Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
Allah memerintahkan agar berdoa dengan nama-nama Allah dalam Asmaul Husna. Setiap suatu
kepentingan dianjurkannya dengan menyebutkan nama Tuhan yang ada hubungannya dengan
kepentingan itu.
Berdoa dan berharap adalah salah satu upaya manusia untuk mencapai sukses terhadap cita- cita atau
kehendak dan sekaligus adalah hak manusia yang diberikan oleh Allah Swt. Betapa beruntungnya
umat islam yang telah mendapatkan ajaran tentang berdoa, cara dan tertib doa., sikap kejiwaan dalam
berdoa, dan lain- lain. Bagi seorang Mukmin/Muslim, berhasil doanya atau tidak, adalah tetap
bernilai ibadah yang pasti mendapatkan pahala dari sisi Allah Swt. Jadi jelasnya bahwa berdoa
dengan nama Tuhan yang ada pada Asmaul Husna adalah salah satu kunci keberhasilan dari doa
yang di sampaikan kepada Allah swt
Selain dari Asmaul Husna, ada pula yang dinamaka ISMUL AZHAM (Nama Allah yang
teragung), yang oleh Rasulullah dijelaskan, siapa saja yang berdoa dengan itu, doanya
diperkenankan oleh Allah swt. Ada beberapa pendapat Ulama tentang Ismul Azham dimaksud:
1. Ismaul Azham adalah suatu nama yang diberikan Allah kepada seseorang
diantaranya kepada orang lain. Hal itu adalah suatu rahasia yang
tersembunyi antara lain. Hal itu adalah suatu rahasia yang tersembunyi
antara seorang hamba dengan Allah swt.
2. Ismul Azham itu bukan hanya satu, tetapi untuk setiap orang yang telah
diberikannyaNya adalah berbeda-beda, dan untuk setiap orang yang
mendapat itu adalah dengan pribadinya sendiri.
3. Ismul Azham tidak berupa suatu nama yang bisa diucapkan dengan lisan
atau tulisan, tetapi adalah hakikat dari suatu nama Allah, yang ada pada
hamba tanpa disadarinya. (misalnya seseorang yang memiliki sifat/watak
KASIH/SAYANG dan berwujud dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari,
lalu pada suatu saat dia memohon kepada Allah dengan menyebutkan Ya
Allah/Ya Rahman/Ya Rahim kemudian doanya pun diperkenankan oleh
Allah swt.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Asmaul Husna
Kata ( )al-asma adalah bentuk jamak dari kata ( )al-ismyang biasa diterjemahkan
dengan nama. Ia berakar dari kata ( )as-sumuw yang berarti ketinggian, atau ( )assimah yang berarti tanda.Memang nama merupakan tanda bagi sesuatu, sekaligus harus dijunjung
tinggi.
Apakah nama sama dengan yang dinamai atau tidak, di sini diuraikan perbedaan pendapat ulama
yang berkepanjangan, melelahkan dan menyita energy itu. Namun yang jelas bahwa Allah memiliki
apa yang dinamai-Nya sendiri dengan al-asma dan bahwa al-asma itu bersifat husna.
Kata ( )al-husna adalah bentuk muannast/feminim dari kata ( )ahsan yang
berarti terbaik. Penyifatan nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk superlative ini,
menunjukkan bahwa nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk superlative ini, menunjukkan
bahwa nama-nama tersebut bukan saja, tetapi juga yang terbaik dibandingkan dengan yang lainnya,
yang dapat disandang-Nya atau baik hanya untuk selain-Nya saja, tapi tidak baik untuk-Nya. Sifat
Pengasih misalnya adalah baik.Ia dapat disandang oleh makhluk/manusia, tetapi karena asma
al-husna (nama-nama yang terbaik) hanya milik Allah, maka pastilah sifat kasih-Nya melebihi sifat
kasih makhluk, baik dalam kapasitas kasih maupun substansinya. Di sisi lain sifat pemberani,
merupakan sifat yang baik disandang oleh manusia, namun sifat ini tidak wajar disandang Allah,
karena keberanian mengandung kaitan dalam substansinya dengan jasmani dan mental, sehingga
tidak mungkin disandangkan kepada-Nya. Ini berbda dengan sifat kasih, pemurah, adil dan
sebagainya. Contoh lain adalah anak cucu. Kesempurnaan manusia adalah jika ia memiliki
keturunan, tetapi sifat kesempurnaan manusia ini, tidak mungkin pula disandang-Nya karena ini
mengakibatkan adanya unsur kesamaan Tuhan dengan yang lain, di samping menunnjukkan
kebutuhan, sedang hal tersebut mustahil bagi-Nya.
2. Bukti Kebenaran Sifat Allah
Kita sebagai umat muslim sudah sepatutnya tahu dan faham akan nama-nama Allah Azza wa Jalla
yang berjumlah 99 yang terlampir dalamAsma u al-Husna. Dan nama-nama Allah Azza wa
Jallah tersebut bukan hanya sekedar pengertian atau wacana agama Islam itu sendiri melainkan itu
memang gambaran dari sifat-sifat Allah Azza wa Jalla yang sangat amat sempurna dan terbukti
kebenarannya sampai-sampai para ulama mengatakan bahwa dengan Asma u al-Husna saja tidak
cukup untuk menggambarkan Keagungan dan Kesempurnaan Allah Azza wa Jalla sebagai pencipta
alam semesta ini begitu pula alam Akhirat yang tidak diragukan lagi keberadaannya kecuali oleh
orang-orang yang tidak berakal.

Adapun di sini akan dijelaskan mengenai 5 bukti dari sekian banyak bukti dari nama Allah Azza wa
Jalla, yaitu Al-Adlu (Maha Adil). Dan bukti-bukti tersebut juga menguatkan akan kebenaran agama
Islam sebagai agama Rahmatan li al-Alamin yang dibawa oleh nabi yang bergelar al-Amin.
Dan 5 bukti tersebut adalah :
(Pertama). Adalah dalam hal niat yang merupakan penentu dari arah amalan-amalan yang kita
perbuat karena niat tersebut berfungsi sebagai lentera atau cahaya yang akan menuntun dan
menerangi perjalanan seorang hamba dalam bertemu Allah Azza wa Jalla. Jika lentera tersebut
memancar dengan terang, maka menjadi teranglah perjalanannya dalam bertemu Allah Azza wa
Jalla. Sebaliknya, jika cahaya lentera tersebut redup, maka menjadi redup pulalah jalan yang akan
dilalui oleh seorang hamba untuk bisa bertemu dengan Allah Jalla Yang Maha Pencipta dan Maha
Mengadakan

lagi

Maha

Pembentuk.

Sebagaimana

disebutkan

dalam

hadist

Rasulullah

saw : Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya


dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka
barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada
Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak
dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa
yang dia hijrah kepadanya. (HR. Bukhary-Muslim dari Umar bin Khoththob
radhiallahu anhu).
(Kedua). Adalah dalam hal perbuatan yang tentunya tidak terlepas dari catatan Allah Azza wa
Jalla lewat dua malaikat-Nya (Rakib Atid) yang senantiasa menemani kita di setiap langkah kita,
apapun dan bagaimanapun bentuknya. Lalu dari segi manakah kiranya bukti akan sifat Allah Azza
wa Jalla yang Maha Adil ? Coba kita perhatikan dengan seksama firman Allah Azza wa Jalla dan
hadist Rasulullah berikut ini :Barang siapa berbuat kebaikan mendapat sepuluh kali
lipat amalnya.. Dan barang siapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan
kejahatannya.Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi). (al-Anam: 160).
(Ketiga). Adalah dalam hal keutamaan kaum hawa dalam berbakti kepada suaminya yang
merupakan kewajiban sebagai seorang istri, sebagaimana sabda Rasulullah saw :perkara yang
pertama kali ditanyakan kepada seorang wanita pada hari kiamat nanti, adalah
mengenai sholat lima waktu dan ketaatannya terhadap suami. (HR.Ibnu Hibbab
dari Abu Hurairah)
Jadi berikut adalah bentuk keadilan Allah terhadap kaum wanita yang mungkin tidak dapat
melakukan sebagian pekerjaan mulia yang dapat dikerjakan oleh kaum lelaki, tetapi dengan wujud
keadilah Allah Yang Maha Adil kaum wanita memiliki porsi pahala yang sama besarnya dengan
kaum lelaki meskipun dengan amalan-amalan yang berbeda seperti amalan-amalan yang telah
Rasulullah saw wasiatkan kepada putrinya Fathimah az-Zahra dan seluruh kaum wanita diwaktu itu
dan sesudahnya. Bukti lain adalah ketika para mujahid berjihad melawan musuh dan gugur, maka dia

mati syahid. Begitu pula dengan perempuan yang berjihad melahirkan anaknya yang rasanya seperti
antara hidup dan mati kemudian dia meninggal seketika itu atau setelah ia melahirkan makan dia bisa
dikatakan mati syahid tanpa harus terjun ke medan perang. Wallahu Alam.
(Keempat). Adalah dalam hal warisan yang memberikan porsi lebih banyak kepada lelaki
daripada perempuan yaitu bagian laki-laki dua kali bagian perempuan sebagaiman firman Allah
SWT: Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anakanakmu. yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang
anak perempua..(an-Nisa : 11).
Bukti akan kebenaran sifat Allah SWT Yang Maha Adil di sini adalah bahwasanya Allah SWT
melebihkan bagian lelaki atas wanita dalam hal warisan, karena kenyataannya lelakilah yang oleh
syariat dibebankan tanggung jawab untuk memberi nafkah keluarga dan membebaskan perempuan
dari kewajiban tersebut meskipun perempuan boleh saja ikut mencari nafkah. Para laki-laki juga
diwajibkan oleh ajaran Islam untuk mengeluarkan mas kawin untuk diberikan kepada istrinya
sebagai cerminan cinta kasih sayangnya ketika keduanya menikah, sedangkan perempuan tidak
dibebani apa-apa.
(Kelima). Selanjutnya adalah mengenai keutamaan bulan Ramadhan. Bulan, dimana Al-Qur`an
diturunkan, bulan yang penuh berkah dengan pelipat gandaan pahala sebuah amalan, bulan yang
penuh pengampunan. Bulan, dimana pintu surga dibuka lebar-lebar dan pintu neraka ditutup rapatrapat, dan bulan di mana para syaitan dibelenggu dari menggoda manusia. Sebagaimana sabda
Rasulullah saw : Jika Bulan Ramadhan telah tiba, maka (pintu) surga dibuka lebarlebar, (pintu) neraka ditutup rapat-rapat, dan para syetan dibelenggu.( HR.
Muslim )
Dan bukti yang menunjukkan Allah Maha Adil di sini adalah mengenai pelipat gandaan pahala
sebuah amalan terutama pada malamLailatul Qadar, yaitu satu malam kemuliaan yang lebih baik
daripada seribu bulan, sebagaimana yang terlampira dalam al-Quran: Sesungguhnya kami
Telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.# Dan tahukah kamu
apakah malam kemuliaan itu?# Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu
bulan.# Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin
Tuhannya untuk mengatur segala urusan.# Malam itu (penuh) kesejahteraan
sampai terbit fajar. (al-Qadr : 1-5)
Demikianlah 5 bukti dari sekian banyak bukti-bukti kebenaran sifat Allah Al-Adlu yang dapat kami
sampaikan kepada para pembaca yang insyaallah dirahmatiAllah.Dan saya minta maaf apabila ada

prakata-prakata yang kurang berkenan di hati pembaca sekalian dan terima kasih bagi saudarasaudari yang sudi kiranya berkunjung di blog ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua .Amin
3. Upaya Meneladani Sifat Allah
1. AL Basith Al Baasith (Yang Maha Melapangkan makhluknya).
Meneladani Al-basith bearti kita harus melapangkan hati sendiri dengan cara mendekatkan diri dan
taat kepada allah, ketika kita ingat dan taat kepada allah maka senantiasa hati kita akan tentram. (Qs
Ar-Rad 13.28). selain itu kita juga harus melapangkan hati orang lain, terutama orang yg kita
cintai, dengan cara membahagiakannya, sebagaimana contoh, apabila saudara kita membutuhkan
bantuan maka bantulah semampu kita. Dan bagaimana bantuan yg kita berikan membuatnya menjadi
senang. Al ankabut 29.62.
2. Al Waarist (yang maha mewarisi)
Yang meneladani sifat ini hendaknya bila memiliki kemampuan agar menyumbangkan warisanya
kepada keluarga yang lebih membutuhkan.Kalau ini tidak dapat dilakukanya, maka janganlah
warisan menjadikan keluarga berantakkan, dan lebih lagi jangan memakan harta waris yang bukan
haknya. Ini merupakan salah satu yang dikecam Allah secara tegas (Qs. Al-Fajr:19). Setelah itu
dia dituntut agar menghiasi diri dengan sifat-sifat yang dirinci-Nya ketika menjelaskan siapa dari
makhluk-Nya yang wajar menjadi ahli warist syurga (Qs. Al-Muminun:1-11)
3. Al-Muizz (yang maha memulyakan mahluk-Nya)
Kita Sadar bahwa kemulyaan itu milik allah, karnanya jika kita menginginkan kemulyaan, maka
untuk meneladani-Nya kita harus taat dan patuh kepadanya, niscaya allah akan menganugrahkan
kemulyaan kepada kita. Selain itu kita juga harus memulyakan orang tua kita karna mereka adalah
orang yg paling berjasa dalam hidup kita, memulyakannya dengan berbakti pada kedua orang tua,
tidak sesekali menyakitinya apalagi durhaka padanya.Dan janganlah engkau terlena oleh masamasa kesenangan dan kelapangan ketika semua itu terjadi dengan melupakan Allah didalam
kesenangan dan kebahagiaanmu, dengan menjadi sombong karena mengira bahwa dirimu lah
penyebab keberhasilan dan keamananmu. Maka Pada saat itu kita harus ingat kepada sahabat iman
yang lain, yaitu bersyukur (syukr), karena Allah menyukai orang-orang yang bersyukur.
4. AL-Hafizh ( yang maha memelihara)
Untuk meneladaninya kita harus besyukur kepedaAllah SWT yang telah memberikan beribu-ribu
kenikmatan kepada kiata, termasuk di antaranya ia menciptakan hutan juga unuk kepentingan kita,
untuk itu kita harus memeliharanya dengan baik dan peduli dengan lingukan, semua yang diciptakan
Allah mempunyai kemanfaatan, karena itu kita harus memeliharanya dengan baik.
5. Al-Walii (yang maha melindungi)

Untuk meneladani sifat ini dapat dilakukan dengan tidak melindungi dan membela orang-orang yang
salah. Selalu memohon perlindungan dari godaan setan, berani mengatakan tidak untuk mengatakan
hal-hal yang tidak baik meskipun menyakitkan diri sendiri maupun orang lain.
6. An-Nafii` (Yang Maha Memberi Manfaat).
Sifat ini dapat di teladani dengan cara menggunakan waktu kita dengan efektif, dan tidak menyianyiakannya, jika ita memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin maka hidup kita akan bermanfaat
pula, selain kita menjadi orang yang disiplin, banyak pula orang yang membutuhkan karna kita di
pandang sebagai orang yang giat bekerja. Karna sebaik-baiknya manusia adalah bermanfaat bagi
yang lainnya.Namun di dalam kesibukan, janganlah sampai melupakan-Nya dan selalu
mendekatkan diri kepada-Nya.
7. Al Muqsith (Yang Maha Seimbang).
Sifat ini dapat di teladani dengan tidak membeda-bedakan saudara-saudara kita yang miskin dan
yang kaya, yang baik dan yang buruk, kita harus menghormati dan menghargai mereka karna kita
sama-sama sebagai mahluk Allah yang tidak mungkin bisa hidup sendiri tanpa seseorang yang lain.
8. Al Waduud (Yang Maha Mengasihi).
Sifat ini dapat di teladani dengan cara membagikan rizqi yang kita peroleh kepada orang-orang yang
lebih membutuhkannya, seperti mengasihi anak yatim dan menyantuni fakir miskin. Sebagai wujud
rasa bersyukur kita kepada Allah yang telah memberikan rizqi yang cukup, sehingga kita dapat
berbagi dengan yang lain.
9. Ar Raafi` (Yang Maha Meninggikan makhluknya).
Meneladani sifat Ar-Raafi juga dapat di lakukan dengan cara kita membantu memecahkan suatu
permasalahan teman yang sedang membutuhkan bantuan kita, agar ia tidak merasa terpuruk, dan
sedikit meringankan bebannya, seperti yang sudah di singgung dalam keterangan di atas bahwa
manusia tak bisa hidup seniri tanpa orang tang lainnya.
10.

Al Afuww (Yang Maha Mengampuni segala kesalahan).

Untuk meneladani sifat ini dapat di lakukan dengan cara memaafkan kselahan kecil maupun
kesalahan besar yang di buat oleh seseorang terhadap diri kita, meskipun kadang enggan untuk
memaafkannya karena kesalahan yang ia perbuat pada kita terlalu buruk tapi tidak ada salahnya jika
kita belajar sedikit demi sedikit untuk melupakan kesalahannya dan memikirkan hal-hal yang
positif, maka lambat laun kita akan terbiasa dengan sifat yang mudah memaafkan.

1. ar-Rahmaan

14.

al-

Al-Faatihah:

Ghaffaar

Al-Baqarah:

2. ar-Rahiim
Al-Faatihah:
3

235
15.

al-

Qahhaar

3. al-Malik
Al-

Ar-Rad: 16
16.

al-

Al-Anaam:

Asy-Syuura:

83

24.

al-

Ghafuur

Aali Imran:

Aali Imran:

26

89

25.

al-

Faathir: 30

11

Aali Imran:

26

17.

26.
ar-

Razzaq

5. as-Salaam
Al-Hasyr: 23
6. al-Mumin
Al-Hasyr: 23
7. al-Muhaimin
Al-Hasyr: 23
8. al-Aziiz

Adz-

asy-

Syakuur

Aali Imran:

Al-Jumuah:

35.

Mudzdzill

Wahhaab
8

al-

Muizz

Muminuun:
4. al-Qudduus

34.

36.
as-

al-Aliy

Samii

An-Nisaa:

Al-Israa: 1

34

27.

al-

37.

al-

Dzaariyaat:

Bashiir

Kabiir

58

Al-Hadiid: 4

Ar-Rad: 9

18.

al-

28.

al-

38.

al-

Fattaah

Hakam

Hafiizh

Sabaa: 26

Al-Mumin:

Huud: 57

19.

al-Alii

48

62

Al-Baqarah:

Al-Anaam:

An-Nisaa:

29

115

85

Al-Hasyr: 23
10.

al-

30.

al-

Muqiit

40.

al-

Qaabidh

Lathiif

Hasiib

Mutakabbir

Al-Baqarah:

Al-Mulk: 14

An-Nisaa: 6

Al-Hasyr: 23

245

11.

al-

20.

al-Adl

al-

Aali Imran:
9. al-Jabbaar

29.

39.

al-

21.

31.
al-

al-

Ar-Rahmaan:
27

Baasith

Al-Anaam:

Ar-Rad: 16

Ar-Rad: 26

18

al-

22.

al-

32.

42.
al-

Baari

Khaafidh

Haliim

Al-Hasyr: 24

Hadits at-

Al-Baqarah:

Tirmizi

235

13.

al-

Mushawwir
Al-Hasyr: 24

23.
Raafi

ar-

al-Jaliil

Khabiir

Khaaliq
12.

41.

33.
iim

al-

Kariim
An-Naml: 40
43.

ar-

Raqiib
al-Azh

Al-Ahzaab:
52

44.

al-

54.

al-

64.

al-

74.

al-

Mujiib

Matiin

Waajid

Aakhir

Huud: 61

Adz-

Adh-Dhuhaa:

Al-Hadiid: 3

Dzaariyaat:

6-8

45.

al-

Waasi
Al-Baqarah:
268
46.

al-

Al-Anaam:
18
al-

Al-Buruuj: 14
al-

Majiid
al-

Baaits
Yaasiin: 52
50.

asy-

Syahiid
Al-Maaidah:
117
51.

An-Nisaa:
45
56.

al-

An-Nisaa:
131
57.

al-

al-

Haqq

al-

Mubdi
Al-Buruuj: 13
59.

al-

Muid
Ar-Ruum: 27
60.

Maajid
Huud: 73
66.

al-

Al-Baqarah:
133
67.

al-

al-

ash-

Shamad
Al-Ikhlaas: 2
69.

al-

Qaadir

70.

al-

Muqtadir

al-

Ar-Rad: 11
al-

Mutaaalii
Ar-Rad: 9
79.

al-Barr

Ath-Thuur:
28
80.

at-

16
81.

al-

Muntaqim

Ar-Ruum: 50

42

As-Sajdah:

al-

71.

al-

Qaaf: 28

68
62.

72.
al-

al-

Muakhkhir

Al-Anaam:

Hayy

Ibraahiim:

102

Thaahaa:

42

Al-Anfaal: 52

77.

Al-Qamar:

Al-Mumin:

Qawiyy

Al-Hadiid: 3

An-Nisaa:

114

al-

Baathin

20

Muqqadim

53.

al-

Tawwaab

Mumiit

Wakiil

76.

Muhyi
61.

al-

Al-Hadiid: 3

Al-Baqarah:

Thaahaa:
52.

Zhaahir

78.

Al-Ikhlaas: 1
68.

azh-

Waalii

Ahad

Muhshi
58.

al-

Waahid

Maryam: 94

Al-Buruuj: 15
49.

al-

Hamiid

Waduud
48.

55.

65.

Waliyy

Hakiim

47.

58

75.

111
63.

73.
al-

Qayyuum
Thaahaa: 11

22
82.

al-Afu

ww
An-Nisaa:
99
83.

ar-

Rauuf
al-

Awwal
Al-Hadiid: 3

Al-Baqarah:
207
84.

Maalik

al-Mulk

Aali Imran:
26
85.

88.

al-

Ghaniyy
Zuljala

al wa

Al-Baqarah:
267

al-Ikraam

89.

al-

Ar-Rahmaan:

Mughnii

27

An-Najm: 48

86.

al-

90.

al-

Al-Anaam:

Al-Baqarah:

17

117

92.

an-

96.

al-

Naafi

Baaqii

Al-Fath: 11

Thaahaa: 73

93.

an-

97.

al-

Nuur

Waarits

An-Nuur: 35

Al-Hijr: 23

Muqsith

Maani

An-Nuur: 47

Hadits at-

Haadii

Rasyiid

Tirmizi

Al-Hajj: 54

Al-Jin: 10

87.

al-

Jaami
Sabaa: 26

91.

adh-

Dhaarr

94.

95.
Badii

al-

al-

98.

99.

ar-

ash-

Shabuur

100.
101.

Pengertian Dari :

1. Al- Muqsid
102.

Allah Maha Mengadili untuk menyebarkan keadilan dan kejujuran. Semua telah

diciptakan oleh ALlah secara seimbang, ketidak seimbangan sedikit saja akan menjadi
bencana bagi manusia dan ciptaan NYA. Allah memberikan kekuatan yang lebih pada
sebagian ciptaannya dan kelemahan tertentu serta memberi kekayaan dan kemiskinan kepada
sebagian orang dan sebagian yang lainnya, karena keadilannya.
103.

Allah memperlakukan hamba hamba seadil adilnya tidak ada satu perbuatan yang

luput dari perhatian NYA. Semua mendapat ganjaran, baik itu kekeliruan, kesalahan,
kezaliman maupun kebaikan.Allah memberikan ganjaran kepada yang zalim dan
memberikan ganjaran dari yang di zalimi dengan sebaik baiknya ganjaran, namun dalam
melakukan hal itu ALlah memberikan ganjaran sebaik baiknya kepada keduanya, hanya Allah
yang Maha Adil yang menjadikan keduanya mendapat ganjaran terbaik. Seperti cerita di
bawah ini :
2. Al- Waris
104.

Al Warits mempunyai arti bahwa Allah, adalah Dzat yang kekal sesudah segala

yang maujud musnah. Dalam arti lain, Dialah yang mewarisi segala sesuatu sesudah semua
penghuninya musnah. Atau, Dialah yang kembali kepada-Nya semua milik dan kerajaan
ketika sudah tidak ada lagi tuntutan kerajaan bagi siapa pun.
105.

Firman Allah:

106.

Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua orang yang ada di

atasnya (QS Maryam: 40)


107.

Perhatikanlah, tatkala sangkakala ditiup dan semua makhluk sudah musnah, Allah

berfirman: Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Ketika tidak ada jawaban,
Dia sendiri menjawab: Milik Allah yang Mahaesa lagi Maha Mengalahkan!
108.

Orang-orang yang memandang dengan mata hati senantiasa menyaksikan makna ayat

ini dan mendengarkannya.Mereka yakin bahwa kerajaan itu hanya milik Allah sendiri, pada
setiap hari, setiap saat, dan setiap detik, karena itulah Dia azali danabadi.Hal ini dapat
dicapai oleh mereka yang memahami hakikat tauhid, dan mengetahui bahwa yang tunggal
perbuatannya di langit dan di bumi hanya satu.
109.

Berakhlak dengan ism ini mengharuskan Anda menjadi waritsdari apa yang telah

dilakukan oleh orang-orang saleh, sebab ulama itu adalah pewaris para nabi.

3. Al- Nafi
110.

Allah adalah Pencipta Kebaikan. Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk-

Nya yang paling baik dan telah memberikan kepada kita karunia yang membuat kita unik dan
unggul di antara seluruh makhluk yang lain. Karunia tertinggi yang diberikan-Nya kepada
manusia adalah akal, hati nurani, dan iman. Itu semua adalah sarana yang diajarkan-Nya
kepada kita untuk membedakan dan memilih apa yang terbaik bagi diri kita sendiri. Manusia
juga unik karena memiliki kehendak satu-satunya di dalam alam semesta, selain
Allah.Kehendak kita yang kecil hanya dapat dikalahkan oleh kehendak Allah yang lebih
besar.Keterbatasan ini mengandung arti bahwa kita tidaklah bebas dan dibiarkan dengan
kehendak kita sendiri.
111.

Allah telah memberikan kita kebebasan hanya agar kita dapat memutuskan apakah

kita akan tunduk kepada kehendak Allah, memerintah atas nama-Nya, menjadi makhluk
terbaik, dan memiliki yang terbaik diantara makhluk, ataukah kita akan durhaka,
menyebabkan kejatuhan diri kita sendiri, dan ditolak dari rahmat Allah, seperti halnya iblis.
Kemampuan kita untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan bukanlah ujian bagi Allah
untuk menyaksikan bagaimana hamba-Nya akan bersikap. Allah telah menciptakan takdir
kita sebelum Dia menciptakan kita, oleh karena itu Dia sudah mengetahui apa yang akan kita
kerjakan. Hanya orang yang beriman kepada takdir yang akan dilindungi darinya!
112.

Kasih sayang Allah terus-menerus diberikan kepada kita, seperti kebaikan yang telah

diciptakan-Nya. Kehendak kita tidak dapat membawa apa pun yang menjadi hak orang lain
kepada kita, atau mencegah apa pun nasib yang sampai kepada kita. Kita juga tidak dapat
memilih apa yang lebih kita sukai, karena seringkali apa yang kita pilih tergelincir dari
tangan kita, sedangkan apa yang tidak pernah kita inginkan malah mengejar-ngejar kita. Dan
sekalipun kita memiliki apa yang kita pilih, ia pasti akan datang kepada kita.
113.

Jika kita melihat kepada alam semesta, apa yang kita saksikan adalah kehendak

Allah, apa yang tampaknya kita pilih adalah kehendak Allah. Kehendak kita yang kecil hanya
berisi kemampuan kita membuka mata kita untuk menerima semua kebaikan yang
dikehendaki Allah kepada kita, atau untuk menutup mata kita dan tidak menerima apaapa.Seakan-akan kekayaan Allah itu terus-menerus turun laksana air hujan.Kita haruslah
ada untuk menerimanya. Kalau kita tidak berada, maka ia akan hilang dengan percuma. Agar
ada, kita harus membuka mata, pikiran, hati, dan tangan kita.Kita harus sadar dan terjaga.
Itulah cara kita melihat dan menerima kebaikan yang telah diciptakan Allah.

4. Al- Hafiz
114.

Al Hafidz adalah memelihara segala sesuatu dari kemusnahan dan kerusakan, dan

memelihara amal perbuatan hamba-hamba-Nya sampai akhirnya diberi ganjaran dengan


karunia dan anugerah-Nya. Dalam arti lain Al Hafidz ialah Dzat yang memelihara makhluk
dari

semua

bencana

di

dunia

dan

akhirat.

Mahmud Samiy juga berkata, Dikatakan pula bahwa makna Al Hafidh adalah Yang Maha
Memelihara.
5. Al- Waliyy
115.

Maha Melindungi

116.

Allah

Pelindung

orang-orang

yang

beriman

(Q.S.

Al-

Baqarah[2]:257)
117.

Allah SWT selalu melindungi setiap hamba-Nya, terutama yang beriman dan berdoa

kepada-Nya. Oleh karena itu, Allah SWT mempunyai nama Al-Waliyy yang berarti Maha
Melindungi.
6. Al- Wadud
118.

Al Wadud berasal dari al-wudd, yaitu al-hubb, artinya Cinta, maksudnya adalah

cinta kepada kaum mukminin atau dicintai oleh mereka.


119.

Al-Baihaqi berkata: Al-Wadud bagi orang taat kepada-Nya artinya Yang Ridha

terhadap mereka dan Memuji amal perbuatan mereka. Atau seperti makna wudd dalam
firman Allah yang artinya:
120.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang

Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. (QS. Maryam:
96)
121.

Dikatakan bahwa Al-Wadud itu ialah Dzat yang banyak berbuat kebaikan kepada

orang yang dicintai-Nya dengan perbuatan taat.


7. Ar- Rafi

122.

Ar-Rafi berasal dari kata ra-fa-a yang artinya meninggikan, sedang arti Ar-Raafi

sendiri adalah Yang Maha Tinggi.Allah adalah wujud yang Maha Tinggi, bahkan Dia
adalah setinggi-tinggi wujud dalam segala sifat keagungan-Nya.
123.

Dalam al-Quran bisa dijumpai beberapa ayat yang menjelaskan tentang kesibukan

Tuhan dalam meninggikan derajat nabi dan para wali (kekasih)-Nya. Di antaranya adalah
Nabi Isa as yang telah diwafatkan dan kemudian ditinggikan derajatnya oleh Allah swt di
sisi-Nya, setelah di dunia dihinakan oleh ummatnya. Allah berfirman:
8. Al- Muiz
124.

Dia

memberikan

penghargaan

kepada

siapa

pun

yang

Dia

kehendaki,

maka tidak ada satu untuk menurunkan Dia.


9. Al- Afuww
125.

Kata Al-Afw berarti memaafkan dosa-dosa dan tidak membalas orang-orang yang

berbuat salah.Satu pendapat menyatakan bahwa Al-Afuww merupakan kata bentukan


dari Araf ar-riih al-atsara, yang bermakna angin itu menyapu dan menghilangkan bekas.
126.

Seakan-akan orang yang memaafkan dosa itu menghapuskan dosa itu dengan

maafnya.
127.

Makna kata ini juga merujuk pada arti meninggalkan sesuatu dan memintanya.

Karenanya, Afwu adalah meninggalkan sanksi pada yang bersalah, seperti kita meninggalkan
amarah kepada orang yang melakukan kesalahan terhadap kita.
128.
129.

130.
131.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
132.

Allah memiliki 99 nama yang indah atau lebih terkenal dengan sebutan Al-Asma-ul-

Husna. Nama-nama tersebut merupakan cerminan dari perilaku Allah terhadap Hambanya.
Karena itu, jika nama-nama tersebut kita sebut sebagai suatu permohonan, niscaya akan
mempunyai pengaruh yang sangat besar.
133.

Anjuran untuk berdoa menggunakan Asmaul Husna telah tercermin dalam firman

Allah: Hanya milik Allah Asma-Ul Husna, maka berdoalah kepadaNya


dengan menyebut Asma-Ul Husna, dan tinggalkan orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti
mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan.(Surat Al-Arof Ayat 180).
134.
135.

Dalam Sifat Asmaul Husna-Nya Ia telah menujukan kebesaran-kebesaran yang

masuk akal hingga yang tidak masuk akal, semuanya dapat di kehendaki oleh-Nya karena
Allah Maha Kuasa di atas segala-galanya di jagat raya ini, begitu banyak kemurahan dan
nikmat yang di berikan kepada hamba-Nya tanpa pandang bulu, Semua Ia berikan, karena
Allah adalah Dzat yang Maha Pengasih, Maha Pemurah lagi maha Memelihara.
136.

Oleh karena itu sebagai hamba Allah yang taat dan patuh senantiasa akan

mengamalkan sifat-sifat tersebut dalam kehidupan sehari-hari, serta meneladaninya sebagai


wujud kecintaan kita terhadap Allah SWT. Wallahualam Bissawab.
2. Saran- saran
137.

Demi kesumpurnaan makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran

yang bersifat menbangun kearah kebaikan demi kelancara dan kesumpurnaan penulisan ini.

Anda mungkin juga menyukai