Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan wanita,
namun juga dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus,
berat bayi lahir rendah, kelahiran premature, serta malformasi pada bayi
baru lahir. (Runiari (2010).
Secara internasional menurut World Health Organization (WHO)
Tahun 2012 di dunia tiap menit seorang perempuan meninggal karena
komplikasi yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain
mencapai kisaran 14.000 perempuan meninggal setiap harinya atau lebih
dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahunnya (Nen Sastri, 2013).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012
saat ini angka kematian ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100 ribu
kelahiran hidup. Angka tersebut masih tinggi dan masih jauh dari target
(Nen Sastri, 2013).
Dari data yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2011 angka kematian ibu sejumlah 166 orang dan penyebab
terbanyak perdarahan 55 orang (47,4%), hipertensi dalam kehamilan 25
orang (21,5%), infeksi 2 orang (1,7%), abortus 3 orang (2,5%), dan
penyebab lainnya 31 orang (26,7%). Salah satu penyebab lain adalah
hyperemesisgravidarum (Profil Dinas Kesehatan,2011).
Dampak hiperemesis gravidarum yaitu dehidrasi yang menimbulkan
konsumsi O2 menurun, gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus, terjadi
perdarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi
umum dan mual muntah yang berkelanjutan dapat menimbulkan gangguan
fungsi umum alat-alat vital dan menimbulkan kematian (Pujiastuti. 2012).

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mendiskripsikan dan melaporkan Asuhan
Keperawatan pada Ny. J dengan Hiperemesis Gravidarum di ruangan Safa
RS Islam Siti Khadijah Palembang dengan pendekatan proses keperawatan
dari tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada Ny. J dengan Hiperemesis
Gravidarum
2. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada Ny. J dengan
Hiperemesis Gravidarum.
3. Mampu mengidentifikasi rencana tindakan keperawatan pada Ny. J
dengan Hiperemesis Gravidarum.
4. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada Ny. J dengan
Hiperemesis Gravidarum.
5. Mampu melakukan pemeriksaan Vital Signpada Ny. J dengan
Hiperemesis Gravidarum.

1.3 Tempat dan Waktu


Asuhan keperawatan pada Ny. J dengan Hiperemesis Gravidarum
yang dilakukan di ruangan Safa Tanggal 03 Desember 2019 Di RS Islam
Siti Khadijah Palembang

1.4 Manfaat
1.4.1 Akademik
a. Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan dalam meningkatkan
pengetahuan mahasiswa tentang asuhan keperawatan pada klien
Hiperemesis Gravidarum dengan defisit Volume cairan Di RS Islam
Siti Khadijah Palembang.
b. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa di institusi kesehatan khususnya
pada mahasiswa STIK Bina Husada Palembang.

2
1.4.2 Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang
a. Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit khususnya dalam usaha
meningkatkan pelayanan perawatan dalam pengembangan kualitas
asuhan keperawatan pada klien Hiperemesis Gravidarum Di RS Islam
Siti Khadijah Palembang
b. Dapat menjadi masukan bagi perawat dalam menetapkan dan
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan khususnya bagi klien
Hiperemesis Gravidarum dengan defisit Volume cairan.
1.4.3 Klien dan Keluarga
a. Agar klien dan keluarga mendapatkan pengalaman nyata tentangcara
dan tehnik pencegahan, perawatan dan pengobatan yang terjadipada
klien Hiperemesis Gravidarum Di RS Islam Siti Khadijah Palembang.
b. Agar keluarga memahami dan mengetahui cara yang baik dan benar
dalam perawatan dan pencegahan suatu penyakit.
1.4.4 Penulis
a. Sebagai bahan tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis
dalam mengkalsifikasikan ilmu yang telah didapatkan selama
pendidikan.
b. Hasil penulisan diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan didalam menangani pasien
Hiperemesis Gravidarum dengan defisit Volume cairan Di RS Islam
Siti Khadijah Palembang.

1.5 Metode Penulisan


Dalam penulisan asuhan keperawatan ini mengggunakan metode
(deskriptif) dalam bentuk studi kasus dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data, perencanaan,
implementasi, evaluasi.

3
Adapun pengumpulan datanya dilakukan dengan cara:
a. Observasi partisipatif
Suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien selama
di rumah sakit dan lebih bersifat objektif yaitu : dengan melihat respon
klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
b. Wawancara
Diperoleh dengan cara mengadakan tanya jawab dengan klien dan
keluarga klien serta tenaga kesehatan lain untuk mendapatkan
keterangan.
c. Studi dokumenter
Diperoleh dengan mempelajari buku laporan, catatan medis serta hasil
pemeriksaan yang ada.
d. Studi kepustakaan
Dengan mempelajari buku-buku yang ada untuk membantu,
menegakkan diagnosa keperawatan serta intervensi.

4
BAB II
TINJAUAN LAPANGAN

2.1. Profil Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang


2.1.1 Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang.
Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang ini mulai operasional
secara defenitif pada tanggal 28 Februari 1980 dengan fasilitas rawat jalan :
Poli Umum, Poli Gigi, BKIA dan Rumah Obat. Namun, pada Tahun 1983
RS ini telah mempunyai fasilitas rawat inap dengan 61 tempat tidur, pada
Tahun 1987 jumlah tempat tidur ditingkatkan lagi menjadi 120 tempat tidur.
Pada tanggal 15 Juni 2013 oleh Puan Maharani gedung utama
diresmikan, kemudian pada bulan oktober 2007 telah terakreditasi penuh
untuk 5 pelayanan dasar dengan sertifikat nomor YM. 01.10/111.1150/07.
Sehingga, pada tahun 2006-2008jumlah tempat tidur rawat inap
ditingkatkan menjadi 170 tempat tidur dan pada tahun 2009 ditambah lagi
menjadi 200 tempat tidur.
Selanjutnya pembinaan kerohanian yang meliputi (sholat dzuhur
berjamaah dilanjutkan dengan ceramah agama/kultum, pelajaran baca Al-
Qur’an untuk karyawan, pembinaan SDM yang islami, kunjungan rumah
pasien pasca perawatan, mengazankan (Qamat) bayi yang baru lahir,
membimbing dan membantu pasien sholat wajib, mendampingi dan
menuntun pasien sakaratul maut, pemulasaran jenazah seperti memandikan,
mengkafani, menyolatkan dan menguburkan, bakti sosial dan perayaan hari-
hari islam).
2.1.2 Visi, Misi, Motto dan Tujuan
Adapun visi, misi, motto dan tujuan Rumah Sakit Islam Siti Khadijah
Palembang, sebagai berikut:
1. Visi
Visi Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang adalah menjadi
Rumah Sakit Unggulan yang Islami.

5
2. Misi
Misi Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang adalah :
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang islami dan menjangkau
seluruh masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
b. Mengelola Rumah Sakit secara profesional dan terpadu sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir.
c. Melibatkan partisipasi karyawan dalam meningkatkan mutu dan
pelayanan
d. Meningkatkan penghasilan karyawan.
3. Motto
Bekerja sebagai ibadah, ridho dalam pelayanan.
4. Tujuan
Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang, merupakan sarana
pengabdian untuk melaksanakan maksud dan tujuan Yayasan Islam Siti
Khadijah Palembang, yakni membina, memelihara dan meningkatkan
kesejahteraan umat dibidang kesehatan, merupakan perwujudan iman
dan amal saleh kepada Allah SWT.

6
BAB III
TINJAUAN TEORI

3.1 Konsep Penyakit


3.1.1 Definisi
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan
pada wanita hamil sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan
umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Biasanya terjadi pada
kehamilan trimester I. Gejala tersebut kurang lebih terjadi 6 minggu setelah
hari pertama haid terakhir dan berulang selama kurang lebih 10 minggu
(Marmi, Suryaningsih A, dan Fatmawati A. 2011).
Hiperemesis Gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur
kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang
dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan
umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan
terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti appendicitis,
pielititis, dan sebagainya (Nugroho, T. 2012).

Hiperemesisi Gravidarum sering disertai dengan dehidrasi


(kehilangan BB >5%), gangguan elektrolit, dan ketosis, sebaiknya penyebab
dari mual muntah segera di evaluasi.Kemungkinan penyebabnya mual
muntah dalam kehamilan adalah hipertiroidisme, mola hidatidosa dan
hepatitis ( Feryanto,F.A, 2011).

3.1.2 Etiologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti,
namun beberapa faktor mempunyai pengaruh atara lain (Marmi,
Suryaningsih A, dan Fatmawati A. 2011) :
1) Faktor predisposisi, sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa,
kehamilan ganda karena peningkatan kadar HCG.

7
2) Faktor organik, karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi
maternal, perubahan metabolik akibat hamil dan resistensi ibu yang
menurun dan alergi merupakan salahsatu respon dari jaringan ib
tehadap anak.
3) Faktor posikologik, memegang peranan yang sangat penting, misalnya
rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu.
4) Faktor endokrin lain, diabetes, hipertiroid.

3.1.3 Gejala dan tingkat


Menurut (Marmi, Suryaningsih A, dan Fatmawati A. 2011) berat dan
ringannya dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Tingkat I : Ringan
Mual dan muntah terus menerus yang menyebabkan penderita lemah,
tidak ada nafsu makan, berat badan turun, nyeri epigastrium nadi sekitar
100x/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit berkurang,
mata cekung.
2) Tingkat II : Sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita
lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan
kotor, nadi kecil dan cepat suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan,
berat badan menurun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi,
oliguria dan konstipasi, dapat pula terjadi asotonuria, dari nafas berbau
aseton.
3) Tingkat III : Berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai
komah, nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi berat, suhu badan naik,
tensi turun sekali, ikterus. dapat terjadi ensekalopati Wernicke.

8
3.1.4 Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi

Organ reproduksi wanita


Alat reproduksi wanita terdiri dari traktus genitalis yang terletak
dalam rongga panggul kecil.Alat kelamin luar terdiri dari mons pubis, labia
mayora (bibir besar), labia minora (bibir kecil), klitoris, vestibulum vagina,
hymen (selaput dara), orifisium vagina, bulbo vestibularis (bulbus
vaginalis), dan glandula vestibularis (bartolini). Alat kelamin interna terdiri
dari vagina, uterus, tuba falopii (uterin) dan ovarium (Syaifuddin 2014).
a. Genitalia Eksterna
 Mons Veneris
Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari
jaringan lemak, daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.
 Vulva
Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulva
dilingkari oleh labio mayora (bibir besar) yang ke belakang, menjadi
satu dan membentuk kommisura posterior dan perineam. Di bawah
kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang ada di mons veneris.
 Labio mayora
Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang membatasi
vulva terdiri atas kulit, jaringan ikat, lemak dan kelenjar sebasea. Saat
pubertas tumbuh rambut di mons veneris dan pada sisi lateral.

9
 Labio minora
Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio
mayora, dengan banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labio minora
adalah vestibulum.
 Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labio
minora), maka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam
vestibulum terdapat muara-muara dari liang senggama (introetus
vagina uretra), kelenjar bartholimi dan kelenjar skene kiri dan kanan.
 Himen (selaput dara)
Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama
ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar, letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-
beda ada yang seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan yang
lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu
jari.
 Perineum
Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul
yang ditutupi oleh kulit perineum.
b. Genetalia Interna
 Vagina
Tabung, yang dilapisi membran dari jenis jenis epitelium bergaris,
khusus dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya
dari vestibulum sampai uterus 7½ cm. merupakan penghubung antara
introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama (vagina) 9
cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak vagina sebelah
dalam berlipat-lipat disebut rugae.
 Uterus
Organ yang tebal, berotot berbentuk buah Pir, terletak di dalam pelvis
antara rectum di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya
disebut miometrium. Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan

10
ikat dan ligament. Panjang uterus 7½ cm, lebar 5 cm, tebal 2 cm.
Berat 50 gr, dan berat 30-60 gr.
Uterus terdiri dari :
1) Fundus uteri (dasar rahim)
Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada
pemeriksaan kehamilan, perabaan fundus uteri dapat
memperkirakan usia kehamilan.
2) Korpus uteri
Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian ini berfungsi
sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada
korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.
3) Servix uteri
Ujung servix yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan
antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri
internum.
Lapisan-lapisan uterus, meliputi :
1) Endometrium
2) Myometrium
3) Parametrium
 Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan uterus di
bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum
latum uterus.
 Tuba Fallopi
Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam banyak
lipatan sehingga memperlambat perjalanan ovum ke dalam uterus.
Sebagian sel tuba mensekresikan cairan serosa yang memberikan
nutrisi pada ovum. Tuba fallopi disebut juga saluran telur terdapat 2
saluran telur kiri dan kanan.Panjang kira-kira 12 cm tetapi tidak
berjalan lurus. Terus pada ujung-ujungnya terdapat fimbria, untuk
memeluk ovum saat ovulasi agar masuk ke dalam tuba.

11
3.1.5 Patologis
Otopsi wanita (Marmi, Suryaningsih A, dan Fatmawati A. 2011) yang
meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh hasil:
1) Hati
Pada tingkat ringan, hanya ditemukan degenerasi lemak tanpa nekrosis,
degenerasi lemak senri lobuler.
2) Jantung
Jantung atrofi, lebih kecil dari biasa, kadang kala di temukan
perdarahan sub endokardial.
3) Otak
Terdapat bercak perdarahan pada otak dan kelainan seperti ensefalopati
Wernicke.
4) Ginjal
Tampak pucat, degenerasi lemak pada tubula kontorti.

3.1.6 Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan
muntah pada hamil mudah, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Faktor fisikologis merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal.
Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung
spastik dengan gejalah tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis
gravidarum yang lebih berat (Marmi, Suryaningsih A, dan Fatmawati A.
2011).
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak
yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-
asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. kekurangannya cairan
yang akan di minum dan kehilangan cairan karenah muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan
khlorida darah turun, demikian pula khlorida air kemih.Selain itu dehidrasi

12
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan
berkurang. Hal ini menyebabkan dan oksigen ke jaringan mengurang pula
dan tertmbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai
akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah
frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati.
Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat
terjadi robekan pada selaput lender esofagus dan lambung, dengan akibat
perdarahan gastriointestinal (Marmi, Suryaningsih A, dan Fatmawati A.
2011).

3.1.7 Pemeriksaan Diagnostik / penunjang (Nugroho, T. 2012)


 Urinalisis untuk menentukan adanya infeksi dan atau dehidrasi
meliputi pemeriksaan keton, albumin, dan berat jenis urine.
 Kadar hemoglobin (HB) dan hematokrit (Ht).
 Pemeriksaan elektrolit jika terjadi dehidrasi dan diduga terjadi muntah
berlebihan meliputi pemeriksaan natrium, kalium, klorida dan protein.
 Pemeriksaan Blood Urea Nitrogen (BUN), nonprotein nitrogen, dan
kadar asam.
 TSH untuk menentukan penyakit pada tiroid
 CBG, amilase, lipase, keadaan hati atau jika diduga terjadi infeksi
sebagai penyebab.
 Foto abdomen jika ada indikasi gangguan abdomen akut.
 Kadar HCG jika diduga kehamilan multiple atau mola hidatiformis.

3.1.8 Penatalaksanaan medis


 Rawat di rumah sakit, batasi pengunjung
 Stop per oral 24-48 jam
 infus glukosa 10% atau 5% : RL = 1,40 tetes per menit
 Obat
- Vitamin B1, B2 dan B6 masing-masing 50-100 mg/hr/infus.

13
- Vitamin B12 200 mcg/hr/infus, vit. C200/hr/infus.
- Phenobarbital 30 mg IM 2-3 kali per hari atau chlorpromazine 25-
50 mg/hr IM atau diazepam 5 mg 2-3 kali per hari IM.
- Antiemetik : promethazine (avopreg) 2-3 kali 25 mg per hari per
oral atau prochlorperazine (stimetil) 3 kali 3 mg perhari per oral
atau mediamer B6 3 kali 1 per hari per oral.
- Antasida : acidrine 3 x 1 tab per hari per oral atau Mylanta 3 x 1 tab
per hari per oral atau magnam 3 x 1 tab per hari per oral.
 Diet
- Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan
hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang
dalam zat-zat gizi kecuali vitamin C karena itu hanya diberikan
selama beberapa hari.
- Diet hiperemesis II diberikan bila masa mual dan muntah
berkurang. Secara berangsur mulai diberikan bahan makanan yang
bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan.
Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A
dan D.
- Diet hiperemesis III diberikan pada penderita dengan hiperemesis
ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan
bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi
kecuali kalsium. (Nugroho, T. 2012).

14
BAB IV
LAPORAN KASUS

4.1 Pengkajian
4.1.1 Data umum klien
- Inisial klien : Ny J
- Usia : 28 Tahun
- Status perkawinan : Menikah
- Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
- Pendidikan terakhir : SMA
- Alamat : JL Pemili Lorong madrasa No 22 Rt : 37 8
Ilir Palembang
- Tanggal MRS : 03-12-2019 Jam 15:00 WIB
- Tanggal Pengkajian : 03-12-2019 Jam 16:00 WIB
- No Register : 282844
4.1.2 Data umum penanggung jawab klien
- Nama suami : Tn H
- Umur : 33 Tahun
- Suku/Bangsa : Indonesia
- Agama : Islam
- Pendidikan : S1
- Pekerjaan : Honorer
- Alamat : JL Pemili Lorong madrasa No 22 Rt : 37 8
Ilir Palembang

15
- Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
Klienmengatakan belum pernah di rawat di rumah sakit

Jenis Penolong Jenis Keadaan bayi Masalah


Tahun persalinan kelamin waktu lahir kehamilan
2014 Normal Dokter perempuan Sehat, BB Tidak ada
2500 gr masalah

Pengalaman menyususi : Ya selama 2 tahun


Riwayat ginekologi
- Masalah ginekologi : Tidak ada
- Riwayat KB : suntik 3 bulan
Riwayat kehamiln saat ini :
- HPHT : 01-10-2019
- BB sebelum hamil : 50 Kg
- Taksiran partus : 08-07-2020
- TD sebelum hamil : 110/70 mmHg
No BB/TD TFU Letak/presentase DJJ Usia Keluhan Data
janin gestasi lain
1 50 kg 1/3 di atas Belum teraba 120 3 bulan Mual Tidak
110/70 simpisis dpm muntah ada
mmhg pubis

4.1.3 Data umum ksehatan saat ini


- Status obstetric = G2 P1 A0 H Hamil 12 Minggu.
- Keadaan umum = Kesadaran Compos Metis BB/TB = 50 Kg /145
cm
- Tanda Vital = TD = 110/70 mmHg, Nadi = 84 X/Menit
Pernafasan = 20x/Menit

16
 Kepala leher
- Kepala
Bentuk simetris,rambut merata, warna hitam dan panjang,tidak ada
lesi, dan kulit kepala bersih
- Mata
Simetris,pupil isokor, sklera tidak ikterik,kornea jernih, konjungtiva
berwarna pink
- Hidung
Simetris, tidak ada sekret, tidak ada nafas cuping hidung, dan tidak
ada sinusitis
- Mulut
Membran mukosa kering, gigi lengkap, tidak ada stomatitis
- Telinga
Simetris,dan tidak ada serumen
- Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kaku
kuduk
- Masalah khusus
Tidak ada
 Dada
- Jantung
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
Palpasi : tidak teraba ictus cordis, tidak ada massa atau
edema
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi jantung lup dup, tidak ada suara tambahan
- Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris
Palpasi : vokal fremitus seimbang kanan dan kiri
Perkusi : sonor

17
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler, ronkhi tidak ada wheezing
tidak ada
- Payudara = simetris
- Putting susu = menonjol
- Pengeluaran asi = belum ada
- Masalah khusus = tidak ada
 Abdomen
- Uterus = tidak terdapat luka operasi
- Tinggi fundus uterus = 1/3 di atas simpisis pubis, usia: 12 minggu
- Leopold I = teraba ballotement (TFU 2 jari diatas
simpisis
- Leopold II = tidak dilakukan
- Leopold III = tidak dilakukan
- Leopold IV = tidak dilakukan
- Pigmentasi = tidak ada
- Linea nigra = ada
- Striae = ada
- Masalah khusus = tidak ada
 Perineum dan genital
- Vagina = Varises tidak ada
- Kebutuhan = tidak ada
- Keputihan = kadang-kadang/ sedikit
. Jenis/warna = putih
. Konsistensi = lunak
. Bau = tidak ada
- Hemmorroid = tidak ada
- Masalah khusus = tidak ada
 Ekstremitas
- Ekstremitas atas = tidak ada edema dan tidak ada varises
- Ekstremitas bawah = edema tidak ada, varises tidak ada, reflek
patella kaki kanan dan kaki kiri (+), (+) 2

18
- Masalah khusus = tidak ada
 Eliminasi
- Urine = 5-7 x/hari
- Bab = 1 x/hari
- Masalah khusus = tidak ada
 Istirahat dan kenyamanan
- Pola tidur = kebiasaan tidur, lama 8 jam, frekuensi siang 2
jam malam 6 jam
- Kebutuhan ketidaknyamanan = ya, karna masih mual dan muntah
 Mobilisasi dan latihan
- Tingkat mobilisasi : aktif
- Latihan / senam : tidak ada
- Masalah khusus : tidak ada
 Nutrisi dan cairan
- Asupan nutrsi : kurang, mual muntah setiap makan
- Asupan cairan : kurang, setiap apa yang diminum mual muntah
- Masalah khusus : defisit nutrisi dan defisit cairan
 Keadaan mental
- Adaptasi fisiologi : menerima
- Penerimaan terhadap kehamilan : bahagia
- Masalah khusus : tidak ada
 Pola hidup yang meningkatkan resiko kehamilan
Hindari menkonsumsi minuman beralkohol, merokok dan
penyalahgunaan obat
 Persiapan persalinan
- Senam hamil
Pasien mengatakan jarang melakukan senam hamil
- Rencana tempat melahirkan
Di Rs Siti Khadijah Palembang
- Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu
Belum ada

19
- Kesiapan mental ibu dan keluarga
Sangat siap akan kelahiran bayinya
- Pengetahuan tentang tanda – tanda melahirkan, cara menangani
nyeri, proses persalinan
Klien tidak tahu tentang tanda-tanda melahirkan dan menangani
nyeri.
- Perawatan payudara
Klien mengatakan tidak pernah melakukan perawatan payudara
 Terapi
Nama klien : Ny. J No. Medreg : 282844
Ruang : Shafa Hari/Waktu : Selasa/ 16:00 Wib
Jenis kelamin : Perempuan Shift : Sore

Terapi Cara Dosis Gol / Jenis Indikasi


pemberian
IVFD RL 500 Infus Setiap 8 Kristaloid Memenuhi
ml jam kebutuhan
cairan
Ondansentron Intravena Setiap 12 Antiemetik Mual muntah
4 mg jam
Lansoprazole Intravena Setiap 12 Ppis, antasida Gangguan
30 mg jam sistem
percernaan,
asam lambung
Omeprazole Intravena Setiap 12 Ppis Mengatasi
40 mg jam gangguan
lambng

20
 Pemeriksaan penunjang
Nama klien : Ny. J No. Medreg : 282844
Ruang : Shafa Hari/Waktu : Selasa/ 16:00 Wib
Jenis kelamin : Perempuan Shift : Sore
Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Pemeriksaan
03 – 12 – 2019 Hematologi
Darah rutin
Hemoglobin 13,4 g/al 12 -16
Jumlah leukosit 103\ ul 5-10
Hitung jenis
Basofil 0,0% 0,0 – 2,5
Eosinofil 0,0% 0,0 -7
Neutrofil batang 1,0% 2–6
Neutrofil segmen 67,0% 50 – 70
Limfosit 24,0% 20 – 60
Monosit 8% 2 -15
LED 1 jam 47 mm 3-15
RDW- CV 12,2% 11,6 -14,8
RDW- SD 32,6%
Hematokrit 38% 37- 47
Trombosit 239 k/ul 150 – 450
Kimia klinik
Glukosa darah sewaktu 96 mg/dl 70 – 105
Natrium 131,3 mmol/ul 136- 145
Kalium 3,05 mmol/ul 3,5- 5,1

21
 Analisa data
Nama klien : Ny. J No. Medreg : 282844
Ruang : Shafa Hari/Waktu : Selasa/ 16:00 Wib
Jenis kelamin : Perempuan Shift : Sore
Tgl/ Data Etiologi Masalah
Jam Keperawatan
03-12- Ds : Peningkatan hormon Defisit Nutrisi
2019 Pasien mengatakan mual
dan muntah setiap apa Menghambat ambang
yang di makan dan di depolarisasi saraf
minum muntah enterik

Do : Penurunan pompa
 Pasien tampak pylorus
lemah
 Kesadaran Peningkatan tekanan
Compos lambung
Mentis
 Mukosa bibir
kering Emesis , mual,
 Muntah > 10 muntah
kali, makan 1-
2 sendok Refluks sebagian
 TD : 110/70 HCL
mmhg
 N : 83 x/ menit Sensasi asam
 RR : 20 x /
menit
Nafsu makan
 T : 36,5 oC
menurun

anoreksia

defisit nutrisi

22
03-12- Ds: Peningkatan hormon Hipovolume
2019 Pasien Mengatakan apa
yang dimakan dan Menghambat ambang
diminum muntah depolarisasi saraf
enterik
Do:
 Pasien tampak Penurunan pompa
lemah pylorus
 Kesadaran
Compos Mentis Peningkatan tekanan
 Mukosa bibir lambung
kering
 TD : 110/70
mmhg Emesis , mual,
 N : 83 x/ menit muntah
 RR : 20 x / menit
 T : 36,5 oC Kehilangan cairan
berlebihan
Dehidrasi

hipovolume

4.1.4 Prioritas Masalah Keperawatan


1. Defisit nutrisi
2. Hipovolume

4.1.5 Diagnosa Keperawatan


1. Defisit nutrisi b.d peningkatan hormone esterogen dan HEG, mual
muntah, tidak nafsu makan
2. Hipovolume b.d kehilangan cairan berlebihan dehidrasi

23
4.1.6 Rencana Keperawatan
Nama klien : Ny. J No. Medreg : 282844
Ruang : Shafa Hari/Waktu : Selasa/ 16:00 Wib
Jenis kelamin : Perempuan Shift : Sore
Tgl jam Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
keperawatan
3/12/2019 Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
16.00 wib peningkatan hormone tindakan 1. Identifikasi
estrogen dan HEG, keperawatan 3x24 status nutrisi
mual muntah, tidak jam pasien 2. Identifikasi
nafsu makan diharapkan alergi dan
menunjukkan intoleransi
Ds : perbaikan. makanan
Pasien mengatakan Dengan Kriteria 3. Identifikasi
mual, muntah, setiap Hasil: makanan yang
apa yang dimakan dan 1. Porsi makan disukai
minum muntah yang 4. Monitor asupan
dihabiskan nutrisi
Do : meningkat 5. Monitor berat
Pasien tampak lemah, 2. Frekuensi badan
mukosa bibir kering makan 6. Monitor hasil
TD : 110/70 mmHg membaik pemeriksaan
N : 83 x/m 3. Nafsu makan laboratorium
rr : 20x/m membaik 7. Berikan
T : 36,5 0C 4. Merman makanan tinggi
Muntah > 10 kali mukosa kalori dan
Diet BB makan 1-2 lembab/memba tinggi protein
sendok ik 8. Ajarkan diet
yang
diprogramkan
9. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kolari
dan jenis nutrisi
yang
dibutuhkan

24
3/12/2019 Hipovelume b.d Setelah dilakukan 1. Pertahankan
16.00 kehilangan cairan tindakan catatan intake
berlebihan dehidrasi keperawatan 2x24 dan output
jam pasien yang akurat
Ds : diharapkan 2. Monitor status
Pasien mengatakan menunjukkan hidrasi
apasaja yang diminum perbaikan 3. Monitor hasil
muntah kekurangan cairan lab
mulai membaikan 4. Berikan cairan
Do : dan terpenuhi oral
Pasien tampak lemah Dengan Kriteria 5. Dorong
berbaring di tempat Hasil : keluarga
tiduer mukosa bibir 1. Vital sign untuk
kering dalam keadaan membantu
TD : 110/70 mmHg normal pasien makan
N : 83 x/m 2. Tidak ada 6. Kolaborasi
rr : 20x/m tanda-tanda pemberian
T : 36,5 0C dehidrasi, cairan
turgor kulit intravena
baik, 7. Kolaborasi
membrane dengan dokter
mukosa dalam
lembab, tidak pemberian
ada rasa haus terapi
berlebihan
3. Elektrolit, hb,
ht dalam batas
normal
4. Intake oral dan
intravena
adekuat

4.1.7 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Tgl Dx Implementasi Paraf Tgl Jam Evaluasi (Soap) Paraf
Jam Kep Keperawatan
3/12/19 I 1. Mengidentifikasi 3/12/19 S:
16.00 status nutrisi 19.00 Pasien mengatakan apa yang
2. Memonitor asupan dimakan dan minum muntah
nutrisi

25
3. Memonitor berat O:
badan pasien - Pasien tampak lemah , BB
4. Memberikan sekarang: 48 kg, muntah >
makanan tinggi kalori 10x, mukosa bibir kering
dan tinggi protein : - TD : 110/70 mmHg,
diet BB tinggi kalori N : 83 x/m, rr: 20 x/m,
dan protein T: 36,5 C
5. Berkolaborasi dengan - Diet habis 1-2 sendok
tim gizi makan
6. Kolaborasi dengan
tim medis untuk A: Defisit Nutrisi
memberikan terapi
IVFD RL gtt 20x/m, P:
injeksi Intervensi dilanjutkan
- Lansoprazole 30 - Ivfd RL gtt 20 x/m
mg/12 jam - Anjurkan pasien untuk
- Ondansentron 4 makan sedikit tapi sering
mg/12 jam - Kolaborasi dengan tim
- Omeprazole 40 medis
mg/12 jam
3/12/19 II 1. Memonitor vital sign 3/12/19 S:
16.00 2. Mempertahankan 19.00 Pasien mengatakan apa yang
cairan intake dan dimakan dan minum muntah
output yang akurat
3. Memberikan cairan O:
nutrisi melalui - Pasien tampak lemah ,
intravena berbaring di tempat tidur,
4. Mengedukasi mukosa bibir kering
keluarga dalam - TD: 110/60 mmHg,
mendorong pasien N : 76 x/m, rr: 20 x/m,
untuk makan T: 36,2 C
5. Berkolaborasi
dengan tim medis A: Hipovolume
dalam pemberian
terapi P:
- IVFD Rl gtt 20x/m Intervensi dilanjutkan
- Pemberian terapi - IVFD Rl gtt 20 x/m
injeksi - Menganjurkan untuk minum
- Lansoprazole 30 air putih selain itu air teh
mg/12 jam manis sebagai tambahan

26
- Omeprazole 40 energi
mg/12 jam - Kalaborasi dengan tim
- Ondansentron 4 medis
mg/12 jam
4/12/19 I 1. Memonitor asupan 4/12/19 S:
16.00 nutrisi 19.00 Pasien mengatakan masih mual
2. Monitor berat badan dan muntah
3. Memberikan diet gizi
BB tinggi kalori dan O:
protein - Pasien masih tampak lemah
4. Berkolaborasi - Mukosa bibir mulai lembab
dengan tim medis - TD : 110/60 mmHg,
dan gizi dalam N : 76 x/m, rr : 20 x/m,
pemberian terapi T : 36,2 C
injeksi - Muntah > 8 kali
- Lansoprazole 30 - Diet habis 1-2 sendok
mg/12 jam makan
- Omeprazole 40
mg/12 jam A: Defisit Nutrisi
- Ondansentron 4
mg/12 jam P:
Intervensi dilanjutkan
- IVFD Rl gtt 20 x/m
- Diet BB
4/12/19 II 1. Memonitor vital sign 4/12/19 S:
16.00 2. Mempertahankan 19.00 Pasien mengatakan masih
cairan intake dan muntah apa yang diminum
output yang akurat muntah
3. Memerikan cairan
nutrisi melalui O:
intravena - Pasien tampak lemas
4. Mengedukasi - Hanya berbaring ditempat
keluarga dalam tidur
mendorong pasien - Mukosa bibir mulai lembab
untuk makan - TD : 110/60 mmHg,
5. Berkolaborasi N : 76 x/m, rr: 20 x/m,
dengan tim medis T: 36,2 C

A : Hipovolume

27
P:
Intervensi dilanjutkan
- IVFD Rl gtt 20 x/m
- Menganjurkan untuk minum
air putih selain itu air teh
manis sebagai tambahan
energi
5/12/19 I 1. Memonitor asupan 5/12/19 S:
10.00 nutrisi 13.00 Pasien mengatakan mual dan
2. Memonitor BB muntah berkurang, sudah
pasien
sedikit-sedikit makan dan
3. Memberikan diet gizi
BB tinggi kalori dan minum
protein
4. Berkolaborasi O:
dengan tim medis - BB : 48 kg
dan gizi dalam - Mukosa bibir mulai lembab
pemberian terapi - TD : 110/80 mmHg,
N : 80 x/m, rr : 22 x/m,
T : 36,7 C
- Diet habis 3-4 sendok
makan, dan diselingi
makanan/ cemilan

A:
Defisit Nutrisi teratasi sebagian

P:
Intervensi dilanjutkan
- IVFD Rl gtt 20 x/m
- Rencana pulang sore nanti
5/12/19 II 1. Memonitor vital sign 5/12/19 S:
10.00 2. Memberikan cairan 13.00 Pasien mengatakan muntah
nutrisi melalui berkurang, sudah mulai apa
intravena
yang diminum tidak muntah
3. Mengedukasi
keluarga dalam
mendorong pasien O:
untuk makan dan - Mukosa bibir mulai lembab
minum - TD : 110/80 mmHg,
4. Berkolaborasi N : 80 x/m, rr: 22 x/m,
dengan tim medis T: 36,7 C

28
- Diet habis 3-4 sendok
makan

A:
Hipovulume teratasi sebagian

P:
Intervensi dilanjutkan
- IVFD Rl gtt 20 x/m
- Rencana pulang nanti sore

29
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny J dengan dengan
HEG (G2 P1 A0 H Hamil 12 minggu), diruang Shafa RS Islam Siti Khadijah
Palembang, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Pengkajian pada asuhan keperawatan pada pasien dengan HEG (G2 P1
A0 H Hamil 12 minggu), difokuskan pada masalah yang dialami pasien
dengan dibandingkan teoritis yang ada, pengkajian ini dilakukan pada
tanggal 03 Desember 2019.
2) Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny J dengan dengan HEG
(G2 P1 A0 H Hamil 12 minggu), diagnosa yang muncul pada dasarnya
sudah sesuai dengan diagnosa yang ada dalam asuhan keperawatan
teoritis.
3) Dalam pemberian implementasi yang dilakukan selama dua hari
pencapaian target yang diinginkan telah tercapai.
4) Keberhasilan tindaknya proses keperawatan itu salah satunya disebabkan
karena adanya kerjasama, baik itu diantara tim kesehatan dalam hal
pelayanan kesehatan maupun kerjasama antara perawat atau petugas
kesehatan lain dengan pasien itu sendiri.

5.2 Saran
1. Bagi RS Islam Siti Khadijah Palembang
Diharapkan bagi tenaga kesehtan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan melalui intervensi yang dapat diterapkan dan memberikan
edukasi kepada pasien dengan HEG
2. Bagi Mahasiswa
Melalui makalah ini mahasiswa diharapkan dapat memperhatikan prosedur
keterampilan dasar praktik klinik yang telah didapat dari pendidikan ketika
melaksanakan praktik.

30

Anda mungkin juga menyukai