Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas kehendak dan
pertolonganNya sehingga kami bisa menyelesaikan laporan Pedoman Pelayanan KIA diera
adaptasi kebiasaan baru di Puskesmas Sidomulyo.
Pedoman ini merupakan perubahan pada beberapa subtansi sesuai perkembangan
situasi dan rekomendasi terbaru. Pada pedoman ini dijelaskan mengenai prinsip umum
pencegahan Penularan penyakit dan Kesiapan Fasilitas Pelayanan Kesehatan khususnya
pada ruang Pelayanan KIA.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua karyawan UPTD Puskesmas Sidomulyo
yang telah berupaya maksimal dalam memberikan pelayanan kepada mayarakat. Akhirnya
semoga Pedoman Pelayanan KIA ini membawa manfaat yang sebesar besarnya kepada
banyak pihak yang berkepentingan. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih atas bantuan
dan dukungan berbagai pihak hingga laporan ini terselesaikan.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat Melalui
program dan kegiatannya, puskesmas berperan serta mewujudkan keberhasilan
pembangunan kesehatan Indonesia, khususnya di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan Pokok.
Pelayanan KIA dan KB termasuk satu dari program pokok puskesmas yang bertujuan
untuk memantapkan dan meningkatkan mutu pelayanan KIA dan KB secara efektif dan
efisien. Program ini bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan sebagai berikut:
pelayanan ibu hamil, ibu nifas, ibu dengan kompilkasi kebidanan DDTK keluarga
berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita.
Keberhasilan program KIA dan KB menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB) dan menunrunkan jumlah penduduk menjadi salah satu prioritas
utama pembangunan kesehatan di Indonesia Angka Kematian Ibu dan Bayi belum
mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yaitu angka kematian bayi
23/1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu 102/100.000 kelahiran hidup. Data dari
puskesmas Udanawu dari bulan januari hingga Desember tahun 2016 ditemukan
kematian bayi berjumlah 8 bayi. Oleh karena pentingnya kesehatan ibu dan anak
sebagai salah satu indikator kesehatan, maka dengan adanya pedoman ini diharapkan
puskesmas dapat menerapkan model pelayanan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif, terciptanya karakter PHBS diseluruh desa, mendiagnosa dengan
evidence base, penatalaksanaan kasus dengan rasional, dan melayani dengan senyum
sapa, salam dan doa. Hasilnya adalah meningkatnya mutu kesehatan masyarakat dan
efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia di puskesmas

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan KIA di Puskesmas Sidomulyo dalam menentukan sikap
menghadapi perkembangan pelayanan kesehatan global,nasional maupun regional.
2. Tujuan Khusus
Pedoman ini dibuat sebagai acuan bagi petugas yang bertanggung jawab di Ruang
KIA dalam menjalankan tugasnya setiap hari agar sesuai dengan standart
Puskesmas yang berlaku.

C. SASARAN PEDOMAN

1. Bagi fungsional medis dan petugas KIA sebagai pedoman pelaksanaan kebidanan di
Puskesmas Sidomulyo
2. Bagi manajemen medis sebagai pengelola pelayanan kebidanan di Puskesmas
Sidomulyo
3. Bagi Kepala Puskesmas sebagai pedoman untuk mengevaluasi kinerja pelayanan
medis dan kebidanan

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN


Ruang lingkup pedoman meliputi:
1. Standart ketenagaan Ruang KIA
2. Standart fasilitas di Ruang KIA
3. Tata laksana pelayanan di Ruang KIA
4. Logistik
5. Keselamatan pasien Ruang KIA
6. Keselamatan kerja petugas Ruang KIA
7. Pengendalian mutu

E. BATASAN OPRASIONAL
1. Pelayanan Atenatal Care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk
ibu selama kehamilan, dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan meliputi anamnesa, pemeriksaan
fisik (umum dan kebidanan), dan pemeriksaan laboratorium.
2. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan pelayanan ibu hamil, ibu niflas, ibu
dengan komplikasi kebidanan, keluarg aberencana, neonatus, bayi baru lahir
dengan komplikasi, bayi dan balita.
3. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan bagi pasangan usia subur (PUS) untuk mengatur kehamilan.
4. Pelayanan Kesehatan Reproduksi adalah pelayanan yang berkaitan dengan sistem
reproduksi wanita.
5. Anamnesa adalah kegiatan penggalian informasi pasien tentang penyakit sekarang
dan yang pernah diderita untuk kepentingan penegakan diagnosa.
6. Layanan Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi
dan anak balita serta prasekolah.
7. Diagnosa adalah identifikasi sifat-sifat penyakit atau kondisi atau membedakan satu
penyakit atau kondisi dari yang lainnya. Terapi adalah kegiatan pengobatan sesuai
dengan diagnosa.
8. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah
kesehatan masyarakat dan kasus-kasus penyakit yang dilakukan secara timbal balik
secara vertikal maupun horizontal meliputi sarana rujukan teknologi, rujukan tenaga
ahli, rujukan operasional, rujukan kasus, rujukan ilmu pengetahuan, rujukan bahan
pemeriksaan laboratorium.
9. Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang yang
membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan (konselor) dukungan dan
dorongan sedemikian rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan
kemampuannya dalam pemecahan masalah.
10. Pencatan pada Rekam Medik adalah penulisan hasil pemeriksaan yang di dapat
oleh petugas yang ditulis pada rekam medik.
11. Pengembalian Rekam medik adalah kegiatan setelah pencatatan rekam medik
dimana rekam medik dalam satu kali 24 jam harus segera di kembalikan lagi ke loket
untuk kelancaran pelayanan
12. Kegiatan Pelayanan Antenatal : Timbang BB dan ukur TB, ukur tekanan darah Nilai
status gizi (ukur LILA), ukur TFU tentukan presentasi janin dan DJJ, berikan bila
diperlukan skrinning status TT, berikan bila diperlukan pemberian tablet Fe 90 tablet
selama kehamilan, test laboratorium rutin dan khusus,tatalaksana kasus temu wicara
(konseling) termasuk P4K dan KB pasca bersalin, semua ibu hamil harus disarankan
periksa HIV.
13. Frekuensi minimal 4 kali : Minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada
triwulan kedua, minimal 2 kali pada triwuran ketiga. standar diatas untuk menjamin
perlindungan kepada ibu hamil dengan deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan
penanganan komplikasi.
14. Pertolongan persalinan pencegahan infeksi metode persalinan sesuai standart
merujuk kasus yang tidak bisa ditangani, melaksanakan IMD, memberikan injeksi
Vit.K1 dan salep mata pada BBL.
15. Pelayanan Kesehatan Ibu nifas KF1 dalam waktu 6 jam sampai 3 hari setelah
persalinan, KF2 dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8-14 hari), KF3 dalam
waktu 6 minggu setelah persalinan (36-42 hari)
16. Pelayanan yang diberikan : Pemeriksaan tensi, nadi, respirasi dan suhu,
pemeriksaan involusi utetus, pemeriksaan lokhea dan pengeluaran per vaginam
lainnya, pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Eksklusif 6 bulan, pemberian kapsul
Vit.A 2 kali dan pelayanan KB pasca bersalin.
17. Pelayanan Kesehatan Neonatus KN1 dilakukan pada 6-48 jam setelah lahir, KN2
dilakukan pada 3-7 hari setelah lahir, dan KN3 dilakukan pada 8-28 hari setelah
lahir.
18. Pemeriksaan menggunakan MTBM : Pemeriksaan tanda bahaya seperti.
kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, Pemberian lmunisasi HB 0 bila blm, BB rendah
dan masalah pemberian ASI, konseling ibu dan keluarga untuk memberikan ASI
Eksklusif, diberikan pencegahan hipotermi, dan melaksanakan perawatan BBL di
rumah dengan Penanganan dan rujukan kasus bila perlu.
19. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan:
a. Faktor resiko bumil Primigravida 35 tahun
b. Anak lebih dari 4
c. Jarak persalinan terakhir dg kehamilan < 2 thn
d. Lila < 23,5 cm dan penambahan BB < 9 kg
e. Anemia < 11 g/dl
f. TB < 145 cm atau kelainan bentuk panggul dan tulang belakang
g. Riwayat hipertensi sebelum kehamilan ini
21. Komplikasi kebidanan : Ketuban pecah dini, Perdarahan pervaginam,
Antepartum : Abortus, Placenta Previa, Solusio Plasenta.
22. Postpartum : atonia, retensio plasenta, plasenta inkarserata, kelainan-lahir
pembekuan darah, sub involusi, Hipertensi Dalam Kehamilan dengan atau tanpa
oedem. Ancaman persalinan premature, Infeksi berat dalam kehamilan : Demam
Berdarah, Tipoid, Sepsis, Persalinan macet, Infeksi masa nifas.
Neonatus Komplikasi ( Gawat Darurat Neonatal)
a. Prematuritas dan BBLR (< 2500 gr)
b. Asfiksia
c. Infeksi Bakteri
d. Kejang
e. Ikterus
f. Diare
g. Hipotermia
h. Tetanus Neonaturum
i. Masalah pemberian ASI
j. Trauma lahir, sindrom gangguan pernafasan, kelainan kongenital, dll
23. Pelayanan Kesehatan Bayi (Kunjungan Bayi) Pelaksanaan pelayanan kesehatan
bayi:
a. Kunjungan bayi 1 x pada umur 29 hari – 3 bln
b. Kunjungan bayi 1 x pada umur 4-6 bln
c. Kunjungan bayi 1 x pada umur 7-9 bln
d. Kunjungan bayi 1 x pada umur 10-12 bln
Pelayanan Kunjungan Bayi meliputi : Pemberian imunisasi dasar lengkap sebelum
usia 1 tahun dan tercatat dalam Buku KIA dan Kohort. SDIDTK Minimal 4 kali dan
tercatat dalam Buku KIA dan Kohort. Pemberian Vit A 100.000 IU (6-11 bln) 1 x dan
tercatat dalam Buku KIA dan Kohort. Konseling ASI Eksklusif, MP ASI, tanda-tanda
sakit dan perawatan bayi di rumah Buku KIA
24. Pelayanan Kesehatan Anak Balita
a. Pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun dan tercatat dalam Buku KIA
dan kohort
b. SDIDTK minimal 2 kali setahun dan tercatat dalam buku KIA dan Kohort
c. Pemberian Vit A 200.000 IU 2 x setahun tercatat dalam buku KIA dan Kohort
d. Kepemilikan dan pemanfaatan Buku KIA setiap balita
e. Pelayanan anak sakit dengan algoritma MTBS

F. LANDASAN HUKUM
1. Undang - undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang - undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang izin dan
penyelenggaraan Praktik Bidan
4. Peraturan mentri pendayaan aparatur negara No 36 tahun 2019 tentang Jabatan
fungsional Bidan
5. Undang-undang No 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan
6. Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) https://aimi-asi.org/layanan/lihat/buku-kia-
2021-revisi-lengkap
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Kepala Puskesmas

Dokter Penaggung Jawab

Kordinator Bidan
Bidan Pelaksana

Bidan Pelaksana
Jenis Ketenagaan Kompetensi Kompetensi Tambahan

dr. Khairiyah S. Fungsional dokter Profesi Dokter


Sunu
Versa Deviana Fungsional Bidan DIII Kebidanan Pelatihan APN
Agustin A.Md.Keb Pelatihan CTU
Pelatihan ABPK
Pelatihan MTBS
Pelatihan MU
Pelatihan IVA
Pelatihan Kegawat
Daruratan Mat/Neo
Sulastri A.Md.Keb DIII Kebidanan Pelatihan APN

Pelatihan CTU

Mira Lufti DI Kebidanan

Febrianti Finelda DIII Kebidanan Pelatihan APN


A.Md.Keb
Pelatihan BTCLS

Wiwin Widiyawati DIII Kebidanan Pelatihan CTU


A.Md.Keb Pelatihan MU

Pelatihan ABPK

Pelatihan HBB

Kasmaliah DIII Kebidanan Pelatihan APN


A.Md.Keb
Pelatihan CTU

Pelatihan ABPK

Pelatihan IVA Test

Pelatihan MU

Sabrina Siyani DIII Kebidanan Pelatihan APN


A.Md.Keb
Pelatihan CTU

Pelatihan
ABPK

Pelatihan MU

Vina Anggraini DIII Kebidanan Pelatihan CU


A.Md.Keb

Pelatihan ABPK

Pelatihan MU

Nur Hikmah DIII Kebidanan


A.Md.Keb
Syarifah Serli DIII Kebidanan
Wahyuni A.Md.Keb

Nurul Ainun Jariah DIII Kebidanan Pelatihan BTCLS


A.Md.Keb

Pelatihan Konseling ASI

Pelatihan MU

Elisa Nainggolan DIII Kebidanan Pelatihan APN


A.Md.Keb

Pelatihan CTU

Pelatihan MU
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

RUANG PERIKSA TOILET D


A
P
U
R

RUANG
BERSALIN

RUANG
TUNGGU

RUANG
ANAMNESA

U
B T

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
1. Melayani pemeriksaan kehamilan (ANC)
2. Melayani pemeriksaan ANC Terpadu 10 T dengan kolaborasi lintas Program melalui
rujukan internal(Labolatorium, Ruang Gigi, Ruang Gizi, Ruang Imunisasi, Ruang KB,
Ruang Anak, Ruang TB, Ruang Umum, Ruang Tindakan) sebagai skrining deteksi
faktor resiko dan pencegahan kehamilan resiko tinggi.
3. Melaksanakan pelayanan post partum (Ibu Bersalin) lanjutan
4. Melakukan deteksi dini terhadap kejadian infeksi luka operasi saat melahirkan
5. Melayani wanita usia subur dengan masalah kesehatan reproduksi (KesPro)

B. METODE
Pemeriksaan di Ruang KIA dilakukan sesuai dengan standart oprasional prosedur
pelayanan yang sudah ditetapkan di Puskesmas Sidomulyo

C. LANGKAH KEGIATAN
Prosedur yang dilakukan oleh Bidan
1. Menerima pasien dan melakukan serah terima oleh petugas pendaftaran atau dari
perawat/ bidan ruangan lainnya
2. Melihat ketepatan identitas pasiendengan bertanya langsung kepada pasien
3. Melakukan asuhan kebidanan dengan SOAP
 Pengkajian asuhan kebidanan dengan anamnesa data subjektif
 Pengkajian asuhan kebidanan data objektif
 Melakukan pemeriksaan yang berhubungan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien
4. Memutuskan assesment kebidanan hasil dari asuhan kebidanan dari data subjektif
dan data objektif serta pemeriksaan penunjang lainnya
5. Dilakukan konseling terhadap pasien sesuai dengan masalahnya
6. Melakukan rujukan ke poli lain jika dibutuhkan
7. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi jika dibutuhkan
8. Memberikan resep bila dibutuhkan
9. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam rekam medik pasien yang ditanda
tangani oleh Bidan pemeriksa, Buku KIA, serta Kohort.
10. Petugas menginput data pasien di register dan mengembalikan rekam medik di
loket/ruang RM.
Prosedur yang dilakukan oleh Dokter
1. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi ibu hamil yang dirujuk dari poli KIA/KB
2. Dokter memberitahukan hasil pemeriksaan
3. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medik pasien yang
ditandatangani oleh dokter panaggung jawab yang melakukan pemeriksaan lanjutan
4. Melakukan rujukan kefasiltas yang lebih tinggi bila dibutuhkan
BAB V

LOGISTIK

Lemari Arsip
Kursi Lipat
Kursi putar
Meja 1/2biro
Kipas Angin
Meja komputer
AC 0,5 PK
Komputer
Printer
UPS
Hardisk 500 GB
Tempat tidur periksa
Dopler
Tensimeter air raksa
Tensimeter Digital
Timbangan BB (Dewasa)
Pengukur Tinggi Badan + BB
Gorden tirai
Stetoskop Dewasa
Troly/meja instrumen
Interkom PABX
Pelvimeter panggul/jangka panggul
Stetoskop janin / fetoskop
Manual resucitator
Anuskup
1/2 klem koher
Bak instrumen tertutup
Baki logam tempat alat steril
Gunting benang tali pusat
Gunting verban
kocher tang
mangkok untuk larutan
palu reflek
pen lancet
pinset anatomi
pinset anatomi pendek
pinset sirugis/bedah
silinder korentang steril
sonde mulut
korentang
termometer Digital
spekulum vagina besar
spekulum vagina sedang
spekulum vagina kecil
spekulum vagina (sims)
sudip lidah logam panjang 12 cm
spekulum lidah logam panjang 16,5 cm
tampon tang
lenek logam
lenek kayu
metal kateter
nal fuder
klem arteri
gunting episiotomi
tempat tisu
tempat sabun
Bak sampah plastik
Pengukur lila
Gayung Plastik
Lampu UV
Figura Struktur ruangan
Papan pengumuman
Kursi plastik non sandaran
Kursi plastik sandaran
Figura Poster
Timbangan BB Digital
Tempat kartu plastik
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN KERJA

A. KESELAMATAN PASIEN
I. Pengertian
Keselamatan pasien (pasien safety)
Adalah suatu sistem dimana Puskesmas membuat asuhan terhadap pasien lebih
aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Assesment resiko
2. Identifikasidan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Pelaporan dan analisis
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan
II. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan di Puskesmas
2. Meningkatkan akuntanilitas Puskesmas terhadap pasien masyarakat
3. Menurunkannya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Puskesmas
4. Terlaksanakannya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
III. 7 Langkah Keselamatan Pasien
Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai berikut :
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf anda
3.
IV. Insiden Keselamatan Pasien
Pasien safety insident :
Setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan dapat mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cidera pada pasien.
Program keselamatan bagi sasaran kegiatan dipoli KIA/KB dalam hal ini meliputi :
1. Ketepatan identitas pasien
Untuk menghundari kesalahan identitas pasien dalam memberikan pelyanan
klinis dipoli KIA dilakukan dengan cara : pada saat pemanmggilan pasien selain
disebutkan nama disebutkan juga alamat pasien dan sebelum melakukan
pemeriksaan ditanyakan dulu nama dan alamat pasien apakah sesuai dengan
rekaam medis apa tidak, setelah sesuai baru dilakukan pemeriksaan
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
Peningkatan komunikasi yang efektif dipoli KIA dilkukan dengan cara :
 Anamnesa mengenai keluhan pasien dilakukan secara cermat dan teliti
 Selalu menanyakan kepada pasien tentang pemahaman dan kejelasan
yang diberikan mengenai hal-hal yang berhubungan denagn
penyakitnyaserta mempersilahkan menanyakan ha-hal yang mungkin
belum dipahami oleh pasien
 Komunikasi yang efektif juga dilakukan antar unit pelayanan untuk pasien
yang memerlukan pelayanasn lebih dari satu poli /perlu pemeriksaan
penunjang
3. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Upaya untuk mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan diruang KIA
dilakukan dengan cara :
 Bidan selalu mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan
pemeriksaan dan tidakan pada pasien
 Sterilisasi alat-alat kesehatan setelah dipakai dan secara berkala
 Pemakaian alat-alat yang disposible
Pemilahan sampah medis dan non medis untuk menghindari resiko infeksi baik
bagi pasien maupun masyarakat
4. Penmgurangan resiko pasien jatuh
Upaya untuk mengurangi resikom pasien dari cidera karena jatuh diruang KIA
dilakukan dengan cara terutama dengan pasien yang keselitan untuk naik ke bed
pemeriksa maka akan dibantu oleh Bidan saat melakukan hal tersebut
B. KESELAMATAN KERJA
Program upaya keselamatan kerja bagi petugas dipoli KIA dilakukan dengan cara
1. Bidan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan
tindakan pada pasien
2. Pada saat melakukan tindakan medis Bidan memakai alat pelindung diri

BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

A. PENGENDALIAN MUTU
Upaya pengendalian mutu pelayanan klinisdiruang KIA dilakukan meliputi 9 dimensi mutu
pelayanan yaitu :
1. Kompetensi petugas
Pelayanan diruang KIA dilakukan oleh petugas yang sesuai kompetensinya dan
petugas diwajibkan untuk selalu mengikuti standar pelayanan yang telah ditetapkan
dalam hal kepatuhan, ketepatan, kebenaran dan konsistensi.
2. Akses terhadap pelayanan
Letak ruang KIA berdekatan dengan poli lainnya untuk memudahkan koordinasi
3. Efektifitas
4. Pelayanan klinis yang dilakukan diruang KIA selalu dilakuan sesuai dengan
standart yang ada
5. Efisiensi
Tarif yang berlaku di ruang KIA sesuai dengan PERDA kota Samarinda
6. Kontiunitas
Pelayanan diberikan secara berkesinambungan sesuai dengan metode kerja yang
ada
7. Keamanan
Upaya keamanan bagi pasien sesuai dengan prigram keselamatan pasien
Puskesmas Sidomulyo
8. Interpersonal relation
Hubungan antar manusia meliputi hubungan antar bidan dan pasien, bidan dengan
kepala Puskesmas, hubungan ini akan selalu dibina dengan baik dalam rangka
menanamkan kepercayaan kepada masyarakat dan meningkatkan kredibilitas
puskesmas dengan cara menghargai, menjaga rahasia, menghormati, responsive,
dan memberikan perhatian
9. Kenyamanan ruang KIA diupayakan melalui upaya selalu menjaga kebersihan
ruangan KIA dan selalu menjaga kelayakan peralatan medis dari non medis .
Ruang KIA juga dilengkapi dengan dengan AC untuk menambah kenyamanan
pasien oleh karena tindakan diruang KIA sering membutuhkan waktu yang lama
BAB VI
PENUTUP

Puji syukur senantiasa kita hadapkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas
terselesaikannya laporan Pedoman Pelayanan KIA ini sehingga laporan ini bisa sampai di
tangan pembaca, Hasil laporan Pedoman Pelayanan KIA sebagai upaya perbaikan secara
terus menerus terhadap mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua karyawan UPTD Puskesmas Sidomulyo
yang telah berupaya memberikan pelayanan sebaik mungkin dan juga semua masyarakat.
Tak lupa kami harapkan kepada semua pembaca atas kritik dan saran yang konstruktif
demi perbaikan dimasa mendatang.
Semoga hasil laporan Pedoman Pelayanan Pelayanan KIA ini bisa menjadi pedoman
terhadap pelayanan kesehatan masyarakat di UPTD Puskesmas Sidomulyo . Apapun hasil
dari laporan ini adalah sebuah Itikad baik semua karyawan terhadap tanggung jawab yang
di emban dan semoga memberi manfaat kepada banyak pihak yang berkepentingan.

Anda mungkin juga menyukai