G
ambar 2.1 RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
2. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Umum Provinsi Dr. Mohammad
Hoesin Palembang
a. Visi
Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan Nasional yang Mandiri dan
Terpecaya. “Kesembuhan dan kepuasan Anda merupakan kebahagian
kami”.
b. Misi
1) Menyelenggarakan standarisasi pelayanan pendidikan dan
penelitian.
2) Meningkatkan SDM yang unggul dan berbudaya kerja.
3) Menyelenggarakan produktivitas dan efesiensi.
4) Menjalin kemitraan dengan karingan bisnis Rumah Sakit
secara komprehensif dan berkelanjutan
c. Motto
“Kesembuhan dan kepuasan Anda merupakan kebahagian kami”.
b. Model Layanan
Model layanan yang diterapkan di ruang rawat inap Lakitan 1.2
ini adalah Model Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan
Profesional (SP2KP). SP2KP adalah sistem pemberian pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan pengembangan dari MPKP
(Model Praktek Keperawatan Profesional) dimana dalam SP2KP ini
terjadi kerjasama profesional antara Perawat Primer (PP) dan Perawat
Asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya (Potter & Perry, 2009).
Berdasarkan kajian di ruang Lakitan 1.2, model layanan
menggunakan tim. Berdasarkan kondisi di lapangan didapatkan bahwa
metode tim lebih tepat digunakan karena masing-masing tim dapat
memberikan asuhan keperawatan dengan maksimal. Pada model tim,
perawat bekerjasama memberikan asuhan keperawatan untuk
sekelompok pasien dibawah arahan/pimpinan seorang perawat
profesional (Marquis & Huston, 2000). Pembagian tugas dalam
kelompok dilakukan oleh ketua tim bertanggung jawab. Katim di
lakitan 1.2 di dapatkan 3 katim, antara lain katim 1 menaungi 5
perawat, katim 2 menaungi 5 perawat serta katim 3 menaungi 4
perawat.
Tabel 2.1
Klasifikasi Tingkat Ketergantungan Pasien (Berdasarkan Teori D.Orem:
Self-Care Deficit)
No Klasifikasi dan kriteria
1 MINIMAL CARE
Pasien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan
1. Mampu naik-turun tempat tidur.
2. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri.
3. Mampu makan dan minum sendiri.
4. Mampu mandi sindiri/ mandi sebagian dengan bantuan.
5. Mampu membersihkan mulut (mengosok gigi sendiri).
6. Mampu berpakaian dan mendandan dengan sedikit bantuan
7. Mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan.
8. Status psikologis stabil
9. Pasien dirawat untuk untuk prosedur diagnostik
10. Operasi ringan
2 PARTIEL CARE
Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian
1. Membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik-turun tempat tidur.
2. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/ berjalan.
3. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan.
4. Membutuhkan bantuan untuk makan (disuap).
5. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut.
6. Membutuhkan bnatuan untuk berpakaian dan berdandan
7. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/ kamar
mandi)
8. Post operasi minor (24 jam).
9. Melewati fase akut dari post operasi mayor.
10. Fase awal dari penyembuhan
11. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
12. Gangguan emosional ringan
3 TOTAL CARE
Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu
perawat yang lebih lama.
1. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke
kereta dorong /korsi roda.
2. Membutuhkan latihan pasif
3. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intra vena (infus)
atau NGT (sonde).
4. Kebutuhan bantuan untuk kebersihan mulut
5. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
6. Dimandikan perawat
7. Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter 24 jam post operasi
mayor
8. Pasien tidak sadar
9. Keadaan pasien tidak stabil
10. Observasi TTV setiap kurang dari jam.
11. Perawatan luka bakar
12. Perawatan kolostomi
13. Menggunkan alat bantu pernapasan (respirator)
14. Menggunkan WSD
15. Irigasi kandung kemih secara terus menerus
16. Menggunakan alat traksi (skeletal transi)
17. Faktur dan atau pasca operasi tulang belakang/leher
18. Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi.
Tabel 2.2
Jumlah Tenaga Perawat Yang Dibutuhkan Pada Satu Ruang Rawat
Jumlah Klasifikasi
pasien Minimal care Parsial care Total care
Pagi Sor Malam Pag Sore Malam Pagi Sore Malam
e i
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
Dst.
b) Kajian data
Berdasarkan hasil wawancara dan obervasi selama 3 hari di
ruang Lakitan 1.2, diketahui bahwa total pasien rerata di ruang
Lakitan berjumlah 34 pasien dengan rincian sebagai berikut: Pasien
dengan perawatan minimal berjumlah 14 pasien, perawatan parsial
berjumlah 9 pasien, dan perawatan total berjumlah 11 pasien.
Berikut perhitungan kebutuhan perawat berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien di ruang Lakitan 1.2
Tabel 2.3
Perhitungan Kebutuhan Perawat Berdasarkan Tingkat Ketergantungan
Pasien di Ruang Lakitan 1.2
Jumlah Klasifikasi
pasien Minimal care (14 Partial care (9 pasien) Total care (11 pasien)
pasien)
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
34 14x0 14x0, 14x0,10 9x0,27 9x0, 9x0,07= 11x0 11x0 11x0,20
,17=, 14=1. =1,4 =2,43 15=1 0,9 ,36= ,30= =2,2
2,38 96 ,35 3,96 3,3
Keterangan:
- Shift Pagi : 2,38+1,96+1,4 = 5,74 (6)
- Shift Sore : 2,43+1,35+0,9 = 6,4 (6)
- Shift Malam : 3,96+3,3+2,20 = 12,2 (12)
- Total : 6+6+12 = 24
Tabel 2.4
Pendidikan Perawat Ruang Lakitan 1.2
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
1 Fridaningsih Kepala Ners - PPI (2019)
Fitriani Siagian Ruangan - K3 RS (2022)
- Patient safety (2019)
- BHD (2022)
- Manajemen Nyeri
(2019)
- Service Excellent
(Komunikasi Efektif)
(2023)
- Perawatan Luka dasar
(2017)
- Perawatan Luka
Lanjutan (2017)
- Perawatan Stoma (2016)
- Emergency Nursing For
Advanced Level (ENIL)
- Phlebotomy (2015)
- Keperawatan anak dasar
(2019)
- Resusitasi neonates
(2019)
- Clinical instructure (CI)
(2021)
- SP2KP (2021)
2 Siti Aisyah Kepala Tim Ners -PPI (2019)
I -K3RS (2022)
-Patient safety (2019)
-BHD (2019)
-Manajemen nyeri
( 2019)
- BTCLS (2021)
3 Dian Triana Sari Kepala Tim Ners - PPI (2017)
2 - K3 RS (2018)
- Patient Safety (2018)
- BHD (2018)
- EKG Dasar/ ECG (2019)
- Manajemen Nyeri (2019)
- Etika Disiplin (2018)
- BTCLS (2022)
- Perawatan Luka
Lanjutan (2017)
- Keperawatan Anak
Dasar (2019)
- Resusitasi Nonatus
(2019)
4 Putri Wulandari Kepala Tim Ners - PPI (2018)
3 - K3 RS (2018)
- Patient Safety (2018)
- BHD (2018)
- EKG Dasar/ ECG (2022)
- Manajemen Nyeri (2019)
- Etika Disiplin (2018)
- BTCLS (2021)
- Keperawatan Anak
Dasar (2019)
- Resusitasi Nonatus
(2019)
- Clinical Instructure
(2021)
5 Amalia Perawat AMK - PPI (2019)
Pelaksana - K3 RS (2022)
- Patient Safety (2019)
- BHD (2019)
- Manajemen Nyeri (2019)
- Service Excellent
(Komunikasi Efektif)
(2019)
6 Rahmat Perawat Ners - PPI (2021)
Kurniawan Pelaksana - K3 RS (2021)
- Patient Safety (2019)
- BHD (2019)
- Manajemen Nyeri (2019)
- Service Excellent
(Komunikasi Efektif)
(2019)
- Etika Disiplin (2019)
- BTCLS (2022)
b. Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang merupakan rumah sakit Negeri, yang pembiayaannya
bersumber dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan BPJS dan
pasien umum.
3. Material
a. Kajian Teori
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan
keperawatan yang meliputi kebutuhan (jumlah, jenis dan spesifikasi)
serta pengelolaannya dalam upaya mewujudkan pelayanan
keperawatan yang berkualitas (Depkes, 2011). Berikut standar
peralatan yang harus ada di ruang rawat inap:
1) Alat Medis
a) Kajian Teori
Tabel 2.5
Standar Peralatan Medis Rawat Inap
No Nama Alat Jumlah Minimal
1 Stetoskop 1 : 6 TT sesuai ruang
rawat
2 Thermometer Digital 1/ kamar (kecuali 1 bh/
ruang isolasi/ infeksius/
kamar dengan 1 TT)
3 Tensimeter 2/bangsal
4 Timbangan BB 1/ bangsal
5 Pengukur Panjang/ tinggi 1/ bangsal
badan
6 Penlight/ lampu senter 1/ bangsal
7 EKG 1/ bangsal
8 Infus Pump 1 set/ kamar
9 Syringe Pump 1 set/ kamar
10 Pulse Oksimetri 2-4/ bangsal
11 Diagnostik set 1/ bangsal
12 Speculum hidung 1/ bangsal
13 Reflek hammer 1/ bangsal
14 Emergency kit dan set 1/ bangsal
resusitasi: set BHP emergency
15 Troli emergency dengan 1/ lantai perawatan
defibrillator
16 Tiang Infus 1 set/ bed
17 Oksigen set dan flowmeter 1 set/kamar
18 Kursi roda 1/ bangsal
19 Brankar 1/ bangsal
20 Lampu periksa 1/ bangsal
21 Nebulizer 1 set/ bangsal
22 Suction Pump 1 set/ bangsal
23 Film viewer 1/ bangsal
24 Minor surgery instrument set 1/ bangsal
25 Vena suction set 1/ bangsal
26 Suction pump dinding 1/ bangsal
27 Handscrub 1/ TT
28 Oksigen Transport 1/ bangsal
Sumber: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020
b) Kajian Data
Tabel 2.6
Alat Medis di Ruang Lakitan 1.2
Peralatan medis dan keperawatan
N NamaAlatmedis / Jumlah Jumlah yang Kurang Ket.
o keperawatan standar ada
Bai Rusak
k
1 Bed side monitor 2 1 0 1
2 Bed pasien 34 34 - -
3 Narkase 34 34 - -
4 Infus pump 3 2 - 1
5 Syringe pump 3 2 - 1
6 Trolley emergency 1 1 - -
7 Trolley injeksi 3 3 - -
8 ECG 1 1 - 0
9 Stetoskop 3 3 - -
1 Laringoscope dewasa 1 1 - -
0
1 Laringoscope anak 1 1 - -
1
1 Brankar 2 0 - 2
2
1 Regulator O2 dinding 34 0 34 34 Tidak
3 layak
kalibrasi
1 Tiang Infus 40 34 - 34
4
1 Timbangan BB/TB 1 - 1 1
5
1 Lampu Baca Rongent 1 1 - -
6
1 Pispot 22 11 - 11
7
1 Urinal 22 11 - 11
8
1 Termometer 5 4 1 0
9
2 Lemari Obat 1 1 - -
0
2 Suction manual 1 1 - -
1
2 Restole 4 4 - -
2
2 Nebulizer 2 2 - -
3
2 Defribilator 0 - - 1
4
2 Pulse Oksimetri 4 3 1 1
5
2 Rak Syringe
1 1 0 0
6 pump/infus pump
Sumber: Data Primer Ruang Lakitan 1.2 2023
2) Alat Linen/Tenun
a) Kajian Teori
Merupakan penetapan kebutuhan alat tenun berdasarkan
jumlah, jenis, dan spesifikasi menjamin tersedianya alat
tenun yang memadai untuk mencapai pelayanan
keperawatan. Berikut standar alat linen di ruang rawat:
Tabel 2.7
Standar Linen di Ruang Rawat Inap
No Nama Barang Ratio Pasien Alat
1 Sprei 1:5
2 Taplak meja 1:3
3 Handuk kecil 1:3
4 Sarung bantal 1:6
5 Baju pasien 1:5
6 Perlak 1:5
7 Celana 1 :5
Sumber: Departemen Kesehatan RI, 2020
b) Kajian Data
Berikut daftar alat linen di ruang lakitan 1.2:
Tabel 2.8
Alat Linen di Ruang Lakitan 1.2
4. Machine
a. Kajian Teori
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau
mengubah energi untuk melakukan membantu pelaksanaan tugas
manusia. Biasanya membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk,
mengirim energi yang telah diubah menjadi sebuah keluaran yang
melakukan tugas yang telah di setel, machine atau mesin digunakan
untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih
besar serta menciptakan efesiensi kerja. Berikut adalah standar alat
mekanik yang harus ada di ruang rawat inap:
Tabel 2.11
Standar Alat Mekanik di Ruang Rawat Inap
No Nama Alat standar
1. EKG 1:1
2. Syringe Pump 1:2
3. Suction 1:1
4 Bedside 1:1
Monitor
5 Nebulizer 2
Sumber : Kementrian Kesehatan 2020
b. Kajian Data
Tabel 2.12
Tabel machine diruang Lakitan 1.2
No Nama Alat standar Jumlah Jumlah Keterangan
Awal Akhir
1. EKG 1:1 1 1 Terpenuhi
2. Syringe 1:2 2 2 Terpenuhi
Pump
3. Suction 1 1 1 Terpenuhi
4 Bedside 1:1 1 1 Terpenuhi
Monitor
5 Nebulizer 2 2 Terpenuhi
6 Infus Pump 3 2 Kurang
Analisis:
Berdasarkan hasil analisis dari alat mekanik penunjang di ruang Lakitan
1.2, dapat diketahui bahwa beberapa alat sudah terpenuhi sesuai standar
hanya saja alat yang kurang yaitu infus pump.
5. Method
a. Standar Asuhan Keperawatan
Menurut Marr dan Biebing (2008) standar adalah suatu tingkat
kinerja yang secara umum dikenal sebagai sesuatu yang diterima,
adekuat, memuaskan dan digunakan sebagai tolak ukur atau titik acuan
yang digunakan sebagai pembanding. Sedangkan menurut Schroeder
(2007) standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek
terhadap staf atau suatu kondisi pada pasien atau sistem yang telah
ditetapkan untuk dapat diterima sampai pada wewenang tertentu.
Standar perawatan adalah uraian tingkat asuhan keperawatan yang
kompeten seperti yang diperlihatkan oleh proses keperawatan yang
mencakup semua tindakan penting yang dilakukan oleh perawat dalam
memberikan perawatan dan membentuk dasar pengambilan keputusan
klinik (Retnariska, 2012).
Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai pedoman dan
instrumentasi penerapan standar asuhan keperawatan yang disusun oleh
Depkes yaitu:
1) Standar I pengkajian keperawatan
Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan
dikumpulkan secara terus menerus, tentang keadaannya untuk
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan, data kesehatan harus
bermanfaat bagi semua anggota tim kesehatan. Komponen
pengkajian keperawatan meliputi kumpulan data yang harus
menggunakan format yang baku, sistematis, diisi sesuai item yang
tersedia, aktual dan valid.
Tabel 2.13
SAK (Standar Asuhan Keperawatan)
N:10
No SAK N Persentase
1 Pengkajian 10 100%
2 Diagnosis 10 100%
3 Intervensi 10 100%
4 Implementasi 10 100%
5 Evaluasi 10 100%
6 Dokumentasi 10 100%
Total 100%
Analisis: Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, di
ruang lakitan 1.2 semua tindakan perawatan dan SAK (Standar
Asuhan Keperawatan) tetap mengacu pada sumber yang diterbitkan
oleh RSUP Dr. Mohammad Hoesin. Standar ini diperlukan untuk
menentukan mutu pelayanan, bagaimana kegiatan-kegiatan akan
dikerjakan dan seberapa baik kegiatan-kegiatan tersebut dikerjakan.
b. Standar Operasional Prosedur
Menurut Arnani (2016) Standart operating procedures (SOP)
adalah serangkaian intruksi kerja tertulis yang di lakukan
(terdokumentasi) mengenai proses penyelengaraan administrasi
perusahaan, bagaimana dan kapan harus, di lakukan, di mana dan oleh
siapa di lakukan.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, di ruang rawat
inap lakitan 1.2, mempunyai standar operasional prosedur diantaranya:
seperti SOP Pelepasan Infus, SOP memasang infus, SOP mengganti
cairan infus.
MELEPAS INFUS
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 13 SEP 2019
OPRASIONAL
PENGERTIAN Melepaskan IV catether dari dalam pembuluh darah
vena
TUJUAN 1. Menghentikan tindakan pengobatan melalui
vena
2. Menghentikan pemberian cairan dan elektrolit
melalui vena
3. Menghentikan pemberian nutrisi parenteral
KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur Utama RSUP Dr.
Muhammad Hoesin Palembang Nomor :
UK.1.12/II/1160/2013 tentang Pedoman
Pengembangan Manajemen Kinerja (PMK)
Perawat/Bidan RSUP Dr. Muhammad Hoesin
Palembang
2. Keputusan Direktur Utama RSUP Dr.
Muhammad Hoesin Palembang Nomor :
YR.01.03/II/015/2017 tentang Panduan
Sistem Pemberian pelayanan Keperawatan
Profesional (SP2KP) RSUP Dr. Muhammad
Hoesin Palembang
PROSEDUR PROSEDUR ALAT:
1. Sarung tanga bersih
2. Alcohol swab
3. Plester hipoalergi
PELAKSANAAN:
1. Identifikasi klien
2. Lakukan kebersihan tangan sesuai indikasi
3. Gunakan ADP sesuai indikasi
4. Jaga privasi pasien
5. Matikan aliran infus dengan menurunkan
klem
6. Basahi plester dan iv dresing yang merekat
pada kulit pasien dengan menggunakan
alcohol sweb
7. Lepaskan plester dan iv dresing secara
perlahan
8. Tekan tempat tusukan dengan alcohol sweb
9. Cabut IV cateter secara perlahan
10. Fiksasi bekas tusukan menggunakan plester
hipoalergik
11. Rapikan pasien dan evalusi respon pasien
terhadaptindakan
12. Bereskan alat dan buang sampah sesuai
panduan pemilahan lembah
UNIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat (IGD),
TERKAIT Intalasi BHC, Instalasi Bedah Sentral (IBS), Instalasi
Hemodelisa, Instalasi Radiologi, Intensif
STANDAR
PROSEDUR Tindakan Memasang Infus Ya Tidak
OPERASIONAL
PENGERTIAN Memasukan IV catether ke √
dalam pembuluh darah vena dan
disambungkan dengan infus set
TUJUAN 1. Sebagai akses untuk √
mempertahakan atau
mengangti cairan dan
elektrolit
√
2. Sebagai akses untuk
memasukan produk darah √
3. Sebagai akses untuk
pemberian obat-obat
intravena
Tabel 2.2
Jenis Penyakit Tertinggi di Ruang Lakitan 1.2 RSUD Dr.
Mohammad Hoesin Palembang
Retinolblastoma CTEV
SOL Hidrocephalus
Tabel 2.16
Presentase Proses Pelaksanaan Meeting Morning Di Ruang
Lakitan 1.2 Periode 29-31 Maret 2023 (n=3)
Persiapan
Pelaksanaan
5 Bersama-sama staf √
mendiskusikan Pemecahan
masalah yang dapat
Ditempuh
Penutup
Jumlah %
b. Pre Conference
Pre conference menurut MPKP (2016) di antaranya adalah katim
membuka acara pre conference kemudian menyusun rencana harian
perawat pelaksana, memberikan tindak lanjut dan masukan berdasarkan
asuhan keperawataan yang telah di berikan saat ini serta memberikan
reinforcement serta menutup kegiatan pre conference. Berdasarkan
observasi selama 3 hari, presentase proses pelaksaan pre conference di
Ruang Lakitan 1.2 dapat dilihat tabel di bawah ini
Tabel 2.17
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksaan pre conference Di Ruang
Lakitan 1.2 Periode 29-31 Maret 2023
n:3
Persiapan
Pelaksanaan
Jumlah 14
Analisis:
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruangan Lakitan 1.2
selama empat hari dalam 3 shift kerja pagi, didapatkan 100% dengan
kategori ( sangat baik) bahwa panduan tetap (SOP) yang sudah ada
dan pelaksanaan kegiatan pre conference di ruangan rawat inap
Lakitan 1.2 sudah ada beberapa point variabel yang dinilai telah
terlaksanakan secara keseluruhan.
Masalah: Tidak Ada Masalah
c. Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang
hasil kegiatan sepanjang shift berikut dan sebelum operan ke shift
berikutnya (amalia, et.all, 2015)
Berdasarkan observasi selama 4 hari, presentase proses pelaksaan post
conference di Ruang Lakitan 1.2 dapat dilihat tabel di bawah ini
Tabel 2.17
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksaan Post Conference Di Lakitan
1.2 Periode 29-31 Maret 2023
n=3
d. Orientasi
Pasien Baru Berdasarkan observasi selama 4 hari, persentase proses
pelaksaan orientasi pasien baru di Ruang Lakitan 1.2 dapat dilihat
tabel di bawah ini :
Tabel 2.18
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksaan Orientasi Pasien Baru
Di Ruang Lakitan 1.2 Periode 29-31 Maret 2023
n:10
e. Discharge Planning
Discharge Planning merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pelayanan dalam kesehatan untuk membantu pasien dan keluarga
dalam menetapkan kebutuhan, mengembangkan, dan
mengimplementasikan serta mengkoordinasikan rencana perawatan
yang mungkin dilakukan setelah pasien pulang dari rumah sakit dalam
upaya meningkatkan atau mempertahankan derajat kesehatannya
(Spanth, 2010).
Berdasarkan observasi selama 4 hari, presentase proses pelaksaan
discharge planning di Ruang Lakitan 1.2 dapat dilihat tabel di bawah
ini.
Tabel 2.18
Perbandingan ideal dan aktual discharge planning Di Ruang
Lakitan 1.2 Periode 29-31 Maret 2023
Ideal Actual
Perencanaan pemulangan Discharge planning di ruang
pasien (discharge planning) rawat Lakitan 1.2 mengacu pada
inap mengacu pada pedoman pedoman RS Moh. Hosein
RSMH Palembang bertujuan Palembang berdasarkan form
untuk mempersiapkan kebutuhan Perencanaan Pemulangan Pasien
pasien saat di rumah atau untuk (Discharge Planning).
pemulihan dalam 24 jam pertama Berdasarkan hasil observasi
diruangan. selama kajian situasi dari tanggal
29-31 Maret 2023 didapatkan:
Kriteria pasien yang dilakukan
perencanaan Pemulangan 1. Mengidentifikasi siapa yang
(Discharge Planning) saat akan merawat pasien dirumah
assessmen awal adalah: a. Memperoleh tujuan pasien
dan keluarga untuk
1. Pasien lanjut usia >60tahun
dirawat di rumahsakit
2. Pasien dengan gangguan
b. Memberikan informasi
anggota gerak
kepada pasien dan
3. Pasien dengan kebutuhan
keluarga tentang langkah-
pelayanan kesehatan medis
langkah discharge
atau keperawatanyang
planning
berkelanjutan/panjang
c. Menjelaskan kepada
(misalnya penyakit kronis,
pasien dan keluarga bahwa
pasien dengan rawat luka yang
mereka dapat
lama,dll)
menggunakan booklet
4. Pasien yang dinilai akan
untuk bertanya dan
memerlukanbantuandalam
menuliskan pertanyaan
aktifitas sehari –haridirumah
masalah atau keluhan yang
dialami
Tujuan dilakukan discharge 2. Mendidik pasien dan keluarga
planning adalah menyiapkan tentang kondisi pasien di
pasien untuk menyesuiakan diri di setiapkesempatan dan
rumah dan dimasyarakat setelah mengajarkan kembali
pulang dari rumah sakit untuk a. Menjelaskan obat kepada
menyiapkan pengetahuan, pasien dan keluarga
keterampilan, dan sikap pasien dengan mudah serta
maupun keluarga mengenai mendiskusikan kembali
penyakit pasien, pemberian obat, kemajuan perawatan
aktivitas dan perawatan seharí- pasien dalam mencapai
hari dan pemberian nutrisi yang tujuandanpemulangan.
benar. b. Melibatkan pasien dan
keluarga dalam praktik
Kegiatan yang dilakukanmeliputi:
perawatan untuk
1. Include (Melibatkan) mempersiapkan perawatan
Melibatkan pasien dan dirumah
keluarga sebagai mitra penuh 3. Menyiapkan pasien dan
dalam proses perencanaan keluarga
pulang. a. Peralihan atau transisi ke
rumah
a. Selalu menyertakan pasien
4. Menggunakan teknik
dan keluarga dalam
mengajarkan kembali untuk
pertemuan tim tentang
menilai seberapa baik pemberi
perencanaan. Discharge
pelayanan telah menjelaskan
planning bukan peristiwa
diagnosis,
satu kali, tetapi sebuah
proses yang berlangsung
selama dirawat di rumah
sakit.
b. Mengidentifikasi anggota
keluarga atau teman yang
akan memberikan
perawatan di rumah dan
melibatkan mereka dalam
diskusi.
1. Discuss (Berdiskusi) a. Meninjau daftar obat
Mendiskusikan dengan pasien dicocokkan dengan pasien dan
dan keluarga lima hal utama keluarga
untuk mencegah terjadinya
masalah di rumah:
a. Menjelaskan bagaimana
kehidupan di rumah yang
akan terjadi seperti
lingkungan rumah,
dukungan yang diperlukan,
makanan apa yang boleh
dimakan atau yang harus
dihindari oleh pasien,
kegiatan/ aktivitas yang
boleh dilakukan atau
dihindari.
b. Ulasan obat.
Mendiskusikan masing –
masing tujuan dari setiap
obat, berapa banyak obat
yang harus dimakan,
waktu, carameminumnya,
potensi efek sampingdan
bila obat habis bagaimana
cara memperolehnya.
c. Menyoroti tanda - tanda
gejala dan masalah.
Mengidentifikasi tanda-
tanda gejala atau potensi
masalah yang dapat
terjadi. Tuliskan nama dan
kontak informasi dari
seseorang untuk
menghubungi jika ada
masalah.
d. Menjelaskan hasil tes.
Menjelaskan hasil tes
kepada pasien dan
keluarga. Jika hasil tes
tidak tersedia pada
perencanaan, beritahu
pasien dan keluarga kapan
mereka harus
mendapatkan hasil dan
mengidentifikasi siapa
yang harus mereka
hubungi jika belum
mendapatkan hasil sesuai
tanggal tersebut.
2. Educate (Mengedukasi)
Memberikan pendidikan
tentang kondisi pasien, proses
pemulangan, dan langkah-
langkah selanjutnya disetiap
kesempatan kepada pasien
dan keluarga selama dirawat
di rumah sakit dengan
menggunakan bahasa
sederhana.
Memberikan semua
informasi lebih banyak
tentang kondisi pasien dan
langkah selanjutnya pada hari
pemulangan. Perencanaan
pulangharus menjadi proses
yang berkelanjutan selama
pasien dirawat di rumah sakit,
bukan peristiwa yang
dilaksanakan hanya satu kali.
Selama di rumah sakit
perawat bertanggungjawab
untuk :
a. Mendatangi pasien dan
keluarga saatpasien masuk
dan setiap hari
memperhatikan kemajuan
pasien dalam mencapai
tujuan
b. Melibatkan pasien dan
keluarga dalam laporan
timbang terima setiapshift
c. Berbagi daftar tertulis dari
obat-obatan setiap pagi.
Menjelaskan nama obat,
dosis, frekuensi, cara
meminumnya dan efek
samping yangmungkin
terjadi
f. Handover
Handover (serah terima pasien) adalah proses pengalihan dan
wewenang dan tanggung jawab terutama untuk memberikan
perawatan klinis kepada pasien dari satu perawat ke perawat lain
(Nursalam , 2018)
Berdasarkan observasi selama 3 hari, presentase proses pelaksanaan
Handover di Ruang Lakitan 1.2 dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel 2.18
Presentase Proses Pelaksanaan pelaksanaan
Handover Di Ruang Lakitan 1.2 Periode 29-31
Maret 2023 (n=10)
No Ya Tidak Catata n
3 Kepala ruang/PN/AN √
memimpin operan diawali doa
Bersama
6 Perawat mengoperkan √
tindakan keperawatan
mandiri dan kolaborasi yang
telah dilakukan beserta hasil
dan waktu pelaksanaan
7 Perawat menyebutkan √
Perkembangan/ kondisi fisik
8 Perawat menyebutkan √
rencana tindakan
keperawatan mandiri dan
kolaborasi yang akan
dilakukan dan waktu
pelaksanaan
16 Ka Ruang/PN/AN/ menutup √
operan dengan baik
Jumlah 14 2 87,5%
Analisis: Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan diruang
Lakitan 1.2 didapatkan hasil handover termasuk dalam kategori
penilaian baik. Namun waktu handover agak sedikit lebih lama atau
memakan waktu, Hal ini mungkin dilakukan karena jumlah kamar
dan pasien yang banyak dan perawat yang dinas tidak berjumlah
sesuai yang akibatnya pelaksanaan dilapangan dibutuhkan kecepatan
dalam menyelesaikan tugas-tugas berikutnya di shift yang sedang
dijalankan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 3
hari didapatkanhari pertama sampai hari ke tiga selama 3 shift
(pagi,siang,malam) seluruh perawat telah melakukan handover sesuai
dengan standar operasional tetapi fokus handover yang diterapkan
kurang terfokus pada masalah keperawatan yang sedang dialami oleh
pasien dan juga pada point mengoperkan tindakan keperawatan
mandiri dan point menyebutkan rencana tindakan keperawatan
mandiri yang selanjutnya akan dilakukan terbilang jarang dilakukan
oleh perawat.
Masalah : Permasalahan timbang terima kurang berfokus ke
masalah keperawatan pasien
A Pengkajian
B Diagnosa
C Perencanaan
1 Berdasarkan dx keperawatan 10 0
D Tindakan
E Evaluasi
Jumlah 240 0
Persentase 100% 0%
Analisa :
Berdasarkan hasil studi rekam medik yang dilakukan diruang Lakitan
1.2 terhadap 10 rekam medis didapatkan hasil bahwa dari 10 rekam
medis terebut proses keperawatan telah dilakukan sebanyak 100%,
penilaian berada pada kategori sangat baik.
Tabel 2.24
Pelaksanaan Peningkatan Komunikasi yang Efektif di ruang Lakitan 1.2
Periode 29-31 Maret 2023
n = 10
No Variabel Ya Tidak
1 Keluarga mendapatkan penjelasan
tentang kondisi pasien
2. Keluarga dijelaskan tentang tata tertib
Jumlah 5
Persentase 100% 0%
Sumber : Observasi Mahasiswa Profesi Ners
Analisa
Berdasarkan observasi yang dilakukan, didapatkan persentase
komunikasi yang efektif sebesar 100% dengan kategori sangat baik. Ini
menunjukkan bahwa perawat di ruang Lakitan 1.2 sudah sangat baik
dalam melakukan komunikasi teraupetik yang efektif kepada pasien.
Komunikasi bagian penting dalam menunjang keberhasilan proses
kesembuhan pasien. Komunikasi yang salah, berdampak pada kesalahan
tindakan yang akan dilakukan dan memicu terjadinya konflik pasien dan
perawat, karena komunikasi bagian akses informasi yang diperoleh
pasien, dan hak pasien yang harus diperoleh.
b) Proses Pemberian Obat
Tabel 2.25
Pengukuran Instrument Patient Safety: Pemberian Obat
No Variabel Ya Tidak
1. Kerapian lemari tindakan obat yang Efektif
d) Risiko Jatuh
Tabel 2.27
Pengukuran Instrument Patient Safety Resiko Jatuh
Di Ruang Lakitan 1.2 Periode 29-31 Maret 2023
No Variabel Ya Tidak
1 Perawat mengerti tentang pengkajian resiko
Jatuh
2 Perawat sudah pernah melakukan
pengidentifikasian resiko jatuh
3 Perawat antusias dalam melaksanakan
pengidentifikasian resiko jatuh
4 Perawat mau mengaplikasikan kembali
pengidentifikasian resiko jatuh
5 Perawat sudah menjelaskan tentang resiko
jatuh kepada pasien
6 Perawat sudah menanggani pasien dengan
benar terkait dengan resiko jatuh
7 Perawat sudah memasang label atau tanda
resiko jatuh pada pasien
Jumlah 7
Persentase (%) 100%
Sumber : Hasil Observasi Mahasiswa Ners
3) Instrumen C
a) Admission Care
Tinjauan teori
Admission care merupakan salah satu dari intervensi yang
ada didalam NIC (Nursing Intervention Clasification) yang
didalamnya berisi tentang bagaimana cara melakukan pelayanan
keperawatan pada pasien yang baru masuk ruang rawat inap
(Purta, 2016).
Tujuan : Mengorientasikan pasien/ keluarga tentang fasilitas dan
pelayanan, mengetahui kondisi pasien dan membuat
perencanaan keperawatan
Kajian data
Setelah dilakukan pengkajian tentang admission care didapatkan
hasil sebagai berikut:
Tabel 2.36
Admission Care di Ruangan Lakitan 1.2
Periode 29-31 Maret 2023
N= 2
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
Jumlah 38 0
Persentase 100% 0
Sumber :Observasi mahasiswa profesi Ners IKesT MP 2023
Analisa
Berdasarkan hasil tabel yang ada diatas didapatkan hasil 100%,
admission care berada pada kategori penilaian sangat baik.
4 Tourniquet 6 0
5 Formulir pemeriksaan 6 0
Persiapan pasien
Kriteria pelaksanaan
1 Cuci tangan 6 0
4 Memasang tourniquet 6 0
8 Cuci tangan 6 0
9 Mengirim darah dan menyertakan formulir 6 0
pemeriksaan yang sudah diisi dan ditanda
tangani dokter
JUMLAH 94 0
PRESENTASE 100% 0%
Analisis
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa menyiapkan darah
untuk pemeriksaan laboratorium bernilai 100% yang berarti berada
pada kategori sangat baik.
Kajian data
Berdasarkan hasil observasi tentang mengganti alat tenun
kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan pasien didapatkan
hasil sebagai berikut:
Tabel 2.39
Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan pasien
Periode 29-31 Maret
N= 6
No Observasi
Aktivitas
Ya Tidak
Persiapan:
Kriteria pelaksanaan
1 Cuci tangan 1 1
16 Cuci tangan 2 0
JUMLAH 22 5
PRESENTASE 75% 25%
Analisis
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti didapatkan
nilai 75% dengan kategori sangat baik.
d) Injeksi Intrakutan
Tinjauan teori
Injeksi intradermal/intrakutan: obat diinjeksikan ke dalam lapisan
kulit bagian atas, sehingga akan timbul indurasi kulit. Tindakan
menyuntikkan obat secara intrakutan yang sering dilakukan yaitu
tindakan skin test, tes tuberkulin/ Mantoux test.
Kajian data
Berdasarkan hasil observasi tentang mengganti injeksi subkutan
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2.40
Injeksi Intrakutan periode 29-31 Maret 2023
N= 2
Observasi
No Aktivitas
Ya Tidak
Persiapan alat:
6 Bengkok 6 0
Persiapan pasien
Pelaksanaan
1 Cuci tangan 6 0
8 Cuci tangan 6 0
JUMLAH 90 0
PRESENTASE 100% 0%
Analisis
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti didapatkan nilai
92% dengan kategori sangat baik.
531
¿ ×100 %
3128
¿ 84,3 %
Analisa
Berdasarkan perhitungan BOR diatas diperoleh nilai BOR Ruang
Lakitan 1.2 sebesar 84,8%, BOR efisien menurut Depkes (2005) adalah
60-80%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan bed diruang Lakitan 1.2
telah efisien.
b. ALOS (Average Length of Stay)
919
ALOS=
127
¿ 6hari
Analisa
Berdasarkan perhitungan ALOS di Ruang Lakitan 1.2 selama 3
bulan terakhir didapatkan rata – rata lama rawat pasien adalah 6 hari
dimana hal ini disebabkan karena pengobatan jangka panjang penyakit
kronis yang membutuhkan waktu yang lama
Tabel 2.20
Kepuasan Keluarga Pasien di Ruang Lakitan 1.2
Periode 29-31 Maret Tahun 2023
N =10
No Daftar pertanyaan Jawaban Keterangan
Ya Tidak
5 Apakah perawat 10 0
menanyakan/memperhatika
n berapa jumlah makanan
dan minuman yang biasa
anda/keluarga anda
habiskan
6 Apabila anda/keluarga 8 2
anda tidak mampu makan
sendiri apakah perawat
membantu menyuapinya
8 Apabila anda/keluarga 10 0
anda mengalami kesulitan
buang air besar apakah
perawat menganjurkan
makan buah buahan,
sayuran, minum yang
cukup banyak bergerak
13 Apakah anda/keluarga 9 1
anda dibantu oleh perawat
jika tidak mampu:
menggosok gigi,
membersihkan mulut alau
mengganti pakaian alau
menyisit rambut
17 Selama anda/keluarga 10 0
dalam perawatan apakah
perawat memanggil nama
dengan benar
21 Apakah anda/keluarga 10 0
anda mengetahui perawat
yang bertanggung jawab
setiap kali pergantian dinas
99% 1%
Analisa
Berdasarkan hasil Observasi yang dilakukan selama 3 hari Penilaian
kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan di ruang Lakitan 1.2
mendapat 99% yang berarti sangat baik.
b. Kajian data
Setelah dilakukan pengkajian pada 11 orang perawat yang ada diruang
Lakitan 1.2 dengan memberikan kuesioner kepuasan kerja didapatkan
hasil sebagai berikut:
Tabel 2.59
Tingkat Kepuasan Perawat Kepuasan Kerja Karyawan di Ruang
Lakitan 1.2 Periode 10-14 Maret 2023
N=10
Obsevasi
No Pernyataan
Ya Tidak
1 Gaji Salery
Saya puas dengan sistem pemberian gaji di 5 5
tempat saya bekerja
2 Kondisi Kerja
5 Supervisi
6 Prestasi
7 Pengakuan
9 Tanggung Jawab
Jumlah 86 14
Analisa
Berdasarkan hasil Observasi yang dilakukan selama 3 hari Penilaian
kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan di Ruang Lakitan 1.2
menunjukan persentase 86% yang berarti kepuasan perawat/karyawan
di ruang Lakitan 1.2 sangat baik.