Anda di halaman 1dari 66

PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT

KESEHATAN IBU DAN ANAK (PWS-KIA)


By:
Dimpu R. Nainggolan
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan
Ibu dan Anak (PWS-KIA)

• adalah alat manajemen program KIA


untuk memantau cakupan pelayanan KIA
di suatu wilayah (Puskesmas/kecamatan)
secara terus menerus, agar dapat
dilakukan tindak lanjut yang cepat dan
tepat terhadap desa yang cakupan
pelayanan KIA-nya masih rendah
Tujuan Umum PWS-KIA :

• Meningkatkan jangkauan dan mutu


pelayanan KIA di wilayah kerja
Puskesmas, melalui pemantauan cakupan
pelayanan KIA di tiap desa secara terus
menerus.
Tujuan Khusus :
1. Memantau pelayanan KIA secara individu melalui Kohort
2. Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan indikator KIA secara
teratur (bulanan) dan terus menerus
3. Menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap standar pelayanan KIA
4. Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA terhadap target
yang ditetapkan
5. Menentukan secara individu dan wilayah priritas yang akan ditangani
secara intensif berdasarkan besarnya kesenjangan.
6. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia dan yang potensial untuk digunakan
7. Meningkatkan peran aparat setempat dalam penggerkan sasaran
mobilisasi sumber daya.
8. Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat untuk
memanfaatkaan pelayanan KIA.
Prinsip Pengelolaan Program KIA
• Bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan
serta mutu pelayanan KIA, secara efektif dan efisien
melalui:
1. Peningkatan pelayanan antenatal (ANC) sesuai standar
bagi seluruh ibu hamil di semua fasilitas kesehatan
2. Peningkatan portolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan kompeten diarahkan ke fasilitas kesehatan
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu infas sesuai
standar di semua fasilitas kesehatan.
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai
standar di semua fasilitas kesehatan
5. Peningkatan deteksi dan faktor resiko dan komplikasi
kebidanan dan neonatus oleh tenaga kesehatan
maupun masyarakat
6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan
neonatus secara adekuat dan pengamatan secara terus
menerus oleh tenaga kesehatan.
7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi
sesuai standar di semua fasilitas kesehatan
8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak
balita sesuai standar di semua fasilitas kesehatan
9. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.
Batasan Pemantauan
I. Pelayanan Antenatal
• Pelayanan ANC merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional untuk ibu selama masa kehamilan, yang dilakukan sesuai
standar pelayanan ANC yang ditetapkan.
• Adapun standar yang ditetapkan “10T” yaitu :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur Tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4. Ukur Tinggi Fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi tetanus
toksoid (TT) bila diperlukan
7. Pemberian Tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Periksa laboratirium (rutin dan khusus)
9. Tatalasana kasus/ penanganan khusus
10.Temu wicara (konseling)
• Standar frekuensi pelayanan antenatal adalah
minimal 4 kali.
• Standar waktu dianjurkan untuk menjamin
perlindungan ibu hamil berupa deteksi dini faktor
risiko, pencegahan, dan penanganan
komplikasi.
II. Pertolongan Persalinan
• Adalah pelayanan persalinan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang kompeten.
• Prinsip yang harus diperhatikan Penolong
persalinan :
1. Pencegahan infeksi
2. Metode pertolongan persalinan yang sesuai
standar
3. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke
tingkat pelayanan yang lebih tinggi
4. Melaksanakan IMD
5. Memberikan Injeksi Vit K
III. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
• Adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar pada ibu mulai 6 jam – 42 hari
pasca bersalin oleh tenaga kesehatan.
• Kunjungan minimal sebanyak 3 kali yaitu
1.6 jam sampai 3 hari setelah bersalin
2.Dalam waktu 2 minggu setelah bersalin
3.Dalam waktu 6 minggu setelah bersalin
Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan yang diberikan :


1. Pemeriksaan Tekanan Darah, Nadi, Respirasi, Suhu
2. Pemeriksaan TFU (Involusi Uteri)
3. Pemeriksaan Lokhia & pengeluaran Pervaginam lainnya
4. Pemeriksaan Payudara dan anjuran ASI eksklusif 6
bulan
5. Pemberian kapsul Vit A 200.000 IU sebanyak 2 kali
(segera setelah melahirkan & setelah 24 jam pemberian
I)
6. Pelayanan KB Pasca Salin
IV. Pelayanan Kesehatan Neonatus

• Adalah pelayanan kesehatan sesuai


standar yang diberikan tenaga kesehatan
kompeten kepada neonatus, baik di
fasilitas kesehatan dan kunjungan rumah
• Kunjungan minimal 3 kali, yaitu :
1.Dilakukan 6 jam – 48 jam setelah lahir
2.Dilakukan 3 – 7 hari setelah lahir
3.Dilakukan 8 – 28 hari setelah lahir
Pelayanan Kesehatan Neonatus

1. Pemeriksaan & Perawatan BBL :


a. perawatan tali pusat
b. Melaksanakan ASI Eksklusif
c. Memastikan bayi telah diberi Vit K1
d. Memastikan bayi telah diberi Salp mata
Antibiotik
e. Pemberian Imunisasi HB-0
Pelayanan Kesehatan Neonatus

2. Pemeriksaan menggunakan pendekatan


Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM):
a. Pemeriksaan tanda bahaya, mis: infeksi
bakteri, ikterus, diare, masalah ASI
b. Pemberian imunisasi HB-0 bila belum diberikan
c. Konseling ASI Eksklusif,Pencegahan hipotermi,
perawatan BBL menggunakan Buku KIA
d. Penanganan dan rujukan kasus
V. Deteksi Dini Faktor Resiko & Komplikasi
Kebidanan & Neonatal

• Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko


adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor
resiko & komplikasi kebidanan.
• Faktor risiko pada neonatus adalah sama
dengan faktor risiko pada ibu hamil. Ibu hamil
yang memiliki faktor risiko akan meningkatkan
risiko terjadinya komplikasi pada neonatus.
Faktor Risiko Pada Ibu Hamil
1. Primigravida <20 tahun atau >35 tahun
2. Anak > 4
3. Jarak persalinan terakhir dengan kehamilan sekarang <2
tahun
4. KEK dengan Lila <23,5 cm atau penambahan BB <9 kg
selama kehamilan
5. Anemia dengan Hb <11 gr %
6. TB <145 cm, atau kelainan bentuk panggul atau tulang
belakang
7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau
sebelum kehamilan ini
8. Sedang/pernah menderita penyakait kronis, mis: TBC,
kelainan jantung & endokrin
Faktor Risiko Pada Ibu Hamil

9. Riwayat kehamilan buruk: abortus berulang, KET, KPD,


mola hidatidosa, bayi dengan cacat kongenital
10. Riwayat persalinan dengan komplikasi:
SC/vacum/ekstraksi/forcep
11. Riwayat nifas dengan komplikasi: PPH, infeksi nifas,
psikosis post partum
12. Riwayat keluarga menderita DM, hipertensi, riwayat
cacat bawaan
13. Kelainan jumlah janin: gemelli, janin dampit, monster
14. Kelainan besar janin: pertumbuhan janin terhambat, janin
besar
15. Kelainan letak & posisi janin: lintang, sungsang UK >32
minggu
Komplikasi Pada Ibu Hamil, bersalin dan nifas
1. KPD
2. Perdarahan pervaginam
3. Hipertensi dalam kehamilan: sistolik >140 mmHg,
diastolik >90 mmHg, dengan atau tanpa pre tibia
4. Ancaman persalinan prematur
5. Infeksi berat dalam kehamilan: demam berdarah, tifus
abdominalis, sepsis
6. Distosia: persalinan macet, tak maju
7. Infeksi masa nifas
Faktor Risiko pada Neonatus
1. Tidak mau minum/menyusu atau memuntahkan semua
2. Riwayat kejang
3. Bergerak hanya jika dirangsang
4. Frekuensi nafas <= 30x/I dan >=60x/I
5. Suhu tubuh <=35,5 c dan >=37,5 c
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangt kuat
7. Merintih
8. Ada pustul kulit
9. Nanah banyak dimata
Faktor Risiko pada Neonatus

10. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut


11. Mata cekung & cubitan kulit perut kembali sangat
lambat
12. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
13. BB menurut umur rendah dan atau ada masalah
pemberian ASI
14. BBLR
15. Kelainan kongenital: ada celah di bibir dan langit-langit
Komplikasi pada Neonatus
1. Prematuritas & BBLR
2. Asfiksia
3. Infeksi bakteri
4. Kejang
5. Ikterus
6. Diare
7. Hipotermia
8. Tetanus neonatorum
9. Masalah pemberian ASI
10. Trauma lahir, sindroma gangguan nafas, kelainan
kongenital
VI. Penanganan Komplikasi Kebidanan &
Neonatal
• Penanganan Komplikasi Kebidanan adalah Pelayanan
kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk
mendapat penanganan definitif sesuai standar oleh
nakes kompeten pada pelayanan dasar (PONED) dan
Rujukan (PONEK).
• Penanganan Komplikasi Neonatal adalah penanganan
neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat
menyebabkan kesakitan, kecacatan & kematian oleh
tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan.
Penanganan Komplikasi Kebidanan & Neonatal

• Untuk meningkatkan cakupan dan kualitas


penanganan komplikasi, diperlukan adanya
fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu
memberikan pelayanan obstetri dan neonatal
emergensi secara berjenjang mulai dari bidan,
puskesmas mampu PONED sampai RS PONEK
24 jam
Pelayanan yang dapat dilakukan di Puskesmas
mampu PONED :
1. Pelayanan Obstetri :
a. Penanganan perdarahan pada kehamilan, persalinan,
nifas
b. Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam
kehamilannnn (Pre eklampsi dan eklampsi)
c. Pencegahan & penanganan infeksi
d. Penanganan partus lama/macet
e. Penanganan abortus
f. Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan
transportasi rujukan
Pelayanan yang dapat dilakukan di Puskesmas
mampu PONED :
2. Komplikasi pada Neonatus :
a. Pencegahan dan penanganan asfiksia
b. Pencegahan dan penanganan hipotermia
c. Penanganan BBLR
d. Pencegahan dan penanganan infeksi neonatus, kejang
neonatus, ikterus ringan sedang
e. Pencegahan dan penanganan gangguan minum
f. Stabilisasi komplikasi neonatus untuk dirujuk dan
transportasi rujukan
VII. Pelayanan Kesehatan Bayi
• Adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang
diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya
4 kali, selama periode 29 hari sampai 11 bulan setelah
lahir.
• Kunjungan minimal 4 kali, yaitu :
1. Umur 29 hari – 2 bulan
2. Umur 3 – 5 bulan
3. Umur 6 – 8 bulan
4. Umur 9 – 11 bulan
Pelayanan Kesehatan Bayi
1. Pemberian imunisasi dasar sebelum berusia 1 tahun
2. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang
(SDIDTK) bayi
3. Pemberian Vit A100.000 IU (6-11 bulan)
4. Konseling ASI eksklusif, MP-ASI, tanda-tanda sakit &
perawatan kesehatan bayi dirumah menggunakan
Buku KIA
5. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
VIII. Pelayanan Kesehatan Anak Balita
• Meliputi pelayanan anak balita sakit dan sehat.
• Standar pelayanan meliputi :
1. Pemantauan pertumbuhan min 8 kali tercatat dalam
Buku KIA (BB,TB). Bila BB tidak naik dalam 2 bulan
berturut-turut atau dibawah garis merah, harus dirujuk
2. SDIDTK min 2 kali dalam setahun
3. Pemberian Vit A 200.000 IU, 2 kali setahun
4. Kepemilikan & pemanfaatan Buku KIA setiap anak balita
5. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar
menggunakan pendekatan MTBS
IX. Pelayanan KB Berkualitas

• Adalah pelayanan KB sesuai standar dengan


menghormati hak individu dalam merencanakan
kehamilan sehingga dapat berkontribusi
menurunkan AKI dan menurunkan tingkat
fertilitas (kesuburan) bagi pasangan yang telah
memiliki anak (Dua anak lebih baik) serta
Meningkatkan fertilitas bagi PUS yang ingin
memiliki anak.
Pelayanan KB Berkualitas

• Bagi PUS yang ingin menjarangkan dan atau


menghentikan kehamilan, dapat menggunakan metode :
1. KB alamiah (metode kalender, amenorhe laktasi, coitus
interuptus)
2. Metode KB hormonal (pil, suntik, AKBK)
3. Metode non hormonal (kondom, AKDR/IUD, vasektomi
dan tubektomi)

• Program KB perlu memfokkuskan sasaran PUS dengan


“4 Terlalu” (terlalu muda, tua, sering, dan banyak)
Indikator Pemantauan
INDIKATOR PROGRAM KIA
• Akses pelayanan antenatal (K1) : 100%
• Cak pelayanan lengkap antenatal (K4) : 89%
• Cak persalinan oleh tenkes (PN) : 90%
• Cak pelayanan lengkap nifas (KF) : 87%
• Cak pelayanan ibu hamil dengan fak. resiko/komplikasi oleh tenkes
90%
• Cak penanganan komplikasi obstetri (PK) : 80%
• Cak peserta KB aktif (CPR) : 75%
• Cak pelayanan pertama neonatus (KN1) : 90%
• Cak pel. Lengkap neonatus (KN lengkap) : 89%
• Cak penanganan,komplikasi neonatal (PKn) : 32%
• Cak pel bayi (KBy) : 89%
• Cak pel. Anak balita : 88%
• Cak pel. Kesehatan anak balita sakit : 80%
CAKUPAN PELAYANAN
ANTENATAL (K1)

x 100 %
• Sasaran ibu hamil Adalah jumlah semua bumil di
wilayah dalam kurun waktu satu tahun.
• Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun dapat diperoleh
melalui proyeksi, dihitung berdasarkan perkiraan ibu
hamil dengan rumus :

1,10 x angka kelahiran kasar (CBR) x jumlah penduduk

CBR yang digunakan adalah angka terakhir CBR


kabupaten/kota yang diperoleh dari kantor
perwakilan Badan Pusat Statistik
CAKUPAN PELAYANAN ANTENATAL LENGKAP (K4)

x 100 %
• K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai
dengan standar disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH NAKES
(PN)

x 100 %
• Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun
dihitung dengan rumus :

1,05 x angka kelahiran kasar (CBR) x jumlah penduduk


CAKUPAN PELAYANAN NIFAS 1 OLEH TENAGA
KESEHATAN (KF1)

x 100 %
• Jumlah sasaran ibu nifas sama dengan
jumlah sasaran ibu bersalin
CAKUPAN PELAYANAN NIFAS LENGKAP OLEH
NAKES (KF3)

x 100 %
CAKUPAN PENJARINGAN BUMIL, BERSALIN DAN
NIFAS DGN KOMPLIKASI OLEH MASYARAKAT

x 100 %
• Cakupan penjaringan bumil, bersalin dan nifas dengan
komplikasi oleh masyarakat seperti kader, dukun bayi,
keluarga, ataupun ibu hamil, bersalin, nifas sendiri di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI OBSTETRI (PK)

x 100 %
CAKUPAN PEL. NEONATUS PERTAMA(KN 1)

x 100 %
• Jumlah neonatus yang mendapat pelayanan
sesuai standar pada 6-48 jam setelah lahir
• Jumlah sasaran bayi didapatkan dari
perhitungan berdasarkan perkiraan (angka
proyeksi) bayi dalam satu wilayah tertentu
dengan menggunakan rumus :

CBR x Jumlah penduduk


CAKUPAN PEL NEONATUS LENGKAP(KNL)

x 100 %
• Adalah cakupan neonatus yang
mendapatkan pelayanan sesuai standar
palingsedikit 3 kali dengan distribusi 1 kali
pada 6-48 jam, 1 kali hari ke 3-7 dan 1 kali
pada hari ke 8-28 setelah lahir disuatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI
NEONATUS

x 100 %
• Penanganan defenitif adalah pemberian
tindakan akhir pada setiap kasus
komplikasi neonatus yang pelaporannya
dihitung 1 kali pada masa neonatal.
• Kasus komplikasi yang ditangani adalah
seluruh kasus yang ditangani tanpa
melihat hasilnya hidup atau mati
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI (KBY)

x 100 %
• Cakupan bayi yang mendapatkan
pelayanan paripurna minimal 4 kali yaitu 1
kali umur 29 hari-2 bulan, 1 kali umur 3-5
bulan, 1 kali umur 6-8 bulan, dan 1 kali
umur 9-11 bulan sesuai standar di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA

x 100 %
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA SAKIT

x 100 %
PENGUMPULAN DATA
1. Jenis Data

• Data yang diperlukan untuk menduung pelaksanaan


PWS KIA adalah data sasaran :
1. Jumlah seluruh ibu hamil
2. Jumlah seluruh ibu bersalin
3. Jumlah ibu nifas
4. Jumlah seluruh bayi
5. Jumlah seluruh anak balita
6. Jumlah seluruh PUS
2. Sumber Data

• Data pelayanan berasal dari :


1. Register kohort ibu
2. Register kohort bayi
3. Register kohort anak balita
4. Register kohort KB
PENCATATAN DATA
1. Data Sasaran

• Seorang bidan dibantu kader dan dukun bayi, membuat


peta wilayah kerjanya yang mencakup denah jalan,
rumah serta setiap waktu memperbaiki peta tersebut
dengan data baru tentang adanya ibu hamil, neonatus
dan anak balita
2. Data Pelayanan

• Bidan mencatat semua pelayanan KIA di dalam kartu ibu


dan bayi, kohort ibu, bayi, anak balita, KB dan buku KIA
• Memantau secara intensif dan terus menerus kondisi
dan permasalahan yang ditemukan
PENGOLAHAN DATA
Langkah Pengolahan Data

1. Pembersihan data : melihat kelengkapan dan


kebenaran pengisian formulir yang tersedia, mis
melakukan koreksi laporan yang masuk dari bidan
mengenai duplikasi nama, duplikasi alamat, catatan ibu
langsung di K4 tanpa melewati K1
2. Validasi : melihat kebenaran & ketepatan data, mis
menyesuaikan apabila ternyata K4 & K1 lebih besar
dari jumlah ibu hamil
3. Pengelompokkan : sesuai kebutuhan data yang harus
dilaporkan, mis mengelompokkan ibu hamil anemia
berdasarkan desa untuk persiapan intervensi, ibu hamil
dengan KEK untuk persiapan intervensi
PEMBUATAN GRAFIK PWS KIA

• PWS KIA disajikan dalam bentuk grafik dari tiap


indikator yang dipakai, yang juga
menggambarkan pencapaian tiap
desa/kelurahan dalam tiap bulan
• Dengan demikian tiap bulannya dibuat 13 grafik
ANALISIS
Status cakupan desa Ada 4 :
1. Status baik : cakupan diatas target yang ditetapkan &
mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat
atau tetap jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu
2. Status kurang : cakupan diatas target, namun punya
kecenderungan cakupan bulanan yang menurun jika
dibandingkan dengan cakupan bulan lalu
3. Status cukup : cakupan dibawah target, namun punya
kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat jika
dibandingkan dengan cakupan bulan lalu
4. Status jelek : cakupan dibawah target, namun punya
kecenderungan cakupan bulanan yang menurun dibandingkan
dengan bulan lalu

Anda mungkin juga menyukai