DI SUSUN OLEH :
I. PENDAHULUAN
Tenaga yang sejak dahulu kala sampai sekarang memegang peranan penting
dalam pelayanan kebidanan ialah dukun bayi atau nama lainnya dukun beranak,
dukun bersalin, dukun peraji. Dalam lingkungan dukun bayi merupakan tenaga
terpercaya dalam segala soal yang terkait dengan reproduksi wanita. Ia selalu
membantu pada masa kehamilan, mendampingi wanita saat bersalin, sampai
persalinan selesai dan mengurus ibid an bayinya dalam masa nifas.
Dukun bayi biasanya seorang wanita sudah berumur ± 40 tahun ke atas.
Pekerjaan ini turun temurun dalam keluarga atau karena ia merasa mendapat pangglan
tugas ini. Pengetahuan tentang fisiologis dan patologis dalam kehamilan, persalinan,
serta nifas sangat terbatas oleh karena itu apabila timbul komplikasi ia tidak mampu
untuk mengatasinya, bahkan tidak menyadari akibatnya, dukun tersebut menolong
hanya berdasarkan pengalaman dan kurang professional.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan para dukun bayi dapat menjalin kemitraan
dengan bidan dengan memiliki ilmu yang kompeten bukan ilmu yang turun menurun
yang tidak sesuai evidenced based midwifery.
2. Tujuan Khusus
a. Dukun bayi dapat mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan dan dapat
memberikan penjelasan bahaya tersebut kepada ibu hamil.
b. Dukun bayi dapat mengetahui tanda-tanda persalinan dan dapat mampu bermitra
dengan bidan
c. Dukun bayi mengetahui cara perawatan tali pusat bayi baru lahir dengan baik.
Pelatih atau narasumber yang akan melatih peserta pelatihan adalah Bidan yang
bekerja di Puskesmas Muara Pinang dan Bidan Praktik Mandiri di desa Suka Dana.
3. Bengkak kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai dengan kejang
Peningkatan cairan dalam tubuh selama hamil, selain meningkatkan berat
badan, juga mengakibatkan pembengkakan pada kaki, jari tangan dan wajah ibu
hamil atau di sebut Oedema. Selama hamil tubuh memproduksi dan menahan
cairan sekitar 30% lebih banyak dari pada sebelum hamil. Rahim yang terus
membesar juga menekan pembuluh darah balik di kaki khususnya pada trimester
ke -3 kehamilan, sehingga peredaran darah ke jantung terganggu dan cairan
banyak tertimbun di kaki. Hal ini juga mengindikasikan eklamsia pada ibu hamil
yang merupakan tanda yang berbahaya
4. Pendarahan
Pendarahan dapat mengindikasikan kehamilan patologis
6. Demam tinggi
Demam tinggi menggindikasikan adanya infeksi yang terjadi yang dapat
menular dari ibu ke janin.
Sementara pada ibu hamil yang tidak memiliki asma, terkadang ibu tidak
lagi kuat mengejan karena sudah mengejan terlalu lama padahal jalan lahir belum
terbuka. Mengejan sebaiknya dimulai ketika pembukaan jalan lahir sudah cukup
luas untuk dilalui bayi (pembukaan jalan lahir untuk kelahiran adalah 10 cm). Jadi,
jika belum ada bimbingan untuk mengejan sebaiknya ibu tidak mengejan dahulu.
para bidan dan dokter telah miliki standar dalam pembimbingan proses
melahirkan / persalinan normal. Bidan akan membimbing ibu bagaimana cara
mengejan yang benar, posisi yang nyaman saat bersalin, dan menghadirkan
seseorang yang bisa memberi dukungan.
Jika ibu memiliki salah satu dari tanda-tanda bahaya tersebut, segera
bawa ke rumah sakit. Sementara jika ibu terlanjur mengalami kejang sementara ia
tidak memiliki penyakit epilepsi, pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah
dengan membaringkannya di lantai dan letakkan kain atau bantal di bawah kepala
untuk melindunginya. Sebisa mungkin miringkan ke kiri agar bayi tidak
mengalami kekurangan oksigen. Lakukan semuanya dengan cepat namun tetap
tenang dan segera pergi ke rumah sakit terdekat.
Pada situasi ini, yang paling baik untuk keselamatan calon bayi adalah
persalinan dibantu oleh dokter di rumah sakit. Namun jika ibu hamil berada jauh
dari rumah sakit dan bayi akan segera lahir, minta ibu mendorong sekeras yang dia
bisa dan segera keluarkan bayi dengan cepat. Segera setelah kepala bayi keluar,
dan sebelum mengambil napas yang pertama kalinya, minta ibu untuk berhenti
mendorong. Lap mulut dan hidung bayi dengan jari yang dibungkus kain bersih,
atau menggunakan alat penghisap untuk menghisap lendir. Setelah hidung dan
mulut telah dibersihkan, ibu dapat melanjutkan mengejan untuk mendorong
seluruh tubuh bayi keluar. Selepas itu, segera bawa bayi dan ibu ke rumah sakit
untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
IX. SETTING
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan penyaji
Keterangan :
: Penyuluh
: Moderator (optional)
: Fasilitator
: Observer
: Peserta penyuluhan
b. Pelaksanaan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Dukun Bayi
c. Evaluasi
Yang akan dievaluasi pada pelatihan dukun bayi ini adalah keterampilan dukun
bayi dalam tanda bahaya pada kehamilan dan tanda bahaya persalinan serta perawatan
tali pusat yang benar bukan menambahi/membubuhi sesuatu pada tali pusat (bubuk
atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat) sehingga dapat mengakibatkan
infeksi. Cara evaluasinya adalah penilaian langsung saat evaluasi pada saat dukun
bayi memperagakan di sesi evaluasi dan langsung memberikan arahan.
Adapun alat bantu yang digunakan dalam proses perencanaan pelatihan kader ini adalah :
Phantom bayi
Video pendukung
Laptop
LCD
XII. PENUTUP
Pembinaan dukun bayi sangat diperlukan untuk mengurangi angka kematian
ibu dan anak. Dengan dilaksanakannya pelatihan program sharing ilmu ini, dukun
bayi diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan ide baru yang dapat di sampaikan
kepada masyarakat, dapat meningkatkan keterampilan dukun bayi untuk segera
merujuk ibu hamil ke fasilitas kesehatan terdekat bila terdapat tanda-tanda bahaya
kehamilan dan persalinan, dan juga untuk memperbaiki kegiatan kegiatan yang
sebenarnya sudah dilakukan oleh dukun agar dapat berbasis kesehatan misalnya
memberikan saran tentang kehamilan yang benar, melakukan persalinan bersih dan
aman, serta mengatasi masalah yang mungkin muncul pada saat persalinan, dan
memberikan perawatan tali pusat bayi baru lahir tanpa membubuhi apapun sehingga
angka kematian ibu dan bayi dapat dikurangi atau di cegah sedini mungkin.