INDONESIA
Kelompok
III
B1B113150
B1B113151
Sumarlin
B1B113152
B1B113153
Rivandi
B1B113157
B1B113155
Fajar Rahmawan Z
B1B113159
Erlin Aprilia
B1B113162
Sumiati
B1B113160
Bagian 4
REfORMASI IKLIM
INVESTASI
BAB 13
Reformasi BAB
Iklim13
Investasi
Reformasi Iklim Investasi
BAB 15
15 Krisis
Habis BBM,BAB
Terbitlah
Habis BBM,
Terbitlah Krisis
Listrik
Listrik
BAB 14
BABInvestasi
14
Akhir Paceklik
?
Akhir Paceklik Investasi ?
BAB 16
BAB 16
Masalah Ketenagakerjaan
Masalah
Ketenagakerjaan
Dan
Qou Vadis
Revisi RUU
DanKetenagakerjaan
Qou Vadis Revisi RUU
Ketenagakerjaan
BAB 13
REFORMASI IKLIM INVESTASI
B. Reformasi Mendasar
Lemahnya perencanaan dan koordinasi
peraturan perundangan, baik tingkat
vertikal ( antara pemerintah pusat-provinsikabupaten/kota) dan pada tingkat horizontal
( antara kementrian dan badan lainnya)
terus terjadi.
Oleh karena itu diperlukan reformasi
mendasar berkaitan dengan perbaikan iklim
bisnis dan investasi di Indonesia.
ADA 2 KEBIJAKAN
PENGHEMATAN LISTRIK
1.
2.
c. INDUSTRI KETENAGALISTRIKAN
Jejaring organisasi industri ketenagalistrikan
nasional dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
pemerintah dan nonpemerintah. Dalam struktur
jejaring pemerintah, industri ketenagalistrikan
berada dibawah koordiansi menteri ESDM.
Sedangkan dalam struktur jejaring
nonpemerintah, terdapat beberapa hierarki yang
menghubungkan antara Masyarakat Energi
Indonesia (MEI), Masyarakat Ketenagalistrikan
Indonesia (MKI), dan masyarakat dibidang energi
primer.
BAB 16
MASALAH KETENAGAKERJAAN DAN QUO
VADIS REVISI RUU KETENAGAKERJAAN
C.
PENENTUAN
MINIMUM
UPAH
D. QUO VADIS ?
Permasalahan regulasi
ketenagakerjaan seringkali mencuat ke
permukaan.
Revisi
Undang-Undang
Nomor
13
Tahun
2003
tentang
ketenagakerjaan
memunculkan
kontroversi di kalangan buruh. Mereka
menolak draf revisi UU tersebut karena
dikhawatirkan pasal-pasal yang memihak
buruh akan dihilangkan.Revisi UU No.
13/2001 ini sepertinya didasari atas
pertimbangan kepentingan pengusaha,
karena pada UU No. 13/2003 tersebut
terdapat
pasal-pasal
yang
kurang
HOME
TERIMA
KASIH