Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

“Besaran dan Satuan Mekanik”

Disusun oleh:

Nama: Soni Heryanto

NIM: 03021381823080

Kelas: B (Bukit)

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita tak lepas dari ilmu fisika. Mulai dari pengukuran
hingga gaya yang kita lakukan sehari hari semuanya merupakan bagian dari ilmu fisika.
Untuk mengukur suatu benda, kita memerlukan sebuah alat ukur relatif untuk benda yang
akan diukur. Untuk mendapatkan hasil dari pengukuran tersebut, diperlukan sebuah skala
sebagai acuan seberapa besar hasil dari pengukuran terhadap benda tersebut. Misalnya,
apabila kita ingin mengukur lebar sebuah meja kita menggunakan alat ukur mistar atau
penggaris yang memiliki skala tertentu. Dalam hal pengukuran lebar meja di atas kita
membandingkan lebar meja dengan panjang (besaran sejenis) mistar sebagai acuan.
Acuan inilah yang disebut dengan satuan. Satuan sangat berguna di kehidupan sehari-hari
sebagai pedoman mutlak dalam melakukan pengukuran. Karena dengan adanya satuan,
suatu hasil pengukuran dapat diwaliki dengan angka yang baku dan sama untuk semua
orang yang mengukurnya. Misalnya, panjang meja bila dihitung dengan mistar
menunjukkan hasil 150 cm. Sebaliknya, apabila acuan kita adalah jengkal maka panjang
meja itu kita hitung 8 jengkal. Tentu saja makna jengkal di sini menjadi tidak sama bagi
semua orang. Agar semua praktek pengukuran menghasilkan jawaban yang sama,
diperlukan suatu acuan yang dinamakan untuk menyamakan hasil pengukuran dari orang-
orang tersebut. Dalam makalah ini akan dijelaskan besaran dan satuan yang telah saya
pelajari di mata kuliah fisika dasar.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja besaran dan satuan yang ada?
1.2.2 Apa kegunaan masing-masing besaran dan satuan dalam pengukuran?
1.3 Tujuan Pembuatan
1.3.1 Mengetahui besaran dan satuan dalam fisika
1.3.2 Mengetahui kegunaan masing-masing besaran dan satuan dalam pengukuran
BAB II

PEMBAHASAN

MATERI BESARAN DAN SATUAN


Pengukuran adalah proses membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran
sejenis yang dipakai sebagai satuan. Hasil dari pada pengukuran merupakan
besaran. Besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan nilai
yang memiliki satuan.
Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus
mempunyai 3 syarat yaitu

1. dapat diukur atau dihitung


2. dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
3. mempunyai satuan

Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak dapat
dikatakan sebagai besaran.

Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :


1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari
pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa
merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini
tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran
non fisika adalah Jumlah.

Dalam fisika besaran ada dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan.

Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
diturunkan dari besaran lain.
Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s),
Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran
pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai
satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.
Besaran Pokok Satuan SI Siangkatan
No. Alat Ukur Dimensi
Nama Nama Besaran Simbol
Nama Satuan
Besaran Satuan

1. Panjang ℓ Meter M Mistar [L]

2. Massa M Kilogram Kg Neraca [M]

3. Waktu T Sekon S Stopwatch [T]

4. Suhu T Kelvin K termometer [θ ¿

5. Kuat Arus I Ampere A Amperemete [I]


r

6. Jumlah
N Mole mol [N]
Molekul

7. Intensitas
I Candela cd Fotometer [J]
Cahaya

Tabel Besaran Pokok

Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. Jika suatu
besaran turunan merupakan perkalian besaran pokok , satuan besaran turunan itu juga
merupakan perkalian satuan besaran pokok, begitu juga berlaku didalam satuan besaran
turunan yang merupakan pembagian besaran pokok. Besaran turunan mempunyai ciri khusus
antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih
dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.

Satuan
Besaran turunan
Dalam Satuan Dasar
Nama Satuan Simbol

Luas Meter Persegi m2 m2

Volume Meter Kubik m3 m3

Kecapatan Meter Per Sekon m/s m/s

Masa Jenis Kilogram per Meter kg/m3 kg/m3


Kubik

Gaya Newton N kg.m/s2

Energi Dan Usaha Joule J kg.m2/s2


Daya Watt W kg.m2/s3

Tekanan Pascal Pa kg/(m.s2)

Frekuensi Hertz Hz s-1

Muatan Listrik Coulomb C A.s

Potensi Listrik Volt V kg.m2/(A.s3)

Hambatan Listrik Ohm Ω kg.m2/(A.s3)

Kapasitansi Farad F A2.s4/kg.m2

Medan Magnetik Testa T kg/(A.s2)

Fluks Magnetik Weber Wb kg.m2/(A.s2)

Induktansi Henry H kg.m2/(A2.s2)

Tabel Besaran Turunan

Satuan adalah sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap besaran
mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda mempunyai
satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama
maka besaran itu pada hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan
Newton dan Berat mempunyai satuan Newton. Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi
sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran turunan gaya.
a. Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara
internasional tau disebut dengan satuan internasional (SI).
Contoh: meter, kilogram, dan detik.
Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second)
Tabel Satuan Baku

Besaran Pokok Satuan MKS Satuan CGS

Massa kilogram (kg) gram (g)

Panjang meter (m) centimeter (cm)

Waktu sekon (s) sekon (s)

Kuat Arus ampere (A) statampere (statA)

Suhu kelvin (K) kelvin (K)

Intensitas Cahaya candela (Cd) candela (Cd)

Jumlah Zat kilomole (mol) mol

b. Satuan Tidak Baku


Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional dan hanya digunakan
pada suatu wilayah tertentu.
Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.

ALAT UKUR
Alat Ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran.
Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung pada skala
terkecil alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat ukur maka semakin
tinggi ketelitian alat ukur tersebut. Beberapa contoh alat ukur sesuai dengan besarannya,
yaitu:
a. Alat Ukur Panjang
1. Mistar (Penggaris)

Mistar adalah ala ukur panjang dengan ketelitian sampai 0,1 cm atau 1 mm. Pada pembacaan
skala, kedudukan mata pengamat harus tegak lurus dengan skala mistar yang di baca.

Gambar Penggaris
2. Jangka Sorong

Jangka sorong dipakai untuk mengukur suatu benda dengan panjang yang kurang dari 1mm.
Skala terkecil atau tingkat ketelitian pengukurannya sampai dengan 0,01 cm atau 0,1 mm.
Umumnya, jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, diameter bola,
ebal uang logam, dan diameter bagian dalam tabung.

Jangka sorong memiliki dua skala pembacaan, yaitu:


a). Skala Utama/tetap, yang terdapat pada rahang tetap jangka sorong.
b). Skala Nonius, yaitu skala yang terdapat pada rahang sorong yang dapa
bergeser/digerakan.

Gambar Jangka sorong

3. Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang dengan ingkat ketelitian terkecil yaiu 0,01
mm atau 0,001 cm.
Skala terkecil (skala nonius) pada mikrometer sekrup terdapat pada rahang geser, sedangkan
skala utama terdapat pada rahang tetap.
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda bundar dan plat yang sangat
tipis.

Gambar Micrometer sekrup


b. Alat Ukur Massa
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah neraca. Berdasarkan
cara kerjanya dan keelitiannya neraca dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Neraca digital, yaitu neraca yang bekerja dengan sistem elektronik. Tingkat ketelitiannya
hingga 0,001g.

Gambar Neraca Digital

2. Neraca O’Hauss, yaitu neraca dengan tingkat ketelitian hingga 0.01 g.

Gambar Neraca O’hauss

3. Neraca sama lengan, yaitu neraca dengan tingkat ketelitian mencapai 1 mg atau 0,001 g.

Gambar Neraca Lengan


c. Alat Ukur Waktu
Satuan internasional untuk waktu adalah detik atau sekon. Satu sekon standar adalah waktu
yang dibuuhkan oleh atom Cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.

Alat yang digunakan untuk mengukur waktu, antara lain jam matahari, jam dinding, arloji
(dengan ketelitian 1 sekon), dan stopwatch (ketelitian 0,1 sekon).

gambar Arloji

Gambar Stopwacth

Besaran berdasarkan arah dapat dibedakan menjadi 2 macam

1. Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah sebagai contoh besaran kecepatan,
percepatan dan lain-lain.
2. Besaran sekalar adalah besaranyang mempunyai nilai saja sebagai contoh kelajuan, perlajuan dan
lain-lain.
ANGKA PENTING

Angka Penting : Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan alat ukur, terdiri
dari :
• Angka pasti
• Angka taksiran

Aturan :
a. Penjumlahan / Pengurangan
Ditulis berdasarkan desimal paling sedikit
Contoh :
2,7481
8,41
——- +
11,1581 ——> 11,16

b. Perkalian / Pembagian
Ditulis berdasarkan angka penting paling sedikit
Contoh :
4,756
110
———
0000
4756
4756
————– +
523,160 —-> 520
BESARAN POKOK

Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
diturunkan dari besaran lain. Ada tujuh besaran pokok dalam sistem Satuan Internasional
yaitu Panjang, Massa, Waktu, Suhu, Kuat Arus, Jumlah molekul, Intensitas Cahaya.

Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar ujung. Panjang dapat
dibagi menjadi tinggi, yaitu jarak vertikal, serta lebar, yaitu jarak dari satu sisi ke sisi yang
lain, diukur pada sudut tegak lurus terhadap panjang benda. Dalam ilmu fisika dan teknik,
kata “panjang” biasanya digunakan secara sinonim dengan “jarak”, dengan simbol “l” atau
“L” (singkatan dari bahasa Inggris length).

Massa adalah sifat fisika dari suatu benda, yang secara umum dapat digunakan untuk
mengukur banyaknya materi yang terdapat dalam suatu benda. Massa merupakan konsep
utama dalam mekanika klasik dan subyek lain yang berhubungan.

Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika
proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu
merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama
berlangsungnya suatu kejadian. Tiap masyarakat memilki pandangan yang relatif berbeda
tentang waktu yang mereka jalani. Sebagai contoh: masyarakat Barat melihat waktu sebagai
sebuah garis lurus (linier). Konsep garis lurus tentang waktu diikuti dengan terbentuknya
konsep tentang urutan kejadian. Dengan kata lain sejarah manusia dilihat sebagai sebuah
proses perjalanan dalam sebuah garis waktu sejak zaman dulu, zaman sekarang dan zaman
yang akan datang. Berbeda dengan masyarakat Barat, masysrakat Hindu melihat waktu
sebagai sebuah siklus yang terus berulang tanpa akhir.

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki
oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam
bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-
atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.Arus listrik adalah banyaknya
muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel
atau penghantar listrik lainnya. Pada zaman dulu, Arus konvensional didefinisikan sebagai
aliran muatan positif, sekalipun kita sekarang tahu bahwa arus listrik itu dihasilkan dari aliran
elektron yang bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya.

Jumlah molekul

Intensitas Cahaya
BESARAN TURUNAN

Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok atau besaran
yang didapat dari penggabungan besaran-besaran pokok. Contoh besaran turunan
adalah Berat, Luas, Volume, Kecepatan, Percepatan, Massa Jenis, Berat jenis, Gaya, Usaha,
Daya, Tekanan, Energi Kinetik, Energi Potensial, Momentum, Impuls, Momen inersia, dll.
Dalam fisika, selain tujuh besaran pokok yang disebutkan di atas, lainnya merupakan besaran
turunan. Besaran Turunan selengkapnya akan dipelajari pada masing-masing pokok bahasan
dalam pelajaran fisika.

Untuk lebih memperjelas pengertian besaran turunan, perhatikan beberapa besaran turunan
yang satuannya diturunkan dari satuan besaran pokok berikut ini.

Luas = panjang x lebar

= besaran panjang x besaran panjang

=mxm

= m2

Volume = panjang x lebar x tinggi

= besaran panjang x besaran panjang x besaran Panjang

=mxmxm

= m3

Kecepatan = jarak / waktu

= besaran panjang / besaran waktu

=m/s

Notasi Ilmiah

Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang sangat kecil, seperti
massa elektron, sampai dengan ukuran yang sangat besar, seperti massa bumi. Penulisan hasil
pengukuran benda sangat besar, misalnya massa bumi kira-kira 6.000.000.000
000.000.000.000.000 kg atau hasil pengukuran partikel sangat kecil, misalnya massa sebuah
elektron kira-kira 0,000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.911 kg memerlukan tempat
yang lebar dan sering salah dalam penulisannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, kita
dapat menggunakan notasi ilmiah atau notasi baku.
Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran dinyatakan sebagai : a, . . . . x 10n
di mana :

a adalah bilangan asli mulai dari 1 – 9

n disebut eksponen dan merupakan bilangan bulat dalam persamaan tersebut,

10n disebut orde besar

Contoh :

Massa bumi = 5,98 x1024


Massa elektron = 9,1 x 10-31
0,00000435 = 4,35 x 10-6
345000000 = 3,45×108

Dimensi Besaran

Dimensi besaran diwakili dengan simbol, misalnya M, L, T yang mewakili massa (mass),
panjang (length) dan waktu (time). Ada dua macam dimensi yaitu Dimensi Primer dan
Dimensi Sekunder. Dimensi Primer meliputi M (untuk satuan massa), L (untuk satuan
panjang) dan T (untuk satuan waktu). Dimensi Sekunder adalah dimensi dari semua Besaran
Turunan yang dinyatakan dalam Dimensi Primer. Contoh : Dimensi Gaya : M L T-2atau
dimensi Percepatan : L

Catatan :Semua besaran dalam mekanika dapat dinyatakan dengan tiga besaran pokok
(Dimensi Primer) yaitu panjang, massa dan waktu. Sebagaimana terdapat Satuan Besaran
Turunan yang diturunkan dari Satuan Besaran Pokok, demikian juga terdapat Dimensi
Primer danDimensi Sekunder yang diturunkan dari Dimensi Primer.

Berikut adalah tabel yang menunjukkan dimensi dan satuan tujuh besaran dasar dalam sistem
SI.

Manfaat Dimensi dalam Fisika antara lain : (1) dapat digunakan untuk membuktikan dua
besaran sama atau tidak. Dua besaran sama jika keduanya memiliki dimensi yang sama atau
keduanya termasuk besaran vektor atau skalar, (2) dapat digunakan untuk menentukan
persamaan yang pasti salah atau mungkin benar, (3) dapat digunakan untuk menurunkan
persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan besaran fisis tersebut dengan besaran-
besaran fisis lainnya diketahui.
Satuan dan dimensi suatu variabel fisika adalah dua hal berbeda. Satuan besaran fisis
didefinisikan dengan perjanjian, berhubungan dengan standar tertentu (contohnya, besaran
panjang dapat memiliki satuan meter, kaki, inci, mil, atau mikrometer), namun dimensi
besaran panjang hanya satu, yaitu L. Dua satuan yang berbeda dapat dikonversikan satu sama
lain (contohnya: 1 m = 39,37 in; angka 39,37 ini disebut sebagai faktor konversi), sementara
tidak ada faktor konversi antarlambang dimensi.

ANALISIS DIMENSI

Analisis dimensi adalah cara yang sering dipakai dalam fisika, kimia dan teknik untuk
memahami keadaan fisis yang melibatkan besaran yang berbeda-beda. Analisis dimensi
selalu digunakan untuk memeriksa ketepatan penurunan persamaan. Misalnya, jika suatu
besaran fisis memiliki satuan massa dibagi satuan volume namun persamaan hasil penurunan
hanya memuat satuan massa, persamaan tersebut tidak tepat. Hanya besaran-besaran
berdimensi sama yang dapat saling ditambahkan, dikurangkan atau disamakan. Jika besaran-
besaran berbeda dimensi terdapat di dalam persamaan dan satu sama lain dibatasi tanda “+”
atau “-” atau “=”, persamaan tersebut harus dikoreksi terlebih dahulu sebelum digunakan.
Jika besaran-besaran berdimensi sama maupun berbeda dikalikan atau dibagi, dimensi
besaran-besaran tersebut juga terkalikan atau terbagi. Jika besaran berdimensi dipangkatkan,
dimensi besaran tersebut juga dipangkatkan.

Seringkali kita dapat menentukan bahwa suatu rumus salah hanya dengan melihat dimensi
atau satuan dari kedua ruas persamaan. Sebagai contoh, ketika kita menggunakan rumus A=
2.Phi.r untuk menghitung luas. Dengan melihat dimensi kedua ruas persamaan, yaitu [A] =
L2 dan [2.phi.r] = L kita dengan cepat dapat menyatakan bahwa rumus tersebut salah karena
dimensi kedua ruasnya tidak sama. Tetapi perlu diingat, jika kedua ruas memiliki dimensi
yang sama, itu tidak berarti bahwa rumus tersebut benar. Hal ini disebabkan pada rumus
tersebut mungkin terdapat suatu angka atau konstanta yang tidak memiliki dimensi, misalnya
Ek = 1/2 mv2 , di mana 1/2 tidak bisa diperoleh dari analisis dimensi.

Anda harus ingat karena dalam suatu persamaan mungkin muncul angka tanpa dimensi, maka
angka tersebut diwakili dengan suatu konstanta tanpa dimensi, misalnya konstanta k.

Contoh Soal : menentukan dimensi suatu besaran

Tentukan dimensi dari besaran-besaran berikut ini :

(a) volum

(b) massa jenis


(c) pecepatan

(d) usaha

Anda harus menulis rumus dari besaran turunan yang akan ditentukan dimensinya terlebih
dahulu. Selanjutnya rumus tersebut diuraikan sampai hanya terdiri dari besaran pokok.

Jawaban :

(a) Persamaan Volum adalah hasil kali panjang, lebar dan tinggi di mana ketiganya memiliki
dimensi panjang, yakni [L]. Dengan demikian, Dimensi Volume :

(b) Persamaan Massa Jenis adalah hasil bagi massa dan volum. Massa memiliki dimensi [M]
dan volum memiliki dimensi [L]3.Dengan demikian Dimensi massa jenis :

(c) Persamaan Percepatan adalah hasil bagi Kecepatan (besaran turunan) dengan Waktu, di
mana Kecepatan adalah hasil bagi Perpindahan dengan Waktu. Oleh karena itu, kita terlebih
dahulu menentukan dimensi Kecepatan, kemudian dimensi Percepatan.

(d) Persamaan Usaha adalah hasil kali Gaya (besaran Turunan) dan Perpindahan (dimensi =
[L]), sedang Gaya adalah hasil kali massa (dimensi = [M]) dengan percepatan (besaran
turunan). Karena itu kita tentukan dahulu dimensi Percepatan (lihat (c)), kemudian dimensi
Gaya dan terakhir dimensi Usaha.

Besaran Vektor dan Skalar


Dalam pembahasan sebelumnya, mengenai Besaran dan Satuan, anda sudah mempelajari besaran Fisika,
seperti besaran pokok dan besaran turunan. Dalam bab (halaman blog) ini, anda saya ajak untuk
memahami kelompok besaran Fisika lainnya, yaitu Besaran Vektor dan Besaran Skalar.

Besaran Skalar
Pada saat anda menghitung luas sebuah bidang bujur sangkar, maka anda hanya menyebut angka (nilai)
nya saja, misalkan 25 cm² Demikian pula, saat anda membeli dan menimbang satu keranjang buah
mangga, maka pada timbangan tertera angka yang menunjukkan massa mangga tersebut, misalkan 4 kg.
Pada contoh tersebut diatas, besaran Luas bujur sangkar dan Massa mangga merupakanbesaran skalar,
yaitu besaran yang hanya memilik besar (nilai) saja dan tidak memiliki arah.
Contoh besaran Skalar yaitu, panjang, massa, waktu, suhu, massa jenis, volume, enegi potensial, usaha,
potensial listrik, energi listrik dan lainsebagainya.

Besaran Vektor
Jika sebuah mangga yang anda beli tadi, berada dalam genggaman tangan anda, yang semula diam,
kemudian terjatuh. Apa yang anda amati? Buah mangga tersebut jatuh kearah lantai, yang disebabkan
oleh Gravitasi Bumi (Gaya). Pada gerak mangga, dari keadaan diam bergerak dengan kecepatan yang
terus bertambah dengan arah kebawah hingga menyentuh lantai. Dari kejadian tersebut, kita dapat
menyebutkan bahwa, besaran Gaya dan besaran Kecepatanmerupakan besaran Vektor, yaitu besaran
yang memilik nilai dan arah.
Vektor dapat dituliskan dalam huruf kecil dan besar, atau dengan dua huruf seperti berikut :

Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah (lihat gambar), yaitu panjang panah menunjukkan
nilai atau besarnya vektor dan arah anak panah menunjukkan arah vektor

Keterangan :
Titik A : adalah titik awal ( titik tangkap ) vektor
Titik B : adalah arah vektor
Panjang AB merupakan panjang atau besar vektor

Tabel Beberapa Contoh


Besaran Skalar dan Besaran Vektor :
N BESARAN SKALAR BESARAN VEKTOR
O
1 JARAK PERPINDAHAN
2 MASSA BERAT
3 PANJANG PERCEPATAN
4 KELAJUAN KECEPATAN
5 VOLUME PERCEPATAN GRAVITASI
6 WAKTU MOMENTUM
7 ENERGI POTENSIAL IMPULS
8 ENERGI KINETIK GAYA
9 USAHA MOMEN GAYA
10 DAYA TEGANGAN PERMUKAAN
11 MASSA JENIS GAYA GESEK
12 MUATAN LISTRIK INDUKSI MAGNETIK
13 POTENSIAL LISTRIK MEDAN GRAVITASI
14 JUMLAH ZAT MEDAN LISTRIK
15 KERAPATAN ARUS TEKANAN

Komponen Vektor :
Sebuah vektor F berada dalam bidang datar yang membentuk sudut α terhadap sumbu X (lihat gambar).
Vektor tersebut jika diproyeksikan terhadap sumbu X dan sumbu Y akan memiliki komponen-komponen
vektor terhadap sumbu-sumbu tersebut, yaitu Fx dan Fy
Persamaan komponen vektor tersebut : Fx = F cos α
Fy = F sin α

Aplikasi Vektor :
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai aplikasi vektor, contoh sederhana adalah sebuah benda
yang jatuh dari tangan anda kebawah lantai. Dalam hal ini benda jatuh akibat Gravitasi bumi (gaya tarik
bumi) yang arahnya menuju pusat bumi. Hal ini juga menunjukkan benda mmiliki berat yang arah dan
besarnya sama dengan gaya tarik bumi terhadap benda tersebut.

Contoh lain dapat anda lihat dalam gambar berikut :


Mendoron
g Mobil.
Pada mesin derek palang penyangga menahan gaya berat beban (w ) dan gaya tarik tali (F)) . dengan gaya
dorong palang penyangga R. Pada mesin pemotong rumput, seorang pekerja mendorong mesin dengan
gaya F. Pada gambar selanjutnya, seseorang mendorong mobil dengan gaya F yang menimbulkan
percepatan a

Operasi Vektor :
Dalam penggunaan Vektor, dua buah vektor atau lebih dapat dijumlah, dikurang, dikalikan atau dibagi.
Kegiatan ini disebut Operasi vektor.
Penjumlahan dan pengurangan Vektor.
Menjumlahkan dan mengurangkan Vektor dapat ditempuh dengan 2 (dua) cara yaitu :
1. Metode grafis seperti metode Polygon, Jajaran Genjang dan Segitiga
2. Metode Analitis, yaitu menguraikan vektor2 yang ada terhadap sumbu X dan
sumbu Y
Hasil dari penjumlahan vektor-vektor disebut Resultan Vektor (R)

Metode Grafis :
1. Cara Polygon.
Gambar (1) menunjukkan 3(tiga) buah vektor, yaitu vektor a, b dan vektor c.
Resultan Vektornya dapat anda lihat pada gambar (2)
Gambar (1) : vektor a, b dan c
dengan Resultan Vektor ( R) adalah R = a + b + c

Gbr(2). Resultan Vektor (R)


Jika R = a + b + c + d (gbr.3) maka besar R adalah = nol

Gbr (3). Resultan Vektor R = nol


2. Cara Jajaran Genjang
Penjumlahan dan pengurangan 2 buah vektor A dan B yang satu sama lain membentuk sudut α dapat
dilihat pada gambar berikut ini.

Dari gbr (p) penjumlahan vektor A + B dan gbr (q) adalah pengurangan vektor A – B mempunyai
persamaan :
Dari Gbr (p) : Penjumlahan vektor A + B menghasilkan resultan vektor R
Dari Gbr (q) : Pengurangan vektor A – B menghasilkan resultan vektor R dengan persamaan /
rumus tanda (+) dan (-) yang berbeda

Metode Analitis :
Penjumlahan/pengurangan vektor dengan metode analitis adalah menjumlahkan beberapa vektor yang ada
dengan menguraikan vektor-vektor tersebut terlebih dahulu terhadap sumbu X dan Y, kemudian nilainya
dimasukkan ke dalam tabel X dan Y dan diselesaikan dengan persamaan :

Anda mungkin juga menyukai