Anda di halaman 1dari 61

BAB 1

BEASARAN DAN SATUAN

Kompetensi dasar :
3.1 Memahami konsep besaran pokok, besaran turunan, dan satuan dalam pengukuran
4.1 Menyaji hasil pengukuran besaran fisis menggunakan alat ukur dan teknik yang tepat

Indikator Pencapaian Kompetensi :


3.1.1 Menjelaskan konsep besaran pokok, besaran turunan, satuan, konversi satuan, alat ukur,
pengukuran dan ketidakpastian pengukuran.
3.1.2 Menjelaskan dimensi dan angka penting.
3.1.3 Menjelaskan besaran vektor dan besaran skalar.
4.1.1 Menerapkan pengukuran dengan alat ukur dengan ketelitiannya masing2.
4.1.2 Membedakan besaran vector dan besaran scalar.

A. Besaran dan pengukuran


1. Besaran Pokok dan Besaran Turunan :
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan ANGKA atau NILAI,
misalnya panjang, luas, volume dan kecepatan.
Besaran Menurut Penyusunnya :
a. Besaran pokok :
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
tersusun dari besaran lain.
Besaran pokok terdiri atas TUJUH besaran. Tujuh besaran pokok dan satuannya
berdasarkan sistem satuan internasional (SI) sebagaimana yang tertera pada tabel
berikut.
Tabel 1.1. Besaran Pokok.
No Besaran Pokok Lambang Satuan (SI)
1 Panjang l Meter (m)
2 Massa m Kilogram (kg)
3 Waktu t Sekon (s)
4 Suhu T Kelvin (K)
5 Kuat Arus I Ampere (A)
6 Intensitas cahaya Iv Candela (Cd)
7 Jumlah Zat n Mol (mol)
Selain besaran-besaran pokok tersebut, terdapat dua besaran tambahan dalam SI yaitu :
Tabel 1.2. Besaran Pokok Tambahan.
No Besaran Pokok Lambang Satuan (SI)
1 Sudut Datar - Radian
2 Sudut Ruang - Steradian

b. Besaran turunan :
Besaran turunan adalah besaran-besaran yang diturunkan dari besaran pokok.
Contoh dari besaran turunan adalah luas suatu daerah persegi panjang. Luas sama
dengan panjan dikali lebar, dimana panjang dan lebar keduanya merupakan besaran pokok
panjang.
Perhatikan tabel beberapa besaran turunan, satuan dan dimensi di bawah ini.
Tabel 4.3. Besaran Turunan.
No Besaran Lambang Satuan Bentuk satuan laian dalam SI
1 Gaya F Newton (N) kgms-2 atau kgm/s2
2 Induktansi diri L Henry (H) Wb/A atau kgm2s-2A-2
3 Tekanan P Pascal (Pa) Nm-2 atau N/m2
4 Usaha W Joule (J) Nm atau kgm2/s2
5 Daya P Watt (W) Js-1 atau J/s
6 Tegangan listrik V Volt (V) WA-1 atau W/A
7 Muatan listrik Q Coulomb (C ) As
8 Kapasitas listrik C Farad (F) CV-1 atau C/V

1
2. Satuan dan Konversi.
Satuan adalah ukuran dari suatu besaran yang digunakan untuk mengukur. Atau dengan kata
lain, satuan adalah pembanding dalam pengukuran suatu besaran.
Ada dua macam satuan yang sering digunakan dalam fisika yaitu :
a. Satuan baku : adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara
internasional atau disebut dengan satuan internasional (SI).
Contoh satuan baku : meter, kilogram, detik, dan lain-lain.
Satuan baku yang berlaku secara internasional disebut satuan internasional (SI).
Satuan SI ada dua macam, yaitu:
1) Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
2) Sistem CGS (Centimeter Gram Second)
Table 1.4. Satuan besaran pokok dalam system MKS dan CGS
No Besaran Pokok MKS CGS
1 Panjang Meter Centimeter
2 Massa Kilogram Gram
3 Waktu Sekon Sekon
4 Suhu Kelvin Kelvin
5 Kuat Arus Ampere Stat ampere
6 Intensitas cahaya Candela Candela
7 Jumlah Zat Kilomol Mol
b. Satuan tidak baku : satuan yang tidak diakui secara internasional dan hanya digunakan
pada suatu wilayah tertentu.
Contoh : depa, hasta, kaki, lengan, langkah.
c. Konversi satuan adalah sistem pengubahan satuan dari satuan-satuan sistem Inggris ke
satuan sistem metrik.
Contoh :
1 inci = 2,54 cm = 25,4 mm 1 gauss = 10-4 tesla.
1 feet = 1 kaki = 12 inci = 0,3048 m. 1 dyne = 10-5 newton.
1 yard = 3 feet = 36 inci = 0,914 m. 1 erg = 10-7 joule
1 mil = 5.280 kaki = 1.69 km 1 kalori = 4,2 joule
1 pound (lb) = 0,4536 kg 1 kWh = 3,6 x 106 joule
5
1 atm = 10 pascal. 1 joule = 0.24 kalori
3. Jenis-jenis alat ukur.
Untuk mengukur suatu besaran, diperlukan alat ukur yang memiliki satuan yang baku.
a. Alat ukur panjang.
1) Untuk mengukur panjang suatu benda harus dipilih alat ukur yang sesuai dengan
kondisi benda yang diukur.
2) Contoh alat ukur panjang : mistar (ketelitian sampai 1 mm), meteran pita (ketelitian
sampai 1 cm), jangka sorong (ketelitian sampai 0,1 mm), micrometer sekrup
(ketelitian sampai 0,01 mm).
b. Alat ukur massa.
1) Alat untuk mengukur massa adalah neraca.
2) Contoh neraca : neraca dua lengan, neraca tiga lengan.
c. Alat ukur kuat arus listrik.
Alat ukur besaran arus listrik dapat berupa amperemeter, galvanometer atau
AVOmeter. AVOmeter bahkan dapat digunakan untuk mengukur besaran listrik lainnya
seperti hambatan listrik dan beda potensial listrik.
d. Alat ukur kuat medan magnet.
Alat untuk mengukur kuat medan listrik adalah teslameter.
e. Alat ukur intensitas cahaya.
Alat untuk mengukur intensitas cahaya adalah lux meter.
f. Alat ukur waktu.
Alat untuk mengukur waktu adalaj jam (jam tangan, jam dinding, stopwatch).
g. Alat ukur tekanan darah.
Alat untuk mengukur tekanan darah adalah tensimeter atau sphygmomanometer.

Tugas kelompok :
Presentasikan sebuah gambar alat ukur, bagaimana cara penggunaan dan perhitungannya.

2
B. Dimensi, Angka Penting dan Analisis Vektor dalam Fisika
1. Dimensi.
Dimensi adalah symbol dari suatu besaran. Dimensi juga dibedakan, dimensi besaran pokok
dan dimensi besaran turunan.
Table 1.5. Dimensi besaran pokok.
No Besaran Pokok Satuan Dimensi
1 Panjang Meter (m) L
2 Massa Kilogram (kg) M
3 Waktu Sekon (s) T
4 Suhu Kelvin (K) θ
5 Kuat Arus Ampere (A) I
6 Intensitas cahaya Candela (Cd) J
7 Jumlah Zat Mol (mol) N
Table 1.6. Dimensi besaran turunan.
No Besaran Pokok Satuan Dimensi
1 Luas m2 L2
3
2 Volume m L3
3 Massa jenis kg/m3 ML-3
4 Kecepatan m/s LT-1
2
5 Gaya kgm/s MLT-2
2. Angka Penting.
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri
atassatu atau lebih angka pasti dan satu angka terakhir yang ditaksir atau diragukan.
a. Aturan penggunaan angka penting :
1) Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 1234 (empat angka penting)
23,457 (lima angka penting)
2) Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 203 (tiga angka penting)
1203,76 (enam angka penting)
3) Angka nol yang terletak di sebelah kanan angka bukan nol tanpa desimal tidak
termasuk angka penting kecuali ada penjelasan lain.
Contoh: 7000 (satu angka penting)
34050 000 (lima angka penting) (tanda garis bawah di angka kelima
menunjukkan batas angka penting)
4) Angka nol pada angka decimal kurang dari nol baik yang terletak di sebelah kiri
maupun sebelah kanan tanda koma, bukan angka penting.
Contoh: 0,007 (satu angka penting)
0,348 (tiga angka penting)
5) Angka nol dibelakang angka bukan nol yang terakhir tetapi dibelakang tanda decimal
adalah angka penting.
Contoh : 7,0500 (lima angka penting)
70,500 (lima angka penting)
6) Untuk penulisan notasi ilmiah, jumlah angka penting dilihat dari mantisnya.
Contoh : 2,5 x 103 (dua angka penting)
3,45 x 106 (tiga angka penting)

b. Aturan Pembulatan.
Proses pembulatan angka penting dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Angka yang lebih besar dari 5 dibulatkan ke atas.
Contoh : 3,637 dibulatkan menjadi 3,64
2) Angka yang lebih kecil dari 5 dibulatkan ke bawah.
Contoh: 51,73 dibulatkan menjadi 51,7
3) Angka yang tepat sama dengan 5 diatur sebagai berikut:
 Dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya adalah ganjil. Contoh: 67,35 dibulatkan
menjadi 67,4 (karena 3 angka ganjil).
 Dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya adalah genap. Contoh: 38,45
dibulatkan menjadi 38,4 (karena 4 angka genap).

3
4) Hasil pengukuran yang dipangkatkan, hasilnya adalah bilangan yang mempunyai angka
penting sebanyak angka penting bilangan yang dipangkatkan.
Contoh : (9,2)2 (dua angka penting) = 84,64 = 85 (dua angka penting)
5) Akar dari angka hasil pengukuran memiliki angka penting yang sama banyak dengan
angka yang ditarik akarnya.
Contoh : √ 27 = 2 angka penting = 8,660254 = 8,7 (dua angka penting)

c. Untuk opresai penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dilakukan dengan


ketentuan sebagai berikut :
1) Penjumlahan atau pengurangan dua angka penting atau lebih akan menghasilkan angka
penting yang hanya memiliki satu angka taksiran.

3,2251 (5 AP) 3,4321 (5 AP)


0,215 (3 AP) 0,625 (3 AP)
+ -
3,4401  3,44 (3 AP) 2, 7071  2,717 (4 AP)

Angka yang diberi garis bawah merupakan angka taksiran.

2) Hasil perkalian atau pembagian mempunyai angka penting yang sama jumlahnya
dengan banyaknya angka penting dari faktor yang angka pentingnya sedikit :
3,26 (3 AP) 22,27 (4 AP)
3 (1 AP) 1,2 (2 AP)
x :
9,78  10 (1 AP) 22,725  23 (2 AP)

C. Besaran Vektor dan Besaran Skalar


Besaran Menurut Arah dan Nilainya.
1. Besaran Skalar.
Besaran SKALAR adalah besaran yang HANYA memiliki NILAI. Contoh besaran skalar adalah
massa, panjang, waktu, energi, usaha, suhu, kelajuan, jarak dll.
2. Besaran Vektor.
Besaran VEKTOR adalah besaran yang memiliki NILAI dan ARAH. Contohnya adalah gaya,
berat, kuat arus, kecepatan, percepatan, perpindahan, posisi, dan lain- lain.
Besaran vector memiliki notasi yang dapat digambarkan berupa anak panah atau ruas garis
berarah. Panjang anak panah atau ruas garis menunjukkan nilai atau besar vector, sedangkan
arah panah menunjukkan arah vector.

Penjumlahan dan Pengurangan vektor.


a. Metode segitiga / polygon :

4
b. Metode jajar genjang.

FR F1 F2
= =
sin θ sin θ sinθ

c. Metode analisis vektor :

F1x = F1 cos α1
F1y = F1 sin α1
Besar F1 = F1 x2 + F 1 y2

F1 y
Arah resultan vector = tan a1=¿ ¿
F1 x
F2x = F2 cos α2
F2y = F2 sin α2
Besar F2 = F2 x2 + F 2 y 2

F2 y
Arah resultan vector = tan a2=¿ ¿
F2x
F3x = F3 cos α3
F3x = F3 cos α3
Besar F3 = F3 x2 + F 3 y 2

F3 y
Arah resultan vector = tan a3=¿ ¿
F3x

5
D. Kesalahan Dalam Pengukuran
1. Kesalahan kalibrasi
Yaitu kesalahan dalam pengukuran yang disebabkan karena pembagian skala alat ukur yang
tidak tepat. Hal ini dapat terjadi akibat keadaan alat ukut itu sendiri yang sudah tidak baik
akibat pengaruh usia, suhu, kelembaban, atau hal lainnya.
2. Kesalahan titik nol
Yaitu kesalahan dalam pengukuran yang disebabkan karena alat ukur saat tidak dipakai
tidak menunjuk ke titik nol. Kesalahan ini dapat dihindari dengan cara mengubah
penunjukan skala ukur sebelum digunakan ke titik nol, cara ini dinamakan kalibrasi alat.
3. Kesalahan mutlak alat ukur
Yaitu kesalahan dalam pengukuran akibat penggunaan alat ukur dengan tingkat ketelitian
yang tidak sesuai. Tingkat ketelitian jangka sorong adalah 0.1 mm, jika mengukur panjang
suatu benda dalam kisaran 0.01 mm menggunakan jangka sorong maka pengukuran
tersebut mengalami kesalahan mutlak dari alat ukur.
4. Kesalahan Paralaks
Yaitu kesalahan dalam pengukuran akibat pandangan (penglihatan) si pengukur tidak pada
posisi yang tepat.
5. Kesalahan Kosinus Dan Sinus
Yaitu kesalahan dalam pengukuran akibat penempatan alat ukur yang tidak tepat. Posisi
tersebut membentuk sudut tertentu dari posisi seharusnya.
6. Kesalahan Akibat Benda Yang Diukur
Yaitu kesalahan dalam pengukuran yang terjadi akibat benda yang diukur mengalami
perubahan bentuk.
7. Kesalahan Fatique Pada Pegas
Yaitu kesalahan dalam pengukuran akibat keadaan pegas dalam alat ukur mengalami fatique
(melunak atau melembek).

6
UJI KOMPETENSI 1
1. Energi suatu benda yang dalam system SI 8. Rumus dimensi momentum adalah…
dinyatakan dalam Joule, satuannya dalam A. [M] [L] [T]²‫־‬
satuan besaran pokok adalah : B. [M] [L]-1 [T]-1
A. Kg m² / s² C. [M] [L] [T]-1
B. Kg m / s² D. [M] [L]²‫[ ־‬T]²‫־‬
C. Kg / m s² E. [M] [L]¹‫[ ־‬T]²‫־‬
D. Kg s / m² 9. Pak Gandi membeli 5 meter tali tambang
E. m² / s² kg seharga Rp15.000,-. Yang menyatakan
2. Besaran-besarn berikut yang bukan satuan dalam kalimat tersebut adalah …
merupakan besaran turunan adalah : A. 15.000.
A. momentum B. Rp
B. kecepatan C. 5
C. gaya D. Meter
D. massa E. Tali
E. volume 10. Diantara kelompok besaran berikut, yang
3. Besaran pokok dengan satuan yang benar termasuk kelompok besaran pokok dalam
menurut Sistem Internasional (SI) pada sistem Internasional adalah ….
tabel berikut adalah … A. Panjang, luas, waktu, jumlah zat
No. Besaran Satuan B. Kuat arus, intersitas cahaya, suhu,
1. Suhu detik waktu
2. Massa kilogram C. Volume, suhu, massa, kuat arus
3. Waktu kelvin D. Kuat arus, panjang, massa, tekanan
4. Panjang meter E. Intensitas cahaya, kecepatan,
A. 1 dan 3 percepatan, waktu
B. 2 dan 3 11. Kelompok besaran di bawah ini yang
C. 1 dan 4 merupakan kelompok besaran turunan
D. 2 dan 4 adalah …
E. 3 dan 4 A. Panjang lebar dan luas
4. Besaran yang dimensinya [M] [L]¹ ‫[ ־‬T]² ‫־‬ B. Kecepatan, percepatan dan gaya
adalah … C. Kuat arus, suhu dan usaha
A. gaya D. Massa, waktu, dan percepatan
B. tekanan E. Intensitas cahaya, banyaknya mol dan
C. energi volume
D. momentum 12. Dimensi [M] [L]-1 [T]-2 menyatakan
E. percepatan dimensi : …..
5. Dalam system SI, satuan kalor adalah…. A. Gaya
A. kalori B. Energi
B. Joule C. Daya
C. Watt D. Tekanan
D. derajat Kelvin E. Momentum
E. derajat celcius 13. Besaran pokok panjang dapat diturunkan
6. Besaran-besaran berikut ini yang bukan menjadi …
besaran pokok adalah … A. volume dan daya
A. Panjang B. luas dan volume
B. Massa C. volume dan kuat arus listrik
C. Waktu D. luas dan tegangan
D. Suhu E. massa jenis dan volume
E. Muatan listrik 14. Satuan Standar Internasional (SI) dari
7. Kelompok besaran berikut yang besaran tekanan adalah . . .
semuanya termasuk besaran turunan A. Newton
adalah … B. Pascal
A. usaha, massa jenis, suhu C. Meter
B. daya, gaya, intensitas cahaya D. Amper
C. luas, panjang, volume E. Mol
D. usaha, daya, gaya
E. kuat arus, suhu, waktu

7
E. Dinamo meter
-9
15. Nilai 5 x 10 g dapat dituliskan ... 23. Alat berikut yang digunakan untuk
A. 5 mg mengukur gaya adalah . . .
B. 5 µg A. gaya meter
C. 5 ng B. dynamo meter
D. 5 pg C. ampere meter
E. 5 Mg D. neraca tuas
16. Nilai besaran panjang berikut, yang paling E. hygrometer
kecil adalah ... 24. “ Setelah diukur dengan lebih teliti,
A. 0,1 mm ternyata besarnya adalah 3.75 Amper “.
B. 1 nm Besaran yang disebutkan pada kalimat
C. 60 µm tersebut adalah . . .
D. 0,9 dm A. Tegangan listrik
E. E. 0,001 m B. Arus listrik
17. Besarnya nilai skala terkecil mikrometer C. Intensitas cahaya
sekrup adalah . . . D. Massa
A. 0,01 cm E. Jumlah zat
B. 0,01 mm 25. Perhatikan gambar di bawah ini!
C. 0,1 cm
D. 0,1 mm
E. 0,1 dm
18. Alat pengukur panjang yang lebih teliti
daripada jangka sorong adalah…
A. Hidrometer Panjang kertas adalah …
B. Avometer A. 8,9 cm
C. Amperemeter B. 9,3 cm
D. Cilinder gauge C. 9,1 cm
E. Mikrometer D. 9,4 cm
19. Hasil pengukuran mikrometer berikut E. 9,9 cm
adalah ... 26. Perhatikan gambar di bawah ini!
Bila neraca dalam keadaan setimbang,
maka besar massa batu B adalah ...

A. 3.95 mm
B. 3.45 mm
C. 3.50 mm
D. 2.95 mm
E. 2.45 mm
A. 24,00 kg
20. Besarnya nilai skala terkecil jangka
B. 20,004 kg
sorong adalah . . .
C. 20,04 kg
A. 0,1 cm D. 1 mm
D. 20,0004 kg
B. 0,1 mm E. 1 dm
E. 60 kg
C. 1 cm
27. Hasil pengukuran jangka sorong yang di
21. Alat ukur panjang berikut yang memiliki
tunjukkan pada skala berikut adalah ...
ketelitian paling tinggi adalah . . .
A. Mistar
B. Jangka sorong
C. Mikrometer sekrup
D. Meteran
E. Rol meter
22. Alat yang digunakan untuk mengukur
massa yaitu . . . A. 62,0 mm
A. Neraca tuas B. 62,1 mm
B. Stopwatch C. 63,0 mm
C. Rol meter D. 63, 3 mm
D. Jam digital

8
E. 63, 5 mm 32. Pada pengukuran plat logam diperoleh
28. Voltmeter merupakan alat yang hasil panjang 1.5 m dan lebar 1.25 m.
digunakan untuk mengukur besaran . . . Luas plat menurut satuan angka penting
A. Massa adalah
B. Arus listrik A. 1.8750 m2
C. Tegangan listrik B. 1.875 m2
D. Massa jenis C. 1.88 m2
E. Panjang D. 1.9 m2
29. Alat yang dapat yang digunakan untuk E. 2 m2
mengukur volume batu adalah … 33. Suatu batang logam panjangnya terukur
A. jangka sorong sebesar 2,76 m. dan logam lainnya 5,5 m.
B. mistar ukur panjang total kedua batang logam
C. gelas ukur tersebut menurut aturan angka penting
D. gelas pancuran adalah . . .
E. jangka sorong A. 8,26 m
30. Sebuah kubus mempunyai sisi 16,5 cm. B. 8,2 m
Volume kubus tersebut adalah… C. 8,3 m
A. 4492,125 cm³ D. 8 m
B. 4492,12 cm³ E. 9 m
C. 4492,13 cm³ 34. Kesalahan pengukuran akibat cara
D. 4,49 x 103 cm³ pandang yang kurang pas, dinamakan . . .
E. 4,5 x 103 cm3 A. Kesalahan titik nol
30. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu B. Kesalahan manual
pelat adalah 11,25 m dan 4,6 m. Menurut C. Kesalahan paralaks
aturan angka penting luas lantai adalah… D. Kesalahan mutlak
A. 51,75 m² E. Kesalahan cosinus
B. 51,8 m² 35. Kesalahan titik nol yaitu kesalahan
C. 51,7 m² pengukuran akibat keadaan alat yang
D. 52,0 m² pada posisi awal, skalanya tidak tepat
E. 52 m² menunjuk ke titik nol. Kesalahan ini dapat
31. Nilai 6,023 jika dibulatkan sebesar 3 diantisipasi dengan cara . . .
angka, menjadi . . . A. deviasi
A. 6,01 B. Kalibrasi alat
B. 6,02 C. Membersihkan alat
C. 6,03 D. Memindahkan posisi alat
D. 6,10 E. Mengubah arah pandang
E. 6,12

9
BAB 2
USAHA, ENERGI DAN DAYA

Kompetensi Dasar :
3.2 Memahami konsep usaha, energi, daya dan efisiensi dalam kehidupan sehari-hari.
4.2 Melakukan percobaan untuk menentukan usaha pesawat sederhana

Indikator Pencapaian Kompetensi :


3.2.1 Menjelaskan konsep usaha dan energy.
3.2.2 Menjelaskan konsep usaha sebagai perubahan energy.
3.2.3 Menjelaskan konsep daya.
3.2.4 Menjelaskan Hukum Kekekalan Energi.
3.2.5 Menjelaskan perubahan bentuk energy.
3.2.6 Menjelaskan konsep pesawat sederhana.
4.2.1 Menerapkan Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada berbagai gerak.
4.2.2 Merancang pesawat sederhana (tuas dan bidang miring).
4.2.3 Melakukan percobaan pesawat sederhana.

A. Usaha.
Usaha adalah hasil kali besar perpindahan dengan komponen gaya yang sejajar dengan
perpindahan. Contoh : orang menggeser meja dan meja bergeser. Orang yang mendorong
dinding tetapi dinding tidak bergeser maka dikatakan orang tersebut tidak melakukan usaha.

W = F.s
W = F.s cos α
Keterangan :
W : usaha (Joule)
F : gaya (N)
s : perpindahan (m)

B. Energi
Energi adalah suatu besaran fisis yang dapat menghasilkan usaha. Energi tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat dimusnahkan melainkan dapat ditransformasikan dari satu bentuk ke bentuk
lain.
1. Energi Potensial.
Energi potensial adalah energi yang berkaitan dengan kedudukan suatu benda terhadap suatu
titik acuan, yaitu titik yang akan menjadi dasar penentuan tinggi benda.
a. Energi potensial gravitasi.
EP = m.g.h Keterangan : EP = energy potensial (Joule)
m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian terhadap titik acuan (m)

10
b. Energi potensial pegas.
Energi potensial pegas adalah energy dari sebuah benda elastis yang mengalami
perubahan bentuk karena adanya gaya berupa tekanan.

EP = ½k∆x2 Keterangan : Ep = energy potensial pegas (Joule)


F = k∆x k = konstanta pegas (N/m)
EP = F∆x ∆x = pertambahan panjang (m)
F = gaya yang bekerja pada pegas (N)

c. Energi potensial gravitasi Newton


Mm
EP = G
r2
Keterangan : EP = energy potensial pegas (Joule)
M = massa planet (kg)
m = massa benda (kg)
r = jarak benda ke pusat planet (m)
G = tetapan gravitasi (6.672 x 10-11 Nm2/kg2).
Energi potensial gravitasi Newton selalu bernilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa
untuk memindahkan suatu benda dari suatu posisi tertentu ke posisi lain yang jaraknya
lebih jauh dari pusat planet diperlukan sejumlah energy.

2. Energi kinetik.
Energi kinetik adalah energi yang berkaitan dengan gerak suatu benda. Energi kinetik
didefinisikan sebagai usaha yang dibutuhkan untuk menggerakkan sebuah benda dengan
massa tertentu dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan tertentu.
EK = ½mv2
Keterangan : EK = energy kinetic (Joule)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan gerak suatu benda (m/s)

3. Energi mekanik.
Energi mekanik adalah jumlah energy potensial dan energy kinetic.
EM = EP + EK = mgh + ½mv2

11
C. Usaha sebagai perubahan Energi
Usaha dapat terjadi jika terdapat sejumlah energy. Contoh mendorong benda dilantai yang licin.
Menurut teorema usaha-energi, jika dalam sistem hanya berlaku energi kinetik saja maka usaha
dirumuskan :
W = Fs W = m.a.s
W = ½mvt2 - ½mvo2
W = ∆Ek
Jika dalam sistem hanya terdapat energi potensial maka usaha dirumuskan :
W = ∆EP
W = mgh2 – mgh1

1. Usaha pada bidang datar. F


 Vo  Vo
α
F F cos α
fk fk
s s
W = ∆Ek W = ∆Ek
(F - fk) s = ½m(vt2 – vo2) (Fcos α - fk) s = ½m(vt2 – vo2)

2. Usaha pada bidang miring.

a. Benda didorong dari atas :


W = ∆Ek
(w sin α - fk) s = ½m(vt2 – vo2)
b. Benda ditarik ke atas :
W = ∆Ek
(F sin β – w sin α - fk) s = ½m(vt2 – vo2)

D. Daya
Daya adalah besaran yang menyatakan usaha yang dilakukan persatuan waktu.
W
P= = Fv
t
Keterangan :
P = daya (watt)
W = usaha (joule)
t = waktu (s)
F = gaya (N)
v = kecepatan (m/s)

12
Pada daya diketahui konsep efisiensi, yaitu suatu perbandingan antara usaha atau daya yang
dihasilkan dengan usaha atau daya yang dimasukkan. Rumus efisiensi :
Wout ❑ P out
η= x 100% = x 100%
W¿ P¿
Keterangan :
η = efisiensi (%)
Wout = usaha yang dihasilkan (joule)
Win = usaha yang diperlukan (joule)
Pout = daya yang dihasilkan (watt)
Pin = daya yang diperlukan (watt)

E. Hukum Kekekalan Energi


Bunyi hukum kekekalan energi : energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya
dapat berubah bentuk dari satu energi ke energi lain.
Energi mekanik adalah energi yang dimiliki benda dan terdiri atas energi kinetik dan energi
potensial.
EM = EK + EP.

Hukum kekekalan energi mekanik total menyatakan bahwa besar energi mekanik suatu benda
selalu tetap, selama tidak ada gaya luar yang bekerja.
½mv12 + mgh1 = ½mv22 + mgh2
1. Perubahan bentuk energi.
Energi dapat dipindahkan dari satu benda ke benda lain atau dari satu sistem ke sistem lain.
Perpindahan energi ini disebut transfer energi. Contoh dalam pemanasan air, maka energi
pembakaran yang ada dalam api dipindahkan ke air dalam panci.
2. Penerapan hukum kekekalan energi mekanik pada berbagai gerak.
Contoh penerapan hokum kekekalan energy mekanik pada berbagai gerak adalah ayunan
bandul sederhana dan benda yang diletakkan dipermukaan meja yang licin.

F. Pesawat Sederhana
Pesawat sederhana adalah alat sederhana untuk memudahkan pekerjaan manusia karena
memiliki keuntungan mekanis. Macam-macam pesawat sederhana adalah :
1. Pengungkit atau tuas.
Pengungkit atau tuas adalah pesawat sederhana untuk mengubah efek atau hasil dari suatu
gaya. Perubahan efek ini terjadi karena adanya batang ungkit dengan titik tumpu, titik gaya
dan titik beban yang divariasikan letaknya. Contoh alat yang berprinsip tuas adalah linggis,
gunting dan pembuka botol.
Rumus tuas :

F x lk = w x lb
Keterangan :
F = gaya kuasa
lk = lengan kuasa
w = berat beban.
lb = lengan beban
T = titik tumpu.
Berdasarkan titik tumpunya, tuas dibedakan menjadi tiga kelas yaitu :
a. Titik tumpu diantara lengan kuasa dan lengan beban. Contoh : palu, gunting, linggis.
b. Lengan beban dan titik beban berada diantara titik tumpu dan lengan kuasa.
Contoh : gerobak dan pembuka botol.
c. Lengan kuasa dan titik gayanya berada diantara lengan beban dan titik tumpu.
Contoh : sekop dan pemotong kertas.

13
2. Bidang miring.
Bidang miring adalah permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang berbeda
ketinggiannya. Keuntungan bidang miring, dapat memindahkan benda ke tempat lebih tinggi
dengan gaya yang lebih kecil. Kerugiannya adalah jarak tempuh semakin besar. Keuntungan
bidang miring tergantung panjang landasan bidang miring, tinggi dan sudut kemiringan.
Semakin kecil sudut kemiringan, semakin besar keuntungan mekanis sehingga semakin kecil
gaya kuasa yang harus dilakukan.
Rumus :
Fxs=wxh

Keterangan :
W = berat beban (N)
s = panjang bidang miring (m)
F = gaya (N)
h = tinggi bidang miring dari permukaan tanah.

3. Katrol.
Katrol adalah roda yang berputar pada porosnya, umumnya terdapat tali atau rantai sebagai
penghubungnya. Cara kerjanya seperti pengungkit karena memiliki titik tumpu, kuasa dan
beban. Katrol dibedakan menjadi :
a. Katrol tetap : posisi poros tidak berpindah saat digunakan. Contoh : sumur timba atau
tiang bendera.
b. Katrol bebas : kedudukan atau posisi katrol berubah dan tidak dipasang pada tempat
tertentu (ditempatkan diatas tali). Contoh : alat pengangkat peti kemas.
c. Katrol ganda : perpaduan katrol tetap dan katrol bebas.

4. Roda berporos.
Roda berporos atau roda bergandar adalah bentuk roda yang dihubungkan dengan poros dan
dapat berputar bersama-sama. Contoh : gasing, setir mobil, roda sepeda dan roda kendaraan
bermotor.

14
15
UJI KOMPETENSI 2
1. Jika dimensi panjang, massa dan waktu 7. Benda yang bermassa 700 gram dilempar
adalah L. M dan T, maka dimensi energy ke atas hingga mencapai ketinggian 9 m.
adalah … Perubahan energy potensial benda ketika
A. MLT-2 berada pada ketinggian 5 m (g = 10 m/s 2)
B. ML-2T-2 adalah …
C. MLT-1 A. 28 J
D. ML2T-2 B. 35 J
E. ML-1T-2 C. 42 J
2. Benda bermassa 10 kg berada diatas D. 54 J
bidang datar licin dipengaruhi gaya 100 E. 63 J
N yang membentuk sudut 60o terhadap 8. Benda seberat 10 N berada pada bidang
horizontal, usaha yang dilakukan miring yang licin dengan sudut
adalah… kemiringan 30°. Bila benda meluncur
A. 100 J sejauh 1 m, maka usaha yang dilakukan
B. 150 J gaya berat adalah.... 
C. 200 J
D. 250 J
E. 500 J
3. Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya
terhadap benda sama dengan nol apabila
arah gaya dengan perpindahan benda
membentuk sudut sebesar …  
A. 0o A. 10 sin 30o J.
B. 45o B. 10 cos 30o J
C. 60o C. 10 sin 60o J
D. 90o D. 10 tan 30o J
E. 180o E. 10 tan 60o J
4. Sebuah balok dengan massa 1800 gram 9. Sebuah benda massanya 2 kg jatuh bebas
(g = 10 m/s2) ditarik secara horizontal dari puncak gedung bertingkat yang
selama 4 sekon. Jika balok berpindah 2 tingginya 100 m. Apabila gesekan dengan
m, daya yang dihasilkan adalah … udara diabaikan dan g = 10 m s–2 maka
A. 3600 W usaha yg dilakukan oleh gaya berat
B. 900 W sampai pada ketinggian 20 m dari tanah
C. 225 W adalah..... 
D. 36 W A. 200 joule 
E. 9 W B. 400 joule 
5. Benda dengan massa 3 kg dilempar C. 600 joule
vertical keatas dengan kecepatan awal 20 D. 1.600 joule
m/s. Jika g = 10 m/s2, maka energy E. 2.400 joule 
potensial benda saat mencapai titik 10. Sebuah mobil dengan massa 1 ton
tertinggi adalah … bergerak dari keadaan diam. Sesaat
A. 300 J kemudian kecepatannya 5 m/s. Besar
B. 400 J usaha yang dilakukan oleh mesin mobil
C. 500 J tersebut adalah...
D. 600 J A. 1000 J D. 12.500 J
E. 700 J B. 2.500 J E. 25.000 J
6. Sebuah batu dengan massa 1 kg C. 5.000 J
dilemparkan vertical ke atas dengan 11. Sebuah bola bermassa 500 gram
kecepatan 40 m/s. Energi kinetic batu dilempar vertikal ke atas dari permukaan
pada saat mencapai ketinggian 20 m tanah dengan kecepatan awal 10 m/s.
adalah … Bila g = 10 m/s2 maka usaha yang
A. 100 J dilakukan gaya berat bola pada saat
B. 200 J mencapai tinggi maksimum adalah ….
C. 400 J A. 2,5 J D. 50 J
D. 600 J B. 5,0 J E. 500 J
E. 700 J C. 25 J

16
12. Sebuah benda bermassa 2 kg mula-mula 16. Daya yang dikerahkan oleh sebuah
bergerak dengan kecepatan 72 km/jam. benda yang melakukan usaha sebesar
Setelah bergerak sejauh 400 m, 1000 joule selama 4 detik adalah . . .
kecepatan benda menjadi 144 km/jam. A. 400 watt
Usaha total yang dilakukan benda pada B. 250 watt
saat itu adalah … (g = 10 m/s2) C. 1004 watt
A. 20 J D. 2008 watt
B. 60 J E. 4000 watt
C. 1.200 J 17. Seorang atlet angkat besi mengangkat
D. 2.000 J beban yang massanya 120 kg setinggi 2
E. 2.400 J m di atas permukaan tanah. Jika beban
13. Sebuah balok bermassa 2 kg dari dipertahankan pada ketinggian tersebut
keadaan diam, meluncur dari puncak selama 8 detik, besar daya yang
bidang miring yang licin seperti tampak dikerahkan oleh atlet tersebut adalah . . .
pada gambar. (g = 10 m/s2)
A. 300 watt
B. 2400 watt
C. 3000 watt
D. 12000 watt
E. 19200 watt
18. Sebuah kotak ditarik dengan arah
tarikan seperti gambar berikut.
Besar energi kinetik balok saat sampai di F =30 N
titik B adalah …. (g = 10 m/s2)
60
A. 10 joule
B. 20 joule
C. 30 joule
D. 40 joule
6m
E. 80 joule
Besar usaha yang dilakukan untuk
14. Sebuah bola yang massanya 2 kg jatuh
menarik kotak adalah . . . joule
bebas dari posisi A seperti pada gambar.
A. 15 Joule
B. 30 Joule
C. 30 √ 3 Joule
D. 90 Joule
E. 90 √ 3 Joule
19. Sebuah motor harus mengerahkan gaya
sebesar 5000 N untuk berpindah sejauh
10 m selama 5 s. Besarnya daya yang
dimiliki motor tersebut adalah ...
A. 50000 watt
Ketika sampai di titik B besar energi B. 10000 watt
kinetik sama dengan 2 kali energi C. 25000 watt
potensial, maka tinggi titik B dari tanah D. 2500 watt
adalah …. (g = 10 m/s2) E. 100 watt
A. 80 m D. 40 m 20. Sepeda massanya 40 kg melaju dengan
B. 70 m E. 30 m kecepatan 4 m/s. Agar kecepatannya
C. 60 m bertambah menjadi 10 m/s, diperlukan
15. Sebuah bola bermassa 0,1 kg dilempar usaha sebesar . . . .
mendatar dengan kecepatan 6 m/s dari A. 160 joule
atap gedung yang tingginya 5 m. Jika B. 240 joule
percepatan gravitasi di tempat tersebut C. 400 joule
10 m/s2 maka energi kinetik bola pada D. 720 joule
ketinggian 2 m adalah …. E. 1600 joule
A. 6,8 joule
B. 4,8 joule
C. 3,8 joule
D. 3 joule
E. 2 joule

17
21. Perhatikan gambar berikut. B. 12 joule E. 30 joule
C. 20 joule
F 27. Sebuah batu dijatuhkan ke air dari
ketinggian 8 m di atas permukaan air.
Jika massa batu tersebut 0.3 kg dan
percepatan grafitasi 10 m/s2, besar
X kecepatan gerak batu saat menyentuh
Sebuah kotak massanya 10 kg didorong permukaan air adalah . . .
dengan gaya F yang besarnya 15 N A. m/s
hingga kotak tersebut berpindah sejauh B. 4 √ 10 m/s
X. Jika X bernilai 5 m dan kotak terletak C. 10 m/s
pada lantai yang licin, maka besarnya D. 20 m/s
usaha yang dilakukan untuk mendorong E. 24 m/s
kotak tersebut adalah . . . 28. Seekor katak massanya 50 gram
A. 25 joule D. 100 joule melompat ke arah vertikal dengan
B. 50 joule E. 150 joule kecepatan 2 m/s. Ketinggian maksimum
C. 75 joule yang akan dicapai katak tersebut adalah .
22. Seorang petugas PLN massa tubuhnya 60 . . (g = 10 m/s)
kg berada pada ketinggian 2 m di suatu A. 0.1 m
tiang listrik. Jika orang tersebut naik ke B. 0.2 m
ketinggian 5 m, besar usaha yang C. 0.3 m
harus dilakukan adalah… (g = 10 m/s2) D. 0.4 m
A. 1800 joule D. 5000 joule E. 0.5 m
B. 2000 joule E. 6000 joule 29. Diding mengendarai motornya dengan
C. 3000 joule kecepatan 60 m/s, untuk menambah
23. Sebuah tanki penampung air terletak kecepatannya menjadi 80 m/s,
pada ketinggian 8 m. Jika massa tanki diperlukan usaha sebesar . . .(massa
beserta isinya 1200 kg, besarnya energi Diding dan motornya 200 kg)
potensial tanki tersebut adalah . . . (g = A. 120000 joule
10 m/s2) B. 160000 joule
A. 24 joule D. 98000 joule C. 180000 joule
B. 48 joule E. 112000 joule D. 260000 joule
C. 96000 joule E. 280000 joule
24. Rahmat mengendarai sepeda motor 30. Sebuah benda massanya 1 kg tergantung
dengan kecepatan 40 m/s. Jika massa pada suatu tali sepanjang 1 m seperti
tubuh Rahmat dengan motornya 250 kg, pada gambar.
besarnya energi kinetik yang dihasilkan
adalah . . . Jika benda tersebut didorong dalam arah
A. 10000 joule mendatar hingga bergerak dengan
B. 25000 joule kecepatan mula-mula 6 m/s, maka benda
C. 100000 joule tersebut akan berayun hingga mencapai
D. 150000 joule ketinggian . . .
E. 200000 joule
25. Mobil yang massanya 1000 kg, jika
bergerak dengan kecepatan 5 m/s akan
memiliki energi kinetik sebesar.. ...
A. 1000 joule
B. 5000 joule
C. 10000 joule
D. 12500 joule
E. 500000 joule
26. Suatu buah kelapa berada di atas pohon
yang tingginya 12 m dari permukaan
tanah. Jika massa kelapa tersebut 0.2 kg
dan percepatan grafitasi 10 m/s2,
besarnya energi potensial yang dimiliki A. 1.2 m
kelapa tersebut adalah . . . B. 1.8 m
A. 10 joule D. 24 joule C. 2.0 m
D. 2.4 m

18
E. 3.2 m

19
BAB 3
SIFAT MEKANIK BAHAN

Kompetensi Dasar :
3.3 Menganalisis sifat elastisitas bahan
4.3 Menyajikan hasil percobaan tentang elastisitas benda

Indikator Pencapaian Kompetensi :


3.3.1 Menjelaskan konsep elastisitas bahan (regangan, mampatan dan geseran serta tegangan).
3.3.2 Menjelaskan kurva tegangan dan regangan.
3.3.3 Menjelaskan konsep modulus elastisitas, geser dan bulk.
3.3.4 Menjelaskan Hukum Hooke.
3.3.5 Menjelaskan konsep ketangguhan dan kekerasan bahan.
4.3.1 Merancang percobaan elastisitas bahan (pegas).
4.3.2 Melakukan percobaan elastisitas bahan (pegas).

A. Elastisitas Bahan
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah
gaya luar yang diberikan kepada benda itu ditiadakan. Contoh benda elastis adalah pegas dan
karet. Benda yang tidak elastis disebut benda plastis. Contoh benda plastis adalah tanah liat dan
plastisin.
Jika dua gaya sejajar sama besar dan berlawanan arah dikerjakan pada benda padat, cair atau
gas, bentuk benda akan berubah. Perubahan ini disebut deformasi. Deformasi dipengaruhi oleh
kekuatan, kekerasan, kekenyalan, plastisitas, ketangguhan dan kelelahan benda.

1. Regangan, mampatan dan geseran.


Ada tiga perubahan pada benda akibat adanya gaya yaitu :
a. Regangan (strain).
Regangan adalah perubahan yang terjadi pada panjang benda karena gaya tarik yang
bekerja pada benda, sehingga benda mengalami pertambahan panjang.
Regangan ada tiga macam yaitu :
1) Regangan tarik.
Regangan tarik (e) adalah perbandingan antara pertambahan panjang suatu benda
dengan panjang mula-mula.
∆ l l−lo
e= =
lo lo
Keterangan :
e = regangan tarik.
∆ l = pertambahan panjang (m)
lo = panjang mula-mula (m)
l = panjang akhir (m)

2) Regangan tekan.
Regangan tekan (e) terjadi apabila benda diberikan gaya tekan. Rumusnya sama
dengan regangan tarik, hanya tandanya berlawanan (negative)

3) Regangan geser.
Regangan geser (γ ) adalah perbandingan besar pergeseran x terhadap ketinggian
bidang geser (h).
∆x
γ=
h
Keterangan :
γ = regangan geser.
∆x = perubahan pergeseran (m)
h = ketinggian benda atau ketinggian bidang geser (m)

20
b. Mampatan.
Mampatan adalah perubahan bentuk yang terjadi pada benda jika ada gaya dorong yang ,
bekerja pada salah satu atau dua sisi benda dengan arah menuju titik pusat, sehingga
benda mengalamipemendekan sejauh ∆ l

c. Geseran.
Geseran adalah perubahan bentuk yang terjadi pada benda jika dua gaya yang sama besar
dan berlawanan arah diberikan pada benda disetiap bidang sisi, sehingga benda
mengalami pergeseran sejauh ∆ l .

2. Tegangan (stress)
Tegangan adalah perbandingan gaya tarik terhadap luas penampang. Rumus :
F
τ=
A
Keterangan :
τ = tegangan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas penampang (m2)

B. Modulus Elastisitas, Geser dan Bulk


1. Modulus elastisitas (Modulus Young).
Modulus Young adalah perbandingan antara regangan dengan tegangan yang diberikan pada
suatu benda.
e Flo
E= =
τ A∆l
Keterangan :
e = regangan tarik.
∆ l = pertambahan panjang (m)
lo = panjang mula-mula (m)
F = gaya (N)
τ = tegangan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas penampang (m2)
Modulus elastisitas ini menyatakan kekuatan atau ketahanan bahan dalam menerima
deformasi elastis. Makin besar nilai modulus elastisitasnya, makin kuat bahan tersebut.

2. Modulus geser.
Modulus geser adalah perbandingan antara tegangan geser dengan regangan geser. Modulus
geser hamper sama dengan modulus young, tetapi berbeda pada arah gaya tegangan yang
terjadi. Pada tegangan geser, gaya digambarkan secara tangensial sehingga arah regangan
gesernyapun berbeda.
τg
G=
γ
Keterangan :
G = modulus geser (N/m2)
τ = tegangan (N/m2)
γ = regangan geser.

3. Modulus Bulk.
Modulus bulk adalah perbandingan tekanan terhadap perubahan volume dibagi volume awal
benda.
−∆ P
B = ∆V
V
Keterangan :

21
B = modulus bulk (N/m2).
∆ V = perubahan volume (m3)
V = volume awal benda (m3)
∆ P = perubahan tekanan (Pa)
Tanda negatif menunjukkan bahwa ketika ada tekanan pada benda, volume benda tersebut
berkurang.
Table 3.1. nilai modulus elastisitas, geser dan bulk beberapa bahan.

Bahan Modulus young E Modulus geser G Modulus bulk B


(N/m2) (N/m2) (N/m2)
Aluminium 7,0 x 1010 2,5 x 1010 7,0 x 1010
Kuningan 9,1 x 1010 3,5 x 1010 6,1 x 1010
Tembaga 11 x 1010 4,2 x 1010 14 x 1010
Baja 20 x 1010 8,4 x 1010 16 x 1010
Tungsten 35 x 1010 14 x 1010 20 x 1010
Gelas/kaca 6,5 – 7,8 x 1010 2,6 – 3,2 x 1010 5,0 – 5,5 x 1010
Batu kuarsa 5,6 x 1010 2,6 x 1010 2,7 x 1010
Air - - 0,21 x 1010
Air raksa - - 2,8 x 1010
Nikel 20,7 x 1010 7,6 x 1010 -

C. Hukum Hooke
Hukum Hooke : “ jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas bahan, pertambahan panjang
pegas berbanding lurus atau sebanding dengan gaya tariknya”.
F = - k∆ x
Keterangan :
F = gaya yang diberikan pegas (N)
k = konstanta pegas (N/m)
∆ x = pertambahan panjang (m)
Tanda negative menunjukkan bahwa arah gaya pemulih selalu menuju titik setimbang dan
berlawanan dengan arah gaya penyebabnya atau arah simpangannya, namun dalam notasi
scalar, tanda negative dihilangkan.

Jika suatu pegas diberi beban, kemudian ditarik sehingga diperoleh simpangan tertentu, lalu
tarikan dilepaskan, pegas akan bergerak bolak-balik melalui titik setimbang. Gerakan yang
relative teratur ini disebut gerak harmonik. Rumusnya :
m 1 1 k
T = 2π

Keterangan :
k
, f= =
T 2π √ m

T = periode (s)
f = frekwensi (Hz)
m = massa beban (kg)
k = konstanta pegas (N/m)

1. Hukum Hooke untuk susunan pegas.


a. Susunan seri pegas.
Prinsip susunan seri beberapa pegas adalah sbb :
1) Gaya tarik pegas pengganti sama besar dengan gaya tarik yang dialami tiap pegas.
F = F1 = F2 =…

Pertambahan panjang pegas pengganti seri x sama


dengan total pertambahan panjang tiap-tiap pegas.
∆x = ∆x1 + ∆x2
Hubungan antara tetapan gaya pegas pengganti (ks) :
1 1 1
= +
ks k 1 k 2
Jika terdapat beberapa pegas yang tidak identik maka :

22
1 1 1 1
= + + +…
ks k 1 k 2 k 3
Jika terdapat n pegas yang identik maka :
k
ks =
n
b. Susunan pegas parallel :
Prinsip susunan parallel beberapa pegas :
1) Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya tarik pada tiap-tiap pegas.
F = F1 + F2 +…

2) Pertambahan panjang pegas pengganti sama dengan pertambahan panjang tiap-tiap


pegas.
∆x = ∆x1 = ∆x2 = ∆x…
Hubungan antara tetapan gaya pegas pengganti (kp) :
kp = k1 + k2
Jika terdapat beberapa pegas yang tidak identik maka :
kp = k1 + k2 + k3 + …
Jika terdapat n pegas yang identik maka :
kp = nk
c. Susunan seri-paralel pegas.
Pada susunan pegas seri parallel, system pegas terdiri atas beberapa pegas yang disusun
secara seri dan parallel.

Cara menghitung besar konstanta pegasnya :


1) Hitung kp pegas : k1, k2 dan k3.
2) Hitung ks = kp, k4 dan k5.

2. Hukum kekekalan energi untuk sistem pegas.


Bunyi hukum kekekalan energi mekanik adalah jika pada suatu sistem bekerja gaya yang
bersifat konservatif, energi mekanik sistem akan tetap sama.
EM1 = EM2
EK1 + EP1 = EK2 + EP2
Energi potensial pegas sama dengan nol ketika pegas tidak mengalami tarikan atau tekanan.
Energi potensial pegas akan maksimum ketika pegas mengalami perubahan panjang
maksimum. Rumusnya :
EP = ½k∆x2 = ½F∆x

23
Energi kinetic pegas sama dengan nol ketika pegas dalam kondisi diam sehingga
persamaannya menjadi :
EM = EP = ½k∆x2
Jika system dikenai gaya dari luar, misalnya gaya gesekan maka persamaannya berubah
menjadi :
Wluar + (EKb + EPb + EPp) awal = (EKb + EPb + EPp) akhir
Keterangan :
Wluar = usaha luar (J)
EKb = energi kinetik benda (J)
EPb = energi potensial benda (J)
EPp = energi potensial pegas (J)

D. Ketangguhan dan Kekerasan Bahan


1. Ketangguhan (Toughness)
Ketangguhan adalah jumlah energi yang dapat diserap suatu benda sebelum benda itu patah.
Satuan joule. Energi yang diserap digunakan untuk berdeformasi, mengikuti arah
pembebanan yang dialami. Pada umumnya ketangguhan menggunakan konsep yang sukar
didefinisikan atau dibuktikan.
2. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan adalah ukuran ketahanan suatu benda terhadap deformasi plastis lokal. Nilai
kekerasan hanya dihitung pada tempat dilakukannya pengujian (lokal), sedangkan pada
tempat yang lain mungkin kekerasan benda berbeda. Akan tetapi nilai kekerasan suatu benda
seringkali diperlakukan homogeny (sama) disetiap titik.
Pengujian kekerasan suatu bahan dapat dilakukan untuk mengetahui kekerasan suatu
material serta sifat mekanik lainnya, seperti kekuatan bahan itu sendiri. Pada pengujian
kekerasan dengan metode penekanan, penekan kecil (identor) ditekankan pada permukaan
bahan. Kedalaman atau hasil penekanan merupakan fungsi dari nilai kekerasan. Semakin
lunak suatu bahan, semakin luas dan semakin dalam akibat penekanan tersebut, maka
semakin rendah nilai kekerasannya.

24
UJI KOMPETENSI 3

1. Suatu karet ditarik dengan gaya 40 N. 25.000 N/m. Jika ditarik dengan gaya F
Jika konstanta pegas karet 2000 N/m, hingga panjangnya bertambah sebesar 2
berapa pertambahan panjang karet? cm, berapa besar energi potensial benda
A. 1 × 10-2 m tersebut?
B. 2 × 10-2 m A. 1 joule D. 4 joule
C. 3 × 10-2 m B. 2 joule E. 5 joule
D. 4 × 10-2 m C. 3 joule
E. 5 × 10-2 m 8. Suatu pegas menahan beban hingga
2. Sebuah benda panjangnya 2 m. Setelah energi potensialnya 48 joule. Jika beban
ditarik dengan gaya 10 N panjangnya pada pegas tersebut ditambahkan hingga
bertambah menjadi 2.02 m. Besar energi potensialnya menjadi 136 joule,
konstanta pegas benda tersebut adalah . . berapa besar usaha yang dialami pegas?
A. 500 N/m A. 37 joule
B. 50 N/m B. 102 joule
C. 5 N/m C. 184 joule
D. 0.5 N/m D. 88 joule
E. 0.05 N/m E. 65 joule
3. Sebuah pegas ditarik hingga panjangnya 9. Sebuah benda konstanta pegasnya 2000
bertambah sebesar 8 cm. Jika konstanta N/m, ditarik hingga panjangnya
pegasnya 2400 N/m hitung besarnya bertambah 1 cm. Jika gaya tarik tersebut
energi potensial pegas! diperkuat hingga pertambahan panjang
A. 2.68 joule pegas menjadi 3 cm, besarnya usaha
B. 3.28 joule yang diterima oleh benda adalah ……
C. 4.00 joule A. 0.32 joule
D. 7.68 joule B. 0.35 joule
E. 8.00 joule C. 0.80 joule
4. Seutas kawat sepanjang 10 m digunakan D. 1.08 joule
untuk menahan beban 20 kg. Jika luas E. 1.40 joule
penampang kawat 4mm2, dan g = 10 10. Suatu pegas meregang hingga energi
m/s2, maka tegangan kawat adalah … potensialnya 200 joule. Jika pegas
A. 3 x 107 N/m2 tersebut kemudian ditarik hingga energi
B. 4 x 107 N/m2 potensialnya 320 joule, besarnya usaha
C. 5 x 107 N/m2 yang dikerahkan untuk menarik pegas
D. 6 x 107 N/m2 tersebut adalah . . . .
E. 7 x 107 N/m2 A. 215 joule
5. Energi potensial pegas karet yang B. 120 joule
meregang 2 cm adalah 600 joule. Besar C. 340 joule
konstanta pegas karet tersebut adalah . . . D. 540 joule
A. 3 × 106 N/m E. 72000 joule
B. 4 × 106 N/m 11. Besarnya gaya pegas bernilai negatif
C. 8 × 106 N/m yang artinya . . . .
D. 2 × 107 N/m A. nilainya kecil
E. 4 × 107 N/m B. nilainya besar
6. Suatu benda lentur memiliki konstanta C. gayanya sangat lemah
pegas 600 N/m. Jika ditarik dengan gaya D. arahnya ke bawah
30 N berapakah pertambahan panjang E. arahnya berlawanan dengan arah
benda tersebut? gerak
A. 0.01 m
B. 0.02 m
C. 0.05 m
D. 25 m
E. 520 m

7. Konstanta pegas suatu benda adalah 12. Perhatikan gambar berikut :

25
KK elastisitasnya 6 × 1011 N/m2. Jika ditarik
ac dengan gaya 100 N hitunglah
Kb pertambahan panjang benda tersebut!
A. 4.0 × 10-6 m
B. 3.0 × 10-5 m
C. 2.5 × 10-5 m
D. 2.0 × 10-4 m
E. 2.5 × 10-4 m
18. Modulus elastisitas suatu bahan adalah 3
× 1012 N/m2. jika tegangan yang dialami
Jika nilai Ka = Kb = Kc = 3000 N/m, besar bahan tersebut 15 × 105 N/m2. besarnya
konstanta gabungan pegas di atas adalah regangan yang dialami bahan adalah. . . .
A. 2000 N/m. D. 8000 N/m A. 5 × 10-7
B. 4000 N/m. E. 1000 N/m B. 6 × 10-7
C. 6000 N/m. C. 7 × 10-7
13. Sebuah motor dilengkapi dengan 4 buah D. 8 × 10-7
pegas. Jika motor tersebut dibebani E. 18 × 10-7
muatan sebesar 180 N, ke empat pegas 19. Suatu benda jika ditarik pada keadaan
tersebut berubah panjangnya sebesar 9 tertentu dan kemudian gaya dilepas,
cm. Besar konstanta pegas masing- maka benda tersebut memiliki sifat tidak
masing pegas tersebut adalah . . . . kembali ke bentuk semula. Sifat seperti
A. 250 N/m ini disebut sifat …
B. 300 N/m A. Kekerasan.
C. 400 N/m B. Kekuatan.
D. 500 N/m C. Plastis.
E. 1000 N/m D. Elastik
14. Sekantung buah digantung pada suatu E. Keliatan
benda pegas, ternyata benda pegas 20. Diberikan gaya pada suatu pegas 200 N
tersebut bertambah panjang sebesar 3 dengan luas penampang batang 50 m 2.
cm. Jika besar konstanta pegas benda Berapa tegangan yang dihasilkan dari
tersebut 2000 N/m, berat sekarung pegas tersebut?
beras tersebut adalah . . . . A. 9,0 N/m2
A. 10 N D. 70 N B. 5,0 N/m2
B. 50 N E. 100 N C. 4,0 N/m2
C. 60 N D. 3,0 N/m2
15. Modulus elastisitas atau modulus Young E. 2,5 N/m2
adalah ukuran kekuatan suatu bahan, 21. Sebuah batang elastik panjangnya 4 m
yang besarnya merupakan . . . . dan luas penampang 1,5 cm2. Ketika
A. perbandingan antara tegangan batang tersebut digantungi beban 330 kg
dengan regangan ternyata meregang 0,7 mm. Besarnya
B. perbandingan anrara regangan modulus Young bahan batang tersebut
dengan tegangan adalah …
C. perbandingan antara perubahan A. 1,23 x 1010 N/m2
panjang bahan dengan panjang benda B. 1,50 x 1010 N/m2
sebelum diberi perlakuan C. 3,30 x 1010 N/m2
D. perbandingan antara gaya dengan D. 4,32 x 1010 N/m2
luas penampang bahan E. 5,25 x 1010 N/m2
E. perbandingan antara luas penampang 22. Besarnya tegangan yang dilakukan pada
bahan dengan gaya sebuah batang adalah 2 x 106 N/m2. Jika
16. Tegangan suatu bahan adalah 3 ×10 6 Pa. panjang batang adalah 4 m dan modulus
Jika regangannya 2 × 10-2, besar modulus elastisitasnya 2,5 x 108 N/m2, maka
elastisitas bahan tersebut adalah . . . pertambahan panjang batang adalah …
A. 15 × 107 Pa A. 0,8 cm D. 5,0 cm
B. 14 × 107 Pa B. 1,6 cm E. 6,4 cm
C. 13 × 107 Pa C. 3,2 cm
D. 12 × 107 Pa D. 5,0 cm
E. 16 × 107 Pa 23. Sebuah pegas dengan panjang mula –
17. Suatu benda luas penampangnya 2 cm2, mula 10 cm kemudian diberi beban
panjangnya 4 m dan modulus ternyata panjangnya menjadi 12 cm.

26
Besarnya regangan pegas adalah … meregangkan pegas tersebut sepanjang 2
A. 0,2 cm diperlukan gaya sebesar…
B. 0,2 cm A. 0,8 N
C. 0,2 N B. 1,6 N
D. 2 C. 2,4 N
E. 2 m D. 3,2 N
24. Sebuah kawat luas penampangnya 4 E. 4,0 N
mm2 dan panjangnya 10 m. Kawat 29. Sepotong kawat logam homogen dengan
diregangkan dengan gaya 48 N. Jika panjang 140 cm dan luas penampangnya
modulus young kawat 12 x 10 10N/m2. 2 mm2 ketika ditarik dengan gaya
Berapa pertambahan panjang kawat? sebesar 100 N bertambah panjang 1 mm.
A. 14 x 10-4 m Modulus elastik bahan kawat logam
B. 13 x 10-4 m tersebut adalah….
C. 12 x 10-4 m A. 7 × 108 N/m2
D. 11 x 10-4 m B. 7 × 109 N/m2
E. 10 x 10-4 m C. 7 × 1010 N/m2
25. Sepotong kawat homogen panjangnya D. 7 × 1011 N/m2
140 cm dan luas penampangnya 2 mm 2. E. 7 × 1017 N/m2
Ketika ditarik dengan gaya sebesar 100 30. Sebuah pegas dengan panjang mula –
N, bertambah panjang 1 mm. Modulus mula 10 cm kemudian diberi beban
elastik bahan kawat tersebut adalah … ternyata panjangnya menjadi 12 cm.
A. 7 x 108 N/m2 Besarnya regangan pegas adalah …
B. 7 x 109 N/m2 A. 0,2
C. 7 x 1010 N/m2 B. 0,2 cm
D. 7 x 1011 N/m2 C. 0,2 N
E. 7 x 1012 N/m2 D. 1,2 cm
26. Suatu pegas akan bertambah panjang 10 E. 2 cm
cm jika diberi gaya 30 N. Pertambahan
panjang pegas jika diberi gaya 21 N
adalah …
A. 2 cm
B. 3 cm
C. 5 cm
D. 6 cm
E. 7 cm
27. Seorang anak yang massanya 50 kg
bergantung pada ujung sebuah pegas
sehingga pegas bertambah panjang 10
cm. Tetapan pegas bernilai…
A. 0.5 N/m
B. 5 N/m
C. 50 N/m
D. 500 N/m
E. 5000 N/m

28. Untuk meregangkan sebuah pegas


sebesar 4 cm diperlukan usaha 0,16 J.
Gaya yang diperlukan untuk

27
BAB 4
GETARAN DAN GELOMBANG

Kompetensi Dasar :
3.4 Menganalisis hubungan antara getaran dan gelombang serta besaran-besaran nya yang terkait
4.4 Mendemonstrasikan fenomena gelombang dengan peralatan sederhana

Indikator Pencapaian Kompetensi :


3.4.1 Menjelaskan konsep getaran dan gelombang.
3.4.2 Menjelaskan konsep gelombang berjalan dan gelombang stasioner.
3.4.3 Menjelaskan konsep gelombang bunyi dan gelombang cahaya.
3.4.4 Menjelaskan konsep gelombang dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.
3.4.5 Menentukan hubungan antara getaran dan gelombang terhadap teknologi dalam kehidupan
sehari-hari.
4.4.1 Mempraktekkan fenomena getaran dan gelombang dengan peralatan sederhana.

A. Getaran
Pada umumnya setiap benda dapat melakukan getaran. Suatu benda dikatakan bergetar jika
benda bergerak bolak-balik melalui titik kesetimbangan. Kesetimbangan yang dimaksud adalah
keadaan saat suatu benda berada pada posisi diam, jika tidak ada gaya yang bekerja padanya.
Getaran mempunyai amplitudo yang sama sepanjang waktu getaran.
1. Getaran pada Bandul Pendulum.

Satu getaran penuh adalah gerak dari posisi A-B-C-B-A. Titik A merupakan titik
Kesetimbangan.
a. Amplitudo getaran.
Amplitudo getaran adalah simpangan terbesar yang dihitung dari kedudukan seimbang.
Simbol A, satuan meter. Simpangan terjauh bandul pada gambar dengan jarak lurus dari
titik b ke titik A – B = jarak lurus A ke titik C.
b. Periode getaran.
Periode getaran adalah waktu yang digunakan dalam satu getaran (A – B – C – B – A).
Simbol T satuan sekon (s). Periode getaran tidak tergantung pada amplitudo getaran.
t
T= ,
n
Keterangan :
T = periode (s)
t = waktu (s)
n = jumlah getaran
c. Frekwensi getaran.
Frekwensi getaran adalah jumlah getaran yang dilakukan oleh system dalam satu sekon.
Simbol f, satuan Hz (Hertz).
1 n
f= = dimana f = frekwensi (Hz atau s-1)
T t
Untuk ayunan bandul dengan sudut simpangan θ :

28
Berdasarkan Hukum II Newton :
F = m.a
-m.g sin θ = m.a

-m.g ( yl ) = m (-(ω2y))

g
= ω2
l
g 2π 2
l
= ( )
T
l g
T =2 π

Keterangan :
g √
, f = 2π
l

T = perioda (s)
f = frekwensi (Hz)
g = percepatan gravitasi (10 m/s2)
l = panjang tali (m)

2. Getaran pada Pegas.


Jika suatu pegas diberi beban, kemudian ditarik sehingga diperoleh suatu simpangan tertentu,
kemudian tarikan dilepaskan, pegas akan bergerak bolak-balik melalui titik setimbang.
Periode dan frekwensi gerak harmonik sederhana ini dinyatakan dengan :
m k
T =2 π

Keterangan :
k √
, f = 2π
m

m = massa beban (kg)


k = konstanta pegas (N/m)

a. Simpangan pada Gerak Harmonik.


Pada gerak harmonik dikenal simpangan suatu getaran yang dapat digambarkan dalam
suatu fungsi sinusoidal dan dilukiskan dengan sebuah proyeksi gerak melingkar
beraturan. Jika gerak melingkar beraturan telah menempuh sudut fase sebesar θ dari
kedudukan awalnya berlawanan dengan jarum jam, besar sudut fasenya dirumuskan sbb :

Θ = ωt = 2 πft= t
T
Keterangan :
θ = sudut fase (rad)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
Secara matematis, simpangan pada gerak harmonic dirumuskan :
y = A sin θ
y = A sin ωt
y = A sin 2 πft
Keterangan :
y = simpangan (m)
A = amplitude (m)

b. Energi Getaran Harmonik Sederhana.


Energi pada getaran meliputi energi kinetik, energi potensial dan energi mekanik.

29
1) Energi kinetik :
EK = ½mv2.
= ½kA2 cos2 ωt (v = ωA cos ωt)
= ½k(A2 – y2) (k = mω2)
EKmaks terjadi saat nilai y = 0 sehingga EKmaks = ½kA2.
2) Energi potensial :
EP = ½ky2. (y = A sin ωt)
= ½kA2 sin2 ωt
EPmaks terjadi saat nilai sin ωt = 1 sehingga EPmaks = ½kA2
3) Energi mekanik :
EM = EP + EK
= ½ky2 + ½k(A2 – y2)
= ½kA2
B. Gelombang
1. Gelombang berdasarkan Arah Rambatannya.
a. Gelombang transversal.
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah
rambatnya. Dalam perambatannya, timbul lembah dan bukit gelombang. Contoh :
gelombang pada permukaan air, gelombang pada tali.

b. Gelombang longitudinal.
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah dengan arah
rambatnya. Dalam perambatannya, gelombang longitudinal menimbulkan rapatan dan
regangan. Contoh : slinki (pegas) yang diberi usikan mendatar, gelombang bunyi.

2. Gelombang berdasarkan Medium Rambatnya.


a. Gelombang mekanik.
Gelombang mekanik adalah gelombang yang terjadi karena gangguan mekanis pada suatu
titik yang kemudian menyebar keseluruh bagian sehingga terjadi perulangan yang sama.
Gelombang mekanik merambatkan energi dan untuk perambatannya memerlukan
medium. Kecepatan rambatnya lebih kecil dari kecepatan cahaya dalam ruang hampa.
Contoh : gelombang bunyi, gelombang pada permukaan air dan gelombang pegas.

b. Gelombang elektromagnetik.
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat tanpa memerlukan
medium. Contoh : gelombang cahaya, radar, sinar x, sinar UV. Kecepatan gelombang ini
sama dengan cepat rambat cahaya dalam ruang hampa.
Gelombang elektromagnetik merupakan kombinasi antara gelombang medan listrik €,
yang arahnya sejajar sumbu Y dan gelombang medan magnet (B) yang arahnya sejajar
sumbu Z, tetapi arah perambatannya ke arah sumbu X positif.

30
Pada gelombang ada 4 besaran yaitu :
a. Perioda (T) : waktu yang diperlukan satu gelombang untuk melewati satu siklus gelombang,
satuan (s).
b. Frekwensi (f) : jumlah gelombang yang terjadi tiap satu sekon, satuan (Hz)
c. Panjang gelombang ( λ ¿ : jarak yang ditempuh gelombang setiap satu periode, satuan (m).
d. Cepat rambat gelombang (v) : jarak yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu, satuan
(m/s).

t 1 n 1 v
T= = , f = = , λ = , v=λf
n f t T f

Rumus cepat rambat gelombang dalam berbagai medium :


F m
1) Pada tali v=
μ
E
√, μ=
l
2) Pada zat padat. v=

B
ρ√
3) Pada zat cair v=
ρ √P RT
4) Pada zat gas
Keterangan :
√ √
v= γ = γ
ρ Mr

F = gaya tegangan tali (N)


μ = massa persatuan panjang tali (kg/m).
l = panjang tali (m)
m = massa tali (kg)
E = modulus Young
B = modulus Bulk
P = tekanan (N/m2).
Cp
γ = (tetapan Laplace)
Cv
ρ = massa jenis zat (kg/m3).
R = tetapan gas umum (8,314 J/mol K)
T = suhu mutlak (K)
Mr = massa molekul relative suatu zat (kg/mol)

C. Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner


1. Gelombang Berjalan.
Gelombang berjalan adalah gelombang yang merambat dengan amplitudo tetap. Contohnya
tali diikatkan pada beban yang tergantung.
2. Gelombang Stasioner.
Gelombang stasioner = gelombang berdiri / gelombang diam / gelombang tegak. Gelombang
stasioner biasanya terjadi pada gelombang mekanik. Contohnya : gelombang pada permukaan
air dan geombang pada tali.

31
Gelombang stasioner adalah gelombang yang terjadi akibat interferensi dua gelombang
berlawanan arah dan memiliki amplitudo yang sama serta frekwensi yang sama. Gelombang
stasioner bisa terjadi pada gelombang transversal maupun gelombang longitudinal.

D. Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi pada dasarnya dihasilkan dari getaran. Getaran dihasilkan dari sumber yang
merambat dalam bentuk gelombang bunyi sehingga sampai ke telinga dab menggetarkan
gendang telinga. Telinga dapat mendengar bunyi jika frekwensinya 20 – 20,000 Hz dan
intensitasnya berada pada intensitas pendengaran.
Sumber bunyi dirambatkan dalam bentuk gelombang berjalan (longitudinal) :
 Sumber bunyi merambat medium (medium dengan kerapatan besar maka cepat rambatnya
makin cepat)
 Sumber bunyi mempunyai amplitudo, frekwensi, panjang gelombang dan cepat rambat
gelombang.
a. Semakin cepat amplitudo, semakin keras suara yang terdengar.
b. Frekwensi semakin besar, terdengar suara tinggi.
 Pada bunyi berlaku persamaan cepat rambat gelombang : v = λf.
 Bunyi dapat dipantulkan dengan jarak dinding pemantul.

1. Gelombang Bunyi pada Senar.


Senar digetarkan dengan kedua ujungnya terikat akan menghasilkan gelombang bunyi
harmonik. Gelombang bunyi ini dapat dihasilkan dari konfigurasi frekwensi nada rendah 1, 2
dan seterusnya.
v n+1 n+1 F n+1 F
fn = =
λn 2 l
v=
2l μ √
=
2l √ ρA
Menurut hukum Mersenne, jika kedua ujungnya terikat selama bergetar maka frekwensi
senar akan :
a. Berbanding terbalik dengan panjang senar.
b. Berbanding lurus dengan akar kuadrat dari gaya tegang senar
c. Berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa jenis senar.
d. Berbanding terbalik dengan akar kuadrat luas penampang senar.

2. Gelombang Bunyi pada Kolom Udara.


Kolom udara dapat beresonansi, artinya molekul-molekul udara didalamnya dapat bergetar.
Contoh pada alat music organa. Pipa organa dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Pipa organa terbuka. fn = ( n+12 ) vl


2 n+1 v
b. Pipa organa tertutup. fn = (
2 )l

3. Intensitas Gelombang Bunyi.


Gelombang memindahkan energi dari suatu tempat ke tempat lain melalui medium. Energi
yang dipindahkan gelombang disebut intensitas gelombang.
Semua gelombang termasuk gelombang cahaya, bunyi dsb permukaan gelombangnya
berbentuk lingkaran. Jika sumber gelombangnya mempunyai daya P, intensitas gelombang
pada jarak r dituliskan sebagai :
P P
I= =
A πr 2
Keterangan :
I = intensitas gelombang (W/m2).
P = tekanan (N/m2).
A = luas bidang (m2)
Jika jarak bertambah, intensitas gelombang semakin kecil, oleh karena itu semakin jauh dari
sumber bunyi maka semakin kecil suara bunyi yang terdengar.

32
I 2 r 12
=
I 1 r 22
Taraf Intensitas Bunyi :
Gelombang bunyi yang dapat didengar manusia mempunyai intensitas 10 -12 - 1 W/m2.
Intensitas bunyi dibawah 10-12 W/m2 tidak dapat didengar sehingga disebut intensitas
ambang (Io). Intensitas bunyi diatas 1 W/m 2 akan terasa sakit ditelinga sehingga nilai
sebesar itu disebut ambang batas.
Besaran kuat bunyi disebut Tarah Intensitas (TI) dengan satuan desibel (dB) yang
dituliskan sebagai berikut :
I
TI = 10 log
Io

4. Efek Doppler.
Jika antara sumber bunyi dan pendengar tidak ada gerakan relatif, frekwensi sumber bunyi
dan frekwensi bunyi yang didengar oleh seseorang adalah sama. Jika ada gerakan relatif,
maka akan berbeda. Contoh saat seseorang naik bus berpapasan dengan bus lain yang
membunyikan klakson. Suara yang lebih tinggi, berarti frekwensinya lebih besar. Sebaliknya
ketika bis menjau maka bunyi klakson terdengar lebih rendah. Ini disebut Efek Doppler.
f p v ±vp
= .
f s v ± vs
Keterangan :
fp = intensitas yang terdengan pendengar (Hz).
fs = intensitas yang dipancarkan sumber bunyi (Hz)
vp = kecepatan pendengar (m/s)
vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
v = kecepatan rambat bunyi diudara (m/s)
Tanda (+) untuk vp jika pendengar bergerak mendekati sumber bunyi, dan sebaliknya.
Tanda (+) untuk vs jika sumber bunyi bergerak menjauhi pendengar, dan sebaliknya.
Gejala efek Doppler untuk gelombang elektromagnetik atau cahaya sangat berarti pada
bidang astronomi.

E. Gelombang Cahaya
Gelombang cahaya merupakan bagian dari gelombang elektromagnetik, yang tampak oleh mata
manusia. Dengan cahaya maka benda-benda dapat terlihat. Cahaya memiliki kecepatan 3 x 10 8
m/s, dengan panjang gelombang 400 nm – 700 nm. Cahaya menjalarkan medan magnet dan
medan listrik yang bergetar tegak lurus arah perambatannya (gelombang transversal).
Pembahasan gelombang cahaya atau cahaya saja dalam fisika disebut Optik.

Optik ada dua macam :


1. Optik geometri : mempelajari sifat-sifat cahaya dengan alat yang ukurannya lebih besar
dibanding panjang gelombang cahaya. Contoh : cermin dan lensa.
2. Optik fisis : mempelajari gejala-gejala seperti interferensi cahaya, dispersi, difraksi dan
polarisasi.
a. Interferensi Cahaya
Interferensi adalah perpaduan dari dua gelombang. Cahaya yang akan diinterferensikan
harus sama dan koheren ( kedua sumber cahaya harus memiliki frekwensi dan amplitudo
sama dan selisih fasenya tetap).
b. Difraksi Cahaya
Difraksi gelombang cahaya dapat dilakukan dengan mengirimkan berkas cahaya melalui
celah sempit dan tidak berbeda jauh dari panjang gelombangnya. Difraksi yang saling
melemahkan akan membentuk pola garis gelap, sedangkan difraksi yang saling
menguatkan akan membentuk pola garis terang.
Difraksi dan interferensi minimum yang menghasilkan pola garis gelap pada layar akan
terbentuk jika gelombang yang saling berdifraksi mempunyai beda fase ½ atau beda
panjang lintasnnya ½ panjang gelombangnya.
c. Polarisasi Cahaya

33
Polarisasi cahaya menyebabkan terjadinya arah kutub pada arah getaran gelombang
transversal. Dengan adanya polarisasi maka dapat dipastikan bahwa cahaya termasuk
gelombang transversal karena gelombang longitudinal tidak pernah mengalami polarisasi.
Cahaya terpolarisasi dapat terjadi karena :
1) Pemantulan.
Polarisasi linier terjadi jika sinar pantul oleh benda bening dengan sinar bias
membentuk sudut 90o.
2) Pembiasan Ganda.
Pembiasan ganda terjadi karena cahaya dating pada benda yang memiliki dua indeks
bias misalnya Kristal. Cahaya yang melalui Kristal akan mengalami pembiasan dalam
dua arah yang berbeda yaitu sinar biasa (mengikuti hukum Snellius) dan sinar istimewa
(tidak mengikuti hukum Snellius).
3) Penyerapan Selektif
Pada peristiwa polarisasi, hanya sinar-sinar yang arah getarnya sejajar dengan sumbu
kristal polaroid saja yang dapat diteruskan, sedangkan berkas sinar yang arah getarnya
tidak searah akan diserap Kristal polaroid tersebut.
 Polaroid pertama ( polarisator ) : menghasilkan cahaya terpolarisasi (cahaya alami).
 Polaroid kedua ( analisator ) : mengurangi intensitas cahaya terpolarisasi.
I2 = ½I1, I2 = analisator, I1 = polarisator.

F. Konsep Gelombang dalam Kehidupan Sehari-hari dan Teknologi


1. Gelombang Sonar
Sonar (sound navigation and ranging) adalah sebuah teknik yang menggunakan gelombang
suara bawah air untuk navigasi atau mendeteksi kendaraan air lainnya. Fungsnya :
mendeteksi dan menetapkan kapal selam dan ranjau, kedalaman laut, penangkapan ikan
komersial, keselamatan penyelaman dan komunikasi di laut.
Sonar terdiri dua bagian alat :
a. Pemancar (transmitter) : alat yang memancarkan gelombang ultrasonic.
b. Sensor (receiver) : alat yang mendeteksi datangnya gelombang pantul (gema).

2. Supersonik dan Sonic Boom


Gelombang bunyi membutuhkan medium untuk merambat, tidak seperti gelombang
elektromagnetik yang bisa merambat diruang hampa.Manfaat gelombang bunyi bagi hewan :
untuk berkomunikasi, mengetahui letak mangsa yang akan ditangkapnya.
Cepat rambat gelombang bunyi : zat padat > zat cair > zat gas > ruang hampa.. Kecepatan yang
lebih tinggi dari kecepatan bunyi ini disebut supersonik. Pesawat yang bergerak dengan
kecepatan supersonik, maka pesawat akan bergerak lebih cepat daripada bunyi yang
dihasilkan mesinnya. Gerakan pesawat yang melampaui kecepatan rambat bunyi akan
menimbulkan bunyi yang sangat keras yang disebut sonic boom.

3. Ultrasonik, Audiosonik dan Infrasonik


Berdasarkan frekwensi getar sumbernya, bunyi dikelompokkan menjadi tiga :
a. Ultrasonik : > 20.000 Hz.
b. Audiosonik : 20 – 20.000 Hz.
c. Infrasonik : < 20 Hz.
Pemanfaatan gelombang ultrasonic : USG, mengukur kedalaman laut, mendeteksi kebocoran
pipa atau logam dalam tanah.

4. Gelombang Radio, TV dan Radar


a. Gelombang Radio
Frekwensi gelombang elektromagnetik antara 10 4 – 107 Hz dikenal sebagai gelombang
radio. Gelombang radio mudah dipantulkan lapisan ionosfer sehingga gelombang ini
mampu mencapai tempat-tempat yang jaraknya cukup jauh dari stasiun pemancar.
Teknologi gelombang radio dimanfaatkan untuk membuat teleskop radio yang digunakan
untuk menangkap gelombang radio dan mendeteksi sinyal-sinyal lain (pulsar) dari luar
angkasa.

b. Gelombang TV.

34
Frekwensi gelombang elektromagnetik sekitar 10 8 Hz disebut gelombang TV. Gelombang
ini mampu menembus lapisan ionosfer sehingga sering digunakan sebagai sarana
komunikasi dengan satelit-satelit.

c. Gelombang Radar.
Radar (Radio Detection and Ranging) adalah suatu system gelombang elektromagnetik
yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat pemetaan benda-benda
seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan).
Panjang gelombang yang dipancarkan radar adalah beberapa millimeter hingga meter.
Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target.
c∆t
s= ,
2
Keterangan :
c = kecepatan cahaya (3 x 108 m/s), ∆t = selang waktu atau time delay (s).
Ada tiga komponen sistem radar yaitu : antenna, transmitter (pemancar sinyal) dan
receiver (penerima sinyal), didukung dengan waveguide (penghubung antara antenna dan
transmitter) dan duplexer (tempat pertukaran atau peralihan antar antenna dan
penerima).

UJI KOMPETENSI 4
1. Terdapat dua gelombang dengan perut kedua, jika dihitung dari ujung
amplitudo dan frekuensi yang sama terikat adalah . . .
besar, tetapi memiliki arahnya rambat A. 0,00 meter D. 0,21 meter
yang berlawanan. Hal ini akan B. 0,07 meter E. 0,28 meter
menghasilkan . . . C. 0,14 meter
A. Gelombang mekanik 4. Jika 2,5 m tali terikat pada tiang sehingga
B. Gelombang elektromagnetik terbentuk 5 gelombang penuh, maka
C. Gelombang transversal letak simpul ke-3 dihitung dari ujung
D. Gelombang stasioner terikat adalah . . .
E. Gelombang bunyi A. 0,00 meter D. 0,75 meter
2. Terdapat dua gelombang dengan B. 0,25 meter E. 1,00 meter
persamaan y = A sin (5t - 2kx) dan y = A C. 0,50 meter
sin (2t - 5kx). Mereka tidak dapat 5. Ketika kita menggunakan kacamata
membentuk gelombang stasioner, karena hitam, maka cahaya yang kita lihat akan
A. Besar frekuensi keduanya berbeda terasa lebih redup. Hal ini karena . . .
dan arah rambatnya sama A. Cahaya telah dipantulkan oleh
B. Besar frekuensi keduanya berbeda kacamata hitam
dan arah rambatnya berlawanan B. Cahaya telah diinterferensikan oleh
C. Besar amplitudo keduanya sama dan kacamata hitam
arah rambatnya searah. C. Cahaya telah didifraksikan oleh
D. Besar amplitudo keduanya sama dan kacamata hitam
arah rambatnya berlawanan D. Cahaya telah dibiaskan oleh kacamata
E. Besar amplitudo dan frekuensi hitam
keduanya sama E. Cahaya telah dipolarisasikan oleh
3. Tali sepanjang 5 m digetarkan, sehingga kacamata hitam
terbentuk 18 gelombang penuh. Letak

35
6. Gerak bolak-balik secara teratur melalui 13. Sebuah ban sepeda berputar dalam 2
titik kesetimbangan disebut…. detik untuk satu kali putaran penuh.
A. Getaran. D. Periode Periode putaran ban tersebut adalah ….
B. Simpangan E. Frekwensi A. 0,2 s D. 4 s
C. Amplitude B. 2 s E. 40 s
C. 20 s
7. Amplitudo suatu gerakan adalah…. 14. Perhatikan peristiwa berikut!
A. Posisi partikel terhadap titik (1) Gerak ayun bandul
seimbangnya (2) Pohon tertiup angin
B. Posisi terjauh titik seimbangnya (3) Senar gitar yang dipetik
C. Simpangan partikel dalam getaran (4) Gerak air sungai
D. Waktu untuk satu getaran Peristiwa yang termasuk benda bergetar
E. Frekfensi suatu getaran ditunjukkan oleh nomor ….
8. Gambar di bawah adalah gambar ayunan A. (1) dan (2) D. (3) dan (4)
bandul. Satu getaran adalah gerak bandul B. (1) dan (4) E. (1) dan (3)
dari…. C. (2) dan (4)
15. Danu menggetarkan osilator yang
menimbulkan getaran dengan frekuensi
0,2 kHz. Besarnya periode getaran yang
ditimbulkan adalah ….
A. 0,005 s D. 5 s
B. 0,05 s E. 50 s
C. 0,5 s
A. A-B D. B-A-C-A 16. Pernyataan berikut yang tidak benar
B. A-B-C E. A-B-C-B-A mengenai getaran adalah ….
C. A-B-A A. Periode getaran tidak tergantung
9. Waktu yang diperlukan untuk melakukan frekuensi
satu kali getaran disebut…. B. Posisi partikel terhadap titik
A. Frekuensi setimbangnya disebut simpangan
B. Periode C. Frekuensi memiliki satuan putaran
C. Amplitudo per sekon
D. Simpangan D. Jumlah getaran setiap satuan waktu
E. Gelombang, disebut periode
10. Periode suatu getaran semakin besar E. Getaran terjadi karena usikan.
apabila…. 17. Perhatikan gambar berikut!
A. Frekuensi getaran semakin besar
B. Frekuensi getaran semakin kecil
C. Amplitudo getaran semakin besar
D. Amplitudo getaran semakin kecil
E. Amplitudo getaran sama.
11. Jika suatu frekuensi getaran 125 Hz,
artinya….
A. Waktu 125 detik terdapat 1 getaran Satu periode adalah waktu yang
B. Waktu 125 menit terdapat 1 getaran diperlukan bandul untuk bergerak dari
C. Waktu 1 detik terdapat 125 getaran titik ….
D. Waktu 1 menit terdapat 125 getaran A. A – O D. O – A - O - B
E. Waktu 1 menit terdapat 125 getaran B. A – O – B E. A – O – B – O - A
12. Benda bergetar apabila …. C. B – O – A
A. Bergerak beraturan ke satu arah 18. Waktu yang diperlukan untuk melakukan
tertentu 180 getaran adalah 3 menit. Periodenya
B. Mempunyai periode dan frekuensi adalah ….
yang sama besar A. 1 s D. 20 s
C. Bergerak bolak balik secara tetap B. 2 s E. 60 s
melalui titik setimbang C. 2,5 s
D. Mendapatkan usikan terus-menerus 19. Sebuah ayunan ketika mencapai
secara teratur simpangan 10 cm mempunyai frekuensi
E. Tertiup angin 20 Hz. Ketika simpangan mencapai 15
cm, maka frekuensinya menjadi sebesar
A. 10 Hz D. 50 Hz

36
B. 20 Hz E. 150 Hz Gelombang mekanik ditunjukkan oleh
C. 30 Hz nomor ….
20. Frekuensi sebuah gelombang adalah 400 A. (1) dan (2)
Hz dan panjang gelombangnya 25 cm. B. (1) dan (3)
Cepat rambat gelombang tersebut C. (2) dan (3)
adalah.. D. (2) dan (4)
A. 1.600 m/s D. 10 m/s E. (1), (2). dan (3)
B. 1.000 m/s E. 1 m/s 25. Permukaan air merambat dengan
C. 100 m/s panjang gelombang 2 m. Jika waktu yang
21. Perhatikan gambar di bawah ini! dibutuhkan untuk menempuh satu
gelombang adalah 0,5 sekon, cepat
rambat gelombang dan frekuensi
gelombangnya adalah ….
A. 4 m/s dan 2 Hz
B. 3 m/s dan 2 Hz
C. 2 m/s dan 2 Hz
D. 2 m/s dan 4 Hz
E. 4 m/s dan 4 Hz
26. Permukaan air merambat dengan
Sebuah bandul ditarik ke samping panjang gelombang 2 m. Jika waktu yang
sehingga bandul bergerak bolak balik. dibutuhkan untuk menempuh satu
Jika jarak K – M = 20 cm, dan bandul gelombang adalah 0,5 sekon, maka cepat
melakukan 10 kali getaran dalam waktu rambat gelombang dan frekuensi
5 sekon. Frekuensi getaran, periode gelombangnya adalah ….
getaran, dan ampitudo bandul tersebut A. 4 m/s dan 2 Hz
adalah …. B. 2 m/s dan 0,25 Hz
A. 0,9 Hz; 2 s; dan 10 cm C. 2 m/s dan 4 Hz
B. 2 Hz; 0,5 s; dan 10 cm D. 4 m/s dan 0,25 Hz
C. 2 Hz; 2 s; dan 20 cm E. 4 m/s dan 4 Hz
D. 2 Hz; 0,5 s; dan 20 cm 27. Dua buah gelombang merambat dengan
E. 20 Hz; 2 s; dan 10 cm kecepatan sama. Periode gelombang
22. Pernyataan yang benar tentang getaran pertama 1 sekon dan periode gelombang
suatu benda adalah …. kedua 1,5 sekon. Perbandingan panjang
A. Semakin besar amplitudo, semakin gelombang pertama dan kedua adalah ….
besar frekwensinya. A. 2 : 3 D. 3 : 4
B. Semakin besar amplitudo, semakin B. 3 : 2 E. 4 : 3
besar periode getarannya C. 3 : 3
C. Semakin besar amplitudo, semakin 28. Jarak antara dua buah bukit gelombang
besar kecil periode getarannya terdekat disebut ….
D. Semakin kecil amplitudo, semakin A. 1 panjang gelombang
besar periode getarannya B. 1,25 panjang gelombang
E. Besar amplitudo, tidak berpengaruh C. 1,5 panjang gelombang
terhadap periode getarannya D. 2 panjang gelombang
23. Menurut arah rambatnya gelombang E. 2,5 panjang gelombang
dibedakan menjadi …. 29. Sebuah bandul sederhana bergetar
A. Gelombang mekanik dan gelombang selama 50 kali dalam waktu 5 sekon.
elektromagnetik Frekuensi getaran bandul tersebut
B. Gelombang mekanik dan gelombang adalah ….
transversal A. 50 Hz D. 10 Hz
C. Gelombang cahaya dan gelombang air B. 25 Hz E. 5 Hz
D. Gelombang transversal dan C. 20 Hz
gelombang longitudinal 30. Dua buah simpul terdekat pada suatu
E. Gelombang mekanik dan gelombang gelombang akan membentuk ….
bunyi A. 1/2 gelombang
24. Perhatikan data berikut! B. 1 gelombang
(1) Gelombang cahaya C. 1/4 gelombang
(2) Gelombang bunyi D. 2 gelombang
(3) Gelombang air E. 2, 5 gelombang

37
31. Taraf intensitas bunyi sebuah mesin rata C. 160 m/s dan 20 m
– rata 50 dB. Apabila 100 mesin D. 320 m/s dan 0,2 m
dihidupkan bersama maka taraf E. 320 m/s dan 2 m
intensitasnya ....
A. 20 dB D. 75 dB
B. 50 dB E. 150 dB
C. 70 dB
32. Dua buah ayunan A dan B memiliki
panjang tali yang sama. Jika ayunan
pertama digetarkan dengan simpangan
empat kali ayunan kedua, maka ….
A. Periode A = 4 periode B
B. Periode A = 1/4 periode B
C. Periode A = periode B
D. Periode A = 2 periode B
E. Periode A = ½ periode B
33. Pada saat kita menjatuhkan batu ke
dalam kolam yang tenang, kita akan
melihat riak merambat ke pinggir kolam
kemudian kembali lagi. Hal ini
menunjukkan adanya gejala ….
A. Pembelokan gelombang
B. Pemantulan gelombang
C. Pembiasan gelombang
D. Perpaduan gelombang
E. Pemancaran gelombang
34. Perhatikan sifat – sifat gelombang
berikut :
1) Mengalami difraksi
2) Mengalami refleksi
3) Tidak dapat merambat dalam ruang
hampa
4) Dapat mengalami polarisasi
5) Bergerak lurus jika melewati dua
medium yang berbeda
Berdasarkan sifat-sifat gelombang
tersebut yang sesuai dengan ciri – ciri
gelombang bunyi ditunjukan oleh nomor
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 2), dan 4)
C. 1), 3), dan 4)
D. 2), 3), dan 4)
E. 3), 4), dan 5)
35. Gelombang ultrasonik dapat digunakan
untuk memfokuskan kamera otomatis
dengan cara menembakkan pulsa
gelombang bunyi ke objek dan merekam
respons baliknya menggunakan sensor.
Pada uji awal, pulsa ditembakkan dari
kamera tersebut ke objek berjarak 20 m
dan diperoleh respons setelah 125 ms.
Seseorang hendak menggunakan kamera
tersebut pada objek serangga dan
mendapatkan respons setelah 12,5 ms.
Laju bunyi di udara sekitar dan jarak
tembak kamera ke objek secara
berurutan adalah ....
A. 160 m/s dan 0,2 m
B. 160 m/s dan 2 m

38
BAB 5
OPTIK

Kompetensi Dasar :
3.5 Menganalisis optik fisis dan geometri
4.5 Menyajikan hasil percobaan tentang optik fisis / geometri.

Infikator Pencapaian Kompetensi :


3.5.1 Menjelaskan konsep optic geometris.
3.5.2 Menjelaskan konsep pemantulan dan pembiasan cahaya.
3.5.3 Menjelaskan konsep pembentukan bayangan pada cermin dan lensa.
3.5.4 Menjelaskan konsep pemantulan dan pembiasan dalam kehidupan sehari – hari.
3.5.5 Menjelaskan konsep optis.
3.5.6 Menentukan hubungan alat-alat yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari dengan sifat 2
cermin dan lensa.
4.5.1 Membuat bagan proses pemantulan atau pembiasan cahaya pada alat-alat yang memakai
prinsip optis fisis.
4.5.2 Menunjukkan percobaan tentang optic fisis dan geometri.

A. Optik Geometris
Optik adalah ilmu yang mempelajari sifat dan fenomena cahaya. Optik dibedakan menjadi dua
yaitu :
1. Optik Geometri : sifat-sifat cahaya dipelajari dengan menggunakan alat-alat yang ukurannya
lebih besar dari gelombang cahaya.
2. Optik fisis : sifat-sifat cahaya dipelajari dengan menggunakan alat-alat yang ukurannya lebih
kecil dari gelombang cahaya.
a. Cermin.
Cermin merupakan permukaan kaca yang dilapisi logam (perak, bromin atau raksa)
sehingga permukaannya mampu memantulkan sebagian besar atau seluruh cahaya yang
jatuh.
1) Cermin datar.
Cermin datar adalah cermin yang bentuk permukaannya datar (jari-jari R = ∞ ).
Cermin datar membentuk sifat :
 Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
 Tinggi bayangan sama dengan tinggi benda.
 Bayangan bersifat maya (dibelakang cermin dari perpanjangan sinar-sinar pantul).
Cermin datar biasa dipakai untuk cermin rias.
2) Cermin cekung (cermin konvergen atau cermin positif)
Cermin cekung adalah cermin yang permukaannya cekung, memiliki jarak focus dan
jari-jari kelengkungan positif, serta membentuk sifat bayangan yang bervariasi
tergantung letak benda. Cermin cekung biasa untuk kacamata.

3) Cermin cembung (cermin devergen atau cermin negatif)


Cermin cembung adalah cermin yang bentuk permukaannya cembung, memiliki jarak
focus dan jari-jari kelengkungan negative serta membentuk sifat bayangan selalu maya,
tegak dan diperkecil terhadap bendanya. Cermin cembung biasa dipakai sebagai kaca
spion atau cermin di jalan yang berbelok.

39
b. Lensa.
Lensa merupakan benda bening tembus cahaya yang dibatasi dua permukaan lengkung
atau salah satunya datar. Fungsi lensa adalah membiaskan cahaya. Alat yang menggunakan
prinsip lensa : mata, kamera, teropong, mikroskup, lup, proyektor bioskup dan kacamata.
1) Lensa cembung (lensa positif)
Lensa cembung adalah lensa yang mengumpulkan sinar. Lensa cembung dibagi menjadi
tiga yaitu : lensa cembung plankonveks, konkaf konveks dan bikonveks.
2) Lensa cekung (lensa negatif)
Lensa cekung adalah lensa yang menyebarkan sinar. Lensa cekung dibagi menjadi tiga
yaitu : lensa cekung bikonkaf, plan konkaf dan konveks-konkaf.

B. Pemantulan dan Pembiasan Cahaya.


1. Pemantulan cahaya.
Seseorang dapat melihat benda karena benda memantulkan cahaya ke mata pengamat.
Cahaya yang merambat digambarkan sebagai garis lurus berarah yang disebut berkas
cahaya, sedangkan berkas cahaya terdiri atas garis-garis berarah yang disebut sinar. Berkas
cahaya dapat berbentuk parallel (sejajar, divergen (menyebar) dan konvergen (mengumpul).
Berkas cahaya dapat dipantulkan jika mengenai benda pantul.
Hukum pemantulan cahaya oleh Willebrord Snellius (1591 – 1626) :
a. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
b. Sudut datang dan sudut pantul besarnya sama.

Pemantulan cahaya dibedakan menjadi dua yaitu :


a. Pemantulan teratur : pemantulan yang terjadi jika berkas sinar sejajar jatuh pada
permukaan halus dan rata sehingga berkas sinar dipantulkan sejajar dan searah.
b. Pemantulan baur : pemantulan yang terjadi jika sinar sejajar jatuh pada permukaan yang
kasar sehingga sinar dipantulkan kesegala arah. Pemantulan baur ini menyebabkan
manusia dapat melihat benda yang tidak tersorot cahaya secara langsung. Pemantulan
baur oleh partikel debu diudara mengurangi kesilauan sinar matahari.
1) Pemantulan pada cermin datar.
Cermin datar akan membentuk bayangan dengan sifat-sifat maya, sama tegak dan sama
besar dengan benda aslinya, tetapi posisi kanan menjadi kiri atau sebaliknya.
2) Pemantulan pada cermin cekung.
Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya. Jarak fokus (f) cermin cekung adalah
setengah dari jari-jari kelengungannya (R).

40
R
f=
2
Titik berkumpulnya sinar-sinar pantul disebut titik api atau titik fokus yang terletak
pada sumbu utama. Perpotongan titik-titik pantul akan membentuk titik bayangan.
Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung :
 Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus (f)
 Sinar datang melalui titik fokus (f), akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
 Sinar datang melalui pusat kelengkungan (R) akan dipantulkan kembali melalui
pusat kelengkungan.

Contoh melukis bayangan pada cermin cekung.

3) Pemantulan pada cermin cembung.


Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya. Jarak focus dan pusat kelengkungan
cermin cembung berada dibelakang cermin.
Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung :
 Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik
fokus (f)
 Sinar datang menuju titik fokus (f), akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
 Sinar datang menuju pusat kelengkungan (R) akan dipantulkan kembali seolberasal
dari pusat kelengkungan.

Contoh melukis bayangan pada cermin cembung :

41
2. Pembiasan cahaya
Pembiasan dapat diartikan pembelokan arah rambat cahaya saat melewati bidang batas dua
medium tembus cahaya yang berbeda indeks biasnya. Pembiasan cahaya memengaruhi
penglihatan pengamat. Contoh, sedotan yang dimasukkandalam gelas berisi air akan terlihat
patah.
Hukum pembiasan :
a. Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
b. Sudut datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat, dibiaskan mendekati garis
normal. Sebaliknya sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kuarng rapat
dibiaskan menjauhi garis normal. Sinar yang datang tegak lurus bidang batas akan
diteruskan tanpa dibelokkan.

Macam-macam pembiasan :
a. Pembiasan pada lensa cembung.
Lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya. Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung:
1) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus (f)
2) Sinar datang menuju titik fokus (f2), akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
3) Sinar datang melalui titik pusat tidak dibiaskan melainkan diteruskan.

b. Pembiasan pada lensa cekung.


Lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya. Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung:
1) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah berasal dari titik fokus
(f)
2) Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus (f2), akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
3) Sinar datang melalui titik pusat tidak dibiaskan melainkan diteruskan.

42
C. Pembentukan Bayangan pada Cermin dan Lensa
1. Pembentukan bayangan pada cermin.
a. Pembentukan bayangan pada cermin datar.
Untuk melukis bayangan pada cermin datar, digunakan hukum pemantulan.

Langkah-langkahnya :
1) Sebuah benda A-B.
2) Sinar dating dari A kecermin membentuk sudut datang (θ) terhadap garis normal. Sinar
kemudian dipantulkan dengan besar sudut yang sama membentuk sudut pantul (θ). A’
dapat ditentukan dengan memperpanjang sinar pantul kedalam cermin sehingga sejajar
horizontal dengan titik A.
3) Sinar dating dari B kecermin membentuk sudut datang (θ) terhadap garis normal. Sinar
kemudian dipantulkan dengan besar sudut yang sama membentuk sudut pantul (θ). B’
dapat ditentukan dengan memperpanjang sinar pantul kedalam cermin sehingga sejajar
horizontal dengan titik B.
4) Tarik garis A’ – B’ membentuk bayangan benda A-B.

Dua cermin datar yang diimpitkan salah-satu sisi-sisinya dengan sudut tertentu dapat
menghasilkan bayangan yang berbeda jumlahnya. Jumlah bayangan yang terjadi
tergantung dari besar sudut yang dibentuk kedua cermin. Rumusnya :
360o
n= – 1, dengan α adalah besar sudut antara dua cermin.
α
Gabungan dua cermin ini banyak dijumpai di took baju, sepatu, tempat bermain anak,
fitness center dll.

b. Pembentukan bayangan pada cermin cekung.


Prinsip pembentukan bayangan pada cermin cekung berpedoman pada sinar-sinar
istimewa pada cermin cekung. Letak benda dari cermin (ruang benda) berpengaruh
terhadap sifat bayangan yang terbentuk.

Tabel 5.1. Pembentukan bayangan pada cermin cekung.


No Letak Benda Letak dan Sifat Bayangan.
1 Tak terhingga Sebuah titik di titik focus
2 Titik Pusat Kelengkungan (R) Dipusat kelengkungan, sama besar, terbalik.
3 Ruang I Ruang IV, maya, tegak, diperbesar,
4 Ruang II Ruang III, nyata, terbalik, diperbesar
5 Ruang III Ruang II, nyata , terbalik, diperkecil

43
6 Titik fokus (f) Jauh tak terhingga.

c. Pembentukan bayangan pada cermin cembung.


Pembentukan bayangan pada cermin cembung berpedoman pada sinar-sinar istimewa.
Daerah didepan cermin cembung adalah ruang IV, sehingga berapapun jarak benda nyata
dari cermin tetap berada diruang IV. Sifat bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak
diperkecil.

Selain dengan melukis bayangan, letak dan sifat-sifat bayangan pada cermin cekung dan
cermin cembung dapat ditentukan dengan aturan sebagai berikut :
a. Jumlah nomor ruang benda dan ruang bayangan adalah 5.
b. Benda di ruang II dan III selalu menghasilkan bayangan terbalik, sedangkan benda di ruang
I dan IV akan menghasilkan bayangan tegak.
c. Jika nomor ruaang bayangan > nomor ruang benda maka bayangan diperbesar.
d. Jika nomor ruang bayangan < nomor ruang benda maka bayangan diperkecil.

2. Pembentukan bayangan pada lensa.


Pembentukan bayangan pada lensa menggunakan dua berkas sinar istimewa.
a. Pembentukan bayangan pada lensa cembung.
No Letak Benda Letak dan Sifat Bayangan.
1 Ruang III Ruang II, nyata, terbalik diperkecil.
2 Ruang II Ruang III, nyata terbalik diperbesar.
3 Ruang I Ruang IV, maya, tegak diperbesar.
4 Titik R Titik R, nyata, terbalik, sama besar
5 Tak hingga Titik focus.

44
b. Pembentukan bayangan pada lensa cekung.
Pembentukan bayangan pada lensa cekung menghasilkan sifat bayangan yang sama untuk
letak benda didepan lensa cekung. Jarak jauh dekat benda tidak berpengaruh terhadap
sifat-sifat bayangan, yaitu selalu maya, tegak dan diperkecil.

3. Perbesaran Bayangan.
a. Perbesaran bayangan pada cermin cekung dan cermin cembung.
h' s ' s' −f
= =
h s s

45
s' f =s s' −sf

1 1 1 ↔ 1=1+ 1 ↔ 2 =1+ 1
= -
s f s' f s s' R s s'

Dalam menggunakan persamaan tersebut perlu diperhatikan tanda yang telah disepakati
yaitu :
1) Jarak benda s bernilai positif (+) jika benda nyata terletak didepan cermin, dan negatif
(-) jika benda maya dibelakang cermin.
2) Jarak bayangan s’ bernilai positif (+) jika bayangan nyata didepan cermin dan negatif (-)
jika bayangan maya dibelakang cermin.
3) R dan f bertanda positif (+) untuk cermin cekung dan negatif (-) untuk cermin cembung.

Untuk mengetahui perbesaran linear, pembentukan bayangan pada cermin :


h' s '
M= ||||
h
=
s

Keterangan :
s = jarak benda terhadap cermin (cm atau m)
s’ = jarak bayangan terhadap cermin (cm atau m)
h = tinggi benda (cm atau m)
h’ = tinggi bayangan (cm atau m)
M = perbesaran linier
M > 1 = bayangan diperbesar
M < 1 = bayangan diperkecil
M = 1 = bayangan sama besar
f = jarak focus (cm atau m)

b. Perbesaran bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung.

46
n1 n2 n2−n1
+ =
s s' R

1 1 1 n2 1 1
= + = −1
f s s' n 1 ( )( +
R1 R 2 )
h' s '
M= ||||
h
=
s

Keterangan :
n1 = indeks bias medium disekeliling lensa.
n2 = indeks bias medium dipermukaan lensa.
s = jarak benda.
Jarak benda (+) jika benda terletak didepan lensa (benda nyata).
Jarak benda (-) jika benda terletak dibelakang lensa (benda maya)
s’ = jarak bayangan
Jarak bayangan (+) jika bayangan terletak dibelakang lensa (bayangan nyata).
Jarak bayangan (-) jika bayangan terletak didepan lensa (bayangan maya)
R = jari-jari kelengkungan permukaan lengkung.
R (+) jika sinar datang menjumpai permukaan cembung.
R (-) jika sinar datang menjumpai permukaan cekung.
R (∞ ) jika permukaan lensa yang dijumpai berbentuk datar.
f = jarak fokus
f (+) untuk permukaan lensa positif / cembung.
f (-) untuk permukaan lensa negatif / cekung
h = tinggi benda (cm atau m)
h’ = tinggi bayangan (cm atau m)
M = perbesaran linier
M > 1 = bayangan diperbesar
M < 1 = bayangan diperkecil
M = 1 = bayangan sama besar

Daya lensa :
Daya lensa adalah kekuatan lensa dalam memfokuskan lensa. Daya lensa berkaitan dengan
sifat konvergen (mengumpulkan berkas sinar) dan divergen (menyebarkan berkas sinar).
Untuk lensa positif, semakin kecil jarak focus, semakin kuat kemampuan mengumpulkan
berkas sinar. Sedangkan untuk lensa negative, semakin kecil jarak focus, semakin kuat
kemampuan lensa menyebarkan berkas sinar.
1 1 1 1
P= , Pgab = P1 + P2 + P3 = + +
f f 1 f2 f3
Keterangan :
P = daya / kekuatan lensa (dioptri)
f = jarak focus (m)

Pada lensa cembung, harga jarak fokus (f) selalu positif hal ini dikarenakan titik fokus aktif
lensa cembung merupakan titik fokus sejati. Dinamakan titik fokus sejati karena terbentuk
dari perpotongan sinar-sinar bias di belakang lensa yang berasal dari sinar-sinar datang

47
sejajar sumbu utama. Dengan kata lain, titik fokus aktif lensa cembung berada di belakang
lensa.

Sedangkan pada lensa cekung, harga jarak fokus (f) selalu negatif hal ini dikarenakan titik
fokus aktif lensa cekung merupakan titik fokus maya. Disebut titik fokus maya karena
terbentuk dari perpotongan perpanjangan sinar-sinar bias di di depan lensa yang berasal
dari sinar-sinar datang sejajar sumbu utama. Dengan kata lain, fokus aktif lensa cekung
berada di depan lensa.

Indeks bias medium :


Dalam optik dikenal dua macam indeks bias yaitu indeks bias mutlak dan indeks bias
relatif. Indeks bias mutlak adalah perbandingan kecepatan cahaya diruang hampa dengan
kecepatan cahaya di medium tersebut.
C
nmedium =
v
Indeks bias relatif adalah perbandingan indeks bias suatu medium terhadap indeks bias
medium yang lain.
n1 n2
n12 = atau n21 =
n2 n1
Keterangan :
nmedium = indeks bias mutlak medium.
c = kecepatan cahaya diruang hampa = (3 x 108 m/s).
v = kecepatan cahaya di medium (m/s)
n12 = indeks bias medium 1 terhadap 2.
n21 = indeks bias medium 2 terhadap 1.
n1 = indeks bias mutlak medium 1
n2 = indeks bias mutlak medium 2,

Hukum pembiasan Snellius :


1) Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada stu bidang datar.
2) Perbandingan sinus sudut datang (i) dengan sinus sudut bias (r) dari suatu cahaya yang
melewati dua medium yang berbeda merupakan suatu konstanta.
sin i n2
=
sin r n1
Salah satu medium yang dapat membiaskan cahaya adalah prisma. Prisma merupakan
benda bening yang terbuat dari kaca, digunakan antara lain untuk mengarahkan berkas
sinar, mengubah dan membalik letak bayangan, serta menguraikan cahaya putih menjadi
warna spectrum (warna pelangi).

δ+β
i1 = r2  i1 =
2

β
r1 = i2  r1 =
2

48
sin ( δ +2 β ) = n2

β n
sin ( ) 1
2
δ+β δ+β β β
Untuk prisma dengan sudut bias ( β ≤ 15o ¿ ¿ , berlaku sin = dan sin = ,
2 2 2 2
sehingga persamaan menjadi :

n2
δ= ( )
n1
−1 β

Keterangan :
δ = sudut deviasi (sudut penyimpangan).
β = sudut pembias prisma.
i1 = sudut sinar datang bidang I.
r1 = sudut sinar bias bidang I.
i2 = sudut sinar datang bidang II.
r2 = sudut sinar bias bidang II.
n2 = indeks bias medium II.
n1 = indeks bias medium I

D. Pemantulan dan Pembiasan dalam Kehidupan Sehari-hari


1. Pembiasan pada Gelembung sabun dan lapisan minyak diatas air.
Gelembung air sabun akan terlihat berwarna warni, begitu juga genangan minyak ketika
diatas [ermukaan air. Peristiwa tersebut terjadi karena terjadinya interferensi cahaya, yaitu
perpaduan dua gelombang cahaya yang jatuh pada selaput tipis, seperti selaput air sabun dan
lapisan minyak diatas air.

Pola interferensi maksimum (terang) yang terjadi memenuhi persamaan :


λ
2 nd cos r = (2m – 1)
2
Pola interferensi minimum (gelap) memenuhi persamaan :
2 nd cos r = mλ
Keterangan :
n = indeks bias
d = tebal selaput
r = sudut bias
m = orde.

2. Fenomena Pelangi.
Pelangi merupakan fenomena alam yang hanya muncul sehabis terjadinya hujan. Menurut
ilmu fisika, terjadinya pelangi karena adanya pembiasan cahaya. Ketika dibiaskan, cahaya
akan berbelok arah. Pembelokan ini terjadi ketika cahaya pindah dari medium satu ke
medium lainnya. Hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan kecepatan berbeda dalam
medium berbeda.
Pada proses terjadinya pelangi, tetesan air hujan dapat membiaskan dan menyebarkan cahaya
mirip sebuah prisma. Dalam kondisi yang tepat, pembiasan ini membentuk pelangi. Peristiwa

49
pelangi menyebabkan sinar polikromatik menjadi 7 sinar monokromatik yang dikenal dengan
mejikuhibiniu, merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Cahaya yang keluar kembali dari
tetesan air kearah yang berbeda, tergantung warnanya. Yang terlihat adalah warna pelangi,
merah paling atas dan ungu paling bawah.
Adakalanya muncul dua pelangi secara bersamaan. Pelangi kembaran ini disebut “pelangi
sekunder”, lebih besar dan lebih pucat, serta urutan pitanya berbalik dari pelangi “asli” atau
“pelangi primer”. Situasi ini muncul karena berkas cahaya matahari yang dipantulkan dua
kali pada tiap tetes air hujan.

E. Optik Fisis
1. Dispersi Cahaya.
Peristiwa terjadinya pelangi merupakan gejala disperse cahaya. Dispersi adalah peristiwa
terurainya cahaya putih (polikromatik) menjadi cahaya berwana-warni (monokromatik). Jika
cahaya putih diarahkan ke prisma, maka cahaya tersebut terurai menjadi cahaya
mejikuhibiniu yang memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Setiap panjang
gelombang memiliki indeks bias yang berbeda. Semakin kecil panjang gelombang, semakin
besar indeks biasnya. Peristiwa disperse terjadi karena perbedaan indeks bias tiap warna
cahaya. Cahaya merah mengalami deviasi terkecil, sedangkan cahaya ungu mengalami deviasi
terbesar.

Saat sinar putih jatuh pada salah satu sisi pembias prisma, yang terjadi adalah sinar
dibelokkan dua kali, didalam prisma dan waktu keluar prisma. Susut antara sinar dating
mula-mula dan sinar bias terakhir disebut sudut deviasi ( δ ). Hubungan indeks bias medium
(n) dengan panjang gelombang dalam medium ( λn) ditulis :
λudara
n=
λn
Jika sudut pembias prisma ( β ) kecil, sudut deviasi (δ ) dapat dirumuskan :
δ = (n – 1) β
Selisih sudut deviasi antara cahaya monokromatik disebut sudut dispersi (∅ ), dengan rumus:
∅ = δu - δ m
= (nu – 1) β – (nm – 1) β
= (nu – nm) β
Keterangan :
∅ = sudut dispersi.
δ u = sudut deviasi sinar ungu.
δ m = sudut deviasi sinar merah
nu = indeks bias sinar ungu.
nm = indeks bias sinar merah.
β =sudut pembias

50
2. Interferensi cahaya.
Interferensi cahaya adalah superposisi dari dua gelombang cahaya atau lebih yang
menimbulkan pola gelombang yang baru. Terbentuk pola terang jika memiliki beda fase nol
dan pola gelap jika memiliki beda fase 180o.
a. Percobaan Fresnel.
Fresnel menggunakan dua cermin datar yang ujung-ujungnya diletakkan satu sama lain
sehingga membentuk sebuah sudut yang mendekati 180o.

b. Percobaan Young.
Interferensi adalah perpaduan dua gelombang. Karena cahaya juga merupakan gelombang,
maka cahaya dapat diinterferensikan, dengan syarat kedua cahaya harus koheren yaitu
memiliki frekwensi dan amplitude yang sama.

F. Alat-alat Optik
1. Kacamata.
Kacamata banyak digunakan oleh penderita rabun jauh, rabun dekat ataupun mata tua
(presbiopi).
Untuk mata normal :

51
Untuk penderita rabun jauh (miopi) tidak bisa melihat jauh, bayangan jatuh didepan retina,
harus dibantu kacamata berlensa negative (cekung) :

Untuk penderita rabun dekat (hipermetropi) tidak bisa melihat dekat karena bayangan jatuh
dibelakang retina, harus dibantu kacamata berlensa positif (cembung) :

Rumus-rumus dalam kacamata :


1 1 1
= +
f s s'
1
P=
f
Keterangan :
s = jarak benda ke lensa (m)
s = ∞ untuk lensa cekung (miopi),
s = 25 cm untuk lensa cembung (hipermetropi).
s’ = jarak bayangan ke benda (m)
s’ = -PR untuk lensa cekung.
s’ = -PP untuk lensa cembung.
f = fokus benda (m)
P = daya lensa (dioptri)
2. Kamera.
Kamera dikenal sebagai alat untuk mengambil gambar suatu obyek atau mengabadikan suatu
peristiwa. Bagian-bagian ada kamera sangat mirip dengan mata, seperti lensa kamera yang
fungsinya sama dengan lensa mata yaitu untuk memfokuskan bayangan. Diafragma sama
seperti pupil yaitu untuk mengatur cahaya yang masuk, film sama dengan retina yaitu untuk
menangkap bayangan. Perbedaannya adalah cara memfokuskan bayangan. Pada lensa mata,
terdapat daya akomodasi untuk mencembung atau memipihkan lensa, sedangkan pada
kamera perlu mengubah-ubah jarak focus terhadap film.

Bagian-bagian penting dari kamera :


a. Diafragma : untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata.
b. Lensa : untuk membiaskan cahaya.
c. Shutter : melindungi film dari cahaya luar.
d. Film : sebagai tempat terbentuknya bayangan.

Prinsip pembiasan pada kamera :

52
Benda berada diruang III lensa cembung kamera, sehingga bayangan terbentuk diruang II
dengan sifat nyata, terbalik diperkecil.

Pada kamera juga berlaku rumus-rumus lensa :


1 1 1
= +
f s s'
1
P=
f
h' s '
M= ||||
h
=
s

3. Lup (Kaca Pembesar)


Alat optik yang paling sederhana adalah Lup atau kaca pembesar. Lup terdiri atas lensa
cembung yang digunakan untuk memperbesar benda-benda kecil sehingga tampak menjadi
besar dan jelas.

Perbesaran bayangan :
a. Mata tidak berakomodasi (berakomodasi minimum)
s = f dan s’ = ∞
sn
M=
f
b. Mata berakomodasi maksimum.
s < f dan s’ = -PP = - sn = -25 cm

53
sn
M= +1
f
Untuk pengamatan menggunakan lup dengan lensa mata berakomodasi pada jarak (x)
berlaku ketentuan s < f dan s’ = -x. Perbesaran bayangannya :
sn sn
M= +
f x

4. Mikroskup.
Mikroskup adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda berukuran micron, yang
tidak terlihat oleh mata biasa. Mikroskup terdiri atas dua lensa cembung, yang dekat dengan
benda yang diamati disebut lensa obyektif, dan yang dekat dengan mata disebut lensa okuler.
Jarak fokus lensa okuler lebis besar dari pada lensa obyektifnya.

Perbesaran bayangan :
a. Mata tidak berakomodasi / berakomodasi minimum.
s' ob s n
M=
[ ] ⌈
s ob f ok

b. Mata berakomodasi maksimum.


s' ob s n
M=
[ ] ⌈ + 1⌉
s ob f ok

Keterangan :
s’ob = jarak bayangan lensa obyektif.
sob = jarak benda pada lensa obyektif.
sn = jarak baca normal.
sok = jarak benda pada lensa okuler.
M = perbesaran bayangan.

Pada pengamatan menggunakan mikroskup dengan mata berakomodasi maksimum,


bayangan yang dihasilkan merupakan hasil pembiasan lensa obyektif yang terletak
diantara fokus lensa okuler dengan titik pusat lensa okuler (s’ ob < fok ).
Panjang mikroskup atau jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler adalah sbb :
d = s’ob + sok

54
Sementara itu, panjang mikroskup pada mata berakomodasi minimum adalah sbb :
d = s’ob + fok

5. Teropong atau Teleskop


Teropong atau teleskop merupakan alat yang digunakan untuk pengamatan astronomi. Yang
termasuk teleskop adalah :
a. Teropong Bintang (Teleskop)
Pada teropong bintang terdapat dua lensa cembung (positif) yaitu lensa obyektif dan lensa
okuler. Benda yang diamati terletak jauh tak terhingga, sehingga bayangan jatuh pada
fokus obyektif. Titik fokus obyektif berimpit dengan titik fokus okuler. Bayangan akhir
teleskop adalah maya, terbalik dan diperbesar.

1) Mata tidak berakomodasi.


Benda sob = ∞ , terbentuk bayangan di fob atau s’ob = fob. Titik fokus obyektif berimpit
dengan titik fokus okuler. Bayangan yang terbentuk pada lensa obyektif adalah benda
untuk lensa okuler, sok = fok sehingga bayangan lensa okuler teramati di jauh tak
terhingga, s’ok = ∞
Panjang teleskop atau jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler yaitu d = fob + fok, dan
f ob
perbesarannya yaitu : M = , dengan sifat bayangan maya terbalik, diperbesar dan
f ok
jauh tak terhingga.
2) Mata berakomodasi maksimum.
Benda sob = ∞ , terbentuk bayangan di fob atau s’ob = fob. Bayangan yang terbentuk pada
lensa obyektif adalah benda untuk lensa okuler. Benda lensa okuler berada diruang I
atau sok < fok sehingga bayangan lensa okuler teramati di ruang IV, s’ ok = sn = -PP
Panjang teleskop atau jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler yaitu d = fob + sok,
f ob
dan perbesarannya yaitu : M = , dengan sifat bayangan maya terbalik, diperbesar
sok
dan jauh tak terhingga.

b. Teropong Bumi.
Prinsip teropong bumi adalah sama dengan teropong bintang, perbedaannya terletak pada
bayangan terakhirnya yaitu pada teropong bumi bersifat tegak. Untuk itu harus dipasang
lensa pembalik. Teropong bumi terdiri dari tiga lensa yaitu, lensa obyektif (positif), lensa
pembalik (positif) yang terletak antara lensa okuler, dan lensa okuler (positif yang
berfungsi sebagai lup.

1) Mata tidak berakomodasi.


Benda sob = ∞ , terbentuk bayangan di fob atau s’ob = fob, sehingga bayangan dari lensa
obyektif s’ob = fob yang jatuh dititik fokus obyektif dan berimpit dengan pusat
kelengkungan lensa pembalik. Lensa pembalik berfungsi membalikkan sifat bayangan
menjadi tegak dengan perbesaran 1 (M = 1). Bayangan yang terbentuk pada lensa
pembalik tepat dititik focus okuler, maka s ok = fok sehingga bayangan lensa okuler
teramati di jauh tak terhingga, s’ok = ∞
Panjang teleskop atau jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler yaitu
f ob
d = fob + 4fp + fok, dan perbesarannya yaitu : M = , dengan sifat bayangan maya, tegak,
f ok
diperbesar dan jauh tak terhingga.

55
2) Mata berakomodasi maksimum.
Pembiasan cahaya oleh lensa obyektif dan lensa pembalik sama dengan pengamatan
untuk mata tidak berakomodasi. Bedanya bayangan dari lensa pembalik jatuh diruang I
lensa okuler sehingga sok < fok sehingga bayangan lensa okuler teramati di ruang IV
dengan sifat maya, tegak diperbesar.

c. Teropong Panggung.
Teropong panggung atau teropong Galileo terdiri atas lensa cembung sebagai lensa
obyektif dan lensa cekung (negatif) sebagai lensa okuler. Lensa cekung digunakan agar
bayangan yang terbentuk tegak. Teropong panggung dibuat sebagai
pembaharuanteropong bumi, karena teropong bumi terlalu panjang. Teropong panggung
tidak dilengkapi lensa pembalik.

1) Mata tidak berakomodasi.


f ob
M=
f ok
d = fob - |f ok|
2) Mata berakomodasi maksimum.
f ob
M=
sok
d = fob - |sok|

6. Periskop

56
Periskop merupakan salah satu teropong yang berguna untuk melihat keadaan diatas
permukaan air. Periskop memiliki dua buah prisma yang berfungsi untuk memantulkan
cahaya (reflector) sehingga dapat membelokkan berkas sinar dari benda yang dilihat. Selain
itu, periskop juga dilengkapi dengan dua atau lebih lensa cembung yang berfungsi sebagai
lensa obyektif dan lensa okuler. Berkas cahaya di atas permukaan air, setelah melewati lensa
obyektif, dipantulkan secara sempurna oleh bidang-bidang pada prisma. Keuntungan dari
prisma adalah dapat diputar 360 o sehingga leluasa melihat benda2 dipermukaan air.
Bayangan yang terjadi bersifat maya, tegak dan diperbesar.

UJI KOMPETENSI 5
1. Bayangan yang terbentuk oleh cermin D. nyata, terbalik, diperbesar
cembung dan sebuah benda yang E. maya, tegak, diperkecil
tingginya h yang ditempatkan di depan 2. Seseorang bermata hipermetropi supaya
cermin bersifat …. dapat melihat dengan normal harus
A. nyata, tegak, diperbesar menggunakan kaca mata yang kuat
B. maya, tegak, diperbesar lensanya +2 dioptri. Maka jarak terdekat
C. nyata, tegak, diperkecil

57
yang dapat dilihat orang tersebut tanpa 8. Seorang dengan mata normal
kaca mata adalah …. menggunakan mikroskop dengan mata
A. 2,5 cm D. 60 cm berakomodasi maksimum itu berarti ….
B. 15 cm E. 100 cm A. Bayangan lensa obyektif 25 cm di
C. 50 cm belakang lensa
3. Seorang siswa (Sn = 25 cm) melakukan B. Bayangan lensa obyektif tak hingga
percobaan menggunakan mikroskop, C. Bayangan lensa okuler tak hingga
dengan data seperti diagram berikut: D. Bayangan lensa okuler 25 cm di depan
E. Bayangan lensa okuler 25 cm di
belakang
9. Sebuah lup mempunyai jarak fokus 5 cm,
jika titik dekat mata normal = 25 cm,
maka perbesaran lup untuk mata
berakomodasi maksimum adalah ….
A. 3 kali D. 6 kali
B. 4 kali E. 7 kali
C. 5 kali
10. Bayangan dari sebuah benda yang di
Perbesaran mikroskop adalah …. bentuk oleh cermin cembung adalah ….
A. 30 kali D. 46 kali A. selalu di belakang cermin
B. 36 kali E. 50 kali B. selalu di perbesar
C. 40 kali C. kadang-kadang di perkecil
4. Sebuah benda diletakkan 20 cm di depan D. kadang-kadang terbalik
cermin cembung yang jarak fokusnya 30 E. kadang-kadang nyata
cm. Letak dan sifat bayangan yang 11. Seorang tukang servis jam memiliki titik
dibentuk oleh cermin tersebut adalah …. dekat 20 cm, menggunakan lup yang
A. 60 cm di depan cermin, maya, tegak jarak fokusnya 10 cm. Besar perbesaran
B. 60 cm di belakang cermin, nyata, bayangan dengan tanda berakomodasi
tegak adalah ….
C. 60 cm di depan cermin, nyata, terbalik A. 2 kali D. 5 kali
D. 12 cm di belakang cermin, maya, tegak B. 1 kali E. 6 kali
E. 12 cm, di depan cermin, nyata, tegak C. 3 kali
5. Seseorang bermata normal (titik 12. Seorang teropong diarahkan ke bintang,
dekatnya 25 cm) mengamati benda menghasilkan perbesaran anguler 25
dengan mata berakomodasi maksimum. kali. Jika jarak fokus objektif 150 cm,
Diameter pupil matanya 2 mm dan mata maka jarak antara lensa objektif dan
peka terhadap cahaya. 550.10-6 mm. lensa okuler teropong tersebut adalah …
Batas daya urai mata orang itu adalah …. cm
A. 0,01 mm A. 175 D. 144
B. 0,08 mm B. 156 E. 120
C. 0,18 mm C. 150
D. 0,8 mm
E. 1,8 mm 13. Sebuah objek ditempatkan pada jarak 1,5
6. Alat optik di bawah ini yang selalu cm dari lensa objektif sebuah mikroskop,
menghasilkan bayangan maya, tegak dan jika mikroskop memiliki jarak fokus
diperkecil dari suatu benda nyata, adalah lensa objektif dan okuler berturut-turut
A. cermin datar 10 mm dan 6 cm dan pengamatan
B. cermin cekung dilakukan dengan akomodasi maksimum
C. cermin cembung dengan titik dekat 30 cm, maka
D. lensa positif perbesaran mikroskop adalah … kali
E. lensa negatif A. 10 D. 20
7. Letak bayangan yang dibentuk lensa B. 12 E. 25
bikonveks 20 cm di belakang lensa. C. 18
Apabila kekuatan lensa 10 dioptri, maka 14. Suatu nyala lilin digeser mendekati suatu
jarak benda terhadap lensa adalah …. cermin sehingga bayangan dapat
A. 5 cm D. 20 cm ditangkap layar pada gambar.
B. 10 cm E. 40 cm
C. 15 cm

58
D. 1/4 dioptri
E. 4/3 dioptri
(1) Cermin tersebut adalah cermin 20. Seorang rabun dekat, titik paling dekat
cekung yang dapat dilihat dengan jelas berjarak
(2) Jarak benda ke cermin lebih kecil 2/3 meter. Jika ingin melihat pada jarak
dari jari-jari kelengkungan cermin baca normal (25 cm), maka harus
(3) Jarak bayangan lebih besar dari jari- memakai kacamata dengan jarak fokus ....
jari kelengkungan cermin A. 40 cm positif
(4) Jarak fokus cermin negatif B. 40 cm negative
Pernyataan yang benar adalah .... C. 25 cm positif
A. (1), (2) dan (3) D. 25 cm negative
B. (1) dan (3) E. 20 cm positif
C. (2) dan (4) 21. Mata rabun dekat memiliki ciri-ciri:
D. (D) 1) Bayangan benda pada titik dekat
E. Semua benar normal berada di depan retina.
15. Sebuah benda terletak pada jarak 5 cm di 2) Titik dekatnya lebih dari 25 cm
depan sebuah cermin cembung yang 3) Dapat ditolong dengan lensa bikonkaf.
berjari-jari 20 cm. Sifat bayangan yang 4) Lensa mata tidak dapat berakomodasi
dibentuk oleh cermin adalah …. sekuat-kuatnya pada titik dekat 25 cm
A. nyata, tegak, diperkecil Yang benar adalah ....
B. nyata, terbalik, diperbesar A. (1), (2) dan (3)
C. maya, tegak , diperbesar B. (1) dan (3)
D. maya, tegak, diperkecil C. (2) dan (4)
E. maya, terbalik, diperbesar D. (4)
16. Untuk mendapatkan bayangan yang E. Semua benar
terletak pada jarak 15 cm di belakang 22. Seorang hanya dapat melihat jelas paling
lensa positif yang jarak titik apinya 7,5 jauh 200 cm di depan matanya. Agar ia
cm, maka benda harus diletakkan di dapat melihat benda yang jauh dengan
depan lensa tersebut pada jarak… jelas, maka ia harus memakai kacamata
A. 2,5 cm berkekuatan ….
B. 7,5 cm A. -20 dioptri.
C. 15 cm B. 20 dioptri
D. 22,5 cm C. -2 dioptri
E. 30,0 cm D. 2 dioptri
17. Sebuah benda diletakkan di muka lensa E. – ½ dioptri
cembung yang berjarak titik api 12 cm. 23. Sebuah lensa berjarak fokus 4 cm
Jika diperoleh bayangan tegak diperbesar digunakan sebagai lup. Agar mata
3 kali, benda terletak di muka lensa pada melihat tanpa berakomodasi, maka letak
jarak (dalam cm) benda tersebut dari lup adalah…
A. 6 D. 16 A. 2 cm D. 6 cm
B. 8 E. 18 B. 3 cm E. 8 cm
C. 12 C. 4 cm
18. Titik dekat mata seorang siswa terletak 24. Pernyataan berikut ini yang benar
pada jarak 120 cm di depan mata. Untuk mengenai cacat mata adalah ….
melihat dengan jelas suatu benda yang A. Pada mata miopi, bayangan jatuh di
terletak 30 cm didepan mata, kekuatan belakang retina
lensa kacamata yang harus dipakai B. Pada mata hipermetropi, dapat
berdaya (dalam dioptri).... melihat jelas benda jauh
A. -5 D. 2,5 C. Mata hipermetropi dapat melihat
B. –4,16 E. 4,16 dengan jelas bila memakai
C. –2,5 kacamata negatif
19. Pada saat membaca, jarak terdekat yang D. Mata hipermetropi dapat membaca
dapat dilihat seorang kakek rabun jelas pada jarak baca normal
dekat adalah 40 cm. Kekuatan lensa kaca E. Mata miopi dinormalkan dengan
mata yang diperlukan adalah .... memakai kacamata positif
A. 3/2 dioptri 25. Seseorang yang mempunyai titik dekat
B. 3/4 dioptri 25 cm ingin melihat sebuah benda
dengan lup. Apabila orang tersebut saat
C. 2/3 dioptri
berakomodasi maksimum menginginkan

59
terjadinya perbesaran sebesar 6 kali, perbesaran yang dihasilkan mikroskop
jarak focus lup yang harus digunakan adalah ....
ialah (dalam cm). A. 20 x
A. 5 B. 24 x
B. 10 C. 25 x
C. 15 D. 50 x
D. 20 E. 54 x
E. 25 30. Sebuah teropong dipakai untuk
26. Lensa objektif sebuah mikroskop melihat bintang yang menghasilkan
membentuk bayangan sebuah benda, perbesaran anguler 6 kali. Jarak lensa
yang oleh lensa okuler lalu diperbesar. obyektif terhadap lensa okuler 35 cm.
Sifat bayangan akhir oleh lensa-lensa tadi Teropong digunakan dengan mata tidak
adalah.... berakomodasi. Jarak fokus okulernya
A. Nyata, tegak, diperbesar adalah ….
B. Maya, terbalik, diperbesar A. 3,5 cm
C. Nyata, terbalik, diperkecil B. 5 cm
D. Maya, tegak, diperbesar C. 7 cm
E. Maya, tegak, diperkecil D. 10 cm
27. Jarak titik api objektif dan okuler E. 30 cm
sebuah mikroskop berturut–turut
adalah 1,8 cm dan 6 cm. Pada
pengamatan mikro-organisme dengan
menggunakan mikroskop ini oleh mata
normal tidak berakomodasi, jarak
antara objektif dengan okuler 24 cm.
Dalam hal ini mikroorganisme terletak di
muka objektif sejauh (dalam cm)…..
A. 1,9
B. 2,0
C. 2,2
D. 2,4
E. 2,5

28. Sebuah benda mikro berada 1 cm di


muka lensa obyektif mikroskop. Jarak
fokus lensa obyektif 0,9 cm. Mata
pengamat di belakang lensa okuler
melihat bayangan benda dengan
perbesaran terhadap lensa okuler = 10 kali.
Perbesaran mikroskop adalah ….
A. 11,9 kali
B. 90 kali
C. 100 kali
D. 110 kali
E. 190 kali
29. Jarak fokus lensa obyektif dan lensa okuler
sebuah mikroskop masing-masing 2 cm
dan 5 cm, digunakan untuk mengamati
benda kecil yang terletak 2,5 cm dari lensa
objektif. Jika pengamat bermata normal
berakomodasi maksimum, maka

60
61

Anda mungkin juga menyukai