Anda di halaman 1dari 66

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT

PERINATOLOGI

MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, kita masih diberi kesehatan dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan
pelayanan yang berkualitas dan mampu menjalaninya dengan dedikasi tinggi.Shalawat
beriring salam, kita hadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang dan mengenal
pendidikan.
RSU. Mitra Medika Premiere merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
memiliki beberapa pelayanan yang dapat diunggulkan dan berbasis Syariah di kawasan
Sumatera Utara. Salah satu pelayanan yang disediakan oleh RSU Mitra Medika
Premiere adalah pelayanan perinatologi. Untuk dapat melaksanakan pelayanan tersebut,
maka diperlukan pedoman dalam pengorganisasian pelayanan pada ruangan
perinatologi. Diharapkan dengan adanya pedoman pengorganisasian ini, dapat
diimplementasikan dengan baik, sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang menjadi
indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara, masih tergolong tinggi di
Indonesia yaitu AKI 307/100.000 Kelahiran Hidup dan AKB 35/10.000 Kelahiran
Hidup (SDKI 2002/2003). Angka Kematian Ibu di Indonesia masih menempati
peringkat teratas diantara negara-negara Asia Tenggara. Penyebab kematian ibu
terbanyak adalah perdarahan 28%, Eklampsia 24%, Infeksi 11%, partus macet/lama 8%
dan aborsi 5% (SKRT 2001). Didalam Angka Kematian Bayi tercakup Angka Kematian
Perinatal, dimana kematian karena gangguan perinatal menurut SKRT 1986 adalah
42,3% dari kematian bayi pada usia 0-1 bulan. Mengingat kematian bayi khususnya
dalam periode perinatal berkaitan erat dengan kesehatan ibu dimana AKI masih tinggi
maka betapa pentingnya pelayanan Maternal dan Perinatal sebagai kegiatan terintegrasi
di RumahSakit untuk terus ditingkatkan dalam upaya menurunkan AKI dan AKB.
Penyebab kematian pada masa prenatal/neonatal pada umumnya berkaitan dengan
kesehatan ibu selama kehamilan, kesehatan janin selama didalam kandungan dan proses
pertolongan persalinan yang bermasalah. Komplikasi obstetrik tidak selalu dapat
diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang diidentifikasi
normal, oleh karena itu perlu strategi penurunan angka kematian / kesakitan maternal
perinatal dengan meningkatkan kualitas pelayanan serta kualitas dan kuantitas sumber
daya manusia dengan pembekalan pelatihan secara berkala
Penyelenggaraan pelayanan di RSU Mitra Medika Premiere mengacu pada
prinsip Syariah sesuai dengan fatwa MUI tentang pedoman penyelenggaraan rumah
sakit mengupayakan seluruh pelayanannya mengacu pada prinsip Syariah termasuk
pelayanan di ruangan perinatologi. Pelayanan di ruangan perinatologi Mitra Medika
Premiere yang mengacu pada prinsip Syariah yaitu dengan mengupayakan pemberian
pelayanan berbasis Syariah dan menciptakan sumber daya insani sesuai prinsip Syariah.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan Pelayanan Maternal dan Perinatal Unit Perinatologi yang
bermutu dalam rangka pemenuhan hak masyarakat di bidang kesehatan sehingga
terjadi penurunan angka kematian ibu dan bayi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya insani dengan
pelatihan
2. Melengkapi sarana dan prasarana untuk menunjang pelayanan
3. Sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan bagi unit kerja dalam
memberikan pelayanan berbasis Syariah sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi RSU Mitra Medika Premiere
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1. GAMBARAN UMUM


RSU Mitra Medika Premiere merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
ada di Kawasan Medan yang merupakan kepemilikan swasta di bawah naungan PT.
Grand Mitra Medika dengan klasifikasi Kelas B yang telah mendapatkan penetapan
kelas dari Kementerian Kesehatan Nasional melalui SK Penetapan Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.03/I/0972/2014. Rumah Sakit Umum Mitra Medika
Premiere telah berdiri sejak 3 Januari 2004 berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Dinas Kesehatan Kota Medan Nomor 445/0175/RS.11/1/04 dengan Nomor Izin
Penyelenggaraan : 440/9697/IX/05 tertanggal 26 September 2005. Adapun data
umum RSU Mitra Medika Premiere adalah sebagai berikut :
1. Nama Rumah Sakit : RSU Mitra Medika Premiere
2. Alamat : JL. S. Parman No. 236 Petisah Tengah, Kec.
Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara
3. Status Kepemilikan : PT. Grand Mitra Medika
4. Kelas Rumah Sakit : Kelas B
5. Jumlah Tempat Tidur : 324 TT
6. Luas Lahan : 1899 m2
7. Luas Bangunan : 6266 m2
8. Luas Perparkiran : 671 m2
9. Jenis dan Jenjang Sumber Daya Manusia :
9.1. Dokter
a. Umum
b. Gigi
c. Spesialis
i. Penyakit Dalam x. Mata
ii. Anak xi. Bedah Urologi
iii. Bedah xii. Patologi Klinik
iv. Kandungan (Obgyn) xiii. Radiologi
v. Paru xiv. Patologi Anatomi
vi. Saraf xv. THT-KL
vii. Jantung dan Pembuluh Darah xvi. Rehabilitasi Medik
viii. Bedah Ortopedi xvii. Bedah Saraf
ix. Anestesi dan Reanimasi xviii. Kesehatan Jiwa
xix. Kulit dan Kelamin
d. Perawat
1. S-1 Profesi Ners
2. S-1 Keperawatan
3. D-3 Keperawatan
4. D-3/S-1 Bersertifikat Hiperkes
e. Bidan
f. Analis
1. D-3 Analis
2. SMK Analis
g. Farmasi
1. S-1 Apoteker
2. D-3 Farmasi
h. Radiografer
i. Fisioterapis
j. Rekam Medis
k. Sarjana Kesehatan Masyarakat
l. Ahli Gizi
m. Non Medis
1. S-2
2. S-1
3. D-3
4. SMA/SMK/STM
5. SMP
6. SD

2.2. KEGIATAN PELAYANAN


Pelayanan kesehatan yang tersedia dan dapat diberikan RSU Mitra Medika
Premiere meliputi pelayanan sebagai berikut :
2.2.1. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Instalasi Gawat Darurat RSU. Mitra Medika terletak di lantai 1 (satu) pintu utama
dan dilengkapi dengan segala fasilitas untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan
gawat darurat selama 24 jam termasuk hari libur. Adapun fasilitas yang disediakan
meliputi :
a. Ambulance yang selalu siap melayani pasien rujukan, evakuasi kasus gawat darurat,
dan menjemput/mengantar pasien ke dalam dan luar kota yang dilengkapi dengan
monitor transpor, oksigen serta alat dan obat-obatan emergency untuk memenuhi
kebutuhan pasien selama transportasi.
b. Ruang Resusitasi, Ruang Observasi dan Ruang Tindakan yang ditempati sesuai
kondisi pasien
c. Kamar Bedah Emergency (KBE)
d. Kamar dan mobil jenazah yang memberikan pelayanan penatalaksanaan jenazah bagi
pasien yang telah meninggal dunia.

2.2.2. Instalasi Rawat Jalan


Instalasi rawat jalan RSU. Mitra Medika Premiere berlokasi di lantai 8 dan 9.
Pelayanan dilakukan secara kontinuitas mulai dari pagi, sore dan malam hari. Pola
pelayanan ditata dengan baik dan dilaksanakan oleh dokter dan perawat pilihan yang
professional dan berpengalaman di bidang kesehatan serta didukung dengan fasilitas
yang memadai sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan instalasi rawat jalan terdiri
dari :
a. Klinik Umum i. Klinik Penyakit Saraf
b. Klinik Gigi j. Klinik Bedah Saraf
c. Klinik Penyakit Dalam k. Klinik Jantung dan
Pembuluh Darah
d. Klinik Anak l. Klinik Paru
e. Klinik Bedah m. Klinik Bedah Orthopedi
f. Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungann. Klinik Bedah Urologi
g. Klinik Penyakit Mata o. Klinik Kesehatan Jiwa
h. Klinik Telinga Hidung Tenggorokan dan p. Unit Endoskopi
Kepala Leher (THT-KL)

2.2.3. Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Inap di RSU Mitra Medika Premiere tersedia dengan
kapasitas 147 tempat tidur, dilengkapi dengan fasilitas pelayanan yang dapat
memberikan kenyaman kepada pasien dan keluarga serta memenuhi segala
hak pasien dan keluarga yang dibutuhkan. Pelayanan rawat inap yang tersedia
di RSU Mitra Medika Premiere tersedia dengan klasifikasi kelas sebagai
berikut :
a. President Suite (VVIP)
b. Junior Suite (VVIP)
c. Prestiage (Kelas I)
d. Premiere (Kelas II)
e. Deluxe (Kelas III)

2.2.4. Instalasi Perawatan Intensif (ICU/ PICU/NICU)


Instalasi Perawatan Intensif RSU. Mitra Medika Premiere terdiri dari Unit
Intensive Care Unit (ICU), Pediatric Intensive Care Unit (PICU) dan Neonatal
Intensive Care Unit (NICU) dengan kapasitas 4 tempat tidur dewasa, 4 tempat tidur
anak dan 2 tempat tidur untuk pasien penyakit paru menular dan perhatian khusus yang
dilengkapi dengan sistem ventilasi tekanan negatif sesuai dengan prinsip akreditasi
rumah sakit mengenai Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
Seluruh tempat tidur di ICU dan PICU RSU. Mitra Medika dilengkapi dengan
fasilitas Pendant pada masing-masing tempat tidur, 4 (empat) unit ventilator dewasa dan
1 (satu) unit ventilator anak serta didukung dengan Central Monitor Patient sehingga
seluruh pasien dapat termonitoring dengan teknologi canggih dan komperhensif.

2.2.5. Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan


Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan terdiri dari 8 kamar bersalin dan 9
kamar rawatan ibu dengan masa nifas dan wanita dengan penyakit kandungan.
Kamar bersalin RSU. Mitra Medika Premiere menyediakan 2 tempat tidur untuk
pelayanan bersalin normal yang dilengkapi dengan alat Cardiotocography (CTG) untuk
mendeteksi adanya gawat janin secara cepat, serta Infant Warmer yang mendukung
pelayanan yang menyeluruh dan berkesinambungan dengan Instalasi Perawatan Bayi
yang berada tepat disebelah kamar bersalin.

2.2.6 Instalasi Perawatan Bayi


Instalasi Perawatan Bayi RSU Mitra Medika Premiere melayani pasien dengan
perawatdan bidan terlatih untuk memberikan perawatan secara menyeluruh kepada bayi
sehat maupun bayi sakit sesuaidengan kebutuhan pasien.
a. Unit Perawatan Bayi Sehat
Unit perawatan bayi sehat memiliki peralatan dan fasilitas yang sangat
baik untuk memberikan perawatan kepada bayi sehat yang baru lahir.
Ruangan bayi sehat RSU. Mitra Medika Premiere memiliki 12 (dua belas)
unit box bayi dan 3 (tiga) unit Infant Warmer untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan pasien bayi.
b. Unit Perawatan Bayi Sakit
Unit perawatan bayi sakit melayani masalah kesehatanbayi yang
berusia 0 sampai dengan 28 hari.Dalam upaya perawatan bayi sakit, RSU.
Mitra Medika Premiere menyediakan 2 (dua) buah Incubator dan 2 (dua)
buah Infant Warmer, sertaBlue Light (untuk bayi-bayi dengan kondisi
hiperbillirubin), Infuse Pump dan Syringe Pump.
Untuk menjaga keamanan dan perlindungan terhadap bayi, ruang
perawatan bayi sehat maupun bayi sakit di RSU. Mitra Medika dilengkapi
dengan automatic door lock system, sehingga hanya petugas rumah sakit
yang memiliki akses untuk masuk ke ruang perawatan.

2.2.7. Instalasi Bedah Sentral


RSU. Mitra Medika Premiere memiliki ruangan kamar bedah yang terdiri dari
5 (tiga) kamar bedah sentral dan 1 (satu) ruangan kamar bedah emergency. Instalasi
ini juga didukung dengan 1(satu) ruang pemulihan/recovery room yang terdiri dari
2 (dua) tempat tidur untuk memantau pasien-pasien operasi sebelum dipindahkan
ke instalasi rawat inap serta 1 (satu) unit Central Sterile Supply Department
(CSSD) yang bertanggung jawab atas pensterilan alat kesehatan di rumah sakit.

2.2.8. Instalasi Rehabilitasi Medik


Dengan kapasitas 18 (delapan) tempat tidur dan dilengkapi dokter spesialis
rehabilitasi medis serta fisioterapis yang ahli dan berpengalaman. Dengan
didukung peralatan memadai, seperti Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation (TENS), Ultra Sound Therapy, Electrostimulation, Microwave
Diathermy, High Power Laser Therapy dan Drop Foot Stimulator, RSU. Mitra
Medika Premiere menyediakan pelayanan fisioterapi untuk pasien dalam
membantu penyembuhan dan pemulihan, seperti kondisi pasien paska
bedah/operasi, stroke, nyeri otot dan sendi, dan lain-lain .

2.2.9. Instalasi Laboratorium


Instalasi Laboratorium di RSU. Mitra Medika Premiere melakukan
pelayanan Patologi Klinik dan Patologi Anatomi yang berkualitas dan bermutu
tinggi yang didukung oleh peralatan yang canggih dan akurat serta dilakukan oleh
dokter spesialis dan analis yang profesional. Pemeriksaan dilakukan dengan
respon time sesuai dengan standar pelayanan yang diberlakukan oleh Pemerintah.
Sebagai tambahan, Instalasi Laboratorium juga dilengkapi dengan Unit
Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) dalam upaya memenuhi kebutuhan pelayanan
darah pasien.

2.2.10. Instalasi Radiologi


Pelayanan Instalasi Radiologi di RSU Mitra Medika Premiere dapat melayani
pemeriksaan :
a. CT-Scan
b. X- Ray
c. Ultra Sonography (USG)
d. Mammografi
e. MRI
f. Panoramic
Pelayanan radiologi di RSU. Mitra Medika Premiere dilakukan oleh
dokter spesialis dan radiografer yang profesional. Pelayanan Radiologi di
RSU. Mitra Medika Premiere telah menggunakan sistem Picture Archiving
and Communication System (PACS) dalam proses pengiriman gambar hasil
pemeriksaan, sehingga setiap ruang rawatan dapat mengakses gambar hasil
pemeriksaan beserta dengan ekspertise oleh dokter spesialis radiologi secara
cepat.
2.2.1 Instalasi Farmasi
Instalasi farmasi terdiri dari gudang farmasi dan apotek yang
memberikan pelayanan bagi pasien di dalam rumah sakit sesuai dengan
standar akreditasi. RSU. Mitra Medika Premiere juga menyediakan farmasi
klinis yang setiap hari bertugas memantau ketepatan jumlah, dosis, dan cara
pemberian obat serta efek samping yang mungkin muncul terhadap pasien
rawat inap.

2.2.2 Instalasi Gizi


Instalasi ini memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan gizi yang
bermutu dan berkualitas yang dipantau oleh ahli gizi yang profesional ke
seluruh pasien. Dalam pemenuhan gizi pasien, ahli gizi melakukan
koordinasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya sehingga pelayanan
yang didapatkan oleh pasien dapat terintegrasi dengan baik secara
menyeluruh. Melainkan kebutuhan gizi pasien, kebutuhan gizi karyawan
juga dipenuhi dengan menyediakan Makan siang untuk karyawan.

2.2.3 Instalasi Sanitasi dan Laundry


Instalasi ini terdiri dari unit sanitasi yang bertanggung jawab terhadap
kebersihan di lingkungan rumah sakit, pemilahan dan pengelolaan seluruh
limbah rumah sakit serta unit laundry yang melayani pencucian linen kotor,
distribusi linen bersih, dan perbaikan linen, serta penyeleksian linen yang
tidak layak pakai dengan prinsip syariah.

2.2.4 Instalasi Rekam Medis


Instalasi Rekam Medis RSU. Mitra Medika Premiere terdiri dari
Unit Rekam Medis yang dilengkapi automatic door lock system untuk
menjaga keamanan dan kerahasian rekam medis pasien, serta unit
reseptionis (pendaftaran).
Loket pendaftaran RSU. Mitra Medika Premiere terletak pada lantai
1 (satu) gedung rumah sakit yang dilayani oleh petugas pendaftaran yang
ramah, cepat dan tanggap dalam melakukan pelayanan terintegrasi antara
pendaftaran rawat jalan dan rawat inap.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, loket pendaftaran ini
dilengkapi dengan mesin panggilan otomatis sehingga antrian pasien dapat
lebih teratur dan cepat. Selain itu, loket pendaftaran yang berada di area
lobby rumah sakit juga disediakan tempat menunggu untuk pasien dan
pengunjung yang luas dan nyaman serta dilengkapi dengan fasilitas sofa dan
televisi sebagai media hiburan.

2.2.5 Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPSRS)


Instalasi ini terdiri dari teknisi umum dan teknisi medis yang
bertanggung jawab dalam melakukan pengecekan, pemeliharaan berkala
(maintenance) dan kalibrasi, serta perbaikan alat untuk menjamin seluruh
peralatan yang berada di lingkungan RSU. Mitra Medika Premiere dapat
berfungsi dengan baik, terutama alat-alat.

2.2.6 Fasilitas Umum


Selain melaksanakan fungsinya dalam bidang kesehatan, RSU. Mitra
Medika juga menyediakan berbagai fasilitas guna memberikan kualitas
pelayanan terbaik terhadap seluruh lapisan masyarakat. Adapaun fasilitas
umum yang tersedia di RSU. Mitra Medika Premiere yaitu : Mushalla,
Pojok ASI, Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, DAN TUJUAN

3.1. Visi
Adapun Visi RSU Mitra Medika Premiere adalah : “Menjadi Rumah Sakit
Syariah Unggulan di Sumatera Utara Tahun 2026”
3.2. Misi
Dalam mencapai Visinya, RSU Mitra Medika Premiere memiliki misi sebagai
berikut:
1. Menjamin pelayanan Syariah bagi pasien Muslim
2. Menciptakan Sumber Daya Insani (SDI) yang berkompeten di bidangnya dan
memegang teguh prinsip Syariah
3. Berinovasi terhadap pelayanan Syariah dan mengintegrasikannya kedalam setiap
pelayanan
4. Menggunakan indikator mutu dalam setiap pelayanan

3.3. Motto
Adapun Motto RSU Mitra Medika Premiere adalah “To Be A Better Hospital”.

3.4. Tujuan
Berikut adalah Tujuan RSU Mitra Medika Premiere dalam menjalankan misinya
untuk mencapai visi adalah:
3.4.1 Tujuan Umum
Tujuan umum RSU Mitra Medika Premiere adalah menjadi institusi pelayanan
kesehatan yang bermutu bagi semua lapisan masyarakat terutama di kawasan Medan
dengan mengedepankan nilai-nilai syariah Islam dan nilai sosial yang terdapat di
masyarakat serta berlandaskan kepada aturan-aturan islam dan aturan perumahsakitan
yang berlaku.

3.4.2 Tujuan Khusus


1. Membantu program pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai
syariah Islam yang maksimal dan terpadu kepada masyarakat, dengan kecepatan dan
ketepatan penanganan serta cakap dan tangga
2. Menciptakan pelayanan kesehatan syariah islam yang menjadikan pasien sebagai
pusat pelayanan dengan tetap mengutamakan etika dan rasa empati serta menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan
3. Menghasilkan tenaga profesional yang berakhlakul karimah, memiliki produktifitas
yang tinggi dan inovatif serta menjalankan pelayanan berlandaskan kepada prinsip
syariah.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RSU MITRA MEDIKA PREMIERE

YayasanMitra Medika

Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas

Direktur
Satuan Pemeriksa Internal

Bidang Pelayanan Bagian Umum dan Keuangan

Sub Bidang Sub Bidang Penunjang Sub Bidang Sub Bagian Sub Bagian
Pelayanan Medik Medikdan Non Medik Keperawatan Sekretariat dan Umum Keuangan
dan Non Medik

Seksi Seksi Seksi


Seksi Tata Seksi Rumah Seksi
Kepegawaian dan Akuntansi dan Perbendaharaan
Usaha dan Tangga dan Pengembangan Pemasaran dan dan Mobilisasi
Umum Verifikasi Humas
Logistik SDM Dana

Instalasi / Kelompok Komite Komite


Komite Komite Staff Klinis Komite Peningkatan Mutu Komite Pencegahan dan Komite Etik dan Panitia /
Unit Staf Medis Syariah Medik
Keperawatan dan PPA Lain dan Keselamatan Pasien Pengendalian Infeksi Hukum TIM
Instalasi

1. IGD : Instalasi Gawat Darurat 11. IRehab : Instalasi Rehabilitasi Medik

2. IRI : Instalasi Rawat Inap 12. IKPK : Instalasi Kebidanan dan

3. IRad : Instalasi Radiologi Penyakit Kandungan

4. ILab : Instalasi Laboratorium 13. IPB : Instalasi Perawatan Bayi

5. IGizi : Instalasi Gizi 14. IPSRS : Instalasi Pemeliharaan Sarana RS

6. IBS : Instalasi Bedah Sentral 15. IRM : Instalasi Rekam Medis

7. IRJ : Instalasi Rawat Jalan 16. UKI : Unit Kerohanian Islam

8. IPI : Instalasi Perawatan Intensif 17. UD : Unit Diklat


9. ISL : Instalasi Sanitasi Laundry 18.UIT : Unit IT/ SIMRS
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

5.1 Struktur Organisasi Perinatologi

DIREKTUR

KABID PELAYANAN

KARU PERINATOLOGI

KETUA TIM I KETUA TIM II KETUA TIM III KETUA TIM IV

PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWAT


PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA

5.2 Visi Perinatologi


Visi ruangan Perinatologi adalah “Memberikan pelayanan yang berkualitas, profesional
dan berbasis syariah dengan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien.”

5.3 Misi Perinatolgi


Misi ruangan Perinatologi adalah
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional, aman dan nyaman
2. Mengutamakan kepuasan dan keselamatan pasien
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta kesejahteraan karyawan, sehingga
mampu melaksanakan pelayanan yang professional
4. Memberikan asuhan keperawatan pada neonatus dengan mengutamakan pelayanan
berbasis syariah dan nilai-nilai islami
5. Menciptakan Sumber Daya Insani (SDI) yang inovatif dan kreatif dalam bekerja serta
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

5.4 Motto Perinatologi


Adapun motto Perinatologi adalah “Melayani dengan Tulus, Cinta dan Kasih
Sayang.”
BAB VI
URAIAN JABATAN

6.1. Nama Jabatan: Koordinator perawat/Kepala Ruangan Perinatologi


Secara struktural, kepala instalasi Perinatologi bertanggung jawab kepada Kepala Sub
Bidang Pelayanan Keperawatan dan Kepala Bidang Pelayanan.
6.2.1 Fungsi
1. Penyusunan perencanaan kerja dan kebutuhan tenaga keperawatan di Perinatologi
2. Mengatur pelaksanaan asuhan keperawatan di Perinatologi
3. Melakukan pengawasan dan pengendalian logistik di Perinatologi
4. Memberikan motivasi untuk meningkatkan kinerja perawat di Perinatologi
6.2.2 Persyaratan dan Kualifikasi
1. Pendidikan:
- Ners dengan pengalaman minimal 3 tahun
- D-3 keperawatan dengan pengalaman minimal 5 tahun
2. Pelatihan:
- Sertifikat Managemen Bangsal
- Sertifikat Pelatihan Dasar Intensif
- Sertifikat Pelatihan Managemen Mutu Keperawatan
6.2.3 Uraian Tugas
1. Melaksanakan fungsi perencanaan (P1) meliputi:
 Menyusun rencana kerja Unit Perinatologi
 Menyusun rencana kebutuhan peralatan dalam rangka menunjang
meningkatkan kualitas pelayanan
 Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan baik jumlah maupun
kualifikasi untuk di ruang perawatan, koordinasi dengan Kepala Bagian
Keperawatan
 Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan Syariah yang dapat dilakukan
dalam memberikan asuhan keperawatan
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2) meliputi:
 Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan Syariah di Unit
Perinatologi
 Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain sesuai
kebutuhan pelayanan dan ketentuan rumah sakit
 Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru yang akan bekerja di
Unit Perinatologi
 Memberi edukasi/pendidikan kepada pasien dan keluarganya meliputi
penjelasan tentang peraturan & tata tertib rumah sakit, hak dan kewajiban
pasien serta menjelaskan fasilitas yang ada dan cara penggunaannya di ruang
perawatan
 Mengatur dan mengawasi pemberian pengobatan sesuai program terapi
 Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya, mengenai
penyakitnya sesuai batas kewenangannya
 Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan pelayanan/asuhan
keperawatan sesuai standar operasional prosedur (SOP)
 Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu dengan staf dan petugas
lain yang bertugas di ruang rawatnya
 Memberi kesempatan dan ijin kepada staf untuk mengikuti kegiatan ilmiah
dalam rangka meningkatkan pengetahuan
 Mendampingi visite dokter, mencatat dan melaksanakan instruksi dokter,
 Mengendalikan kualitas pencatatan rekam medis dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar
 Mengatur dan mengawasi petugas dalam memelihara kebersihan lingkungan
ruangan
 Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruang rawat
 Menyimpan berkas catatan rekam medik pasien yang sudah lengkap dan
selanjutnya mengembalikan berkas ke Unit Rekam Medik bila pasien
keluar/pulang rumah sakit
 Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan serta
kegiatan lainnya di ruang rawat
 Mengatur serah terima pasien dan lain-lain pada saat pergantian dinas
3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) meliputi:
 Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh staf
 Mengawasi dan menilai pelaksanaan pelayanan Syariah yang telah ditentukan
 Membimbing, mengawasi dan menilai karyawan magang agar memperoleh
pengalaman sesuai tujuan program bimbingan yang telah ditentukan
 Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada dibawah
tanggung jawabnya
 Mengawasi, mengendalikan pendayagunaan tenaga keperawatan serta
pemeliharaan peralatan

6.3 Nama Jabatan: Ketua Tim


Secara struktural, ketua tim Perinatologi bertanggung jawab kepada Kepala Ruang
Perinatologi dan Kepala Sub Bidang Keperawatan.
6.3.1 Fungsi
Menetapkan dan melaksanakan rencana asuhan keperawatan pasien sesuai dengan
SAK (Standar Asuhan Keperawatan) dan SPO (Standar Prosedur Operasional)
6.3.2 Persyaratan dan Kualifikasi
1. Pendidikan:
- Ners atau D-3 keperawatan
2. Pelatihan:
- Sertifikat Pelatihan Dasar Intensif
- Sertifikat Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
- Sertifikat Pelatihan Resusitasi neonates
- Sertifikat Pelatihan Metode Kanguru
- Sertifikat Pelatihan PPI
- Sertifikat Pelatihan Pasien Safety
6.3.3 Uraian Tugas
1. Minimal Perawat Klinis II (PK II) dan pengalaman kerja minimal 3 tahun serta
bertugas pada pagi hari
2. Bersama anggota tim menerima operan tugas jaga dari anggota tim yang tugas
malam
3. Bersama anggota tim melakukan konfirmasi/supervisi tentang kondisi pasien
segera setelah selesai operan tugas jaga setiap pasien
4. Bersama anggota tim melakukan tadarus Qur’an sebelum melakukan operan shift
5. Bersama anggota tim melakukan do’a bersama dan zikir pagi sebagai awal dan
akhir tugas, dilakukan setelah selesai operan tugas jaga malam
6. Melakukan pre conference dengan semua anggota tim yang ada dalam grupnya
pada setiap awal dinas pagi
7. Membagi tugas/pasien kepada anggota tim sesuai kemampuan dan beban kerja
8. Melakukan pengkajian, menetapkan masalah/diagnosa dan perencanaan
keperawatan kepada semua pasien yang menjadi tanggung-jawabnya dan dicatat
pada rekam medis
9. Memonitor dan membimbing tugas anggota tim
10. Membantu tugas anggota tim untuk kelancanaran pelaksanaan asuhan pasien
11. Mengoreksi, merevisi dan melengkapi catatan askep yang dilakukan oleh anggota
tim yang ada di bawah tanggungjawabnya
12. Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang ada dalam
perencanaan asuhan keperawatan dan dicatat dalam rekam medis
13. Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan menerima laporan akhir
tugas jaga pada anggota tim untuk persiapan operan tugas jaga berikutnya.
14. Mendampingi anggota tim dalam operan tugas jaga kepada anggota tim yang tugas
jaga berikutnya
15. Memperkenalkan anggota tim yang ada dalam satu grupyang akan merawat selama
pasien dirawat
16. Mendelegasikan tugas kepada anggota tim pada S/M/HL
17. Melaksanakan pendelegasian tugas kepada anggota tim ruangan bila tidak bertugas
18. Menyelenggarakan diskusi kasus/conference dengan dokter / tim kes. Lain setiap
minggu sekali
19. Menyelenggarakan diskusi kasus/conference dalam pertemuan rutin keperawatan
diruangan minimal sebulan sekali
20. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

6.4 Nama Jabatan: Perawat Pemberi Asuhan


Secara struktural, perawat pemberi asuhan Perinatologi bertanggung jawab kepada
ketua tim perinatologi dan berkoordinasi dengan Kepala Ruang Instalasi NICU dan Kepala
Sub Bidang Keperawatan.
6.4.1 Fungsi
Melaksanakan Asuhan Keperawatan pasien sesuai dengan SAK (Standar Asuhan
Keperawatan) dan SPO (Standar Prosedur Operasional)
6.4.2 Persyaratan dan Kualifikasi
Ners, D-3 Keperawatan, atau D3 Kebidanan
6.4.3 Uraian Tugas
1. Melakukan asuhan keperawatan terhadap bayi yang masuk ruangan NICU
yang meliputi: pengkajian, masalah, perencanana, implementasi dan evaluasi
2. Melakukan pelayanan Syariah dalam memberikan asuhan keperawatan
3. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan pasien
4. Melaksanakan tadarus Al-Qur’an sebelum operan shift
5. Melaksanakan doa dan zikir pagi bersama rekan satu tim
6. Melakukan tindakan pengobatan sesuai advice dokter
7. Melakukan tindakan resusitasi pada bayi dalam keadaan gawat darurat
8. Memantau dan menilai kondisi pasien, selanjutnya melaporkan kepada dokter
yang merawat dan melakukan tindakan tepat berdasar hasil pemantauan dan
konsultasi tersebut
9. Mendampingi dan mengantar pasien yang akan dirujuk
10. Menyiapkan pasien yang akan dilakukan pemeriksaan laboratorium, radiologi,
fisioterapi
11. Membuat laporan tiap shift jaga
12. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap
pakai
13. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik dengan rekan kerja
maupun dengan keluarga pasien sehingga tercipta ketenangan
14. Mengikuti visite dokter kemudian melaksanakan instruksi tersebut
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Neonatal Intensive Instalasi Gawat Intensive Cardiac


Laundry
Care Unit (NICU) Darurat (IGD) Care Unit (ICCU)

Instalasi Kebidanan Operator/Customer


dan Kandungan Service

Instalasi Rawat Jalan Instalasi Bedah


1. (IRJ) Sentral (IBS)

Perinatologi
Teknisi Logistik Umum

Farmasi
Rekam Medik

Gizi
Supir Ambulance

Radiologi Pendaftaran Kasir Laboratorium


Keterkaitan Hubungan Kerja Perinatologi RSU Mitra Medika Premiere dengan unit
lainnya adalah:
1. Farmasi
Kebutuhan obat dan alat medis di Perinatologi, diperoleh dari bagian logistik farmasi
dengan prosedur permintaan sesuai SPO.
2. Logistik Umum
Kebutuhan alat-alat rumah tangga dan alat tulis kantor di Perinatologi, diperoleh dari
logistik umum dengan prosedur permintaan sesuai dengan SPO.
3. Instalasi Bedah Sentral
Pasien kamar bedah yang memerlukan perawatan Perinatologi, menghubungi
ruangan untuk menyiapkan peralatan dan pasien dengan kasus rujukan kebidanan
yang memerlukan tindakan operatif
4. Laboratorium
Pasien Perinatologi yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium akan dibuatkan
formulir permintaan laboratorium oleh dokter dan formulir diserahkan kepada
petugas laboratorium oleh perawat Perinatologi
5. Umum/Tehnisi
Kerusakan alat medis dan non medis di Perinatologi akan dilaporkan dan diajukan
perbaikan ke bagian umum dengan prosedur permintaan perbaikan sesuai dengan
SPO yang berlaku.
6. Rekam Medis
Pasien yang dirawat di Perinatologi, status medis pasien, dan yang sudah
selesai/meninggal/Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS), status medis pasien
diminta kembali ke bagian rekam medis oleh petugas administrasi
7. Radiologi
Pasien Perinatologi yang membutuhkan pemeriksaan radiologi, akan dibuatkan
formulir permintaan pemeriksaan radiologi oleh dokter, dan formulir diserahkan ke
petugas radiologi oleh perawat Perinatologi (prosedur pemeriksaan radiologi pasien
Perinatologi sesuai SPO terlampir).
8. Operator
Apabila pasien Perinatologi membutuhkan sambungan telepon ke RS lain, kita
menghubungi operator untuk disambungkan.
9. Kasir
Pasien yang pulang, Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS)/meninggal akan
diantar ke bagian kasir untuk menyelesaikan administrasi.
10. Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

Pasien Perinatologi yang pindah ke NICU, dibuatkan tranfer pasien, dan kita
menelpon ruangan sesuai dengaan jaminan pasien.
11. IGD
Apabila ada pasien dari IGD yang memerlukan perawatan intensif, maka pasien akan
dibuatkan surat pengantar rawat Perinatologi oleh dokter, penanggung
jawab/keluarga pasien dianjurkan ke bagian pendaftaran, setelah penanggung
jawab/keluarga pasien menandatangani surat persetujuan rawat Perinatologi, maka
pasien diantar oleh perawat IGD ke ruang Perinatologi
12. Umum/Supir
Pasien Perinatologi yang memerlukan rujukan ke RS lain atau meninggal dapat
menggunakan ambulance RSU Mitra Medika Premiere bila keadaan memungkinkan
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

8.1 Kualifikasi Tenaga


Kualifikasi
No Nama Jabatan Jumlah
Pendidikan Kompetensi
1. Kepala Ruang - D3 1. Memiliki STR
Keperawatan/ 2. Managemen bangsal
yang memiliki 3. Dasar Intensif
pengalaman 4. Managemen mutu
kerja minimal 5 keperawatan
tahun 5. Resusitasi neonatus 1
- Ners yang 6. Metode Kanguru
memiliki 7. Dasar Intensif
pengalaman kerja 8. BHD
minimal 3 tahun 9. PPI
10. Pasien Safety
3. Ketua Tim Ners atau D-3 1. Memiliki STR
keperawatan 2. Managemen bangsal
dengan 3. Resusitasi neonatus
pengalaman 4. Metode Kanguru
4
minimal 2 tahun 5. Dasar Intensif
6. BHD
7. PPI
8. Pasien Safety
4. Perawat Ners, D-3 1. Memiliki STR
Pemberi Asuhan Keperawatan, 2. Managemen bangsal
atau D3 3. Resusitasi neonatus
Kebidanan 4. Metode Kanguru
4
5. Dasar Intensif
6. BHD
7. PPI
8. Pasien Safety
8.2 Pola Ketenagaan
Tenaga yang terlibat di Perinatologi Ruang RSU Mitra Medika Premiere yang
menyelenggarakan sesuai kompetensi dan kewenenangan yang diatur oleh Rumah Sakit
sesuai klasifikasi pelayanan Perinatologi yang dimiliki yaitu, mengacu pada jumlah
kapasitas ruang Perinatologi 6 TT (inkubator) menurut Depkes RI (2005)
 BOR 60%
(B = 6 x 60% = 3,6= 4 pasien/hari)
1. Rata – rata jumlah 4 pasien/hari
2. Hari Libur Nasional = 16 hari, Hari Minggu = 53 hari, Cuti = 12 hari
Jumlah hari kerja efektif = (365 – (16 + 53 + 12) = 284 hari
3. Rata – rata jam perawatan perhari 8 jam

No Kategori Rata- rata pasien / Jumlah jam Jumlah jam


hari perawatan/ hari perawatan / hari

1 Askep total 4 8 32

Maka penghitungan kebutuhan perawat di Instalasi perawatan intensif sebagai


berikut:
Langkah 1:

= 32 : 7 = 4,5= 5 orang

Langkah 2:

53 + 12 + 16
= x 5 = 1,4 = 1 orang
284

Langkah 3: Tugas non keperawatan = 25%


Tugas non keperawatan = 25%
Jumlah tenaga perawat + loss day x 25% = (5 + 1) x 25 % = 1,5 = 2 orang
Langkah 4:
Tenaga yang tersedia + faktor koreksi = 5 + (1 + 2) = 8 orang

Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 9 orang, termasuk kepala ruangan. Jumlah
yang tersedia saat ini adalah 4 orang, termasuk kepala ruangan. Jadi, kekurangan jumlah
tenaga yang dibutuhkan adalah 5 orang.

 BOR 80%
(B = 6 x 80% = 4,8= 5 pasien/hari)
1. Rata – rata jumlah 5 pasien/hari
2. Hari Libur Nasional = 16 hari, Hari Minggu = 53 hari, Cuti = 12 hari
Jumlah hari kerja efektif = (365 – (16 + 53 + 12) = 284 hari
3. Rata – rata jam perawatan perhari 8 jam

No Kategori Rata- rata pasien / Jumlah jam Jumlah jam


hari perawatan/ hari perawatan / hari

1 Askep total 5 8 40

Maka penghitungan kebutuhan perawat di Instalasi perawatan intensif sebagai


berikut:
Langkah 1:

= 40 : 7 = 5,7= 6 orang

Langkah 2:

53 + 12 + 16
= x 6 = 1,7= 2 orang
284

Langkah 3: Tugas non keperawatan = 25%


Tugas non keperawatan = 25%
Jumlah tenaga perawat + loss day x 25% = (6 + 2) x 25 % = 2 orang
Langkah 4:

Tenaga yang tersedia + faktor koreksi = 6 + (2 + 2) = 10 orang

Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 11 orang, termasuk kepala ruangan. Jumlah
yang tersedia saat ini adalah 4 orang, termasuk kepala ruangan. Jadi, kekurangan jumlah
tenaga yang dibutuhkan adalah 7 orang.

 BOR 100%
(B = 6 x 100% = 6 pasien/hari)
1. Rata – rata jumlah 6 pasien/hari
2. Hari Libur Nasional = 16 hari, Hari Minggu = 53 hari, Cuti = 12 hari
Jumlah hari kerja efektif = (365 – (16 + 53 + 12) = 284 hari
3. Rata – rata jam perawatan perhari 8 jam

No Kategori Rata- rata pasien / Jumlah jam Jumlah jam


hari perawatan/ hari perawatan / hari

1 Askep total 6 8 48

Maka penghitungan kebutuhan perawat di Instalasi perawatan intensif sebagai


berikut:
Langkah 1:

= 48 : 7 = 6,8 = 7 orang

Langkah 2:

53 + 12 + 16
= x 7 = 1,9= 2 orang
284

Langkah 3: Tugas non keperawatan = 25%


Tugas non keperawatan = 25%
Jumlah tenaga perawat + loss day x 25% = (7 + 2) x 25 % = 2,25= 2 orang
Langkah 4:

Tenaga yang tersedia + faktor koreksi = 7 + (2 + 2) = 11 orang

Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 12 orang, termasuk kepala ruangan. Jumlah
yang tersedia saat ini adalah 4 orang, termasuk kepala ruangan. Jadi, kekurangan jumlah
tenaga yang dibutuhkan adalah 8 orang.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Dalam upaya menyediakan sumber daya insani yang kompeten, salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan menyelenggarakan program orientasi pegawai
baru. Orientasi pegawai baru merupakan kegiatan penting dalam proses penempatan
pegawai pada unit kerja di lingkungan RSU Mitra Medika Premiere. Pada masa
orientasi inilah peserta orientasi akan dapat memahami hal-hal yang ada dalam
penyelenggaraan pelayanan rumah sakit seperti visi dan misi, budaya kerja, kebijakan
dan prosedur kerja, deskripsi produk dan jasa yang dihasilkan, struktur, wewenang dan
tanggungjawab serta hal-hal lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pelayanan.
9.1 Tujuan
Tujuan dilakukannya kegiatan orientasi adalah:
1. Memberikan kesempatan bagi pegawai baru dan atau peserta didik dalam usaha
mengenal dan penyesuaian terhadap organisasi rumah sakit dan menumbuhkan
perasaan positif dan menyenangkan dalam pekerjaan baru
2. Memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai konsep syariah yang
dijalankan di RSU Mitra Medika Premiere
3. Memberikan pemahaman dan pengetahuan yang cukup berkaitan dengan
organisasi Perinatologi
4. Memberikan pemahaman berkaitan dengan peraturan yang berlaku di
Perinatologi
5. Memberikan bekal awal dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan wewenang
6. Mengetahui, memahami dan mampu berhubungan dengan bagian atau unit lain
yang terkait
7. Membantu pegawai baru menjadi pegawai yang profesional dalam bidang
pekerjaannya
9.2 Penanggung Jawab
Penanggung jawab kegiatan orientasi adalah KoordinatorPerawat/Kepala Ruang
Perinatologi yang dalam pelaksanaan kegiatannya berkoordinasi dengan petugas
lainnya yang terkait
9.3 Sasaran
Semua tenaga medis dan keperawatan yang akan mulai bertugas di ruangan
Perinatologi
9.4 Metode
1. Materi
a. Pedoman Pengorganisasian Perinatologi
b. Pedoman Pelayanan Perinatologi
c. Pedoman Pelayanan Syariah Perinatologi
d. Program PMKP Perinatologi
e. Kebijakan dan SPO Perinatologi
f. Observasi lapangan dan praktek Perinatologi
2. Tanya jawab
3. Bimbingan
4. Observasi lapangan
5. Praktek di lokasi kerja

2. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan orientasi diatur sesuai jadwal peserta orientasi

3. Penilaian
Penilaian kepada peserta orientasi pegawai baru dilaksanakan oleh
KoordinatorPerawat/Kepala Ruang Perinatologi setiap bulan dan atau pada akhir
pelaksanaan orientasi
BAB X
PERTEMUA/RAPAT

9.1 Rapat Rutin


Rapat Rutin diselenggarakan pada:
Waktu : Setiap sebulan sekali
Jam : Situasional
Tempat : Ruang Perinatologi
Peserta : Kepala Ruangan, Ketua Tim, Perawat Pelaksana
Materi :
1. Evaluasi kinerja Unit
2. Evaluasi SDI ruangan Perinatologi
3. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan pelayanan Asuhan
Keperawatan
4. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan materi-materi Syariah
yang diterapkan
5. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDI unit Ruangan
Perinatologi
6. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja pelayanan
Ruangan Perinatologi
Kelengkapan rapat meliputi undangan, daftar hadir, notulen rapat,
laporan/rekomendasi.

9.2 Rapat Insidentil


Rapat Insidentil diselenggarakan pada:
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
dibahas dan diselesaikan segera
Jam : Sesuai undangan
Tempat : Ruang Perinatologi
Peserta : Koordinator Unit-Unit
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas
Kelengkapan rapat meliputi undangan, daftar hadir, notulen rapat,
laporan/rekomendasi.
BAB XI
PELAPORAN
11.1 Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan
segala bentuk kegiatan pelayanan yang terkait dengan pemberian pelayanan di Instalasi
Perawatan Intensif.

11.2 Jenis Pelaporan


Laporan dibuat oleh Kepala Perinatologi, yang terdiri dari:
a. Laporan Harian
 Laporan keluar dan masuknya pasien serta pelayanan yang terjadi di
Perinatologi
 Laporan penundaan tindakan radiologi dan pemeriksaan laboratorium
b. Laporan Bulanan
 Laporan Ketenagaan
1. Jumlah tenaga yang tersedia
2. Jumlah penambahan tenaga per bulan
 Laporan Inventaris Perinatologi
1. Jumlah inventaris yang tersedia
2. Jumlah inventaris dalam kondisi baik dan rusak
3. Jumlah inventaris yang tambah
 Laporan Kegiatan Perinatologi
1. Jumlah pasien di Perinatologi
2. Jumlah pasien yang pindah ke NICU
3. Jumlah pasien yang PAPS
4. Jumlah pasien yang dirujuk
5. Jumlah pasien yang meninggal/exit
 10 diagnosa terbanyak di Perinatologi
 Kejadian code blue dan code red
 Penggunaan Narkotika dan Psikotropika
 Pasien komplain
 Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Perinatologi
 Insiden Keselamatan Pasien
 Insiden Kesehatan Kecelakaan Kerja
 Kendala di Perinatologi
 Pelaksanaan Kegiatan Syariah di ruangan NICU
c. Laporan Tahunan
 Laporan kegiatan di Instalasi Perawatan Intensif
 Laporan program kerja di Instalasi Perawatan Intensif
 Laporan indikator mutu
PEDOMAN PELAYANAN UNIT
PERINATOLOGI

MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, kita masih diberi kesehatan dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan
pelayanan yang berkualitas dan mampu menjalaninya dengan dedikasi tinggi. Shalawat
beriring salam, kita hadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang dan mengenal
pendidikan.
RSU. Mitra Medika Premiere merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
memiliki beberapa pelayanan yang dapat diunggulkan, salah satunya adalah pelayanan
Perinatologi. Untuk dapat melaksanakan pelayanan tersebut, maka diperlukan pedoman
dalam pelayanan pada ruangan Perinatologi. Diharapkan dengan adanya pedoman
pelayanan ini, dapat diimplementasikan dengan baik, sehingga dapat memberikan
pelayanan yang terbaik dan berbasis syariah.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dengan banyaknya pelayanan rumah sakit yang ada sekarang ini dan
berkembangnya pelayanan kesehatan saat ini serta semakin banyaknya pelayanan
kesehatan yang tersedia bagi masyarakat, diperlukan suatu peningkatan pelayanan
kesehatan agar dapat bersaing dalam memberikan pelayanan yang bermutu, salah
satunya dengan adanya ruang Perinatologi yang merupakan salah satu bagian pelayanan
kesehatan yang harus bisa memberikan tindakan medis yang aman, efektif dengan
memberdayakan Sumber Daya Insani berbasis Syariah, yang kompeten dan profesional
dalam menggunakan peralatan, obat-obatan yang sesuai dengan standar terapi.
Pelayanan di Ruang Perinatologi meliputi: Perawatan BBLR, Makrosemia,
ikterus, bayi dengan masalah minum/muntah, bayi yang lahir dengan infeksi intra
uterin, bayi yang lahir dengan tindakan vakum ekstraksi, forceps ekstraksi, Sectio
Caesarea dan bayi dengan kelahiran sungsang yang bermasalah/sulit serta bayi dengan
masalah yang belum memerlukan perawatan intensif. Dalam rangka menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tersebut di atas, maka disusunlah pedoman pelayanan Ruang
Perinatologi. Pedoman ini adalah pedoman minimal dan dapat dikembangkan kapanpun
seiring dengan kemajuan teknologi di bidang kesehatan.
Untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang optimal bagi neonatus
dan keluarganya, maka perlu adanya suatu standarisasi pelayanan keperawatan neonatus
di sarana kesehatan. Dan RSU Mitra Medika Premiere memfasilitasi pelayanan asuhan
yang berbasis nilai-nilai Syariah di lingkungan rumah sakit.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanan di Ruang Perinatologi
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Memiliki standar ketenagaan di Ruang Perinatologi
b. Memiliki standar fasilitas di Ruang Perinatologi
c. Memiliki tata laksana di Ruang Perinatologi
d. Memiliki standar logistik di Ruang Perinatologi
e. Memiliki standar keselamatan pasien di Ruang Perinatologi
f. Memiliki standar keselamatan kerja di Ruang Perinatologi
g. Memiliki standar pengendalian mutu di Ruang Perinatologi

1.3 SASARAN PEDOMAN


a. Pengelola pelayanan kesehatan di sarana kesehatan, seperti puskesmas, klinik
bersalin, rumah sakit, dan lain-lain
b. Tenaga keperawatan yang bertugas di unit pelayanan neonatus disarana
kesehatan seperti puskesmas, klinik, rumah bersalin, rumah sakit dll.
c. Pengambil keputusan kesehatan ditingkat pusat dan daerah
d. Organisasi profesi kesehatan
e. Institusi pendidikan keperawatan dan pendidikan kesehatan lainnya.

1.4 RUANG LINGKUP PEDOMAN


Ruang Lingkup Pelayanan dan asuhan untuk kasus perinatologi diberikan pada bayi
baru lahir sampai dengan usia 28 hari.

1.5 Batasan Operasional


Batasan Operasional Pelayanan Neonatus yang diberikan di Ruang Perinatologi
Rumah Sakit Umum didasarkan pada 2 (dua) Level, yaitu:
1. Pelayanan Keperawatan Neonatus Level II
Yaitu perawatan neonatus khusus/perawatan bayi sakit sedang dan diharapkan
pulih secara cepat yang memerlukan observasi dan pengobatan yang memiliki
asuhan keperawatan normal.
Kriteria:
a. BBLSR < 1000 gram tanpa komplikasi
b. BBLR < 2500 gram tanpa komplikasi
c. BBL > 4000 gram/makrosomia
d. Gangguan napas ringan sedang
e. Infeksi lokal/infeksi ringan sedang
f. Kelainan bawaan ringan sampai sedang yang bukan keadaan gawat
g. Penyakit komplikasi lain tanpa memerlukan perawatan intensive
2. Pelayanan Keperawatan Neonatus level III
Yaitu perawatan intensif neonatus yang memerlukan pengawasan yang terus
menerus dari Perawat, Dokter dan dukungan fasilitas berteknologi tinggi dengan
Kriteria:
a. Berat badan lahir amat sangat rendah < 1000 gram
b. Nilai apgar 5/10 menit < 3
c. Gangguan napas berat
d. Infeksi berat
e. Meningitis
f. Kejang neonates
g. Kelainan bawaan ringan dengan gawat darurat
h. Bayi baru lahir dengan komplikasi yang memerlukan ventilasi
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1 KUALIFIKASI SDM


Perencanaan Sumber Daya Manusia yaitu proses mengantisipasi dan
menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke luar organisasi. Tujuannya
adalah mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif mungkin sehingga pada
waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan
jabatan. Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan
oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi.
Adapun kualifikasi sumber daya manusia di Ruangan NICU RSU. Mitra Medika
Premiere adalah sebagai berikut:
No Nama Jabatan Kualifikasi
.
1. Kepala Ruangan 1. Pendidikan Ners dengan atau D-3 Keperawatan
Perinatologi 2. Pengalaman kerja minimal 3 tahun (Ners) atau minimal
5 tahun (D3 Keperawatan)
3. Mendapat pelatihan:
a. Manajemen Bangsal dan Manajemen Keperawatan
b. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) termasuk
resusitasi bayi dan bersertifikat
c. Pelatihan BTCLS
3. Ketua Tim 1. Pendidikan Ners atau D-3 keperawatan
Perinatologi 2. Pengalaman kerja minimal 2 tahun
3. Mendapat pelatihan:
a. Managemen bangsal
b. Resusitasi neonates
c. PONEK
d. Metode Kanguru
e. Dasar Intensif
f. BHD
g. PPI
h. Pasien Safety
4. Perawat Pemberi 1. Pendidikan Ners atau D-3 keperawatan
Asuhan 2. Pengalaman kerja minimal 1 tahun
3. Mendapat pelatihan:
a. Managemen bangsal
b. Resusitasi neonates
c. PONEK
d. Metode Kanguru
e. Dasar Intensif
f. BHD
g. PPI
h. Pasien Safety

2.2 DISTRIBUSI KETENAGAAN


Ketenagaan di ruangan Perinatologi RSU. Mitra Medika Premiere sesuai
dengan stuktur organisasi yang terdiri dari kepala ruangan Perinatologi, ketua tim
Perinatologi, dan perawat pemberi asuhan dengan pola pengaturan ketenagaan sebagai
berikut:
1. Koordinator Ruang
Koordinator Ruang berkerja non shift dari 08.00 s/d 16.00 WIB
2. Pelaksana Fungsional
Pelaksana fungsional dibagi menjadi 3 shift, yaitu :
 Shift pagi bekerja dari ukul 07.30 s/d 14.30 WIB
 Shift siang bekerja dari pukul 14.30 s/d 20.30 WIB
 Shift malam bekerja dari pukul 19.30 s/d 07.30 WIB

a. Dinas pagi Petugas yang berdinas dengan:


1) 1 orang kepala ruangan
2) 1 orang ketua tim
3) 3 orang perawat pemberi asuhan
b. Dinas Sore Petugas yang berdinas dengan kategori:
1) 1 orang ketua tim
2) 3 orang perawat pemberi asuhan
c. Dinas Malam Petugas yang berdinas dengan kategori:
1) 1 orang ketua tim
2) 2 orang perawat pemberi asuhan
Jumlah petugas yang saat ini tersedia belum mencukupi untuk berdinas dengan 1
orang ketua tim dan 3 orang perawat pemberi asuhan. Akan tetapi, jumlah petugas yang
akan disediakan dalam setiap shiftnya adalah 1 orang kepala ruangan (untuk dinas pagi),
1 orang ketua tim dan 1 orang perawat pelaksana setiap shiftnya.

2.3 JADWAL KEGIATAN


Pengaturan jadwal kegiatan tenaga medis dan paramedis di ruangan Perinatologi,
yaitu:
a. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh Kepala Ruangan
dan disetujui oleh Kepala Sub Bidang Keperawatan
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan kepada Ketua
Tim dan Perawat Pemberi Asuhan
c. Untuk perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat mengajukan
permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan
kebutuhan ruangan. Apabila tenaga mencukupi dan berimbang serta tidak
mengganggu pelayanan maka permintaan akan disetujui
d. Setiap shift harus ada perawat penanggung jawab shift/ketua tim dengan syarat dan
kualifikasi yang telah ditetapkan
e. Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, sore, malam dan libur
f. Apabila ada perawat yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat menjalankan
tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka yang bersangkutan harus
memberitahu atasan minimal 4 jam sebelum jam dinas berlangsung untuk dicarikan
pengganti dinasnya tersebut
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1 DENAH RUANGAN

Bayi Bayi Bayi


IV V VI

Bayi III

Bayi II

Bayi I
Nurse Station
Nurse Station
PINTU MASUK

Neonatal Intensive Care Unit


(NICU)
3.2 STANDAR FASILITAS
Ruangan Perinatologi dilengkapi dengan fasilitas, sarana, dan prasarana untuk
terselengaranya kegiatan pelayanan sesuai dengan standar peraturan yang berlaku dan
memungkinkan tenaga medis dan paramedis dapat bekerja dengan nyaman dan aman.
Letak dan sarana ruangan Perinatologi adalah sebagai berikut:
1. Letak ruangan Perinatologi berada di Lantai 15 RSU Mitra Medika Premiere
berdekatan dengan ruangan NICU dan ruangan VK
2. Ruangan Perinatologi mendapatkan penerangan yang cukup dan dilengkapi dengan
6 inkubator
3. Beberapa peralatan yang harus tersedia di ruangan Perinatologi yang biasa
digunakan, yaitu :
a. Inkubator
b. Infant warmer
c. Infus Pump dan Syringe Pump
d. Bilirubinmeter
e. Flow meter Oksigen (dinding)
f. Pulse Oxymetri Portabel
g. Penghangat ASI dan sterilisasi botol susu
h. Timbangan Bayi Secca
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

4.1 LINGKUP KEGIATAN


4.1.1 Kriteria pasien masuk ruang perinatologi
1. Bayi sakit dengan umur bayi 0 – 28 hari dengan berat badan bayi < 2500
gram dan > 4000 gram
2. Umur sampai dengan 30 hari dengan berat badan kurang dari 4000 gram
3. Bayi lahir cukup bulan yang mempunyai masalah / kelainan penyerta
4. Bayi lahir kurang bulan (Premature)
5. Bayi dengan hiperbilirubinemia atau dengan infeksi neonatus
6. Post resusitasi lama (sampai tahap VTP) dan memerlukan monitoring

4.1.2 Kriteria pasien keluar perinatologi


1. Bayi telah menunjukan tanda vital stabil di boks terbuka selama 24-48 jam.
Normalnya, suhu tubuh bayi 36,50C-37,50C, frekuensi peraanapasan 30-40
x/menit, nadi 120-160 x/menit
2. Keberhasilan menyusui sudah mulai tercapai
3. Penambahan berat badan dengan pemberian asupan per oral telah terlihat
4. Semua obat yang diperlukan dapat diberikan per oral
5. Nilai laboratorium telah normal
6. Tingkat aktivitas normal telah tercapai
7. Ibu dan ayah memperlihatkan kemampuan untuk mengasuh neonatus

4.2 METODE
Metode penugasan yang digunakan pada ruangan Perinatologi adalah metode
tim (jika jumlah paramedisnya/perawat tercukupi). Jika paramedis tercukupi, setiap shift
akan dilaksanakan oleh 1 orang ketua tim, dan 3 orang perawat pemberi asuhan.
Dimana, setiap perawat pemberi asuhan menanggungjawabi 2 pasien bayi. Akan tetapi,
untuk saat ini jumlah paramedis yang tersedia 8 orang, sehingga metode tim belum bisa
dijalankan. Setiap shift akan dijalankan oleh 1 orang penanggung jawab shift dan 1
orang perawat pemberi asuhan. Metode penugasan yang bisa digunakan pada saat ini
adalah metode fungsional. Pada metode fungsional ini, pemberian asuhan keperawatan
ditekankan pada penyelesaian tugas atau prosedur. Setiap perawat diberi satu tugas
untuk dilaksanakan kepada semua pasien di satu ruangan.

4.3 LANGKAH KEGIATAN


a. Prosedur penerimaan pasien
1. Persiapan alat:
 Menghidupkan incubator
 Menyiapkan oksigen k/p
 Menyiapkan timbangan bayi, termometer, stetoskop, pita ukur, pulse
oxymetri, perangkat pertolongan darurat, perangkat pemberian infus, cairan
desinfektan
 Menyiapkan alat tenun
2. Perlengkapan administrasi, antara lain : formulir persetujuan perawatan ruang
perinatologi, buku register, dan lembar catatan perawatan
b. Langkah-langkah:
 Pasien datang ke ruangan disertai status
 Memberikan salam, menyebutkan nama petugas
 Melakukan kebersihan tangan procedural perina
 Membaringkan bayi ditempat tidur periksa/infant warmer
 Memeriksa identitas bayi sesuai data: tanda pengenal (gelang biru untuk jenis
kelamin laki-laki dan gelang pink untuk jenis kelamin perempuan) , nama, jenis
kelamin, tanggal lahir, nomor register bayi, nama ibu dan ayah (orang tua),
alamat orang tua
 Memberikan identifikasi warna kuning resiko pasien jatuh
 Operan pasien kepada petugas yang mengantar pasien dan meneliti kelengkapan
catatan medis (status medis bayi), obat-obatan. Apabila ada data yang kurang
jelas atau tidak sesuai, segera tanyakan pada perawat/petugas yang mengantar
 Memeriksa fisik bayi secara lengkap
 Tempatkan bayi di dalam incubator atau boks bayi sesuai dengan berat badan
dan kondisi klinisnya dalam posisi yang nyaman sesuai kebutuhan
 Memberikan penjelasan kepada orang tua/keluarga mengenai: nama petugas
yang jaga dinas dan dokter DPJP, orientasi ruangan kepada keluarga pasien, tata
tertib rumah sakit, antara lain: waktu kunjungan dan ketentuan peraturan
administrasi yang berlaku, keadaan fisik bayi secara keseluruhan (terutama
mengenai kecacatan), tindakan-tindakan yang akan dilakukan
 Memberikan formulir persetujuan perawatan ruang perinatalogi untuk diisi dan
ditandatangani keluarga
 Mengobservasi bayi mengenai keadaan umum (tanda-tanda vital) dan warna
kulit setiap 30 menit sampai 1 jam sekali, sampai keadaanya stabil, setelah itu
cek 4 jam sekali
 Mencatat identitas bayi dalam buku register ruangan dan keadaan umum bayi
dalam catatan perawatan
 Melaksanakan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi
sampai keadaanya stabil, setelah itu cek 4 jam sekali
 Mencatat identitas bayi dalam buku register ruangan dan keadaan umum bayi
dalam catatan perawatan
 Melaksanakan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi.
BAB V
LOGISTIK

Daftar peralatan/ inventaris yang terdapat di ruangan Perinatologi adalah sebagai


berikut:
1. Alat-Alat Medis dan Non Medis
Nama Alat/Barang
No. Jumlah
a. Alat-alat Medis
1. Inkubator 6
2. Infant Warmer 1
3. Pulse Oxymetri Portable (anak/bayi) gelang 1
4. Stetoscope Bayi 1
5. Pen Light 1
6. Bag Valve Mask (Ambu Bag) 6
7. Nebulizer Bayi 1
8. Infus Pump 6
9. Syringe Pump 6
10. Vein Viewer 1
11. Torniquet Bayi 1
12. Temperatur Digital 2
13. Kom Stainless Sedang 5
14. Blue Light PhotoTherapy Neonatus 1
15. Bilirubinmeter 1
16. Flow meter suction neonatus (Dinding) 6
17. Flowmeter Oksigen (Dinding) 6
18. Meja Instrument 1
19. Trolly Obat 1
20. Reflex Hammer 1
b. Alat-alat Non Medis
1. Kursi Kerja Beroda 4
2. Telepon 1
3. Handphone Android 1
4. Kulkas Obat Mini (Showcase) 1
5. Penghangat Susu 1
6. Sterilisasi Botol Susu 1
7. Dispenser 1
8. Timbangan Bayi Secca 1
9. Handrub & Bracket 1
10. Lemari Alat 1
11. Lemari Berkas 1
12. Lemari Linen Bersih 1
13. Tong Sampah Infeksius 1
14. Tong Sampah Noninfeksius 1
15. Safety Box 1
16. Tong Linen Tercemar 1
17. Tong Linen Tidak Tercemar 1
18. Troli Tindakan 1
19. Meja Pasien 3
20. Timbangan Pampers 1
24. Komputer 2
25. Jam Dinding 1
26. Alat Tulis Kantor 1

2. Alat-Alat Tulis Kantor


No Nama Barang Jumlah
1. Paper Punch 1
2. Kalkulkator 1
3. Buku Tulis 1
4. Buku Ekspedisi 3
5. Penggaris 1
6. Gunting Kertas 1
7. Hecter 1
8. Pulpen 3
9. Anak Hecter 1
10. Lem Kertas 1
11. Kulkas Obat Mini 1
12. Lemari Berkas 1
13. Telepon 1
14. Pensil 1
15. Penghapus 1
16. Rautan 1
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

6.1 Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau
situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit,
cidera, cacat, kematian, dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.

6.2 Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Selain itu, sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar
tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas
rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan di
rumah sakit, dan terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.

6.3 Standar Keselamatan dan Hak Pasien


Standar keselamatan dan hak pasien meliputi:
1. Hak pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya insiden

2. Mendidik pasien dan keluarga


Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien

3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan


Rumah Sakit menjamin keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan

4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program


peningkatan keselamatan pasien
Rumah sakit harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis
secara intensif insiden, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja
serta keselamatan pasien

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien


Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien
secara terintegrasi dalam organisasi

6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien


Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap
jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien


Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal

6.4 Sasaran Keselamatan Pasien


Sasaran keselamatan pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut:
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
5.4 Tata Laksana Keselamatan Pasien di Ruangan Perinatologi
Tata laksana keselamatan pasien yang dilakukan diruangan Perinatologi, antara
lain:
1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dalam pelayanan keperawatan
2. Terdapat perawat yang memahami mengenai keselamatan pasien
3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun keperawatan
sehingga meminimalkan terjadinya kejadian yang tidak diharapkan (KTD)
4. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa status maupun
gelang identitas
5. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien seperti sterilitas alat,
tabung oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll
6. Sebelum dan sesudah kontak dengan lingkungan pasien petuga melakukan
kebersihan tangan procedural
7. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana
8. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu:
 Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien
 Insidens pasien jatuh
 Insidens kejadian infus blong
 Insidens kesalahan pemberian obat
 Insidens kesalahan cara pemberian obat
 Insidens kesalahan persiapan operasi
 Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang
9. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

7.1 Pengertian
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya untuk memberikan keselamatan
dan peningkatan derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan penyakit dan
kecelakaan akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini Kepala Instalasi Ruangan NICU dan
perlindungan terhadap Rumah Sakit. Oleh karena itu, maka jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas pegawai dan
rumah sakit.
Pemerintah berkepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan semua usaha-
usaha masyarakat. Pemerintah berkepentingan melindungi masyarakatnya termasuk
para pegawai dari bahaya kerja.

7.2 Tujuan
Pemerintah mengatur dan mengawasi pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja yaitu pada Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yang
dimaksudkan untuk menjamin:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial, dan psikologis
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya seselektif
mungkin
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi apabila:
1. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau peralatan sudah tua
2. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas
atau terlalu dingin
4. Tidak tersedia alat-alat pengaman
5. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain-
lain

7.3 Prosedur Keselamatan Kerja


Prosedur keselamatan kerja yang dilakukan meliputi:
1. Prosedur Pemakaian APD
2. Prosedur Penaggulangan Kebakaran
3. Prosedur Penanggulangan Bencana
4. Prosedur Pelaporan Incident Report
5. Prosedur Penanganan Tumpahan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
7.4 Prinsip Keselamatan Kerja
Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi,
yaitu :
a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi
b. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas kaki
tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen
pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll
c. Melakukan SPO yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur yang
ada, misalkan memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang infus, dll
d. Melakukan kebersihan tangan dengan cairan antiseptik sebelum dan sesudah
menangani pasien
e. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius
f. Menggunakan baju kerja yang bersih.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

8.1 Upaya Peningkatan Mutu Keperawatan


Upaya untuk menjamin mutu pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan di RSU
bidang keperawatan membuat Program Pengendalian dan Peningkatan Mutu sebagai
pedoman dalam melaksanakan kegiatan pengendalian dan peningkatan mutu tersebut.
Perumusan dan penyusunan kebijakan pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan
keperawatan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi melalui masukan dari seluruh jajaran
dan staf keperawatan yang terlibat dan berdasarkan hasil evaluasi kinerja bidang
keperawatan secara periodik yang kemudian ditindaklanjuti untuk dilaporkan kepada
Direksi. Kegiatan dalam upaya pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan
keperawatan, dapat dilakukan melaui :
1. Audit Keperawatan
Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien. Hal ini cukup penting karena
kekurangan dalam pelayanan keperawatan dapat mengancam jiwa dan kehilangan
nyawa klien. Langkah-langkah dalam melaksanakan audit keperawatan
a. Menentukan masalah tertentu untuk dipelajari dan diulas
b. Menentukan kriteria atau standar profesi yang jelas, obyektif dan rinci
c. Mempelajari catatan keperawatan dan catatan medik
Para perawat mempelajari kasus yang tidak memenuhi kriteria, dianalisis,
didiskusikan kemungkinan penyebabnya
d. Membuat rekomendasi penanganan kasus yang tidak memenuhi kriteria
e. Membuka lagi topik yang sama di lain waktu, misalnya setelah 6 bulan
kemudian, untuk menilai dan meyakinkan bahwa kelemahan/kekurangan yang
diidentifikasi telah diperbaiki dan tidak diulang kembali
f. Perlu dipastikan bahwa audit keperawatan ini bukan acara pengadilan dari
kekurangan pelayanan yang ada tetapi bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
g. Audit keperawatan paling tidak dilakukan sebulan sekali membahas tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan di RSU.
2. Ronde Keperawatan
Merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilakukan oleh perawat dengan melibatkan pasien, perawat,
kepala perawat dan seluruh anggota tim. Ronde Keperawatan minimal dilakukan 2x
setahun di ruang perawatan rawat inap/rawat jalan.

3. Survey Kepuasan Pasien.


Suatu kegiatan untuk mendapatkan masukan dari pasien atau keluarga mengenai
kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan melalui
pengisian angket oleh pasien atau keluarga pasien.

8.2 Monitoring dan Evaluasi Mutu Keperawatan


Monitoring terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan oleh seluruh
pengelola keperawatan termasuk kepala perawat di unit pelayanan masing-masing.
Upaya perbaikan yang berkaitan dengan mutu keperawatan akan dilakukan secara terus
menerus di unit pelayanan. Sedangkan evaluasi akan dilakukan setahun sekali oleh
Manager Keperawatan.
BAB IX
PENUTUP

Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat memberikan


kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Upaya tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat secara mandiri maupun kolaborasi,
untuk mencapai tujuan bersama yaitu pencegahan penyakit dan kecacatan, perawatan
pada gangguan kesehatan, peningkatan ke arah kondisi kesehatan yang optimal bagi
individu, kelompok dan masyarakat. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta tuntunan dan harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap
kualitas pelayanan, maka pelayanan keperawatan harus senantiasa dinamis dan selalu
memperbaiki diri dari waktu ke waktu, untuk memberikan kualitas pelayanan bagi
masyarakat pengguna jasa.
Untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas diperlukan
perbaikan secara terus menerus di area pelayanan keperawatan. Dengan adanya
pedoman pelayanan akan membantu perawat/bidan di RSU dalam melakukan asuhan
keperawatan menjadi lebih baik. Masukan dan saran dari semua pihak sangat
dibutuhkan untuk peningkatan kualitas yang lebih baik. Karena dengan masukan maka
tim keperawatan akan melakukan perbaikan dalam membaerikan pelayanan
keperawatan.

PANDUAN PELAYANAN UNIT


PERINATOLOGI
MEDAN
2021

BAB I
DEFINISI

Perinatologi merupakan fasilitas rawat inap yang disediakan khusus untuk pasien
bayi baru lahir sampai usia 28 hari yang memiliki masalah kesehatan. Sedangkan untuk
bayi baru lahir yang sehat, dirawat terpisah di ruang bayi sehat. Keadaan bayi baru lahir
dipengaruhi oleh banyak hal sejak didalam kandungan ibunya, selama proses persalinan
dan setelah kelahiran. Beberapa masalah dapat terjadi pada bayi baru lahir sehingga
memerlukan penanganan dan perawatan khusus agar bayi dapat diselamatkan dan
mempunyai kualitas hidup yang baik. Kriteria bayi yang membutuhkan perawatan
khusus adalah bayi lahir cukup bulan yang mempunyai masalah/kelainan penyerta, bayi
lahir dari ibu yeng mempunyai masalah kesehatan, bayi lahir kurang bulan (prematur),
dan bayi dengan hiperbilirubin atau dengan infeksi neonatus.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup perinatologi meliputi:


1. Pelayanan Keperawatan Neonatus level II
Yaitu perawatan neonatus khusus/perawatan bayi sakit sedang dan diharapkan
pulih secara cepat yang memerlukan observasi dan pengobatan yang memiliki
asuhan keperawatan normal.
Kriteria:
a. BBLSR < 1000 gram tanpa komplikasi
b. BBLR < 2500 gram tanpa komplikasi
c. BBL > 4000 gram/makrosomia
d. Gangguan napas ringan sedang
e. Infeksi lokal/infeksi ringan sedang
f. Kelainan bawaan ringan sampai sedang yang bukan keadaan gawat
g. Penyakit komplikasi lain tanpa memerlukan perawatan intensive
2. Pelayanan Keperawatan Neonatus level III
Yaitu perawatan intensif neonatus yang memerlukan pengawasan yang terus
menerus dari Perawat, Dokter dan dukungan fasilitas berteknologi tinggi dengan
Kriteria:
a. Berat badan lahir amat sangat rendah < 1000 gram
b. Nilai apgar 5/10 menit < 3
c. Gangguan napas berat
d. Infeksi berat
e. Meningitis
f. Kejang neonates
g. Kelainan bawaan ringan dengan gawat darurat
h. Bayi baru lahir dengan komplikasi yang memerlukan ventilasi

BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN

1. Prosedur Masuk Perinatologi


Kriteria pasien masuk ruang perinatologi
1. Bayi sakit dengan umur bayi 0 – 28 hari dengan berat badan bayi < 2500 gram
dan > 4000 gram
2. Umur sampai dengan 30 hari dengan berat badan kurang dari 4000 gram
3. Bayi lahir cukup bulan yang mempunyai masalah / kelainan penyerta
4. Bayi lahir kurang bulan (Premature)
5. Bayi dengan hiperbilirubinemia atau dengan infeksi neonatus
6. Post resusitasi lama (sampai tahap VTP) dan memerlukan monitoring

2. Prosedur Keluar Perinatologi


Kriteria pasien keluar perinatologi
1. Bayi telah menunjukan tanda vital stabil di boks terbuka selama 24-48 jam.
Normalnya, suhu tubuh bayi 36,50C-37,50C, frekuensi peraanapasan 30-40
x/menit, nadi 120-160 x/menit
2. Keberhasilan menyusui sudah mulai tercapai
3. Penambahan berat badan dengan pemberian asupan per oral telah terlihat
4. Semua obat yang diperlukan dapat diberikan per oral
5. Nilai laboratorium telah normal
6. Tingkat aktivitas normal telah tercapai
7. Ibu dan ayah memperlihatkan kemampuan untuk mengasuh neonatus

BAB IV
DOKUMENTASI

Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat memberikan


kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Upaya tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat secara mandiri maupun kolaborasi,
untuk mencapai tujuan bersama yaitu pencegahan penyakit dan kecacatan, perawatan
pada gangguan kesehatan, peningkatan ke arah kondisi kesehatan yang optimal bagi
individu, kelompok dan masyarakat. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta tuntunan dan harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap
kualitas pelayanan, maka pelayanan keperawatan harus senantiasa dinamis dan selalu
memperbaiki diri dari waktu ke waktu, untuk memberikan kualitas pelayanan bagi
masyarakat pengguna jasa.
Untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas diperlukan
perbaikan secara terus menerus di area pelayanan keperawatan. Dengan adanya
pedoman pelayanan akan membantu perawat/bidan di RSU dalam melakukan asuhan
keperawatan menjadi lebih baik. Masukan dan saran dari semua pihak sangat
dibutuhkan untuk peningkatan kualitas yang lebih baik. Karena dengan masukan maka
tim keperawatan akan melakukan perbaikan dalam membaerikan pelayanan
keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai