Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERINATOLOGI
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, kita masih diberi kesehatan dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan
pelayanan yang berkualitas dan mampu menjalaninya dengan dedikasi tinggi.Shalawat
beriring salam, kita hadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang dan mengenal
pendidikan.
RSU. Mitra Medika Premiere merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
memiliki beberapa pelayanan yang dapat diunggulkan dan berbasis Syariah di kawasan
Sumatera Utara. Salah satu pelayanan yang disediakan oleh RSU Mitra Medika
Premiere adalah pelayanan perinatologi. Untuk dapat melaksanakan pelayanan tersebut,
maka diperlukan pedoman dalam pengorganisasian pelayanan pada ruangan
perinatologi. Diharapkan dengan adanya pedoman pengorganisasian ini, dapat
diimplementasikan dengan baik, sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang menjadi
indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara, masih tergolong tinggi di
Indonesia yaitu AKI 307/100.000 Kelahiran Hidup dan AKB 35/10.000 Kelahiran
Hidup (SDKI 2002/2003). Angka Kematian Ibu di Indonesia masih menempati
peringkat teratas diantara negara-negara Asia Tenggara. Penyebab kematian ibu
terbanyak adalah perdarahan 28%, Eklampsia 24%, Infeksi 11%, partus macet/lama 8%
dan aborsi 5% (SKRT 2001). Didalam Angka Kematian Bayi tercakup Angka Kematian
Perinatal, dimana kematian karena gangguan perinatal menurut SKRT 1986 adalah
42,3% dari kematian bayi pada usia 0-1 bulan. Mengingat kematian bayi khususnya
dalam periode perinatal berkaitan erat dengan kesehatan ibu dimana AKI masih tinggi
maka betapa pentingnya pelayanan Maternal dan Perinatal sebagai kegiatan terintegrasi
di RumahSakit untuk terus ditingkatkan dalam upaya menurunkan AKI dan AKB.
Penyebab kematian pada masa prenatal/neonatal pada umumnya berkaitan dengan
kesehatan ibu selama kehamilan, kesehatan janin selama didalam kandungan dan proses
pertolongan persalinan yang bermasalah. Komplikasi obstetrik tidak selalu dapat
diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang diidentifikasi
normal, oleh karena itu perlu strategi penurunan angka kematian / kesakitan maternal
perinatal dengan meningkatkan kualitas pelayanan serta kualitas dan kuantitas sumber
daya manusia dengan pembekalan pelatihan secara berkala
Penyelenggaraan pelayanan di RSU Mitra Medika Premiere mengacu pada
prinsip Syariah sesuai dengan fatwa MUI tentang pedoman penyelenggaraan rumah
sakit mengupayakan seluruh pelayanannya mengacu pada prinsip Syariah termasuk
pelayanan di ruangan perinatologi. Pelayanan di ruangan perinatologi Mitra Medika
Premiere yang mengacu pada prinsip Syariah yaitu dengan mengupayakan pemberian
pelayanan berbasis Syariah dan menciptakan sumber daya insani sesuai prinsip Syariah.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan Pelayanan Maternal dan Perinatal Unit Perinatologi yang
bermutu dalam rangka pemenuhan hak masyarakat di bidang kesehatan sehingga
terjadi penurunan angka kematian ibu dan bayi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya insani dengan
pelatihan
2. Melengkapi sarana dan prasarana untuk menunjang pelayanan
3. Sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan bagi unit kerja dalam
memberikan pelayanan berbasis Syariah sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi RSU Mitra Medika Premiere
BAB II
GAMBARAN UMUM
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, DAN TUJUAN
3.1. Visi
Adapun Visi RSU Mitra Medika Premiere adalah : “Menjadi Rumah Sakit
Syariah Unggulan di Sumatera Utara Tahun 2026”
3.2. Misi
Dalam mencapai Visinya, RSU Mitra Medika Premiere memiliki misi sebagai
berikut:
1. Menjamin pelayanan Syariah bagi pasien Muslim
2. Menciptakan Sumber Daya Insani (SDI) yang berkompeten di bidangnya dan
memegang teguh prinsip Syariah
3. Berinovasi terhadap pelayanan Syariah dan mengintegrasikannya kedalam setiap
pelayanan
4. Menggunakan indikator mutu dalam setiap pelayanan
3.3. Motto
Adapun Motto RSU Mitra Medika Premiere adalah “To Be A Better Hospital”.
3.4. Tujuan
Berikut adalah Tujuan RSU Mitra Medika Premiere dalam menjalankan misinya
untuk mencapai visi adalah:
3.4.1 Tujuan Umum
Tujuan umum RSU Mitra Medika Premiere adalah menjadi institusi pelayanan
kesehatan yang bermutu bagi semua lapisan masyarakat terutama di kawasan Medan
dengan mengedepankan nilai-nilai syariah Islam dan nilai sosial yang terdapat di
masyarakat serta berlandaskan kepada aturan-aturan islam dan aturan perumahsakitan
yang berlaku.
YayasanMitra Medika
Direktur
Satuan Pemeriksa Internal
Sub Bidang Sub Bidang Penunjang Sub Bidang Sub Bagian Sub Bagian
Pelayanan Medik Medikdan Non Medik Keperawatan Sekretariat dan Umum Keuangan
dan Non Medik
DIREKTUR
KABID PELAYANAN
KARU PERINATOLOGI
Perinatologi
Teknisi Logistik Umum
Farmasi
Rekam Medik
Gizi
Supir Ambulance
Pasien Perinatologi yang pindah ke NICU, dibuatkan tranfer pasien, dan kita
menelpon ruangan sesuai dengaan jaminan pasien.
11. IGD
Apabila ada pasien dari IGD yang memerlukan perawatan intensif, maka pasien akan
dibuatkan surat pengantar rawat Perinatologi oleh dokter, penanggung
jawab/keluarga pasien dianjurkan ke bagian pendaftaran, setelah penanggung
jawab/keluarga pasien menandatangani surat persetujuan rawat Perinatologi, maka
pasien diantar oleh perawat IGD ke ruang Perinatologi
12. Umum/Supir
Pasien Perinatologi yang memerlukan rujukan ke RS lain atau meninggal dapat
menggunakan ambulance RSU Mitra Medika Premiere bila keadaan memungkinkan
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
1 Askep total 4 8 32
= 32 : 7 = 4,5= 5 orang
Langkah 2:
53 + 12 + 16
= x 5 = 1,4 = 1 orang
284
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 9 orang, termasuk kepala ruangan. Jumlah
yang tersedia saat ini adalah 4 orang, termasuk kepala ruangan. Jadi, kekurangan jumlah
tenaga yang dibutuhkan adalah 5 orang.
BOR 80%
(B = 6 x 80% = 4,8= 5 pasien/hari)
1. Rata – rata jumlah 5 pasien/hari
2. Hari Libur Nasional = 16 hari, Hari Minggu = 53 hari, Cuti = 12 hari
Jumlah hari kerja efektif = (365 – (16 + 53 + 12) = 284 hari
3. Rata – rata jam perawatan perhari 8 jam
1 Askep total 5 8 40
= 40 : 7 = 5,7= 6 orang
Langkah 2:
53 + 12 + 16
= x 6 = 1,7= 2 orang
284
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 11 orang, termasuk kepala ruangan. Jumlah
yang tersedia saat ini adalah 4 orang, termasuk kepala ruangan. Jadi, kekurangan jumlah
tenaga yang dibutuhkan adalah 7 orang.
BOR 100%
(B = 6 x 100% = 6 pasien/hari)
1. Rata – rata jumlah 6 pasien/hari
2. Hari Libur Nasional = 16 hari, Hari Minggu = 53 hari, Cuti = 12 hari
Jumlah hari kerja efektif = (365 – (16 + 53 + 12) = 284 hari
3. Rata – rata jam perawatan perhari 8 jam
1 Askep total 6 8 48
= 48 : 7 = 6,8 = 7 orang
Langkah 2:
53 + 12 + 16
= x 7 = 1,9= 2 orang
284
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 12 orang, termasuk kepala ruangan. Jumlah
yang tersedia saat ini adalah 4 orang, termasuk kepala ruangan. Jadi, kekurangan jumlah
tenaga yang dibutuhkan adalah 8 orang.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Dalam upaya menyediakan sumber daya insani yang kompeten, salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan menyelenggarakan program orientasi pegawai
baru. Orientasi pegawai baru merupakan kegiatan penting dalam proses penempatan
pegawai pada unit kerja di lingkungan RSU Mitra Medika Premiere. Pada masa
orientasi inilah peserta orientasi akan dapat memahami hal-hal yang ada dalam
penyelenggaraan pelayanan rumah sakit seperti visi dan misi, budaya kerja, kebijakan
dan prosedur kerja, deskripsi produk dan jasa yang dihasilkan, struktur, wewenang dan
tanggungjawab serta hal-hal lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pelayanan.
9.1 Tujuan
Tujuan dilakukannya kegiatan orientasi adalah:
1. Memberikan kesempatan bagi pegawai baru dan atau peserta didik dalam usaha
mengenal dan penyesuaian terhadap organisasi rumah sakit dan menumbuhkan
perasaan positif dan menyenangkan dalam pekerjaan baru
2. Memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai konsep syariah yang
dijalankan di RSU Mitra Medika Premiere
3. Memberikan pemahaman dan pengetahuan yang cukup berkaitan dengan
organisasi Perinatologi
4. Memberikan pemahaman berkaitan dengan peraturan yang berlaku di
Perinatologi
5. Memberikan bekal awal dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan wewenang
6. Mengetahui, memahami dan mampu berhubungan dengan bagian atau unit lain
yang terkait
7. Membantu pegawai baru menjadi pegawai yang profesional dalam bidang
pekerjaannya
9.2 Penanggung Jawab
Penanggung jawab kegiatan orientasi adalah KoordinatorPerawat/Kepala Ruang
Perinatologi yang dalam pelaksanaan kegiatannya berkoordinasi dengan petugas
lainnya yang terkait
9.3 Sasaran
Semua tenaga medis dan keperawatan yang akan mulai bertugas di ruangan
Perinatologi
9.4 Metode
1. Materi
a. Pedoman Pengorganisasian Perinatologi
b. Pedoman Pelayanan Perinatologi
c. Pedoman Pelayanan Syariah Perinatologi
d. Program PMKP Perinatologi
e. Kebijakan dan SPO Perinatologi
f. Observasi lapangan dan praktek Perinatologi
2. Tanya jawab
3. Bimbingan
4. Observasi lapangan
5. Praktek di lokasi kerja
2. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan orientasi diatur sesuai jadwal peserta orientasi
3. Penilaian
Penilaian kepada peserta orientasi pegawai baru dilaksanakan oleh
KoordinatorPerawat/Kepala Ruang Perinatologi setiap bulan dan atau pada akhir
pelaksanaan orientasi
BAB X
PERTEMUA/RAPAT
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, kita masih diberi kesehatan dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan
pelayanan yang berkualitas dan mampu menjalaninya dengan dedikasi tinggi. Shalawat
beriring salam, kita hadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang dan mengenal
pendidikan.
RSU. Mitra Medika Premiere merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
memiliki beberapa pelayanan yang dapat diunggulkan, salah satunya adalah pelayanan
Perinatologi. Untuk dapat melaksanakan pelayanan tersebut, maka diperlukan pedoman
dalam pelayanan pada ruangan Perinatologi. Diharapkan dengan adanya pedoman
pelayanan ini, dapat diimplementasikan dengan baik, sehingga dapat memberikan
pelayanan yang terbaik dan berbasis syariah.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanan di Ruang Perinatologi
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Memiliki standar ketenagaan di Ruang Perinatologi
b. Memiliki standar fasilitas di Ruang Perinatologi
c. Memiliki tata laksana di Ruang Perinatologi
d. Memiliki standar logistik di Ruang Perinatologi
e. Memiliki standar keselamatan pasien di Ruang Perinatologi
f. Memiliki standar keselamatan kerja di Ruang Perinatologi
g. Memiliki standar pengendalian mutu di Ruang Perinatologi
Bayi III
Bayi II
Bayi I
Nurse Station
Nurse Station
PINTU MASUK
4.2 METODE
Metode penugasan yang digunakan pada ruangan Perinatologi adalah metode
tim (jika jumlah paramedisnya/perawat tercukupi). Jika paramedis tercukupi, setiap shift
akan dilaksanakan oleh 1 orang ketua tim, dan 3 orang perawat pemberi asuhan.
Dimana, setiap perawat pemberi asuhan menanggungjawabi 2 pasien bayi. Akan tetapi,
untuk saat ini jumlah paramedis yang tersedia 8 orang, sehingga metode tim belum bisa
dijalankan. Setiap shift akan dijalankan oleh 1 orang penanggung jawab shift dan 1
orang perawat pemberi asuhan. Metode penugasan yang bisa digunakan pada saat ini
adalah metode fungsional. Pada metode fungsional ini, pemberian asuhan keperawatan
ditekankan pada penyelesaian tugas atau prosedur. Setiap perawat diberi satu tugas
untuk dilaksanakan kepada semua pasien di satu ruangan.
6.1 Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau
situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit,
cidera, cacat, kematian, dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
6.2 Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Selain itu, sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar
tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas
rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan di
rumah sakit, dan terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.1 Pengertian
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya untuk memberikan keselamatan
dan peningkatan derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan penyakit dan
kecelakaan akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini Kepala Instalasi Ruangan NICU dan
perlindungan terhadap Rumah Sakit. Oleh karena itu, maka jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas pegawai dan
rumah sakit.
Pemerintah berkepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan semua usaha-
usaha masyarakat. Pemerintah berkepentingan melindungi masyarakatnya termasuk
para pegawai dari bahaya kerja.
7.2 Tujuan
Pemerintah mengatur dan mengawasi pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja yaitu pada Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yang
dimaksudkan untuk menjamin:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial, dan psikologis
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya seselektif
mungkin
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi apabila:
1. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau peralatan sudah tua
2. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas
atau terlalu dingin
4. Tidak tersedia alat-alat pengaman
5. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain-
lain
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
BAB I
DEFINISI
Perinatologi merupakan fasilitas rawat inap yang disediakan khusus untuk pasien
bayi baru lahir sampai usia 28 hari yang memiliki masalah kesehatan. Sedangkan untuk
bayi baru lahir yang sehat, dirawat terpisah di ruang bayi sehat. Keadaan bayi baru lahir
dipengaruhi oleh banyak hal sejak didalam kandungan ibunya, selama proses persalinan
dan setelah kelahiran. Beberapa masalah dapat terjadi pada bayi baru lahir sehingga
memerlukan penanganan dan perawatan khusus agar bayi dapat diselamatkan dan
mempunyai kualitas hidup yang baik. Kriteria bayi yang membutuhkan perawatan
khusus adalah bayi lahir cukup bulan yang mempunyai masalah/kelainan penyerta, bayi
lahir dari ibu yeng mempunyai masalah kesehatan, bayi lahir kurang bulan (prematur),
dan bayi dengan hiperbilirubin atau dengan infeksi neonatus.
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN
BAB IV
DOKUMENTASI