Kelompok III
dr. Rafidah Helmi dr. Singgih Eka Prasetyo dr. Wahyu Arfina Juwita
dr. Rahardian Dwi Cahyo dr. Siti Sofi Hadiyana dr. Yani Elviani
dr. Rahmah Wanti dr. Teguh Sudrajat dr. Yemima Diane Karubaba
dr. Rani Diah Novianti dr. Tia Ajarida Laily dr. Yenni Radjali
dr. Rerin Alfredo Sulaiman dr. Tuti Syarach Dita dr. Yoseph Wicaksono S
dr. Risnawati Samosir dr. Venna Febrian K dr. Yulia Rahmi Z.J
dr. Sekar Intan Pratiwi dr. Veradita Dharmayanti dr. Zahrunisa Al Jannah
dr. Septami Puti Hajati dr. Vina Chanthyca Ayu
dr. Sheilla Kiara Murni dr. Wahida Husna
I. Latar Belakang
Kemajuan teknologi saat ini telah mewujudkan era globalisasi yang
menghadirkan perubahan dan sekaligus tantangan yang perlu antisipasi sejak dini.
Era globalisasi juga berdampak pada perindustrian yang juga semakin
berkembang diseluruh dunia, dan menuntut berbagai perusahaan untuk selalu pro-
aktif dalam peningkatan produksinya yang berpengaruh pada penggunaan mesin-
mesin, peralatan produksi serta pemakaian bahan berbahaya yang semakin
meningkat guna menunjang kelancaran produksi. Dengan adanya peningkatan
produksi maka akan meningkat pula potensi bahaya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.
PT Yogya Presisi Teknikatama Industri yang bergera dalam bidang
manufaktur yang dalam setiap proses kerjanya tidak lepas dari potensi bahaya.
Potensi bahaya tersebut dapat berupa kecelakaan yang diakibatkan mesin-mesin
produksi, , terpeleset karena lantai yang licin, sampah yang tidak terurus dan juga
bisa disebabkan adanya faktor fisik lingkungan kerja seperti bising, panas ataupun
penerangan yang kurang merupakan faktor pendukung terjadinya suatu
kecelakaan kerja.
Kecelakaan ditempat kerja merupakan penyebab utama penderita
perorangan dan penurunan produktivitas. Menurut ILO (2003), setiap hari rata-rata
6000 orang meninggal akibat sakit dan kecelakaan kerja atau 2,2 juta orang
pertahun meninggal akibat sakit atau kecelakaan kerja.
Pengetahuan keselamatan kerja sangat dibutuhkan untuk mengatasi
masalah-masalah yang muncul akibat kerja untuk mencapai keamanan yang baik
dan realistis dalam memberikan rasa tentram dan kegairahan dalam bekerja pada
tenaga kerja, agar dapat mempertinggi mutu pekerjaan, meningkatkan produksi
dan produktivitas kerja.
1
3. UU Uap tahun 1930.
4. Peraturan Uap tahun 1930.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1980
tentang keselamatan dan kesehatan tenaga kerja pada konstruksi bangunan.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 04/MEN/1980
tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1982
tentang bejana tekanan.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 04/MEN/1985 tentang pesawat
tenaga dan produksi.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 05/MEN/1985 tentang pesawat
angkat-angkut.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 02/MEN/1989 tentang pengawasan
instalasi penyalur petir.
11. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 186/MEN/1999 tentang
penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
12. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 187/MEN/1999 tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya.
13. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 75/MEN/2002 tentang
pemberlakuan SNI No SNI 04-0225-2000 mengenai persyaratan umum
instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja.
14. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan
ketenagakerjaan nomor 113 ahun 2006 tentang pedoman dna pembinaan
teknis petugas K3 ruang terbatas
15. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan
ketenagakerjaan nomor 45/DJPPK/IX/2008 tentang pedoman keselamatan dan
kesehatan kerja bekerja pada ketinggian dengan menggunakan akses tali (rope
access).
2
III. Profil Perusahaan
a. Gambaran Umum
Company Name PT. Yogya Presisi Teknikatama Industri
Website www.yogyapresisi.com
E-mail info@yogyapresisi.com
Established 9/9/1999
3
b. Sejarah Perusahaan
PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (YPTI) yang berlokasi di Yogyakarta ini
bergerak di bidang manufaktur seperti membuat mould (cetakan), spare part mesin
industri, otomotif serta plastic injection. Pemilik perusahaan yaitu Bapak Petrus Tedja
Hapsoro, mendirikan PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (YPTI) pada tanggal 9
September 1999 di Yogyakarta. Sejak berdiri, PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri
(YPTI) telah mendapatkan Upakarti, IS0 9001 dan telah mengikuti pameran luar
negeri. PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (YPTI) berlokasi di desa Dhuri,
Tirtomartani, Kalasan, Sleman Yogyakarta 55571.
Pada awalnya hanya sebuah bengkel bubut pembuatan logam yang masih
dikelola bersama – sama oleh para pekerjanya, kemudian berkembang menjadi
perusahaan perbengkelan dan industri komponen logam dan plastik dengan bidang
usaha jasa pembuatan mold dan spare part mesin atau pembuatan alat–alat produksi.
Pada awal berdiri perusahaan hanya memiliki dua mesin CNC yang merupakan modal
awal dalam penanaman modal yang kemudian sedikit demi sedikit membeli mesin
manual ( Mesin bubut, milling, gerinda dll ) yang kondisi awalnya dalam keadaan rusak
sehingga bersama–sama diperbaiki dan akhirnya dapat dipergunakan, mengingat
mahalnya mesin–mesin maka mesin yang ada di pabrik dibeli dalam keadaan bekas
(second). Di samping itu perusahaan selalu menambah terus mesin–mesin
produksinya yang ada di pabrik demi perkembangan dan kemajuan perusahaan.
4
Beberapa customer yang bekerjasama dengan PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri
(YPTI) antara lain Astra Daihatsu Motor, Coca Cola Botlting, Sari Husada, Toyota
Astra Motor dan lain-lain. Sedangkan supplier untuk PT Yogya Presisi Tehnikatama
Industri (YPTI) antaralain Asia Polimer, Hartono Teknik, CNC Design Nusantara dan
lain-lain.
Beberapa produk unggulan PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (YPTI) saat
ini diantaranya adalah mould (cetakan), sparepart mesin industri, otomotif serta plastic
injection. PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (YPTI) telah membuat mould selama
15 tahun dan berkomitmen untuk se lalu membuat inovasi. Sedangkan untuk sparepart
sudah sejak tahun 1999 ,untuk mendukung industri seperti rokok , obat - obatan ,
makanan, motor dan mobil. Untuk plastic injection, PT. YPTI memiliki pengalaman
sejak tahun 2006 , untuk mendukung industri seperti plastik untuk otomotif , plastik
mainan untuk pendidikan, kemasan plastik untuk obat atau barang elektronik.
Dalam melakukan proses produksi, perusahaan menggunakan Computer Aided
Design, Computer Aided Manufakturing, Computerized Numerical Control, sehingga
perusahaan bisa membuat berbagai design sesuai permintaan. Dalam pengoperasian,
perusahaan menggunakan mesin baik sistem program maupun manual dimana semua
produk pesanan bisa dikerjakan menurut keinginan customer
- Misi Perusahaan:
Misi dari PT. Yogya Presisi Teknikatama Industri yaitu :
1. Pelanggan
a) Membuat produk sesuai kebutuhan/ pesanan konsumen dengan
kualitas yang baik dan pelayanan yang baik.
b) Menjaga keharmonisan hubungan kerjasama.
5
2. Pemerintah dan masyarakat
d. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka yang skematis tentang hubungan kerja
antara orang-orang, bidang kerja, wewenang dan tanggung jawab yang terdapat pada
suatu badan organisasi yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.Stuktur
organisasi di PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri menjadi sangat penting dalam
rangka mengatur job description (pembagian tugas) pada karyawan supaya pekerjaan
dapat dikerjakan dengan baik.
6
- Shift III dimulai pukul 23.00 –07.00 WIB (Istirahat : mulai pukul 03.00)
Pada setiap shiftnya istirahat dilakukan secara bergiliran pada operator, karena mesin
produksi ada yang tidak boleh mati.
f. Sektor usaha
PT. Yogya Presisi tehnikatama Industri memproduksi produk yang
disesuaikan dengan permintaan konsumen Make to Order danMake To Order
Repetitive. Produk yang dihasilkan PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri yang
bergerak dibidang manufaktur dan plastik Injeksi mempunyai banyak jenis produk
yang dihasilkan.PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri terbagi menjadi memiliki 2
bidang produksi yang menghasilkan produk serta jenis pengunaan mesin yang
berbeda, 2 bidang tersebut adalah :
7
1) Bidang Manufaktur Bidang manufaktur adalah bidang khusus pembuatan mould
dan sparepart. Untuk design atau model dapat sesuai keinginan customer.
Berbagai cetakan telah diproduksi PT. YPTI, baik cetakan untuk motor, emblem
mobil, list mobil, elektronik, penutup botol, tempat minuman dan lain-lain. Untuk
Produk sparepart adalah mesin yang berhubungan dengan kebutuhan mesin
serta otomotif.
2) Bidang Plastic Injection Bidang Plastik Injeksi adalah pembuatan produk yang
berbahan plastik. Produk yang telah dibuat antara lain cover roof rack, botton
door locking, roda rc, knop mobil dan lain -lain. Produk plastik yang dibuat tidak
hanya untuk bidang otomotif saja, akan tetapi bidang edukasi, minuman dan
makanan juga.
g. Asurasi
BPJS Kesehatan
BPJS Ketenagakerjaan
h. Sertifikat Perusahaan
Dji Sam Soe Awad (2007)
ISO 9001 : 2008 (2009)
Upakarti Award (2009)
Best Key Account SSC (Sampoerna Supplier Conference) (2012)
Indonesia Aerospace (lae) (2014)
State Electriciy Company (PLN) (2014)
Yoba Award (2016)
Gambar 2. Alur Produksi Divisi Noodle PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
V. Landasan Teori
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya selalu
dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau
8
nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu
pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan
berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan.
Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139) menyatakan
keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi
tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan sedangkan kesehatan kerja yaitu
terhindarnya dari penyakit yang mungkin akan timbul setelah memulai pekerjaannya.
Sedangkan pendapat Leon C Meggison yang dikutip oleh Prabu Mangkunegara
(2000:161) bahwa istilah keselamatan mencakup kedua istilah yaitu resiko keseamatan
dan resiko kesehatan. Dalam kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan, yaitu
Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan,
kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek
dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik,
terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan
pendengaran. Semua itu sering dihubungan dengan perlengkapan perusahaan atau
lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan
dan latihan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah suatu usaha
untuk mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia dapat merasakan kondisi
yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian terutama untuk
para pekerja konstruksi. Agar kondisi ini tercapai di tempat kerja maka diperlukan
adanya keselamatan kerja.Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta
hasil budaya dan karyanya.Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
Keselamatan kerja adalah faktor yang sangat penting agar suatu proyek dapat
berjalan dengan lancar. Dengan situasi yang aman dan selamat, para pekerja akan
bekerjasecara maksimal dan semangat.Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan
yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan di tempat kerja yang mencakup
tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.
Menurut Suma’mur pada tahun 1993 keselamatan kerja adalah keselamatan yang
9
bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Kemudian pada tahun 2001 Suma’mur memperbaharui pengertian dari keselamatan
kerja yaitu rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram
bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Pengertian di atas hampir sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh
Mangkunegara (2002), bahwa secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan
sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta
cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset
perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja
juga meliputi penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), perawatan mesin dan pengaturan
jam kerja yang manusiawi. Slamet (2012) juga mendefinisikan tentang keselamatan
kerja.Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama
melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah satu
faktor yang harus dilakukan selama bekerja, karena tidak yang menginginkan
terjadinya kecelakaan di dunia ini. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada jenis,
bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c) Teliti dalam bekerja
d) Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja.
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja
karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas
keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja seperti
pernyataan Jackson (1999) bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan
terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan
pekerjaan.
Dalam melaksanakan K3, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:
10
1. Identifikasi potensi bahaya
Merupakan tahapan yang dapat memberikan informasi secara menyeluruh dan
mendetail mengenai risiko yang ditemukan dengan menjelaskan konsekuensi dari
yang paling ringan sampai dengan yang paling berat. Pada tahap ini harus dapat
mengidentifikasi hazard yang dapat diramalkan (foreseeable) yang timbul dari
semua kegiatan yang berpotensi membahayakan kesehatan dan keselamatan
terhadap:
1. Karyawan
2. Orang lain yg berada ditempat kerja
3. Tamu dan bahkan masyarakat sekitarnya
Pertimbangan yang perlu diambil dalam identifikasi risiko antara lain :
1. Kerugian harta benda (Property Loss)
2. Kerugian masyarakat
3. Kerugian lingkungan
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Apa Yang Terjadi Hal ini dilakukan untuk mendapatkan daftar yang
komprehensif tentang kejadian yang mungkin mempengaruhi tiap-tiap elemen.
2. Bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi Setelah mengidentifikasi daftar
kejadian sangatlah penting untuk mempertimbangkan penyebab-penyebab yang
mungkin ada/terjadi.
3. Alat dan Tehnik Metode yang dapat digunakan untuk identifikasi risiko antara
lain adalah:
a. Inspeksi
b. Check list
c. Hazops (Hazard and Operability Studies)
d. What if
e. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
f. Audits
g. Critical Incident Analysis
h. Fault Tree Analysis. Event Tree Analysis
j. Dalam memilih metode yang digunakan tergantung pada type dan ukuran
risiko.
2. Penilaian Risiko
11
Terdapat 3 (tiga) sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan penilaian risiko di
tempat kerja yaitu untuk :
a. mengetahui, memahami dan mengukur risiko yang terdapat di tempat kerja;
b. menilai dan menganalisa pengendalian yang telah dilakukan di tempat kerja;
c. melakukan penilaian finansial dan bahaya terhadap risiko yang ada.
d. mengendalikan risiko dengan memperhitungkan semua tindakan
penanggulangan yang telah diambil;
3. Pengendalian Risiko
Pengendalian dapat dilakukan dengan hirarki pengendalian risiko sebagai berikut:
1. Eliminasi Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
2. Substitusi
a. Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
b. Proses menyapu diganti dengan vakum
c. Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
d. Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
3. Rekayasa Teknik
a. Pemasangan alat pelindung mesin (mechin guarding)
b. Pemasangan general dan local ventilation
c. Pemasangan alat sensor otomatis
4. Pengendalian Administratif
a. Pemisahan lokasi
b. Pergantian shift kerja
c. Pembentukan sistem kerja
d. Pelatihan karyawan
5. Alat Pelindung Diri
12
BAB II
PELAKSANAAN
13
BAB III
HASIL PENGAMATAN
14
15 Injection Machine buatan Setiap awal bulan
Austria
B. INSTALASI LISTRIK
PT. Yogya Presisi Teknikatama Industri dalam melakukan kegiatan
produksinya menggunakan sumber Listrik yang berasal dari PLN, namun PT.
Yogya Presisi Teknikatama Industri tetap menyediakan Generator Set (Genset) /
motor diesel sebagai cadangan listrik, namun dengan kapasitas yang tidak besar
yang hanya cukup untuk mengoperasikan mesin vital.
Penerangan dalam kegiatan produksi menggunakan 2 jenis penerangan yaitu
penerangan sumber alami seperti matahari dan sumber buatan seperti lampu.
Jumlah penerangan seperti lampu sudah cukup baik terpasang merata di berbagai
tempat.
PT. Yogya Presisi Teknikatama Industri sudah membuat instalasi penyalur
petir guna menyalurkan arus petir yang sangat tinggi disalurkan ke bumi
(grounding) melalui kabel penyalur sesuai standar. Namun kami belum sempat
melihat secara langsung instalasi penyalur petir tersebut. Dari peninjauan kami ke
PT. Yogya Presisi Teknikatama Industri, kami dapat menyimpulkan bahwa
penggunaan instalasi listrik sudah baik
PENGAMATAN STANDAR
Pekerja hampir seluruhnya telah mengetahui letak dari alat Memiliki tim
pemadam api ringan (APAR) oleh beberpa APAR telah penanggulangan
diletakkan pada posisi yang mudah dilihat dan dicapai juga kebakaran yang
berwarna merah. terlatih
15
Per-04/MEN/1980
KONTRUKSI
PENGAMATAN STANDART
TEMPAT KERJA
Akses keluar-masuk
ruangan terdiri dari pintu Akses keluar masuk
Akses keluar masuk
utama dengan pengaturan ruangan aman
Jaminan
Telah dijadwalkan setiap Terdapat jaminan
keselamatan
awal bulan untuk keselamatan peralatan,
peralatan, bahan
pemeliharaan mesin di bahan, dan benda – benda
dan benda – benda
dalam ruangan. dalam ruangan
di dalam ruangan
16
resiko tinggi, terdapat penanggulangan bencana.
banyak spanduk K3 yang
dipasang di tempat yang
mudah dilihat. Selain itu,
juga ditemukan adanya
tanda-tanda arahan jalur
evakuasi bencana.
17
Masker Berwarna putih Pekerja terlihat
menggunakan masker
yang sesuai
18
F. TANGGAP DARURAT DAN EVAKUASI
Tanggap
Darurat & PENGAMATAN STANDART
Evakuasi
Jalur Evakuasi Tangga darurat dan tangga umum Tangga darurat dan tangga
terdapat pada gedung kantor. Terdapat umum, Pintu – pintu jalur
pintu-pintu evakuasi maupun jalur evakuasi mudah terlihat dan
evakuasi sebanyak 2 pintu masing semuanya tidak ada yang
masing di lantai atas dan bawah dan ditemui dalam keadaan
mudah untuk ditemukan. terkunci.
19
terdapat di setiap ruangan.
APAR ( Alat Terdapat APAR di setiap ruangan dari Terdapat di setiap lorong,
Pemadam Api masing-masing departemen dan dalam keadaan baik,mudah
Ringan) dilengkapi tata cara penggunaannya. dijangkau. terdapat cara
penggunaan, maintenance
Letak apar baik dan strategis.
nya dilaksanakan sesuai
aturan, sesuai dengan
seharusnya pengecheckan
dilakukan 6 bulan sekali
Untuk tim P2K3 yang diintruksikan khusus belum ada namun setiap pekerja
mendapatka pelatihan kecelakaan kerja setip bulannya terutma dalam hal penanganan
kebakaran.
20
tingkat keparahan sedang
dan berat sangat jarang
terjadi.
Pada perusahaan PT. Yogya Pressi Teknikatama Industri, tim P2K3 yang
diinstruksikan khusus belum ada namun setiap leader dalam satu shift pekerja
mendapatkan pelatihan kecelakaan kerja leader bertanggung jawab terhadap
keselamatan kerja personilnya. Tiap pekerja mendapatkan pelatihan kebakaran,
tanggap darurat untuk pemadam kebakaran dan pelatihan kebersihan lingkungan.
Proses kerjanya sesuai apabila ada kejadian darurat atau kebakaran.
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
21
semuanya sudah no 18 tahun 1999 peralatan,
baik, namun tentang jasa bahan, dan
masih belum konstruksi. benda-benda
terdapat adanya dalama ruangan.
informasi
mengenai
keselamatan
peralatan, bahan,
dan benda-benda
dalam ruangan.
2 Alat pelindung Tidak diketahui Peraturan menteri Perusahaan
diri apakah ada tenaga kerja dan bersedia
dokumen tertulis transmigrasi RI No. menyediakan
(tertulis dalam PER.08/MEN/VII/2010 APD yang sesuai
SOP) standar tentang Alat dengan standard
APD yang Pelindung Diri dan hazard yang
digunakan untuk ada di
masing-masing lingkungan
pekerjaan., tempat kerja.
belum ada Selain itu lebih
penjelasan baik lagi apa bila
(briefing) sebelum
mengenai APD. memulai
Walapun pada pekerjaan
production room diberikan suatu
telah ditulis (tabel briefing singkat
terlampir di bab mengenai
3), namun masih pentingnya APD
ada pegawai dan cara
yang tidak penggunaan
memakai APD APD yang baik
dan terdapat dan benar.
keluhan lekuhan
22
minor seperti
luka lecet/gores
akibat mesin.
4 Tanggap darurat Pada PT. YPTI Undang-undang No. Pemasangan
dan jalur sudah ada 18 tahun 1999 rambu evakuasi
evakuasi rambu evakuasi tentang jasa yang mudah
dan terdapat titik konstruksi terlihat dan
kumpul bila Undang-undang mudah dipahami
terjadi keadaan dasar No. 1 tahun oleh pekerja,
darurat. 1970 serta ditentukan
Namun untuk Undang-undang No. jalur evakuasi
simulasi masih 28 tahun 2002 dan titik kumpul
terlalu jarang tentang bangunan bila terjadi suatu
diadakan. gedung. keadaan darurat.
23
keselamatan
kerja dan
membuat
penyusunan
program
keselamatan
kerja dan juga
lebih
meningkatkan
upaya-upaya
promosi tentang
keselamatan
kerja pada
tenaga-tenaga
kerja di
perusahaan
tersebut.
24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya
baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan,
masyarakat dan lingkungan. Dari hasil pengamatan, secara keseluruhan pabrik
ini sudah memenuhi standard dan angka kejadian kecelakaan kerja yang kecil.
Salah satu kekurangan dari pabrik PT Yogya Presisi Teknikatama Industri
adalah belum adanya tim khusus seperti dokter dan tim paramedis yang
ditempatkan pada Tim Keselamatan Kerja disamping kesadaran pekerja dalam
hal menggunakan APD yang masih kurang. selain itu para pekerja tidak
mendapatkan medical check up berkala yang seharusnya.
Pada tempat produksi, kami sudah melihat banyak spanduk mengenai
keselamatan kerja, terutama pada lokasi-lokasi yang berisiko tinggi. Spanduk
tersebut mudah dilihat dan terletak di beberapa tempat. Dalam hal tanggap
darurat dan jalur evakuasi sudah baik dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
B. SARAN
Perlunya peran serta pabrik dalam hal meningkatkan sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran
bagi semua pihak. Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu
sendiri, masyarakat dan lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu
kehidupan dan produktivitas nasional. Penerapan sistem manajemen kesehatan
dan keselamatan kerja PT. Yogya Presisi Teknikatama Industri saat ini sudah
cukup baik, namun berdasarkan UU no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
perlu dipertimbangkan untuk dilakukan medical check up untuk pekerja secara
berkala serta merekrut dokter dan paramedis perusahaan untuk meningkatkan
kesehatan dan keselamatan kerja.
25
BAB VI
PENUTUP
26