Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEM KEPERCAYAAN MASYARAKAT ETNIS LAMPUNG


(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Islam & Budaya Lampung)
Dosen Pengampu: Ahmad Zarkasi, S.Ag., M.Sos.,I

Kelompok 10
Disusun oleh :
Maya Radika Ruslan 2131060044
Raihan Fahreza Pranantya 2031060332
Sayyidati Afifah Abas 2131060077

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULITAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN ANAJRAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapatmenyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Sistem Kepercayaan
Masyarakat Etnis Lampung" dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam & Budaya
Lampung. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Sistem
Kepercayaan Masyarakat Etnis Lampung bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen mata kuliah Islam &
Budaya lampung. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Lampung, 28 Februari 2023

Kelompok 10

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................3

BAB I PEDAHULUAN..........................................................................................4
1.1. Latar Belakang............................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................4
1.3. Tujuan........................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1. Pengertian Kepercayaan atau Keyakinan.................................................6
2.2. Sistem Kepercayaan Masyarakat Lampung.............................................7
2.3. Penerapan Nilai Agama Terhadap Budaya Lampung...............................8

BAB III PENUTUP.............................................................................................10


3.1. Kesimpulan...............................................................................................10
3.2. Saran.........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam negara Indonesia terdiri dari beribu-ribu kepulauan yang memiliki
keanekaragaman suku bangsa, budaya, agama dan kepercayaan, karnanya
bangsa Indonesia memiliki ciri pluralistik didalam segala hal. Sejak dahulu,
Indonesia telah mengenal berbagai macam bentuk mengenai kepercayaan
yang diwariskan oleh nenek moyang. Agama bukanlah sesuatu keyakinan
yang hanya diucapkan secara lisan, akan tetapi agama memiliki berbagai
macam ajaran yang diyakini oleh umatnya termasuk juga adanya ritual. Oleh
karena itu, menurut Firth, bahwa Agama (Religi) belumlah terbentuk secara
menyeluruh jika tidak memiliki upacara keagamaan (ritual) yang dikaitkan
dengan keyakinan tersebut.

Pada fitrahnya manusia itu memiliki naluri beragama, ini dapat dilihat
dari banyaknya kepercayaan yang dianut oleh kelompok masyarakat tertentu
yang masih banyak terdapat di Indonesia, seperti halnya dengan suku
Lampung. Kepercayaan yang diwariskan oleh nenek moyang ini telah
tertanam kuat dalam kehidupan sehari-hari. Kepercayaan yang ada tersebut
telah ikut mewarnai perkembangan agama-agama besar dunia yang masuk ke
Indonesia, seperti Hindu, Kristen dan Islam.1

1.2. Rumusan Masalah


1. Jelaskan Kepercayaan atau keyakinan?
2. Jelaskan sistem kepercayaan yang ada di masyarakat Lampung?
3. Jelaskan nilai agama terhadap budaya Lampung?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami apa itu kepercayaan atau keyakinan.

1
Idrus Ruslan, (2014), Religiositas Masyarakat Pesisir:(Studi Atas Tradisi “Sedekah Laut” Masyarakat
Kelurahan Kangkung Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung), Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas
Agama, 9(2), hal. 67.

4
2. Mengetahui dan memahami sistem kepercayaan yang ada di masyarakat
Lampung.
3. Mengetahui dan memahami sebuah nilai agama terhadap budaya
Lampung.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kepercayaan atau Keyakinan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “kepercayaan merupakan
harapan dan keyakinan seseorang terhadap orang lain akan kejujuran,
kebaikan, dan kesetiaan2. Sedangkan menurut istilah kepercayaan adalah
suatu sikap yang ditunjukan oleh manusia saat ia merasa tau dan
menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran 3, karena
kepercayaan adalah suatu sikap, maka kepercayaan seseorang itu tidak
selalu benar dan bukan termasuk suatu jaminan kebenaran.

Kepercayaan artinya mengakui akan kejujuran dan kemampuan


seseorang benar benar dapat memenuhi harapan. Dengan demikian,
kepercayaan adalah keyakinan pada seseorang untuk menduduki jabatan
tertentu karena diakui dia memiliki kemampuan dan kejujuran memikul
jabatan tersebut sehingga benar-benar memenuhi harapan.

Jadi dari uraian diatas, kepercayaan atau keyakinan (agama)


merupakan salah satu struktur religi. Namun demikian, menurut Firth
keyakinan itu sendiri secara terpisah dengan unsur-unsur lainnya,
bukanlah agama, melainkan disatukan dengan upacara dan “perbuatan
duniawi” lainnya yang terkait dengan keyakinan tersebut barulah
membentuk suatu religi secara utuh. Dari keyakinan atau kepercayaan
yang sudah masyarakat usahakan dalam memberikan dasar pertautan
segenap tindakan dan hubungan-hubungannya.4

2
Pusat bahasa departemen pendidkan nasional, kamus besar bahasa Indonesia, Jakarta, balai pustaka, 2008.
Hal.542
3
Ismawati, budaya dan kepercayaan jawa, Yogyakarta:gama media,2002 hal.15
4
Idrus Ruslan, (2014), Religiositas Masyarakat Pesisir:(Studi Atas Tradisi “Sedekah Laut” Masyarakat
Kelurahan Kangkung Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung), Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas
Agama, 9(2), hal. 67.

6
2.2. Sistem Kepercayaan Masyarakat Lampung
Fenomena antara agama dan budaya terjadi secara natural dan intens
di masyarakat Indonesia terutama pada masyarakat Lampung, hal ini
telah melahirkan sikap keagamaan masyarakat muslim di Lampung yang
sangat variatif, seperti halnya kemunculan sikap keagamaan dari
sebagian komunitas muslim tertentu yang dengan semangat membara
untuk melakukan purifikasi Islam dari kemungkinan praktik akulturasi
budaya setempat.5

Dahulu masyarakat kita pada dasarnya menganut sistem kepercayaan


animisme dan dinamisme, yaitu animisme adalah kepercayaan terhadap
makhluk halus atau arwah nenek moyang, sedangkan dinamisme adalah
kepercayaan terhadap benda-benda keramat atau benda-benda yang
memiliki kekuatan gaib. Sebelum pengaruh Hindu dan Budha,
masyarakat Lampung menganut kepercayaan ini. Ketika Islam datang,
kepercayaan ini menurun, tetapi masih ada orang yang percaya bahwa
hal-hal suci itu ada. Kepercayaan akan hal gaib masa lampau (orang
Lampung menyebutnya Jaman Kegelapan) masih dapat dilihat dalam
upacara-upacara adat. Salah satunya adalah kepercayaan pada dewa.

Dewa Pencipta Alam Semesta Nama dewa ini adalah: Sang Hyang
Sakti”, yang dianggap pencipta alam dan isinya, sehingga dalam ilmu
perdukunan dan mantra (tetangguh) dan di darat, laut dan di mana bahasa
selalu menjadi tanda harapan bahwa saat ini berdoa untuk keselamatan.
DEWI (Dewi Perempuan) Juga disebut "Muli Putri" atau "Bidadari" di
Lampung. Ketika orang menjumpai sumur transparan atau kolam yang
bersih dan terawat di padang pasir, kolam/sumur tersebut dikatakan
sebagai "Pangkalan Muli" yang berarti pemandian bidadari, puteri atau
bidadari yang turun dari surga, Pagi yang sama. Saat Idul Fitri, warga
desa mandi berhadap-hadapan di Pangkalan Putrilla karena masyarakat

5
Ella Yuniasari, (2022), Agama Dan Tradisi Tekebayan Masyarakat Adat Lampung Pepadun Di Desa
Panaragan Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat, Sosio Religi: Jurnal Sosiologi Agama, 3(1), hal 2.

7
beranggapan bahwa yang sampai di spa terlebih dahulu akan mencium
bau parfum sebagai tanda bidadari baru pergi setelah spa. Anak Diwa
(Penjelmaan Tuhan) Keyakinan ini tercermin dari kepercayaan
masyarakat terhadap kejadian luar biasa bagi seorang anak yang baru
lahir.

Menurut kepercayaan, sering terjadi ketika seorang anak dikondisikan


oleh obat-obatan dan mantra, ia mengubah warna kulitnya dan meniru
warna kulit orang tuanya. Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa
masyarakat Lampung masih mempercayai adanya tuhan. Masih banyak
masyarakat Lampung yang melakukan tapa atau bertapa di pegunungan
seperti Gunung Pesagi, Gunung Pugung dan beberapa gunung lainnya.
Tujuannya adalah untuk menerima berkah dari para dewa yang
mengabulkan keinginannya.6

Penduduk Lampung yang berjumlah didominasi oleh agama Islam,


namun ada juga yang beragama Kristen, Katolik, Budha dan Hindu. Bagi
Lampung, persekutuan adat, kekerabatan, kebangsawanan, kemargaan
dll. memang lebih kental dalam pembentukan identitas kolektif. Menurut
norma kelembagaan dan budaya, penampilan agama Islam justru
memberikan warna dan citra tersendiri. Faktor-faktor alam yang
melakukan identifikasi awal, seperti pranata sosial dengan cara berpikir
Islami, religiositas tradisional, kebajikan sosial, kecenderungan untuk
hidup bersama, kepekaan dan kemampuan menyesuaikan diri, merupakan
ciri-ciri peradaban Islam yang khas dengan cara-cara Lampung.

2.3. Penerapan Nilai Agama Terhadap Budaya Lampung


Penerapan nilai-nilai agama juga mempengaruhi masyarakat dan
perubahan budaya di Lampung. Masyarakat Lampung mengenal berbagai
tradisi atau upacara yang tidak terlepas dari unsur religi. Dalam
masyarakat Lampung terdapat beberapa bagian penting dalam siklus
6
M. Alie Humaedi, (2014), Kegagalan Akulturasi Budaya Dan Isu Agama Dalam Konflik Lampung, Jurnal Analisa, 21(2),
Hal. 154.

8
hidup seseorang, sehingga upacara adat harus dilakukan dengan
bercampur dengan unsur agama Islam. Yaitu: Upacara kuruk lima saat
kandungan berusia 7 bulan Upacara serah terima saat anak berusia 17
tahun dan seterusnya Juga inisiasi, kematian dan upacara adat lainnya
seperti pengudusan cokok pepadu atau penyeimbang baru harus
dilakukan tradisional.

Penduduk asli Lampung menganut Islam Syafi'i, yang dianggap


sebagai aliran yang lebih setia kepada ajaran Islam Maliki, Ambili dan
Hanafi. Pelita yang tinggal di kota mempraktekkan iman mereka lebih
setia daripada pelita yang tinggal di desa. Namun ada juga masyarakat
Lampung yang percaya pada dewa, mahluk halus, kesaktian dan
kekuatan sakti lainnya. Mereka memiliki tempat keramat, sumur pitu,
dan benda keramat pamonah yang dipercaya dapat menangkal penyakit
menular (ta'un). Selain itu, ada simbol-simbol yang terkait dengan
kepercayaan tersebut, seperti tanda salib dengan cod putih di pintu,
jendela atau pintu masuk rumah lain, sebagai tanda iman untuk
menghindari gangguan roh jahat, mis. kuntilanak apalagi kalo di rumah
ada ibu hamil.7

7
M. Alie Humaedi, (2014), Kegagalan Akulturasi Budaya Dan Isu Agama Dalam Konflik Lampung, Jurnal Analisa, 21(2),
Hal. 156.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari uraian materi yang telah disampaikan, sebuah kepercayaan atau
keyakinan (agama) merupakan salah satu struktur religi. Namun demikian,
menurut Firth keyakinan itu sendiri secara terpisah dengan unsur-unsur
lainnya, bukanlah agama, melainkan disatukan dengan upacara dan
“perbuatan duniawi” lainnya yang terkait dengan keyakinan tersebut barulah
membentuk suatu religi secara utuh.

Masyarakat Lampung awalnya menganut sistem kepercayaan animisme


dan dinamisme, yaitu animisme adalah kepercayaan terhadap makhluk halus
atau arwah nenek moyang, sedangkan dinamisme adalah kepercayaan
terhadap benda-benda keramat atau benda-benda yang memiliki kekuatan
gaib. Sebelum pengaruh Hindu dan Budha, masyarakat Lampung menganut
kepercayaan ini. Ketika Islam datang, kepercayaan ini menurun, tetapi
masih ada orang yang percaya bahwa hal-hal suci itu ada. Kepercayaan akan
hal gaib masa lampau (orang Lampung menyebutnya Jaman Kegelapan)
masih dapat dilihat dalam upacara-upacara adat. Salah satunya adalah
kepercayaan pada dewa.

Dalam masyarakat Lampung pun lebih menganut Islam Syafi'i, yang


dianggap sebagai aliran yang lebih setia kepada ajaran Islam Maliki, Ambili
dan Hanafi. Pelita yang tinggal di kota mempraktekkan iman mereka lebih
setia daripada pelita yang tinggal di desa. Namun ada juga masyarakat
Lampung yang percaya pada dewa, mahluk halus, kesaktian dan kekuatan
sakti lainnya.

10
3.2. Saran
Demikian makalah yang sudah ditulis, apabila ada kekurangan dalam
penulisan atau penyampaian materi, penulis mohon maaf. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Humaedi, M. A. (2014). Kegagalan Akulturasi Budaya Dan Isu Agama Dalam


Konflik Lampung. Jurnal “Analisa”, 149-162.
Ruslan, I. (2014). Religiositas Masyarakat Pesisir:(Studi Atas Tradisi “Sedekah
Laut” Masyarakat Kelurahan Kangkung Kecamatan Bumi Waras Kota
Bandar Lampung). Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 9(2), 63-88.
Yuniasari, E. (2022). AGAMA DAN TRADISI TEKEBAYAN MASYARAKAT
ADAT LAMPUNG PEPADUN DI DESA PANARAGAN JAYA
KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT. Jurnal Sosiologi
Agama, 1-23.

12

Anda mungkin juga menyukai