Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PABP


“HIDUP NYAMAN DENGAN PERILAKU JUJUR”
PEMBIMBING
UJANG KURNAEN S.Ag.

DISUSUN OLEH :
1. KEVIN RASPATI FIRMAN
2. MUHAMMAD PARHAN
3. M. DIKI SABILAH
4. MUHAMMAD YURIZKI
5. PARHAN
6. SANTA WIRAJAYA

SMK NEGERI 1 KOTA SUKABUMI


XI TEKNIK PEMESINAN 2
2019/2020
Jl. Kabandungan No.90, Kabandungan, Kec. Gunungpuyuh, Kota Sukabumi,
Jawa Barat 43122
https://www.smkn1-sukabumi.org/

i
DAFTAR ISI
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang hidup nyaman dengan perilaku jujur.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang hidup nyaman dengan perilaku
jujur ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Sukabumi, 01 Agustus 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ i
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
I. LATAR BELAKANG MASALAH................................................................. 1
BAB 2 ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
A. PENGERTIAN JUJUR DAN PENTINGNYA PERILAKU JUJUR .......... 2
B. MACAM-MACAM JUJUR ...................................................................... 3
1. Jujur dalam berbicara ...................................................................................... 3
2. Jujur dalam niat dan kehendak ........................................................................ 4
3. Jujur dalam berkeinginan dan dalam meralisaikannya ................................... 5
4. Jujur dalam bertindak ...................................................................................... 6
1. Jujur dalam hal keagamaan. ......................................................................... 6
C. KEUTAMAAN JUJUR .............................................................................. 6
D. HIKMAH DARI PERILAKU JUJUR......................................................... 8
E. PENGARUH JUJUR DAN BOHONG PADA KEHIDUPAN .................. 9
BAB 3 ................................................................................................................... 10
PENUTUP ............................................................................................................. 10
KESIMPULAN ................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................11

ii
iii
BAB 1

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG MASALAH


Jujur adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan
dunia. Kehidupan dunia tidak akan baik, dan agama juga tidak bisa tegak diatas ke
bohongan, penghianatan serta perbuatan curang.
Jujur dan mempercayai kejujuran, merupakan ikatan yang amat erat dengan para r
osul dan orang-
orang yang beriman. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam surat Az-
zumar ayat 33-
34 yang artinya: “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membe
narkannya, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi tuhan mere
ka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik,”
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah SWT diatas bahwasannya jujur
mempunyai kedudukan yang amat tinggi dimata Allah SWT, juga dalam pandang
an islam juga dalam pandangan islam serta dalam pandangan orang-
orang beradab dan juga akibatnya yang baik, serta betapa bahayanya berbohong d
an mendustakan kebenaran.
Akan tetapi jikalau kita lihat dan perhatikan tentang kehidupan sosial sekarang ba
hwa kejujuran sudah jarang ditanamkan pada jiwa dan karakter seseorang, sudah j
arang kejujuran diaplikasikan dan diterapkan pada kehidupan keseharian seseoran
g. Bahkan sekarang kebohongan, lawan dari kejujuran malah secara tidak langsun
g diajarkan kepada anak-anak. Seorang guru disekolah dengan terang-
terangan mengajarkan anak didiknya untuk bebohong, membiarkan anak didiknya
mencontek ketika ujian, bahkan yang sangat memprihatinkan adalah sekarang ba
nyak sekolah-
sekolah yang mengkoordinasi pembelian kunci jawaban atas para siswanya sebag
ai jalan pintas dan sebagai bahan mencontek untuk menjawab soal ujian negara.
Karena itu dalam makalah ini saya akan mencoba membahs tentang kejujuran.

II.RUMUSAN MASALAH
1.Apa pentingnya berperilaku jujur?
2.Apa keutamaaan berperilaku jujur?
3.Apa macam-macam sifat jujur?
4.Apa petaka kebohongan?
5.Apa hikmah berperilaku jujur?

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN JUJUR DAN PENTINGNYA PERILAKU JUJUR

Dalam bahasa Arab, jujur merupakan terjemahan dari kata shidiq yang arti
nya benar, dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuata
n sesuai dengan kebenaran. Jujur merupakan induk dari sifat-
sifat terpuji (mahmudah). Jujur juga disebut dengan benar atau sesuai dengan ken
yataan.
Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Berdu
sta adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
Adapula yang berpendapat bahwa jujur itu tengah-
tengah antara menyembunyikan dan terus terang. Dengan demikian, jujur berarti k
eselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi kalau suatu berita sesuai
dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau jujur, tetapi kalau tidak ma
ka dikatakan dusta.
Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sebuah
kebenaran atau bisa dikatakan sebuah pengakuan akan sesuatu yang benar. Semisal
apabila ada seseorang yang menceritakan informasi tentang gambaran suatu
kejadian atau peristiwa kepada orang lain tanpa ada “perubahan” (sesuai dengan
realitasnya ) maka sikap yang seperti itulah yang disebut dengan jujur.
Jujur memilik arti kesesuaian antara apa yang diucapkan atau diperbuat dengan
kenyataan yang ada.Menurut al-Raghib,jumhur ulama’berkata : “ kebenaran atau
kejujuran adalah bila sesuai denagn realitas,sedangkan kedustaan adalah ketika
berbeda dengan realitas”. Ulama lain berkata : “kebenaran adalah apa yang sesuai
dengan keyakinan,sedangkan kedustaan adalah apa yang berbeda dengan
keyakinan”. Kejujuran (kebenaran) ialah nilai dari keutamaan yang utama-utama
dan pusat akhlak,dimana dengan keujuuran maka suatu bangsa menjadi
teratur,segala urusan menjadi tertib dan perjalanannya adalah perjalanan yang
mulia.dengan ini Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk berlaku
jujur,sebagaimana juga AL-Qur’an memerintahakan kepada kita dalam firmannya
Artinya :”Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah,dan
bersamalah kalian dengan orang-orang yang benar atau jujur”.(9/Al-Taubah
119.)Kebenaran(kejujuran)berada pada ucapan,akidah dan perbuatan.
Imam Ibnul Qayyin berkata,Iman asasnya adalah kejujuran(kebenaran) dan nifaq
asasnya adalah kedustaan.Allah mengabarkan bahwa tidak ada yang bermanfaat
bagi seorang hamba dan yang mampu menyelamatkan dari azab,kecuali
kejujurannya (kebenarannya).
Kebenaran (kejujuran) berada pada ucapan, akidah dan perbuatan.
Kebenaran dalam ucapan adalah ketika sinergi dengan isi hati atau realitas.
Kebenaran akan membawa anda berkeberanian bicara dan berkehati-hatian
sebelumnya dan tidak mengatakan tanpa dasar pengetahuan.
Ketika membicarakan tentang niatan maka jadikanlah pembicaraan itu sejalan
dengan niatan kita. Dan jika berjanji maka jadikanlah niatan memenuhinya
sebagai kawan setia kemauan. Janganlah meminta pemahaman tentang sesuatu

2
ketika anda sudah mengetahui dengan maksud membujuk orang-orang yang
mendengarkan.
Allah Swt. Memrintahkan kepada kita untuk berlaku benar baik dalam
perbuatan maupun ucapan,sebagimana firmannya: artinya: “wahai orang-orang
yang beriman! Bertakwalah kepada allah,dan bersamalah kamu dengan orang-
orang yang benar.(Q.S at-Taubah/9:119)
Kejujuran itu ada pada ucapan,juga ada pada perbuatan,sebagaiman seorang yang
melakukan suatu perbuatan,tentu sesuai dengan ada pada batinnya.ketika berani
mengatakan “tidak” untuk korupsi,berusahalah menjauhi perilaku korupsi.jangan
sampai mengatakan tidak,kenyataannya ia melakukan korupsi.
Demikian juga seorang munafik tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur
karena dia menampakkan dirinya sebagai seorang yang bertauhid,padahal hatinya
tidak.yang jelas,kejuuran merupakan sifat seorang ynag beriman,sedangkan
lawannya.dusta,merupakn sifat orang yang munafik.ciri-ciri orang munafik adalah
dusta,ingkar janji,dan khianat,sebagaimana sabda Rasulullah saw.berikut ini:
Artinya : “Dari Abu Hurairah ra.dari Nabi Muhammad saw.bersabda “Tanda
orang munafik itu ada 3,yaitu : Apabila berbicara dusta,apabila berjanji
mengingkari,dan apabila dipercaya khianat”(HR.Bukhari Muslim)
Artinya :’Allah berfirman,”inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari
kebenarannya.mereka memperileh surge yang mengalir dibawahnya sunga-
sungai,mereka kekal didalamnya selama-lamanya.
Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepadanya.itulah kemenangan
yang agung.”(Q.S.al-Midah/5:119)

B. MACAM-MACAM JUJUR

Penulis kitab al-Manazil mengatakan bahwa jujur adalah istilah untuk


mengungkapkan hakikat sesuatu yang berwujud dan kejadian yang sesuai dengan
kenyataannya. Makna lain kejujuran adalah tercapainya sesuatu dengan sempurna,
berikut kekuatan dan seluruh elemennya.
1. Jujur dalam berbicara
Jujur dalam perkataan adalah bentuk kejmasyhur.Setiap hamba berkewajiban
menjaga lisannya , yakni berbicara jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata
sindiran karena hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan
dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu.
Ketika hendak pergi berperang, Rasulullah saw. selalu menyembunyikan
maksudnya agar tidak terdengar oleh pihak musuh karena dikhawatirkan mereka
akan siaga untuk memerangi beliau. Rasulullah saw. Bersabda: "Tidaklah
(dikatakan) pendusta orang yang mendamaikan manusia, berkata baik, dan
menyampaikan (berita) baik." (HR Bukhari dan Muslim)
Seorang hamba wajib jujur ketika dia bermunajat kepada Tuhannya.
Misalkan jika dia berikrar, "Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhan yang
telah menciptakan langit dan bumi," tetapi ternyata hatinya tidak pernah mengingat
Allah swt.
dan sibuk dengan kepentingan dunia. Itu berarti dia telah berbohong. Ini adalah
perkara yang berkaitan dengan niat yang tulus adalah fondasi setiap amal.

3
Setiap muslim dituntut untuk selalu berkata jujur, walau pun bercanda.
Rasulullah saw. Bersabda: "Aku akan menjamin rumah dipinggiran surga bagi
orang yang meninggalkan perdebatan walau pun (dalam posisi) benar, dan (aku
akan menjamin) rumah di tengah-tengah surga bagi orang yang meninggalkan kata
dusta dalam keadaan bercanda, dan (aku akan menjamin) rumah di surga yang
paling tinggi bagi orang yang berbudi pekerti tinggi bagi orang yang berbudi pekerti
mulia." (HR Abu Dawud; hadits hasan).
Setiap muslim wajib jujur ketika berjual beli. Dengan kata lain, dia harus
berkata jujur, tidak menyuap dan tidak menipu. Tersebarnya Islam di seluruh
belahan negara Afrika, bahkan di seluruh pelosok dunia, disebabkan oleh kejujuran
orang-orang muslim dalam praktik jual-beli mereka. Orang-orang non muslim
takjub dengan kejujuran dan toleransi yang ada pada tubuh umat Islam. Itulah yang
menyebabkan mereka berbondong-bondong memeluk Islam. Kini, umat Islam.
Kini umat Islam sangat membutuhkan etika dan transaksi yang telah diatur oleh
Islam demi mewujudkan kebahagiaan seluruh umat manusia.Kekasih Allah swt.
Ibrahim a.s., telah memohon Allah swt. agar menganugerahinya lisan yang jujur.
Sebagaimana firman-Nya :"Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-
orang (yang datang) kemudian." (asy-Syu'ara[26]:84)
Allah swt pun memuliakannya sebagaimana diceritakandi dalam Al-
Qur'an : "Maka ketika dia (Ibrahim) sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari
apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishaq dan
Ya'acub. Dan masing-masing Kami angkat menjadi nabi. Dan Kami anugerahkan
kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur
yang baik dan mulia." (Maryam [19]:49-50
Nabi Ibrahim a.s. memohon kepada Allah swt. dengan doa tadi agar bisa
mendapatkan keampunan-Nya dan perantara yang dapat membantu seorang hamba
untuk beramal saleh. Allah swt. berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman!
Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya
Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang
siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan
kemenangan yang agung." al-Ahzab [33]:70-71). Sebagaimana dijelaskan dalam
beberapa kitab tafsir, maksud dari 'perkataan yang benar' adalah perkataan yang
jujur atau kalimat la ilaha illallah.

2. Jujur dalam niat dan kehendak


Kejujuran bergantung pada keikhlasan seseorang. Jika amalnya tidak murni
untuk Allah swt., tetapi demi kepentingan nafsunya berarti dia tidak jujur dalam
berniat, bahkan bisa dikatakan telah berbohong, seperti kisah tiga orang yang
terdapat di dalam hadits berikut ini.
Rasulullah saw. Bersabda :"Sesungguhnya orang yang pertama kali akan
dimasukkan ke neraka adalah orang yang mati syahid. (pada hari Kiamat kelak),
dia akan dihadapakan (kepada Allah untuk dihisab), lalu nikmat-nikmat (yang telah
diberikan kepadanya ketika di dunia) akan diperlihatkan kepadanya, maka dia pun
mengetahuinya. Allah bertanya kepadanya, 'Apa yang kamu lakukan terhadap
nikmat-nikmat ini?' Orang terebut menjawab, 'Hamba berperang di jalan-Mu (untuk
menegakkan agama-Mu) hingga hamba gugur sebagai syahid." Allah berfirman,
'Kamu bohong,sebenarnya tujuan kamu berperang agar kamu dikatakan sebagai
pemberani (pahlawan) dan kamu sudah mendapat gelar itu.' Kemudian Allah

4
memerintahkan (malaikat-Nya) untuk memasukkannya (ke neraka). Kemudian
diseretlah wajahnya (kepalanya) dan dilemparkan ke dalam api neraka. Berikutnya,
seorang laki-laki penuntut ilmu, lalu dia mengajarkan ilmunya kepada orang lain,
dan dia pun gemar membaca Al-Quran. (Pada hari Kiamat kelak, dia akan
dihadapkan (kepada Allah untuk dihisab), lalu nikmat-nikmat (yang telah diberikan
kepadanya ketika di dunia) akan diperlihatkan kepadanya, maka dia pun
mengetahuinya. Allah bertanya kepadanya, "Apa yang kamu lakukan terhadap
nikmat-nikmat ini?' Orang tersebut menjawab , '(Hamba gunakan nikmat tersebut)
untuk menuntut ilmu, lalu hamba mengajarkan ilmu (yang hamba peroleh kepada
orang lain), dan hamba juga gemar membaca Al-Qu'ran ikhlas kerana engkau.'
Allah berfirman, 'Kamu bohong, sebenarnya tujuanmu menuntut ilmu agar kamu
dikatakan orang alim, dan tujuanmu membaca Al-Qu'ran agar kamu dikatakan qari,
dan kamu sudah mendapatkan (gelar itu).' Kemudian Allah memerintahkan
(malaikat-Nya) untuk memasukkannya ( ke neraka), lalu diseretlah wajahnya
(kepalanya) dan dilemparkanlah dia ke dalam api neraka. Selanjutnya, seorang laki-
laki yang dilapang-kan rezekinya oleh Allah dan Ia memberinya semua jenisharta.
(Pada hari Kiamat kelak), dia akan dihadapkan (kepada Allah untuk dihisab), lalu
nikmat-nikmat (yang telah diberikan kepadanya ketika di dunia) akan diperlihatkan
kepadanya, maka dia pun mengetahuinya. Allah bertanya kepadanya, 'Apa yang
kamu lakukan terhadap nikmat-nikmat ini?' Orang tersebut menjawab, 'Ham-ba
tidak pernah meninggalkan satu jalan (jihad) pun yang Tuhan kehendaki agar
(hamba) berinfak di jalantersebut, kecuali hamba berinfak dengan ikhlas karena
engkau. Allah befirman kepadanya, 'Kamu bohong, sebenarnya tujuan kamu
berinfak agar kamu disebut sebagai dermawan, dan kamu sudah mendapatkan gelar
itu.' Kemudian Allah memerintahkan (malaikat-Nya) untuk memasukkan (ke
neraka) lalu diseretlah wajahnya (kepalanya) dan dilemparkan dia ke dalam api
neraja." (HR Muslim)

3. Jujur dalam berkeinginan dan dalam merealisasikannya


Keinginan atau tekad yang dimaksudkan adalah seperti perkataan seseorang,
"Jika Allah memberiku harta, akau akan menginfakkan semuanya." Keinginan
seperti ini ada kalanya benar-benar jujur dan da kalanya pula masih diselimuti
kebimbangan. Kejujuran dalam merialisasikan keinginan, seperti apabila seseorang
bertekad dengan jujur untuk bersedekah. Tekas tersebut bisa terlaksana bisa juga
tidak. Penyebab tidak terealisainya tekad tersebut bisa saja karena dia memiliki
kebuntuan yang mendesak, tekadnya hilang, atau lebih mengedepankan
kepentingan nafsunya. Berkaitan dengan hal ini Allah swt. Berfirman : "Di anatara
orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan
kepada Allah. Dan di anatar me yang gugur, dan di ada (pula) yang menunggu-
nunggu dan mereka tidak sedikit pun tidak mngubah (janjinya)." (al-Ahzab [33]:
23)
Berkaitan dengan sifat jujur dalam menepati janji, Allah swt. memuji Nabi
Ismail a.s. dan memerintahkan kita agar meneladaninya. Sebagaimana firman-
Nya:"Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ismail di dalam Kitab (Al-Qur'an). Dia
benar-benar seorang yang benar janjinya, seorang rasul dan nabi." (Maryam
[19]:54)

5
4. Jujur dalam bertindak
Kejujuran dalam bertindak berarti tidak ada perbedaan antara niat dan
perbuatan. Jujur dalam hal ini juga bisa berarti tidak berpura-pura khusyu dalam
beramal sedangkan hatinya tidaklah demikian.
Salah seorang sahabat pernah berkata, "Aku berlindung kepda Allah swt.
dari khusyu munafik." Para sahabat yang lain bertanya, "Apa yang kamu maksud
dengan khusyu yang munafik?' Sahabat itu menjawab, "Itu adalah jika kalian
melihat gerakan tubuh khusyu, padahal tidak demikian dengan hatinya." Muthraf
berkata, "Apabila niat dan amalan seorang hamba tidak berbeda, Allah swt. akan
berfirman, 'Inilah hamba-Ku yang sebenarnya.' Kejujuran adalah dasar keimanan
dan syarat diterima amal dan ketaatan. Allah swt. menjanjikan pahala dan
kedudukan khusus bagi orang-orang yang senantiasa bersikap jujur. Kejujuran
adalah dasar keimanan dan syarat diterimanya amal dan ketaatan Allah swt.
menjanjikan pahala dan kedudukan khusus bagi oprang-orang yang senantiasa
bersikap jujur. Kejujuran adalah kunci setiap kebaikan, pembeda antara orang yang
beriman dan orang munafik, serta pintu dan jalan untuk sampai ke derajat orang-
orang yang jujur, yaitu derajat yang paling bagi makhluk setelah derajat para nabi
dan rasul."

1. Jujur dalam hal keagamaan.


Jujur dalam agama adalah derajat kejujuran tertinggi, seperti jujur dalam rasa
takut kepada Allah swt., mengharap ridha-Nya, zuhud, rela dengan pemberi-Nya,
cinta dan tawakal. Semua perkara tadi memiliki fondasi yang menjadi tolok ukur
kejujuran seseorang dalam menyikapinya. kejujuran juga memiliki tujuan dan
hakikat. Orang yang jujur adalah mereka yang mampu mencapai hakikat semua
perkara tadi dan mampu mengalahkan keinginan nafsunya. Sebagaimana dijelaskan
oleh Allah swt. di dalam firman-Nya: "Kebajikan itu bukanlah menghdapkan
wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang
yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-
nabi serta memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, nak yatim, orang-
orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan
untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan
zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar
dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-
orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."(al-Baqarah
[2]:177)

C. KEUTAMAAN JUJUR

Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda


kesempurnaan
bagi si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi
di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat
orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan.
Dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari bahwa orang yang jujur
akan dipermudah rezeki dan segala urusannya.
Contoh yang perlu diteladani,
karena kejujurannya, Nabi Muhammad saw. dipercaya oleh Siti Khadijah untuk

6
membawa barang dagangan lebih banyak lagi. Ini artinya Nabi Muhammad saw.
akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi, dan tentu saja apa yang
dilakukan Nabi akan mendapat kemudahan.Sebaliknya, orang yang tidak jujur
atau bohong akan dipersulit rezeki dan segala urusannya. Orang yang pernah
berbohong akan terus berbohong karena untuk menutupi kebohongan yang
diperbuat, dia harus berbuat kebohongan lagi. Bersyukurlah bagi orang yang
pernah berbohong sekali kemudian sadar dan mengakui kebohongannya itu
sehingga terputus
mata rantai kebohongan. Kejujuran berbuah kepercayaan,sebaliknya dusta
menjadikan orang
lain tidak percaya. Jujur membuat
hati kita tenang, sedangkan berbohong membat hati jadi was-was. Contoh seorang
siswa yang tidak jujur kepada orang tua dalam hal uang saku, pasti nuraninya
tidak
akan tenang apabila bertemu. Apabila orang tuanya mengetahui ketidakjujuran
anaknya, runtuhlah kepercayaan terhadap anak tersebut. Kegundahan hati dan
kekhawatiran yang bertumpuk-tumpuk berisiko menjadi penyakit.

Nabi menganjurkan umatnya untuk selalu jujur karena kejujuran merupakan


mukadimah akhlak mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada akhlak
tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Nabi,
“Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebajikan.”
Kebajikan adalah segala sesuatu yang meliputi makna kebaikan, ketaatan kepada
Allah, dan berbuat bajik kepada sesama.
Sifat jujur merupakan alamat keislaman, timbangan keimanan, dasar agama, dan
juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Baginya kedudukan yang
tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai
derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan.
Kejujuran senantiasa mendatangkan berkah, sebagaimana disitir dalam hadist yang
diriwayatkan dari Hakim bin Hizam dari Nabi, beliau bersabda,
“Penjual dan pembeli diberi kesempatan berfikir selagi mereka belum berpisah.
Seandainya mereka jujur serta membuat penjelasan mengenai barang yang
diperjualbelikan, mereka akan mendapat berkah dalam jual beli mereka.
Sebaliknya, jika mereka menipu dan merahasiakan mengenai apa-apa yang harus
diterangkan tentang barang yang diperjualbelikan, maka akan terhapus
keberkahannya.”
Dalam kehidupan sehari-hari –dan ini merupakan bukti yang nyata– kita
dapati seorang yang jujur dalam bermuamalah dengan orang lain, rezekinya lancar-
lancar saja, orang lain berlomba-lomba datang untuk bermuamalah dengannya,
karena merasa tenang bersamanya dan ikut mendapatkan kemulian dan nama yang
baik. Dengan begitu sempurnalah baginya kebahagian dunia dan akherat.
Tidaklah kita dapati seorang yang jujur, melainkan orang lain senang
dengannya, memujinya. Baik teman maupun lawan merasa tentram dengannya.
Berbeda dengan pendusta. Temannya sendiripun tidak merasa aman, apalagi musuh
atau lawannya. Alangkah indahnya ucapan seorang yang jujur, dan alangkah
buruknya perkataan seorang pendusta.

7
Orang yang jujur diberi amanah baik berupa harta, hak-hak dan juga rahasia-
rahasia. Kalau kemudian melakukan kesalahan atau kekeliruan, kejujurannya -
dengan izin Allah- akan dapat menyelamatkannya. Sementara pendusta, sebiji
sawipun tidak akan dipercaya. Jikapun terkadang diharapkan kejujurannya itupun
tidak mendatangkan ketenangan dan kepercayaan. Dengan kejujuran maka sah-lah
perjanjian dan tenanglah hati. Barang siapa jujur dalam berbicara, menjawab,
memerintah (kepada yang ma’ruf), melarang (dari yang mungkar), membaca,
berdzikir, memberi, mengambil, maka ia disisi Allah dan sekalian manusia
dikatakan sebagai orang yang jujur, dicintai, dihormati dan dipercaya.
Kesaksiaannya merupakan kebenaran, hukumnya adil, muamalahnya
mendatangkan manfaat, majlisnya memberikan barakah karena jauh dari riya’
mencari nama. Tidak berharap dengan perbuatannya melainkan kepada Allah, baik
dalam salatnya, zakatnya, puasanya, hajinya, diamnya, dan pembicaraannya
semuanya hanya untuk Allah semata, tidak menghendaki dengan kebaikannya tipu
daya ataupun khiyanat. Tidak menuntut balasan ataupun rasa terima kasih kecuali
kepada Allah. Menyampaikan kebenaran walaupun pahit dan tidak mempedulikan
celaan para pencela dalam kejujurannya. Dan tidaklah seseorang bergaul
dengannya melainkan merasa aman dan percaya pada dirinya, terhadap hartanya
dan keluarganya. Maka dia adalah penjaga amanah bagi orang yang masih hidup,
pemegang wasiat bagi orang yang sudah meninggal dan sebagai pemelihara harta
simpanan yang akan ditunaikan kepada orang yang berhak.
Seorang yang beriman dan jujur, tidak berdusta dan tidak mengucapkan kecuali
kebaikan. Berapa banyak ayat dan hadist yang menganjurkan untuk jujur dan benar,
sebagaimana firman-firman Allah yang berikut,
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar.” (QS. at-Taubah: 119)
“Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran
mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka
kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun
ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar.” (QS. al-Maidah: 119)
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah. Di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara
mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah
(janjinya).” (QS. al-Ahzab: 23)
“Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu
lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad: 21)
Nabi bersabda, “Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada yang tidak
meragukanmu, sesungguhnya kejujuran, (mendatangkan) ketenangan dan
kebohongan, (mendatangkan) keraguan.”

D. HIKMAH DARI PERILAKU JUJUR

Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari


perilaku jujur, antara lain sebagai berikut.
1. Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat kita menjadi tenang, tidak
takut akan diketahui kebohongannya karena memang tidak berbohong.
2. Mendapatkan kemudahan dalam hidupnya.
3. Selamat dari azab dan bahaya.

8
4. Dijamin masuk surga.
5. Dicintai oleh Allah Swt. dan rasul-Nya.

E. PENGARUH JUJUR DAN BOHONG PADA KEHIDUPAN


Nilai-nilai kejujuran memang cukup sulit untuk diterapkan pada setiap orang
bila hatinya sudah dipengaruhi berbagai kepentingan dan keuntungan. Orang yang
sering berteriak-teriak tentang kejujuran saja ternyata banyak yang berbulu musang.
lidahnya bicara nilai-nilai kejujuran, namun pada saat lain batinnya bicara
kemunafikan. Lidah dan hati justru mudah mereka permainkan. Dan memang
dalam berbagai kehidupan sekitar saja mencari hal-hal jujur saja boleh jadi sangat
sulit, apalagi pada masa sekarang ini, mencari orang jujur, ibarat mencari jarum
ditumpukan jerami, sulit sekali!!!. Kejujuran saat ini sepertinya merupakan harga
yang sangat mahal dan langka untuk diketemui. Cobalah lihat berapa banyak orang
yang jujur dinegeri kita ini. Terjadinya krisis yang berkepanjangan di negeri kita
salah satu penyebabnya adalah kita sering meninggalkan hal-hal yang jujur. Dengan
ketidakjujuran mereka bangsa ini jadi terpuruk, dengan ketidakjujuran mereka
orang jadi tidak menghargai hukum, Dengan ketidakjujuran mereka akhirnya moral
tergadaikan. Yang paling mengerikan adalah bahwa ketidak jujuran bangsa ini
sudah menjadi sebuah kesepakatan baik dalam bentuk lembaga maupun individual.
"Katakan yang benar walau terasa pahit", saat ini sangat sulit untuk dijalankan,
kita semua terbelenggu dengan sebuah keraguan dan ketakutan dengan ungkapan
seperti itu, ketika kita akan mengungkapkan sebuah kejujuran kita pasti berfikir
akan adanya sebuah resiko. Padahal bagi orang yang sering menerapkan prinsip-
prinsip kejujuran, biasanya mereka terlihat tenang dan damai, mereka tidak berfikir
akan resiko karena mereka tahu bahwa mereka benar, mereka juga tahu bahwa
prinsip seperti ini justru merupakan ajaran hidup yang dipuji oleh Tuhan, buat
mereka kejujuran harus ada, mereka merasa bahwa mereka tidak ada beban sama
sekali dalam hidup ini. Hidup dijalani apa adanya, mengalir seperti air. Orang-orang
yang terbiasa jujur justru banyak yang segan dengan prilakunya, boleh jadi saat dia
hidup tidak dipandang, namun setelah ia wafat orang akan tersu terkenang akan
kebaikan dirinya karena ia terkenal dengan kejujurannya.

Pengaruh kejujuran bagi orang yang menjalaninya dengan baik sangatlah luar
biasa. Orang yang terbiasa hidup jujur ketika akan melakukan kebohongan tentu
akan berfikir akibat dari kebohongan itu, minimal antara dirinya dengan manusia,
lihatlah contoh negara-negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, semua
maju dengan pesat dalam segala bidang, padahal negara-negara tersebut ada yang
tidak beragama, kenapa mereka maju? karena mereka telah mengedepankan nilai-
nilai kejujuran dalam hidupnya, hanya mungkin yang kurang pada diri mereka
hubungan dirinya dengan Tuhan. Yakinlah bahwa dengan kita menjungjung tinggi
nilai kejujuran hidup kita tidak akan pernah gelisah, apalagi kejujuran itu sangat
diagungkan oleh Tuhan. Ingat para nabi diturunkan dimuka bumi ini semua
diperintahkan oleh Tuhan untuk jujur dalam mengungkapkan kebenaran, mereka
dilarang untuk takut dalam mengungkapkan kebenaran, karena takut adalah
merupakan sikap yang buruk dalam menjunjung tinggi sebuah kejujuran.

9
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Sebagai seorang muslim kita harus menjunjung tinggi kejujuran walaupun


kejujuran itu pahit dan kita senatiasa bersikap jujur dimanapun,dalam keadaan
apapun dan kepada siapapun.ingatlah Allah SWT menyukai oraang yang
senantiasa jujur. Dengan kita jujur maka kita juga akan mendapatkan pahala yang
berlimpah dari Allah SWT.Dan kita juga akan memperoleh nikamt bukan hanya
harta melainkan kebahagiaan didunia maupun diakhirat
Kita juga bisa mencontoh para pencetus ide- ide islam modern yang rela
menyumbangkan pikirannya untuk memajukan bangsa dan Negara terutama untuk
memajukan agama islam.serta kita dapat menerapkan perilaku mulia diatas tanpa
ada kepalsuan didalamnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. http://rizkikiki878.blogspot.com/2016/12/makalahhidup-nyaman-dengan-
perilaku.html

2. http://materipai99.blogspot.com/2016/08/hidup-nyaman-dengan-perilaku-
jujur.html

11

Anda mungkin juga menyukai