Anda di halaman 1dari 24

V-1

BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Penerapan SMK3 Di PT Pardic Jaya Chemicals


Penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di PT Pardic Jaya
Chemicals merujuk pada OHSAS 18001 : 2007, UU No. 1 Tahun 1970, dan
Permennaker No. Per. 05/ MEN/ 1996. Untuk itu dalam mengevaluasi penerapan
sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dibuatlah korelasi antar
ketiganyanya.
Menurut Ramli (2010), OHSAS 18001 sebagai standar atau persyaratan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan yang menggunakan pendekatan PDCA
(Plan, Do, Check, Action), yaitu mulai dari kebijakan K3, perencanaan,
implementasi dan operasi, pemeriksaan, dan tinjauan umum manajemen

Act / Tindak Lanjuti : Plan / Perencanaan :


- Tinjauan manajemen - Identifikasi Bahaya
- Peningkatan berkelanjutan - Penilaian dan pengendalian
Risiko
- Objektif K3
- Program K3

Check / Pemeriksaan :
- Pemantauan kinerja Do / Implementasi :
- Inspeksi tempat kerja - Sumberdaya, peran dan
- Pelaporan Insiden tanggung jawab
- Penyelidikan Insiden - Pelatihan dan Komunikasi
Audit Internal - Tanggap Darurat
- Dokumentasi

Gambar 5.1 Pendekatan PDCA


(Sumber: Ramli,2010)
V-2

5.2 Kebijakan Dan Mutu K3


Sistem manajemen K3L PT Pardic Jaya Chemicals telah didesain untuk membantu
manajemen dalam upaya mencapai pemenuhan finansial, moral, hukum, dan
terutama meminimalisir kerugian yang dapat terjadi. Penerapan SMK3 dapat
meminimalisir kecelakaan kerja dan kerugian atau kerusakan pada aset perusahaan
dengan memperhatikan aspek berikut ini :
1. Safety And Health (Keselamatan dan kesehatan kerja)
Meminimalisir angka kecelakaan dan insiden nihil (zero) dengan
meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan standar prosedur keselamatan
dengan benar, yaitu :
a. Memenuhi peraturan dan perundangan K3L
b. Menerapkan dan memelihara SMK3
c. Mencegah terjadinya kecelakaan, kejadian, dan penyakit akibat kerja
d. Meningkatkan implementasi 6S (5S + Safety) yang melibatkan
partisipasi dari semua pihak.
e. Meminimalkan dan menghilangkan area dan aktifitas tidak aman
dengan melakukan Risk Assesement diikuti dengan patrol 6S yang
seksama.
2. Quality & productivity (Kualitas dan produktivitas)
Meningkatkan Sistem Pengontrolan mutu dan efisiensi produksi,yaitu :
a. Melakukan tindakan berkelanjutan
b. Meningkatkan efisiensi produksi dengan inovasi system pengontrolan
produksi
c. Menurunkan jumlah No Good (NG) dengan pencegahan dan
pengendalian stok secara seksama untuk mendapatkan rasio kecukupan
stok yang ideal
d. Meningkatkan sistem pengontrolan kualitas melalui tindak pencegahan
dengan mengadopsi sitem baru dengan menggunakan piranti lunak
(Software) yang sesuai
3. Environtment And Energy Saving (Lingkungan dan penghematan energi)
Meningkatkan CSR dengan mengurangi beban terhadap lingkungan,yaitu :
V-3

a. Ketersediaan manual tanggap darurat K3L untuk pemeliharaan dan


peningkatan sistem manajemen terpadu (Integrated management
System / IMS)
b. Bekerjasama dengan penduduk sekitar dengan memberikan kontribusi
kepada masyarakat .
c. Menurunkan jumlah pemakaian energi dan limbah industri serta biaya
pengendaliannya
d. Mempersiapkan sertifikasi Sistem manajemen lingkungan (ISO14001)
4. Human Resources (Sumberdaya manusia)
Menciptakan budaya perusahaan yang baik serta menyiapkan generasi
penerus yang kompeten dengan mentransfer teknologi, pengetahuan,
dengan pendidikan dan pelatihan SDM yang terencana dan berkelanjutan
yaitu :
a. Menciptakan budaya perusahaan yang menghormati nilai – nilai
disiplin dan penegakkan peraturan perusahaan serta perjanjian kerja
bersama
b. Merancang program pendidikan dan latihan untuk mempersiapkan
program kepemimpinan jangka panjang
c. Meningkatkan Pengetahuan dan keterampilan secara berjenjang
untuk level penyelia (Managerial Skill) dengan pendidikan dan
pelatihan manajemen (biaya, sumber daya manusia)
5. Development And Marketing (Pengembangan dan pemasaran produk)
Meningkatkan keuntungan dan pengembangan produk baru, yaitu :
a. Mengembangkan produk baru dan teknologi untuk menghasilkan
produk dengan nilai tambah (added value) tinngi melalui proses
produksi yang optimal
b. Mengembangkan dan terus meningkatkan produk agar dapat
kompetitif dari segi harga dan kualitas
c. Meningkatkan technical service dalam hal keakuratan dan kecepatan
terhadap pelanggan dengan membekali SDM dengan kemampuan
teknik dan organisasi yang baik
V-4

d. Memperkenalkan produk – produk yang ramah lingkungan dan


berkontribusi kepada konservasi energi

5.3 Perencanaan
5.3.1 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Dan Kontrol Risiko
Identifikasi bahaya merupakan suatu program kerja yang didalamnya terdapat
proses mengenali bahaya pada suatu pekerjaan, membuat identifikasi bahaya
,penilaian dari risiko bahaya tersebut kemudian melakukan pengendalian terhadap
risiko bahaya yang telah teridentifikasi. PT Pardic Jaya Chemicals melakukan
identifikasi sumber bahaya pada seluruh pekerjaan yang ada di perusahaan, naik
secara berkala maupun tidak. Dalam mengidentifikasi bahaya, PT Pardic Jaya
Chemicals menggunakan HIRADC (Hazard Identification And Risk Asesement
Determination Control) dan JSA (Job Safety Analyse) Namun, pada penerapannya
dilapangan yang paling sering digunakan adalah JSA.
JSA merupakan upaya untuk mempelajari/menganalisa dan serta pencatatan tiap-
tiap urutan langkah kerja suatu pekerjaan, dilanjutkan dengan identifikasi potensi-
potensi bahaya di dalamnya kenudian diselesaikan dengan menentukan upaya
terbaik untuk mengurangi ataupun menghilangkan/mengendalikan bahaya-
bahaya pada pekerjaan yang dianalisa tersebut.Contoh format JSA PT Pardic Jaya
Chemicals dapat dilihat di gambar 5.1 Dihalaman berikutnya.
V-5

Tabel 5.1 Job Safety Analysis


Form No : F-605-01
Rev No : 2

JSA (Job Safety Analysis)


JSA No. Dept / no.urut / bln / th Tema Pekerjaan : Alat Pelindung Diri :
(Personal Protective
(Disi o leh Dept. terkait) Penggantian Pipa Hydrant
Equipment)
Departement / HSE Lokasi : 1.Helmet 6.Full Body Hernest
Seksi PLANT B & C 2.Masker 7.Sepatu Safety

Pelaksana Kerja Tanggal : 3.Sarung Tangan C otton 8.Kacamata Las


(Nama / Perusahaan / Kontraktor ) : CV.Karya Teknik 20/08/2015 4.Sarung Tangan Las
5.Face Shield

No. Urutan pelaksanaan kerja Bahaya K3 Resiko/Dampak Pengendalian Operasional

a. Tertimpa pekerja yang a. Esteger diikat ke tiang atau


a. Esteger Terjatuh
berada dibawah konstruksi

1 Persiapan (pemasangan esteger dan terpal sheet)

b. Kaki dan tangan terkilir


b. Tergelincir / Jatuh b. Pemakaian Full Body Harnest
/ patah tulang

a. Pisau Grinda a. Tangan Terluka a. Pemakaian Sarung Tangan

b. Percikan Grinda b. Mata Sakit / Bengkak b. Pemakaian Kacamata Grinda

2 Penggantian Pipa Lama

c. Pipa Menimpa orang atau c. Pipa Diikat Dan Diturunkan


c. Pipa terjatuh
benda dibawahnya Perlahan

d. Menjauhkan Peralatan atau


d. Percikan Api Dari Blunder d. Memicu Kebakaran percikan dari benda yang mudah
terbakar serta menyiapkan APAR

a. Pipa Menimpa orang atau a. Pipa Diikat Dan Diturunkan


a. Pipa Terjatuh
benda dibawahnya Perlahan

b. Mata Sakit / Bengkak b. Pemakaian Face Shield

3 Pemasangan Pipa Baru & Pengelasan di tempat b. Sinar Las Argon

c. Tangan Panas c. Pemakaian Sarung Tangan

d. Menjauhkan Peralatan atau


d. Percikan Api Dari Pengelasan d. Memicu Kebakaran percikan dari benda yang mudah
terbakar serta menyiapkan APAR

4 Pengecetan Pipa a. Bau Yang Ditimbulkan Oleh C at Dan Thinner a. Mengganggu Pernapasan a. Pemakaian Masker

a. Kaki Tersandung a. Kaki Terkilir / Luka a. Pemakaian Sepatu Safety

5 C leaning Area

b. Debu b. Mengganggu Pernapasan b. Pemakaian Masker

Dibuat oleh Dicheck oleh Disetujui oleh

Kontraktor Department Head Ahli K3

(Sumber: Departemen HSE PT Pardic Jaya Chemicals, 2015)


V-6

Setelah melakukan Identifikasi bahaya, maka langkah selanjutnya adalah dengan


melakukan penilaian risiko yang bertujuan untuk mengetahui dampak yang
ditimbulkan. Penetapan pengendalian dilakukan terhadap seluruh bahaya yang
ditentukan dalam proses identifikasi bahaya dan mempertimbangkan peringkat
risiko untuk menentukan prioritas dan cara pengendaliannya.

5.3.2 Analisis Identifikasi Bahaya Dan Risiko Pada Proses Pembuatan BMC
Dalam Proses Pembuatan resin berjenis BMC (Bulk Molding Compound) terdapat
beberapa potensi bahaya dan risiko yang mungkin timbul. berikut adalah Proses
pada produksi BMC yang berpotensi menimbulkan risiko, yaitu:
a. Preparing material
b. Penanganan material
c. Pengoperasian panel listrik
d. Charging material
e. Proses Dissolver
f. Proses Produksi
g. Proses Filling & Packaging
h. Pengemasan
untuk itu perlu dilakukan identifikasi bahaya dan risiko serta penanggulangannya,
seperti ditabel 5.2 dihalaman berikutnya
V-7

Tabel 5.2 Identifikasi Bahaya Dan Risiko Pada Proses Pembuatan BMC
opopo
No Proses / Kegiatan Aktivitas / Produk / Jasa (Based on Process) Bahaya / Aspek Risiko Pengendalian Risiko APD

1 Preparing Material Sampling CaCO3 Paparan serbuk kimia Iritasi mata, kulit dan Training Bahan kimia berbahaya / penggunaan masker
pernafasan B3 karbon, Goggle, Sarung
tangan chemicals
resistant.
Penimbangan CaCO 3 Paparan Serbuk Kimia ke Iritasi pada mata, kulit & Himbauan untuk segera dilakukan penggunaan APD (Goggles,
pakaian & kulit pekerja, Sesak Napas pembersihan sarung tangan kain, masker
sangat berbahaya bagi karbon, baju safety)
pekerja
Penimbangan Fiber Glass Paparan Serbuk Kimia ke Iritasi pada mata, gatal- Himbauan untuk segera dilakukan penggunaan APD (Goggles,
pakaian & kulit pekerja, gatal di kulit & Sesak pembersihan sarung tangan kain, masker
sangat berbahaya bagi Napas karbon, baju safety)
pekerja
Penimbangan Zn-St, Ca-Zt, CB Paparan Serbuk Kimia ke Iritasi pada mata, di kulit Himbauan untuk segera dilakukan penggunaan APD (Goggles,
pakaian & kulit pekerja, & Sesak Napas pembersihan sarung tangan kain, masker
sangat berbahaya bagi karbon, baju safety)
pekerja
Memotong kemasan P/B dengan gunting/pisau Tangan terkena sayatan Luka sayat terpotong Himbauan untuk segera dilakukan penggunaan APD (Goggles,
gunting/pisau pembersihan sarung tangan kain, masker
karbon, baju safety)
Handling RM cair kemasan drum kemasan Rm Cair Tumpah ke Terpeleset, keseleo, memar penggantian kemasan
lantai
Paparan uap kimia ke pekerja Iritasi pada mata, kulit & Penyediaan exhaust penggunaan APD (Goggles,
Sesak Napas sarung tangan kain, masker
karbon, baju safety)
Tergores segel tutup drum Tangan terluka Ber-KY, matrik APD Menggunakan sarung
(Physical Hard) tangan kain

Kena bibir drum luka atau tangan tergores Lengan baju jangan di Pakai sarung tangan kain
lipat/digulung

Pemindahan RM kemasan Drum ke roda trolli dengan Drum terjatuh menimpa Keseleo, luka memar, Penyediaan alat bantu, pallet truck, Memakai sarung tangan
stacker/Forklif pekerja patah tulang forklift
Posisi dan sikap kerja yang Kaki atau tangan Memberikan pelatihan kontrol
salah saat menerima dan keseleo, Kepala untuk menerima dan menarik RM
menarik RM menyebabkan terbentur
cedera pada tubuh
V-8

No Proses / Kegiatan Aktivitas / Produk / Jasa (Based on Process) Bahaya / Aspek Risiko Pengendalian Risiko APD

2 Penanganan material Penyimpanan dan pengambilan material dalam heater Temperature tinggi (50'C) Dehidrasi, pingsan Membuat aturan mengenai waktu Memakai APD (Masker,
room CaCO 3 (Calcium Carbonat) dengan forklift maksimal berada di dalam heater goggle, sarung tangan,
room helmet & sepatu safety)
Menyimpan/mengambil RM RM terjatuh, paparan Memberikan pelatihan terkait Memakai APD (Masker,
CaCO3 palet miring debu CaCO 3 , iritasi mata, pengoperasian Heater Room goggle, sarung tangan,
sesak napas helmet & sepatu safety)
Kecelakaan dalam Menabrak, benturan Sertifikasi operator forlift Memakai APD (Masker,
operasional forlift dengan di dinding HT sarung tangan, helmet &
sepatu safety)
Hidrolik bocor - drum jatuh Pengecekan rutin forklift harian
- Cidera karena tertimpa dan mengganti hidrolik yang
drum bocor
Forklift bergerak pada saat - Drum jatuh Pakai stoper / pengganjal ban
penyimpanan & pengambilan - Cidera karena tertimpa mobil.
material drum
Salah posisi kerja - Cidera karena terjepit Training K3 mengenai cara kerja (
- Cidera punggung Manual Handling)
Terpeleset dan terbentur luka/cidera fisik Himbauan naik harus lewat Memakai sepatu safety
pada saat naik ke forklift sebelah kiri.
Uap kimia dan debu terhirup gangguan pernafasan Setiap driver harus memakai Memakai masker karbon
masker karbon untuk mengindari
debu
Paparan Debu Palet dan Mata merah Menyediakan kacamata safety
Material Penglihatan kurang jelas
Terjatuh karena tidak pakai cidera karena terjatuh Training forklif driver dan aturan
sabuk pengamaman (Safety hanya yang ber'SIO yang boleh
Belt ) mengendarai forklif
Penyimpanan, Pengambilan dan penimbangan Peroxide Temperatur tinggi pada Ledakan, kebakaran Pengecekan/pengontrolan sudu Memakai APD (Masker,
Refrigator (tidak terkontrol) pada refrigrator goggle, sarung tangan,
helmet & sepatu safety)
Sikap kerja yang salah Keseleo, tangan terkilir, Memberikan pelatihan manual
menyebabkan cedera pada cedera otot, tertimpa handling pada pekerja
pekerja saat mengambil / material
memindahkan material
Paparan material kimia iritasi, sesak nafas, Kontrol kondisi exhaust fan Memakai APD (Masker
(peroxide) secara langsung keracunan respirator, goggle, sarung
pada anggota tubuh tangan, helmet & sepatu
safety)
V-9

No Proses / Kegiatan Aktivitas / Produk / Jasa (Based on Process) Bahaya / Aspek Risiko Pengendalian Risiko APD

3 Pengoperasian Pengoperasian didalam Ruang panel Produksi Tikus/ Musang masuk dalam Meledak Buat sistem proteksi dan
panel listrik Panel informasi terkait bahaya ruangan

Pekerja yang tidak Kesetrum, radiasi, Pemeriksaan berkala kondisi


berkepentingan mengalami kanker, kematian kabel dan pelindung listrik
cedera dan terluka akibat
terkena tegangan tinggi
listrik
Temperature ruang panel Korsleting, ledakan, Pemeriksaan berkala dan
yang terlalu panas dapat kerusakan peralatan perbaikan kondisi pendingin ruang
menyebabkan bahaya listrik (AC)
dan kerusakan
konsleting listrikperalatan Tersengat listrik Rutin cek sambungan kabel Menggunakan sepatu
lampu sebelum beraktivitas safety

4 Charging Material Menuang resin ke Tangky dissolver Peralatan Tidak menggunakan Elektrostatik / percikan,
grounding / bonding kabel kebakaran
Memindahkan tanky + resin ke atas trolli Salah posisi (cara) Keseleo, urat kejepit dll Pelatihan manual handling
mengangkat & teknik
Mendorong trolli menuju area disolver pemindahan
Mendorong beban cap 75 kg sakit pinggang,keseleo,
tangan terkilir
Menuang material powder/flake ke Kneader Paparan debu kimia iritasi, sesak nafas, pelatihan material handling (B3) Penggunaan APD (masker
keracunan karbon/ respirator)
5 Proses Disolver Mengangkat / memindahkan container pasta resin Salah posisi (cara) Keseleo, urat kejepit dll Pelatihan manual handling
(Tanky dissolver) mengangkat

Mengaduk (mixing) material resin pasta Tingkat kebisingan tinggi Gangguan pendengaran Schedule perawatan & pengecekan Memakai ear plug
(tuli) tingkat kebisingan
Terkena baling-baling Tangan terluka Atur posisi (kedalaman) impeler
mixer

Paparan resin pasta (Cipratan Iritasi Mata Memakai goggle


Resin)

Bahaya elektrostatis Kebakaran Himbauan untuk selalu menjaga


kebersihan peralatan dari sisa
resin
Mendorong trolli menuju area kneader Mendorong beban cap 75 kg sakit pinggang,keseleo,
tangan terkilir
V - 10

No Proses / Kegiatan Aktivitas / Produk / Jasa (Based on Process) Bahaya / Aspek Risiko Pengendalian Risiko APD

6 Proses produksi Operasional Mesin kneader Dust Collector tidak hidup Terhirup uap kimia, sesak Ditempel SOP, pelatihan Menggunakan respirator
nafas operasional, kontrol rutin sensing
unit
Tertimpa Tutup / mainhole Luka memar, tangan
kneader terjepit,patah tulang

Sampling compound Uap bahan kimia bau Pusing, mual & iritasi Training Bahan kimia berbahaya / Menggunakan masker R95
(Chemical Hazard) saluran pernafasan B3. Matrix APD

Membersihkan dinding kneader pada saat proses 7 + 1 +7 Uap bahan kimia bau Pusing, mual & iritasi Training Bahan kimia berbahaya / Menggunakan masker R95
(Chemical Hazard) saluran pernafasan B3. Matrix APD

Cleaning Kneader dengan Cape Tergilas Baling-baling Retak & patah tulang

Terjepit, tertimpa kneader memar, patah tulang Ditempel SOP, pelatihan


operasional, kontrol rutin sensing
unit
7 Prose Filling & Menuangkan BMC ke Bak Filling Paparan uap & material kimia Iritasi, sesak napas, APD (goggle, respirator)
Packaging terhirup uap kimia
Mengambil BMC dengan alat bantu garpu Paparan uap & material kimia Iritasi, sesak napas, APD (goggle, respirator)
terhirup uap kimia
Menarik Roda BMC ke area Filling Menarik beban cap 225 kg sakit pinggang,keseleo,
tangan terkilir
Menimbang & membungkus BMC dan melakban Paparan uap & material kimia Iritasi, sesak nafas APD (goggle, respirator)

Mengangkat BMC sakit pinggang,keseleo,


ketimbangan cap 10 kg tangan terkilir
Memotong lakban dengan Luka sayat ditangan Menggunakan saurng
cuter tangan latek
Proses Pakaging & Labeling Mengangkat produk 20 kg/Box sakit pinggang,keseleo,
tangan terkilir
Sampling sample BMC untuk sampel kapiler, pengecekan Menghirup debu fiber Iritasi saluran Menggunakan masker R95
T0, & Hardness (Chemical Hazard) pernapasan
Tertempel debu fiber Iritasi kulit Ber-KY, matrix APD Menggunakan sarung
(Chemical Hazard) tangan plastik, sarung
Uap bahan kimia bau Pusing, mual & iritasi Training Bahan kimia berbahaya / tangan chemicals
Menggunakan masker R95
(Chemical Hazard) saluran pernafasan B3. Matrix APD
8 Pengemasan Produk Mengangkat & memindahkan BMC ke Box kemasan Paparan uap & material kimia Iritasi, sesak nafas APD (goggle, respirator)
(BMC)
Menarik produk BMC ke area Finish goods Tangan terjepit, tertimpa Luka sayat, patah tulang Bekerja sesuai SOP (posisi panel Memakai sarung tangan &
harus off) sepatu safety
Ketinggian Box pada palet Box terjatuh, tertimpa Box sakit pada bagian tubuh, Memakai sarung tangan &
memar, sepatu safety
mengikat Box dengan clam & karet Tangan terjepit Box , terluka luka sayatan clam, terjepit Himbauan untuk selalu ber 'KY" Memakai sarung tangan
kena clam karet Box, luka pada bagian
tangan
Menyusun box ke atas pallet Tertimpa box Memar, lecet Training manual handling APD (sarung tangan &
sepatu)
Memindahkan box ke Gudang FG Tertimpa box, terlindas pallet Memar, lecet Training manual handling APD (sarung tangan &
truck sepatu)
V - 11

5.3.3 Tujuan Dan Sasaran


PT Pardic Jaya Chemicals dalam mencapai tujuannya, membuat, menerapkan, dan
memelihara suatu program. Program – program K3 dikaji setiap tahunnya.
Departemen HSE menerapkan beberapa program kesehatan dan keselamatan kerja
bagi karyawan ,tamu, kontraktor dan PKL yang berkunjung ke perusahaan. Bentuk
program departemen HSE PT Pardic Jaya Chemicals antara lain :
1. Kampanye K3
Perusaahaan selau proaktif dalam meningkatkan wawasan karyawan dalam hal
perkembangan ilmu dan teknologi terkait, lingkungan dan K3
2. Safety Induction Dan Training
Induksi merguna dalam mengenalkan para tamu dan karyawan yang akan
berkunjung kedalam perusahaan, biasanya perusahaan akan mengenalkan
melalui tayangan video yang berada di ruang kunjungan ataupun diberi
arahan langsung oleh Staff departemen HSE.

3. Identifikasi Bahaya Dan Risiko


Suatu sistem yang dapat mengidentifikasi secara sistematis semua bahaya di
tempat kerja dan melakukan penilaian risiko pada semua bahaya Tujuannya
untuk memastikan adanya standar, prosedur, peraturan, rencana pengelolaan dan
pengendalian untuk mengurangi risiko diatas sampai ke tingkat yang dapat
diterima dan untuk melindungi Karyawan dan harta benda perusahaan.
Identifikasi sumber bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan :
a . Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya dengan
melakukan inspeksi di tempat kerja.
b. Monitoring dan Pengendalian Bahaya di Tempat Kerja
Dalam pelaksanaan identifikasi bahaya mencakup seluruh bahaya yang
ada di tempat kerja yaitu Faktor Fisik, Faktor Kimia, Faktor Biologi,
Penyediaan dan Penggunaan APD.
c. Pelaporan
Dalam Dokumen SMT (Sistem Manajemen Terpadu) yang menerangkan
tentang Uraian Prosedur Penanganan Kecelakaan Kerja Insiden/ Nearmiss
V - 12

dan Penyakit Akibat Kerja menjelaskan bahwa setiap pegawai atau orang
yang melihat, mengetahui dan mengalami kecelakaan kerja, insiden atau
nearmiss, dugaan bahaya dan penyakit akibat kerja harus segera
menginformasikan kejadian tersebut
4. Fasilitas Kesehatan
PT Pardic Jaya Chemicals menyediakan fasilitas – fasilitas kesehatan seperti
klinik yang dilengkapi dengan obat obatan serta tenaga perawat dan dokter yang
siap siaga dalam melakukan pertolongan pertama apabila terjadi insiden ataupun
kecelakaan kerja.
5. Safety Talk
Safety talk adalah sebuah cara untuk mengingatkan karywan atau pekerja
bahwa K3 bagian yang sangat penting dalam pekerjaan. Safety talk umumnya
berupa pertemuan yang dilakukan rutin antara karyawan atau pekerja dan
supervisor untuk membicarakan hal-hal mengenai K3. Safety talk cara
termudah untuk melindungi karyawan atau pekerja dari cidera. Safety talk
merupakan salah satu sarana penunjang dalam upaya mencegah terjadinya
bahaya di tempat kerja, serta berbagai masalah pekerjaan dapat didiskusikan,
untuk kemudian dapat diterapkan dan dipraktekan di lapangan
6. Patrol 5R + Safety
Demi menjaga suasana kantor yang nyaman, PT Pardic Jaya Chemicals
Setiap minggunya akan ditunjuk secara acak departemen tertentu untuk
menginspeksi departemen lain dengan memperhatikan aspek 5R yang terdiri
dari Ringkas Rapi Resik Rawat, dan Rajin dalam penataan dokumen dan
keselamatan kerja di setiap kantor departemen juga pada saat dilapangan.

5.4 Penerapan Dan Operasi


5.4.1 Sumber daya, Peran, Tanggung Jawab, Akuntabilitas, Dan Wewenang
Sumber daya yang diperlukan untuk kelangsungan program K3 mencakup Sumber
daya manusia, infrastruktur, teknologi dan finansial. Tanggung jawab tertinggi
mengenai K3 ada di manajemen puncak. Tanggung jawab ini dapat diturunkan
hingga ke level terendah dalam organisasi sesuai dengan fungsi dan tugasnya
masing – masing PT Pardic Jaya Chemicals juga telah menerapkan wewenang
V - 13

untuk menjamin sistem manajemen K3 dibuat, diterapkan dan dipelihara sesuai


dengan standar OHSAS ini serta melaporkan kinerja sistem manajemen K3 kepada
manajemen puncak untuk dikaji dan sebagai dasar untuk peningkatan sistem
manajemen K3.

5.4.2 Kompetensi, Pelatihan Dan Kepedulian


Dalam aturan OHSAS 18001 setiap organisasi diwajibkan untuk memastikan
bahwa setiap individu yang mempunyai dampak terhadap K3 harus kompeten
dengan tingkat pendidikan, pelatihan atau pengalaman yang memadai dalam
melakukan pekerjaannya. Dalam penerapannya, PT Pardic Jaya Chemicals telah
memberikan fasilitas berupa pelatihan dan induksi yang memadai bagi semua
oraang yang terlibat di lingkungan perusahaan dalam hal ini misalnya kontraktor
dan karyawan serta tamu dan PKL. Untuk mahasiswa yang melakukan magang atau
praktek kerja lapangan, diwajibkan pula mengikuti dua kali induksi yaitu induksi
oleh security dan induksi oleh departemen HSE.

Gambar 5.2 Kegiatan Pengenalan K3 Kepada Karyawan


(Sumber: Data Primer, 2015)

Untuk aspek kepedulian sendiri mengadakan beberapa pelatihan seperti :


1. Pelatihan eksternal
PT Pardic Jaya Chemicals pada waktu-waktu tertentu dapat mengirim
V - 14

karyawan untuk mengikuti pelatihan di institusi ekstern.


2. Pelatihan per departemen
pelatihan ini dilaksanakan langsung di tempat kerja karyawan.

5.4.3 Komunikasi, Partisipasi, Dan Konsultasi


Komunikasi dan konsultasi dilakukan untuk internal perusahaan sendiri dan juga
eksternal yaitu kepada pihak di luar perusahaan yang berkaitan dengan Sistem
Manajemen K3. Komunikasi internal antara berbagai tingkat dan fungsi organisasi
dengan menggunakan sarana yang ada di perusahaan.
Maka dari itu, kebijakan K3 harus dikomunikasikan sehingga dapat diketahui,
dimengerti, dihayati, dan dijalankan oleh semua pihak terkait. Sebelum memulai
pekerjaan, setiap staff departemen terutama departemen HSE melakukan meeting
Untuk membahas pekerjaan serta memberikan pengarahan kepada anggotanya.
Komunikasi sendiri dapat berupa rapat koordinasi, program safety talk, rapat
khusus pengelolaan lingkungan, kunjungan, rapat manajemen, meeting, media
elektronik (intranet/internet, email dan telepon), papan pengumuman dan sarana
lain yang memungkinkan. Dalam aspek partisipasi sendiri, karywan yang bekerja
dilingkungan yang rawan kecelakaan ataupun bersisiko tinggi akan berpartisipasi
dalam melaksanakan pekerjaan sesuai prosedur kerja yang aman serta membuat
JSA sebelum memulai pekerjaan.

5.4.4 Dokumentasi Dan Pengendalian Dokumen


PT Pardic Jaya Chemicals telah mendokumentasikan kebijakan, tujuan, rencana,
prosedur K3, instruksi kerja, catatan dan tanggung jawab serta wewenang dalam
perusahaan. Dokumen tersebut dikendalikan agar dapat dimanfaatkan secara efektif
untuk mencapai sasaran perusahaan yang telah direncanakan dan memenuhi
persyaratan standar. Tata cara pengendalian dokumen-dokumen SMK3 dituangkan
dalam prosedur resmi dan dikomunikasikan kepada segenap karyawan untuk
dilaksanakan secara konsisten dan hasilnya dipastikan efektif.
V - 15

Semua dokumen tersebut dikendalikan berdasarkan Prosedur Pengendalian


Dokumen dan Rekaman sebagai berikut :
1. Identifikasi
Setiap dokumen tersebut terlebih dahulu harus diidentifikasi dan disiapkan
sesuai dengan kebutuhan operasional oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab
dalam pembuatan setiap dokumen tersebut. Misalnya saja kebutuhan unit kerja
terhadap prosedur untuk melakukan kegiatan identifikasi aspek dan dampak
lingkungan, catatan pemantauan dan pengukuran dan sebagainya.
2. Penomoran dokumen
Penomoran dilakukan terhadap dokumen prosedur, instruksi kerja dan format
sesuai dengan kode masing-masing sehingga memudahkan dalam pencarian,
pengambilan dan penelusuran rekaman terutama mengenai pengelolaan
lingkungan hidup.
3. Pendistribusian
Setiap dokumen yang telah disahkan kemudian didistribusikan kepada unit
kerja terkait.
4. Penyimpanan dokumen
Dokumen disimpan dalam bentuk hard copy, soft. Biro Pengelolaan Sistem
Manajemen bertanggung jawab dalam penyimpanan dokumen.
5. Perubahan/revisi
Dokumen dapat direvisi bila unit kerja memang membutuhkannya sesuai
dengan kondisi operasional.

5.4.5 Kesiapan Tanggap Darurat


Keadaan darurat merujuk kepada kondisi yang tidak diinginkan dimana terjadi
kebakaran, pencemaran, Ledakan, gempa bumi, banjir, dan keracunan. Perusahaan
memiliki prosedur tanggap keadaan darurat yang secara berkala diuji untuk
mengetahui keandalannya pada saat kejadiaan yang sebenarnya. Pengujian
dilakukan oleh personel tim tanggap darurat yang memiliki kompetensi kerja.
Contoh panduan umum yang digunakan PT Pardic Jaya Chemicals dalam
mengantisipasi kondisi darurat dapat dilihat di tabel 5.2 dihalaman berikutnya :
V - 16

Tabel 5.2 Panduan Umum Kondisi Darurat


PT. PARDIC JAYA CHEMICALS
PANDUAN UMUM KONDISI DARURAT
Pengendalian setiap keadaan darurat yang terjadi seperti ;
a. KEBAKARAN :
1. Yang menemukan berteriak Kebakaran….!!!!! / memukul benda…..
2. Tekan tombol alarm terdekat.
3. Padamkan segera dengan tabung Dry Chemical, CO2, Foam atau Hydrant sesuai dengan
jenis kebakaran yang terjadi.oleh karyawan yang terlatih.
4. Meminta bantuan karyawan lain.
5. Lakukan komunikasi sesuai dengan rute komunikasi Tim Gawat Darurat yang ada.
6. Jika Api belum padam dalam waktu 5 menit & membahayakan, segera menuju evakuasi.
Dan segera minta bantuan dari Dinas Pemadam Kebakaran.
b. PENCEMARAN (TUMPAHAN / KEBOCORAN ) :
1. Segera menyetop sumber pencemaran. Segera laporkan sesuai rute komunikasi.
2. Jika terjadi kebocoran gas, jauhi benda-benda yang memicu terjadinya api seperti
prmantik api.
3. Lakukan tindakan pencegahan agar tumpahan / kebocoran tidak meluas / menyebar
dengan menggunakan pasir.
4. Ceceran material ke tanah / lantai dibersihkan dengan kain lap / siram dengan pasir &
kumpulkan dalam wadah..
5. Jika material pencemar sudah mengalir ke dalam got / sungai, segera tutup gate yang
menuju ke aliran sungai, sementara tutup aliran air di dekat tumpahan/ kebocoran
dengan karung pasir, dan air yang tercemar di pompa / diambil dan dimasukan ke dalam
drum untuk pembuangan lebih lanjut.
c. LEDAKAN :
1. Ketahui Sumber ledakan.
2. Apakah menimbulkan api atau tidak
3. Kalau menimbulkan api, segera padamkan seperti point (a).
4. Kalau menimbulkan pencemaran lingkungan, penanggulangan seperti point (b).

d. GEMPA BUMI :
1. Jauhi benda-benda yang kemungkinan akan pecah, seperti kaca, jendela, botol-botol
kimia, dll.
V - 17

2. Jauihi dinding / tembok untuk menghindari kemugkinan retakan dan dinding roboh.
3. Bila berada dekat meja segera berlindung di bawah meja untuk menghindari jatuhnya
benda-benda yang berjatuhan.
4. Bila memungkinkan keluar ruangan menuju area lapang atau Titik Kumpul serta lindungi
kepala.
e. BANJIR
1. Pindahkan barang-barang yang rawan dengan air
2. Perhatikan kabel / stop contact listrik dan segera matikan apabila membahayakan.
3. Perhatikan binatang-binatang yang terbawa air
4. Segera menuju area yang lebih tinggi / aman

f. KERACUNAN
1 Cari racun yang menjadi penyebabnya ( Misalnya dari sisa makanan, Botol bekasnya dll
2 Bersihkan saluran napas penderita dari kotoran, lendir / muntahan.
3 Jangan memberikan pernafasan dengan cara napas buatan dari mulut ke mulut
4 Encerkan racun yang ada dalam lambung sekaligus untuk menghalangi penyerapannya (
Air biasa, Susu, Telur mentah, Activated chachoal / Norit dll )
5 Kosongkan lambung ( bikin muntah )
6 Hubungi Polyclinic / petugas P3K

(Sumber: Departemen HSE PT Pardic Jaya Chemicals, 2015)

5.5 Pemeriksaan
5.5.1 Pemantauan Dan Pengukuran Kinerja
Pemantauan dan pengukuran kerja dilaksanakan untuk pencapaian tujuan dan target
kepatuhan hukum dan persyaratan lainnya, sebagai indikator kepuasan konsumen,
indikator kinerja proses, indikator tampilan produk, indikator performa lingkungan,
indikator peralatan pemantauan dan pengukuran, hasil audit internal dan tindak
lanjut, hasil identifikasi bahaya dan analisis risiko. Kalibrasi peralatan untuk
pengukuran kinerja (misalnya : peralatan yang digunakan untuk pengukuran
kebisingan, pH, spesifikasi produk dan sebagainya) untuk itu PT Pardic Jaya
Chemicals sendiri biasanya melakukan kalibrasi alat dengan pihak perusahaan
V - 18

eksternal yang telah ditunjuk oleh manajemen untuk pengukuran kecepatan aerator
di lagoon demi menjaga kredibilitas data.

Gambar 5.3 Kegiatan Kalibrasi Alat


(Sumber: Data Primer, 2015)

5.5.2 Evaluasi Kesesuaian


Evaluasi kesesuaian berguna untuk mengetahui sejauh mana perusahaan mematuhi
peraturan, perundangan dan persyaratan lainnya serta bagaimana tindak perusahaan
dalam melakukan evaluasi kesesuaian dan pemenuhan standar lain yang relevan
dengan aktivitasnya.
Salah satu landasan penerapan K3 PT Pardic Jaya Chemicals adalah pemenuhan
persyaratan K3 pada perundangan. Sejalan dengan persyaratan perundangan,
PT Pardic Jaya Chemicals secara berkala melakukan evaluasi terhadap pencapaian
perusahaan terhadap perundangan dan persyaratan lain dalam K3 seperti
pengecekan APAR yang bermasalah ataupun pengecekan Kelayakan APD.

Gambar 5.4 Kegiatan Pengecekan APAR


(Sumber: Data Primer, 2015)
V - 19

5.5.3 Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan, Dan


Pencegahan
Setiap Karyawan di area PT Pardic Jaya Chemicals wajib melaporkan insiden dan
kecelakaan yang dapat berpotensi mengancam aset perusahaan, fasilitas, dan cidera
pada manusia dan masyarakat sekitar area perusahaan. Hal ini meliputi:
a) Kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan
b) Kecelakaan yang mengakibatkan kesakitan atau penyakit akibat kerja
c) Kecelakaan yang mengakibatkan luka serius
d) Kecelakaan yang terjadi di area lingkup perusahaan
e) Kecelakaan yang terjadi di luar area perusahaan, tetapi melibatkan aset dan
barang perusahaan
f) Kejadian hampir celaka
g) Pencemaran lingkungan kerja
Jika terjadi hal – hal yang tidak diinginkan diatas, karyawan dapat menghubungi
departemen ataupun regu tanggap darurat (RTD) yang telah ditunjuk oleh
perusahaan, berikut alur proses pelaporan kecelakaan di PT Pardic jaya Chemicals:
ALUR PENANGANAN DAN KOMUNIKASI
KECELAKAAN KERJA
PT PARDIC JAYA CHEMICALS

ORDER
KORBAN / REKAN Section Head Nurfaozan
Verifikasi dan
KENDARAAN investigasi oleh
(214)
KERJA / ATASAN / Dept.Head SH HSE(240)
seksi HSE
0811-862-798
Nilasari
DH HSE (540)
0811-851-355
HR-GA /Poliklinik Rifian Tara Sekretaris P2K3
(Penanganan Sementara) DIV HEAD (180) menyiapkan dan
0811-862-940 mengundang
meeting
emergency

EMERGENCY
Rumah Sakit MEETING
(yang ditunjuk) TIM P2K3

Gambar 5.5 Alur Penanganan Dan Komunikasi Kecelakaan Kerja


(Sumber : Data Departemen HSE PT Pardic Jaya Chemicals, 2015)
V - 20

5.5.4 Audit Internal Dan Eksternal


Audit SMK3 harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui keefektifan
penerapan SMK3. Audit juga diperlukan untuk melihat apakah SMK3 yang
diterapkan oleh PT Pardic jaya Chemicals sesuai standar yang berlaku. PT Pardic
jaya Chemicals telah menerapakan Integrated Management System yang
didalamnya sudah mencakup SMK3 sehingga audit dapat dilakukan dengan lebih
efisien. Audit internal perusahaan dilakukan setiap dua kali dalam setahun.
Sedangkan audit eksternal yang dilakuakan oleh pihak luar dilakukan sekali dalam
dua tahun.

5.6 Tinjauan Manajemen


Tinjauan secara berkala dilaksanakan oleh manajemen perusahaan dalam kurun
waktu setahun sekali. Tinjauan berguna untuk menentukan sejauh mana ketaatan
perusahaan terhadap aturan yang ada. Tinjauan juga mencakup identifikasi
mengenai peluang untuk kemungkinan pengembangan dari sistem manajemen
QESH (Quality, Environtment, Safety, And Health). Tinjauan ulang akan di
integrasikan dengan rapat atau pertemuan manajemen dalam jangka waktu
mingguan atau bulanan untuk setiap lokasi pabrik atau tiap – tiap fungsi yang ada.
Agenda tinjauan perkembangan sistem manajemen dari hari kehari.

5.7 Analisis Ergonomi


5.7.1 Kebisingan
Sumber utama kebisingan terdapat pada lokasi produksi dimana mesin mengemas
produk kedalam drum,serta ruang kontrol. Pembatasan lalu lintas pada perusahaan
juga dilakukan oleh PT Pardic Jaya Chemicals yaitu dengan hanya
memperbolehkan adanya transport sepeda bagi karyawan yang ingin keluar masuk
lingkungan kerja, batas kendaraan bermotor hanya sampai tempat parkir
perusahaan ini. Kendaraan berat yang mengangkut bahan-bahan produksi dan lain-
lain hanya melewati jalur tertentu yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
Kemudian jarak sumber bising dengan pemukiman juga tidak terlalu dekat, untuk
jarak kebisingan dari sumber dengan pemukiman penduduk kurang lebih ±300
V - 21

meter, sehingga kebisingan yang di keluarkan dari mesin boiler dan turbin generator
tidak menjadi gangguan bagi masyarakat sekitar yang sedang beraktifitas. Hal ini
juga dikarenakan tembok yang digunakan oleh PT Pardic Jaya Chemicals terbuat
dari beton yang tebal yang dapat meredam suara bising yang dihasilkan.
Pengendalian pada media bising perusahaan ini telah membuat ruang
kontrol secara terpisah dengan sumber bising (mesin produksi), sehingga karyawan
yang mengontrol pekerjaan tidak terganggu oleh kebisingan dan pekerjaannya pun
dapat terkonsentrasi. Lalu ditinjau dari cara pengendalian terhadap penerima
khususnya pekerja yang bekerja di daerah sekitar kebisingan/ sumber kebisingan
diwajibkan memakai alat pelindung diri. APD yang disediakan di perusahan ini
berupa ear plug dan helmet yang dilengkapi dengan ear muff. Ear Plug dapat
mengurangi tingkat kebisingan hingga 10-20 dB. Sedangkan Headset yang
dilengkapi Ear Muff dapat mengurangi kebisingan hingga 50 dB. Gambar 5.6 di
bawah ini merupakan APD yang digunakan di PT Pardic Jaya Chemicals :

Gambar 5.6 Earplug dan Ear Muff

Pengendalian pada sumber bising (misalnya Control Room) menggunakan


tembok beton yang dapat menahan suara bising dari luar atau kedap suara yang
berfungsi mengurangi penyebaran resiko kecelakaan dan juga berguna untuk
mengurangi getaran dari mesin yang juga dapat mengakibatkan kebisingan.
V - 22

5.7.2 Pencahayaan
Pencahayaan di setiap ruang kerja sudah cukup baik. Selain terdapat lampu
sebagai penerangan juga terdapat jendela sehingga cahaya matahari bias masuk
dalam ruangan. Di beberapa ruangan juga terdapat ventilasi yang berfungsi sebagai
sirkulasi udara dan penerangan dari cahaya matahari.

5.7.3 Kondisi Ruang Kerja


Kondisi ruang kerja di PT Pardic Jaya Chemicals sudah diatur dan ditata dengan
rapi. Kabel – kabel listrik maupun perlatan listrik tertata dengan rapi . kursi kerja
dibuat senyaman mungkin dengan ruang gerak yang cukup. Posisi monitor sudah
sejajar dengan mata, begitu pula peralatan tambahan seperti mouse dan keyboard
terletak tegak lurus dengan lengan tangan

5.8 Peraturan Perundangan yang Digunakan di PT Pardic Jaya Chemicals


Selain OHSAS 18001 : 2007, UU No. 1 Tahun 1970, dan Permennaker No.
Per. 05/ MEN/ 1996 PT Pardic Jaya Chemicals juga menerapkan Beberapa
peraturan yang menjadi referensi pengelolaan K3 di PT Pardic Jaya Chemicals yaitu
1. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan di tempat kerja
3. PP No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
4. PP No. 50 Tahun 2010 tentang Sistem Manajamen Kesehatan
dan keselamatan kerja

implementasi SMK3 PT Pardic Jaya Chemicals dengan peraturan UU No. 1 Tahun


1970 dapat dihalaman berikutnya
V - 23

Tabel 5.3 Implementasi SMK3 PT Pardic Jaya Chemicals dengan UU No. 1 Tahun
1970

Bagian Yang Relevan Implementasi


Isi Ringkasan
Bab Pasal Ayat Sudah Belum
III 3 1 Peraturan perundangan ditetapkan √
syarat-syarat keselamatan kerja
(a) Mencegah dan mengurangi √
kecelakaan
(b) Mencegah, mengurangi dan √
memadamkan kebakaran
(c) Mencegah dan mengurangi bahaya √
peledakan
(d) Memberi kesempatan atau jalan √
menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian
lain yang berbahaya
(e) Memberi pertolongan pada √
kecelakaan
(f) Memberi alat-alat perlindungan diri √
pada para pekerja

(g) Mencegah dan mengendalikan √


timbul atau menyebarluasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap,
uap gas, hembusan angin, cuaca,
sinar, atau radiasi suara dan getaran
(h) Mencegah dan mengendalikan √
tumbulnya penyakit akibat kerja
baik fisik maupun keracunan psikis,
peracunan, infeksi, dan penularan.
V - 24

Bagian Yang Relevan Implementasi


Isi Ringkasan
Bab Pasal Ayat Sudah Belum
(i) Memperoleh penerangan yang √
cukup sesuai
(j) Menyelenggarakan suhu dan √
kelembaban udara yang baik
(k) Menyelenggarakan penyegaran √
udara yang cukup
(l) Memelihara kebersihan, kesehatan √
dan ketertiban
IV 8 (1) Pengurus wajib memeriksakan √
kesehatan tenaga kerja
(2) Pengurus melakukan memeriksaan √
kesehatan tenaga kerja secara
berkala
(3) Norma-norma pengujian kesehatan √
V 9 (1) Pengurus wajib menunjukkan dan √
menjelaskan (b) APD dalam tempat
kerja dan (c) APD bagi tenaga kerja
VI 10 (1) Pembentukan P2K3 √
VII 11 (1) Pengurus wajib melaporkan √
kecelakaan dalam tempat kerja
VIII 12 (b) Tenaga kerja wajib memakai APD √
IX 13 Memasuki tempat kerja wajib taat √
petunjuk keselamatan kerja dan
memakai APD
X 14 (c) Pengurus wajib menyediakan secara √
cuma-Cuma APD

Sumber : Analisis Praktikan 2015

Anda mungkin juga menyukai