Anda di halaman 1dari 72

BAB II

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG LAKITAN 1.2

a. Profil Dan Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Provinsi Dr.


Mohammad Hoesin Palembang
1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Provinsi Dr. Mohammad
Hoesin Palembang
Dr. Mohammad Ali (Dr. Lee Kiat Teng) pada tahun 1953
didirikanlah Rumah Sakit Umum Palembang dan pada 03 Januari
1957 rumah sakit ini mulai beroperasional yang dapat melayani
masyarakat SeSumatera Bagian Selatan meliputi Provinsi Sumatera
Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu dan Bangka Belitung. Saat itu
Rumah Sakit Umum baru memiliki Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat
Inap dengan fasilitas 78 tempat tidur. Setelah operasional beberapa
tahun, Rumah Sakit Umum Palembang memberikan pelayanan
penunjang seperti Laboratorium, Apotik, Radiologi, Emergency dan
peralatan Penunjang Medik Lainnya. Rumah Sakit Umum ini semakin
berkembang dengan adanya fasilitas, sarana dan prasarana, dokter
spesialis dan Sub spesialis sehingga dapat menunjang Rumah Sakit ini
dikategorikan sebagai Rumah Sakit kelas B Pendidikan dan menjadi
Rumah Sakit Tipe A tahun 2012.
Pada tahun 1993 RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
berdasarkan SK Menkes RI No:1134/MENKES/SK/1993 berubah status
dari Rumah Sakit Vertikal (Rumah Sakit Penerimaan Negara Bukan
Pajak) menjadi Rumah Sakit Swadana. Pada tahun 2000 berdasarkan PP
No:122/2000 RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang ditetapkan
sebagai Rumah Sakit Perusahaan Jawatan (PERJAN. Tahun 2005 dengan
adanya kebijakan pemerintah terhadap 13 Rumah Sakit Vertikal termasuk
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, berdasarkan SK MENKES RI
No:1243/MENKES/SK/VIII/2005, tentang penetapan 13 Eks RS
PERJAN Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (BLU) sebagai Rumah Sakit Pendidikan kelas A.
RSMH merupakan Rumah Sakit Pendidikan Utama Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya sesuai SK MENKES Nomor:
HK.02.02/MENKES/192/2015 tanggal 27 Mei 2015 dengan mewujudkan
Academic Health System (AHS), selain itu sesuai dengan PERMENKES
Nomor: HK.02.02/MENKES/390/2019 tanggal 17 Otober 2014
ditetapkan menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional. Dalam upaya
menjamin mutu dan keselamtan pelayanan, maka RSMH sudah meraih
akreditasi paripurna KARS dan akreditasi International JCI di Tahun
2016 dan 2019.

G
ambar 2.1 RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

2. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Umum Provinsi Dr. Mohammad
Hoesin Palembang
a. Visi
Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan Nasional yang Mandiri dan
Terpecaya. “Kesembuhan dan kepuasan Anda merupakan kebahagian
kami”.
b. Misi
1) Menyelenggarakan standarisasi pelayanan pendidikan dan
penelitian.
2) Meningkatkan SDM yang unggul dan berbudaya kerja.
3) Menyelenggarakan produktivitas dan efesiensi.
4) Menjalin kemitraan dengan karingan bisnis Rumah Sakit
secara komprehensif dan berkelanjutan
c. Motto
“Kesembuhan dan kepuasan Anda merupakan kebahagian kami”.

3. Direksi dan Pegawai


a. Direksi
1) Direktur RSUP Moh. Hoesin Palembang: dr. Siti Khalimah,
Sp.KJ, MARS
2) Plt. Direktur Perencanaan, Organisasi & Umum: Ekwanto, SE.,
Ak. MM
3) Direktur Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penelitian dr.
Msy. Rita Dewi, M.S. Sp. A(K), MARS
4) Direktur Keuangan dan Barang Milik Negara Ekwanto, SE. Ak,
MM
5) Plt. Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan & Penunjang : dr.
Marta Hendry, Sp. U (K), MARS
b. Pegawai
Keseluruhan pegawai di Rumah Sakit Umum Dr. Mohammad Hosein
Palembang pada tahun 2023, pegawai Rumah Sakit Umum Dr.
Mohammad Hosein Palembang terdiri dari Dokter Spesialis, Dokter
Umum, Perawat, Bidan, dan Non medis. Di Ruang Rawat Inap
Lakitan 1.2 terdapat 18 perawat.
4. Fasilitas dan Pelayanan
Dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat Rumah
Sakit Umum Dr. Moh. Hoesin Palembang mempunyai pelayanan sebagai
berikut:
a. Fasilitas Umum
1) Bank Sumsel Babel
2) Bank Mandiri
3) Area Parkir Kendaraan 4
4) Ruang Tunggu
b. Fasilitas Khusus
1) Instalasi Gawat Darurat
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Rawat Inap
4) Graha Eksekutif
5) Instalasi Laboratorium
6) Instalasi Radiologi
7) Medical Check Up

5. Jenis – jenis Pelayanan Kesehatan


a. Layanan Rawat Jalan
1) Poli Anak
2) Poli Penyakit Dalam
3) Poli Kandungan
4) Poli Gigi & Mulut
5) Poli Kulit & Kelamin
6) Poli Umum
7) Poli Paru
8) Poli THT
9) Poli Orthopedi
10) Poli Mata
11) Poli Saraf
12) Poli Bedah
13) Poli Jantung & Pembuluh Darah
14) Poli Kesehatan Jiwa
15) Poli Fisioterapi
16) Poli Urologi
17) Hemodialisa
18) ECHO

b. Layanan Rawat Inap


1) President Suite
2) VVIP
3) VIP
4) Kelas 1
5) Kelas 2
6) Kelas 3
7) Khusus
8) Intensif

b. Profil dan Gambaran Umum Ruang Lakitan 1.2


1. Karakteristik Unit
a. Sifat Kekaryaan Ruangan
1) Fokus Telaah
Ruang Lakitan 1.2 merupakan salah satu bagian dari Sub
Instalasi Rawat Inap Bedah yang dulu lebih dikenal dengan Ruang
Bedah Plastik (RBP) dan sebagai pusat perawatan luka bakar di
Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Jenis perawatan
meliputi seluruh kasus luka bakar, bedah plastik, dan kasus bedah
lainnya khususnya untuk pasien anak. Pada bulan Desember tahun
2016 Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang telah
mendapatkan pengakuan Internasional dengan lulusnya JCI (Joint
Commision International) sebagai Rumah Sakit yang bertaraf
internasional. Oleh karena itu ruang Lakitan 1.2 berdasarkan SK
dari Direktur selain untuk pasien luka bakar juga di khususkan
untuk pasien bedah anak baik untuk kelas I, II dan kelas III.
2) Lingkup Garapan
Lingkup garapan di ruang Lakitan 1.2 dalam pelayanan
ruangan meliputi pemenuhan kebutuhan dasar pasien dan
keluarga, serta pemberian intervensi untuk mengatasi masalah
yang muncul baik secara aktual, risiko, maupun potensial.
Peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga tentang
pemeliharaan kesehatan
3) Basis Intervensi
Basis intervensi ruang rawat inap Lakitan 1.2 dalam bidang
pelayanan berupa pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Dalam
bidang pendidikan berupa ketidaktahuan, dan ketidakmampuan
peserta didik dalam mencapai tingkat pengetahuan dan
pengalaman tertentu yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Dalam bidang penelitian dasar
intervensinya berupa lahan penelitian bagi individu atau kelompok
yang ingin meneliti permasalahan pada berbagai unsur diruang
rawat inap Lakitan 1.2

b. Model Layanan
Model layanan yang diterapkan di ruang rawat inap Lakitan 1.2
ini adalah Model Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan
Profesional (SP2KP). SP2KP adalah sistem pemberian pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan pengembangan dari MPKP
(Model Praktek Keperawatan Profesional) dimana dalam SP2KP ini
terjadi kerjasama profesional antara Perawat Primer (PP) dan Perawat
Asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya (Potter & Perry, 2009).
Berdasarkan kajian di ruang Lakitan 1.2, model layanan
menggunakan tim. Berdasarkan kondisi di lapangan didapatkan bahwa
metode tim lebih tepat digunakan karena masing-masing tim dapat
memberikan asuhan keperawatan dengan maksimal. Pada model tim,
perawat bekerjasama memberikan asuhan keperawatan untuk
sekelompok pasien dibawah arahan/pimpinan seorang perawat
profesional (Marquis & Huston, 2000). Pembagian tugas dalam
kelompok dilakukan oleh ketua tim bertanggung jawab. Katim di
lakitan 1.2 di dapatkan 3 katim, antara lain katim 1 menaungi 5
perawat, katim 2 menaungi 5 perawat serta katim 3 menaungi 4
perawat.

c. Kapasitas Unit Ruangan

Gambaran Ruangan Lakitan 1.2

c. Unsur dan Analisis Input


1. Man
a. Kualitas Tenaga Perawat
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di ruang Lakitan 1.2
didapatkan hasil kepala ruangan Lakitan 1.2 berjumlah 1 orang, perawat
kepala tim berjumlah 3 orang, dan perawat pelaksana berjumlah 14
orang. Jadi total keseluruhan perawat di ruang Lakitan 1.2 yaitu 18
perawat.

b. Pengaturan Staf/ Staffing


Pendelegasian tugas di ruang Lakitan 1.2 dilakukan secara
koordinasi antar petugas kesehatan. Kepala ruangan sebagai konsultan
dan pengendalian mutu, perawatan primer memberikan penugasan pada
ketua tim dan perawat pelaksana. Ketua tim memberi
informasi/masukan yang diperlukan kepada perawat pelaksana tentang
klien untuk keperluan asuhan keperawatan, kemudian bersama dengan
perawat pelaksana memberikan implementasi keperawatan kepada
pasien dan mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan dalam
catatan tindakan keperawatan. Di ruangan rawat inap Lakitan 1.2 pre
dan post conference sudah cukup optimal.
Dalam pelaksanaan di lapangan metode yang diterapkan adalah
metode tim. Perawat dalam pelaksanaan tugasnya dibagi menjadi 3
shift, shift pagi dimulai pukul 07.30-14.00 WIB dengan jumlah 5
perawat yang terdiri dari 1 kepala ruangan, 1 kepala tim, dan 3 perawat
pelaksana. Shift sore dari jam 14.00-21.00 WIB dengan jumlah 3
perawat yaitu 1 PJ merangkap perawat pelaksana 2 perawat pelaksana .
Shift malam dari jam 21.00-07.30 WIB dengan jumlah 3 dengan 1 PJ
merangkap perawat pelaksana dan diikuti dengan 3 perawat pelaksana
libur setiap harinya.
Ruangan Lakitan 1.2 memiliki jadwal hari libur berdasarkan
pembagian shift yang telah perawat dapatkan, kecuali kepala ruangan
yang mendapatkan jadwal libur di hari sabtu dan minggu.
c. Kebutuhan Tenaga Perawat
1) Berdasarkan Perhitungan Doughlas
a) Kajian Teori
Menurut Teori Douglas dalam Nursalam (2014) suatu pelayanan
profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung pada
jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien. Menurut
Douglas (1984). Loveridge dan Cummings (1996) klasifikasi
derajat ketergantungan pasien dibagi 3 (tiga) kategori, yaitu:
- Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam,
- Perawatan intermedite memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam,
- Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam/24
jam.
Dougles (1975) tentang jumlah perawat tentang jumlah perawat
yang dibutuhkan pada pagi, sore, dan malam tergantung pada
tingkat ketergantungan pasoien seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1
Klasifikasi Tingkat Ketergantungan Pasien (Berdasarkan Teori D.Orem:
Self-Care Deficit)
No Klasifikasi dan kriteria
1 MINIMAL CARE
Pasien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan
1. Mampu naik-turun tempat tidur.
2. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri.
3. Mampu makan dan minum sendiri.
4. Mampu mandi sindiri/ mandi sebagian dengan bantuan.
5. Mampu membersihkan mulut (mengosok gigi sendiri).
6. Mampu berpakaian dan mendandan dengan sedikit bantuan
7. Mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan.
8. Status psikologis stabil
9. Pasien dirawat untuk untuk prosedur diagnostik
10. Operasi ringan
2 PARTIEL CARE
Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian
1. Membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik-turun tempat tidur.
2. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/ berjalan.
3. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan.
4. Membutuhkan bantuan untuk makan (disuap).
5. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut.
6. Membutuhkan bnatuan untuk berpakaian dan berdandan
7. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/ kamar
mandi)
8. Post operasi minor (24 jam).
9. Melewati fase akut dari post operasi mayor.
10. Fase awal dari penyembuhan
11. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
12. Gangguan emosional ringan
3 TOTAL CARE
Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu
perawat yang lebih lama.
1. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke
kereta dorong /korsi roda.
2. Membutuhkan latihan pasif
3. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intra vena (infus)
atau NGT (sonde).
4. Kebutuhan bantuan untuk kebersihan mulut
5. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
6. Dimandikan perawat
7. Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter 24 jam post operasi
mayor
8. Pasien tidak sadar
9. Keadaan pasien tidak stabil
10. Observasi TTV setiap kurang dari jam.
11. Perawatan luka bakar
12. Perawatan kolostomi
13. Menggunkan alat bantu pernapasan (respirator)
14. Menggunkan WSD
15. Irigasi kandung kemih secara terus menerus
16. Menggunakan alat traksi (skeletal transi)
17. Faktur dan atau pasca operasi tulang belakang/leher
18. Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi.

Tabel 2.2
Jumlah Tenaga Perawat Yang Dibutuhkan Pada Satu Ruang Rawat
Jumlah Klasifikasi
pasien Minimal care Parsial care Total care
Pagi Sor Malam Pag Sore Malam Pagi Sore Malam
e i
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
Dst.

b) Kajian data
Berdasarkan hasil wawancara dan obervasi selama 3 hari di
ruang Lakitan 1.2, diketahui bahwa total pasien rerata di ruang
Lakitan berjumlah 34 pasien dengan rincian sebagai berikut: Pasien
dengan perawatan minimal berjumlah 14 pasien, perawatan parsial
berjumlah 9 pasien, dan perawatan total berjumlah 11 pasien.
Berikut perhitungan kebutuhan perawat berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien di ruang Lakitan 1.2
Tabel 2.3
Perhitungan Kebutuhan Perawat Berdasarkan Tingkat Ketergantungan
Pasien di Ruang Lakitan 1.2
Jumlah Klasifikasi
pasien Minimal care (14 Partial care (9 pasien) Total care (11 pasien)
pasien)
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
34 14x0 14x0, 14x0,10 9x0,27 9x0, 9x0,07= 11x0 11x0 11x0,20
,17=, 14=1. =1,4 =2,43 15=1 0,9 ,36= ,30= =2,2
2,38 96 ,35 3,96 3,3

Keterangan:
- Shift Pagi : 2,38+1,96+1,4 = 5,74 (6)
- Shift Sore : 2,43+1,35+0,9 = 6,4 (6)
- Shift Malam : 3,96+3,3+2,20 = 12,2 (12)
- Total : 6+6+12 = 24

Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk perhari bertugas diruang


Lakitan 1.2 berjumlah 24 orang.

Analisis: Berdasarkan tabel 2.3 kebutuhan perawat di ruang Lakitan


1.2 idealnya berjumlah 24 perawat dengan rincian sebagai berikut:
keseluruhan shift yang tepat seharusnya berjumlah 24 perawat, hal ini
berbeda dengan pelaksanaan dilapangan yang mana kebutuhan
perawat pada hari itu keseluruhan shift hanya berjumlah 18 perawat
(75%) yang terbagi menjadi 7 perawat di shift pagi, 4 perawat di shift
sore dan 3 perawat di shift malam yang mana proses asuhan
keperawatan jika dibandingkan antara lapangan dengan teori
kebutuhan tenaga perawat cukup kurang sebanyak 6 perawat (25%).
Masalah: Masih kurangnya kebutuhan tenaga perawat di ruang
Lakitan 1.2 di lihat dari perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan
berdasarkan Douglas sebanyak 6 perawat (25%) dari total perhitungan
24 perawat.
d. Pendidikan Perawat Ruangan
Berdasarkan peraturan pelaksanaan undang-undang nomor 38
tahun 2014 tentang keperawataan: perawat profesi adalah perawat
lulusan pendidikan profesi keperawataan yang merupakan program
profesi keperawataan dan program spesialis keperawatan. Serta perawat
vokasi keperawatan adalah perawat lulusan pendidikan vokasi
keperawatan paling rendah program Diploma Tiga Keperawatan. Dan
di jelaskan juga pada ayat (3) ners merupakan perawat lulusan program
profesi keperawataan yang mempunyai keahlian khusus dalam asuhan
keperawatan.

Tabel 2.4
Pendidikan Perawat Ruang Lakitan 1.2
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
1 Fridaningsih Kepala Ners - PPI (2019)
Fitriani Siagian Ruangan - K3 RS (2022)
- Patient safety (2019)
- BHD (2022)
- Manajemen Nyeri
(2019)
- Service Excellent
(Komunikasi Efektif)
(2023)
- Perawatan Luka dasar
(2017)
- Perawatan Luka
Lanjutan (2017)
- Perawatan Stoma (2016)
- Emergency Nursing For
Advanced Level (ENIL)
- Phlebotomy (2015)
- Keperawatan anak dasar
(2019)
- Resusitasi neonates
(2019)
- Clinical instructure (CI)
(2021)
- SP2KP (2021)
2 Siti Aisyah Kepala Tim Ners -PPI (2019)
I -K3RS (2022)
-Patient safety (2019)
-BHD (2019)
-Manajemen nyeri
( 2019)
- BTCLS (2021)
3 Dian Triana Sari Kepala Tim Ners - PPI (2017)
2 - K3 RS (2018)
- Patient Safety (2018)
- BHD (2018)
- EKG Dasar/ ECG (2019)
- Manajemen Nyeri (2019)
- Etika Disiplin (2018)
- BTCLS (2022)
- Perawatan Luka
Lanjutan (2017)
- Keperawatan Anak
Dasar (2019)
- Resusitasi Nonatus
(2019)
4 Putri Wulandari Kepala Tim Ners - PPI (2018)
3 - K3 RS (2018)
- Patient Safety (2018)
- BHD (2018)
- EKG Dasar/ ECG (2022)
- Manajemen Nyeri (2019)
- Etika Disiplin (2018)
- BTCLS (2021)
- Keperawatan Anak
Dasar (2019)
- Resusitasi Nonatus
(2019)
- Clinical Instructure
(2021)
5 Amalia Perawat AMK - PPI (2019)
Pelaksana - K3 RS (2022)
- Patient Safety (2019)
- BHD (2019)
- Manajemen Nyeri (2019)
- Service Excellent
(Komunikasi Efektif)
(2019)
6 Rahmat Perawat Ners - PPI (2021)
Kurniawan Pelaksana - K3 RS (2021)
- Patient Safety (2019)
- BHD (2019)
- Manajemen Nyeri (2019)
- Service Excellent
(Komunikasi Efektif)
(2019)
- Etika Disiplin (2019)
- BTCLS (2022)

7 Tri Meilana Perawat Ners - BHD (2019)


Hasanah Pelaksana - BTCLS (2019)
8 Muhammad Perawat Ners - PPI (2018)
Albar Pelaksana - K3 RS (2018)
- Patient Safety (2018)
- BHD (2018)
- Manajemen Nyeri (2019)
- Keperawatan Anak
Dasar (2019)
9 Sellyavanny Perawat Ners - BHD (2021)
Pelaksana
10 Lindriani Utami Perawat Ners - PPI (2018)
Pelaksana - K3 RS (2022)
- Patient Safety (2018)
- BHD (2018)
- EKG Dasar/ ECG
- Etika Disiplin (2018)
11 Fatimah Apriani Perawat AM.Kep - PPI (2019)
Pelaksana - K3 RS (2022)
- Patient Safety (2018)
- BHD (2018)

12 Rendi Perawat Ners


Pelaksana
13 Lia Agustinah Perawat Ners - PPI (2019)
Pelaksana - K3 RS (2029)
- Patient Safety (2019)
- BHD (2019)
- EKG Dasar/ ECG (2022)
- Manajemen Nyeri (2019)
- Etika Disiplin (2019)
- Keperawatan Anak
Dasar (2019)
- Onkologi Anak Dasar
(2019)
- Workshop Akreditasi
(2014)
- Workshop Code Blue
(2019)
14 Meili Diana Perawat AMK - PPI (2019)
Pelaksana - K3 RS (2022)
- Patient Safety (2019)
- BHD (2019)
- Manajemen Nyeri (2019)
- Service Excellent
(Komunikasi Efektif)
(2019)
- Etika Disiplin (2018)
- BTCLS (2011)
- BTLS (2011)
15 Riajeng Dwi Perawat Ners - EKG Dasar/ECG (2022)
Safitri pelaksana - Manajemen Nyeri (2019)
- Perawatan Luka Dasar
(2019)
- Intensif Dasar (<3 bulan)
16 Atika Nofita Sari Perawat AMK - PPI (2019)
pelaksana - K3 RS (2022)
- Patient Safety (2019)
- BHD (2019)
- Manajemen Nyeri (2019)
- Etika Disiplin (2019)
- Perawatan Stoma (2019)
- Keperawatan Anak
Dasar (2019)
- Resusitasi Nonatus
(2019)
- Workshop Akreditasi
(2014)

17 Desy Marta Perawat AMK - PPI (2019)


pelaksana - K3 RS (2022)
- Patient Safety (2019)
- BHD (2019)
- Manajemen Nyeri (2019)
- Service Excellent
(Komunikasi Efektif)
(2019)
- Perawatan Luka Dasar
(2011)
- Etika Disiplin (2019)
- Perawatan Luka
Lanjutan (2018)
- Keperawatan Anak
Dasar (2019)
- Resusitasi Nonatus
(2019)
18 Ari Harmawan Perawat Ners - BTCLS (2019)
Pelaksana - BTCLS (2019)
Analisis :
Berdasarkan analisa dan wawancara yang dilakukan pada perawat di Lakitan 1.2,
dapat diketahui bahwa rata-rata perawat di ruangan lakitan 1.2 sudah mengikuti
pelatihan keperawataan.
2. Money
a. Kajian Teori
Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 pendapatan asli
daerah adalah sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah
yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-
lain pendapatan asli daerah yang sah. Salah satu fungsi rumah sakit
adalah memberikan pelayanan kesehatan bagi petugas medis maupun
non medis.
Sistem keuangan Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan
dari manajemen keuangan adalah sasaran pertama yang harus
diperbaiiki agar dapat memberikan data dan informasi yang mendukung
para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan keputusan maupun
pengamatan serta pengendalian kegiatan rumah sakit.

b. Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang merupakan rumah sakit Negeri, yang pembiayaannya
bersumber dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan BPJS dan
pasien umum.

3. Material
a. Kajian Teori
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan
keperawatan yang meliputi kebutuhan (jumlah, jenis dan spesifikasi)
serta pengelolaannya dalam upaya mewujudkan pelayanan
keperawatan yang berkualitas (Depkes, 2011). Berikut standar
peralatan yang harus ada di ruang rawat inap:
1) Alat Medis
a) Kajian Teori
Tabel 2.5
Standar Peralatan Medis Rawat Inap
No Nama Alat Jumlah Minimal
1 Stetoskop 1 : 6 TT sesuai ruang
rawat
2 Thermometer Digital 1/ kamar (kecuali 1 bh/
ruang isolasi/ infeksius/
kamar dengan 1 TT)
3 Tensimeter 2/bangsal
4 Timbangan BB 1/ bangsal
5 Pengukur Panjang/ tinggi 1/ bangsal
badan
6 Penlight/ lampu senter 1/ bangsal
7 EKG 1/ bangsal
8 Infus Pump 1 set/ kamar
9 Syringe Pump 1 set/ kamar
10 Pulse Oksimetri 2-4/ bangsal
11 Diagnostik set 1/ bangsal
12 Speculum hidung 1/ bangsal
13 Reflek hammer 1/ bangsal
14 Emergency kit dan set 1/ bangsal
resusitasi: set BHP emergency
15 Troli emergency dengan 1/ lantai perawatan
defibrillator
16 Tiang Infus 1 set/ bed
17 Oksigen set dan flowmeter 1 set/kamar
18 Kursi roda 1/ bangsal
19 Brankar 1/ bangsal
20 Lampu periksa 1/ bangsal
21 Nebulizer 1 set/ bangsal
22 Suction Pump 1 set/ bangsal
23 Film viewer 1/ bangsal
24 Minor surgery instrument set 1/ bangsal
25 Vena suction set 1/ bangsal
26 Suction pump dinding 1/ bangsal
27 Handscrub 1/ TT
28 Oksigen Transport 1/ bangsal
Sumber: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020

b) Kajian Data
Tabel 2.6
Alat Medis di Ruang Lakitan 1.2
Peralatan medis dan keperawatan
N NamaAlatmedis / Jumlah Jumlah yang Kurang Ket.
o keperawatan standar ada
Bai Rusak
k
1 Bed side monitor 2 1 0 1
2 Bed pasien 34 34 - -
3 Narkase 34 34 - -
4 Infus pump 3 2 - 1
5 Syringe pump 3 2 - 1
6 Trolley emergency 1 1 - -
7 Trolley injeksi 3 3 - -
8 ECG 1 1 - 0
9 Stetoskop 3 3 - -
1 Laringoscope dewasa 1 1 - -
0
1 Laringoscope anak 1 1 - -
1
1 Brankar 2 0 - 2
2
1 Regulator O2 dinding 34 0 34 34 Tidak
3 layak
kalibrasi
1 Tiang Infus 40 34 - 34
4
1 Timbangan BB/TB 1 - 1 1
5
1 Lampu Baca Rongent 1 1 - -
6
1 Pispot 22 11 - 11
7
1 Urinal 22 11 - 11
8
1 Termometer 5 4 1 0
9
2 Lemari Obat 1 1 - -
0
2 Suction manual 1 1 - -
1
2 Restole 4 4 - -
2
2 Nebulizer 2 2 - -
3
2 Defribilator 0 - - 1
4
2 Pulse Oksimetri 4 3 1 1
5
2 Rak Syringe
1 1 0 0
6 pump/infus pump
Sumber: Data Primer Ruang Lakitan 1.2 2023

Analisis: Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di ruang Lakitan


1.2 pada tanggal 29-30 Maret 2023, alat medis di ruang Lakitan 1.2 telah
memenuhi standar alat medis yang harus ada di ruang rawat inap.

2) Alat Linen/Tenun
a) Kajian Teori
Merupakan penetapan kebutuhan alat tenun berdasarkan
jumlah, jenis, dan spesifikasi menjamin tersedianya alat
tenun yang memadai untuk mencapai pelayanan
keperawatan. Berikut standar alat linen di ruang rawat:
Tabel 2.7
Standar Linen di Ruang Rawat Inap
No Nama Barang Ratio Pasien Alat
1 Sprei 1:5
2 Taplak meja 1:3
3 Handuk kecil 1:3
4 Sarung bantal 1:6
5 Baju pasien 1:5
6 Perlak 1:5
7 Celana 1 :5
Sumber: Departemen Kesehatan RI, 2020

b) Kajian Data
Berikut daftar alat linen di ruang lakitan 1.2:
Tabel 2.8
Alat Linen di Ruang Lakitan 1.2

No Nama Rati Kondisi Standar


Barang o
1 Sprei 1:3 Baik Sesuai
2 Taplak meja 2 Baik Sesuai
3 Selimut 1:2 Baik Sesuai
4 Sarung bantal 1:3 Baik Sesuai
5 Baju pasien 20 Baik Sesuai
6 Perlak 0 - -
7 Celana 0 - -
Analisis: Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di
ruang lakitan 1.2 alat linen di ruangan lakitan 1.2 sudah memenuhi
standar.

4. Machine
a. Kajian Teori
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau
mengubah energi untuk melakukan membantu pelaksanaan tugas
manusia. Biasanya membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk,
mengirim energi yang telah diubah menjadi sebuah keluaran yang
melakukan tugas yang telah di setel, machine atau mesin digunakan
untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih
besar serta menciptakan efesiensi kerja. Berikut adalah standar alat
mekanik yang harus ada di ruang rawat inap:

Tabel 2.11
Standar Alat Mekanik di Ruang Rawat Inap
No Nama Alat standar
1. EKG 1:1
2. Syringe Pump 1:2
3. Suction 1:1
4 Bedside 1:1
Monitor
5 Nebulizer 2
Sumber : Kementrian Kesehatan 2020

b. Kajian Data
Tabel 2.12
Tabel machine diruang Lakitan 1.2
No Nama Alat standar Jumlah Jumlah Keterangan
Awal Akhir
1. EKG 1:1 1 1 Terpenuhi
2. Syringe 1:2 2 2 Terpenuhi
Pump
3. Suction 1 1 1 Terpenuhi
4 Bedside 1:1 1 1 Terpenuhi
Monitor
5 Nebulizer 2 2 Terpenuhi
6 Infus Pump 3 2 Kurang
Analisis:
Berdasarkan hasil analisis dari alat mekanik penunjang di ruang Lakitan
1.2, dapat diketahui bahwa beberapa alat sudah terpenuhi sesuai standar
hanya saja alat yang kurang yaitu infus pump.

5. Method
a. Standar Asuhan Keperawatan
Menurut Marr dan Biebing (2008) standar adalah suatu tingkat
kinerja yang secara umum dikenal sebagai sesuatu yang diterima,
adekuat, memuaskan dan digunakan sebagai tolak ukur atau titik acuan
yang digunakan sebagai pembanding. Sedangkan menurut Schroeder
(2007) standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek
terhadap staf atau suatu kondisi pada pasien atau sistem yang telah
ditetapkan untuk dapat diterima sampai pada wewenang tertentu.
Standar perawatan adalah uraian tingkat asuhan keperawatan yang
kompeten seperti yang diperlihatkan oleh proses keperawatan yang
mencakup semua tindakan penting yang dilakukan oleh perawat dalam
memberikan perawatan dan membentuk dasar pengambilan keputusan
klinik (Retnariska, 2012).
Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai pedoman dan
instrumentasi penerapan standar asuhan keperawatan yang disusun oleh
Depkes yaitu:
1) Standar I pengkajian keperawatan
Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan
dikumpulkan secara terus menerus, tentang keadaannya untuk
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan, data kesehatan harus
bermanfaat bagi semua anggota tim kesehatan. Komponen
pengkajian keperawatan meliputi kumpulan data yang harus
menggunakan format yang baku, sistematis, diisi sesuai item yang
tersedia, aktual dan valid.

2) Standar II diagnosa keperawatan (SDKI)


Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status
kesehatan pasien, dianalisis dan dibandingkan dengan norma
kehidupan pasien, dan diagnosa keperawatan dihubungkan dengan
penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien dan
komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan tanda atau gejala.

3) Standar III perencanaan atau intervensi keperawatan (SIKI)


Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose
keperawatan komponennya meliputi prioritas masalah, tujuan
asuhan keperawatan dan rencana tindakan.

4) Standar IV implementasi keperawatan


Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan tindakan yang
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara
maksimal yang mencangkup aspek peningkatan, pencegahan dan
pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan keluarga.

5) Standar V evaluasi keperawatan


Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis,
terencana untuk menilai perkembangan pasien dan menilai hasil
dari setiap tindakan keperawatan yang sudah dilakukan.
6) Standar VI dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan dilakukan secara individu oleh perawat
selama dirawat inap maupun rawat jalan yang digunakan sebagai
informasi, komunikasi dan laporan. Dokumentasi dibuat setelah
tindakan dilakukan sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan
setiap mencatat harus mencantumkan inisial atau paraf atau nama
perawat, menggunakan formulir yang baku, dan disimpan sesuai
peraturan yang berlaku.

Tabel 2.13
SAK (Standar Asuhan Keperawatan)
N:10
No SAK N Persentase
1 Pengkajian 10 100%
2 Diagnosis 10 100%
3 Intervensi 10 100%
4 Implementasi 10 100%
5 Evaluasi 10 100%
6 Dokumentasi 10 100%
Total 100%
Analisis: Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, di
ruang lakitan 1.2 semua tindakan perawatan dan SAK (Standar
Asuhan Keperawatan) tetap mengacu pada sumber yang diterbitkan
oleh RSUP Dr. Mohammad Hoesin. Standar ini diperlukan untuk
menentukan mutu pelayanan, bagaimana kegiatan-kegiatan akan
dikerjakan dan seberapa baik kegiatan-kegiatan tersebut dikerjakan.
b. Standar Operasional Prosedur
Menurut Arnani (2016) Standart operating procedures (SOP)
adalah serangkaian intruksi kerja tertulis yang di lakukan
(terdokumentasi) mengenai proses penyelengaraan administrasi
perusahaan, bagaimana dan kapan harus, di lakukan, di mana dan oleh
siapa di lakukan.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, di ruang rawat
inap lakitan 1.2, mempunyai standar operasional prosedur diantaranya:
seperti SOP Pelepasan Infus, SOP memasang infus, SOP mengganti
cairan infus.

MELEPAS INFUS
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 13 SEP 2019
OPRASIONAL
PENGERTIAN Melepaskan IV catether dari dalam pembuluh darah
vena
TUJUAN 1. Menghentikan tindakan pengobatan melalui
vena
2. Menghentikan pemberian cairan dan elektrolit
melalui vena
3. Menghentikan pemberian nutrisi parenteral
KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur Utama RSUP Dr.
Muhammad Hoesin Palembang Nomor :
UK.1.12/II/1160/2013 tentang Pedoman
Pengembangan Manajemen Kinerja (PMK)
Perawat/Bidan RSUP Dr. Muhammad Hoesin
Palembang
2. Keputusan Direktur Utama RSUP Dr.
Muhammad Hoesin Palembang Nomor :
YR.01.03/II/015/2017 tentang Panduan
Sistem Pemberian pelayanan Keperawatan
Profesional (SP2KP) RSUP Dr. Muhammad
Hoesin Palembang
PROSEDUR PROSEDUR ALAT:
1. Sarung tanga bersih
2. Alcohol swab
3. Plester hipoalergi

PELAKSANAAN:
1. Identifikasi klien
2. Lakukan kebersihan tangan sesuai indikasi
3. Gunakan ADP sesuai indikasi
4. Jaga privasi pasien
5. Matikan aliran infus dengan menurunkan
klem
6. Basahi plester dan iv dresing yang merekat
pada kulit pasien dengan menggunakan
alcohol sweb
7. Lepaskan plester dan iv dresing secara
perlahan
8. Tekan tempat tusukan dengan alcohol sweb
9. Cabut IV cateter secara perlahan
10. Fiksasi bekas tusukan menggunakan plester
hipoalergik
11. Rapikan pasien dan evalusi respon pasien
terhadaptindakan
12. Bereskan alat dan buang sampah sesuai
panduan pemilahan lembah
UNIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat (IGD),
TERKAIT Intalasi BHC, Instalasi Bedah Sentral (IBS), Instalasi
Hemodelisa, Instalasi Radiologi, Intensif

STANDAR
PROSEDUR Tindakan Memasang Infus Ya Tidak
OPERASIONAL
PENGERTIAN Memasukan IV catether ke √
dalam pembuluh darah vena dan
disambungkan dengan infus set
TUJUAN 1. Sebagai akses untuk √
mempertahakan atau
mengangti cairan dan
elektrolit

2. Sebagai akses untuk
memasukan produk darah √
3. Sebagai akses untuk
pemberian obat-obat
intravena

4. Sebagai akses untuk √


mempertahakan atau
mengangti cairan dan
elektrolit

5. Sebagai akses untuk
memasukan produk darah
6. Sebagai akses untuk
pemberian obat-obat √
intravena
7. Sebagai akses untuk
pemberian nutrisi parenteral
KEBIJAKAN 1. Keptusan Direktur Utama √
RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang Nomor:
UK.01.12/II/1160/2013
tentang pedomen
pengembangan manajemen
kinerja (PMK)
Perawat/Bidan RSUP Dr.
Mohammad Hoesin
Palembang
2. Keputusan Direktur Utama
RSUP Dr. Mohammad
Hoesin nomor: √
YR.01.03./II/015/2017
tentang pamanduan Sistem
Pemberian Pelayanan
Perawatan propesional
(SP2KP) RSUP Dr.
Mohammad Hoesin
Palembang
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT:
1. Infus set steril √
(makro/mikro)
2. IV catheter /wing needle √
steril

3. Kolf infus yang diperlukan
4. Alcohol swab √
5. Transparan film
6. Plester/transparan plester √
7. Gunting
8. Bengkok √
9. Standar infus √
10. Underpad
11. Torniquet √
12. Sarung tangan bersih
13. Jam tangan dengan √
petunjuk detik
PELAKSANAN

1. Identifikasi pasien
2. Lakukan kebersihan
tangan sesuai indikasi
3. Gunakan APD sesuai √
indikasi
4. Jaga privasi pasien √
5. Isi etiket pada kolf

infus .tuliskan nama obat
apabila ada obat yang
dicampurkan kedalam
cairan
6. Tusukan infus set kolf
infus dalam keadaan di
klem √
7. Gantungkan kolf infus
pada standar infus √
8. Isi tabung pada selang
infus dengan dengan
cairan 1/2 nya atau sesuai √
dengan garis atau ukuran
yang tersedia
9. Alirkan cairan infus

kedalam selang infus set
dan pastikan tidak ada
udara didalamnya
10. Pasang underpad dibawah
anggota tubuh yang akan
dipasang infus √
11. Pilih vena yang akan
ditusuk (besar dan ada
dipertemukan) dan mulai √
dari bagian distal)
12. Bersihkan area kulit yang
akan di insersi
13. Lakukan perbendungan √
dengan torniquet kurang
lebih 10-12cm di atas area
ditusukan √
14. Desinfikasi daerah insersi
dengan alkohol swab
dengan gerakan memutar

keluar (sirkuler keluar)
15. Tusukan IV cathere ke
vena dengan lubang jarum
mengadap ke atas setelah
alkohol kering hingga
darah keluar dan dapat √
dilihat pada IV catheter
16. Lepaskan tourniquet
sambungkan selang infus
set dengan IV
chateter ,longgarkan kleam
infus untuk melihat
kelancaran tetesan cairan √
17. Tutup area tusukan dengan
transparan film bila tetesan
cairan lancar
18. Fiksasikan selang infus
19. Atur tetesan cairan sesuai
kebutuhan /order therapy
20. Tulis tanggal pemasangan √
infus di sekitar area
therapy
21. Rapikan pasien dan √
evaluasi respon pasien
terhadap tindakan √
22. Bereskan alat dan buang

sampah sesuai panduan
pemilihan imba

UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap ,Instalasi


Gawat Darurat (IGD),
Instalasi BHC instalasi bedah √
sentral (IBS) Instalasi
Hemodilisa . Instalasi
Radiologi .Intensif

STANDAR TINDAKAN MENGGANTI Ya Tidak


PROSEDUR CAIRAN INFUS
OPERASIONAL
PENGERTIAN Suatu tindakan mengganti cairan infus √
sekarang dengan cairan infus yang
baru sesuai program therapy
TUJUAN 1. Mempertahankan atau mengganti √
cairan dan elektroit
2. Pemberian nutrisi parentral
KEBIJAKAN 3. Keputusan direktur Utama RSUP √
Dr.Mohammad Hoesin Palembang
Nomor : UK.01.12./1160/2013
pengembangan manajemen kinerja
(PMK) Perawat/Bidan RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang
4. Keputusan Direktur Utama RSUP
Dr. Mohammad Hoesin nomor:
YR.01.03./II/015/2017 tentang
pamanduan Sistem Pemberian
Pelayanan Perawatan propesional
(SP2KP) RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang

PROSEDUR PERSIAPAN ALAT √


1. Cairan infus sesuai therapy
2. Jam tangan dengan petunjuk detik
PELAKSANAAN

1. Identifikasi pasien √
2. Lakukan kebersihan tangan
sesuai indikasi √
3. Isi etiket pada kolf infus
pengganti ,tuliskan nama obat √
apabila ada obat yang √
dicampurkan kedalam cairan √
4. Hentikan aliran infus dengan
cara menurunkan pengatur √
tetesan infus
5. Buka penutup pada kolf infus
pengganti √
6. Cabut infus set dari kolf infus √
yng lama √
7. Hubungkan infuset dengan kolf
infus yang baru dengan cara √
menusukkan infuset secara tepat
dan cepat tanpa menyentuh
ujungnya
8. Gantung kolf yang baru pada
standar infus
9. Periksa ada tidaknya udara pada
selang infus
10. Atur teteskan cairan sesuai
program therapy
11. Rapikan pasien dan evaluasi
respon pasien terhadap Tindakan

c. Data Pasien 3 Bulan Terkahir


Pasien adalah orang yang memiliki kelemahan fisik atau mentalnya
menyerahkan pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti
pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan (Wilhamda, 2020).
Total pasien di ruang Lakitan 1.2 RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang pada bulan Desember-Februari 2023 berjumlah 206 pasien,
dengan 10 penyakit terbanyak antara lain : Luka Bakar, Hidrocephalus,
Hirschsprung’s Diasese, Gizi Buruk, Malformasi Anorectal, osteosarcoma,
retinoblastoma, Large Esotrapia. SOL, Spina Bifida.

Tabel 2.2
Jenis Penyakit Tertinggi di Ruang Lakitan 1.2 RSUD Dr.
Mohammad Hoesin Palembang

Bulan Januari Febuari


Luka Bakar Hipospadia
Penyakit
Hidrocephalus Luka Bakar
Hirschsprung’s Disease Fraktur
Gizi Buruk Hirschsprung’s
Disease
Malformasi Anorectal Malformasi
Anorectal
Osteosarcoma Kontraktur

Retinolblastoma CTEV

Large Esotropia Higroma Colli

SOL Hidrocephalus

Spina Bifida Vulnus Laceratum

Sumber: Data Primer Ruang Lakitan 1.2, 2023

c. Peserta Didik yang Berpraktik di RSMH


Pengelolaan pendidikan klinik dapat diartikan sebagai proses
pembeljaran peserta pendidikan untuk mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan sesuai dengan kewenangan tingkat pendidikanya
pembelajaran klinik merupakan satu kesatuan proses pembelajaraan
yang di mulai di kelas dan dilanjutkan di klinik atau rumah sakit di
mana peserta pendidikan klinik memeproleh tambahan pengetahuan,
keterampilan, keprofesian yang terkait dalam pembelajaraan klinik.
No Institusi Jumlah peserta
1 Ikest MP 100
2 Fakultas kedokteran Unsri 405
3 Poltekes 27

d. Unsur dan Analisis Proses


1. Proses pelayanan keperawatan sistem pemberian pelayanan keperawatan
profesional berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 29-31
Marer 2023 didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Meeting Morning
Meeting morning adalah pertemuan singkat dan rutin yang di
laksankan pada pagi hari sebeluum di mulainya operan jaga antara
shift malam ke shift pagi. waktu tang di butuhkan untuk melakukan
meeting morning yakni sekitar 20 menit. Tujuan dari pelaksanaan ini
adalah untuk koordinasi internal ruang perawataan sebagai wahana
bertukarnya informasi dan koomunukasi, meeting ini di ikuti oleh
karu, dan semua staff perawat yang jaga malam da pagi kegiatan ini di
pimpin oleh kakru dan di laksanakan di nurse station.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal tanggal 29-31
Marer 2023 2023 didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.16
Presentase Proses Pelaksanaan Meeting Morning Di Ruang
Lakitan 1.2 Periode 29-31 Maret 2023 (n=3)

No Aktivitas Ya Tidak Catatan

Persiapan

1 Karu sudah mempersiapkan materi √


dan informasi mengenai kegiatan-
kegiatan non keperawatan diruangan
tersebut

2 Karu sudah mempersiapkan materi


dan informasi mengenai kegiatan-
kegiatan √

non keperawatan diruangan tersebut


3 Karu Sudah menyiapkan salah satu √
staf untuk menjadi notulen.

4 Meeting morning diikuti oleh


seluruh staf yang jaga pagi dan
malam √

Pelaksanaan

1 Karu memulai meeting morning √


dengan salam dilanjutkan dengan
doa
pembuka.

2 Karu memberikan arahan kepada staf √


dengan materi yang telah
disiapkan sebelumnya

3 Karu melakukan klarifikasi apa yang √


telah disampaikan kepada staf

4 Memberikan kesempatan kepada √


staf untuk mengungkapkan
permasalahan
yang muncul di ruangan

5 Bersama-sama staf √
mendiskusikan Pemecahan
masalah yang dapat
Ditempuh

6 Karu memberi motivasi dan √


reinforcement kepada staf.

Penutup

1 Karu menutup meeting morning √

2 Karu menandatangani catatan notulen √

Jumlah %

Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners


Analisis:

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruangan Lakitan 1.2


selama empat hari dalam 3 shift kerja pagi, didapatkan bahwa panduan
tetap (SOP) sudah ada dan pelaksanaan kegiatan meeting morning di
Lakitan 1.2 sudah ada beberapa point variabel yang dinilai telah
terlaksanakan seperti: karu menyiapakan tempat untuk melakukan
meeting morning, karu membuka meeting morning dilanjutkan dengan
doa bersama, karu memberikan informasi dan arahan kepada staff serta
melakukan klarifikasi apa yang telah disampaikan kepada staff,
memberikan kesempatan staff untuk mengungkapkan permasalahan
yang muncul di ruangan, bersama-sama staff mendiskusikan
pemecahan masalah yang dapat di tempuh, karu memberi motivasi dan
reinforcement kepada staff. Tetapi kegiatan meeting morning ini jarang
dilakukan di Lakitan 1.2 sehingga pelaksanaan kegiatan meeting
morning diruang Lakitan 1.2 dikategorikan cukup.
Masalah: Tidak Ada Masalah

b. Pre Conference
Pre conference menurut MPKP (2016) di antaranya adalah katim
membuka acara pre conference kemudian menyusun rencana harian
perawat pelaksana, memberikan tindak lanjut dan masukan berdasarkan
asuhan keperawataan yang telah di berikan saat ini serta memberikan
reinforcement serta menutup kegiatan pre conference. Berdasarkan
observasi selama 3 hari, presentase proses pelaksaan pre conference di
Ruang Lakitan 1.2 dapat dilihat tabel di bawah ini
Tabel 2.17
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksaan pre conference Di Ruang
Lakitan 1.2 Periode 29-31 Maret 2023
n:3

No Aktivitas Y Tidak Catatan


a

Persiapan

1 Ketua tim menyiapkan ruangan √


2 Ketua tim menyiapkan rekam √
medik dan buku laporan shift
pasien

Pelaksanaan

1 Ketua tim/PJ membuka pre √


conference dengan salam dan
berdoa jika belum dilakukan

2 Ketua tim/PJ menjelaskan √


tujuan dilakukannya
preconference

3 Ketua tim/PJ memandu √ `


pelaksanaan preconference

4 Ketua tim/PJ menjelaskan √


masalah keperawatan pasien,
keperawatan, dan rencana
keperawatan yang menjadi
tangung jawabnya

5 Ketua tim/PJ membagi tugas √


kepada anggota tim dengan
memperhatikan keseimbangan
Kerja

6 Mendiskusikan cara dan strategi √


pelaksanaan asuhan pasien
/tindakan

7 Ketua tim / Pj memotivasi untuk √


memberikan tanggapan dan
penyelesaian masalah yang
sedang di diskusikan

8 Ketua tim/ PJ mengklarifikasi √


kesiapan anggota tim untuk
melaksanakan asuhan
keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya

9 Ketua tim/PJ memberikan √


reinforcement positif pada
anggota tim

10 Ketua tim/PJ menyimpulkan √


hasil preconference
Penutup

1 Ketua tim/PJ mengakhiri √


preconference

2 Ketua tim/PJ mendokumentasikan √


preconference

Jumlah 14

Analisis:
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruangan Lakitan 1.2
selama empat hari dalam 3 shift kerja pagi, didapatkan 100% dengan
kategori ( sangat baik) bahwa panduan tetap (SOP) yang sudah ada
dan pelaksanaan kegiatan pre conference di ruangan rawat inap
Lakitan 1.2 sudah ada beberapa point variabel yang dinilai telah
terlaksanakan secara keseluruhan.
Masalah: Tidak Ada Masalah

c. Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang
hasil kegiatan sepanjang shift berikut dan sebelum operan ke shift
berikutnya (amalia, et.all, 2015)
Berdasarkan observasi selama 4 hari, presentase proses pelaksaan post
conference di Ruang Lakitan 1.2 dapat dilihat tabel di bawah ini

Tabel 2.17
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksaan Post Conference Di Lakitan
1.2 Periode 29-31 Maret 2023
n=3

No Aktivitas Ya Tidak Catatan


Persiapan
1 Karu/PJ shift sudah √
mempersiapkan buku laporan
shift dan melengkapi buku
laporan tim menyiapkan
ruangan
2 Ketua tim menyiapkan rekam √
medic dan buku laporan shift
pasien
Pelaksanaan
1 Katim/Pj Shift membuka post √
conference dengan salam dan
berdoa jika belum dilakukan
2 Katim/Pj Shift menjelaskan √
tujuan dilakukannya post
conference
3 Katim/Pj Shift memandu √
pelaksanaan post conference
dan mempersilahkan perawat
pelaksana menjelaskan tentang
hasil tindakan /hasil asuhan
keperawatan yang telah
dilakukannya
4 Perawat pelaksana menjelaskan √
tentang hasil tindakan /hasil
asuhan keperawatan yang telah
dilakukannya
5 Katim/Pj shift menerima √
penjelasan dari perawat
pelaksana tentang hasil
tindakan/hasil asuhan
keperawatan yang telah
dilakukan perawat pelaksana
6 Katim/Pj shift mendiskusikan √
masalah yang ditemukan dalam
memberikan askep pasien dan
mencari upaya penyelesaian
masalahnya
7 Perawat pelaksana ikut √
mendiskusikan masalah yang
ditemukan dalam memberikan
askep dan mencari upaya
penyelesaian masalahnya
8 Katim/Pj shift memberikan √
reinforcement pada perawat
pelaksana
9 Katim/Pj shift menyimpulkan √
hasil post conference
10 Mengklarifikasi pasien sebelum √
melakukan operan tugas jaga
berikutnya
Penutup
1 Ketua Tim/PJ mengakhiri √
postconference
2 Ketua Tim /PJ √
mendokumentasikan
postconference
Masalah : Tidak ada masalah

Berdasarkan analisi selama 3 hari terhadap 3 tim di nyatakan bahwa


nilai dari post conference 100 % dengan kategori (sangat baik)

d. Orientasi
Pasien Baru Berdasarkan observasi selama 4 hari, persentase proses
pelaksaan orientasi pasien baru di Ruang Lakitan 1.2 dapat dilihat
tabel di bawah ini :

Tabel 2.18
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksaan Orientasi Pasien Baru
Di Ruang Lakitan 1.2 Periode 29-31 Maret 2023
n:10

No Kegiatan Ya Tidak Catatan


A. Pre Interaksi
1 Mengumpulkan data tentang √
Pasien
2 Membuat rencana Pertemuan √
dengan pasien
B. Orientasi
1 Memberi salam dan tersenyum √
kepada Pasien
2 Memperkenalkan nama diri √
3 Menanyakan nama panggilan √
kesukaan Pasien
4 Menanyakan perasaan Pasien √
5 Menjelaskan peran perawat √
6 Menjelaskan tugas perawat √
7 Menjelaskan kegiatan (orientasi) √
yang akan dilakukan
8 Menjelaskan tujuan kegiatan √
(orientasi)
9 Menjelaskan waktu yang √
dibutuhkan untuk kegiatan
orientasi
10 Menjelaskan kerahasiaan √
C. Kerja
1 Menanyakan keluhan utama √
Pasien
2 Memberi kesempatan bertanya √
3 Memulai dengan ajakan untuk √
Berkonsentrasi
D. Materi
1 Menjelaskan hak pasien/keluarga √
2 Menjelaskan kewajiban √
pasien/keluarga
3 Menjelaskan petugas yang akan √
Merawat
4 Menjelaskan bahwa setiap hari √
akan
disampaikan catatan
perkembangan dan rencana
perawatannya
5 Menjelaskan tarif pelayanan √
6 Menjelaskan hak pasien/keluarga √
7 Menjelaskan tarif pelayanan √
8 Menjelaskan syarat √
pengurusan administrasi
9 Menjelaskan fasilitas yang ada √
Diruangan
10 Mendemonstrasikan cara √
penggunaan fasilitas yang ada
diruangan
11 Menjelaskan tata tertib kamar √
tunggu
12 Memberitahukan tempat-tempat √
Penting
13 Menjelaskan denah ruangan √
14 Memulai discharge planning √
15 Menandatangan surat pernyataan √
E. Terminasi
1 Menyimpulkan hasil kegiatan √
2 Memberikan pujian positif √
3 Merencanakan tindak lanjut √
kepada
Pasien
4 Melakukan kontrak selanjutnya √
5 Mengakhiri pertemuan dengan √
cara
yang baik dan tersenyum
Jumlah 350 100%
Masalah : Tidak Ada Masalah

e. Discharge Planning
Discharge Planning merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pelayanan dalam kesehatan untuk membantu pasien dan keluarga
dalam menetapkan kebutuhan, mengembangkan, dan
mengimplementasikan serta mengkoordinasikan rencana perawatan
yang mungkin dilakukan setelah pasien pulang dari rumah sakit dalam
upaya meningkatkan atau mempertahankan derajat kesehatannya
(Spanth, 2010).
Berdasarkan observasi selama 4 hari, presentase proses pelaksaan
discharge planning di Ruang Lakitan 1.2 dapat dilihat tabel di bawah
ini.

Tabel 2.18
Perbandingan ideal dan aktual discharge planning Di Ruang
Lakitan 1.2 Periode 29-31 Maret 2023

Ideal Actual
Perencanaan pemulangan Discharge planning di ruang
pasien (discharge planning) rawat Lakitan 1.2 mengacu pada
inap mengacu pada pedoman pedoman RS Moh. Hosein
RSMH Palembang bertujuan Palembang berdasarkan form
untuk mempersiapkan kebutuhan Perencanaan Pemulangan Pasien
pasien saat di rumah atau untuk (Discharge Planning).
pemulihan dalam 24 jam pertama Berdasarkan hasil observasi
diruangan. selama kajian situasi dari tanggal
29-31 Maret 2023 didapatkan:
Kriteria pasien yang dilakukan
perencanaan Pemulangan 1. Mengidentifikasi siapa yang
(Discharge Planning) saat akan merawat pasien dirumah
assessmen awal adalah: a. Memperoleh tujuan pasien
dan keluarga untuk
1. Pasien lanjut usia >60tahun
dirawat di rumahsakit
2. Pasien dengan gangguan
b. Memberikan informasi
anggota gerak
kepada pasien dan
3. Pasien dengan kebutuhan
keluarga tentang langkah-
pelayanan kesehatan medis
langkah discharge
atau keperawatanyang
planning
berkelanjutan/panjang
c. Menjelaskan kepada
(misalnya penyakit kronis,
pasien dan keluarga bahwa
pasien dengan rawat luka yang
mereka dapat
lama,dll)
menggunakan booklet
4. Pasien yang dinilai akan
untuk bertanya dan
memerlukanbantuandalam
menuliskan pertanyaan
aktifitas sehari –haridirumah
masalah atau keluhan yang
dialami
Tujuan dilakukan discharge 2. Mendidik pasien dan keluarga
planning adalah menyiapkan tentang kondisi pasien di
pasien untuk menyesuiakan diri di setiapkesempatan dan
rumah dan dimasyarakat setelah mengajarkan kembali
pulang dari rumah sakit untuk a. Menjelaskan obat kepada
menyiapkan pengetahuan, pasien dan keluarga
keterampilan, dan sikap pasien dengan mudah serta
maupun keluarga mengenai mendiskusikan kembali
penyakit pasien, pemberian obat, kemajuan perawatan
aktivitas dan perawatan seharí- pasien dalam mencapai
hari dan pemberian nutrisi yang tujuandanpemulangan.
benar. b. Melibatkan pasien dan
keluarga dalam praktik
Kegiatan yang dilakukanmeliputi:
perawatan untuk
1. Include (Melibatkan) mempersiapkan perawatan
Melibatkan pasien dan dirumah
keluarga sebagai mitra penuh 3. Menyiapkan pasien dan
dalam proses perencanaan keluarga
pulang. a. Peralihan atau transisi ke
rumah
a. Selalu menyertakan pasien
4. Menggunakan teknik
dan keluarga dalam
mengajarkan kembali untuk
pertemuan tim tentang
menilai seberapa baik pemberi
perencanaan. Discharge
pelayanan telah menjelaskan
planning bukan peristiwa
diagnosis,
satu kali, tetapi sebuah
proses yang berlangsung
selama dirawat di rumah
sakit.
b. Mengidentifikasi anggota
keluarga atau teman yang
akan memberikan
perawatan di rumah dan
melibatkan mereka dalam
diskusi.
1. Discuss (Berdiskusi) a. Meninjau daftar obat
Mendiskusikan dengan pasien dicocokkan dengan pasien dan
dan keluarga lima hal utama keluarga
untuk mencegah terjadinya
masalah di rumah:
a. Menjelaskan bagaimana
kehidupan di rumah yang
akan terjadi seperti
lingkungan rumah,
dukungan yang diperlukan,
makanan apa yang boleh
dimakan atau yang harus
dihindari oleh pasien,
kegiatan/ aktivitas yang
boleh dilakukan atau
dihindari.
b. Ulasan obat.
Mendiskusikan masing –
masing tujuan dari setiap
obat, berapa banyak obat
yang harus dimakan,
waktu, carameminumnya,
potensi efek sampingdan
bila obat habis bagaimana
cara memperolehnya.
c. Menyoroti tanda - tanda
gejala dan masalah.
Mengidentifikasi tanda-
tanda gejala atau potensi
masalah yang dapat
terjadi. Tuliskan nama dan
kontak informasi dari
seseorang untuk
menghubungi jika ada
masalah.
d. Menjelaskan hasil tes.
Menjelaskan hasil tes
kepada pasien dan
keluarga. Jika hasil tes
tidak tersedia pada
perencanaan, beritahu
pasien dan keluarga kapan
mereka harus
mendapatkan hasil dan
mengidentifikasi siapa
yang harus mereka
hubungi jika belum
mendapatkan hasil sesuai
tanggal tersebut.

2. Educate (Mengedukasi)
Memberikan pendidikan
tentang kondisi pasien, proses
pemulangan, dan langkah-
langkah selanjutnya disetiap
kesempatan kepada pasien
dan keluarga selama dirawat
di rumah sakit dengan
menggunakan bahasa
sederhana.
Memberikan semua
informasi lebih banyak
tentang kondisi pasien dan
langkah selanjutnya pada hari
pemulangan. Perencanaan
pulangharus menjadi proses
yang berkelanjutan selama
pasien dirawat di rumah sakit,
bukan peristiwa yang
dilaksanakan hanya satu kali.
Selama di rumah sakit
perawat bertanggungjawab
untuk :
a. Mendatangi pasien dan
keluarga saatpasien masuk
dan setiap hari
memperhatikan kemajuan
pasien dalam mencapai
tujuan
b. Melibatkan pasien dan
keluarga dalam laporan
timbang terima setiapshift
c. Berbagi daftar tertulis dari
obat-obatan setiap pagi.
Menjelaskan nama obat,
dosis, frekuensi, cara
meminumnya dan efek
samping yangmungkin
terjadi

f. Handover
Handover (serah terima pasien) adalah proses pengalihan dan
wewenang dan tanggung jawab terutama untuk memberikan
perawatan klinis kepada pasien dari satu perawat ke perawat lain
(Nursalam , 2018)
Berdasarkan observasi selama 3 hari, presentase proses pelaksanaan
Handover di Ruang Lakitan 1.2 dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel 2.18
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksanaan
Handover Di Ruang Lakitan 1.2 Periode 29-31
Maret 2023 (n=10)

Variabel Yang Dinilai Observasi

No Ya Tidak Catata n

1 Perawat pemberi operan √


menyiapkan tempat untuk
oper

2 Perawat pemberi operan √


menyiapkan rekam medis
yang telah diisi dengan
rekam keperawatan yang
lengkap sesuai shift jaga

3 Kepala ruang/PN/AN √
memimpin operan diawali doa
Bersama

4 Perawat mengoperkan status √


kesehatan pasien dengan cara
membacakan rekan
Keperawatan

5 Perawat mengoperkan nama √


pasien, diagnose medis dan
masalah keperawatan

6 Perawat mengoperkan √
tindakan keperawatan
mandiri dan kolaborasi yang
telah dilakukan beserta hasil
dan waktu pelaksanaan

7 Perawat menyebutkan √
Perkembangan/ kondisi fisik

8 Perawat menyebutkan √
rencana tindakan
keperawatan mandiri dan
kolaborasi yang akan
dilakukan dan waktu
pelaksanaan

9 Perawat penerima operan √


melakukan pengecekan
kelengkapan dokuman asuhan
keperawatan

10 Perawat penerima operan √


mencatat hal-hal yang
dioperkan untuk setiap
pasien dalam buku peran
tugas

11 Perawat pemberi dan √


penerima operan melakukan
kunjungan pasien dalam
rangka klarifikasi dan
konfirmasi

12 Perawat yang mengoperkan 


menginformasikan Berikutnya

13 Perawat penerima operan 


memberi salam kepada
pasien/keluarga serta
mengenalkan diri dengan
komunikasi yang baik

14 Perawat pemberi dan √


penerima operan
menandatangani bukuoperan
tugas

15 Pemberi dan penerima √


operan saling memberikan
reinforcement

16 Ka Ruang/PN/AN/ menutup √
operan dengan baik

Jumlah 14 2 87,5%
Analisis: Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan diruang
Lakitan 1.2 didapatkan hasil handover termasuk dalam kategori
penilaian baik. Namun waktu handover agak sedikit lebih lama atau
memakan waktu, Hal ini mungkin dilakukan karena jumlah kamar
dan pasien yang banyak dan perawat yang dinas tidak berjumlah
sesuai yang akibatnya pelaksanaan dilapangan dibutuhkan kecepatan
dalam menyelesaikan tugas-tugas berikutnya di shift yang sedang
dijalankan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 3
hari didapatkanhari pertama sampai hari ke tiga selama 3 shift
(pagi,siang,malam) seluruh perawat telah melakukan handover sesuai
dengan standar operasional tetapi fokus handover yang diterapkan
kurang terfokus pada masalah keperawatan yang sedang dialami oleh
pasien dan juga pada point mengoperkan tindakan keperawatan
mandiri dan point menyebutkan rencana tindakan keperawatan
mandiri yang selanjutnya akan dilakukan terbilang jarang dilakukan
oleh perawat.
Masalah : Permasalahan timbang terima kurang berfokus ke
masalah keperawatan pasien

e. Unsur dan Analisis Output


1. Pencapaian Instrumen ABC
1) Instrumen A
a) Tinjauan teori
Asuhan Keperawatan adalah merupakan suatu tindakan kegiatan
atau proses dalam praktik keperawatan yang diberikan secara langsung
kepada klien (pasien) untuk memenuhi kebutuhan objektif klien,
sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapinya, dan
asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah ilmu
keperawatan (Nursalam, 2014).
Manajemen pada proses keperawatan mencakup manajemen pada
berbagai tahap dalam keperawatan. Pengkajian merupakan langkah
awal dalam keperawatan yang mengharuskan perawat setempat
mungkin mendata pengalaman masa lalu pasien, pengetahuan yang
dimilki, perasaan, dan harapan kesehatan di masa datang.
b) Pengkajian
Pengkajian ini meliputi proses pengumpulan data, memvalidasi,
dan menginterpretasikan informasi tentang pasien sebagai individu
yang unik.
c) Diagnosa keperawatan
Diagnosis merupakan tahap pengambilan keputusan profesional
dengan menganalisis data yang telah dikumpulkan. Keputusan yang
diambil dapat berupa rumusan diagnosis keperawatan, yaitu respon
biopsikososio spiritual terhadap masalah kesehatan aktual maupun
potensial. Proses diagnosis mencakup pengelompokan data analisis,
dan merumuskan diagnosis. Diagnosis keperawatan ada yang bersifat
aktual, potensial, dan posibel. Perawat yang akan merumuskan
diagnosis keperawatan harus mempunyai pengetahuan luas tentang
fisiologipatologi, area masalah keperawatan, serta kemampuan secara
objektif dan kritis. Diagnosis keperawatan yang telah dirumuskan
harus dimasukkan dalam daftar masalah keperawatan klien dan
ditandatanganioleh perawat yang bersangkutan.
d) Intervensi
Perencanaan keperawatan yang dibuat setelah perawat mampu
memformulasikan diagnosis keperawatan. Perawat memilih metode
khusus dan memilih sekumpulan tindakan alternatif untuk menolong
pasien mempertahankan kesejahtraan yang optimal. Semua kegiatan
keperawatan harus menggunakan sumber-sumber yang tersedia
melalui penetapan tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
e) Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan langkah berikutnya dalam
proses keperawatan. Semua kegiatan yang digunakan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien harus direncankan untuk
menunjang tujuan pengobatan medis, dan memenuhi tujuan rencana
keperawatan. Implementasi rencana asuhan keperawatan berarti
perawat mengarahkan, menolong, mengobservasi dan mendidik semua
personil keperawatan dan pasien, termasuk evaluasi perilaku dan
pendidikan, merupakan supervisi keperawatan yang penting. Perawat
profesional harus menggunakan semua teknik manajemen, yang salah
satunya adalah supervisi.selain itu, untuk membantu staf memberikan
asuhan keperawatan dengan baik, perawat harus mampu menggunakan
sikap kepemimpinan yang meyakinkan bahwa pasien benar-benar
menerima asuhan yang diperlukan setiap waktu, dan dengan cara
seperti yang diinginkan. Rencana asuhan keperawatan adalah daftar
instruksi dokter dan kegiatan rutin, biasanya mencakup pengobatan,
obat-obatan, serta instruksi keperawatan. Sedangkan untuk interaksi
keperawatan, biasanya disebut rencana asuhan keperawatan.
f) Evaluasi
Evaluasi adalah langkah kelima dalam proses keperawatan.
Evaluasi merupakan pertimbangan sistematis dan standar adri tujuan
yang dipilih sebenarnya, dibandingkan dengan penerapan praktik yang
aktual dan tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan
yang diberikan hanya dapat dibuat jika tujuan yang diidentifikasiakn
sebelumnya cukup realistis dan dapat dicapai oleh perawat, pasien, dan
keluarga. Kelima langkah dalam proses keperawatan ini dilakukan
terus-menerus oleh perawat, melalui metode penugasan yang telah
ditetapkan olehpara manajer keperawatan sebelumnya. Para manajer
keperawatan (terutama manajer tingkat bawah) terlibat dalam proses
manajerial yang melibatkan berbagai fungsi manajemen, dalam rangka
memengaruhi dan menggerakkan bawahan. Hal itu dilakukan agar
mampu memberikan asuha keperawatan yang memadai, dengan kode
etik danstandar praktik keperawatan (Yayan dan Suarli, 2010).

g) Kajian data (Instrumen A Kelengkapan dokumentasi asuhan


keperawatan)
Setelah dilakukan studi rekam medik pada 10 rekam medik pasien
didapatkan penilaian Asuhan keperawatan di Ruang Lakitan 1.2 adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.35
Pengkajian proses Asuhan Keperawatan Di Ruang Lakitan 1.2
Periode 29-31 Maret 2023
N=10
No Aspek yang Dinilai Ya Tidak

A Pengkajian

1 Mencatat data yang dikaji sesuai dengan 10 0


pedoman pengkajian

2 Data dikelompokkan (bio-psiko-sosial- 10 0


spiritual)

3 Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang 10 0

4 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan 10 0


antara status kesehatan dengan norma dan pola
fungsi kehidupan

B Diagnosa

1 Dx. Keperawatan berdasarkan masalah yang 10 0


telah dirumuskan

2 dx. keperawatan mencerminkan PE/PES 10 0

3 Merumuskan diagnosa keperawatan aktual 10 0


atau potensial

C Perencanaan

1 Berdasarkan dx keperawatan 10 0

2 Disusun menurut urutan prioritas 10 0

3 Rumusan tujuan mengandung komponen 10 0


pasien/subyek, perubahan, perilaku, kondisi
pasien, dan/atau kriteria waktu

4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan 10 0


dengan kalimat perintah, terinci dan jelas

5 Rencana tindakan menggambarkan 10 0


keterlibatan pasien/keluarga

6 Rencana tindakan menggambarkan kerja sama 10 0


dengan tim kesehatan lain

D Tindakan

1 Tindakan dilaksanakan mengacu pada renana 10 0


perawatan

2 Perawat mengobservasi respon pasien terhadap 10 0


tindakan keperawatan

3 Revisi tindakan berdarakna hasil evaluasi 10 0

4 Semua tindakan yang telah dilaksanakan 10 0


dicatat ringkas dan jelas

E Evaluasi

1 Evaluasi mengacu pada tujuan 10 0

2 Hasil evaluasi dicatat 10 0

F Catatan asuhan keperawatan

1 Menulis pada format yang baku 10 0

2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan 10 0


yang dilaksanakan

3 Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah 10 0


yang baku dan benar

4 Setiap melakukan tindakan atau kegiatan 10 0


perawat mencantumkan paraf atau nama jelas,
dan tanggal, jam dilakukan tindakan

5 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai 10 0


dengan ketentuan berlaku

Jumlah 240 0

Persentase 100% 0%

Sumber: observasi mahasiswa Profesi Ners IKesT 2023

Analisa :
Berdasarkan hasil studi rekam medik yang dilakukan diruang Lakitan
1.2 terhadap 10 rekam medis didapatkan hasil bahwa dari 10 rekam
medis terebut proses keperawatan telah dilakukan sebanyak 100%,
penilaian berada pada kategori sangat baik.

2) Instrumen B (Standar Asuhan Keperawatan)


a) Peningkatan Komunikasi yang Efektif

Tabel 2.24
Pelaksanaan Peningkatan Komunikasi yang Efektif di ruang Lakitan 1.2
Periode 29-31 Maret 2023
n = 10
No Variabel Ya Tidak
1 Keluarga mendapatkan penjelasan 
tentang kondisi pasien
2. Keluarga dijelaskan tentang tata tertib 

3. Keluarga pasien diberikan penjelasan 


tentang perkembangan pasien
4. Dokumentasi perawat di R.M 

5. Dokumentasi medis di R.M 

Jumlah 5
Persentase 100% 0%
Sumber : Observasi Mahasiswa Profesi Ners
Analisa
Berdasarkan observasi yang dilakukan, didapatkan persentase
komunikasi yang efektif sebesar 100% dengan kategori sangat baik. Ini
menunjukkan bahwa perawat di ruang Lakitan 1.2 sudah sangat baik
dalam melakukan komunikasi teraupetik yang efektif kepada pasien.
Komunikasi bagian penting dalam menunjang keberhasilan proses
kesembuhan pasien. Komunikasi yang salah, berdampak pada kesalahan
tindakan yang akan dilakukan dan memicu terjadinya konflik pasien dan
perawat, karena komunikasi bagian akses informasi yang diperoleh
pasien, dan hak pasien yang harus diperoleh.
b) Proses Pemberian Obat
Tabel 2.25
Pengukuran Instrument Patient Safety: Pemberian Obat

di ruang Lakitan 1.2 Periode 29-31 Maret 2023

No Variabel Ya Tidak
1. Kerapian lemari tindakan obat yang Efektif 

2. Tersedianya loker pemisahan obat antar 


pasien
3. Pemberian label nama pasien dan dosis pada 
obat pasien
4. Pemisah obat norum (nama obat, rupa dan 
ucapan mirip)
5. Penyimpan obat sesuai indikasi tempat 
penyimpanan
6. Tersedia obat-obat emergency 

7. 6 benar dalam pemberian obat (benar obat, 


dosis, waktu, cara, pasien, dokumentasi)
8. Pemberian nama obat dan drif pada botol 
infuse.
9. Menjelaskan manfaat obat yang diberikan 
pada pasien
10. Perawat menjelaskan efek samping pemberian 
obat yang telah diberikan kepada pasien
Jumlah 10
Persentase (%) 100%
Sumber : Hasil Observasi Mahasiswa Profesi Ners
Analisa
Pemberian obat dengan prinsip 6 benar serta penjelasan oleh
tenaga perawat pada pasien maupun keluarga tentang manfaat dan efek
samping dari obat yg diberikan telah dilakukan dengan sangat baik,
pencapaian persentase keseluruhan dari item penilaian dalam
penatalaksanaan pemberian obat mencapai 100%.

c) Risiko Infeksi Nosokomial


Tabel 2.26
Pengukuran Instrument Patient Safety :Resiko Infeksi Nosokomial
Di Ruang Lakitan 1.2 Periode 29-31 Maret 2023
No Variabel Ya Tidak
1 Perawat dapat melakukan cuci tangan 6 
langkah dengan benar
2 Perawat mencuci tangan ditempat yang 
sudah disediakan
3 Handsrub tersedia 
4 Handuk / tissue untuk mengelap setelah 
cuci tangan tersedia
5 Mempunyai tempat sampah infeksius 

6 Mempunyai tempat sampah non infeksius 

7 Mempunyai tempat kotor linen 

8 Mempunyai tempat pembuangan 


benda tajam
9 Perawat menjelaskan langkah cuci tangan 
kepada keluarga dan pasien
Jumlah 7 2
Persentase (%) 78% 22%
Sumber : Hasil Observasi Mahasiswa Ners
Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 3 hari kerja
shift pagi didapatkan pada Pengukuran Instrument Pasien Safety : Resiko
Infeksi Nosokomial didapatkan ada 1 variabel yang masih tidak dilakukan
yaitu Sebagian perawat tidak menjelaskan langkah-langkah cuci tangan
kepada keluarga dan pasien serta perawat tidak mengedukasi kembali
tentang bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar. Dari hasil
observasi menunjukkan bahwa hampir seluruh pasien dan keluarga tidak
mengetahui cara yang tepat untuk mencuci tangan. Masalah : Sebagian
dari perawat tidak menjelaskan langkah cuci tangan kepada keluarga dan
pasien.

d) Risiko Jatuh
Tabel 2.27
Pengukuran Instrument Patient Safety Resiko Jatuh
Di Ruang Lakitan 1.2 Periode 29-31 Maret 2023
No Variabel Ya Tidak
1 Perawat mengerti tentang pengkajian resiko 
Jatuh
2 Perawat sudah pernah melakukan 
pengidentifikasian resiko jatuh
3 Perawat antusias dalam melaksanakan 
pengidentifikasian resiko jatuh
4 Perawat mau mengaplikasikan kembali 
pengidentifikasian resiko jatuh
5 Perawat sudah menjelaskan tentang resiko 
jatuh kepada pasien
6 Perawat sudah menanggani pasien dengan 
benar terkait dengan resiko jatuh
7 Perawat sudah memasang label atau tanda 
resiko jatuh pada pasien
Jumlah 7
Persentase (%) 100%
Sumber : Hasil Observasi Mahasiswa Ners

e) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)


Berdasarkan Hasil Observasi 3 hari pada 29-31 Maret 2023
Dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.28
Pengkajian Data Pengendalian Infeksi Di Ruang Lakitan 1.2 Periode
29-31 Maret 2023
No Variabel Ya Tidak
1 Membuang sampah infeksius di tempat 
sampah berwarna kuning
2 Membuang sampah non infeksius di tempat 
sampah berwarna hitam
3 Mengumpulkan linen infeksius di dalam 
kantong bewarna kuning
4 Mengumpulkan linen non infeksius kedalam 
kantong bewarna putih/tempat linen kotor non
infeksius
5 Membuang jarum,vial,ampul ke dalam tempat 
sampah tajam
6 Perawat mengajarkan etika batuk dan bersin 
kepada keluarga dan pasien
7 Penggunaan APD pada rekonstitusi sediaan 
injeksi kering (non sitostatika) dengan
pelarutnya
Jumlah 7
Persentase (%) 100%
Sumber : Hasil Observasi Mahasiswa Ners
Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa
pencegahan dan pengendalian infeksi sudah bagus. Semua perawat sudah
membuang sampah infeksius dan non-infeksius, juga sudah membuang
benda tajam pada tempatnya, di koridor ruangan terdapat banner tentang
etika batuk dan bersin alangkah baiknya untuk mencegah infeksi semakin
meluas perawat memberika edukasi tata cara batuk dan bersin yang benar.

3) Instrumen C
a) Admission Care
 Tinjauan teori
Admission care merupakan salah satu dari intervensi yang
ada didalam NIC (Nursing Intervention Clasification) yang
didalamnya berisi tentang bagaimana cara melakukan pelayanan
keperawatan pada pasien yang baru masuk ruang rawat inap
(Purta, 2016).
Tujuan : Mengorientasikan pasien/ keluarga tentang fasilitas dan
pelayanan, mengetahui kondisi pasien dan membuat
perencanaan keperawatan
 Kajian data
Setelah dilakukan pengkajian tentang admission care didapatkan
hasil sebagai berikut:

Tabel 2.36
Admission Care di Ruangan Lakitan 1.2
Periode 29-31 Maret 2023
N= 2
No Aspek yang dinilai Ya Tidak

1 Perawat mengenalkan diri 2 0

2 Sediakan privasi untuk klien dan keluarga 2 0

3 Orientasikan klien dan keluarga pada 2 0


lingkungan sekitar

4 Orientasikan klien dan keluarga pada 2 0


fasilitas yang lain

5 Lakukan pengkajian riwayat 2 0

6 Lakukan pengkajian fisik awal 2 0

7 Lakukan pengkajian keuangan awal 2 0


dengan cara yang tepat

8 Lakukan pengakajian psikososial awal 2 0


dengan tepat

9 Lakukan pengkajian religius awal dengan 2 0


tepat

10 Sediakan klien dengan hak dan kewajiban 2 0


klien

11 Dokumentasikan informasi yang 2 0


didapatkan

12 Pelihara kerahasiaan data klien 2 0

13 Kenali resiko klien untuk masuk kembali 2 0


ke unit perawatan

14 Buat diagnosa perawatan 2 0


15 Mulai membuat discharge planning 2 0

16 Implementasikan pencegahan/ keamanan 2 0


dengan cara yang tepat

17 Berikan gelang identitas pada tangan klien 2 0

18 Beritahukan dokter tentang klien dan 2 0


status klien

19 Dapatkan order dari dokter untuk 2 0


perawatan klien

Jumlah 38 0
Persentase 100% 0
Sumber :Observasi mahasiswa profesi Ners IKesT MP 2023

Analisa
Berdasarkan hasil tabel yang ada diatas didapatkan hasil 100%,
admission care berada pada kategori penilaian sangat baik.

b) Menyiapkan Darah Untuk Pemeriksaan Laboratorium


 Tinjauan teori
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal dengan
istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah dalam
praktek laboratorium klinik, ada tiga macam cara memperoleh
darah, yaitu tusukan vena, tusukan kulit, dan tusukan arteri atau
nadi
 Tujuan
 Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi
syarat untuk dilakukan pemeriksaan
 Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi,
needle stick injury) akibat vena punctie bagi tugas maupun
penderita
 Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan
pengambilan darah (phlebotomy)
 Kajian data
Berdasarkan hasil pengkajian tentang menyiapkan darah untuk
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2.38
Menyiapkan Darah Untuk Pemeriksaan Laboratorium
Periode 29-31 Maret 2023
N= 6
No Observasi
Aktivitas
Ya Tidak
Persiapan:

1 Botol tabung/tabung tempat spesimen yang 6 0


sudah diberi label

2 Spuit steril, berbagai ukuran 6 0

3 Kapas alkohol dalam tempatnya 6 0

4 Tourniquet 6 0

5 Formulir pemeriksaan 6 0

Persiapan pasien

1 Pasien diberi tahu tentang tindakan yang 6 0


akan dilakukan

2 Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan 6 0

Kriteria pelaksanaan
1 Cuci tangan 6 0

2 Menetukan pembuluh darah yang akan 6 0


ditusuk pengambilan darah

3 Mendesinfeksikan permukaan kulit yang 6 0


akan ditusuk menggunakan kapas alcohol

4 Memasang tourniquet 6 0

5 Mengambil darah pemeriksaan dengan 6 0


jumlah sesuai kebutuhan

6 Memasukkan darah kedalam tempat yang 6 0


sudah disediakan

7 Mencantumkan nama pasien 6 0


a. rekam medis
b.tanggal dan jam pengambilan bahan
pemeriksaan darah

8 Cuci tangan 6 0
9 Mengirim darah dan menyertakan formulir 6 0
pemeriksaan yang sudah diisi dan ditanda
tangani dokter

JUMLAH 94 0
PRESENTASE 100% 0%

Analisis
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa menyiapkan darah
untuk pemeriksaan laboratorium bernilai 100% yang berarti berada
pada kategori sangat baik.

c) Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan


pasien
 Tinjauan teori
Bad making (mengganti alat tenun) mengganti alat tenun kotor
dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur klien diatas tempat
tidur dan pada tempat tidur kosong.
 Tujuan
 Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang dan
nyaman.
 Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan
menciptakan alat tidur yang bebas dari kotoran atau lipatan.
 Untuk meningkatkan gambaran diri dan harga diri klien dengan
menciptakan tempat tidur yang bersih, rapi dan nyaman.
 Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme prinsip-prinsip
mengganti alat tenun.

 Prinsip-prinsip mengganti alat tenun


 Menggunakan prinsip asepsis dengan menjaga alat tenun yang
lama agar jauh dari badan perawat (tidak menempel pada
seragam)
 Jangan mengibaskan alat tenun lama, karen hal ini dapat
menyebarkan mikroorganisme lewat udara
 Linen (alat tenun) lama jangan diletakkan dilantai untuk
mencegah penyebaran infeksi
 Ketika mengganti alat tenun, gunakan prinsip body mechanics
 Jaga privasi, kenyamanan dan keamanan dari klien
 Bila klien kurang kooperatif gunakan rails

 Kajian data
Berdasarkan hasil observasi tentang mengganti alat tenun
kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan pasien didapatkan
hasil sebagai berikut:

Tabel 2.39
Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan pasien
Periode 29-31 Maret
N= 6
No Observasi
Aktivitas
Ya Tidak
Persiapan:

1 Alat tenun tempat tidur yang bersih dalam 2 0


atas troli

2 Tempat kain kotor bertutup 2 0

3 Ember berisi larutan desinfektan 0 2

4 Lap kerja kering dan basah 0 2

5 Pasien diberi penjelasan 2 0

6 Dilakukan oleh 2 orang perawat 2 0

Kriteria pelaksanaan

1 Cuci tangan 1 1

2 Perawat bedrada disisi kiri dan kanan 2 0


tempat tidur

3 Selimut dan bantal yang tidak perlu 2 0


diletakkan diatas kursi atau bangku

4 Pasien dimiringkan disisi tempat tidur 2 0


5 Lepaskan alat tenun yang kotor lalu 2 0
digulung satu persatu sampai dibawah
punggung pasien

6 Stik laken dan perlak digulung setengah Tdd tdd


sejauh mungkin

7 Perlak dibersihkan dengan larutan Tdd tdd


desinfektan lalu dikeringkan digulung
ketengah sejauh mungkin

8 Laken yang bersih digulung setengah 2 0


bagian, kemudian gulungannya diletakkan
dipunggung pasien dan setengah bagian
lagi diratakan diatas perlak serta
dipasangkan pada kasur

9 Pasien dimiringkan pada bagian yang 2 0


bersih

10 lepaskan alat tenun yang kotor dan 2 0


dimasukkan kedalam tempat tertutup

11 Ratakan laken yang bersih dengan stik 2 0


laken dan perlak, pasangkan pada kasur.

12 Mengganti sarung bantal yang kotor 2 0

13 Bantal disusun, pasien dimiringkan pada 2 0


posisi yang nyaman

14 Selimut kotor diganti dengan yang bersih 2 0

15 Peralatan dibersihkan, dibereskan dan 2 0


dikembalikan ketempat semula

16 Cuci tangan 2 0

JUMLAH 22 5
PRESENTASE 75% 25%

Analisis
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti didapatkan
nilai 75% dengan kategori sangat baik.

d) Injeksi Intrakutan
 Tinjauan teori
Injeksi intradermal/intrakutan: obat diinjeksikan ke dalam lapisan
kulit bagian atas, sehingga akan timbul indurasi kulit. Tindakan
menyuntikkan obat secara intrakutan yang sering dilakukan yaitu
tindakan skin test, tes tuberkulin/ Mantoux test.
 Kajian data
Berdasarkan hasil observasi tentang mengganti injeksi subkutan
didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.40
Injeksi Intrakutan periode 29-31 Maret 2023
N= 2
Observasi
No Aktivitas
Ya Tidak
Persiapan alat:

1 Spuit 1 cc dan jarum steril dalam tempatnya 6 0

2 Obat-obatan yang diperlukan 6 0

3 Kapas alkohol dalam tempatnya 6 6

4 Gergaji ampul Tidak dikaji

5 Nacl 0,9% aquades 6 0

6 Bengkok 6 0

Persiapan pasien

1 Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang 6 0


akan dilakukan

Pelaksanaan

1 Cuci tangan 6 0

2 Menggulung lengan baju pasien bila perlu Tidak dikaji

3 Mengisi spuit dengan obat yang akan di skin 6 0


test sejumlah 0,1 cc di larutkan dengan Nac
0,9% aquades menjadi 1 cc

4 Mendesinfeksi kulit yang akan disuntik 6 0


menggunakan kapas alkohol kemudian
diregangkan dengan tangan kiri perawat

5 Menyuntikkan obat secara intracutan sampai 6 0


kulit menggelembung

6 Menilai reaksi obat setelah 15 menit dari waktu 6 0


penyuntikan hasil + bila terdapat tanda
kemerahan pada daerah penusukan dengan
diameter minimal 1 cm

7 Mencatat hasil reaksi skin test 6 0

8 Cuci tangan 6 0

JUMLAH 90 0

PRESENTASE 100% 0%

Analisis
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti didapatkan nilai
92% dengan kategori sangat baik.

2. Efisiensi Ruang Rawat


a. BOR (Bed Occupancy Ratio)
Merupakan presentase pemakaian tempat tidur pada periode tertentu.
Standar efisiensi BOR 75%-85%, apabila BOR > 85% bererti tempat
tidur yang dipakai di rumah sakit penuh.

RATA −RATA TEMPAT TIDUR YANG TERISI


BOR =
RATA −RATA TEMPAT TIDUR YANG SIAP DIPAKAI

Bulan Jumlah/bulan BOR


Desember 171 82,8%
Januari 177 80,74%
Februari 183 91,28%
TOTAL 531 84,3%
Jumlah Tempat Tidur diruangan: 34 TT
Jumlah hari dalam 1 bulan : 31 hari
jumlah hari perawatan dirumah sakit
BOR= × 100 %
( jumlah tempat tidur × jumlah hari dalam satu periode)
531
BOR= ×100 %
34 × 31

531
¿ ×100 %
3128

¿ 84,3 %

Analisa
Berdasarkan perhitungan BOR diatas diperoleh nilai BOR Ruang
Lakitan 1.2 sebesar 84,8%, BOR efisien menurut Depkes (2005) adalah
60-80%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan bed diruang Lakitan 1.2
telah efisien.
b. ALOS (Average Length of Stay)

LOS (Average Length of Stay) atau Rata-rata lamanya pasien


dirawat) yaitu rata-rata jumlah hari pasien rawat inap yang tinggal di
rumah sakit, tidak termasuk bayi lahir. Standar efisiensi LOS 3-12 hari.
LOS dianjurkan serendah mungkin tanpa mempengaruhi kualitas
pelayanan perawatan
jumlah lama dirawat
ALOS=
jumlah pasienkeluar (hidup +mati)

919
ALOS=
127

¿ 6hari

Analisa
Berdasarkan perhitungan ALOS di Ruang Lakitan 1.2 selama 3
bulan terakhir didapatkan rata – rata lama rawat pasien adalah 6 hari
dimana hal ini disebabkan karena pengobatan jangka panjang penyakit
kronis yang membutuhkan waktu yang lama

3. Penilaian Kepuasan Keluarga Pasien


a. Tinjauan teori
Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas; merasa
senang; perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan
sebagaianya). Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa
senang dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu
produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa (Purwanto,
2007).
b. Kajian data
Setelah dilakukan pengkajian terhadap 10 orang keluarga pasien
dengan memberikan kuesioner kepuasan, didapatkan hasil sebagai
berikut:

Tabel 2.20
Kepuasan Keluarga Pasien di Ruang Lakitan 1.2
Periode 29-31 Maret Tahun 2023
N =10
No Daftar pertanyaan Jawaban Keterangan

Ya Tidak

1 Apakah perawat selalu 10 0


memperkenalkan diri

2 Apakah perawat melarang 10 0


anda/pengunjung merokok
di ruangan

3 Apakah perawat selalu 10 0


menanyakan bagaimana
nalsu makan anda/keluarga
anda

4 Apakah perawat pernah 10 0


menanyakan pantangan
dalam hal makanan
anda/keluarga anda

5 Apakah perawat 10 0
menanyakan/memperhatika
n berapa jumlah makanan
dan minuman yang biasa
anda/keluarga anda
habiskan

6 Apabila anda/keluarga 8 2
anda tidak mampu makan
sendiri apakah perawat
membantu menyuapinya

7 Pada saat anda/keluarga 10 0


anda dipasang infus apakah
perawat selalu memeriksa
cairan/tetesannya dan area
sekitar pemasangan jarum
infus

8 Apabila anda/keluarga 10 0
anda mengalami kesulitan
buang air besar apakah
perawat menganjurkan
makan buah buahan,
sayuran, minum yang
cukup banyak bergerak

9 Pada saat perawat 10 0


membantu anda/keluarga
anda waktu buang ar besar-
buang air kecil, apakah
perawat, memasang
sampiran/selimut, menutup
pintu/jendela,
mempersilahkan
pengunjung keluar ruangan

10 Apakah ruangan tidur 10 0


anda/keluarga anda selalu
djaga kebersihannya
dengan disapu dan dipel
setiap hari

11 Apakah lantai kamar mandi 10 0


wc selalu bersih, tidak
licin, tidak berbau. Cukup
terang
12 Selama anda/keluarga anda 10 0
belum mampu mandi
(dalam keadaan istirahat
tolal) apakah dimandikan
oleh perawat.

13 Apakah anda/keluarga 9 1
anda dibantu oleh perawat
jika tidak mampu:
menggosok gigi,
membersihkan mulut alau
mengganti pakaian alau
menyisit rambut

14 Apakah alat-alat tenun 10 0


seperti seprei, selimut dil
diganti setliap kotor

15 Apakah perawat pernah 10 0


memberikan penjelasan
akibat dari kurang
bergerak, berbaring terlalu
lama

16 Pada saat anda/keluarga 10 0


anda masuk rumah sakit
apakah perawat
memberikan penjelasan
tentang fasilitas yang
tersedia dan cara
penggunaannya. Peraturan
tata tertib yang berlaku di
rumah sakit

17 Selama anda/keluarga 10 0
dalam perawatan apakah
perawat memanggil nama
dengan benar

18 Selama anda/keluarga anda 10 0


dalam perawatan apakah
perawat mengawasi
keadaan anda secara teratur
pada pagi sore maupun
malam hari

19 Selama anda/keluarga anda 10 0


dalam perawatan apakah
perawat segera memberi
bantuan bila diperlukan

20 Apakah perawat bersikap 10 0


sopan ramah

21 Apakah anda/keluarga 10 0
anda mengetahui perawat
yang bertanggung jawab
setiap kali pergantian dinas

22 Apakah perawat selalu 10 0


memberi perjelasan
sebelum melakukan
tindakan
perawatan/pengobatan

23 Apakah perawat selalu 10 0


bersedia mendengarkan
dan memperhatikan setiap
keluhan anda/keluarga
anda

24 Dalam hal memberikan 10 0


obat apakah perawat
membantu
menyiapkan/meminumkan
obat

25 Selama anda/keluarga anda 10 0


dirawat apakah diberikan
penjelasan tentang
perawatan /
pengobatan/pemeriksaan
lanjutan setelah
anda/keluarga anda
perbolehkan pulang
Jumlah 247 3

99% 1%

Sumber :Observasi mahasiswa profesi Ners IKesT MP 2023

Analisa
Berdasarkan hasil Observasi yang dilakukan selama 3 hari Penilaian
kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan di ruang Lakitan 1.2
mendapat 99% yang berarti sangat baik.

4. Penilaian Kepuasan Kerja Perawat


a. Tinjauan teori
Kepuasan kerja didefinisikan sebagai sikap umum individu
terhadap pekerjaannya (Robbins, 2013). Dalam hal ini yang menjadi
fokus adalah karyawan. Karyawan dapat menilai seberapa puas atau
tidak puas dirinya dengan pekerjaannya. Kepuasan kerja juga dapat
digambarkan sebagai keadaan emosional karyawan yang terjadi
maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan
dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang
memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan (Nursalam,
2015).

b. Kajian data
Setelah dilakukan pengkajian pada 11 orang perawat yang ada diruang
Lakitan 1.2 dengan memberikan kuesioner kepuasan kerja didapatkan
hasil sebagai berikut:

Tabel 2.59
Tingkat Kepuasan Perawat Kepuasan Kerja Karyawan di Ruang
Lakitan 1.2 Periode 10-14 Maret 2023
N=10
Obsevasi
No Pernyataan
Ya Tidak
1 Gaji Salery
Saya puas dengan sistem pemberian gaji di 5 5
tempat saya bekerja

Gaji yang terima sesuai dengan tingkat 5 5


pendidikan saya

2 Kondisi Kerja

Saya merasa puas dengan kondisi lingkungan 10 0


kerja saya

Kondisi kerja sangat menyenangkan dan 10 0


nyaman

3 Kebijakan Rumah Sakit

Saya merasa puas dengan cara rumah sakit 10 0


menerapkan kebijakan yang berlaku

Sanksi yang diterapkan oleh rumah sakit tidak 10 0


merugikan karyawan

4 Hubungan Antar Pribadi

Tingkat kebersamaan diantara rekan kerja lebih 10 0


memuaskan saya

Rekan kerja saya di rumah sakit ini 10 0


menyenangkan

5 Supervisi

Komunikasi dengan atasan sangat baik 10 0

Atasan membantu dalam permasalahan yang 10 0


menyangkut pekerjaan

6 Prestasi

Saya puas dengan prestasi kerja saya saat ini 10 0

Saya mendapatkan pengakuan yang selayaknya 10 0


atas prestasi kerja saya

7 Pengakuan

Saya sangat dihargai di tempat kerja 10 0

Atasan saya sangat menghargai hasil kerja saya 10 0


8 Pekerjaan itu sendiri

Pekerjaan yang saya lakukan sesuai dengan job 10 0


description

Saya bisa menyelesaikan tugas-tugas saya 10 0


selama jam kerja

9 Tanggung Jawab

Saya merasa puas dengan tingkat tanggung 10 0


jawab dalam pekerjaan yang saya emban

Sebagai perawat saya bertanggung jawab atas 10 0


pekerjaan yang diberikan kepada saya

10 Promosi/ Pengembangan Karier

Saya puas karena mendapat pelatihan yang 6 4


sesuai untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan
saya

Kenaikan posisi/ promosi/ gaji ditandai dengan 8 2


adil dengan memperhatikan masa kerja, kinerja
dan kemampuan.

Jumlah 86 14

Persentase (%) 86% 14%

Sumber : Wawancara Mahasiswa profesi IKesT MP 2023

Analisa
Berdasarkan hasil Observasi yang dilakukan selama 3 hari Penilaian
kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan di Ruang Lakitan 1.2
menunjukan persentase 86% yang berarti kepuasan perawat/karyawan
di ruang Lakitan 1.2 sangat baik.

Anda mungkin juga menyukai