DIBUAT OLEH :
KELAS PSIK 2B
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya kepada penulis sehingga tugas membuat
Laporan Praktik Klinik dari mata kuliah KEPERAWATAN ANAK I yang
berjudulLaporan Kasus Lengkap“Asuhan Keperawatan Pada An. N Dengan
Asma Di Ruang Anak Ibnu Rusyid Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang”ini dapat selesai dengan baik.
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1.3 Tempat Dan Waktu
1.4 Manfaat
1.5 Metode Penulisan
BAB II Tinjauan Lapangan
2.1 Sejarah Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
2.2 Struktur Dan Fungsi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
2.3 Visi, Misi, Dan Moto Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
BAB III Tinjauan Teori
3.1 Pengertian Pemberian Obat Oral
3.2 Tujuan TindakanPemberian Obat Oral
3.3 Gambar Alat Dan Anatomi Tubuh Yang Berkaitan
3.4 Indikasi Pemberian Obat Oral (Diagnosis Medis Dan Diagnosis
Keperawatan)
3.5 Kontra Indikasi Pemberian Obat Oral
3.6 Asuhan Keperawatan (Diagnosis, Outcome, Intervention)
3.7 Persiapan Tindakan Pemberian Obat Oral
3.8 Prosedur Tindakan Pemberian Obat Oral
BAB IV Tinjauan Kasus
4.1 Pengkajian
4.2 Analisa Data
4.3 Prioritas Masalah
4.4 Diagnosa Keperawatan
4.5 Intervensi Keperawatan
4.6 Implementasi Keperawatan
4.7 Evaluai Keperawatan
BAB V Pembahasan
BAB VI Penutup
5.1 Kesimpulan Dan Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
oral yang baik dan benar.
Memberikan pengetahuan terhadap mahasiswa dan pembaca
mengenai cara kerja obat melalui oral.
Memberi pengetahuan terhadap para mahasiswa dan pembaca
mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat oral.
4. Pelayanan Bedah
Pelayanan Bedah sebagai sarana layanan terpadu untuk tindakan
operatif terencana maupun darurat dan diagnostik. Instalasi
Bedah merupakan ruang operasi yang dilengkapi dengan
peralatan canggih yang dilakukan di kamar operasi.
5. Pelayanan Bersalin
Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang, menata perawatan kebidanan dan ibu bersalin,
dengan memberikan pelayanan yang khusus kepada wanita dan
ibu bersalin, kenyamanan dan ketenteraman keluarga senantiasa
terjaga.
B. Fasilitas Rawat Jalan
1. INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
Sesuai dengan visi RS. Muhammadiyah Palembang untuk
menjadi Rumah Sakit bertaraf Internasional yang memberikan
manfaat nyata bagi masyarakat dengan menyediakan pelayanan
komprehensif bermutu tinggi, pelayanan Gawat Darurat hadir
selama 24 jam untuk melayani anda. Semua fasilitas yang
tersedia di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Muhammadiyah
Palembang khusus sesuai dengan fungsinya untuk memenuhi
kebutuhan anda akan pelayanan emergency.
Pelayanan Emergency yang sering dilakukan adalah :
Tindakan penyelamatan jiwa pada pasien henti napas dan
henti jantung;
Penanganan pasien sesak napas;
Penanganan serangan jantung/Payah Jantung;
Penanganan pasien tidak sadar;
Penanganan pasien kecelakaan;
Penanganan pasien cidera, Mis. cedera tulang, cidera kepala,
dll.;
Penanganan pasien dengan pendarahan;
Penanganan kasus Stroke;
Penanganan pasien kejang dan kejang demam pada anak;
Penanganan pasien dengan luka-luka;
Penanganan pasien keracunan;
Penanganan pasien dengan sakit perut hebat;
Penanganan medis korban bencana/disaster
2. POLI KLINIK SPESIALIS DAN SUB SPESIALIS
Poli Klinik Spesialis dan Sub Spesialis ditangani oleh dokter
spesialis yang ahli di bidang masing-masing dengan layanan
sebagai berikut :
Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Spesialis Penyakit Dalam
Spesialis Penyakit Saraf
Spesialis Penyakit Paru
Spesialis Penyakit Anak
Spesialis Penyakit Jantung
Spesialis THT
Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin
Spesialis Penyakit Mata
Spesialis Bedah (Umum, Anak, Digestif, Saraf, Urologi,
Tulang)
Spesialis Hematologi, Onkologi Medik
Spesialis Penyakit Jiwa
3. Pelayanan Penunjang
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang memberikan
pelayanan berupa fasilitas penunjang bagi pasien antara lain :
Instalasi Farmasi (buka 24 jam)
Konsultasi Gizi
Echo Cardiography
Laboratorium (buka 24 jam)
Treadmill
Radiology
USG/ECG
Spirometri
Fisiotraphy
Ambulance
C. Fasilitas Pelayanan Umum
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang memberikan pelayanan
fasilitas umum bagi pasien
Musholla Asy-Syifa'
Mini Shope
Koperasi Pegawai
Kantin Umum
Area Parkir Kendaraan
Bimbingan Rohani Pasien
Pengelolaan ZIS
Penyelenggaraan Jenazah
Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena
ini merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi
pasien. Berbagai bentuk obat dapat di berikan secara oral baik dalam bentuk
tablet, sirup, kapsul atau puyer. Untuk membantu absorbsi , maka
pemberian obat per oral dapat di sertai dengan pemberian setengah gelas air
atau cairan yang lain.
3.2 Tujuan Tindakan Pemberian Obat Oral
1. Untuk memudahkan dalam pemberian
2. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari
obat tersebut dapat segera diatasi
3. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
4. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan
jaringan
5. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter.
6. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam
pemberian obat.
3.3 Gambar Alat Dan Anatomi Tubuh Yang Berkaitan
3.4 Indikasi Pemberian Obat Oral (Diagnosis Medis Dan Diagnosis
Keperawatan)
1. Pada pasien yang tidak membutuhkan absorbsi obat secara cepat.
2. Pada pasien yang tidak mengalami gangguan pencernaan.
membran mukosa kering, enggan makan, tonus otot buruk, suara usus
hiperaktif ( Nanda, 2006 ).
Diagnosa ini muncul karena ditemukan adanya data-data setelah dilakukan
pengkajian pada Tn. R sebagai berikut yaitu pasien mengatakan mual,
muntah. Pasien mengatakan hanya habis 2-3 sendok dari porsi Rumah sakit,
wajah tampak pucat, konjungtiva anemis.
Penulis memprioritaskan diagnosa pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh sebagai diaognosa kedua karena ini harus segera terpenuhi
karena akan mengakibatkan metabolisme nutrien tidak adekuat untuk
kebutuhan metabolik, ketidakmampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme menyebabkan menurunnya kemampuan untuk tumbuh dan
memperbaiki sel-sel. Metabolisme perlu ditingkatkan bila terjadi trauma
dan infeksi ( Carpenito, 1999 ).
Untuk mengatasi diagnosa kedua ini penulis merencanakan tindakan
keperawatan tersebut berdasarkan rasionalisasi. Adapun rencana tindakan
kepearwatan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.
Dengan pemberian makanan yang sedikit tapi sering dapat menurunkan
kelemahan dan meningkatkan pemasukan untuk mencegah distraksi gaster (
Doenges, 1999 )
b. Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.
Memberikan informasi tentang ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme menyebabkan menurunnya berat badan,
memburuknya kesehatan, menurunnya kemampuan tubuh untuk
memperbaiki sel-sel ( Carpenito, 2000 )
c. Memberikan diet sesuai dengan kondisi pasien.
Pemberian diet sesuai dengan metode makanan dan kebutuhan kalori
didasarkan pada situasi atau kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi
maksimal ( Doenges, 2000 )
d. Melanjutkan advice dokter untuk obat antiemetik.
Antiemetik mencegah muntah dengan menghambat rangsang terhadap
pusat muntah ( Carpenito, 1999 )
3. Gangguan istirahat tidur b.d hospitalisasi
Perubahan pada pola tidur adalah suatu kebutuhan istirahat tidur yang
berubah karena keterbatasan waktu tidur ( secara alami, terus-menerus,
dalam kesadaran relatif ) meliputi jumlah dan kualitasnya ( Nanda, 2005 )
Diagnosa ini penulis tegakkan karena diperoleh data-data : pasien
mengatakan tidur + 3-4 jam/hari,.wajah tampak pucat, mata tampak
menonjol, mata kemerahan.
Berdasarkan pertimbangan diatas maka penulis merencanakan serangkaian
tindakan keperawatan yang bertujuan, kebutuhan istirahat tidur pasien
terpenuhi. Untuk mencapai tujuan diatas intervensi yang penulis tetapkan
antara lain :
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
Kurangi kebisingan dan lampu untuk memberikan situasi yang kondusif (
Doenges, 2000 )
b. Batasi jumlah pengunjung
Mengurangi kebisingan untuk memberikan situasi yang kondusif agar
pasien lebih tenang dalam beristirahat ( Doenges, 2000 )
c. Kaji kebiasaan pasien sebelum tidur
Mengetahui pola kebiasaan tidur dan perubahan yang terjadi, sehingga
dapat untuk menentukan intervensi selanjutnya ( Doenges, 2000 )
d. Anjurkan pada pasien untuk memilih posisi tidur senyaman mungkin
Tinggikan kepala tempat tidur + 30 derajad atau gunakan penopang dengan
bantal dibawah lengan untuk meningkatkan relaksasi, memberi ruang yang
lebih besar pada paru untuk pengembangan (Carpenito,1999).
e. Anjurkan pasien bersikap rileks
Menurunkan rangsang eksentrik HCL, menurunkan resiko pendarahan
ulang ( Doengas, 1999 )
ü Benar obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama
dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama
generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama
generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien,
label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat
membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label
botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke
rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi.
Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat
memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini
membantu mengingat nama obat dan kerjanya.
ü Benar dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu,
perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau
apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien.
ü Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat
kerja yang diinginkan.
ü Benar Waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung
untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika
obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang
diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian
antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat
mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang
harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan
pada lambung misalnya asam mefenamat.
ü Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau
obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
3. Dalam pemberian obat oral harus diperhatikan jenis obatnya.
Pemberian obat secara sublingual dilakukan dengan cara meletakkan obat
di bawah lidah dan menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak
minum atau berbicara selama obat belum larut seluruhnya. Dalam
pemberian obat kumur pasien disarankan untuk berkumur dengan obat yang
telah ditentukan, siapkan pula wadah untuk membuang cairan kumur.
Dalam pemberian obat salep untuk lesi di mulut, dilakukan sebelum atau
setelah pasien makan dan minum, sehingga pemberian obat efektif.
4. Perawat harus memastikan bahwa pasien betul-betul meminum
obatnya. Bila ada penolakan dari pasien untuk makan obat, maka perawat
dapat mengkaji penyebab penolakan serta memotivasinya. Bila pasien atau
keluarga tetap menolak pengobatan setelah dilakukan informed consent,
maka pasien atau keluarga yang bertanggung jawab, menandatangani surat
penolakan.
5. Bila pasien tidak kooperatif, pemberian obat oral dapat melibatkan
keluarga.
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
A. KASUS
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 65 x/ menit
Rr : 26 x/menit
BB : 17 Kg
TB : 100 cm
SUHU: 39 0C
Hb : 12 gram/de
Hematrosit : 31 %
Leokosit : 4300/mm3
LED : 8 mm
Tempat Praktik :-
klien dengan
No. RM :- klien
Tanggal Masuk :-
2. Riwayat Kesehatan :
a. Kecelakaan (Jenis&waktu) : -
c. Operasi (Jenis&waktu) :
d. Penyakit:
-Kronis :-
-Akut : types
2) Alergi :
3) Imunisasi :
( ) BCG ( * ) Hepatitis
( * ) Polio ( * ) Campak
( ) DPT
4) Kebiasaan :
Jumlah/Lamanya Jenis
Frekuensi
Merokok : - - -
Kopi : - - -
Alkohol : - - -
5) Obat-obatan
- -
Makan/Minum 0 -
Mandi 2 -
Berpakaian/berdandan 2 -
Toileting 2 -
Berpindah 0 -
Berjalan 2 -
Naik tangga 0 -
Pemberian skor;0 = mandiri , 1=alat bantu , 2=dibantu orang lain , 3=dibantu
orang lain , 4=tidak mampu
Pekerjaan 0 -
b. Kesulitan tidur di RS : -
c. Alasan : -
d. Kesulitan tidur :-
Nyeri : Palliative
Region : kepala
Scala : sedang : 5
Time : pagi
4. Nutrisi
c. IMT/BBR :
d. BB dalam 1 bulan terakhir : turun, 0,5 kg , alasan: sulit makan karena
mulutnya terasa pahit.
g. Makanan pantang :
i. Masalah pencernaan : -
k. Diit RS : -
b. Turgor kulit : -
c. Support IV line : -
6. Oksigenasi
b. Batuk : tidak
c. Sputum : tidak
7. Eliminasi fekal/bowel :
8. Eliminasi Urin :
g. Warna : Normal
4. Pemeriksaan fisik :
a. Keadaan umum :
Kesadaran : CM
GCS : -
Vital Sign : TD : 90/60 mmHg
Irama : Reguler
Kekuatan : sedang
Irama : Reguler
Suhu : 39 ͦ C
b. Kepala :
Rambut : Normal
Muka : Normal
Sclera : Normal
Pupil : Isokor
Palpebra : Normal
Lensa : Normal
Mulut : Gigi : Normal , tidak ada caries gigi maupun gigi palsu
Murmur :
Palpasi : Normal
Perempuan : -
h. Rectum: -
ROM ka/ki : -
Capilary refile : -
ROM ka/ki : -
Capilary refile : -
Psikologi :
Social :
Linkungan berisik
Budaya :
Budaya yang diikuti klien adalah budaya : jawa
Spiritual :
Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan : Pergi ke masjid pada saat tarawih di
bulan puasa
7. Terapi Medis : -
1) Aktivitas Latihan
Klien tidur malam dengan frekuensi 7 jam setiap hari dan tidur siang 1 jam .
4) Nutrisi
Klien makan 3x sehari dengan nutrisi yang cukup dan porsi yang di berikan tiadak
selalu habis.
6) Oksigenasi
Klien tidak mengalami gangguan pada pernafasan dan klien tidak terpasang alat
bantu pernafasan
7) Eliminasi bowel
8) Eliminasi urin
Setelah sakit klien bisa BAK 6x sehari dengan konsistensi warna urin kuning
pekat.klien juga tidak terpasang kateter.
PEMBAHASAN
B. ANALISIS MASALAH
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pemberian obat oral suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan
dengan cara memberikan obat-obatan melalui mulut,sesuai dengan program
pengobatan dari dokter
DAFTAR PUSTAKA