Anda di halaman 1dari 64

52

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


1. Sejarah singkat RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
RSUP Dr. Mohammad Hosein Palembang didirikan pada tahun 1953
atas praksara Mentri Kesehatan RI Dr. Mohammad Ali ( Dr. Lee Kiat Teng)
dengan biaya pemerintah pusat. Pada Tanggal 3 Januari 1957 rumah sakit
ini mulai beroperasional, yang dapat melayani masyarakat se-Sumatera
bagian Selatan meliputi provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Jambi,
Bengkulu, dan Bangka Belitung.
Tahun 1993 RSUP Dr. Mohammad Hosein Palembang berdasarkan
SK menkes RI No :1134/Menkes/SK/ 1993, berubah status dari Rumah
Sakit Vertikal Menjadi Rumah Sakit Swadana. Berdasarkan SK Menkes RI
No : 1279/Menkes/SK/XI/1997, RSUP Palembang resmi menjadi RSUP Dr.
Mohammad Hosein Palembang. Berdasarkan UU No 20/1997 menjadi
Rumah Sakit Instansi Pengguna PNBP, dimana rumah sakit dapat
memanfatkan dana dari hasil pendapatan sesuai dengan anggaran yang
diproyeksikan rumah sakit dan diselaraskan melalui prosedur KPKN
disamping itu subsidi tetap seperti sediakala. Pada tahun 2000 berdasarkan
PP No : 122/2000, RSUP Dr. Mohammad Hosein Palembang ditetapkan
sebagai salah satu dari 13 rumah sakit pemerintah menjadi rumah sakit
jawatan indonesia dan operasionalnya dimulai tanggal 1 Januari 2002,
sebagai Rumah Sakit Perjan secara operasional RSUP. Dr. Mohammad
Hosein Palembang masih melaksanakan fungsi pelayanan bagi masyarakat
kurang mampu melalui program JPSBK (Gakin). Tahun 2005 dengan
adanya kebijakan pemerintah terhadap 13 rumah sakit vertikal termasuk
RSUP Dr.Mohammad Hosein Palembang, berdasarkan SK Menkes No :
1243/Menkes/SK/VIII/2005, tentang penetapan 13 eks RS Perjan statusya
menjadi Unit Pelaksana Teknis Depkes RI Menerapkan pola keuangan
Badan Layanan Umum (BLU) sebagai Rumah Sakit Pendidikan tipe A.
Selain itu sesuai dengan PREMENKES No :

Poltekkes Kemenkes Palembang


53

HK.02.02/MENKES/390/2014 pada tanggal 17 Oktober 2014 ditetapkan


menjadi rumah sakit Rujukan Nasional, dalam upaya menjamin mutu dan
keselamatan pelayanan, maka RSUP Dr. Mohammad Hosein Palembang
sudah meraih akreditasi paripurna KARS tahun 2015 dan akan meraih
akreditasi Internasional JCI di tahun 2016.
2. Visi, misi dan Motto RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Berdasarkan SK Menkes No : 1243/Menkes/SK/VIII/2005, tentang
penetapan 13 eks RS Perjan statusya menjadi Unit Pelaksana Teknis Depkes
RI Menerapkan pola keuangan Badan Layanan Umum (BLU), sedangkan
mengenai struktur organisasi diatur berdasarkanSK Mentri Kesehatan RI No
:160/Menkes/PER/XII/2005 tanggal 27 Desember 2005 tentang organisasi
dan tata kerja RSUP DR. Mohammad Hosein Palembang mempunyai
layanan unggulan yaitu dibidang kardiollogi dan rawat darurat.
a. Visi

“Menjadi Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan Nasional Berstandar


Internasional Tahun 2019”
b. Misi

1) Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan penelitian yang


berkualitas dalam bidang kesehatan, berstandar internasional.

2) Menyelenggarakan promosi kesehatan secara omperhensif dan


berkelanjutan.

3) Menjalin kemitraan dan melaksanakan sistem rujukan dnegan rumah


sakit jejaring.

4) Meningkatkan kompetensi, kinerja, dan kesejahteraan pegawai.

c. Motto

“ Kesembuhan dan kepuasan anda merupakan kebahagiaan


kami”

Poltekkes Kemenkes Palembang


54

3. Tujuan RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

a. Meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada


kepentingan masyarakat.

b. Meningkatkan citra pelayanan pemerintaha kepada masyarakat dibidang


kesehatan.

c. Meningkatkan tenaga dokter umum, spesialis, dan sub spesialis serta


keperawatan yang berkualitas dan bermoral tinggi.

4. Fungsi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

a. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan


promotif, preventif dan kuratif, maupun rehabilitatif secara peripurna.

b. Pengembangan pelayanan, penelitian dan penelitian dibidang


kegawadaruratan, gastroentologi, reproduksi, transplantasi serta
pelayanan penunjang.

c. Pelayanan kesehatan lainnya pendidikan, penelitian dan usaha lain dalam


bidang kesehatan.

5. Pelayanan Unggulan
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang (RSMH) sebagai rumah
sakit Badan Layanan Umum kelas A milik Departemen Kesehatan RI yang
terbesar di kawasan Sumatera Bagian Selatan dan terakreditasi Tingkat
Lengkap (16 Bidang Pelayanan), dengan pelayanan unggulan saat ini
Jantung dan Otak Terpadu serta Onkologi Terpadu.
6. Gambaran Umum instalasi rawat inap H edah bagian ruang Aster D
Instalasi Rawat Inap H merupakan salah satu bagian dari Rumah Sakit
Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang berfungsi memberikan pelayanan
kesehatan terhadap pasien yang dirawat dengan fasilitas kelas I , Kelas II
dan kelas III dari semua 5 ruangan yang tersedia. Adapun kegiatan
pelayanan rawat inap tersebut di antaranya : THT, Syaraf aas, Row, Syaraf
bawah, dan RPK.
Ruang Aster D merupakan salah satu bagian rawat inap bedah yang
memberikan pelayanan bagi penderita penyakit bedah. Ruang Aster D
secara operasional berada dibawah Instalasi Rawat Inap H yang difungsikan

Poltekkes Kemenkes Palembang


55

menjadi ruang MPKP pertama sejak Desember 2016 di Rumah Sakit Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
Ruang Aster D berkapasitas tempat tidur 33 TT. Ruang Aster D telah
mengembangkan SP2KP (Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan
Profesional), dimana pembagian tenaga perawat menjadi 3 tim, tim I
merawat pasien sebanyak 11 orang, tim II merawat sebanyak 10 pasien, dan
tim III merawat sebanyak 10 orang. Dengan tenaga keperawatan berjumlah
17 orang. Ruang ini memiliki 7 ruangan kamar pasien, 1 ruang karu, 1 ruang
perawat, 1 pantry, 1 kamar mandi perawat, 1 nurse station, 1 gudang dan 4
kamar mandi untuk pasien (Medical Record RSUP Dr Mohammad Hoesin
Palembang, 2016).
7. Gambaran Umum Instalasi Rawat Inap C Bedah bagian ruang
Kenanga E
Instalasi Rawat Inap C merupakan salah satu bagian dari Rumah Sakit
Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang berfungsi memberikan pelayanan
kesehatan terhadap pasien yang dirawat dengan fasilitas Kelas I, Kelas II
dan Kelas III dari 5 ruangan yang tersedia. Adapun kegiatan pelayanan
rawat inap tersebut di antaranya : Syaraf, THT, Bedah, Mata, dan Anak-
anak
Ruang Kenanga E merupakan salah satu bagian rawat inap bedah yang
memberikan pelayanan bagi penderita penyakit bedah. Ruang Kenanga E
secara operasional berada dibawah Instalasi Rawat Inap C yang difungsikan
menjadi ruang MPKP pertama sejak Desember 2016 di Rumah Sakit Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
Pada tanggal 12 Juni 2014 terjadi perubahan nama yang dahulu Ruang
Bedah E sekarang menjadi Ruang Kenanga E dengan pengurangan kapasitas
tempat tidur dari 35 TT menjadi 31 TT. Ruang Kenanga E telah
mengembangkan SP2KP (Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan
Profesional), dimana pembagian tenaga perawat menjadi 3 tim, tim I
merawat pasien sebanyak 11 orang, tim II merawat sebanyak 10 pasien, dan
tim III merawat sebanyak 10 orang. Dengan tenaga keperawatan berjumlah

Poltekkes Kemenkes Palembang


56

17 orang. Ruang ini memiliki 5 ruangan kamar pasien, 1 ruang karu, 1 ruang
perawat, 1 pantry, 1 kamar mandi perawat, 1 nurse station, 1 gudang dan 7
kamar mandi untuk pasien (Medical Record RSUP Dr Mohammad Hoesin
Palembang, 2016).

B. Karakteristik Subyek Penelitian


1. Pasien pertama
Pasien pertama yang menjadi responden peneliti adalah Tn. AP. Tn.
AP berjenis kelamin laki-laki, dilahirkan di Palembang pada tanggal 01 Juli
1993 dan usianya sekarang adalah 22 Tahun. Status Tn. AP sekarang belum
menikah, Tn. AP tinggal bersama kedua orang tuanya yang berasal dari
Palembang dan sekarang bertempat tinggal di Jl. Printis Kemerdekaan, LG.
Hadiah NO 866 Kelurahan Lawang Kidul Kecamatan Ilir Timur II
Palembang. Status pekerjaannya saat ini adalah sebagai mahasiswa di
Universitas Muhammadiyah Palembang. Agama yang dianut Tn. AP adalah
agama Islam. Penanggung jawab dari Tn AP adalah Ny. N berjenis kelamin
Perempuan, dengan usianya sekarang 49 Tahun dan hubungannya dengan
pasien adalah sebagai ibu kandung.
2. Pasien kedua
Pasien kedua yang menjadi responden peneliti adalah Ny. S. Ny. S
berjenis kelamin perempuan, dilahirkan di Lubuk Seberuk pada tanggal 10
November 1968 dan usianya sekarang adalah 47 Tahun. Ny. S tinggal
bersama suaminya beserta ketiga anaknya di Lubuk Seberuk dan sekarang
bertempat tinggal di Jl. Lintas Timur Lubuk Seberuk Kelurahan Lubuk
Seberuk Kecamatan Lempuing Jaya Kabupaten OKI. Status pekerjaannya
saat ini adalah sebagai Ibu Rumah Tangga. Agama yang dianut Ny. S adalah
agama Islam. Penanggung jawab dari Ny. S adalah Tn. N berjenis kelamin
laki-laki dengan usianya sekarang adalah 50 Tahun dan hubungannya
dengan pasien adalah sebagai Suami dari Ny. S.

Poltekkes Kemenkes Palembang


57

C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1.) Anamnesis
Tabel 4.1 Hasil Keluhan Utama pada Pasien Fraktur Femur
Pengkajian Pasien 1 Pasien 2
Keluhan Utama Nyeri dan sulit Nyeri saat berjalan, nyeri bila
Saat MRS : menggerakkan tungkai kaki ditekan.
sebelah kiri setelah
kecelakaan.
Saat Pengkajian : Nyeri dan sulit bergerak Nyeri ssat berjalan, nyeri bila
untuk melakukan aktivitas ditekan. Skala nyeri 3.
seperti mandi, BAB, BAK
serta ganti baju. Skala nyeri
4, Nyeri timbul pada saat
digerakkan dan pada saat
malam hari.

Tabel 4.2 Hasil Riwayat Kesehatan Saat Ini pada Pasien Fraktur Femur
Pengkajian Pasien 1 Pasien 2
Riwayat ± 1 jam sebelum masuk Selama 1 minggu ini sebelum
Kesehatan Saat rumah sakit motor yang masuk rumah sakit Pasien
ini dikendarai pasien selalu merasakan sakit di kaki
bertabrakan dengan mobil kiri pada daerah bekas luka
lain dari arah yang kecelakaan bermotor 1 tahun
berlawanan. Pasien terjatuh yang lalu setiap mau
dengan kaki kiri terbentur melakukan aktivitas sehari-
beda keras. Kemudian hari, pasien juga merasa cemas
pasien dirujuk ke RSUP Dr. dengan kakinya tersebut
Moehammad Hoesin sehingga keluarga pasien
Palembang dibawa ke memutuskan untuk merujuknya
Instalasi Gawat Darurat ( ke RSUP Dr. Moehammad
IGD ). Belum dilakukan Hoesin Palembang. Belum
tindakan operasi, kemudian dilakukan tindakan operasi,
pasien dikirim ke ruang kemudian pasien dikirim ke
Aster D pada tanggal 25 ruang Kenanga E pada tanggal
Mei 2016 dan diberi terapi 24 Mei 2016 dan diberi terapi
IVFD RL 20x/menit, IVFD RL 20x/menit,
Ceftriaxone 3x50mg dan Ceftriaxone 3x50mg dan
Ketorolac 3x30mg. Ketorolac 3x30mg.

Poltekkes Kemenkes Palembang


58

Tabel 4.3 Hasil Riwayat Kesehatan Dahulu pada Pasien Fraktur Femur
Pengkajian Pasien 1 Pasien 2
Riwayat Sebelum terjadi fraktur, Sebelum terjadi fraktur, pasien
Kesehatan Dahulu pasien mengatakan tidak mengatakan tidak pernah
pernah mengalami penyakit mengalami penyakit berat,
berat, hanya sakit ringan hanya sakit ringan seperti,
seperti, influenza dan batuk influenza dan batuk - batuk
- batuk saja. Jika sakit saja. Jika sakit pasien berobat
pasien berobat ke ke puskesmas terdekat. Dan
puskesmas terdekat. tepat pada 1 tahun yang lalu
Penyakit lain disangkal, pasien bersama suaminya
riwayat alergi disangkal. mengalami kecelakaan
bermotor langsung dilarikan ke
Rumah Sakit Siti Khodijah
Palembang. Pasien mengalami
Fraktur Femur tetapi karena
tidak ada biaya pasien tidak
dirawat dan proses
penyembuhannya hanya di
rumah.

Tabel 4.4 Hasil Riwayat Keluarga pada Pasien Fraktur Femur


Pengkajian Pasien 1 Pasien 2
Riwayat Keluarga Tidak ada riwayat Tidak ada riwayat.

Tabel 4.5 Hasil Genogram pada Pasien Fraktur Femur


Pengkajian Genogram
P1

Poltekkes Kemenkes Palembang


59

Keterangan : : Laki-laki

: Perempuan

: Laki-laki meninggal

: Garis keturunan

: Pasien fraktur

: Tinggal satu rumah

: Garis keluarga

Keterangan : : Pasien merupakan anak ke 4 dari 4 bersaudara.


Di dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit
berat.
P2

Keterangan : : Laki-laki

: Perempuan

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Pasien fraktur

: Tinggal satu rumah


Keterangan : : Pasien merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara,
pasien juga merupakan seorang istri dari 4 anak. Di dalam
keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit berat.

Poltekkes Kemenkes Palembang


60

Tabel 4.6 Hasil Riwayat Psikososial pada Pasien Fraktur Femur


Pengkajian Pasien 1 Pasien 2
Riwayat Saat dilakukan wawancara, Saat dilakukan wawancara,
Psikososial pasien dan keluarganya pasien dan keluarganya bersifat
bersifat kooperatif. Pasien kooperatif. Pasien dapat
dapat berinteraksi dengan berinteraksi dengan keluarga,
keluarga, perawat dan perawat dan pasien lainnya.
pasien lainnya. Pasien Pasien mengatakan hidup
mengatakan hidup rukun rukun dengan keluarga dan
dengan keluarga dan tetangganya, tidak ada
tetangganya, tidak ada hambatan dalam interaksi
hambatan dalam interaksi sosial. Pola emosi pasien stabil.
sosial. Pola emosi pasien
stabil.

Tabel 4.7 Hasil Spiritual pada Pasien Fraktur Femur


Pengkajian Pasien 1 Pasien 2
Riwayat Spiritual Pasien beragama Islam. Pasien beragama Islam. Pasien
Pasien mengatakan tidak mengatakan tidak ada
ada hambatan dalam hambatan dalam melaksanakan
melaksanakan ibadah shalat ibadah shalat 5 waktu saat
5 waktu saat sebelum sakit, sebelum sakit, dan saat setelah
dan saat setelah sakit, pasien sakit, pasien jarang melakukan
jarang melakukan shalat. shalat. Namun pasien yakin,
Namun pasien yakin, Allah Allah akan menyembuhkan
akan menyembuhkan sakitnya.
sakitnya.

Tabel 4.8 Hasil Pola Aktivitas Sehari-hari pada Pasien Fraktur Femur
Pola Aktivitas Pola Nutrisi
Sehari-hari
P1 Nutrisi & Sebelum Sakit Selama Sakit
Minum
Jenis Nasi + lauk Bubur + lauk + sayur
makanan pauk
Pola makan Teratur Teratur
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
makan
Porsi makan 1 piring habis 1 piring habis
Nafsu Baik Baik
makan
Frekuensi 8-10 gelas/hari 8-10 gelas/hari

Poltekkes Kemenkes Palembang


61

minum
P2 Nutrisi & Sebelum Sakit Selama Sakit
Minum
Jenis Nasi + lauk Bubur + lauk + sayur
makanan pauk + sayur
Pola makan Teratur Teratur
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
makan
Porsi makan 1 piring habis 1 piring habis
Nafsu Baik Baik
makan
Frekuensi 6-8 gelas/hari 4-5 gelas/hari
minum

Tabel 4.9 Hasil Aktivitas Sehari-hari pada Pasien Fraktur Femur


Pola Aktivitas Pola Eliminasi
Sehari-hari
P1 BAK Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi 4-6 x/hari 4-6 x/hari
Warna kuning jernih kuning jernih
BAB Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi 1 x/hari (pagi hari) 1 x/hari (tidak menentu)
Warna Coklat Coklat
Konsistensi Lunak Padat
Keluhan Tidak ada Tidak dapat ke kamar
mandi

P2 BAK Sebelum Sakit Selama Sakit


Frekuensi 4-6 x/hari 3-5 x/hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
BAB Sebelum sakit Selama Sakit
Frekuensi 2 x/hari (tidak 1 x/hari (tidak menentu)
menentu)

Warna Coklat Coklat


konsistensi Lunak Lunak
Keluhan Susah jongkok Susah jongkok waktu
waktu BAB BAB

Poltekkes Kemenkes Palembang


62

Tabel 4.10 Hasil Aktivitas Sehari-hari pada Pasien Fraktur Femur


Pola Aktivitas Pola Istirahat/tidur
Sehari-hari
P1 Istirahat Sebelum sakit Selama Sakit
Tidur 6-7 jam/hari 5-6 jam/hari
Malam
Tidur Siang Tidak pernah tidur 2-3 jam/hari
siang
Keluhan Tidak ada Tidak ada
P2 Istirahat Rumah Rumah Sakit
Tidur 6-7 jam/hari 6-7 jam/hari
Malam
Tidur Siang 2-3 jam/hari 3-4 jam/hari

Keluahn Tidak ada Tidak ada

Tabel 4.11 Hasil Aktivitas Sehari-hari pada Pasien Fraktur Femur


Pola Aktivitas Pola Hygiene
Sehari-hari
P1 Kebersihan Sebelum sakit Selama Sakit
Diri
Mandi 2x sehari Pasien mengatakan
badan hanya dilap
1x/hari
Ganti Pakaian 2x /hari 1x/hari
Oral Hygine 1x /hari 1x /hari
P2 Kebersihan Sebelum sakit Selama sakit
Diri
Mandi 2x sehari Pasien mengatakan
badan hanya dilap
1x/hari
Ganti Pakaian 1x/hari 1x/ hari
Oral Hygiene 1 x/hari 1 x/hari

Tabel 4.12 Hasil Aktivitas Sehari-hari pada Pasien Fraktur Femur


Pola Aktivitas Aktivitas/mobilitas fisik
Sehari-hari
P1 Sebelum sakit Selama sakit
Aktivitas klien Pasien mengatakan kesulitan untuk
terpenuhi secara bergerak dan takut untuk menggerakkan
mandiri. kaki kirinya karena kaki yang patah
baru ditraksi, jadi pasien dibantu oleh

Poltekkes Kemenkes Palembang


63

keluarga dan perawat dalam melakukan


aktivitas terutama kebutuhan personal
hygiene dan mobilisasi fisik.
P2 Sebelum sakit Selama sakit
Aktivitas klien Pasien mengatakan kesulitan untuk
terpenuhi secara
melakukan aktivitas sehari-hari
mandiri.
dikarekan pakai tongkat, jadi pasien
dibantu oleh keluarga dan perawat
dalam melakukan aktivitas terutama
kebutuhan personal hygiene dan
mobilisasi fisik.

Tabel 4.13 Hasil Aktivitas Sehari-hari pada Pasien Fraktur Femur


Pola Aktivitas Komunikasi
Sehari-hari
P1 Sebelum sakit Selama sakit
Pasien tidak Pasien tidak mengalami gangguan
mengalami gangguan komunikasi. Pasien sangat
komunikasi. kooperatif dalam melakukan
wawancara.
P2 Sebelum sakit Selama sakit
Pasien tidak Pasien tidak mengalami gangguan
mengalami gangguan komunikasi. Pasien sangat kooperatif
komunikasi. dalam melakukan wawancara.

2.) Pemeriksaan Fisik


Tabel 4.14 Hasil Pemeriksaan Fisik pada Pasien Fraktur Femur
Pemeriksaan Pasien 1 Pasien 2
Fisik
Keadaan Pasien lemah Pasien lemah
Umum Composmentis Composmentis
Kesadaran
Tekanan Darah : 90/70 Tekanan Darah : 110/70
Tanda- mmHg mmhg
tanda vital Nadi : 76 x/menit Nadi : 72 x/menit
Suhu : 36,1ºC Suhu : 36,5ºC
FP : 22 x/menit FP : 18 x/menit

Poltekkes Kemenkes Palembang


64

Tinggi 170 cm 140 cm


Badan

Berat 60 kg 55 kg
Badan
Kepala Bentuk normocephalus, Bentuk normocephalus,
simetris, tidak ada jejas, tidak simetris, tidak ada jejas, tidak
ada hematoma, tidak ada ada hematoma, tidak ada
oedema. oedema.
Rambut Hitam, bersih, kering, tidak Hitam, bersih, kering, tidak ada
ada rontok, tidak ada ketombe. rontok, tidak ada ketombe.
Mata Penglihatan normal, simetris, Penglihatan normal, simetris,
konjungtiva anemis, pupil konjungtiva anemis, pupil
isokor. isokor.
Muka Simetris, tidak ada oedema, Simetris, tidak ada oedema,
tidak ada hematoma. tidak ada hematoma.
Hidung Simetris, bersih, penciuman Simetris, bersih, penciuman
baik, tidak ada nyeri, tidak ada baik, tidak ada nyeri, tidak ada
sekret. sekret.
Mulut Simetris, mukosa bibir Simetris, mukosa bibir lembab,
lembab, bibir tidak pucat, bibir tidak pucat, kebersihan
kebersihan cukup. cukup.
Gigi Ada caries, gigi lengkap, dan Ada caries, gigi lengkap, dan
tidak terdapat gigi palsu. tidak terdapat gigi palsu.
Lidah Lidah bersih, gerakan simetris Lidah bersih, gerakan simetris
dan mukosa lembab. dan mukosa lembab.
Tenggorokan Tidak ada pembengkakan Tidak ada pembengkakan
tonsil.
tonsil.
Leher Tidak ada pembesaran tiroid, Tidak ada pembesaran tiroid,
tidak ada kaku kuduk.
tidak ada kaku kuduk.
Dada Simetris antara inspirasi dan Simetris antara inspirasi dan
ekspirasi, tidak ada ekspirasi, tidak ada
penggunaan otot bantu penggunaan otot bantu
pernafasan, suara bunyi pernafasan, suara bunyi
jantung I dan II (+), suara paru jantung I dan II (+), suara paru
vesikuler, irama nafas teratur. vesikuler, irama nafas teratur.
Abdomen Inspeksi datar, palpasi nyeri Inspeksi datar, palpasi nyeri
tekan tidak ada, perkusi nyeri tekan tidak ada, perkusi nyeri
ketuk tidak ada, suara timpani ketuk tidak ada, suara timpani
pada bagian lambung, tidak pada bagian lambung, tidak
ada pembesaran hepar, tidak ada pembesaran hepar, tidak
ada asites, tidak ada distensi ada asites, tidak ada distensi
abdomen. abdomen.
Genetal Pendarah tidak ada, keputihan Pendarah tidak ada, keputihan

Poltekkes Kemenkes Palembang


65

tidak ada dan tidak terpasang tidak ada dan tidak terpasang
kateter dan tidak ada kelaian. kateter dan tidak ada kelaian.
Integumen Turgor kulit elastis, tidak Turgor kulit elastis, tidak pucat
pucat tidak terlihat tanda-tanda tidak terlihat tanda-tanda
infeksi. infeksi.
Ekstremitas Terpasang Traksi di kaki kiri Tidak ada edema pada ujung
dengan berat beban 6 kg, tidak kaki kiri, tidak ada hematoma,
ada edema pada ujung kaki dan terasa nyeri pada tungkai
kiri, tidak ada hematoma, dan kiri bagian atas bila di
terasa nyeri pada tungkai kiri. jalankan.
Persyarafan 1) Gangguan Syaraf Kranial 3) Gangguan Syaraf Kranial :
: tidak ada gangguan saraf tidak ada gangguan saraf
kranial. kranial.
2) Kekuatan Otot : 4) Kekuatan Otot :

3.) Pemeriksaan Penunjang


Tabel 4.15 Hasil Pemeriksaan Penunjang pada Pasien Fraktur Femur
Jenis Pemeriksaan Tes Laboratorium
P1
Tidak dilakukan pemeriksaan

P2 Jenis Hasil Satuan Nilao


Tanggal : Senin, 30 Rujukan
Mei 2016 Hematologi
Hemoglobin 14.6 g/dL 11.40–15.00
Eritrosit 5.17 10³/mm³ 4.00 – 5.70
Leukosit 7.5 10³/mm³ 4.73 – 10.59

Poltekkes Kemenkes Palembang


66

Trombosit 251 10³/𝜇𝐿 189 -436


Hematokrit 43 % 45 – 45
Elektrolit
Natrtium 142 mEq/L 135 – 155
Kalium 4.1 mEq/L 3.6 – 5.5

Tabel 4.16 Hasil Pemeriksaan Penunjang pada Pasien Fraktur Femur


Jenis Hasil Rotgen
Pemeriksaan
P1
Tanggal :
Rabu, 01 Juni
2016

P2
Tidak dilakukan pemeriksaan

4.) Terapi
Table 4.17 Terapi pada Pasien Fraktur Femur
Jenis Terapi Pasien 1 Pasien 2
Farmakologi  Ceftriaxone : 2 x 1 gr Tidak ada
 Ketorolac : 3 x 30 mg
Nonfarmakologi  GV (ganti verband) Diet TKTP (Tinggi
 Diet TKTP (Tinggi Karbohidrat Tinggi
Karbohidrat Tinggi Protein)
Protein)

Poltekkes Kemenkes Palembang


67

b. Analisa Data
Pasien 1
Tabel 4.18 Analisa Data pada Pasien Fraktur Femur
No. Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. Data Subjektif (DS) : Trauma Langsung
a. Pasien mengatakan Nyeri
sering timbul nyeri
secara tiba-tiba apalagi Fraktur
saat melakukan
pergerakan atau Pergeseran fragmen
perubahan posisi. tulang
Kualitas nyeri konstan ,
nyeri hanya disekitar
Nyeri
paha, skala nyeri 4,
nyeri timbul pada
malam hari dan akan
berkurang jika klien
disuntikan obat lalu
beristirahat.
Data Objektif (DO) :
a. Pasien tampak
memegang arah daerah
nyeri.
b. Tekanan darah :
90/70 mmHg
Frekuensi pernafasan :
22 x/menit
Frekuensi nadi :
76 x/menit
Suhu : 36,1ºC
Skala nyeri : 4

Poltekkes Kemenkes Palembang


68

2. Data Subjektif (DS) :


a. Pasien mengatakan sulit Trauma langsung Kerusakan mobilitas
menggerakkan kaki fisik
kirinya setelah di pasang Fraktur
traksi.
b. Pasien mengatakan Diskontinuitas
masih takut untuk tulang
menggerakkan kaki
kirinya. Perubahan jaringan
c. Pasien mengatakan sulit sekitar
melakukan aktivitas
seperti BAK, Pergeseran fragmen
BAB,mandi dan ganti
baju. Deformitas
Data Objektif (DO) :
a. Pasien tampak Gangguan fungsi
beraktivitas ditempat Ekstremitas
tidur
d. Kekuatan otot Kerusakan mobilitas
fisik
5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 0 2 4 4

e. Tingkat ketergantungan
: Perawatan parsial /
dibantu sebagian
3. Data Subjektif (DS) :
a. Pasien mengatkan sangat Trauma langsung Resiko tinggi trauma
takut menggerakan tambahan

Poltekkes Kemenkes Palembang


69

badan dan kakinya Fraktur


dengan posisi sekarang
Data Objektif (DO) : Diskontinuitas
a. Terpasang traksi dengan
tulang
beban 6 kg
b. Terdapat papan dibawah
Perubahan jaringan
tempat tidur sekitar
c. Terdapat ganjalan di
ujung kaki kiri Spasme otot

Resiko tinggi trauma


tambahan

Pasien 2
Tabel 4.19 Analisa Data pada Pasien Fraktur Femur
No. Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 Data Subjektif (DS) : Trauma Langsung
b. Pasien mengatakan Nyeri
sering timbul nyeri saat
melakukan pergerakan Fraktur
atau perubahan posisi.
Kualitas nyeri konstan , Pergeseran fragmen
nyeri hanya disekitar tulang
paha, skala nyeri 3,
nyeri timbul pada pada
Nyeri
saat melakukan aktivitas
sehari-hari.
Data Objektif (DO) :
c. Pasien tampak
memegang arah daerah
nyeri.

Poltekkes Kemenkes Palembang


70

d. Tekanan darah :
110/70 mmHg
Frekuensi pernafasan :
18 x/menit
Frekuensi nadi :
72 x/menit
Suhu : 36,1ºC
Skala nyeri : 3

2. Data Subjektif (DS) :


a. Pasien mengatakan sulit Trauma langsung Kerusakan mobilitas
menggerakkan kaki fisik
kirinya dikarenakan Fraktur
bekas luka kecelakaan.
b. Pasien mengatakan Diskontinuitas
masih takut untuk tulang
menggerakkan kaki
kirinya. Perubahan jaringan
c. Pasien mengatakan sulit sekitar
melakukan aktivitas
seperti BAK, Pergeseran fragmen
BAB,mandi dan ganti
baju seluruhnya dibantu Deformitas
oleh suaminya.
Data Objektif (DO) : Gangguan fungsi
a. Pasien tampak Ekstremitas
beraktivitas ditempat
tidur Kerusakan mobilitas
fisik

Poltekkes Kemenkes Palembang


71

b. Kekuatan otot

5 5 5 5 5 5 5 5

4 5 5 5 0 2 4 4

c. Tingkat ketergantungan
: Perawatan parsial /
dibantu sebagian
3. Data Subjektif (DS) :
a. Pasien mengatakan ada Trauma langsung Kerusakan integritas
bekas luka kecelakaan kulit
Data Objektif (DO) : Fraktur
a. Terdapat bekas luka
b. Daerah luka fraktur
Diskontinuitas
Nampak tidak beraturan
tulang

Perubahan jaringan
sekitar

Pergeseran fragmen

Deformitas

Gangguan fungsi
ekstremitas

Gangguan mobilitas
fisik

laserasi kulit

Poltekkes Kemenkes Palembang


72

Kerusakan integritas
kulit

Poltekkes Kemenkes Palembang


73

2. Diagnosa keperawatan
Pasien 1
a. Nyeri berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang
cedera pada jaringan lunak, stres, ansietas, alat traksi/imobilisasi.
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka
neuromuscular.
c. Resiko tinggi trauma tambahan bergubungan dengan kehilangan
integritas tulang.
Pasien 2
a. Nyeri berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang
cedera pada jaringan lunak, stres, ansietas.
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka
neuromuscular.
c. Kerusakan integritas kulit / jaringan berhubungan dengan luka post
operasi ORIF / pemasangan pen.

Poltekkes Kemenkes Palembang


74

3. Rencana keperawatan
Pasien 1
Tabel 4.20 Perencanaan Keperawatan pada Pasien Fraktur Femur
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Tindakan/Intervensi
Keperawatan Hasil
1. Nyeri Tujuan : Mandiri
berhubungan Individu akan 1. Observasi tanda - tanda vital.
dengan spasme mengungkapkan
2. Evaluasi keluhan nyeri dengan
otot, gerakan kepuasan setelah
mengkaji lokasi dan karakter
fragmen tulang, pemberian tindakan
nyeri, intensitas nyeri (0-10).
cedera pada pereda nyeri.
jaringan lunak, Kriteria hasil :
3. Dorong klien untuk
stres, ansietas, a. Mampu
mengekspresikan masalah
alat mengontrol nyeri
berhubungan dengan cedera.
traksi/imobilisasi. (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tknik
4. Bantu klien untuk mengambil
nonfarmakologi
posisi yang nyaman dengan
untuk mengurangi
mengatur posisi kaki yang
nyeri)
mengalami fraktur.
b. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang 5. Dorong penggunaan
dengan manajemen manajemen stress, seperti
nyeri. relaksasi progresif, latihan
c. Mampu mengenali nafas dalam, imajinasi
nyeri (skala, visualisasi, sentuhan
intensitas, terapeutik.
frekuensi dan tanda
nyeri). 6. Observasi adanya keluhan

d. Menyatakan rasa nyeri yang tidak biasa, tiba-

nyaman setelah tiba atau dalam, lokasi

Poltekkes Kemenkes Palembang


75

nyeri berkurang. progresif atau buruk yang


tidak hilang dengan analgesik.
Kolaborasi
7. Berikan obat sesuai order :
narkotik dan analgesik non-
narkotik, NSAID (Non
Steroidal Anti Inflammatory
Drugs). Berikan narkotik
sesuai order selama 3-5 hari.

8. Berikan/awasi analgesik yang


dikontrol klien.

Poltekkes Kemenkes Palembang


76

2. Kerusakan Tujuan : Mandiri


mobilitas fisik Individu akan 1. Instruksikan klien untuk
berhubungan mengungkapkan melakukan rentang gerak
dengan kerusakan bertambahnya pasip/aktif pada ekstremitas
rangka kekuatan daya tahan yang sakit dan yang tak sakit.
neuromuskular. ekstremitas.
Kriteria hasil : 2. Lakukan dan awasi latihan
a. Mendemonstrasika rentang gerak (ROM)
n cara penggunaan pasif/aktif.
alat adaptif untuk
meningkatkan
3. Berikan papan kaki, bebat
mobilitas (walker,
pergelangan, gulungan
kruk)
trokanter/tangan yang sesuai.
b. Melakukan
langkah-langkah
4. Berikan/bantu dalam
pengamanan untuk
mobilisasi dengan kursi roda,
meminimalkan
kruk, tongkat, sesegera
kemungkinan
mungkin. Instruksikan
cedera
keamanan dalam
c. Menverbalisasi
menggunakan alat mobilitas.
perasaan dalam
meningkatkan
5. Awasi TD saat melakukan
kekuatan dan
aktivitas. Perhatikan keluhan
kemampuan
pusing.
berpindah.

6. Ubah posisi secara periodik


dan dorong untuk latihan
batuk/nafas dalam.
Kolaborasi
7. Konsul dengan ahli gizi

Poltekkes Kemenkes Palembang


77

dalam pemberian diet tinggi


protein, karbohidrat, vitamin
dan mineral. Pertahankan
penurunan kandungan protein
sampai setelah defekasi
pertama.

8. Konsul dengan ahli terapi


fisik/okupasi dan/atau
rehabilitasi spesialis.

9. Lakukan program defekasi


(pelunak feses, enema,
laksatif) sesuai indikasi.

3 Resiko tinggi Tujuan : Mandiri


trauma tambahan Individu akan 1. Pertahankan tirah baring/
berhubungan melaporkan bahwa ekstremitas sesuai indikasi.

Poltekkes Kemenkes Palembang


78

dengan tidak terjadi trauma


kehilangan tambahan. 2. Letakkan papan dibawah
integritas tulang Kriteria hasil : tempat tidur atau tempatkan
(fraktur). a. Mempertahankan pasien pada tempat tidur
stabilisasi dan ortepedik.
posisi fraktur.
b. Menunjukkan 3. Gips/Bebat: sokong fraktur
mekanika tubuh dengan bantal/gulungan
yang selimut. Pertahankan posisi
meningkatkan netral pada bagian yang sakit
stabilitas pada sisi dengan bantal pasir,
fraktur. pembebat, papan kaki.
c. Menunjukkan 4. Lakukan mobilisasi. Hindari
pembentukan menggunakan papan abduksi
kalus/mulai untuk membalik pasien
penyatuan fraktur dengan gips spika.
dengan tepat.
5. Evaluasi pembebat
ekstremitas terhadap resolusi
edema.

6. Traksi : Pertahankan posisi /


integritas traksi.

Kolaborasi
7. Kaji ulang/evaluasi foto.

Poltekkes Kemenkes Palembang


79

Pasien 2
Tabel 4.21 Perencanaan Keperawatan pada Pasien Fraktur Femur
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Tindakan/Intervensi
Keperawatan Hasil
1. Nyeri Tujuan : Mandiri
berhubungan Individu akan 1. Observasi tanda - tanda
dengan spasme mengungkapkan vital.
otot, gerakan kepuasan setelah
2. Evaluasi keluhan nyeri
fragmen tulang, pemberian tindakan
dengan mengkaji lokasi
cedera pada pereda nyeri.
dan karakter nyeri,
jaringan lunak, Kriteria hasil :
intensitas nyeri (0-10).
stres, ansietas. a. Mampu
mengontrol nyeri
3. Dorong klien untuk
(tahu penyebab
mengekspresikan masalah
nyeri, mampu
berhubungan dengan
menggunakan
cedera.
tknik
nonfarmakologi
4. Bantu klien untuk
untuk
mengambil posisi yang
mengurangi
nyaman dengan mengatur
nyeri)
posisi kaki yang
b. Melaporkan
mengalami fraktur.
bahwa nyeri
berkurang dengan 5. Dorong penggunaan
manajemen nyeri. manajemen stress, seperti
c. Mampu relaksasi progresif, latihan
mengenali nyeri nafas dalam, imajinasi
(skala, intensitas, visualisasi, sentuhan
frekuensi dan terapeutik.
tanda nyeri).

Poltekkes Kemenkes Palembang


80

d. Menyatakan rasa 6. Observasi adanya keluhan


nyaman setelah nyeri yang tidak biasa,
nyeri berkurang. tiba-tiba atau dalam, lokasi
progresif atau buruk yang
tidak hilang dengan
analgesik.

Kolaborasi
7. Berikan obat sesuai order :
narkotik dan analgesik
non-narkotik, NSAID
(Non Steroidal Anti
Inflammatory Drugs).
Berikan narkotik sesuai
order selama 3-5 hari.

8. Berikan/awasi analgesik
yang dikontrol klien.
2. Kerusakan Tujuan : Mandiri
mobilitas fisik Individu akan 1. Instruksikan klien untuk
berhubungan mengungkapkan melakukan rentang gerak
dengan kerusakan bertambahnya pasip/aktif pada ekstremitas
rangka kekuatan daya tahan yang sakit dan yang tak sakit.
neuromuskular. ekstremitas.
Kriteria hasil : 2. Lakukan dan awasi latihan
a. Mendemonstra rentang gerak (ROM)
sikan cara pasif/aktif.
penggunaan
3. Berikan papan kaki, bebat
alat adaptif
pergelangan, gulungan
untuk
trokanter/tangan yang sesuai.
meningkatkan

Poltekkes Kemenkes Palembang


81

mobilitas 4. Berikan/bantu dalam


(walker, kruk) mobilisasi dengan kursi roda,
b. Melakukan kruk, tongkat, sesegera
langkah- mungkin. Instruksikan
langkah keamanan dalam
pengamanan menggunakan alat mobilitas.
untuk
meminimalkan 5. Awasi TD saat melakukan
kemungkinan aktivitas. Perhatikan keluhan
cedera pusing.
c. Menverbalisasi
perasaan 6. Ubah posisi secara periodik
dalam dan dorong untuk latihan
meningkatkan batuk/nafas dalam.
kekuatan dan
Kolaborasi
kemampuan
7. Konsul dengan ahli gizi
berpindah.
dalam pemberian diet tinggi
protein, karbohidrat, vitamin
dan mineral. Pertahankan
penurunan kandungan protein
sampai setelah defekasi
pertama.

8. Konsul dengan ahli terapi


fisik/okupasi dan/atau
rehabilitasi spesialis.

9. Lakukan program defekasi


(pelunak feses, enema,
laksatif) sesuai indikasi.

Poltekkes Kemenkes Palembang


82

3. Kerusakan Tujuan : Mandiri


integritas Individu akan 1. Kaji kulit dari adanya benda
kulit/jaringan memperlihatkan asing, kemerahan,
berhubungan perbaikan jaringan perdarahan, perubahan warna
dengan fraktur yang progresif (kelabu atau memutih).
terbuka, Kriteria hasil :
pemasangan pen a. Integritas kulit 2. Masase kulit dan penonjolan
traksi, perubahan yang baik bisa tulang. Pertahankan tempat
sensasi, dipertahankan tidur kering dan bebas
imobilisasi fisik. (elastisitas, sensasi, kerutan.
hidrasi, 3. Ubah posisi dengan sering.
pigmentasi)
b. Tidak ada luka/lesi 4. Kaji posisi cincin bebat pada
pada kulit alat traksi.
c. Perfusi jaringan
yang baik
5. Penggunaan Gips dan
d. Menunjukkan
perawatan kulit :
pemahaman dalam
a. Bersihkan kulit dengan
proses perbaikan
sabun dan air. Gosok
kulit dan mencegah
perlahan dengan alkohol
terjadinya cedera
dan/atau bedak dengan
berulang
sedikit borat atau stearat
seng.
b. Potong pakaian dalam
yang menutup area dan
perlebar beberapa inci di
atas gips.
c. Gunakan telapak tangan
untuk memasang,

Poltekkes Kemenkes Palembang


83

mempertahankan atau
melepas gips, dan dukung
dengan bantal setelah
pemasangan.
d. Potong kelebihan plester
dan ujung gips sesegera
mungkin saat gips
lengkap.
e. Tingkatkan pengeringan
gips dengan mengangkat
linen tempat tidur,
memajankan pada
sirkulasi udara.
f. Observasi untuk potensial
area yang tertekan
khususnya pada ujung dan
bawah bebatan gips.
g. Beri bantalan pada ujung
gips dengan plester tahan
air.
h. Bersihkan kelebihan
plester dari kulit saat
masih basah bila mungkin.
i. Lindungi gips dan kulit
pada daerah kulit pada
area perineal. Berikan
perawatan sering.
j. Instruksikan pasien/orang
terdekat untuk
menghindari pemasukan
objek ke dalam gips.

Poltekkes Kemenkes Palembang


84

k. Masase kulit sekitar ujung


gips dengan alkohol.
l. Ubah posisi klien dengan
sesering mungkin, dengan
posisi kaki di atas kasur.

6. Traksi kulit dan perawatan


kulit:
a. Bersihkan kulit dengan
sabun dan air hangat.
b. Berikan tintur benzoin.
c. Gunakan plester traksi
kulit memanjang pada sisi
tungkai yang sakit.
d. Lebarkan plester
sepanjang tungkai.
e. Tandai garis dimana
plester keluar sepanjang
ekstremitas.
f. Balut lingkar tungkai,
termasuk plester dan
bantalan dengan verban
elastis, hati-hati dalam
membalut. Balutlah
dengan rapat tetapi tidak
terlalu ketat.
g. Palpasi jaringan yang
diplester tiap hari dan
catat adanya nyeri tekan
atau nyeri.

Poltekkes Kemenkes Palembang


85

h. Lepaskan traksi kulit tiap


24 jam, sesuai protokol,
inspeksi dan berikan
perawatan kulit.

7. Traksi tulang dan perawatan


kulit
a. Tekuk ujung kawat atau
tutup ujung kawat/pen
dengan karet atau gabus
pelindung/tutup jarum.
b. Beri bantalan/pelindung
dari busa.
c. Gunakan tempat tidur
busa, atau kasur udara
sesuai indikasi.
d. Buat gips dengan katup
tunggal, katup ganda atau
jendela, sesuai protokol.
Kolaborasi
8. Konsultasikan dengan ahli
diet, untuk meningkatkan
asupan protein dan
karbohidrat untuk menjaga
keseimbangan nitrogen
positif ; timbang berat badan
individu setiap hari (jika
memungkinkan) dan tentukan
kadar serum albumin setiap
minggu untuk memantau
status.

Poltekkes Kemenkes Palembang


86

4. Implementasi keperawatan
Pasien 1
Tabel 4.22 Implementasi Keperawatan pada Pasien Fraktur Femur
No. Dx
No Tanggal Jam Kepera Implementasi Respon
. watan
1. Selasa, 15.00 1 1. Mengobservasi 1. Tekanan
07 Juni WIB tanda - tanda vital. darah :
2016 90/70
mmHg
Frekuensi
pernafasan
: 22x/menit
Frekuensi
nadi : 76
x/menit
Suhu : 36,1
ºC
Keadaan
umum baik,
kesadaran
compos
mentis.
15.30 2. Mengevaluasi 2. Pasien
WIB keluhan nyeri mengatakan
dengan mengkaji nyeri pada
lokasi dan karakter bagian
nyeri, intensitas daerah
nyeri (0-10). paha.
Pasien

Poltekkes Kemenkes Palembang


87

tanpak
memegang
paha kiri
dengan
berkata
sakit.
Skala nyeri
:4
16.00 3. Memberikan 3. Kompres
WIB kompres dingin diberikan
sesuai kebutuhan. pada
ekstremitas
bawah
bagian
Paha.Pasie
n merasa
nyaman.
2.
Selasa, 15.00 2 1. Mengawasi tekanan 1. Tekanan
07 Juni WIB darah saat darah :
2016 melakukan aktivitas. 90/70
mmHg.

16.00 2. Menginstruksikan 2. Pasien


WIB pasien untuk mengatakan
melakukan rentang belum
gerak aktif (fleksi, berani
ekstensi, menggerak
hiperekstensi, kan kaki
abduksi, adduksi, kirinya
rotasi dan eversi) yang patah.
pada ekstremitas

Poltekkes Kemenkes Palembang


88

17.00 yang sakit dan yang 3. Pasien


WIB tak sakit. mengatakan
sulit
menggerak
3. Melakukan dan
kan kaki
awasi latihan
kirinya
rentang gerak
setelah di
(ROM) aktif (fleksi,
traksi.
ekstensi,
18.30 4. Pasien
hiperekstensi,
WIB mengataka
abduksi, adduksi,
n selalu
rotasi dan evers).
makan
buah dan
sayur saat
makan.
19.00 4. Memberikan klien 5. Pasien
WIB makan -makanan dijadwalka

yang berserat. n akan


melakukan
fisioterapi.

5. Konsul dengan ahli


terapi fisik/okupasi
dan/atau rehabilitasi
spesialis.
Selasa, 15.00 3 1. Mempertahankan 1. Pasien
07 Juni WIB tirah mengataka
2016 baring/ekstremita n nyaman
s sesuai indikasi. dengan
posisi

Poltekkes Kemenkes Palembang


89

sekarang.
16.00 2. Meletakkan 2. Pasien
WIB papan dibawah mengataka
tempat tidur atau n lebih
tempatkan pasien baik untuk
pada tempat tidur posisinya
ortopedik. sekarang.
17.00 3. Sokong fraktur 3. Pasien
WIB dengan mengataka
bantal/gulungan n nyaman
selimut. dengan
Mempertahankan kaki
posisi netral pada kirinya.
bagian yang
sakit.
18.30 4. Mempertahankan 4. Pasien
WIB posisi traksi. mengataka
n mengerti
apa yang
perawat
lakukan.
19.00 5. Selalu awasi 5. Pasien
WIB pasien dari resiko mengataka
jatuh. n selalu
menjaga
dirinya dari
resiko
jatuh.
2. Rabu, 08 15.00 1 1. Mengobservasi 1. Tekanan
Juni 2016 WIB tanda - tanda vital. darah :
100/80

Poltekkes Kemenkes Palembang


90

mmHg
Frekuensi
pernafasan
: 18x/menit,
Frekuensi
nadi : 80
x/menit
Suhu :
36.5ºC
Keadaan
umum baik,
kesadaran
composmen
tis.
15.30 2. Mengevaluasi 2. Pasien
WIB keluhan nyeri mengatakan
dengan mengkaji nyeri masih
lokasi dan karakter tapi hanya
nyeri, intensitas malam hari.
nyeri (0-10). Skala nyeri
:3
16.00 3. Mendorong latihan 3. Pasien
WIB nafas dalam. melakukan
latihan
nafas
dalam
untuk
mengurang
i/
manajemen
nyeri.

Poltekkes Kemenkes Palembang


91

16.30 4. Melakukan 4. Pasien


WIB perubahan posisi melakukan
dengan perlahan. perubahan
posisi kaki
kiri
perlahan
dengan
bantuan
perawat.
17.00 5. Membantu pasien 5. Pasien
WIB untuk mengambil mengataka
posisi yang nyaman n nyaman
dengan mengatur dengan
posisi kaki yang posisi lurus
mengalami fraktur. pada kaki
kirinya.
Rabu, 08 15.00 2 1. Mengawasi 1. Tekanan
Juni 2016 WIB tekanan darah saat darah :
melakukan 100/80
aktivitas. mmHg.
16.00 6. Melakukan dan 2. Pasien
WIB awasi latihan tampak
rentang gerak mulai
(ROM) aktif (fleksi, berani
ekstensi, untuk
hiperekstensi, menggerak
abduksi, adduksi, kan kaki
rotasi dan eversi). kirinya
yang patah.
Pasien
melakukan

Poltekkes Kemenkes Palembang


92

pergerakka
n kaki kiri
sedikit
demi
sedikit
dengan
bantuan
perawat.
17.00 3. Pasien
WIB mengataka
n selalu
makan
buah dan
2. Memberikan klien sayur saat
makan -makanan makan.
18.30 yang berserat. 4. Pasien
WIB dijadwalka
n akan
melakukan
fisioterapi.
3. Konsul dengan
ahli terapi
fisik/okupasi
dan/atau
rehabilitasi
spesialis.
Rabu, 08 15.00 3 1. Mempertahankan 1. Pasien
Juni WIB tirah mengataka
2016 baring/ekstremita n nyaman
s sesuai indikasi. dengan
posisi

Poltekkes Kemenkes Palembang


93

sekarang..
16.00 2. Pasien
2. Mempertahankan
WIB mengataka
posisi traksi.
n sudah
nyaman.
17.00 3. Selalu awasi 3. Pasien
WIB pasien dari resiko mengataka
jatuh. n selalu
menjaga
dirinya dari
resiko
jatuh.
3. Kamis,09 15.00 1 1. Mengobservasi 1. Tekanan
Juni 2016 WIB tanda - tanda vital. darah :
100/80
mmHg
Frekuensi
pernafasan
: 22 x/menit
Frekuensi
nadi : 80
x/menit
Suhu :
36.5ºC
Keadaan
umum baik,
kesadaran
composmen
tis.
15.30 2. Mengevaluasi 2. Pasien
WIB keluhan nyeri mengatakan

Poltekkes Kemenkes Palembang


94

dengan mengkaji nyeri


lokasi dan karakter berkurang
nyeri, intensitas namun
nyeri (0-10). sesekali
muncul.
Muka
tampak
rileks.
Skala nyeri
:3
16.00 3. Mendorong latihan 3. Pasien
WIB nafas dalam. melakukan
latihan
nafas jika
nyeri
17.00 timbul
WIB seperti
yang
diajarkan
perawat.
4. Melakukan 4. Pasien
perubahan posisi mengataka
dengan perlahan. n tidak
terasa nyeri
saat
melakukan
perubahan
posisi kaki
kiri
perlahan
dibantu

Poltekkes Kemenkes Palembang


95

perawat.
Kamis, 15.00 2 1. Mengawasi 1. Tekanan
09 Juni WIB tekanan darah darah :
2016 saat melakukan 100/80
aktivitas. mmHg.
16.00 2. Melakukan dan 2. Pasien
WIB awasi latihan melakuka
rentang gerak n
(ROM) aktif pergerakk
(fleksi, ekstensi, an
hiperekstensi, menggese
abduksi, r dan
adduksi, rotasi mengangk
dan eversi. at kaki
kiri
sedikit
demi
sedikit
dengan
bantuan
perawat.
17.00 3. Memberikan 3. Pasien
WIB klien makan - mengata
makanan yang kan
berserat. selalu
makan
buah dan
18.30 sayur
WIB saat
makan.
4. Konsul dengan 4. Pasien

Poltekkes Kemenkes Palembang


96

ahli terapi dijadwal


fisik/okupasi kan akan
dan/atau melakuk
rehabilitasi an
spesialis. fisiotera
pi.
Kamis, 15.00 3 1. Mempertahankan 1. Pasien
09 Juni WIB tirah mengataka
2016 baring/ekstremita n nyaman
s sesuai indikasi. dengan
posisi
sekarang..
16.00 2. Mempertahankan 2. Pasien
WIB posisi traksi. mengataka
n sudah
nyaman.
17.00 3. Pasien
3. Selalu awasi
WIB mengataka
pasien dari resiko
n selalu
jatuh.
menjaga
dirinya dari
resiko
jatuh.

Pasien 2
Tabel 4.23 Implementasi Keperawatan pada Pasien Fraktur Femur
No. Dx
No Tanggal Jam Kepera Implementasi Respon
. watan
1. Jum’at, 15.00 1 1. Mengobservasi 1. Tekanan

Poltekkes Kemenkes Palembang


97

10 Juni WIB tanda - tanda darah :


2016 vital. 110/70
mmHg
Frekuensi
pernafasan
: 18x/menit
Frekuensi
nadi : 72
x/menit
Suhu : 36,5
ºC
Keadaan
umum
baik,
kesadaran
compos
mentis.
15.30 2. Mengevaluasi 2. Pasien
WIB keluhan nyeri mengataka
dengan mengkaji n nyeri
lokasi dan pada
karakter nyeri, bagian
intensitas nyeri daerah
(0-10). paha dan
sakit jika
berjalan.
Pasien
tanpak
memegang
paha
dengan

Poltekkes Kemenkes Palembang


98

berkata
sakit dan
meringis.
sakit. Skala
nyeri : 4
16.00 3. Memberikan 3. Kompres
WIB kompres dingin diberikan
sesuai kebutuhan. pada
ekstremitas
bawah
bagian
distal.
Pasien
merasa
nyaman.
Jum’at,
4. 15.00 2 1. Mengawasi 1. Tekanan
10 Juni WIB tekanan darah darah :
2016 saat melakukan 110/70
aktivitas. mmHg.

16.00 2. Menginstruksika 2. Pasien


WIB n pasien untuk mengatakan
melakukan belum
rentang gerak berani
aktif pada berjalan dan
ekstremitas yang bergerak
sakit dan yang karena takut
tak sakit. semakin
parah..

17.00 3. Memberikan 3. Pasien

Poltekkes Kemenkes Palembang


99

WIB klien makan - mengatakan


makanan yang selalu
berserat. makan buah
dan sayur
saat makan.
18.30 4. Konsul dengan 4. Pasien
WIB ahli terapi dijadwalkan
fisik/okupasi akan
dan/atau melakukan
rehabilitasi fisioterapi.
spesialis.
Jum’at,
5. 15.00 3 1. Mengkaji kulit 1. Pasien
10 Juni WIB dari adanya benda mengatakan
2016 asing, kemerahan, tidak ada
perdarahan dan benda asing
perubahan warna. di sekitar
luka. Luka
masih
tertutup
verban.
15.30 2. Mengkonsultasi 2. Pasien
WIB makanan dengan selalu
ahli diet. mendapatka
n makanan,
sayur dan
buah.
2. Sabtu, 11 09.00 1 1. Mengobservasi 1. Tekanan
Juni 2016 WIB tanda - tanda vital. darah :
110/80
mmHg

Poltekkes Kemenkes Palembang


100

Frekuen
si
pernafas
an :
18x/men
it,
Frekuen
si nadi :
80
x/menit
Suhu :
36.5ºC
Keadaan
umum
baik,
kesadara
n
compos
mentis.
09.30 2. Mengevaluasi 2. Pasien
WIB keluhan nyeri mengata
dengan mengkaji kan
lokasi dan nyeri
karakter nyeri, masih
intensitas nyeri (0- tapi
10). hanya
malam
hari.
Skala
nyeri : 4
10.00 3. Mendorong 3. Pasien

Poltekkes Kemenkes Palembang


101

WIB latihan nafas melakuk


dalam. an
latihan
nafas
dalam
untuk
mengura
ngi /
manaje
men
nyeri.
10.30 4. Membantu pasien 4. Pasien
WIB untuk mengambil mengata
posisi yang kan
nyaman dengan nyaman
mengatur posisi dengan
kaki yang posisi
mengalami lurus
fraktur. pada
kaki
kirinya.

Sabtu, 11 09.00 2 1. Mengawasi 1. Tekanan


Juni 2016 WIB tekanan darah saat darah :
melakukan 110/80
09.30 aktivitas. mmHg.
WIB 2. Memberikan klien 2. Pasien
makan -makanan mengatakan
yang berserat. selalu
makan buah
dan sayur

Poltekkes Kemenkes Palembang


102

saat makan.
10.30 3. Konsul dengan 3. Pasien
WIB ahli terapi dijadwalkan
fisik/okupasi akan
dan/atau melakukan
rehabilitasi fisioterapi.
spesialis.
Sabtu, 11 09.00 3 1. Mengkaji kulit 1. Pasien
Juni 2016 WIB dari adanya benda mengatakan
asing, kemerahan, tidak ada
perdarahan, benda asing
perubahan warna. disekitar
kulit. Tidak
terdapat
kemerahan
dan
perubahan
warna.
09.30 2. Membersihkan 2. Tampak
WIB kulit dengan sabun bekas lukah
dan air hangat bersih.

3. Mengubah posisi 3. Pasien


10.00
WIB dengan sering. Nampak
paham
10.30 4. Mengkonsultasi 4. Pasien
WIB
makanan dengan selalu
ahli diet. mendapatka
n makanan,
sayur dan

Poltekkes Kemenkes Palembang


103

buah.
3. Minggu, 15.00 1 1. Mengobservasi 1. Tekanan
12 Juni WIB tanda - tanda vital. darah :
2016 120/80
mmHg
Frekuensi
pernafasa
n : 22
x/menit
Frekuensi
nadi : 80
x/menit
Suhu :
36.5ºC
Keadaan
umum
baik,
kesadaran
composm
entis.
15.30 2. Pasien
2. Mengevaluasi
WIB mengatak
keluhan nyeri
an nyeri
dengan mengkaji
berkurang
lokasi dan
namun
karakter nyeri,
sesekali
intensitas nyeri (0-
muncul.
10).
Muka
tampak
rileks.
Skala

Poltekkes Kemenkes Palembang


104

nyeri : 3
16.00 3. Pasien
3. Mendorong
WIB melakuka
latihan nafas
n latihan
dalam.
nafas jika
nyeri
timbul
seperti
yang
diajarkan
perawat.
Minggu, 15.00 2 1. Mengawasi 1. Tekanan
12 Juni WIB tekanan darah darah :
2016 saat melakukan 120/80
aktivitas. mmHg.
16.00 2. Memberikan 2. Pasien
WIB klien makan - mengatak
makanan yang an selalu
berserat. makan
buah dan
sayur saat
makan.
17.00 3. Konsul dengan 3. Pasien
WIB ahli terapi dijadwalk
fisik/okupasi an akan
dan/atau melakuka
rehabilitasi n
spesialis. fisioterapi
.
Minggu, 15.00 3 1. Mengkaji kulit 1. Pasien

Poltekkes Kemenkes Palembang


105

18 Juni WIB dari adanya benda mengatakan


2016 asing, kemerahan, daerah
perdarahan, bekas
perubahan warna. lukanya
baik dan
merasa
nyaman.
16.00 2. Pasien
2. Mengkonsultasi
WIB selalu
makanan dengan
mendapatka
ahli diet.
n makanan,
sayur dan
buah.

4. Evaluasi
Pasien 1
Table 4.24 Evaluasi Keperawatan pada Pasien Fraktur Femur
Dx.
No. Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
Keperawatan
1. Selasa, 1 S:
07 Juni a. Pasien mengatakan nyeri
2016 pada daerah paha.
17.00 b. Pasien mengatakan nyeri
WIB tiba-tiba dan secara spontan
apalagi pada malam hari.
O:
a. Skala nyeri : 4
b. Pasien tampak memegang
daerah nyeri
c. KU : Baik

Poltekkes Kemenkes Palembang


106

Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 90/70
mmHg
Frekuensi Pernafasan :
22x/menit
Frekuensi nadi : 76 x/menit
Suhu : 36,1 ºC
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi diteruskan
2. Selasa, 2 S:
07 Juni a. Pasien mengatakan sulit
2016 melakukan gerakan dan takut
17.00 melakukan gerkaan karena
WIB dipasang traksi.
O:
a. Pasien tampak takut
menggerakkan kaki kirinya
b. Tingkat ketergantungan
pasien : perawatan parsial
(dibantu sebagian)
c. Kekuatan otot :

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi diteruskan
3. Selasa, 3 S:
07 Juni a. Pasien mengatakan belum
2016 mengerti dengan apa yang

Poltekkes Kemenkes Palembang


107

17.00 dijelaskan.
WIB O:
a. Pasien nampak bingung.
b. Terpasang papan dibawah
tempat tidur.
c. Terpasang traksi beban 6 kg.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi diteruskan.

1. Rabu, 08 1 S:
Juni a. Pasien mengatakan nyeri
2016 sudah berkurang
17.00
O:
WIB
a. Skala nyeri : 3
b. Pasien tampak melakukan
latihan nafas dalam
c. KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 100/80
mmHg
Frekuensi pernafasan : 18
x/menit
Frekuensi nadi : 80 x/menit
Suhu : 36.5 ºC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi diteruskan

2. Rabu, 08 2 S:
Juni a. Pasien mengatakan mulai
2016 berani menggerakkan kaki

Poltekkes Kemenkes Palembang


108

17.00 kirinya sedikit demi sedikit


WIB O:
a. Pasien tampak melakukan
pergerakkan kaki kiri dengan
bantuan
b. Tingkat ketergantungan
pasien : perawatan parsial
(dibantu sebagian)
c. Kekuatan otot :

A : Masalah teratasi sebagian


P : Intervensi diteruskan
3. Rabu, 08 3 S:
Juni a. Pasien mengatakan sudah
2016 paham apa yang dijelaskan.
17.00
WIB O:
a. Posisi pasien sudah nyaman.
b. Terpasang traksi.
c. Terpasang papan dibawah
tempat tidur.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi diteruskan.
1. Kamis, 1 S:
09 Juni a. Pasien mengatakan nyeri
2016 berkurang
17.00 b. Pasien mengatakan nyeri

Poltekkes Kemenkes Palembang


109

WIB kadang - kadang muncul


O:
a. Skala nyeri : 2
b. Muka pasien tampak rileks
c. Pasien tampak melakukan
latihan nafas dalam
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 100/80
mmHg
Frekuensi pernafasan : 22
x/menit
Frekuensi nadi : 80 x/menit
Suhu : 36.5 ºC
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi diteruskan.
2. Kamis, 2 S:
09 Juni a. Pasien mengatakan lebih
2016 sering melakukan
17.00 pergerakkan pada kaki kiri
WIB setelah selesai dilakukan
fisioterapi.
O:
a. Pasien tampak melakukan
pergerakkan menggeser dan
mengangkat kaki kiri dengan
bantuan perawat
b. Tingkat ketergantungan
pasien : perawatan parsial
(dibantu sebagian)
c. Kekuatan otot :

Poltekkes Kemenkes Palembang


110

A : Masalah teratasi sebagian.


P : Intervensi diteruskan.

3. Kamis, 3 S:
09 Juni a. Pasien mengatakan sudah
2016 paham
17.00 O:
WIB a. Pasien bisa mengulangi apa
yang dijelaskan dan apa
yang harus dilakukan.
b. Pasien Nampak nyaman.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.

Pasien 2
Table 4.25 Evaluasi Keperawatan pada Pasien Fraktur Femur
Dx.
No. Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
Keperawatan
1. Jum’at, 1 S:
10 Juni a. Pasien mengatakan nyeri
2016 pada bekas kecelakaan.
17.00 b. Pasien mengatakan nyeri
WIB pada saat berjalan.
O:
a. Skala nyeri : 3

Poltekkes Kemenkes Palembang


111

b. Pasien tampak memegang


daerah nyeri
c. KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 110/70
mmHg
Frekuensi Pernafasan :
18x/menit
Frekuensi nadi : 72 x/menit
Suhu : 36,5 ºC
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi diteruskan
2. Jum’at, 2 S:
10 Juni a. Pasien mengatakan sulit
2016 melakukan aktivitas dan
17.00 selalu dibantu tongkat dan
WIB keluarga.
O:
a. Pasien tampak takut
menggerakkan kaki kirinya
b. Tingkat ketergantungan
pasien : perawatan parsial
(dibantu sebagian)
c. Kekuatan otot :

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi diteruskan

Poltekkes Kemenkes Palembang


112

3. Jum’at, 3 S:
10 Juni a. Pasien mengatakan tidak ada
2016 benda asing disekitar luka.
17.00 b. Pasien mengatakan hanya
WIB bekas kecelakaan disekitar
luka.
O:
a. Terdapat bekas luka
kecelakaan.
b. Pasien selalu memegang
daerah yang sakit.
c. Tidak terdapat benda asing
disekitar luka.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi diteruskan.

1. Sabtu, 11 1 S:
Juni a. Pasien mengatakan nyeri
2016 sudah berkurang
11.00
O:
WIB
a. Skala nyeri : 4
b. Pasien tampak melakukan
latihan nafas dalam
c. KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 110/80
mmHg
Frekuensi pernafasan : 18
x/menit

Poltekkes Kemenkes Palembang


113

Frekuensi nadi : 80 x/menit


Suhu : 36.5 ºC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi diteruskan

2. Sabtu, 11 2 S:
Juni a. Pasien mengatakan mulai
2016 berani berjalan dengan
11.00 sendiri tapi masih diawasi
WIB oleh keluarga.
O:
a. Pasien tampak melakukan
pergerakan dan berjalan
dengan pengawasan perawat
dan keluarga.
b. Tingkat ketergantungan
pasien : perawatan parsial
(dibantu sebagian)
c. Kekuatan otot :

A : Masalah teratasi sebagian


P : Intervensi diteruskan
3. Sabtu, 11 3 S:
Juni a. Pasien mengatakan tidak ada
2016 benda asing disekitar luka.
11.00
WIB O:

Poltekkes Kemenkes Palembang


114

a. Bekas luka pasien tidak ada


perubahan.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi diteruskan.
1. Minggu, 1 S:
12 Juni a. Pasien mengatakan nyeri
2016 berkurang
17.00 O:
WIB a. Skala nyeri : 3
b. Ekspesi wajah pasien
tampak rileks
c. Pasien tampak melakukan
latihan nafas dalam
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 120/80
mmHg
Frekuensi pernafasan : 22
x/menit
Frekuensi nadi : 80 x/menit
Suhu : 36.5 ºC
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi diteruskan.
2. Minggu, 2 S:
12 Juni a. Pasien mengatakan sudah
2016 bisa sendiri ke kamar mandi.
17.00 O:
WIB a. Pasien tampak berjalan ke
kamar mandi.
b. Tingkat ketergantungan
pasien : perawatan parsial
(dibantu sebagian)
c. Kekuatan otot :

Poltekkes Kemenkes Palembang


115

A : Masalah teratasi sebagian.


P : Intervensi diteruskan.

3. Minggu, 3 S:
12 Juni a. Pasien mengatakan baik-
2016 baik saja dengan kondisi
17.00 lukanya dan siap menunggu
WIB untuk di operasi.
O:
a. Bekas luka pasien tanpak
tidak ada benda asing.
b. Pasien Nampak nyaman.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.

Poltekkes Kemenkes Palembang

Anda mungkin juga menyukai