T DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM TINGKAT II DI RSUD LAHAT
Disusun Oleh:
Masnayati
Hari :
Tanggal :
ii
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari dalam penyusunan seminar hasil ini masih belum sempurna,
sehingga saran dan masukan untuk perbaikan Laporan PKK ini sangat penulis harapkan.
Wassalamualaikum Wa rahmatullahi Wa barakaatuh.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Angka kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin, dan nifas masih
merupakan masalah besar bagi negara berkembang termasuk Indonesia Angka
kematian ibu di Indnesia Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) pada tahun 2012 yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab
kematian tersebut terjadi pada masa kehamilan persalinan dan nifas. Masa
kehamilan adalah masa yang sangat rentan, 50% - 90% dari seluruh kehamilan
di Indonesia disertai dengan mual dan muntah.
Pada ibu hamil ada kemungkinan muncul mual muntah yang ringan dan
tidak mengganggu aktifitas sehari-hari, namun pada kondisi tertentu mual dan
muntah dapat terjadi lebih sering dan lama bahkan memperburuk kondisi ibu.
Mual dan muntah yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan
terjadinya hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan
muntah berlebihan selama kehamilan dengan intensitas lebih sering dan durasi lebih
lama serta menganggu aktifitas ibu sehari-hari.
Hiperemesis gravidarum biasanya terjadi pada kehamilan pertama namun
pada kasus dapat terjadi dalam beberapa kehamilan. Mual dan muntah dapat
muncul sejak trimester pertama dan terkadang menetap pada derajat yang
bervariasi sepanjang masa kehamilan. Frekuensi kejadian hiperemesis
grvidarum adalah 2 per 1000 kehamilan. Salah satu penelitian menemukan
bahwa angka kejadian hiperemesis gravidarum di Indonesia yaitu 25,4 % dari
seluruh kehamilan. Faktor predisposisi pada hiperemesis gravidarum yaitu,
primi gravida, mola hidatidosa, kehamilan ganda, factor organik, faktor
psikosomantik, dan faktor endokrin lainnya seperti hipertiroid dan diabetes.
Komplikasi hiperemesis gravidarum antara lain dehidrasi, gangguan
kesadaran dan saraf, ensefalopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia
dan perubahan mental. Pada janin umumnya akan terjadi seperti abortus, berat
bayi lahir rendah, kelahiran prematur, serta IUGR. Pada kasus hiperemesis
1
iv
5
gravidarum ibu kurang mendapatkan asupan gizi karena sebagian besar yang
dimakan dan diminum dimuntahkan kembali sehingga dapat menyebabkan
anemia. Anemia dapat menyebabkan perdarahan kemudian syok dan keadaan
yang lebih buruk yaitu kematian pada ibu.
Saat tidak ada makanan yang bisa dicerna oleh tubuh maka tubuh akan
kekurangan karbohidrat sehinggatidak adaenergi yang dapat dihasilkan.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya metabolisme lemak dan asam lemak yang
berlebihan. Metbolisme lemak dan asam lemak menghasilkan keton,yang
kemudian dikeluarkan tubuh melalui urine (ketonuria).
. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan
terhadap pasien yang mengalami hiperemesis gravidarum. Dengan judul
“Asuhan Kebidanan pada Ny. T dengan hiperemesis gravidarum tingkat II”
B. Rumusan Masalah dan Lingkup Masalah
1. Rumusan masalah
Bagaimana penerapan asuhan kebidanan antenatal pada Ny. T dengan
hiperemesis gravidarum tingkat II Di RSUD Lahat.
2. Lingkup masalah
Lingkup masalah asuhan kebidanan dalam penulisan laporan tugas akhir ini
dibatasi pada asuhan kebidanan antenatal pada Ny. T dengan hiperemesis
gravidarum tingkat II Di RSUD Lahat. menggunakan manajemen kebidanan
dengan pendokumentasian SOAP.
C. Tujuan perumusan
1. Tujuan umum
Mampu memahami dan menerapkan asuhan kebidanan pada pasien Ny. T
dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Di RSUD Lahat.
2. Tujuan khusus
a. Diperolehnya data subjektif dari Ny. T dengan hiperemesis gravidarum
tingkat II Di RSUD Lahat.
b. Diperolehnya data objektif dari Ny. T dengan hiperemesis gravidarum
tingkat II Di RSUD Lahat..
c. Ditegakkannya analisa data dari Ny. T dengan hiperemesis gravidarum
tingkat II Di RSUD Lahat.
d. Dibuat penatalaksanaan asuhan kebidanan
v pada Ny. T dengan hiperemesis
gravidarum tingkat II Di RSUD Lahat.
6
vi
BAB II
TINJAUAN TEORI
vi
i 5
6
vi
7
vi
i
8
vi
ii
9
usus. Gejala muntah (emesis), biasanya terjadi pada pagi hari yang
biasa dikenal dengan morming sicknes.
Estrogen dan HCG meningkat, dengan efek samping mual dan
muntah-muntah. Selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan
gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar atau perasaan
ingin makan terus, juga akibat peningkatan asam lambung.
Pada keadaan patologik tertentu, terjadi muntah-muntah banyak
sampai lebih dari 10 kali per hari Saliva meningkat dan pada trimester
pertama, dan megeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran
pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama
berada dalam saluran makanan.
Bulan-bulan pertama kehamilan, hormon estrogen meningkat
yang dapat menyebabkan nausea (mual), ada yang mengalami muntah
terus menerus sampai menganggu aktivitasnya, dikatakan mengalami
hiperemesis gravidarum (muntah-muntah yang banyak ini merupakan
keadaan patologik), mual dan muntah tersebut merupakan efek
samping dari peningkatan kadar estrogen dan HCG, reabsorbsi
makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi, rahim yang
semakin membesar akan akan menekan rektum dan usus bagian bawah
sehingga terjadi sembelit (konstipasi), sembelit semakin berat karena
gerakan otot di dalam usus di perlambat oleh tinginya kadar
progesteron.
Seiring dengan kemajuan kehamilan lambung dan usus tergeser
oleh uterus yang membesar seiring dengan kemajuan usia kehamilan.
Biasanya terjadi mual, kadang-kadang terjadi muntah disebabkan oleh
refluks secret-sekret asam ke esophagus bagian bawah. Gusi dapat
terjadi hiperemis dan melunak, dapat berdarah serta cidera ringan.
Haemorroid sering terjadi ini disebabkan oleh konstipasi dan
peningkatan tekanan pada vena-vena di bawah uterus yang membesar.
Sistem Perkemihan Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing
tertekan oleh uterus yang mulai membesar dan akhir kehamilan bila
ix
10
kepala janin mulai turun pintu atas panggul tertekan kembali sehingga
timbul sering BAK.
c. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan huperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pegmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanoprhore
stimulating hormon yang meningkat. MSH ini adalah salah satu
hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-
kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, dikenal
sebagai kloasma gravidarum.
d. Perubahan metabolisme.
Dengan terjadinya kehamilan metabolisme tubuh mengalami
perubahan yang mandasar dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi
untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI. Adapun
perubahan metabolisme adalah :
1) Metabolisme basal naik 15 – 20 % terutama pada trimester ke tiga.
2) Keseimbangan asam alkali sedikit mengalami perubahan; pada
wanita tidak hamil kadar sebesar 155 mEq perliter menurun sampai
145 – 147 mEq perliter.
3) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin; protein harus di simpan pula untuk kelak
dapat di keluarkan pada laktasi. Maka dari itu, perlu di perhatikan
agar wanita hamil memperoleh cukup protein selama hamil. Di
perkirakan satu gram protein setiap kilogram berat badan dapat
memenuhi kebutuhan sehari – hari.
4) Kebutuhan kalori di dapat dari karbohidrat, lemak, dan protein.
5) Kebutuhan mineral untuk ibu hamil
a) Kalsium 1,5 – 2,5 gram setiap hari
b) Zat besi 800 mg atau 30 – 50 mg perhari
x
11
xi
12
kecemasan dan rasa tidak nyaman yang dirasakan pada trimester pertama.
Pada trimester ini pula ibu mulai merasakan gerakan bayinya sehingga ia
merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluardari dirinya.
c. Trimester ketiga (29-40 minggu)
Trimester ketiga sering disebut periode menunggu dengan hati-hati,
wanita tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester ketiga saat
persiapan aktif kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Wanita tersebut
mungkin takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul saat
melahirkan.
1) Tanda Kehamilan
a) Adapun tanda-tanda tidak pasti hamil sebagai berikut :
(1) Mual dan muntah
(2) Gangguan berkemih
(3) Persepsi adanya gerakan janin
(4) Terhentinya menstruasi/amenore
(5) Perubahan pada payudara
(6) Perubahan warna mukosa vagina
(7) Meningkatnya pigmentsi kulit dan timbulnya striae
b) Adapun tanda-tanda mungkin hamil :
(1) Pembesaran abdomen,
(2) Perubahan anatomi pada serviks
(3) Kontraksi Braxton hiks
(4) Ballottement
(5) Kontraksi fisik janin
(6) Adanya gonadotropin korionik di urin atau serum.
c) Adapun tanda-tanda pasti hamil
(1) Identifikasi kerja jantung janin yang tersendiri dari kerja jantung
wanita hamil
(2) Persepsi gerakan janin aktif oleh pemeriksa
xi
i
13
xi
ii
14
b. Fetal
Penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian
gangguan pertumbuhan janin dalam (IUGR).
B. Konsep Dasar Hiperemesis
Gravidarum 1.Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada
kehamilan trimester pertama, muntah begitu hebat dimana apa yang segala
dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan
umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, mengalami
dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti
apendisitis, pielititis dan sebagainya.
Biasanya hiperemesis garvidarum terjadi pada kehamilan pertama dan
umumnya mengenai ibu hamil dengan keadaan yang mengakibakan kadar
HCG yang tinggi seperti pada penyakit trofoblastik kehamilan atau
kehamilan kembar .
Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah berlebihan selama
kehamilan dengan intensitas lebih sering dan durasi lebih lama daripada
mual dan muntah yang biasa dialami pada trimester pertama. Terkait
dengan ketonemia, penurunan berat badan, dehidrasi dan abnormalitas
kimia darah. Dapat terjadi pada trimester berapapun, biasanya dimulai pada
trimester pertama dan menetap dengan derajat yang bervariasi sepanjang
masa kehamilan.
Sedangkan Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang
berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan
bahkan membahayakan hidupnya.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas penulis dapat menimpulkan
bahwa Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada
kehamilan trimester pertama, muntah begitu hebat dimana apa yang segala
dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan
umum dan pekerjaan sehari-hari.
xi
v
15
2. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor
predisposisi yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
a. Umumnya terjadi pada Primigravida karena primigravida belum
mampu beradaptasi terhadap hormone estrogen dan gonadotropin
korionik, mola hidatidosa karena jumlah hormone yang di keluarkan
cukup tinggi maka bisa menyebabkan terjadinya hiperemesis
gravidarum, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
b. Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi
yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta
adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu
terhadap janin.
c. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi
hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
d. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
3. Patofisiologi
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena
peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin(HCG). HCG adalah
hormone glikoprotein dari keluarga gonadotropin yang awalnya disintesin
oleh embrio manusia, dan kemudian dilanjutkan oleh syncytiotrophoblast.
bagian dari plasenta selama masa kehamilan. dapat menjadi faktor mual
dan muntah. Khusus nya karena periode mual dan muntah gestasional
yang paling umum adalah 12-16 minggu pertama, yang pada saat itu
HCG mencapai kadar tertingginya HCG sama dengan LH dan
disekresikan oleh sel-sel tropoblas blastoit. Peningkatan kadar hormon
x
v
16
x
vi
17
x
vi
18
x
vi
19
9) Obat-obatan
Sedative yang sering digunakan adalah phenobarbital. Vitamin
yang dianjurkan vitamin B1 dan B6. Anti histaminika juga dianjurkan
juga seperti dramamin, avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan
antiemetic seperti disiklomin hidrokhonae atau khlorpromasin.
Penanganan hiperemesis gravidarum yang berat perlu dikelola dirumah
sakit.
Adapun prosedur tetap penatalaksaan hiperemesis gravidarum di
RSUD Lahat adalah sebagai berikut :
1) Beri penjelasan pada pasien dan keluarga tindakan yang akan di
lakukan.
2) Isi formulir persetujuan tindakan medis.
3) Dekatkan alat-alat yang akan di gunakan
4) Tempatkan pasien pada tempat tidur yang aman.
5) Mencuci tangan dengan dengan sabun di bawah air mengalir
lalu mengeringkan dengan handuk.
6) Melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital.
7) Melakukan pemeriksaan obstetri,papasi dan DJJ.
8) Memasang infuse sesuai dengan IK pemasangan infuse.
9) Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy
neurobion dan primperan 1 ampul dalam cairan Dex 5-10 %
Atau tindex 27A,tetesan sesuai KU pasien.
10) Setelah melakukan tindakan cuci tangan dengan sabun di air
yang mengalir lalu keringkan dengan handuk kering.
11) Catat hasil pemeriksaan pada status dan asuhan kebidanan.
xi
x
20
x
x
21
ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
dengan makanan tetapi 1-2 jam setelahnya. Karena pada diet ini zat gizi
yang terkandung didalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu
lama.
x
xi
22
x
xi
23
x
xi
24
x
xi
25
x
x
BAB III
TINJAUAN KASUS
A.DATA SUBJEKTIF
1.Identitas Istri Suami
Nama Ny. T Tn.T
Umur 36 tahun 40 tahun
Suku Jawa Sunda
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Karyawan Swasta
Alamat Serelo Lahat Selero Lahat
2. Riwayat Masuk Rumah Sakit
Sejak 18 November 2022 Ibu di rumah mengalami mual dan muntah sehari
17 kali, kurang lebih selama 2 minggu.
Pukul 17.00 Wib tanggal 02 Desember 2022 ibu pun ke BPM bersama suami
untuk memeriksaan kehamilannya. Karena keluhan ibu tersebut bidan pun
menyarankan ibu untuk ke RSUD Lahat.
Ibu dan suami datang ke IGD kebidanan sampai pada pukul 18.10 WIB. Di
IGD kebidanan ibu dilakukan pemeriksaan TTV TD: 100/70 mmHg, Nadi:
86 X/Mnt, Pernafasan :21 X/Mnt, Suhu: 36,8, Cek keton urin, PP test, Serta
darah ibu di ambil untuk mengetahui hasil HB ibu, Ibu di pasang Infus di
tangan kanan dengan cairan infus D10% dengan tetesan 20 Tetes/mnt. dan
30
x
31
Pada pukul 18.30 Wib terapi yang ibu dapatkan di IGD di berikan
Ondansentron dengan dosis 3 Mg dan Neurobion 4 gram/2 ml/12 jam .Di
berikan Secara di Drip ke Cairan Infus dan Injek Ranitidine 2 x1 dengan
dosis 2 ml di berikan secara IV Bolus. Setelah selesai di tindak lanjut ibu
akan di pindah kan ke ruang Nifas tetapi ibu beristirahat dahulu di Ruang
IGD.
Pada pukul 20.00 Wib ibu pun di pindahkan ke ruangan Nifas untuk di
observasi lebih lanjut.
3. Riwayat Kehamilan Saat ini
Ini merupakan kehamilan keempat , tidak pernah keguguran. HPHT 20-12-
2017. Ibu baru 2 kali periksa ke Bidan. Periksa pertama pada saat usia
kehamilan ibu 7 minggu dan periksa ke2 pada saat usia kehamilan ibu 10
minggu dengan keluhan mual muntah sudah 17 kali selama 2 minggu. Ibu
sudah diperiksa pemeriksaan laboraturium lengkap di puskesmas dengan
hasil HB 12,8.
4. Riwayat Persalinan
No Usia Tempat Usia Jenis Penolong BBL Jenis Keada-
Anak Bersa- Kehamilan Persalinan Kelamin an
lin Anak Anak
Saat
Ini
1 12 Rumah 40 Minggu Normal Bidan 3200 Gr Laki-laki Hidup
Tahun
6. Riwayat Penyakit
Ibu tidak memiliki penyakit gastritis (magh).
x
32
7. Riwayat Psikososial
Ini pernikahan pertama, lamanya sudah 13 tahun. Ibu mengatakan sangat
menginginkan anak perempun karena ibu belum memiliki anak perempuan.
8. Riwayat Pola nutrisi sehari-hari
1) Nutrisi dan Hidrasi
Sebelum hamil ibu mengatakan makan 3x dalam 1 hari dengan menu
seimbang dan mengatakan menyukai makanan pedas dan asam. Selama
hamil ibu makan 2x dalam 1 hari dengan menu nasi dan sayur. Ibu
mengalami kesulitan makan, setiap kali makan ibu mengalami muntah
dan selama hamil ibu tidak mengonsumsi makanan pedas dan asam.
Sebelum hamil ibu minum air putih kurang lebih 6-7 gelas sehari, saat hamil
ibu minum air putih kurang lebih 3-5 gelas sehari.
2) Eliminasi
Sebelum hamil ibu BAB 1 kali sehari, saat hamil ibu BAB masih lancar 1
kali sehari. Sebelum hamil ibu BAK 3-5 kali sehari, saat hamil ibu BAK
3-5 kali sehari dengan tidak ada keluhan.
3) Istirahat
Sebelum hamil ibu tidur 6-7 jam sehari, saat hamil ibu tidur 6-7 jam
sehari. Tiap malam dan siang hari tidur 1-2 jam. Saat hamil ibu tidak bisa
tidur siang karena terganggu dengan mual dan muntanhnya.
4) Seksual
Sebelum hamil ibu melakukan hubungan seksual 1 minggu 3 kali. Setelah
hamil ibu tidak pernah melakukan hubungan seksual karena terganggu
dengan keluhan mual dan muntahnya.
9. Riwayat Kontrasepsi
Ibu menggunakan kontrasepsi Suntik 3 bulan selama ± 2 tahun. Selama
menggunakan kontrasepsi suntik tersebut, ibu tidak mendapatkan haid. Ibu
berhenti menggunakan kontrasepsi suntik dengan tujuan agar mendapatkan
anak.
x
33
B.DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Antropometri
1) BB Sebelum hamil : 57 Kg
2) BB Saat hamil : 52 Kg
Tanda Vital
1) TD : 100/70mmHg
2) Nadi : 80x/m
3) Pernafasan : 21x/m
4) Suhu : 36,9C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, mata tampak
cekung.
b. Mulut : bibir tampak pucat, Lidah tampak kotor.
c. Leher : tidak ada kelenjar tyroid dan limfe
d. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, adanya nyeri tekan
pada epigastrium, ballotement (-), kandung kemih kosong
e. Genitalia : Bersih, vulva vagina tidak ada kelainan
f. Ekstremitas : tidak oedema, tidak ada varices, tampak terlihat pucat,
turgor kulit berkurang elastis, kulit teraba dingin. Terdapat Infus di tangan
kanan ibu dengan cairan infuse D10 % kolf ke I, dengan tetesan 20 tpm .
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Keton Urine : Positive (III)
b. Test Kehamilan : Positive (+)
x
34
3. ANALISA
NY.T Usia 36 tahun G4P3A0 hamil 10 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Tingkat II.
4. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga.
2. Memberikan dukungan dan motivasi dengan meyakinkan ibu bahwa
mual dan muntah merupakan adaptasi yang terjadi pada kehamilan
muda. Serta meyakinkan ibu bahwa sakit yang dialami ibu dapat
disembuhkan dengan cara menghilangkan rasa takut, cemas karena
kehamilan.
3. Memberitahu ibu agar Ibu tetap sering makan namun sedikit-sedikit dan
mengkonsumsi makanan lunak seperti bubur.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG hasil :
1) Cairan Infus D10% kolf I , 20 tpm. Di tangan kanan ibu.
2) Observasi tetesan cairan infuse.
Hasil data rekamedic pasien :
a. 22.00 wib observasi keadaan umum ibu
b. 22.30 observasi tanda-tanda vital ibu dengan hasil TD : 100/90
mmHg, nadi : 89x/mnt, pernafasan : 20x/mnt, suhu : 37ºC
c. 06.00 Wib Ondansentron dengan dosi 3 Mg dan Neurobion 4
gram/2 ml/12 jam. diberikan secara di drip ke cairan Infus.
d. 06.05 Wib Injek Ranitidine di berikan secara IV Bolus/12 jam.
e. 06.10 Wib meberikan ibu pot urine dan memberitahu agar air pipis
ibu di tampung ke dalam pot untuk dilakukan pengecekan pada
keton urine Positive ( ++).
x
35
Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal : Sabtu, 03 Desember 2022
Waktu : 08.00 WIB
Tempat : Ruang Nifas (RSUD Lahat)
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan pusing mual serta muntah nya berkurang, Tetapi ibu masih
lemas. Ibu sudah mau makan dengan 6 sendok bubur ayam, 3 potong buah
apel dan 1 gelas air putih.
B. DATA OBJEKTIF
a. KU : Baik
b. Kesadaran : CM
c. TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 86 X/Mnt
RR : 21 X/Mnt
S : 36,7C
d. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, mata tampak cekung
e. Mulut : bibir tampak pucat, lidah tampak kotor.
f. Abdomen : Adanya nyeri pada epigastrium, ballotement (-), kandung
kemih kosong
g. Ekstremitas : Tidak ada Oedema dan varises, tampak terlihat pucat, turgor
kulit berkurang, kulit teraba dingin. Di tangan kanan ibu terpasang Infus
dengan cairan infuse D10% kolf ke 2, tetesan 20 tpm.
C. ANALISA
Ny.T Usia 36 tahun G4P3A0 Hamil 10 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Tingkat II
x
36
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu sudah membaik.
2. Memantau TTV ibu : dengan hasil TD : 100/90 mmHg,N : 89x/mnt, Rr :
20x/mnt,
S : 37 C.
3. Memberitahu ibu agar istirahat yang cukup.
4. Memberitahu ibu agar memenuhi kebutuhan Nutrisi dan Elimnasi.
5. Memberitahu ibu agar memenuhi kebutuhan istirahat yang cukup.
6. Memotivasi ibu agar ibu tetap makan sedikit-sedikit tapi sering.
7. Menganjurkan ibu untuk sering minum sari buah agar mengurangi rasa
mual yang ibu rasakan seperti air jeruk manis yang hangat dan minum
yang manis supaya lebih berenergi.
Memberikan semangat kepada ibu agar ibu cepat sembuh.
Data rekamedic pasien :
a. 18.00 Wib Ondansentron dengan dosi 3 Mg dan Neurobion 4 gram/2
ml/12 jam. diberikan secara di drip ke cairan Infus.
b. 18.05 Wib Injek Ranitidine di berikan secara IV Bolus/12 jam.
c. 19.00 Wib observasi keadaan ibu dengan hasil TD : 100/90 mmHg,
Nadi : 89x/mnt, pernafasan : 20x/mnt, suhu : 37ºC
d. 22.00 Wib mengganti cairan infuse D10% pada kolf ke 2.
e. 06.00 Wib Ondansentron dengan dosi 3 Mg dan Neurobion 4 gram/2
ml/12 jam. diberikan secara di drip ke cairan Infus.
f. 06.05 Wib Injek Ranitidine di berikan secara IV Bolus/12 jam.
g. 06.10 Wib memberikan ibu pot urine dan memberitahu agar air pipis
ibu ditampung kedalam pot untuk dilakukan pengecekan keton urin
Positife (++).
h. 08.00 Wib Memberitahu ibu agar segera sarapan pagi dengan menu
bubur ayam.
i. 12.00 Wib Memberitahu ibu agar menjaga pola istirahat dan eliminasi.
x
37
Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal : Minggu, 04 Desember 2022
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Ruang Nifas (RSUD Lahat)
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mual serta muntah berkurang , muntah kurang lebih 1 kali.
Tetapi ibu masih lemas. Ibu sudah mau makan dengan 7 sendok bubur ayam, 4
potong buah papaya dan 1 gelas air putih.
B. DATA OBJEKTIF
a. KU : Baik
b. Kesadaran : CM
c. TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 86 X/Mnt
RR : 20 X/Mnt
S : 36,4C
d. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, Mata cekung.
e. Mulut : bibir tampak pucat,lidah kering.
f. Abdomen : Adanya nyeri pada epigastrium, Ballotement (-), kandung
kemih kosong
g. Ekstremitas : Tidak ada Oedema dan varises, tampak terlihat pucat, turgor
kulit berkurang, kulit teraba dingin. Di tangan kanan ibu terpasang Infus
dengan cairan infuse D10% kolf ke 3, tetesan 20 tpm .
C. ANALISA
NY.T Usia 36 tahun G4P3A0 Hanil 10 minggu dengan Riwayat Hiperemesis
Gravidarum
x
38
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberikan cairan infuse D10% kolf ke 3.
2. Memberitahu ibu agar memenuhi kebutuhan Nutrisi,Elimnasi dan Istirahat.
3. Memberitahu ibu agar makan seing tapi sedikit-sedikit.
4. Memberitahu ibu agar istirahat yang cukup.
5. Menganjurkan ibu untuk sering minum sari buah agar mengurangi rasa
mual yang ibu rasakan seperti air jeruk manis yang hangat dan minum yang
manis supaya lebih berenergi.
6. 18.00 Wib Ondansentron dengan dosi 3 Mg dan Neurobion 4 gram/2
ml/12 jam. diberikan secara di drip ke cairan Infus.
7. 18.05 Wib Injek Ranitidine di berikan secara IV Bolus/12
jam. Data rekamedic pasien :
a. 22.00 Wib obsrvasi tanda-tanda vital ibu dengan hasil TD : 100/90
mmHg, Nadi : 89x/mnt, pernafasan : 20x/mnt, suhu : 36,8ºC
b. 06.10 Wib Wib memberikan ibu pot urine dan memberitahu agar air
pipis ibu ditampung kedalam pot untuk dilakukan pengecekan keton
urin negative (-).
c. 08.00 Wib Memberitahu ibu agar segera sarapan pagi dengan menu
bubur ayam.
x
39
Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal : Senin, 05 Desember 2022
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Nifas (RSUD Lahat)
A.DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mual serta muntah berkurang , hari ini ibu sudah tidak mual
dan muntah. Ibu sudah tidak lemas. Ibu sudah mau makan dengan satu
porsi bubur ayam, 6 potong buah pepaya dan 1 gelas air putih.
B. DATA OBJEKTIF
a. KU : Baik
b. Kesadaran : CM
c. TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 80 X/Mnt
RR : 20 X/Mnt
S : 36,6C
d. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, konjung tiva merah muda.
e. Mulut : bibir sudah tidak pucat merah muda, lidah sudah tidak kering .
f. Abdomen : Tidak nyeri pada epigastrium, Ballotement (-), kandung kemih
kosong
g. Ekstremitas : Tidak ada oedema dan varises, tidak pucat, kulit teraba sudah
tidak dingin.
x
40
C. ANALISA
NY.T Usia 36 tahun G4P3A0 Hanil 10 minggu dengan Riwayat Hiperemesis
Gravidarum
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu sudah membaik.
2. Memberitahu ibu dan keluarga ibu sudah boleh pulang.
3. Memberitahu ibu agar memenuhi kebutuhan Nutrisi,Elimnasi dan Istirahat.
4. Memberitahu ibu agar tetap menjaga pola nutrisi.
5. Memberitahu ibu jika ada mual muntah segera ke tenaga kesehatan
terdekat.
6. Memberikan obat untuk pulang sesuai Advice dokter :
a. Ranitidine 150 Mg 3 x 1 secara oral. Untuk menurunkan Asam
Lambung.
b. Ondansetron 8 Mg 1 x 1 secara oral. Untuk mencegah serta mengobati
mual dan muntah.
7. Memberitahu ibu kontrol ulang pada tanggal 29 Februari 2018 di ruang
poli kebidanan pada pukul 08.00 Wib.
xl
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada BAB ini penulis akan membahas kesenjangan dan kesesuaian antara teori
dengan kenyataan yang ada di lapangan serta faktor penunjang dan penghambat
selama penulis melakukan asuhan pada Ny. T dengan hyperemesis gravidarum
tingkat II di Ruang Nifas, RSUD Lahat Data Subjektif
Dari data yang diperoleh dengan cara anamnesa pada Ny.T usia 36 tahun
didapatkan data klien Ibu mengaku hamil 10 minggu HPHT 20-09-2022
mengatakan hamil ke empat, belum pernah keguguran. Ibu mengeluh mual dan
muntah sejak 2 minggu yang lalu, muntah 17 kali sehari. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa mual muntah yang berlebihan pada usia kehamilan kurang dari 12
minggu,dengan frekuensi ≥ 10 kali dalam 24 jam dan menganggu aktifitas
merupakan tanda hiperemesis gravidarum tingkat II.
Pada riwayat psikososial didapatkan bahwa ibu sangat mengharapkan
kehamilan ini, dikarenakan ibu belum memiliki anak perempuan.Hal ini sesuai
dengan teori yang mengatakan bahwa kondisi psikosomantik dapat menyebabkan
kejadian hiperemesis gravidarum. Kondisi psikosomantika adalah gangguan
psikologis yang berubah menjadi bentuk gangguan fisik.Gangguan psikologis yang
terinpilasi pada gejala fisik ini dapat berupa mual dan muntah, kelelahan yang
berat dan sebagainya.hiperemesis gravidarum merupakan salah satu keadaan
gangguan psikologis yang diubah dalam gejala fisik.Kondisi psikologis ibu yang
menjalani pproses kehamilan dapat menyebabkan terjadinya stress. Ibu yang dalam
keadaan stress ini dapat meningkatkan tekanan darah dan peningkatan denyut
jantung sehingga dapat meningkatkan hormone HCG. HCG adalah hormon yang
dihasilkan selama kehamilan, yang dapat di deteksi dari darah atau air seni wanita
hamil ± 10 hari sesudah pembuahan. HCG ini dapat menstimulasi terjadinya mual
` 41
xl
42
dan muntah pada ibu hamil.Teori lain juga mengemukakan bahwa saat wanita
mengetahui jenis kelamin janinnya, ia dapat mengalami emosi positif atau negative
secara ekstrem yang mungkin berhubungan dengan keinginannya untuk
memperoleh bayi berjenis kelamin tertentu, hal ini pada akhirnya dapat
menyebabkan stress yang menyebabkan timbulnya gejala fisiknya seperti mual dan
muntah.
A. Data Objektif
Pada pengkajian data objektif yang didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik
kepada Ny T 36 tahun yang meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan tanda-tanda
vital, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Hasil pemeriksaan umum didapatkan keadaan umum tampak lemah, kesadaran
compos mentis, tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 88 kali permenit, suhu 36.7°,
pernafasan 20 kali permenit, terjadi penurunan berat badan selama hamil 2 Kg.
Mata cekung, pada mulut terlihat lidah kering dan kotor,turgor kulit kurang
elastis.Hal ini sesuai dengan teori bahwa tanda gejala hipermemesis gravidarum
tingkat II adalah penderita tampak lebih lemah, turgor kulit lebih mengurang, dan
mata sedikit ikterik. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi.
Terjadi penurunan berat badan dari 57 kg menjadi 55 kg.Hal ini sesuai dengan
teori bahwa pada kasus hiperemesis gravidarum yang ekstrem, vomitus yang
persisten menyebabkan penurunan berat badan dan dehidrasi, yang menyebabkan
ketidak seimbangan elektrolit dan cairan. Dehidrasi menyebabkan hipovolemia,
yang dimanifestasikan sebagai hipotensi dan taki kardi.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan data yaitu pemeriksaan pp test hasil (+)
dan pemeriksaan urin didapatkan hasil keton positif(+++).Hal ini sesuai dengan
teori bahwa Mual muntah yang berlebihan dapat menyebabkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.Karena oksidasi
lemak yang tidak sempurna, maka terjadilah ketosis atau keton dengan
tertimbunnya asam aseton asetik dan aseton darah.Sehingga dapat menimbulkan
xl
43
dehidrasi, mata cekung, tekanan darah menurun, dan diuresis.Hal ini menimbulkan
perfusi kejaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan O2. Oleh karena itu
dapat terjadi perubahan metabolism menuju kearah anaerobik yang menimbulkan
benda keton dan asam laktat.
B. Analisa
Berdasarkan data yang diperoleh dari data subjektif dan data objektif
Penegakkan hiperemesis gravidarum pada kasus ini berdasarkan teori bahwa
tanda gejala hiperemesis gravidarum tingkat II adalah penderita tampak lemah,
turgor kulit mengurang, lidah terlihat kotor dan kering, nadi cepat, berat badan
turun, dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan
konstipasi. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan bahwa Keton (+++) yang
dapat penegakkan diagnosa dari hiperemesis gravidarum.
Maka analisa yang dapat ditegakan pada Ny. T usia 36 tahun, G4P3A0, hamil
10 minggu dengan hiperemesis gravidarum tingkat II.
C. Penatalaksanaan
Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengkajian untuk memperoleh data
subjektif dan objektif serta menyusun sebuah analisa agar diperoleh diagnosa
untuk menetukan masalah dan kebutuhan potensial Ny. T maka penatalaksanaan
yang diberikan yaitu :
1. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG, Karena bidan tidak
bemempunyai wewenang untuk pemberian obat pada kasus hyperemesis
gravidarum sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dengan hasil
kolaborasi yaitu :
a. Memperbaiki keadaan umum dengan memberikan cairan infus D 10% yang
dicampur dengan neurobion 1 ampul dengan dosis 3 ml dan ondancetron
2x4 mg sehari dengan 20 tpm.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa pemberian cairan parenteral yang cukup
elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5-10 % dengan
keuntungan dapat mengganti cairan yang hilang dan berfungsi sebagai
xl
44
xl
45
xl
46
A. Faktor Pendukung
Selama memberikan asuhan pada Ny.T dengan Hiperemesis gravidarum
penulis banyak mendapatkan bantuan dari dokter, CI rungan, bidan-bidan
maupun teman-teman.Selama melakukan asuhan penulis sangat dibimbing
dan diberikan pengetahuan oleh CI rungan sehingga penulis dapat diberi
kepercayaan dalam memberikan asuhan mengenai hyperemesis gravidarrum.
Begitupun dalam pencegahan infeksi di rumah sakit sangat baik karana
tersedia alat pelnduk diridalam memberikan asuhan dan juga tersedia tempat
pembuangan limbah baik benda tajam, infeksius maupun non infeksius yang
memadai dan proses penyeterilan alat yang tepat dan khusus baik tempat
maupun tenaga kerja. Sehingga terhindar dari infeksi pada pasien maupun
petugas kesehatan.Ny.T dan suami yang kooperatif sehingga memudahkan
penulis menggali permasalahan melalui pengkajian dan pemeriksaan
fisik.Sehingga asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi dapat dengan
mudah dan dapat diterima juga oleh pasien maupun keluarga.
B. Faktor Penghambat
Dalam memberikan asuhan pada hiperemesis gravidarum ini, tidak dilakukan
pemeriksaan Lab secara lengkap sehingga hasil penunjang tidak lengkap.pada
penulisan laporan tugas akhir ini penulis kesulitan mendapatkan teori dan
angka kejadian hiperemesis gravidarum.
xl
BAB V
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny.T dengan hiperemesis
gravidarum berupa pengumpulan data subjektif, pemeriksaan fisik dan data
penunjang untuk memperoleh data objektif, menentukan analisa untuk
mengetahui masalah yang terjadi pada pasien serta penatalaksanaan yang telah
diberikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Data Subjektif
Ny.T yang datang dengan keluhan mual muntah sejak 2 minggu yang lalu,
muntah sehari kurang lebih 17 kali, tidak ada nafsu makan, lemas, nyeri
pada ulu hati.
2. Data Objektif
Hasil pemeriksaan mulut didapatkan bibir kering, lidah kering, mata
cekung, abdomen terasa nyeri pada epigastrium, pada pemeriksaan
penunjang didapatkan urinalisa tes HCG positif, ketonurina positif (+++).
3. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan data objektif yang telah didapatkan
ditegakkan alias Ny.T dengan hiperemesis gravidarum tingkat II.
4. Penatalaksanaan
Penanganan hiperemesis gravidarum dilakukan sesuai SOP RSUD Lahat,
teori dan kompetensi kewenangan bidan meliputi memperbaiki keadaan
umum, menurunkan asam lambung, mengurangi mual muntah, dan
menghilangkan benda keton dalam tubuh serta mengurangi resiko
kesakitan pada ibu dan janin.
47
xl
48
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran-saran guna
perbaikan asuhan kebidanan pada kasus hiperemesis gravidarum tingkat II
sebagai berikut :
1. Untuk Rumah Sakit
Diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan kesehatan dengan
cara memberikan asuhan kebidanan khususnya pada klien dengan
hiperemesis gravidarum tingkat II.
2. Untuk Klien dan Keluarga
Diharapkan bisa menjadi bahan informasi dan wawasan untuk klien dan
keluarga mengenai tanda-tanda, komplikasi, dan penanganan pada kasus
hiperemesis gravidarum tingkat II .
3. Untuk Profesi
Dapat mengaplikasikan teori yang didapat pada masa pendidikan kedalam
praktek lapangan dalam berbagai asuhan sesuai dengan wewenang yang
telah diterapkan sehingga asuhan yang diberikan sesuai dengan standar
pelayan kebidanan dan bermanfaat bagi klien dan keluarga.
xl
DAFTAR PUSTAKA
xl
13. Varney, Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC:Jakarta; 2006
14. Manuba,Ida BagusGede. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. EGC:Jakarta; 2011.
15. Mansjoer, Arif.Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:Media Aesculapius; 2000.
16. Notoatmojo, Soekidjo. Metodelogi Penelitian kesehatan .Jakarta:PT. Rineka
Cipta; 2005.
17. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan . Edisi Ketiga. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta ; 2007.
18. Mochtar, R. Sinopsis Obstetri Fisiologis dan Patologi jilid 1. Edisi 2. Jakarta.
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1998
19. Kusmiyati. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta:Fitramaya; 2009.
20. Kepmenkes, RI. Kepmenkes RI nomor 369/Menkes/ SK/ III/ 2007 Tentang
Standar Profesi Bidan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.Diakses
tanggal 30 Februari 2018
21. Tiran, Denise. Mual dan Muntah Kehamilan. Jakarta:EGC; 2008
22. Bobak, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Penerbit Buku Kedokteran
EGC:Jakarta; 2010.
23. Wikjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta; 2006.