Anda di halaman 1dari 6

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam Bab ini akan di bahas secara umum kegiatan praktikum

keperawatan dalam keselamatan dan kesehatan kerja di RSI Siti Khadijah

Palembang. Kegiatan praktik belajar lapangan dilaksanakan oleh mahasiswa

program profsi ners STIK Bina Husada Palembang dari tanggal 27 Januari-8

Januari 2020.

Kegiatan mahasiswa di mulai dengan mengidentifikasikan hazard di RSI

Siti Khadijah Palembang, di ruang Musdalifah, kemudian dilakukan pengolahan

data dan identifikasi masalah. Berikut ini akan di bahas secara rinci mengenai

masalah yang di temukan dari hasil identifikasi hazard di ruang Musadalifah di

RSI Siti Khadijah Palembang.

5.1 Penemuan Hazard

5.1.1 Hazard fisik

Hazard fisik meliputi suhu, getaran, pencahayaan, radiasi, dan kebisingan.

Kesemua hazard fisik dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi

kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Telah kami identifikasi di ruang

Musdalifah. Ditemukan hazard pencahayaan yang kurang sehingga menganggu

penglihatan, dan tidak ada temperatur suhu pada ruangan obat yang beresiko

menyebabkan kerusakan obat.

Ini artinya ruang Musdalifah RSI Siti Khadijah Palembang telah di anggap

baik. Tetapi ada beberapa hal yang harus di perhatikan.

136
5.1.2 Hazard Biologi

Hazard biologi merupakan kelompok mikroorganisme yang berpotensi

untuk merugikan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Meliputi virus, bakteri,

jamur, protozoa, dan mikroorganisme lainnya.

Dari hasil identifikasi hazard biologi ditemukannya adanya pasien rawat

inap dengan diagnosa HIV-Aids dan TB Paru, memungkinkan resiko tertular yang

meliputi virus maupun Bakteri. Pasien tidak di tempatkan di ruang isolasi, tapi di

letakkan berdasarkan kelas perawatan.Hazard biologi lainnya, Hazard lainnya

sudah terpisahnya linen infeksius dan linen non infeksius yang di masukkan ke

dalam plastik yang berbeda sebelum masuk ke troli linen bersih dan kotor. Untuk

linen infeksius di masukkan ke dalam plastik berwarna kuning sebelum di

masukkan ke dalam troli kotor, sedangkan linen non infeksius di masukkan ke

dalam troli kotor.

5.1.3 Hazard Kimia

Hazard yang berhubungan dengan penggunaan bahan kimia meliputi

kontaminan kimia. Dari hasil identifikasi kami temukan penyimpanan B3 tidak

sesuai penempatannya, sehingga berisiko tidak sesuai dengan NAB beresiko

terhadap petugas dan pasien.

5.1.4 Hazard Ergonomi

Hazard yang berhubungan dengan sikap tubuh atau ergonomi yang

merupakan masalah klasik yang penanganannya tidak begitu sulit untuk

137
dilaksanakan. Dari hasil identifikasi yang telah kami lakukan tidak ditemukannya

kursi dan meja perawat yang tidak ergonomi.sehingga beresiko terhadap petugas.

5.1.5 Hazard Psikologi

Hazard psikologis merupakan faktor psikologis yang berpengaruh

terhadap kualitas dan kuantitas hasil kerja. Suatu gangguan psikologis dalam

pekerjaan adalah Hubungan kerja teman sejawat yang tidak baik sehingga

menimbulkan ketidaknyamana dalam bekerja, yang akhirnya dapat menimbulkan

penyakit kerja. Hal ini menimbulkan konflik mental.

5.1.6 Unsafe Condition

Unsafe Condition merupakan suatu kondisi sarana atau peralatan di

lingkungan tempat kerja yang bisa menyebabkan kecelakaan kerja sehingga

keadaan atau kondisi yang tidak harus terjadi dapat ditangani secara tepat tanpa

harus merugikan pihak-pihak tertentu. Hasil identifikasi kami di ruangan

Mudalifah ditemukan APAR di sebelah dispenser sehingga menghalangi

pengambilan APPAR dan pemeliharaan APPAR tidak terkontrol karena

ditemukan ceklist yang tidak terisi.

5.1.7 Unsafe Action

Merupakan suatu kondisi dimana pekeja dalam melaksanakan

pekerjaannya tidak menggunakan SOP atau tidak mengikuti prosedur keamanan

bagi dirinya sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Dan hal ini

sebenarnya dapat ditanggulangi dengan cepat dan tepat.

Dari hasil identifikasi ditemukannya hazard unsafe action di ruangan

Musdalifah yaitu peralatan yang rusak seperti tensi meter dan kursi roda sehingga

138
tidak bisa digunakan dengan baik. Dan ditemukan identifikasi pelebelan

pemberian terapi obat injeksi dan obat oral tidak sesuai SOP.

139
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian diatas K3 atau keselamatan dan kesehatan

kerja sangatlah diperlukan dan semestinya menjadi suatu hal yang pokok

dan mendasar dalam suatu perusahaan atau industri bahkan di bidang

kesehatan contohnya Rumah sakit. K3 merupakan tanggung jawab

bersama, tidak hanya pengusaha dan karyawan namun juga merupakan

tanggung jawab setiap orang.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi pihak Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang

Hendaknya Rumah Sakit lebih memperhatikan kesehatan dan

keselamatan kerja baik petugas maupun pasien dengan cara sosialisasi dan

pelatihan yang mendukung keselamatan dan kesehatan kerja serta dapat

meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

6.2.2 Bagi Institusi Pendidikan STIK Bina Husada Palembang

Diharapkan pihak institusi pendidikan STIK Bina Husada

Palembang membekali mahasiswa dengan materi K3 yang lebih

komprehensif sehingga mampu menjadi fasilitator di lahan praktik.

6.2.3 Bagi Praktikan Ners

Diharapkan bagi mahasiswa program profesi Ners yang akan

melanjutkan praktek K3 di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang,

agar dapat melanjutkan pelaksanaan Planning Of Action (POA) yang telah

140
ada agar yang diharapkan dari praktek keperawatan K3 dapat berjalan

sesuai dengan rencana.

141

Anda mungkin juga menyukai