Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MASALAH PENGANGGURAN DI

JAKARTA TIMUR

DISUSUN OLEH :

DWI SATYA YUDANTO


(09610233)
KELAS :
MANAJEMEN IID
A. Definisi Pengangguran

Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktu
tertentu, yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti
mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti
mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja tersebut. Selain definisi di atas masih
banyak istilah arti definisi pengangguran diantaranya:
Definisi pengangguran menurut Sadono Sukirno
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam
angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya
Definisi pengangguran menurut Payman J. Simanjuntak
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak
bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum
pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.
Definisi pengangguran berdasarkan istilah umum dari pusat dan latihan
tenaga kerja :
Pengangguran adalah orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang
menghasilkan uang meskipun dapat dan mampu melakukan kerja.
Definisi pengangguran menurut Menakertrans
Pengangguran adalah ornag yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan,
mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan.
B. Masalah Pengangguran di Jakarta Timur

Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha untuk mendapatkan pekerjaan. Pengangguran umumnya dapat disebabkan karena
jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaannya pendapatan dapat menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek
psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.Tingkat pengangguran yang
terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga
mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Sebaliknya pengangguran dan
setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya dan
potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan,
dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat
pembangunan dalam jangka panjang.
C. Keadaan Pengangguran di Jakarta Timur

Pengangguran terjadi karena disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja
yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai
dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari
kerja.
Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan
kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya
akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif;hambatan dalam proses ekspor
impor, dll.Menurut data BPS angka pengangguran pada tahun 2002, sebesar 9,13 juta
penganggur terbuka, sekitar 450 ribu diantaranya adalah yang berpendidikan tinggi. Bila dilihat
dari usia penganggur sebagian besar (5.78 juta) adalah pada usia muda (15-24 tahun). Selain
itu terdapat sebanyak 2,7 juta penganggur merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan
(hopeless). Masalah lainnya adalah jumlah setengah penganggur yaitu yang bekerja kurang dari
jam kerja normal 35 jam per minggu, pada tahun 2002 berjumlah 28,87 juta orang. Sebagian
dari mereka ini adalah yang bekerja pada jabatan yang lebih rendah dari tingkat pendidikan,
upah rendah, yang mengakibatkan produktivitas rendah. Dengan demikian masalah
pengangguran terbuka dan setengah penganggur berjumlah 38 juta orang yang harus segera
dituntaskan.Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2E LIPI)
memprediksi bahwa jumlah pengangguran tahun ini akan meningkat menjadi 11,833 juta orang.
D. Keadaan Angkatan Kerja dan Keadaan Kesempatan Kerja

Masalah pengangguran dan setengah pengangguran tersebut di atas salah satunya


dipengaruhi oleh besarnya angkatan kerja. Angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2002
sebesar 100,8 juta orang. Mereka ini didominasi oleh angkatan kerja usia sekolah (15-24
tahun) sebanyak 20,7 juta. Pada sisi lain, 45,33 juta orang hanya berpendidikan SD
kebawah, ini berarti bahwa angkatan kerja.di.Indonesia.kualitasnya.masih.rendah.Keadaan
lain yang juga mempengaruhi pengangguran dan setengah pengangguran tersebut adalah
keadaan kesempatan kerja. Pada tahun 2002, jumlah orang yang bekerja adalah sebesar
91,6 juta orang. Sekitar 44,33 persen kesempatan kerja ini berada disektor pertanian, yang
hingga saat ini tingkat produktivitasnya masih tergolong rendah. Selanjutnya 63,79 juta dari
kesempatan kerja yang tersedia tersebut berstatus informal.Ciri lain dari kesempatan kerja
Indonesia adalah dominannya lulusan pendidikan SLTP ke bawah. Ini menunjukkan bahwa
kesempatan kerja yang tersedia adalah bagi golongan berpendidikan rendah.Seluruh
gambaran di atas menunjukkan bahwa kesempatan kerja di Indonesia mempunyai
persyaratan kerja yang rendah dan memberikan imbalan yang kurang layak. Implikasinya
adalah produktivitas tenaga kerja rendah.
E. Realisasi Industri Untuk Menyerap Tenaga Kerja dan Mengurangi
Pengangguran

Untuk mengurangi angka pengangguran, Pemerintah Kota Jakarta Timur


talah mempersiapkan program Keluarga Produktif yang mendorong warga untuk
membangun industri sekala rumahan.
Kepala Suku Dinas Nakertrans Jakarta Timur, Murtiman menjelaskan,
kegiatan ini bisa dimulai dengan hal yang paling sederhana, seperti berjualan kue
atau memroduksi kerajinan tangan.
“Kegiatan ini untuk memberdayakan agar keluarga dapat membangun
ekonomi keluarganya sendiri,” ujar Murtiman, seperti dikutip dari situs milik
pemerintah, Rabu 19 Agustus 2009.
Program pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) juga akan terus ditingkatkan
untuk menekan angka pengangguran.
Peserta akan didik berbagai keterampilan kerja seperti sablon, perbengkelan,
dan juga menjahit.
F. Data Pengangguran di Indonesia

1. Angka Pengangguran Menurut Umur


Pengangguran di Indonesia sudah mencapai 11 juta (usia 15 tahun keatas) dan 8.5 juta-nya
penduduk usia 15-29 tahun. Terlihat jelas bahwa pengangguran terbuka banyak terjadi di usia
remaja 15 sampai 29 tahun (23%). Di usia tersebut banyak sekali lulusan sekolah yang ingin
mendapatkan pekerjaan, dari yang baru lulus SMP, SMU maupun perguruan tinggi termasuk
yang tidak sekolah. Sangat masuk akal jika hal ini terjadi. Sedangkan untuk usia 30-49 tahun,
jumlah penganggurannya tidak terlalu tinggi (hanya 4%). Angka pengangguran terbuka
penduduk usia lebih dari 15 tahun ke atas sekitar 10.4%. Jika kita lihat, ternyata kaum
perempuan-lah yang banyak sebagai penganggur terbuka, sekitar 27.6% (usia 15-29th) atau
13.7% (usia di atas 15 tahun). Hal-hal yang menyebabkan fenomena ini antara lain masih
adanya diskriminasi gender, jenis pekerjaan yang tersedia kebanyakan untuk laki-laki. Hal-hal
tersebut masih perlu dianalisa lebih lanjut.
2. Angka Pengangguran Menurut Perkotaan atau Pedesaan
Kita semua sudah tahu bahwa sebagian besar pekerjaan tersedia lebih banyak di perkotaan
di pedesaan, sekaligus pekerjaan di perkotaan menjajikan lebih banyak pendapatan. Inilah yang
menyebabkan pencari kerja berbondong- bondong ke perkotaan yang berakibat angka
pengangguran terbuka di kota lebih besar (13.3%) dibandingkan pedesaan (8.4%).
Tabel 1

Pengangguran menurut umur di


Indonesia
Golongan Umur Laki-laki (ribuan) Perempuan (rbuan) Jumlah (ribuan)
15-24 2712 2071 4783
25-34 3171 3350 6521
35-44 3047 3542 6589
45-54 2631 2577 5208
55+ 3251 2115 5366
JUMLAH 14812 13655 28467

Sumber : Sakernas, DPR 2003 (Usman, 2004)


Tabel 2
Kategori Pengangguran Laki-laki (ribuan) Perempuan (ribuan) Jumlah (ribuan)
Mencari pekerjaan 3171 2452 5623
Mempersiapkan usaha 49 65 114
Merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan 1417 1665 3082
Sudah bekerja tapi belum mulai bekerja 291 421 712
JUMLAH 4928 4603 9531
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai