerapkan SMK3 yang
terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.

46
2 Posisi APAR tidak sesuai Sulit di jangkau saat Pemasangan APAR Permenaker No.
dengan peraturan terjadi kebakaran di area sesuai di permenaker 04/1980 Pasal 8.
kementrian tenaga tangki timbun. seharusnya minimal 15
kerjaan. cm dan maksimal 1,2
m.

47
3 Tidak terdapat label pada Pemakaian tidak sesuai Setiap alat wajib diberi KEPMEN No.
tangki di area dengan SOP. label untuk 187/1999 pasal 5.
penyimpanan fluida memudahkan para
(pelumas) untuk pekerja saat akan di
kebutuhan alat berat. gunakan.

4 Tidak terdapat label pada Pemakaian tidak Setiap alat wajib diberi KEPMEN No.
bejana penyimpanan gas sesuai dengan SOP. label untuk 187/1999 pasal 5.
pada peralatan las. memudahkan para
pekerja saat akan di
gunakan.

48
5 Alat Pelindung Diri ( Jika tidak menggunakan Menggunakan APD Permenaker nomor 8
Sarung Tangan,Rompi dan kan APD bisa terkena sesuai undang-undang Tahuan 2010 Pasal
Masker )Tidak digunakan penyakit akibat kerja dan Peraturan SOP yang ayat 1dan 2
pada saat mengoprasian seperti : berlakau
excavator - Tidak memakai
masker dapat
mengakibatkan sakit
covid dan bronchitis
- Tidak memakai sarung
tangan dapat
mengakibatkan sakit
kapalan atau callus
6. Terdapat pekerja yang Keselamatan pekerja Wajib menggunakan Peraturan Mentri
tidak menggunakan APD menjadi terancam. APD lengkap sesuai Tenaga kerja dan
pada pekerjaan Girder SOP yang berlaku. Transmigrasi RI No.
(tidak memakai helm, Per-
rompi, sarung tangan, dan 08/MEN/VII/2010
body harnes). Tentang Alat
Pelindung diri

49
Temuan Positif
No Gambar Temuan Rekomendasi Landasan Hukum
Analisis Manfaat yang didapatkan
Lingkungan Kerja
1 Berdasarkan hasil Dengan di terapkannya Menjaga rambu-rambu PERMENAKER RI No.5
pengamatan didapatkan rambu-rambu K3 para pekerja agar tidak rusak dan tahun 2018 tentang K3
bahwa PT LAM sudah mendapatkan informasi terkait memasang ditempat Lingkungan Kerja, Pasal 7
menerapkan rambu- bahaya yang berada yang mudah terlihat Ayat 3
rambu K3 ditempat disekitarnya agar pekerja mengingat
kerja dan menerapkan rambu-
Gambar 3.1 Rambu Penggunaan
rambu
APD
k3

50
2 Berdasarkan hasil Dengan diadakannya safety Memastikan kegiatan UU No. 1 Tahun 1970 tentang
pengamatan sudah induction dan toolbox meeting tersebut tetap berjalan Keselamatan Kerja, Pasal 9
dilakukan safety mampu meningkatkan secara rutin Ayat 1
induction dan toolbox kepedulian (awareness)
meeting untuk para pekerja terhadap K3
Gambar 3.2 Rambu Safety Induction
pekerja dan tamu

Gambar 3.3 Pemberian Safety


Induction kepada tamu

51
3 Berdasarkan hasil Dengan diadakan pemantauan Diharapkan kegiatan ini PERMENAKER RI No.5
pengamatan dan analisa lingkungan hidup mampu (pemantauan lingungan tahun 2018 tentang K3
bahwa telah dilakukan memonitor kualitas lingkungan hidup) tetap dilakukan Lingkungan Kerja, Pasal 5
pemantauan lingkungan agar terhindar daripencemaran selama periode Ayat 1 dan 2
hidup di seluruh area atau kerusakan lingkungan pekerjaan berlangsung
kerja

Gambar 3.4 Hasil Pemeriksaan


Lingkungan
4 Berdasarkan hasil Dengan diadakannya Diharapkan kegiatan ini PERMENAKER RI No.5
pengamatan diketahui penyiram jalan guna tetap dilakukan guna tahun 2018 tentang K3
bahwa tersedia truk air meminimalisir debu di area menjaga kebersihan dan Lingkungan Kerja, Pasal 5
untuk penyiraman jalan kerja dan juga pencucian kenyamanan Ayat 3
dan pencucian dump berguna meminimalisir lingkungan
truck ceceran tanah di jalan umum
Gambar 3.5 Mobil Pengangkut Air

52
Kesehatan Kerja
1 Berdasarkan hasil Dengan diadakannya kerja Diharapkan kerja sama PERMENAKERTRANS
pengamatan diketahui sama ini diharapkan mampu tersebut dapat terus RI No.3 Tahun 1982
bahwa PT LMA telah memenuhi kebutuhan diadakan selama tentang Pelayanan
bekerja sama dengan pelayanan kesehatan pekerja periode proyek Kesehatan Tenaga Kerja,
Klinik (Klinik KITA dan berlangsung Pasal 4 Ayat 1
Klinik ARAS) sertaRS
Grha Permata Ibu)
sebagai upaya pelayanan
kesehatan
tenaga kerja
2 Berdasarkan hasil Dengan tersedianya Diharapkan dengan PERMENAKERTRANS RI
pengamatan diketahui ambulans mampu penyediaan ambulans No.15 Tahun 2008 tentang P3K
bahwa tersedia mempermudah akses ini akan tetap ada di Tempat Kerja, Pasal 11
ambulans perusahaan mobilisasi evakuasi selama periode proyek
apabila terjadi ini berlangsung
kecelakaan kerja

53
3 Berdasarkan hasil Dengan penyediaan Diharapkan intensitas  UU No.13 tahun 2003 tentang
wawancara didapatkan pemenuhan nutrisi pekerja ini kegiatan ini dapat Ketenagakerjaan, Pasal 86
bahwa terdapat dapat memenuhi kebutuhan ditingkatkan (minimal  PERMENAKERTRANS RI
penyediaan nutrisi nutrisi dan menjaga imunitas 2x/sebulan) No.3 tahun 1982 tentang
pekerja serta kegiatan tubuh pekerja serta Pelayanan Kesehatan Tenaga
senam kebugaran setiap meningkatkan produktivitas Kerja 1982, Pasal 2
1x/bulan pekerja
Bahan Kimia Berbahaya
1 Berdasarkan Dengan pengadaan tersebut Dilakukan inspeksi dan KEPMENAKER No.187 tahun
pengamatan dapat meminimalisirkan perawatan secara 1999 tentang Pengendalian
diketahui bahwa tumpahan solar berkala terhadap Bahan Kimia Berbahaya, Pasal
tangki solar sudah pengadaan tersebut 58
diberikan secondary
containment

Gambar 3.6 Secondary Containment


pada tangki solar

54
2 Berdasarkan hasil Dengan pengadaan Dilakukan inspeksi dan PERMENAKERTRANS No.4
pengawatan tersebut dapat perawatan secara tahun 1980 tentang Syarat-
diketahui bahwa mempercepat berkala terhadap Syarat Pemasangan dan
terdapat APAR di penanggulangan pengadaan Pemeliharaan Alat Pemadam
gudang B3 dan telah keadaan darurat Api Ringan, Pasal 8
diinspeksi secara (kebakaran) (Pemasangan), dan Pasal 11
Gambar 3.7 APAR yang berada
digudang B3 berkala (Pemeriksaan)
3 Berdasarkan hasil Dengan pengadaan tersebut, Diharapkan dilakukan KEPMENAKER No.187
pengamatan diketahui orang yang berada disekitar perawatan terhadap tentang Pengendalian Bahan
bahwa adanya label B3 area tangki solar dapat label tersebut Kimia Berbahaya tahun 1999,
(flameable) pada tangki mengetahui informasi bahaya Pasal 3
solar bahan tersebut

Gambar 3.8 Label B3 pada Tangki


Solar (flameable)

55
4 Berdasarkan hasil Dengan pengadaan tersebut Diharapkan PERMENAKER RI No.5
pengamatan diketahui dapat dilakukan tahun 2018 tentang K3
bahwa terdapat rambu mengurangi/meniadakan perawatan Lingkungan Kerja, Pasal 7
larangan merokok perilaku tidak aman terhadap rambu Ayat 3
tersebut

Gambar 3.9 Rambu Larangan


Merokok pada Tangki Solar
5 Pengangkutan limbah Dengan pengadaan tersebut Diharapkan KEPMENAKER No.187 tahun
telah terjadwal (3-4 tidak terjadi penumpukan dan pengangkutan limbah 1999 tentang Pengendalian
bulan/sekali) pencemaran akibat tetap dilakukan namun Bahan Kimia Berbahaya, Pasal2
penumpukan limbah juga harus
memperhatikan
penataan TPS (Tempat
Pembuangan
Sementara)

56
3.1 Tabel Temuan Negatif PT. Lancarjaya Mandiri Abadi

Tabel 3.2 Temuan Negatif PT. Lancarjaya Mandiri Abadi

Temuan Negatif
No Gambar Temuan Rekomendasi Landasan Hukum
Analisis Potensi Bahaya
Lingkungan Kerja
1 Berdasarkan hasil Lingkungan kerja yang kotor Diterapkan Prinsip PERMENAKER No.5
pengamatan tidak membahayakan kesehatan, 5R dan Terus di tahun 2018 tentang K3
diterapkan prinsip lingkungan kerja yang tidak monitoring oleh Lingkungan Kerja, Pasal
5R (Resik, Rawat, rapih menyebabkan sulit m Pengawas K3 dan 43 dan 44
Rapih, Ringkas, dan encari peralatan untuk bekerja, dijadikan tanggung
Rajin) kabel yang berserakan jawab seluruh
beresiko konsleting listrik, pekerja
Gambar 3.10 Genangan air dan plastik di pekerja
lingkungan kerja tersandung/terjatuh/terpeleset

57
Gambar 3.11 Kondisi peralatan di workshop
tidak tertata rapih

Gambar 3.12 Kondisi kabel yang melintang


dan terkelupas

58
2 Berdasarkan hasil Terjadinya kecelakaan kerja Inspeksi dan PERMENAKER No.8
pengamatan Monitoring secara tahun 2010 tentang Alat
sebagian pekerja berkala kepada para Pelindung Diri (APD),
tidak menggunakan pekerja terkait Pasal 4,5 dan 6
APD lengkap kepatuhan
penggunaan APD

Gambar 3.13 Salah satu pekerja tidak


menggunakan safety helm

Gambar 3.14 Tidak menggunakan safety


gloves, safety goggles pada pemotongan besi

59
3 Berdasarkan hasil Pekerja tidak waspada dan Memasang safety PERMENAKERTRANS
pengamatan Safety dapat menyebabkan line dan menganti No.1 tahun 1980 tentang
line tidak ada/tidak kecelakaan yang sudah rusak K3 Pada Konstruksi
terawat serta melakukan Bangunan, Pasal 8
perawatan secara
berkala

Gambar 3.15 Safety line tidak terawat


4 Berdasarkan hasil Dapat terjadi kecelakaan Akses keluar masuk PERMENAKERTRANS
pengamatan karena kurangnya pemahaman warga dalam area No.1 tahun 1980 tentang
terdapat warga warga terhadap area kerja proyek ditutup K3 Pada Konstruksi
berlalu lalang Bangunan, Pasal 10
secara bebas di area
kerja

Gambar 3.16 Warga lokal melintasi area kerja


secara bebas

60
Kesehatan Kerja
1 Berdasarkan hasil Tidak dapat mengetahui Diadakan program PERMENAKERTRANS
wawancara tidak kondisi kesehatan pekerja baik pemeriksaan RI No.3 tahun 1982
ada program sebelum bekerja maupun pada kesehatan bagi para tentang Pelayanan
pemeriksaan saat bekerja pekerja Kesehatan Tenaga Kerja,
Kesehatan baik Pasal 2
awal, berkala,
maupun khusus
pada pekerja
2 Berdasarkan hasil Pertolongan pertama pada Dilakukan PERMENAKERTRANS
pengamatan tidak kecelakaan dapat terhambat pemeriksaan dan No.15 tahun 2008 tentang
ada checklist karena kurangnya ketersediaan perawatan Kotak P3K di Tempat Kerja,
inspeksi maupun isi dari peralatan P3K P3K Pasal 8
perawatan pada
kotak P3K

Gambar 3.17 Kotak P3K yang berada di Mobil


Safety Patrol

61
Bahan Kimia Berbahaya
1 Berdasarkan hasil Apabila terjadi kecelakaan Menyediakan dan KEPMENAKER No.187
pengamatan tidak pekerja tidak mengetahui menyampaikan tahun 1999 tentang
terdapat dokumen Langkah – Langkah Dokumen MSDS di Pengendalian Bahan
MSDS di Gudang penanganan B3 Gudang Kimia Berbahaya, Pasal 3
penyimpanan B3 penyimpanan B3
agar diketahui
pekerja
2 Berdasarkan hasil Terjadinya kebocoran gas Melakukakan PERMENNAKER No.37
pengamatan tabung oksigen untuk pengelasan inspeksi dan tahun 2016 tentang K3
oksigen untuk pada regulator memastikan Bejana Tekanan dan
pengelasan tidak Tangki Timbun, Pasal 14
penutup regulator
diberikan penutup
terpasang dengan
benar saat tidak
Gambar 3.18 Regulator tabung gas tidak diberi digunakan
penutup

62
3 Berdasarkan hasil APAR tidak dapat digunakan Dilakukan inspeksi PERMENAKERTRANS
pengamatan tidak apabila terjadi keadaan darurat dan perawatan No.4 tahun 1980 tentang
dilakukan inspeksi secara berkala Syarat-syarat Pemasangan
secara berkala pada dan Pemeliharaan Alat
APAR yang ada di Pemadam Api Ringan,
mobil pengangkut Pasal 11
solar

Gambar 3.19 APAR yang berada di mobil


pengangkut solar (tidak ada label dan checklist
inspeksi)

63
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi lapang yang telah dilaksanakan di PT Lancarjaya
Mandiri Abadi (Tol Cijago Section 3, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perusahaan sudah melaksanakan SMK3 walaupun masih sifatnya


internal.

2. Belum adanyan instruksi kerja dan SOP secara tertulis

3. Karena keterbatasan tenaga perusahaan belum sempat untuk mengurus


pendaftaran perihal SMK3, Perusahaan mengejar target proyek yang
sifatnya nasional.

4. Belum melakukan audit eksternal

5. Belum melakukan audit eksternal

6. Terdapat tim tanggap darurat dan tim pemadam

7. Terdapat Inspector Scaffolding

8. Sudah terpasang safety sign

9. Rutin dilakukan inspeksi APAR di office

10. Sudah ada sign / tanda APAR


64
11. Penempatan jarak APAR dengan lantai sudah sesuai

12. Dilakukan pengecekan genset listrik secara rutin setiap hari

13. Perusahaan telah melakukan uji riksa terhadap alat yang dimiliki. Salah
satunya dibuktikan dengan adanya Laporan Hasil Evaluasi dari
Disnakertrans Wilayah I Bogor utnuk Eskavator. Hal ini dapat
memberikan kepastian layak operasi eskavator. Sehingga Tenaga Kerja
yang menggunakan alat tersebut berada dalam kondisi yang aman terkait
kegunaan alat yang berfungsi dengan baik dansesuai dengan aturan yang

63
berlaku.

14. Perusahaan telah mengatur dan membagi pekerja dalam setiap


pengoperasian alat secara menyeluruh. Salah satunya dibuktikan dengan
adanya flagman yang bertugas untuk mengawasi lintasan alat berat yang
erat kaitannya dengan saranaumum.

15. Perusahaan sudah menjalankan Permenaker RI No. Per-08/MEN/2020


Pasal 1. Hal ini dibuktikan dengan adanya lisensi K3 operator pesawat
angkat dan pesawat angkut.

16. Operator telah menjalankan kewajiban sesuai dengan regulasi yang diatur
dalam Permenaker 8/2020 Pasal 169 Ayat (1) poin (e) Tentang
Kewajiban Operator Pesawat Angkat Angkut. Dibuktikan dengan adanya
laporan P2H yang dimiliki. Dan menjalankan tugas sesuai dengan Pasal
165 Ayat (1) poin (d) Tentang Tugas dan Kewenangan Operator dengan
melakukan pemeliharaan terhadap alat-alat yang dimiliki.

17. Seluruh operator sudah memiliki lisensi, namun ada beberapa lisensi yang
sudah kardaluarsa masa berlakunya dan sedang dalam proses
perpanjangan.

18. Perusahaan tidak memperhatikan penyusunan dan penempatan tanki yang


berisi fluida (pelumas) untuk kebutuhan alat berat dan bejana
penyimpanan gas pada peralatan las sesuai dengan aturan yang berlaku.
Tidak terdapat label pada tangkifluida dan bejana penyimpanan gas.
65

4.2 Saran
1. Perusahaan harus lebih tegas menegakkan kebijakan yang berlaku di
perusahaan dan melakukan pengawasan secara berkala terhadap pekerja
sesuai dengan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Perusahaan disarankan untuk menyediakan tenaga dokter K3 dan konsultan
untuk pekerja guna membantu pekerja mengurangi beban psikologis yang
diterima pekerja selama bekerja.

64
3. Perusahaan sebaiknya melakukan pemeriksaan dan pengujian K3
lingkungan kerja secara berkala.
4. Perusahaan sebaiknya melakukan drill atau simulasi bahaya secara berkala
guna jika terjadi bencana pekerja tidak panik dan tahu tidakan apa yang
harus dilakukan.
5. Sebaiknya seluruh dokumen K3 memiliki salinan dan tidak hanya ada di
perusahaan pusat.
6. Bidang Konstruksi Bangunan :
a. Pekerja atau tamu tidak mengetahui titik kumpul saat terjadinya bencana.
b. Scaffolding diberi tanda cat warna merah. Hal tersebut menandakan
bahwa scaffolding sudah tidak layak pakai.
c. Sebelum scaffolding dipakai lagi, scaffolding harus di periksa terlenih
dahulu dengan cara dipukul menggunakan tang.
d. Merekrut tenaga kerja yang memiliki sertifikat ahli K3 konstruksi.
7. Bidang Pengawasan Kebakaran dan Listrik :
a. Menyiapkan APAR di area kerja.
b. Dilakukannya drill atau pelatihan penanggulangan.
c. Dilakukannya drill atau pelatihan penanggulangan bahaya kepada
seluruh pekerja.

66

65
d. Menempatkan genset di tempat yang tetutup atau membuat ruang
khusus.
e. Menggunakan atau mengganti kabel yang sesuai dengan SNI
f. Menempatkan pompa air di tempa yang tertutup atau membuat ruang
khusus.
g. Tutup panel listrik dan membuat ruang khusus untuk panel listrik.
h. Merekrut atau memberi pelatihan sertifikasi k3 listrik.
8. Diadakannya grounding atau penangkal petir untuk menghindari terjadinya
sambaran petir.
9. Menjalankan organisasi P2K3 selama pembangunan jalan tol berlangsung
untuk mendapatkan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja untuk para
pekerja.
10. Menyediakan tempat khusus untuk genset yang sedang tidak digunakan
11. Memiliki tempat penampungan air khusus untuk membersihkan kendaraan
yang kotor (terkena tanah agar jalanan tidak licin).
12. Diharapkan pekerja lebih mematuhi peraturan tentang menggunakan APD
dan menjalankan sanksi yng telah di buat perusahan.
13. Perlunya komitmen bersama baik dari pihak tenaga kerja dan manajemen
perusahaan sesuai dengan perundang – undangan yang berlaku dalam
penerapan norma K3 di lapangan atau lokasi kerja.
14. Perlunya pengawasan atau kontrol lebih tentang67implementasi K3 di
lapangan atau lokasi kerja guna meningkatkan konsistensi penerapan
budayaK3.

66
DAFTAR PUSTAKA

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. (2019).


LMA. (2015). PT. LancarJaya Mandiri Abadi - General Contractor | Cut & Fill |
Earthworks | Heavy Equipment Rental. https://lmacontractor.com/services.html
PPPre. (2021). “PP Presisi Memenangkan Tender Proyek Jalan Tol Cinere-Jagorawi
Seksi III.” 83255.
Undang - Undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 14 Point (b), n.d.)
(Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.186 Tahun 1999 Pasal (3), n.d.)
(Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.174
Tahun 1986 Pasal 5, n.d.)
(Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 186 Tahun 1999 Pasal 2 Ayat (1), n.d.)
(Lampiran II Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 Kriteria (6.7.2), n.d.) (Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01 Tahun 1980 Pasal 7, n.d.)
(Peraturan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No:
Kep.74/PPK/XII/2013, n.d.)
(Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 9 Tahun 2016 Pasal 9 Ayat (2) Point c, n.d.)
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 04 Tahun 1980 Pasal 12, n.d.)
(Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Pasal 9 Ayat (1), n.d.)
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01 Tahun 1980 Pasal (12),
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 1 Tahun 1980 Pasal (6), n.d.)
(Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Pasal68 6 Ayat (3), n.d.)
(Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Pasal 6 Ayat (4), n.d.) SNI 0225 :
2011(SNI 0225 : 2011 / PUIL 2011, n.d.) / PUIL 2011

67

Anda mungkin juga menyukai